Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 4 Oktober 2006
28 upaya nyata untuk mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan
pemerintah yang memenuhi prinsip-prinsip waktu.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tantang Perbendaharaan Negara Pasal 58
ayat 1 dinyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan, Presiden selaku Kepala Pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan
sistem pengadilan intern di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh.
Akuntabilitas dapat hidup dan berkembang dalam suasana yang transparan dan demokratis serta
adanya kebebasan dalam mengemukakan pendapat. Oleh karena itu, pemerintah harus betul-betul
menyadari bahwa pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat adalah hal yang tidak dapat
dipisahkan dari publik. Katz
2004 menyatakan bahwa transparansi
merupakan proses demokrasi yang esensial di mana setiap warga negara dapat melihat secara terbuka dan
jelas atas aktivitas dari pemerintah mereka daripada membiarkan aktivitas tersebut dirahasiakan. Jiwa
dari sistem ini adalah kemampuan dari setiap warga negara untuk memperoleh informasi melalui
akuntabilitas pejabat pemerintah atas kegiatan yang mereka lakukan.
Setiap warga negara berhak mengetahui right to know
untuk setiap aktivitas penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan oleh setiap pejabat negara
baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dengan adanya transparansi maka diharapkan setiap
warga negara dapat berperan aktif dalam melakukan pengawasan atas jalannya pemerintahan.
B. Akuntabilitas Publik Keuangan Daerah
Kualitas Pemerintahan Daerah yang baik good governance
tidak hanya ditentukan oleh akuntabilitas, transparansi, partisipasi masyarakat
dan supremasi hukum. Namun, kualitas pemerintahan yang baik juga ditentukan oleh faktor-
faktor lain seperti responsiveness, consessus orientation, equity efficiency, effectiveness
dan strategic vision
. Hal ini sesuai dengan karakteristik pelaksanaan pemerintahan yang baik menurut UNDP
dan Word Bank. Menurut Mardismo 2004, akuntabilitas publik
keuangan daerah adalah pemberian informasi dan pengungkapan disclosure atas aktivitas dan kinerja
keuangan daereah kepada semua pihak yang berkepentingan stakeholder sehingga hak-hak
publik, yaitu hak untuk tau right to know, hak untuk diberi informasi right to be kept information, dan
hak untuk didengar aspirasinya right to be heard and to be listened to
dapat terpenuhi. Mardiasmo 2004 menyatakan bahwa
akuntabilitas publik meliputi akuntabilitas internal dan akuntabilitas eksternal. Akuntabilitas internal
merupakan pertanggungjawaban kepada pihak-pihak internal yang berkepentingan seperti pegawai,
pejabat pengelola keuangan negara, dan badan legislatif. Sedangkan akuntabilitas eksternal adalah
pertanggungjawaban kepada pihak-pihak luar yang berkepentingan, seperti pembayar pajak, media
massa, pemberi dana bantuan, dan investor atau kreditor.
Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dinyatakan
bahwa Kepala Daerah merupakan pengelola keuangan daerah. Untuk membantu Kepala Daerah
dalam mengelola keuangan daerah dimaksud, sebagian dari kekuasaan tersebut dikuasakan kepada
BiroBagian Keuangan selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah daerah kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan, serta kepada Kepala Satuan KerjaDinas selaku pengguna anggaran. BiroBagian
Keuangan sebagai pembantu Kepala Daerah dalam bidang keuangan pada hakekatnya adalah manajer
keuangan atau Chief Financial Officer CFO Pemerintah Daerah, sementara setiap Kepala Satuan
KerjaDinas pada hakekatnya adalah manajer operasional atau Chief Operational Officer COO
Pemerintah Daerah. Mardiasmo 2004 menyatakan bahwa
“stakeholder yang beragam memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Oleh karena itu informasi yang
dibutuhkan juga berbeda-beda. Untuk memenuhi kebutuhan seluruh stakeholder tersebut diperlukan
kerangka konseptual conceptual framework yang komprehensif.
Kerangka konseptual akuntabilitas publik dapat dibangun di atas dasar empat komponen. Pertama,
adanya sistem pelaporan keuangan. Kedua, adanya sistem pengukuran kinerja. Ketiga, dilakukannya audit.
Sektor publik. Keempat, berfungsinya saluran akuntabilitas publik channel of public accountability.
C. Mekanisme Akuntabilitas Keuangan