Latar Belakang IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH NO. 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGALIHAN TERMINAL GADANG MENUJU TERMINAL HAMID RUSDI

4 jaringan dimana kinerja pelayanan transportasi sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan. Menurut Abbas Salim 1993, transportasi adalah kegiatan pemindahan barang muatan dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dimana dalam transportasi terdapat dua unsur penting yaitu pemindahan pergerakan, secara fisik tempat dari barang komoditi dan penumpang ke tempat lain. 1 Menurut Utomo, transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Didalam transportasi, terdapat unsur-unsur yang terkait erat dalam berjalannya konsep transportasi itu sendiri. Unsur-unsur tersebut adalah : 1. Manusia yang membutuhkan 2. Barang yang dibutuhkan 3. Kendaraan sebagai sarana alat 4. Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi 5. Organisasi pengelola transportasi Salah satu jenis transportasi yang paling sering dan umum digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat adalah transportasi darat. Transportasi darat sendiri adalah segala bentuk transportasi yang menggunakan jalan untuk mengangkut penumpang atau barang. Bentuk awal dari transportasi darat adalah menggunakan kuda, keledai atau bahkan manusia untuk membawa barang melewati jalan setapak seiring dengan perkembangan perdagangan, jalan diratakan atau dilebarkan untuk mengakomodir aktivitas. 2 Transportasi darat sendiri sangat identik dengan yang namanya terminal. Hal ini di karenakan sektor transportasi darat yang khususnya dalam hal ini adalah terminal 1 Sallim,Abbas. 1993. Manajemen Transportasi, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Hlm 35 2 http:wikipedia.orgwikitrasnportasi_darat. Diakses pada tanggal 16 Desember 2014 pkl 11.30 5 merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting dan dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat, yang cenderung lebih didominasi oleh masyarakat kelas menengah kebawah. Tanpa sarana transportasi yang memadai maka sulit untuk menghubungkan seluruh daerah yang ada di Negara kita ini. Secara umum terminal didefinisikan sebagai tempat berakhirnya dan berawalnya suatu perjalanan dengan menggunakan berbagai jenis moda angkutan seperti bus, truk, pesawat udara, kapal laut, kereta api dan moda angkutan lainnya. Terminal juga sebagai tempat perpindahan orang atau barang dari moda angkutan satu ke moda angkutan yang lain sehingga titik tempat dimana penumpang dan barang masuk serta barang keluar dari system merupakan komponen penting dalam system transportasi. 3 Terminal ini bukan saja merupakan komponen fungsional utama dari system transpostasi tetapi juga sering merupakan prasarana pemberhentian suatu moda transportasi. Ada banyak terminal di Indonesia, bahkan di tiap daerah di kota besar terdapat terminal untuk penghubung transportasi baik terminal dengan skala besar maupun dengan skala kecil. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI pengertian terminal adalah perhentian atau penghabisan. Sedangkan pengertian terminal bedasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995 tentang terminal transportasi jalan menyatakan bahwa terminal penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan 3 Morlok, K Edward, 1991, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Cetakan ketiga, Erlangga: Jakarta. Hlm 88 6 dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar modatransportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. 4 Kota Malang adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur Indonesia. Kota ini berada di dataran tinggi cukup sejuk terletak pada 90 km sebelah selatan kota Surabaya dan wilayahnya di kelilingi oleh Kabupaten Malang. Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur yang memiliki fungsi dan regional. Peran regional sendiri berfungsi sebagai pusat satuan wilayah pembangunan, sebagai pusat perdagangan, jasa industri yang telah mengalami kemajuan pesat. Perkembangan kota Malang yang pesat dari tahun ke tahun selalu mempengaruhi perkembangan kota Malang dalam jangka waktu yang panjang sehingga keberadaan rencana tata kota harus dipertahankan dan dijadikan acuan program pembangunan. Jumlah penduduk Kota Malang 768.000 data sensus statistik 2010, dengan tingkat pertumbuhan 3,9 per tahun. Sebagian besar adalah suku jawa, dengan tingkat pertumbuhan 3,9 per tahun. Sebagian besar adalah suku jawa, serta sejumlah suku-suku minoritas seperti Madura, Arab, dan Tionghoa. Pada tahun 1879 di Kota Malang mulai beroperasi kereta api dan sejak itu Kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakat semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa kendali, 4 Keputusan Menteri KEPMEN Perhubungan No.31 Tahun 1995 7 perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri. 5 Kota Malang dalam perkembangannya, dihadapkan pada berbagai masalah, baik masalah fisik spasial, sosial, ekonomi maupun lingkungan. Kondisi ini berpengaruh terhadap semakin meningkatnya kebuttuhan penyediaan fasilitas dan sarana prasarana wilayah di Kota Malang. Untuk itulah diperlukan suatu arahan alokasi yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang menjadi hal yang perlu untuk segera dilaksanakan, didorong oleh adanya perubahan yang signifikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 6 Peraturan daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang RTRW Provinsi Jawa Timur maupun perkembangan yang ada di Kota Malang sendiri. 7 Selanjutnya dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang tersebut, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota dan Pemerintah Kabupaten seluruh Indonesia harus melakukan penyesuaian. Dengan adanya perencanaan yang lebih rinci terhadap RTRW, pemerintah kota Malang dalam hal ini perlu bergegas untuk segera menyusun rencana detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, terutama pada sektor perencanaan sarana dan prasarana transportasi. Banyaknya terminal yang ada di kota Malang ini yang terdiri dari Terminal Arjosari, terminal Gadang, terminal Landungsari dan 2 sub terminal 5 http: profil Kota Malang. Htp diakses pada tanggal 16 Januari 2014 pkl 17.30 6 Undang-undang No. 26 Tahun 2007 7 Peraturan Daerah PERDA No. 2 Tahun 2006 tentang RTRW Provinsi Jawa Timur 8 lainnya adalah Sub-Terminal Madyopuro di bagian timur Kota Malang, tepatnya di daerah Madyopuro dekat Sawojajar dan Sub-Terminal Mulyorejo yang terlatak di sebelah barat daya Kota Malang, tepatnya di daerah Mulyorejo Kecamatan Sukun. 8 Dengan adanya kelima terminal ini, dimungkinkan sarana transportasi yang ada di kota Malang ini dapat terpenuhi ke segala tujuan baik dalam kota maupun keluar kota. Kelima terminal ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi transportasi di kota Malang, melainkan juga menimbulkan dampak negatif. Pandangan masyarakat Indonesia khususnya Kota Malang masih tergolong sebagai masyarakat yang menganut disiplin yang relatif rendah dalam semua lini aktifitas kehidupan, termasuk berdisiplin berlalu lintas di jalan raya dan berdisiplin untuk menganut dan menerapkan sebuah peraturan yang ada. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh warga masyarakat kota Malang terutama pengemudisopir angkutan kota dan seringnya warga masyarakat beserta sopir angkutan kota tidak memperdulikan dan menghiraukan peraturan yang ada . Dari segi penegak hukum, kurangnya pengawasan di tempat yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dan kurang tegasnya para penegak hukum dalam mengatasi para pengemudisopir yang tidak mematuhi peraturan tersebut. Dari segi faktor masyarakat, masih banyaknya pengemudisopir angkutan kota dan bus yang tidak menghiraukan peraturan tersebut terbukti dengan masih banyaknya pengemudisopir 8 http:wisatamalangtransport.blogdetik.com20120727pemerintah-kota-malang-kota-malang profil-kota-malang diakses pada tanggal 25 Desember 2013 pada pukul 08.30 9 angkutan kota dan bus yang masih berada di sekitar Pasar Induk Gadang atau yang sering disebut dengan terminal gadang. Penyebab kemacetan mulai dari tak tertibnya pengendara, hingga pedagang yang meluber sampai ke jalan. Di perempatan Gadang contohnya, pengemudi bus jurusan Blitar dan sekitarnya, menaikan dan menurunkan penumpang seenaknya di ujung barat PIG. Termasuk pos polisi yang ada disekitar PIG juga nyaris tak berarti. Pengemudi bus dan angkot beralasan terpaksa menurunkan penumpang diujung barat PIG. Oleh karena itu, untuk menanggulangi dampak negatif tersebut pemerintah kota Malang dalam hal ini melakukan proses penataan ulang terhadap terminal yang ada di kota Malang. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah kota Malang dalam memberikan pelayanan jasa transportasi yang nyaman dan sesuai dengan keinginan masyarakat diwujudkan dengan menata kembali terminal yang ada di kota Malang ini, salah satu contohnya adalah kebijakan mengalihkan terminal Gadang menuju terminal Hamid Rusdi sebagai bentuk upaya pemerintah menanggulangi kemacetan yang ada di sekitar terminal Gadang. Upaya pemindahan terminal Gadang menuju terminal Hamid Rusdi yang dilakukan pemerintah kota Malang termuat dalam pasal 14 ayat 3 c Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010-2030 yang berbunyi “mengalihkan Terminal Gadang menuju ke Terminal Hamid Rusdi“. 9 9 Peraturan Daerah Kota Malang No.4 Tahun 2011 10 Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul tentang “ Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Pengalihan Terminal Gadang Menuju Terminal Hamid Rusdi Study di Dinas Perhubungan Kota Malang”.

B. Rumusan Masalah

1. Permasalahan apa saja yang muncul dalam proses Implementasi Kebijakan pengalihan Terminal Gadang menuju Terminal Hamid Rusdi? 2. Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh adanya Kebijakan Pengalihan Terminal Gadang menuju Terminal Hamid Rusdi?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendekripsikan permasalahan apa saja yang muncul dalam proses Implementasi Kebijakan Pengalihan Terminal Gadang menuju Terminal Hamid Rusdi. 2. Untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan oleh adanya Kebijakan Pengalihan Terminal Gadang menuju Terminal Hamid Rusdi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

Mengembangkan kajian politik untuk menambah referensi bagi jurusan ilmu pemerintahan FISIP UMM, khususnya bagi Dinas Perhubungan 11 dalam melaksanakan keefektifitasan pengalihfungsian terminal gadang menuju terminal hamid rusdi.

2. Manfaat Praktis

Memberikan rekomendasi perbaikan kinerja Dinas Perhubungan dalam pelaksanaan Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Pengalihan Terminal Gadang Menuju Terminal Hamid Rusdi.

E. Kerangka Teori

Dalam sub bagian ini penulis akan mengembangkan kerangka teori sebagai bahan analisa dari permasalahan yang di angkat dalam skripsi ini. Penulis akan mendeskripsikan bagaimana konsep implementasi kebijakan, tahapan-tahapan implementasi kebijakan, serta evaluasi kebijakan. 1. Konsep Implementasi Salah satu tahapan penting dalam siklus kebijakan publik adalah implementasi kebijakan. Implementasi sering dianggap hanya merupakan pelaksanaan dari apa yang telah diputuskan oleh legislatif atau para pengambil keputusan, seolah-olah tahapan ini kurang berpengaruh. Akan tetapi dalam kenyataannya, tahapan implementasi menjadi begitu penting karena suatu kebijakan tidak akan berarti apa-apa jika tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan benar. Dengan kata lain implementasi 12 merupakan tahap dimana suatu kebijakan dilaksanakan secara maksimal dan dapat mencapai tujuan kebijakan itu sendiri. Secara Etimologis, implementasi menurut kamus Webster yang dikutib oleh Solichin Abdul Wahab adalah sebagai berikut: “Konsep implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to implement mengimplementasikan berati to provide the means for carrying out menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu; dan to give practical effect to untuk menimbulkan dampakakibat terhadap sesuatu Webster dalam Wahab 2006:64 ” Definisi lain juga diutarakan oleh Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier yang menjelaskan makna implementasi dengan mengatakan bahwa: Hakikat utama implementasi kebijakan adalah memahami apa yang seharusnya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan. Pemahaman tersebut mencakup usaha-usaha untuk mengadministrasikannya dan menimbulkan dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian Mazmanian dan Sabatier dalam Widodo 2010:87 . Berdasarkan definisi yang disampaikan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh pelaksana kebijakan dengan harapan akan memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran dari kegiatan tersebut. 2. Tahapan Implementasi Untuk mengefektifkan implementasi kebijakan yang ditetapkan, maka diperlukan adanya tahapan-tahapan dari implementasi kebijakan tersebut. M. Irfan Islamy membagi tahap implementasi dalam dua bentuk, yaitu : 13 a Bersifat self executing atau yang berarti bahwa dengan dirumuskannya dan disahkannya suatu kebijakan maka kebijakan tersebut akan terimplementasikan dengan sendirinya, misalnya pengakuan suatu Negara terhadap kedaulatan Negara lain. b Bersifat non – self executing atau yang berarti bahwa suatu kebijakan publik perlu diwujudkan dan dilaksanakan oleh berbagai pihak supaya tujuan pembuatan kebijakan tercapai. 3. Evaluasi Kebijakan Menurut Abidin evaluasi secara lengkap mengandung tiga pengertian yaitu: 1. Evaluasi awal, sejak dari proses perumusan kebijakan sampai saat sebelum dilaksanakan. 2. Evaluasi dalam proses pelaksanaan atau monitoring. 3. Evaluasi akhir, yang dilakukan setelah selesai proses pelaksanaan kebijakan. Evaluasi dilakukan karena tidak semua program kebijakan public mencapai hasil yang sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Kebijakan publik seringkali terjadi kegagalan dalam meraih maksud dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Wibawa dkk mengemukakan bahwa evaluasi kebijakan bermaksud untuk mengetahui 4 aspek yaitu : 1. Proses pembuatan kebijakan. 2. Proses Implementasi. 3. Konsekuensi kebijakan, dan 4. Evektifitas dampak kebijakan.