4
yang dipilih peneliti untuk kemudian dilakukan pengamatan dan pengumpulan data untuk mengetahui nilai sosial yang ada di dalamnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan bahwa rumusan masalah yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar frekuensi kemunculan
scene yang mengandung Nilai Sosial di dalam film
“Yes Man” karya Danny Wallace ?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak prosentase kemunculan scene yang mengandung Nilai Sosial yang terdapat pada film
“Yes Man” karya Danny Wallace.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Akademis
Hasil dari Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan mendorong para peneliti lain untuk mengkaji komunikasi massa dengan film sebagai mediatornya lebih dalam lagi.
Dikarenakan penelitian ini tentunya masih jauh dari kata sempurna, dan dikarenakan komunikasi massa melalui media film sangat banyak sekali jenisnya, diharapkan untuk
penelitian di masa mendatang, peneliti lain dapat mencoba mencari fenomena sosial lain yang sering diadaptasi dalam banyak film.
5
2. Manfaat Praktis
Hasil dari Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan untuk para pembuat maupun penikmat film, untuk dapat lebih mendalami lagi pesan sosial yang terdapat dalam banyak
film. Agar para pembuat film bisa lebih banyak memasukan unsur nilai sosial, yang tentu saja dapat mempengaruhi para penikmat film atau khalayak dalam pengaplikasiannya di
kehidupan sehari hari. Sehingga film kedepannya tidak hanya menjadi media hiburan belaka tetapi juga menjadi sarana pendidikan yang efektif bagi khalayak.
E. TINJAUAN PUSTAKA
E.1. Film
Film pada awalnya ditemukan dari hasil pengembangan prinsip prinsip fotografi dan proyektor. Film cerita yang menggambarkan situasi secara ekspresif dan menjadi peletak dasar
teknik editing yang baik yang dibuat Edwin S. Porter pertama kali diperkenalkan kepada public amerika serikat pada tahun 1903. Dan beberapa tahun setelahnya, yakni 1906 sampai 1916,
barulah tercipta sejarah penting dalam perfilman amerika serikat bahkan dunia, karena pada decade ini lahir film feature, lahir pula bintang film serta pusat perfilman yang kita kenal sebagai
Hollywood. Periode hollywood juga disebut sebagai The Age of Griffith, karena David Wark Griffith
telah membuat film sebagai media yang dinamis setelah ia mempelopori gaya berakting yang lebih alamiah, oganisasi cerita yang makin baik, dan yang terpenting mengangkat film sebagai
media yang memiliki karakteristik unik, dengan gerakan kamera yang dinamis, sudut pengambilan gambar yang baik, serta teknik editing yang baik. Hiebert, Ungurarit, Bohn,
1975:246
6
Dalam perkembangannya, kini film tidak hanya menjadi sebuah media yang dinamis, Denis McQuail Marseli, 1996:13, mengemukakan bahwa film adalah sarana yang dapat
digunakan untuk menyebarkan hiburan yang menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, humor, dan sajian teknis lainnya pada masyarakat umum. Adapun Alex Sobur 2003:127,
mengungkapkan bahwa film merupakan sebuah alat untuk menyampaikan pesan yang efektif dalam mempengaruhi khalayak melalui pesan pesan yang disampaikannya.
E.1.1. Film Menurut Jenisnya
Dalam perannya, Film menjadi media yang memiliki konten yang sangat beragam. Mulai dari unsur cerita, sampai obyek yang menjadi bagian dari film, memiliki ciri khas masing masing
sehingga membuatnya terbagi menjadi beberapa jenis. Antara lain :
A. Film Cerita
Film cerita Story Film, adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukan di gedung gedung boskop dengan bintang film tenar dan
didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat menjadi topik film bisa berupa cerita fiksi atau berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi, sehingga ada
unsur menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi gambarnya.
B. Film Berita
Film berita Newsreel adalah film mengenai fakta atau peristiwa yang benar benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus
mengandung nilai berita News Value. Kriteria berita itu adalah penting dan menarik. Jadi berita juga harus penting atau menarik atau penting sekaligus menarik. Film
7
berita dapat langsung terekam dengan suaranya, atau film beritanya bisu, pembaca berita yang membacakan narasinya. Bagi peristiwa peristiwa tertentu, seperti perang,
kerusuhan, pemberontakan, dan sejenisnya, yang biasanya rekaman gambar yang dihasilkan kurang baik, dalam hal ini yang terpenting adalah peristiwanya terekam
secara utuh.
C. Film Dokumenter
Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kenyataan, maka film documenter merupakan hasil interpretasi pribadi pembuatnya mengenai kenyataan
yang ada. Misalnya, seorang sutradara ingin membuat film documenter mengenai para pembatik di kota pekalongan, maka ia cukup membuat naskah yang ceritanya
bersumber pada kegiatan para pembatik sehari hari. Naskah itu kemudian dapat dibuat film dokumenter yang menarik yang tentu saja ceritanya bisa sedikit
direkayasa untuk menghasilkan kualitas film yang baik.
D. Film Kartun
Film kartun Cartoon Film dibuat untuk dikonsumsi anak anak. Dapat dipastikan, hampir semua orang mengenal tokoh Donal Bebek Donald Duck, Putri Salju Snow
White, Miki Tikus Mickey Mouse, dan tokoh tokoh kartun dunia lainnya yang diciptakan animator dunia Walt Disney. Sebagian besar film kartun, sepanjang film
itu diputar pasti akan dapat membuat kita tertawa karena tingkah laku para tokohnya. Namun ada juga film kartun yang membuat iba penontonnya karena penderitaan
tokohnya. Sekalipun tujuan utamanya menghibur, film kartun juga bisa mengandung
8
unsur pendidikan. Minimal akan terekam bahwa kalau ada tokoh jahat dan tokoh baik, maka pada akhirnya tokoh baiklah yang selalu menang, walaupun harus
melewati perjuangan keras. Ardianto, Komala, Siti, 2007:148-149
E.2. Komunikasi Massa
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana adalah seperti yang dikemukakan Bittner Ardianto, Komala, Siti, 2007:3, yakni Mass communication is messages communicated
through a mass medium to a large number of people Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang. Dari definisi tersebut dapat
diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi walaupun komunikasi itu disampaikan oleh khalayak banyak seperti ceramah atau pidato di lapangan luas
yang dihadiri puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa maka itu bukan komunikasi massa.
Adapun ahli komunikasi Joseph A. DeVito Ardianto, Komala, Siti, 2007:6, mengemukakan komunikasi massa, Pertama, adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa
yang luar biasa banyaknya, Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh media pemancar pemancar audio danatau visual. Adapun media komunikasi yang termasuk
media massa adalah : radio dan televisi Elektronik, surat kabar dan majalah Cetak, dan yang terakhir film yang dalam media komunikasi massa adalah film bioskop.
9
E.2.1. Komunikasi Massa Menurut Fungsinya
1.
Surveillance Pengawasan
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi menjadi dua bentuk, warning or beware surveillance pengawasan peringatan yang menginformasikan tentang
ancaman angin topan, meletusnya gunung berapi, dan bencana alam lainnya yang mengharuskan masyarakat waspada, serta instrumental surveillance pengawasan
instrumental yang menyampaikan informasi yang memiliki kegunaan bagi khalayak dalam kehidupan sehari hari seperti news, resep makanan, mode terbaru, dan
sebagainya.
2. Interpretation Penafsiran
Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian
kejadian penting. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam
komunikasi antar personal maupun kelompok.
3. Linkage Pertalian
Media massa juga dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang
sesuatu.
10
4. Transmission of Values Penyebaran Nilai Nilai
Fungsi ini juga disebut socialization sosialisasi yang mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. dengan cara media massa
memperlihatkan kepada kita cara mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati agar kita
dapat menirunya.
5. Entertainment Hiburan
Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan, terutama media radio dan televisi. Melalui berbagai macam program
acara yang ditayangkan televisi maupun siaran radio, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya. Sementara media cetak seperti surat kabar dapat
memberikan hiburan dengan memuat cerpen, komik, teka teki silang TTS, dan berita yang mengandung human interest sentuhan manusiawi. Ardianto, Komala,
Siti, 2007:15-17
E.2.2. Komunikasi Massa Menurut Karakteristiknya
1.
Komunikator Terlembagakan
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya terlembagakan. Artinya komunikatornya tergabung dalam suatu lembaga, sebagai contoh media televisi yang
melibatkan banyak komunikator seperti juru kamera dan juru lampu yang biasanya lebih dari satu, pengarah acara, make up, floor manager, dan lain lain yang
semuanya tergabung dalam lembaga televisi yang bersangkutan.
11
2. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditunjukan untuk semua orang dan tidak ditunjukan untuk sekelompok orang tertentu, oleh karenanya
pesan komunikasi bersifat umum. Pesan komunikasi dapat berupa fakta, peristiwa, atau opini. Namun semua fakta atau peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat
dimuat dalam bentuk media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria yang penting atau menarik, atau penting
sekaligus menarik, bagi sebagian komunikan.
3. Komunikannya Anonim dan Heterogen
Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikannya anonim karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping
anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokan berdasarkan faktor : usia,
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi.
4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah, jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak
terbatas. Bahkan lebih dari pada itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaaan memperoleh pesan yang sama pula.
12
5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Dalam Komunikasi massa, komunikator tidak memperhatikan bagaimana cara menjalin hubungan dengan komunikan. Komunikator lebih memperhatikan
bagaimana cara menyusun pesan secara sistematik, baik sesuai dengan jenis medianya, agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut.
6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan,
komunikan pun aktif menerima pesan, namun keduanya tidak dapet melakukan dialog sehingga komunikasi bersifat satu arah.
7. Stimulasi Alat Indra Terbatas
Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada siaran radio dan rekaman
auditif, khalayak hanya mendengar. Sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.
8. Umpan Balik Tertunda Delayed dan Tidak Langsung Indirect
Komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. Tanggapan khalayak bisa
diterima melalui telepon, email, atau surat pembaca. Proses penyampaian feedback lewat telepon, email, atau surat pembaca itu menggambarkan feedback komunikasi
13
massa bersifat indirect. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan telepon, menulis surat pembaca, dan mengirim email, itu menunjukan bahwa
feedback komunikasi massa bersifat tertunda delayed Ardianto, Komala, Siti, 2007:7-12
E.3. Nilai Sosial
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menganggap
menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods, Huky, 146 mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang
mengarahkan tingkah laku dan kepuasaan dalam kehidupan sehari hari. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas, harus
melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat
perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal diperkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan pembaharuan. Sementara pada masyarakat
tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun menurun.
Suparto mengemukakan bahwa nilai nilai sosial memiliki fungsi umum dalam masyarakat. Diantaranya nilai nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk mengarahkan
masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan peranan sosial. Nilai sosial dapat
memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. Contohnya, ketika
14
menghadapi konflik, biasanya keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota
kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas kontrol perilaku manusia dengan
daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berperilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.
E.3.1. Nilai Sosial Menurut Cirinya
1. Nilai merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antara warga
masyarakat. 2.
Disebarkan diantara warga masyarakat bukan bawaan lahir 3.
Terbentuk melalui sosialisasi proses belajar 4.
Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia. 5.
Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain. 6.
Dapat mempengaruhi pengembangan diri sosial. 7.
Memiliki pengaruh yang berbeda antar warga masyarakat. 8.
Cenderung berkaitan satu sama lain. 9.
Sistem nilai bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain. Dengan kata lain budaya yang berbeda menghasilkan nilai yang berbeda
10. Nilai Saling menyempurnakan.
11. Masing masing nilai mempunyai efek yang berbeda terhadap perseorangan maupun
masyarakat keseluruhan.
15
12. Nilai dapat mempengaruhi pengembangan pribadi dalam masyarakat secara positif
maupun negatif Huky, 148-149
E.3.2. Nilai Sosial Menurut Jenisnya
A. Nilai Dominan
Adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal hal berikut :
1. Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota
masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang seperti politik, ekonomi, hokum, dan sosial.
2. Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh angota masyarakat.
3. Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut.
Contohnya, orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung mudik di hari hari besar keagamaan seperti lebaran atau natal.
4. Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut.
Contohnya, memiliki mobil dengan merk terkenal dapat memberikan kebanggan atau prestise sendiri.
B. Nilai Mendarah Daging Internalized Value
Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau
pertimbangan lagi bawah sadar. Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan, ia akan merasa malu,
16
bahkan merasa sangat bersalah. Contohnya, seorang kepala keluarga yang belum mampu memberikan nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga
yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula guru yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut. Bagi manusia, nilai
berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup
seseorang dalan masyarakat. Faisal, 356-360.
E.3.3. Nilai Sosial Menurut Kategorinya
Dalam prakteknya, nilai sosial terbagi lagi menjadi beberapa kategori yang lebih spesifik. Williams Faisal, 362 telah membuat daftar kategori yang merangkum orientasi orientasi nilai
yang terdapat pada masyarakat amerika. Walaupun kategori ini disusun merepresentasikan nilai- nilai inti score values pada bangsa amerika, tetapi kategori ini juga dapat dipergunakan untuk
masyarakat mana saja dari Negara dan suku bangsa apapun. Dari sekitar lima belas kategori yang disusun Williams, ada empat kategori yang sudah diseleksi yang semua inti nilainya terdapat
dalam film Yes Man. Lima kategori itu antara lain :
1. Hasil Usaha dan Keberhasilan
Nilai ini tampaknya mengutamakan pentingnya hasil usaha pribadi, terutama keberhasilan di bidang pekerjaan. Hasil usaha sendiri kebanyakan diukur lewat
kriteria ekonomi. Kemajuan di bidang profesi dan kemampuan untuk mengumpulkan kekayaan yang lazimnya digunakan sebagai suatu ukuran keberhasilan seseorang.
Walaupun begitu cara untuk mendapatkan kekayaan ini penting sebagai salah satu
17
dimensi dari nilai usaha dan keberhasilan. Kaum penjahat atau sebangsanya yang diketahui telah berhasil memperoleh kekayaan dengan cara cara yang berada di luar
batas batas sanksi moral biasanya dianggap sebagai orang orang yang tidak berhasil.
2. Aktivitas dan Pekerjaan
Nilai ini tampaknya mengutamakan pentingnya citra dan reputasi pribadi. Contohnya, seseorang mungkin berasa lebih gembira dan dirinya bernilai jika ia memiliki
pekerjaan dan dapat membantu orang lain, daripada hanya menganggur dan tidak berbuat apa apa.
3. Kemanusiaan
Nilai ini tampaknya mengutamakan pentingnya rasa kemanusiaan. Nilai kemanusiaan ini biasanya tolak ukurnya lewat kedermawanan. Yakni hal apapun yang dapat
membantu meringankan beban penderitaan orang lain. Kedermawanan itu tidak melulu harus selalu materi atau uang, sumbangan lain seperti tenaga, pikiran, bahkan
sekedar mendengar keluh kesah orang lain juga termasuk ke dalam kedermawanan ini.
4. Kebebasan
Nilai ini tampaknya mengutamakan pentingnya kebebasan dan kemerdekaan. Tolak ukur kebebasan dan kemerdekaan ini sangat luas bahkan tak terbatas. Itulah mengapa
tidak ada seseorangpun yang bisa menjelaskan secara jelas apa arti dari kata kebebasan itu sendiri. Tentu saja kebebasan dalam hal ini mencakup kebebasan
18
memilih, menentukan, dan memutuskan apapun yang dirasa baik untuk diri sendiri Faisal, 363-367.
E.4. Analisis Isi
Menurut Berelson dan Kerlinger Wimmer Domminick, 2000:135, analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik,
objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak. Adapun menurut Budd Kriyantono, 2009:230, analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis pesan dan mengolah
pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.
Rakhmat 2007:89 juga memaparkan bahwa analisis isi dapat digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang dan dapat
digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi : Surat kabar, buku puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, pidato, surat, undang-undang, musik, teater, dan sebagainya. Ia juga
merumuskan bahwa penelitian yang menggunakan analisis isi pada umumnya melalui tahap tahap : 1 Perumusan masalah, 2 Perumusan hipotesis, 3 Penarikan sampel, 4 Pembuatan
alat ukur koding, 5 Pengumpulan data, dan 6 Analisis data. Adapun penggunaan analisis isi memiliki beberapa manfaat atau tujuan. McQuail dalam
buku Mass Communication Theory 2000:305 mengatakan bahwa tujuan dilakukan analisis terhadap isi pesan komunikasi adalah untuk :
- Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media
- Membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial
19
- Isi media merupakan refleksi dari nilai nilai sosial dan budaya serta sistem
kepercayaan masyarakat -
Mengetahui fungsi dan efek media -
Mengevaluasi media performance -
Mengetahui apakah ada bias media
F. DEFINISI KONSEPTUAL