14
F. Definisi Konsep
Konsep merupakan definisi yang dpakai dalam unsur dari suatu generalisasi serta fenomena-fenomena tertentu, yang dimaksud konsep adalah:
merupakan suatu definsi dari apa yang kita amati, konsep-konsep yang dinyatakan antara variabel-variabel mana kita ingin menentukn hubungan
empiris.
10
Dengan demikian yng dimaksud dengan definisi konsep adalah merupakan konsep-konsep yang dinyatakan sebagai variabel-variabel yang
akan penulis pelajari, jadi variabel yang ada merupakan penjabaran dari konsep itu sendiri, variabel yang terdapat didalam konsep itu adalah:
1. Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan baik individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok
pemerintah atau pihak swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan- tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan. Dari uraian
10
Singarimbun, Masri dan Sofan Efendi, Metode Penelitian survey, Jakarta: LP3ES, 1981 dan 1995
Pembuatan kebijakan oleh
Legislatif
Proses Pelaksanaan
Kebijakan
Evaluasi Implementasi
Kebijakan
Monitoring Oleh Dinas Perhubungan
15
tersebut dapat disimpulkan, bahwa kebijakan merupakan aspek yang penting dari keseluruhan proses kebijakan.
Implementasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses tindakan administrasi dan politik, hal ini ditegaskan dengan pendapat Peter S.
Cleaves yaitu “ a process of moving towrd a policy objective by means of dminstrative
and political steps”, kemudin dari itu proses implementasi kebijakan dapat di evaluasi dengan cara mengukur atau membandingkan
antara hasil akhir dari program-program tersebut dengan tujuan-tujuan kebijakan.
11
2. Peraturan Daerah
Menurut Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang dimaksud dengan
Peraturan Daerah Perda adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan
bersama Kepala Daerah. Definisi lain adalah peraturan perundang- undangan yang dibentuk bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dengan Kepala Daerah baik di Propinsi maupun di KabupatenKota Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah UU Pemda, Perda dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah PropinsiKabupatenKota dan tugas pembantuan serta
merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan cirri khas masing-masing daerah.
11
Peter S.Clave, Implementation Amid Scarity and Apathy: Political Power anda Policy Design in M.S. Grindle ed, Politiccs and Policy Implementation in the Third World, Princeton University
Press, Princeton, 1980.
16
Sesuai ketentuan Pasal 12 Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, materi muatan
Perda adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan dan menampung kondisi khusus
daerah serta penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebh tinggi. Rancangan Peraturan Daerah dapat berasal dari Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah DPRD, Gubernur atau BupatiWalikota. Apabila dalam satu kali masa sidang Gubernur atau BupatiWalikota dan
DPRD menyampaikan rancangan Perda dengan materi yang sama, maka yang dibahas adalah rancangan Perda yang disampaikan oleh DPRD,
sedangkan rancangan Perda yang disampaikan oleh Gubernur atau BupatiWalikota dipergunakan sebagai bahan persandingan. Program
penyusunan Perda dilakukan dalam satu Program Legislasi Daerah 4, sehingga diharapkan tidak terjadi tumpang tindih dalam penyiapan satu
materi Perda.
3. Pengalihan Terminal Gadang menuju Terminal Hamid Rusdi
Untuk mengatasi dan menghindari kemacetan yang semakin parah di daerah pasar Gadang tersebut, pemerintah kota Malang mengambil
inisiatif untuk melakukan pemindahan atau pengalihan terminal Gadang menuju terminal Hamid Rusdi kota Malang dengan tujuan menguraikan
kemacetan yang ada di daerah terminalpasar Gadang. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan luasnya terminal Hamid Rusdi kota
Malang dan jalan menuju terminal Hamid Rusdi juga termasuk luas dan
17
sepi, sehingga apabila para sopir angkutan kota berhenti dipinggiran jalan sekitar terminal Hamid Rusdi tidak menggangu jalannya kendaraan umum
lainnya dan tidak terjadi kemacetan kembali. Selain berfungsi untuk mengurangi atau menguraikan kemacetan
yang terjadi di daerah sekitar terminalpasar Gadang, pengalihan terminal ini juga bertujuan untuk memberikan sarana dan prasarana yang
bermanfaat dan dapat memuaskan warga masyarakat yang menggunakan jasa terminal Hamid Rusdi beserta para sopir angkutan kota tersebut.
G. Definisi Operasional
Definsi Operasional adalah menyatakan bagaimana operasi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh data atau indicator yang
menunjukkan konsep yang dimaksud.
12
Definisi Operasional perlu menetapkan gejala bentuk atau indicator lainnya, hal ini bertujuan untuk memperoleh data yang relevan dan dapat
diolah dengan baik. Sedangkan indicator dari penelitian Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah No.14 Tahun 2011 Tentang Pengalihan Terminal
Gadang Menuju Terminal Hamid Rusdi, diantaranya sebagai berikut : 1.
Sosialisasi Kebijakan Pengalihan Terminal Gadang menuju Terminal Hamid Rusdi.
2. Penyediaan kerangka kelembagaan implementasi
a. Siapa yang melaksanakan kebijakan pengalihan terminal.
12
Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2002. Hlm 29