Tabel 4.4 Stasiun Hujan Yang  Lolos Pemeriksaan Data
Curah Suri Nogosromo
Besuki Bitting BT3
Dawuhan Dam Tunjang
Mlandingan Bungatan
Kendit Sumber Kolak
Sampean Lama Tanjung Pacinan
Wonokoyo Alas Malang
Olean Tenggir
Gebangan Kesambi Rampak
KBA 2 Dam Liwung
KP 2 RinjingDam Nangger Pokaan
Kalor Koran Baderan
Tanjung Sari Kapongan
Trebungan Dam Wringin Anom
Tanjung Banon Arjasa
Dam Tol Tol Buduan
Nama Stasiun
Sumber : Analisa, 2014
4.3 Melengkapi Data Yang Hilang
Dari hasil uji pemeriksaan, 33 stasiun tersebut ada  19 stasiun yang data curah hujannya  hilang. Untuk  melengkapi data tersebut  maka perlu dilakukan perhitungan
curah  hujan  yang  hilang. Perhitungan curah  hujan  yang  hilang  menggunakan rumus Normal Ratio Method.
Contoh  perhitungan  data  hujan  yang  hilang    pada  Sta  Bitting.  Stasiun  hujan yang  berdekatan  dengan  stasiun  hujan  Bitting  yang  dapat  digunakan  untuk
menghitung data hujan yang hilang adalah stasiun Baderan, stasiun Dawuhan, stasiun Dam Tunjang, stasiun Blimbing dan stasiun Wringin Anom Adapun data tinggi hujan
dan jumlah curah hujan di ke 6 stasiun hujan adalah sebagai berikut: -  Curah hujan Sta Baderan
= 78 mm -  Jumlah curah huja Sta Baderan   =  640 mm
-   Curah hujan Sta Dawuhan = 102 mm
-  Jumlah curah hujan Sta Dawuhan  = 740mm -   Curah hujan Sta Dam Tunjang
= 165 mm -   Jumlah cuah hujan Dam Tunjang  = 737 mm
-  Curah Hujan  Sta Blimbing           = 100 mm
-
Jumlah cuah hujan Sta Blimbing  = 737 mm -   Curah hujan Sta Wringin Anom  = 120 mm
-  Jumlah cuah hujan Sta Wringin Anom = 653 mm Perhitungan tinggi hujan yang hilang di stasiun Bitting seperti  dibawah ini dihasilkan
tinggi hujan yang hilang sebesar 107 mm.
Px =  107 mm Adapun  hasil  perhitungan  data  hujan  di  stasiun  lain  hasilnya  dapat  dilihat  pada
lampiran 2. Dari beberapa perhitungan curah hujan rata-rata yang hilang tiap stasiun berkisar yakni antara 80 sd 100 mm.
4.4 Uji Konsistensi Data
Menghitung  curah  hujan  yang  hilang  dapat  membantu  memperkecil ketidakkonsistensian  data  ketika  di  uji  menggunakan  uji  konsistensi  data.  Uji
konsistensi  berfungsi  untuk  menguji  data  disetiap  stasiun  yang  berdekatan  tersebut konsisten  atau  tidak.  Uji  konsisten  ini  dilakukan  dengan  menggunakan  teknik
lengkung  massa  ganda  double  mass  curve  yaitu  dengan  membandingkan  data kumulatif  tahunan  dari  stasiun  hujan  yang  diamati  dengan  data  kumulatif  tahunan
sekitarnya. Data yang diuji merupakan data hujan harian maksimum untuk durasi waktu 1
hari,  untuk  durasi  waktu  2  hari,  dan  untuk  durasi  waktu  3  hari.  Berdasarkan  ujii konsistensi  yang  telah  dilakukan  pada  33  stasiun  di  kabupaten  Situbondo  selama
tahun  1986  sd  2013,  diperoleh  seperti  tabel  4.5.  Tabel  4.5  menunjukkan  hasil  uji konsistensi  curah  hujan  maksimum  1  hari  di  33  stasiun  di  kabupaten  Situbondo.
Sedangkan hasil uji konsistensi lainnya dapat dilhat pada lampiran 3. Uji konsistensi dari  33  stasiun  nilai  R
2
berkisar  antara  0.91  sd  0.99  yang  berarti  semua  dapat digunakan untuk mencari curah hujan maksimum rata-rata.
Tabel 4.5 Uji Konsistensi Data
No Stasiun Hujan Persamaan
R
2
Ket 1 Baderan
y= 1.013x-0.753 0.999 Konsisten
2 Biting BT3 y=0.9858+126.83 0.998 Konsisten
3 Dawuhan y=1.0512x-14086 0.996 Konsisten
4 Kp2 Rinjing y=1.4073x-147.56 0.988 Konsisten
5 Kalor Koran y=1.8487+365.29 0.911 Konsisten
6 KBA y=0.5025x-105.33 0.912 Konsisten
7 Baderan y=1.0041x-96.894 0.991 Konsisten
8 Dam Tunjang y=1.0041x-96.894 0.991 Konsisten
9 Wringin Anom y=0.8448x+60.6
0.996 Konsisten 10 Nogosromo
y=0.8237x-69.54 0.998 Konsisten
11 Besuki y=1.0344x+88.584 0.998 Konsisten
12 D. Cr Suri y=0.8792x+162.27 0.995 Konsisten
13 Kesambi Rampak y=1.2597x+1.7114 0.998 Konsisten 14 Kapongan
y=1.018x-55.178 0.999 Konsisten
15 Arjasa y=0.7951+46.104 0.998 Konsisten
16 Mlandingan y=1.079x+136.29
0.99 Konsisten 17 Dam Nangger
Y=0.7994X-219.820.984 Konsisten 18 Bungatan
y= 1.1233x-34.938 0.993 Konsisten 19 D. Tol Tol
y=0.9617x+59.475 0.987 Konsisten 20 Dam Liwung
y=1.2372x+11.104 0.992 Konsisten 21 Banon
y=1.1457x-135.48 0.996 Konsisten 22 Pokaan
y=1.0325x-1.8007 0.923 Konsisten 23 Trebungan
y=0.7539x+107.95 0.986 Konsisten 24 Gebangan
y=1.1543x+25.681 0.993 Konsisten 25 Tanjung Sari
y=0.9714x+14.798 0.988 Konsisten 26 Kendit
y=0.8654x+39.102 0.996 Konsisten 27 Sbr. Kolak
y=1.3535x+6.6804 0.997 Konsisten 28 Wonokoyo
y=0.8194x+151.94 0.987 Konsisten 29 Sampean
y=0.9576x-70.831 0.991 Konsisten 30 Olean
y=1.2886x-96.157 0.991 Konsisten 31 Alas Malang
y=0.948x-10.175 0.998 Konsisten
32 Tenggir Y=1.1181x-21.315 0.997 Konsisten
33 Tanjung Pecian y=1.1427x-81.99
0.982 Konsisten
Sumber : Perhitungan, 2014
Salah  satu  grafik  yang  terbenttuk  dari  uji  konsistensi  seperti  grafik  4.2 sedangkan grafik  lain dapat dilihat pada  lampiran 4.   Grafik 4.2  menjelaskan  bahwa
data  curah  hujan  di  stasiun  Bitting  merupakan  data  yang  linier  yang  artinya  nilai korelasi  antara  curah  hujan  distasiun  Bitting  dengan  stasiun  disekitarnya  sebesar
99,84.  Dengan  nilai  R
2
0.9984  yang  mewakili  uji  korelasi  yang  sangat  kuat sehingga stasiun Bitting dapat digunakan untuk perhitungan PMP.
Gambar 4.2 Grafik Uji Konsistensi Data Curah Hujan di Stasiun Buduan Durasi Waktu 1 Hari
y = 1.013x - 0.753 R² = 0.9989
0.0000 500.0000
1000.0000 1500.0000
2000.0000 2500.0000
3000.0000 3500.0000
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4.5 Uji  Normalitas Data