5. Reject = Ukuran sangat kecil, adanya kerusakan, dan bentuk abnormal Kelas mutu di atas merupakan kelas mutu yang sebagian besar digunakan
oleh petani, pedagang, atau pengepul yang ada di Indonesia, namun, tidak semua petani, pedagang, atau pengepul menggunakan kriteria pemutuan ini, misalnya
pemutuan yang dilakukan oleh salah satu pengepul apel di Kota Batu. Standar kelasmutu salah satu pengepul apel di Kota Batu diantaranya:
1. Kelas Super : Ukuran buah besar, bentuk buah normal, tidak
atau sedikit terdapat cacat pada buah 2. Kelas A
: Ukuran buah cukup besar namun lebih kecil dari kelas mutu super, bentuk normal, tidak atau sedikit terdapat
cacat pada buah 3. Kelas AB
: Ukuran buah sedang dan lebih kecil dari kelas mutu A, ` bentuk normal, tidak atau sedikit terdapat cacat pada buah
4. Kelas C : Ukuran buah kecil dan lebih kecil dari kelas mutu A
bentuk normal, tidak atau sedikit terdapat cacat pada buah 5. Kelas Reject
: Ukuran buah sangat kecil, bentuk abnormal, dan terdapat cacat yang cukup besar pada buah.
2.2 Image Processing Pengolahan Citra
Image processing atau pengolahan citra adalah proses untuk mengamati dan menganalisa suatu objek tanpa berhubungan langsung dengan objek yang
diamati. Proses dan analisanya melibatkan persepsi visual dengan data masukan maupun data keluaran yang diperoleh berupa citra dari objek yang diamati.
Teknik-teknik image processing meliputi penajaman citra, penonjolan fitur tertentu dari suatu citra, kompresi citra dan koreksi citra yang tidak fokus atau
kabur Ahmad, 2005:5. Menurut Jain dalam Munir, 2004:3 operasi pengolahan citra diterapkan
pada citra bila: a. Perbaikan atau modifikasi citra perlu dilakukan untuk meningkatkan
kualitas penampakan citra, b. Elemen dalam citra perlu dikelompokkan, dicocokan, atau diukur,
c. Sebagian citra perlu digabung dengan bagian citra lain. Citra adalah sekumpulan piksel-piksel atau kotak-kotak yang tersusun
dalam larik dua dimensi. Umumnya umumnya citra berbentuk persegi panjang ang memiliki lebar dan tinggi dalam jumlah tertentu. Ukuran ini biasanya
dinyatakan dalam banyaknua titik atau pixel sehingga ukuran citra selalu bernilai bulat Iswahyudi, 2010:108. Indeks baris pada pada piksel dinyatakan dengan
notasi x sedangkan indeks kolom dinyatakan dengan notasi y. Warna dari citra diperoleh dari penjumlahan indeks r red, g green, dan g blue.
Suatu citra f x,y disimpan dalam memori komputer atau penyimpan bingkai citra dalam bentuk array n x m dapat dilihat pada gambar Munir,
2004:19:
Gambar 2.1 Matriks Citra Setiap elemen dari matriks tersebut merupakan titik-titik piksel dalam
suatu citra. Ukuran seperti ini dapat dinyatakan dengan resolusi piksel. Suatu citra dengan resolusi tinggi dapat diartikan nilai-nilai dari pikselnya semakin besar.
2.3 Perangkat Keras Pengolahan Citra
Suatu proses pengolahan citra dibutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak yang keduanya bekerja berkesinambungan dalam mengolah citra digital.
Perangkat keras dalam pengolahan citra yakni kamera dan alat peraga. Proses pengolahan citra umumnya dilakukan dari piksel ke piksel yang bersifat paralel.
Adapun sistem dari perangkat keras ini terdiri dari beberapa sub sistem yaitu sub sistem komputer, masukan video, kontrol proses interaktif, penyimpan berkas
citra dan perangkat keras khusus pengolahan citra. Sensor citra image sensor digunakan untuk menangkap pantulan cahaya oleh obyek yang kemudian dalam
bentuk nilai intensitas di memori komputer. Sensor citra yang umum digunakan
berupa kamera CCD charge coupled device, kamera ini menghasilkan sebuah sinyal citra yang dapat digambarkan sebagai sinyal analog dari bentuk gelombang
listrik. Sinyal analog ini kemudian dikonversi menjadi sinyal digital oleh sebuah analog-digital AD converter. Jenis kamera ini umum digunakan karena
memiliki kelebihan resolusi yang tinggi Ahmad, 2005:20.
2.4 Perangkat Lunak Pengolahan Citra