Koefisien Perpindahan Panas di dalam Pipa h Koefisien Pindahan Panas di Luar Pipa h

Gambar 4.2 Sketsa rancangan pipa – pipa superheater. Sehingga jumlah pipa – pipa superheater yang dibutuhkan adalah : 1 096 , 7 + = n = 74 batang dalam satu baris

4.1.1. Koefisien Perpindahan Panas di dalam Pipa h

i Koefisien pindahan panas dalam pipa h i seharusnya ditentukan pada temperatur film. Dalam hal ini dapat juga ditentukan pada kondisi temperatur uap rata – rata superheater = u T 410,75 o C pada tekanan 88,8842 bar. Dari tabel sifat- sifat air pada berbagai tekanan dan temperatur, Lampiran 11 setelah diinterpolasi diperoleh data – data sebagai berikut : µ = 2,4538 . 10 -5 kg m.s k = 0,05991 Wm C ρ = 1v = 21,41 kgm 3 Pr = 1,08167 Cp = 2,6326 Jkg.K  Kecepatan aliran uap pada superheater dihitung sebagai berikut : i u u A n m V . . . ρ  = …………..…………..Lit. 12 hal 339 dimana: V u = Kecepatan aliran uap dalam pipa ms u m  = Laju aliran uap = 67,126 kg s n = Jumlah pipa superheater = 74 batang v = Volume jenis uap, dihitung atas dasar volume jenis uap rata- rata pada superheater dengan tekanan 59,16 bar. ; 2 7 6 v v v + =  dimana : = 6 v 0,033028 kg m 3 056869 , 7 = v kg m 3 2 056869 , 033028 , + = v = 0,0449 kg m 3 Maka diperoleh harga kecepatan uap sebesar : 2 0409 , 4 74 056869 , . 126 , 67 π = u V = 31,016 ms Diperoleh kecepatan uap dalam pipa sebesar 31,016 ms masih dalam batas kecepatan uap maksimum yang diijinkan untuk uap kenyang yaitu sebesar 50 ms.lit. MJ. Djokostyardjo “ Pembahasan lebih lanjut tentang ketel uap ‘1990, hal 186 Besarnya koefisien pindahan panas dianalisa berdasarkan harga bilangan Reynold: e R = µ ρ i u D V . . …………………….Lit. 1 hal 234 Dimana : ρ = Massa jenis uap pada superheater 3 m kg µ = Viskositas dinamik uap kgm.s i D = Diameter dalam m Maka : µ ρ i u e D V R . . = e R = 5 10 . 4538 , 2 0409 , . 016 , 31 . 41 , 21 − = 1106844,474  Aliran yang terjadi adalah turbulen R e 2300 , maka h i dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : i u i D k N h . = …….Lit. 1 hal 283  Bilangan Nussselt dapat dihitung dengan : 4 , 8 , . 023 , r e u P R N = ……………………Lit. 7 hal 252 = 0,023 . 1106844,474 0,8 . 1,08167 0,4 = 1624,18 Dengan : κ = 0,05991 Wm o C D i = 0,0409 m Maka : 0409 , 05991 , . 18 , 1624 = i h h i = 2379,09 Wm 2 o C

4.1.2 Koefisien Pindahan Panas di Luar Pipa h

o Susunan pipa yang dirancang adalah susunan selang – seling. Seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 4.3 Susunan pipa selang – seling Dimana : S T = Jarak transversal transverse pitch m S L = Jarak longitudinal longitudinal pitch m S D = Jarak diagonal m A 1 = Jarak antara 2 buah pipa secara transversal m A 2 = Jarak antara 2 buah pipa secara diagonal m Direncanakan S T = S L = 2. D o = 0,096 m Dalam perencanaan ini susunan pipa direncanakan selang – seling. Untuk mendapatkan besarnya koefisien konveksi terlebih dahulu ditentukan sipat – sipat gas buang. Sipat – sipat gas buang seharusnya dievaluasi pada temperatur film, dapat juga dievaluasi pada temperatur rata – rata pendekatan gas buang, yaitu : 2 67 , 457 46 , 516 + = g T = 487,065 o C = 760,215 o K Dari tabel sipat – sipat udara lampiran 11 diperoleh : κ = 0,05564 Wm K µ = 3,510 .10 -5 kg m.s ρ = 0,4647 kgm 3 Pr = 0,6866 Cp = 1,0881 Jkg. K  Maka dapat dihitung kecepatan gas maksimum V g maks pada rangkuman pipa, dimana dari gambar dibawah ini, maka kecepatan maksimum dapat terjadi pada A 1 dan A 2 gambar 4.3 o Apabila pada A 1 , maka : g O T T gmaks V D S S V . − = …………………Lit. 8 hal 344 o Apabila pada A 2 , maka : g O D T gmaks V D S S V . 2 − = ……………….Lit. 8 hal 344 V gmaks terjadi pada A 2 apabila: 2 2 5 , 2 2 O T T L D D S S S S −               + = …….Lit. 8 hal 344 2 048 , 096 , 2 096 , 096 , 5 , 2 2 −               + 0,107912636 0,07239 Maka dapat disimpulkan V g maks terjadi pada A 1 : 2 O T D D S S + g O T T gmaks V D S S V . − = ……………………..Lit. 8 hal 344 dimana : V g = Kecepatan gas masuk pada rangkuman pipa diukur pada temperatur gas buang masuk rangkuman pipa L n S m V T g g g . . . ρ  = dimana : g m  : Laju aliran gas buang = 647,11kgs g ρ : Massa jenis gas buang pada T gas buang masuk = 516,46 o C : = 789,61 o K yaitu, sebesar 0,4468 kgm 3 S T : Jarak dua buah pipa = 0,096 m n : Banyak pipa 1 baris = 74 batang L : Panjang pipa 1 batang = 14,64 m Maka : 64 , 14 . 74 . 096 , . 4468 , 11 , 647 = g V = 13,925 ms  Maka dapat diperoleh kecepatan gas maksimum V g maks sebesar : 925 , 13 . 048 , 096 , 096 , − = gmaks V = 27,85 ms Sehingga Bilangan Reynold maksimum untuk gas buang, adalah : µ ρ h gmaks e D V R . . = Dimana : R e : Bilangan Reynold ρ : Massa jenis gas pada suhu rata – rata kgm 3 D h : Diameter hidrolik pipa m µ : Viskositas dinamik pada suhu rata – rata kgm.s Dimana : D h = h a f A A . 4 . 1 ……………………Lit. 9 hal 8 Dimana : 1 f : Jarak dua buah pipa = 0,084 m A a : Luas penampang aliran m 2 A h : Luas total permukaan yang menyerap panas m 2 Dan : h o = Dh k Nu. Dimana : N U = Bilangan Nusselt K = Konduktivitas gas buang Wm o C Pada perancangan pipa – pipa HPSuperheater ini, dirancang menggunakan sirip untuk menyediakan luas permukaan pindahan panas yang dibutuhkan, ukuran sirip terlihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.4. Penampang pipa bersirip Dimana : r o : Jari – jari luar pipa = 0,024 m 1 : Panjang sirip = 0,009 m r e : Jari –jari pipa bersirip =0,033 m δ : Tebal sirip = 0,00046 m N f : Jumlah sirip = 289 siripm i r : Jari –jari dalam pipa = 0,0204 m. Penentuan panjang, tebal dan jumlah sirip diperoleh dari lampiran 2, berdasarkan penelitian, maka dapat dicari : o Luas permukaan sirip A f f e o e f N D D D A . . . 4 . 2 2 2         + − = δ π π dimana : A f : Luas permukaan sirip m 2 D e : Diameter sirip = 0,066 m D o : Diameter luar pipa = 0,048 m δ : Tebal sirip = 0,0046 m N f : jumlah sirip dalam 1 meter panjang pipa Maka diperoleh luas permukaan sirip sebesar : 289 . 0046 , . 066 , . 4 048 , 066 , . . 2 2 2       + − = π π f A = 0,9586 m 2 dalam 1 meter panjang pipa o Luas permukaan primer A p   t f o p N N L D A . . δ π − = Dimana : N t : 1, untuk 1 batang pipa. [ ] 1 . 289 . 00046 , 1 048 , . − = π p A = 0,13068 m 2 untuk 1 meter panjang pipa o Luas total permukaan pipa yang menyerap panas untuk 1 meter panjang pipa A h dan A h = A f + A p Dimana : A h : Luas total permukaan pipa yang menyerap panas m 2 A f : Luas permukaan sirip A p : Luas primer Maka luas total permukaan pipa yang menyerap panas diperoleh sebesar : A h =0,9586 + 0,13068 = 1,0893 m 2 o Perhitungan Diameter hidraulik D h : Luas penampang area aliran gas buang gambar 4.5 1 m 0,00046 m Gambar 4.5. Profil luas penampang area HPSuperheater Dalam hal ini,  Luas penampang area A a merupakan luas penampang tanpa sirip dalam 1 meter dikurangi luas sirip dalam 1 meter. f O T a N L D S A . . 1 2 δ − − = = 0,096 – 0,048 . 1 – 2 0,009.0,00046.289 = 0,0456 m 2  Maka dapat diperoleh harga diameter hidrolik D h : D h =       0893 , 0456 , . 4 . 096 , = 0,016 m dalam 1 m panjang pipa  Sehingga Bilangan Reynold : 5 10 . 510 , 3 016 , . 85 , 27 . 4647 , − = e R = 5899,44 2000 R e 40.000 Jumlah baris diasumsikan ≥ 10  Maka rumus mencari bilangan Nusselt Lit. 8 hal 355 adalah: Nu = 1,13. C 1 . R e m . Pr 0,33 Dimana: Nu = Bilangan Nusselt Re = Bilangan Reynold Pr = Bilangan Prandalt Harga konstanta C 1 dan m diperoleh dari tabel korelasi Grimson lampiran 1 yang bergantung pada harga S L D o dan S T D o dari susunan pipa yang direncanakan. 2 04826 , 09652 , = = o L D S 2 04826 , 09652 , = = o T D S Dari tabel diperoleh : C 1 = 0,482 dan m = 0,556, 3 1 556 , 6866 , 44 , 5899 482 , . 13 , 1 = Nu = 60,015  Maka dapat dicari koefisien pindahan panas di luar pipa h o Dh k Nu h o . = = 016 , 05564 , . 015 , 60 = 208,702 Wm 2 o C

4.1.3. Pemilihan Pipa HP Superheater