Desain Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain analitik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian cross sectional yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat Notoatmodjo, 2012:37. Pengumpulan data hanya dilakukan satu kali pada masing-masing responden. Penelitian ini bertujuan untuk mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis korelasi antara fenomena atau faktor risiko dengan faktor efek Setiadi, 2007:133. Pada penelitian ini variabel bebas adalah tipe kepribadian ekstrovert dan introvert; dan variabel terikat adalah tingkat kecemasan remaja yang mengalami dismenorea.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi penelitian Populasi adalah sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria yang ditentukan peneliti Setiadi, 2007:175. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswi yang yang sudah mengalami menstruasi di SMPN 11 Jember yaitu 278. 4.2.2 Sampel Penelitian Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu Sugiono, 2014:81. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah siswi SMPN 11 Jember. Sampel penelitian dihitung dengan menggunakan rumus Slovin: n = = = 165 Keterangan: n = besar sampel minimal N = jumlah populasi d = derajat kesalahan yang digunakan yaitu 0,05 4.2.3 Kriteria Subyek Penelitian a. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri-ciri yang harus dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel Notoadmodjo, 2012:130. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini antara lain. 1 Siswi yang sudah mengalami menstruasi. 2 Mengalami dismenorea. 3 Bersedia menjadi responden. N 1+N d 2 278 1+278 0,05 2 b. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel Notoadmodjo, 2012:130. Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah siswi yang tidak berada di tempat karena sakit, ijin, atau alpha.

4.3 Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT TERHADAP SIKLUS HAID

3 10 28

PERBEDAAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA Perbedaan Antara Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert Dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 6 15

PERBEDAAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA Perbedaan Antara Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert Dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.

1 6 12

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DAN TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT DENGAN DISPEPSIA FUNGSIONAL Hubungan Antara Kecemasan dan Tipe Kepribadian Introvet dengan Fungsional.

2 3 16

PERBEDAAN KREATIVITAS KARYAWAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT DAN TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT Perbedaan Kreativitas Karyawan Antara Tipe Kepribadian Introvert dan Kepribadian Ekstrovert.

1 3 14

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA REMAJA DENGAN CIRI KEPRIBADIAN INTROVERT DAN EKSTROVERT Perbedaan Tingkat Kecemasan pada Remaja dengan Ciri Kepribadian Introvert dan Ekstrovert di Kelas X SMA Negeri 4 Surakarta.

0 3 15

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Kecemasan pada Remaja dengan Ciri Kepribadian Introvert dan Ekstrovert di Kelas X SMA Negeri 4 Surakarta.

0 2 5

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA REMAJA DENGAN CIRI KEPRIBADIAN INTROVERT DAN EKSTROVERT Perbedaan Tingkat Kecemasan pada Remaja dengan Ciri Kepribadian Introvert dan Ekstrovert di Kelas X SMA Negeri 4 Surakarta.

0 1 15

Manajemen Konflik Dan Tipe Kepribadian Ekstrovert-Introvert | Karya Tulis Ilmiah

0 0 9

Manajemen Konflik Dan Tipe Kepribadian Ekstrovert Introvert

1 1 5