Distribusi Ikan pada Dua Musim di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah dengan Metode Akustik.
DISTRIBUSI IKAN PADA DUA MUSIM DI PERAIRAN
PULAU GEBE, HALMAHERA TENGAH DENGAN METODE
AKUSTIK
RIRIN PRAMESWARI
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Distribusi Ikan pada
Dua Musim di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah dengan Metode Akustik
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Ririn Prameswari
NIM C54080081
ABSTRAK
RIRIN PRAMESWARI. Distribusi Ikan Pada Dua Musim di Perairan Pulau Gebe,
Halmahera Tengah, dengan Metode Akustik. Dibimbing oleh SRI PUJIYANTI
dan SULISTIONO.
Teknologi hidroakustik yang digunakan untuk mendeteksi distribusi ikan di
Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah dapat memberikan informasi mengenai
waktu penangkapan sumberdaya perikanan yang paling optimal. Penelitian ini
bertujuan mengukur nilai Sv untuk mendeteksi gerombolan ikan serta mengetahui
faktor lingkungan yang terkait di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah.
Metode hidroakustik split beam dalam penelitian ini menggunakan peralatan
Biosonic DTX 1000. Pengolahan data akustik dilakukan pada perangkat lunak
Echoview 4.8, Ms-Excel 2007, ODV (Ocean Data View ) 4.1, dan Surfer 10.0.
Pengukuran dua musim bertujuan untuk mengetahui perbandingan distribusi ikan
terbanyak. Intepretasi data menunjukkan sebaran Sv secara vertikal, dan
horizontal, serta sebaran suhu di perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah.
Diperoleh distribusi ikan terbanyak di kedalaman 25-50 meter pada bulan
Februari, sedangkan pada bulan Oktober di 5-25 meter.
Kata kunci: ikan, akustik, distribusi, kedalaman, dua musim .
ABSTRACT
RIRIN PRAMESWARI. Fish distribution In Two Different Seasons at Gebe
Island, Central Halmahera by using Acoustic Methods. Supervised by SRI
PUJIYANTI and SULISTIONO.
Hydroacoustic technology was applied to detect fish distribution in Gebe
Island, Central Halmahera thus providing the information about the optimal time
of fishing. This study aimed to measure Sv value in detecting the location fish and
to measure environmental factors related to Sv distribution in Gebe Island, Central
Halmahera. Split Beam Hydroacoustic method was applied in this study using
Biosonic DTX 1000 equipment. Acoustic data processing was run in Echoview
4.8, Ms-Excel 2007, ODV (Ocean Data View) 4.1, and 10.0 Surfer. The use of
software also helps to interpret results that were conducted in two seasons. Data
interpretation showed vertical and horizontal Sv distribution and temperature
distribution in Gebe Island, Central Halmahera. This research revealed that large
quantities of fish were found at 25-50 meters depth in February, while in October
the most quantity of fish is found at 5-25 meters.
Keywords: fish, acoustic, distribution, depth, two seasons, .
DISTRIBUSI IKAN PADA DUA MUSIM DI PERAIRAN
PULAU GEBE, HALMAHERA TENGAH DENGAN METODE
AKUSTIK
RIRIN PRAMESWARI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Kelautan
pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
Judul Skripsi : Distribusi Ikan pada Dua Musim di Perairan Pulau Gebe,
Halmahera Tengah dengan Metode Akustik.
Nama
: Ririn Prameswari
NIM
: C54080081
Disetujui oleh
Dr.Ir. Sri Pujiyati, M.Si
Pembimbing I
Prof.Dr.Ir. Sulistiono, M.Sc
Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr.Ir. I Wayan Nurjaya, M.Sc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
Judul Skripsi: Distribusi Ikan pad a Dua Musim di Perairan Pulau Gebe,
Halmahera Tengah dengan Metode Akustik.
Nama
: Ririn Prameswari
NIM
: C54080081
Disetujui oleh
Dr.Ir. Sri Pujiyati, M.Si
Pembimbing I
Prof.
.
ayan Nunaya,
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
:n
t-to'lf....,er
セ「|S@
)
.Sc
no M .Sc
Pembimbing II
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala
atas segala karunia dan hidayah-Nya, karena skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang wajib ditempuh untuk
mendapatkan kelulusan dan gelar sarjana, yang berjudul Distribusi Ikan pada Dua
Musim di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah dengan Metode Akustik.
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah mendukung
dan membantu dalam pelaksanaan penelitian hingga proses penyusunan skripsi
ini. Karenanya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Ibu Dr. Ir. Sri Pujiyati, M.Si dan Bapak Prof. Dr. Ir. Sulistiono,
M.Sc selaku pembimbing yang telah memberikan banyak sekali
masukan dan bimbingan untuk penyusunan skripsi ini,
2.
Asep Mamun S.Pi dan Acta Withamana S.Pi, M.Si, yang
membantu dalam memahami metode yang digunakan dalam
penelitian ini.
3.
Serta kedua orangtua yang selalu mendukung dalam pembuatan
skripsi ini.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi
pedoman penulis dalam penelitian dan penyusunan skripsi.
Bogor, Februari 2014
Ririn Prameswari
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Tujuan Penelitian.................................................................................. 2
METODE .............................................................................................................. 2
Analisis Data ........................................................................................ 3
Bahan dan Alat Penelitian .................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 3
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 12
Kesimpulan......................................................................................... 12
Saran....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 13
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Hasil tangkapan ikan di sekitar Perairan Halmahera Tengah...............6
Tabel 2.
Nilai Sv secara vertikal pada bulan Februari dan Oktober 2012 di
sekitar Perairan Halmahera Tengah....................................................11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Lokasi survei di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah....................2
Gambar 2. Sebaran suhu permukaan laut di Perairan Pulau Gebe bulan Februari
2012.......................................................................................................4
Gambar 3. Sebaran suhu permukaan laut di Perairan Pulau Gebe bulan Oktober
2012.......................................................................................................5
Gambar 4. Distribusi ikan pada kedalaman 5-25 meter bulan Februari 2012 secara
horizontal...............................................................................................6
Gambar 5. Distribusi Ikan pada kedalaman 25-50 meter bulan Februari 2012
secara horizontal....................................................................................6
Gambar 6. Distribusi ikan pada kedalaman 50-75 meter bulan Februari 2012
secara horizontal....................................................................................7
Gambar 7. Distribusi ikan pada kedalaman 75-100 meter bulan Februari 2012
secara horizontal ................................................................................... 7
Gambar 8. Distribusi ikan pada kedalaman 5-25 meter bulan Oktober 2012 secara
horizontal .............................................................................................. 8
Gambar 9. Distribusi ikan pada kedalaman 25-50 meter bulan Oktober 2012
secara horizontal....................................................................................9
Gambar 10. Distribusi ikan pada kedalaman 50-75 meter bulan Oktober 2012
secara horizontal....................................................................................9
Gambar 11. Distribusi ikan pada kedalaman 75-100 meter bulan Oktober 2012
secara horizontal..................................................................................10
Gambar 12. Sebaran Sv vertikal pada bulan Februari 2012 .................................. 11
Gambar 13. Sebaran Sv vertikal ikan pada bulan Oktober 2012...........................11
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Halmahera Tengah terletak antara 0⁰45′ LU ‐ 0⁰15′ LS dan
127⁰45′ BT ‐ 129⁰26′ BT, dengan luas wilayah 8,381.48 km² terdiri dari luas
daratan 2,276.83 km² (27.00 %) dan luas lautan 6,104.65 km² (73.00 %).
Berdasarkan UU No.1 Tahun 2003, wilayah Kabupaten Halmahera Tengah
mencakup 8 kecamatan dan 33 desa, yaitu Weda, Weda Utara, Weda Selatan,
Patani, Patani Utara, Pulau Gebe, Weda Tengah, dan Patani.
Sumberdaya ikan laut pada dasarnya dikelompokkan berdasarkan
taksonomi, yaitu ikan (pisces) dan non-ikan (mollusca, crustaceae, reptilian,
mammalian). Kelompok ikan kemudian dibedakan berdasarkan habitatnya
menjadi ikan pelagis, ikan demersal dan ikan karang. Ikan pelagis dibagi lagi
menjadi dua, yaitu ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil. Ikan pelagis adalah
ikan yang hidupnya berada pada lapisan permukaan perairan sampai kolom tengah
perairan dan hidupnya bergerombol baik dengan spesies yang sama maupun
dengan jenis ikan lainnya. Ikan pelagis memiliki sifat fototaksis positif dan
tertarik pada benda-benda terapung. Perairan Pulau Gebe termasuk kedalam
wilayah pengelolaan perikanan dengan potensi lestari sumberdaya perikanan laut
sebesar 587,670 ton/tahun yang terdiri dari ikan pelagis besar sebesar 106,510
ton/tahun. Tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan laut di wilayah ini telah
mencapai 62.50 % (Samad, 2004).
Perkembangan terkini di bidang sains perikanan, teknologi akustik,
pengolahan sinyal digital dan pengolahan citra digital, memungkinkan
diintrepretasikan informasi tersebut untuk identifikasi kawanan ikan dengan sinyal
akustik menjadi lebih baik. Beberapa peneliti sudah ada yang mengembangkannya
berupa karakteristik kawanan ikan dengan digitalisasi sinyal hambur balik (backscattered). Bahkan dapat membedakan antar spesies ikan di lingkungan sub tropis,
dengan berbagai tingkat kesuksesan (Coetzee 2000 dalam Fauziyah 2005).
Teknologi hidroakustik merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk
mendeteksi sumberdaya hayati dan nonhayati secara lebih akurat, cepat, dalam
jangkauan yang luas, tidak mengganggu biota dan tidak merusak lingkungan
(Fauziyah dan Jaya 2010). Salah satu tujuan utama dalam survei hidroakustik
adalah memperkirakan stok ikan di dalam suatu perairan. Survei-survei yang
dilakukan selama ini berupaya menyediakan informasi mengenai distribusi dan
kelimpahan relatif spesies ikan (Fauziyah et al. 2010). Metode akustik telah
banyak digunakan dalam penelitian perikanan untuk mengkaji biomassa ikan
pelagis estimasi (Georgakarakos et al. 2011). Informasi yang diperoleh akan lebih
baik jika data yang diperoleh dari hasil metode akustik dikombinasikan dengan
data yang dikumpulkan secara bersamaan berdasarkan kondisi oseanografi
misalnya, perubahan suhu (Brill dan Lutcavage, 2001).
2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan nilai Sv dan sebarannya
dengan menggunakan metode Split Beam hidroakustik di Pulau Gebe, Halmahera
Tengah serta mengkaji pengaruh faktor lingkungan (suhu) terhadap nilai dan
sebaran Sv untuk mengetahui gerombolan ikan di perairan yang bersangkutan.
METODE
Penelitian ini menggunakan data milik Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM) IPB. Survei lapang dilakukan pada bulan Februari 2012 dan
bulan Oktober 2012. Pengolahan data akustik dilakukan sejak tanggal 10 Februari
hingga 31 Maret 2013 di Laboraturium Akustik dan Instrumentasi Kelautan,
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Lokasi survei
lapang dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Lokasi Survei di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah
Bahan dan Alat Penelitian
Data akustik diperoleh dengan Biosonic DTX 1000, Uninteruptable Power
System (UPS), Stabilizer. Analisis data akustik dan lingkungan Perairan Pulau
Gebe dilakukan menggunakan Laptop, Dongle, Ms.Excel, Echoview 4.3, Ocean
Data View 4.1, dan Surfer 10.0
3
Analisis Data
Data Akustik
Data akustik yang diolah dalam penelitian ini sudah dalam bentuk tabulasi
excel. Analisis lanjutan dengan menggunakan program Surfer 10.0 untuk
menggambarkan sebaran secara horizontal pada selang 5-25 meter, 25-50 meter,
50-75 meter, dan 75-100 meter.
Data Oseanografi
Parameter oseanografi yang digunakan pada penelitian ini adalah suhu
perairan. Untuk dapat menggambarkan sebaran suhu di seluruh Perairan Pulau
Gebe dilakukan download data dari www.oceanwatch.pifsc.noaa.gov pada bulan
Februari dan Oktober 2012. Data tersebut kemudian diolah lebih lanjut dengan
Ocean Data View 4.1 dan Surfer 10.0 untuk dapat memberi gambaran sebaran
suhu secara horizontal
Data Hasil Tangkapan
Hidroakustik tidak dapat menentukan komposisi jenis, karena itu
dilengkapi dengan metode umum seperti menggunakan alat tangkap untuk
memverifikasi jenis target (Baldwin dan McLellan, 2008). Data hasil tangkapan
dalam penelitian ini sudah dalam bentuk data excel. Alat yang digunakan untuk
menangkap ikan berupa jaring hanyut. Salah satu jenis jaring insang yang sangat
populer adalah jaring insang hanyut. Cara pengoperasiannya adalah dengan
menghanyutkan beberapa puluh lembar jaring yang saling terangkai di permukaan
laut. Ikan yang menjadi target utama tangkapannya adalah jenis-jenis ikan pelagis
yang melakukan migrasi horizontal di permukaan laut, seperti ikan tongkol,
kembung,selar, lemuru, dan tembang (Puspito, 2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data lingkungan di sekitar Pulau Gebe berdasarkan nilai suhu dan salinitas
yaitu 29.00 ⁰C dan 31.00 ‰. Di sekitar teluk dari Pulau Kapaleo diperoleh nilai
suhu dan salinitas sebesar 29.00 ⁰C dan 31.00 ‰. Nilai suhu dan salinitas yang di
sekitar Pulau Yoi adalah 29.80 ⁰C dan 31.7.00 ‰ (Pemerintah Kabupaten
Halmahera Tengah. 2011) . Hasil
download data suhu dari
www.oceanwatch.pifsc.noaa.gov menunjukkan sebaran suhu secara kesluruhan di
Perairan berada diantara 27.70 ⁰C sampai 31.22 ⁰C.
Sebaran Suhu dua musim
Adanya perbedaan bulan pengambilan data maka, suhu menjadi faktor yang
mempengaruhi distribusi ikan. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa pada bulan
Februari suhu tertinggi berada pada 31.22 ⁰C. Di lihat pada Gambar 2, suhu
menurun di sekitar selatan serta utara Pulau Gebe. Pada bulan ini kisaran suhu di
sekitar perairan Halmahera berada pada 27.70 ⁰C sampai 31.22 ⁰C.
4
Gambar 2. Sebaran suhu permukaan laut di Perairan Pulau Gebe bulan
Februari 2012
Pada bulan Oktober suhu terendah mencapai 27.43 ⁰C, sedangkan suhu
tertinggi 30.74 ⁰C. Berdasarkan Gambar 3, terlihat di sekitar perairan Halmahera
mendominasi suhu antara 28.00 ⁰C sampai 29.00 ⁰C. Pada bulan Oktober terdapat
sedikit perbedaan apabila kita bandingkan dengan suhu pada bulan Februari yang
suhunya meningkat di sekitar barat dari perairan Halmahera Tengah.
Gambar 3. Sebaran suhu permukaan laut di Perairan Pulau Gebe bulan Oktober
2012
5
Hasil Tangkapan Ikan
Data hasil tangkapan ikan yang diperoleh dalam penelitian ini sudah di tulis
dalam bentuk tabel berdasarkan pendataan dari data di lapang. Hasil tangkapan
dengan menggunakan jaring hanyut menampilkan beberapa jenis ikan yang berada
di sekitar Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil tangkapan ikan di sekitar Perairan Halmahera Tengah
No.
1
2
3
4
5
6
7
Family
Exocoetidae
Mullidae
Acanthuridae
Caesionidae
Lutjanidae
Carangidae
Scomberidae
Spesies
Cypselurus sp.
Upeneus vittatus
Naso hexacanthus
Caesio sp.
Macolor niger
Caranx papuensis
Thunnus alalunga
Nama Lokal
Ikan Terbang
Kuniran
Kulit Pasir
Ekor Kuning
Kakap Hitam
Bobara
Tuna
Sebaran Scattering Volume (Sv) secara Horizontal
Scattering Volume bulan Februari 2012
Nilai Sv (dB) merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan
informasi mengenai kelimpahan ikan. Secara horizontal dengan kedalaman yang
relatif sama seperti pada analisis distribusi ikan pelagis, Sebaran nilai Sv rata-rata
dapat dilihat pada Gambar 6 dengan kedalaman 5-25 meter, Gambar 7 dengan
kedalaman 25-50 meter, Gambar 8 dengan kedalaman 50-75 meter, Gambar 9
dengan kedalaman 75-100 meter. Mayoritas sebaran Sv paling banyak terdapat di
kedalaman 25-50 meter. Pada kedalaman ini data yang diperoleh lebih banyak
dibandingkan kedalaman lainnya dari data pada bulan Februari.
Berdasarkan Gambar 6, diperoleh sebaran Sv dominan berada pada selang
kelas 1, yaitu -81.00 dB sampai -75.00 dB, dengan nilai Sv minimum dan Sv
maksimum sebesar, -80.94 dB dan -42.30 dB. Nilai sebaran Sv pada selang kelas
tersebut terlihat persebarannya merata di sekitar Pulau Gebe serta di pulau-pulau
kecil lainnya, seperti Pulau Kapaleo, Pulau Yoi, dan Pulau Uta. Nilai rata-rata Sv
dari distribusi pada kedalaman ini berada pada selang kelas pertama yaitu, dengan
nilai rata-rata sebesar -75.85 dB. Sesuai dengan banyak nilai yang muncul hal ini
dapat dilihat pada gambar yang ditunjukkan berupa lingkaran berwarna jingga.
6
Gambar 4. Distribusi ikan pada kedalaman 5-25 meter bulan Februari 2012
secara horizontal
Sebaran horizontal dari Sv pada kedalaman 25-50 meter ini diperoleh pada
selang kelas 2 dengan nilai di antara -75.00 dB sampai -69.00 dB. Nilai Sv
minimum diperoleh sebesar -80.87 dB sedangkan nilai Sv maksimum berada pada
nilai Sv sebesar -34.32 dB.
Gambar 5. Distribusi ikan pada kedalaman 25-50 meter bulan Februari
2012 secara horizontal
Di kedalaman 50-75 m nilai Sv terdapat mendominan berada pada selang
kelas 1. Nilai Sv minimum pada kedalaman 50-75 m ini berada pada nilai -80.88
dB, sedangkan nilai Sv maksimumnya berada pada nilai -59.84 dB. Nilai Sv
7
dominan pada kedalaman ini ditunjukkan oleh lingakaran berwarna jingga dengan
rata-rata nilai Sv sebesar -75.32 dB.
Gambar 6. Distribusi ikan pada kedalaman 50-75 meter bulan Februari
2012 secara horizontal
Pada kedalaman 75-100 meter sebaran horizontal dominan dari nilai Sv di
bulan Februari masih berada di rentang nilai -81.00 dB sampai -75.00 dB yang
terdapat di selang kelas 1. Nilai ini ditampilkan dalam lingkaran berwarna jingga
pada peta sebaran horizontal. Dengan nilai Sv minimum sebesar -80.94 dB dan
nilai Sv maksimum sebesar -49.62 dB. Diperoleh pula nilai Sv rata-rata sebesar 75.48 dB.
Gambar 7. Distribusi ikan pada kedalaman 75-100 m bulan Februari 2012 secara
horizontal
8
Sebaran empat strata kedalaman yang diambil secara horizontal pada bulan
Februari menunjukkan bahwa distribusi horizontal ikan dominan berada di sekitar
Pulau Gebe dengan rentang nilai -81.00 dB sampai -75.00 dB. Berdasarkan
pengamatan pada lokasi hasil tangkapan dominan di sekitar perairan Halmahera
Tengah ini berupa ikan Tuna.
Scattering Volume bulan Oktober 2012
Pada bulan Oktober ini data yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan data
pada bulan Februari. Persebaran dari nilai Sv pada musim ini persebarannya
cukup merata di sekitar pulau-pulau kecil di Perairan Halmahera Tengah.
Berdasarkan Gambar 8, sebaran horizontal ikan pada bulan Oktober di
kedalaman 5-25 m memiliki nilai Sv dominan berada pada selang kelas 3 dengan
rentang nilai -69.00 dB sampai -63.00 dB yang ditunjukkan oleh lingkaran
berwarna kuning. Terlihat pada peta nilai pada selang kelas 3 tersebar cukup
merata di Perairan Halmahera Tengah. Nilai Sv minimum pada kedalaman 5-25
meter di bulan Oktober ini berada pada -73.00 dB, sedangkan nilai Sv maksimum
berada pada -34.40 dB. Diperoleh pula nilai Sv rata-rata sebesar -61.10 dB.
Skala peta
Gambar 8. Distribusi ikan pada kedalaman 5-25 meter bulan Oktober 2012
secara horizontal
Pada kedalaman 25-50 meter di bulan Oktober, nilai Sv dominan berada
pada selang kelas 2 dengan rentang nilai -75.00 dB sampai -69.00 dB. Nilai ini
ditunjukkan pula oleh lingkaran berwarna merah pada peta. Nilai Sv minimum
dan maksimum berada pada -79.89 dB dan -22.62 dB. Pada kedalaman ini
diperoleh nilai Sv rata-rata yaitu, -56.84 dB.
9
Skala peta
Gambar 9. Distribusi ikan pada kedalaman 25-50 meter bulan Oktober 2012
secara horizontal
Pada kedalaman 50-75 meter di bulan Oktober, nilai Sv dominan berada
pada selang kelas 3 dengan rentang nilai -69.00 dB sampai -63.00 dB. Nilai ini
ditunjukkan pula oleh lingkaran berwarna kuning pada peta. Nilai Sv minimum
dan maksimum berada pada -81.66 dB dan -40.48 dB. Sebaran horizontal dengan
rentang nilai ini cukup tersebar di Perairan Halmahera Tengah. Pada kedalaman
ini pula terdapat nilai Sv dengan nilai yang berbeda terlihat menyebar merata.
Nilai dominan Sv pada kedalaman ini tidak terlalu signifikan perbedaannya.
Skala peta
Gambar 10. Distribusi ikan pada kedalaman 50-75 meter bulan Oktober 2012
secara horizontal
10
Pada kedalaman 75-100 meter pada bulan Oktober, nilai Sv dominan
diperoleh pada selang kelas 5 dengan rentang nilai -57.00 dB sampai -51.00 dB.
Nilai ini ditunjukkan oleh lingkaran berwarna biru. Nilai Sv mimum pada
kedalaman ini berada pada -73.59 dB dan nilai Sv maksimum sebesar -51.93 dB.
Sedangkan nilai Sv rata-rata diperoleh sebesar -61.71 dB.
Skala peta
Gambar 11. Distribusi ikan pada kedalaman 75-100 meter bulan Oktober 2012
secara horizontal
Sebaran Scattering Volume (Sv) secara Vertikal
Pola sebaran secara vertikal sangat dipengaruhi oleh percampuran massa air
secara vertikal karena proses ini sangat berperan dalam menyuburkan kolom
perairan yaitu dengan cara mengangkat nutrien dari lapisan dalam ke permukaan.
Meningkatnya nutrien pada lapisan permukaan dan dibantu dengan penetrasi
cahaya matahari yang cukup di dalam kolom perairan maka meningkat pula laju
produktivitas primer melalui aktivitas plankton (Chaves dan Barber 1987 dalam
Vivian 2006). Hal ini mengundang ikan-ikan pelagis kecil untuk memakannya.
Sebaran Sv menunjukkan distribusi dari ikan secara menegak di kolom
Perairan Pulau Gebe. Terdapat di kedalaman 25-50 m. Di kedalaman inilah
ditemukan banyak ikan pelagis berada. Terlihat pada grafik di atas ikan pelagis
pada kedalaman ini memiliki nilai Sv dominan diantara -80.00 dB sampai -40.00
dB. Semakin turun kedalamannya, maka banyaknya gerombolan ikan di Perairan
Pulau Gebe semakin sedikit.
Sebaran Sv vertikal ikan pelagis di bulan Oktober lebih sedikit apabila
dibandingkan dengan data Sv pada bulan Februari. Nilai Sv dominan berada pada
kedalaman 5-25 meter. Meskipun selisih hanya sedikit dengan nilai Sv pada
kedalaman 25-50 meter. Keberadaan dari ikan pelagis berada diantara kedalaman
5-50 meter. Hanya saja pada kedalaman 5-25 meter ikan pelagis berada di nilai Sv
dengan rentang -30.00 dB hingga -75.00 dB, sedangkan pada kedalaman 25-50
meter berada pada rentang nilai Sv -20.00 dB sampai -80.00 dB. Variasi ikan
pelagis dikatan lebih banyak pada kedalaman 25-50 meter.
11
Tabel 2 Nilai Sv secara vertikal pada bulan Februari dan Oktober 2012 di
sekitar Perairan Halmahera Tengah
Bulan
Februari 2012
Oktober 2012
Nilai Sv (dB)
Nilai Sv (dB)
Kedalaman
(m)
Minimum
5-25
25-50
50-75
75-100
-80.94
-80.87
-80.88
-75.59
Maksimum
Minimum
Maksimum
-73.00
-79.89
-81.66
-73.59
-34.40
-22.62
-40.48
-51.93
-42.30
-34.32
-59.84
-49.62
0
-10
25
50
75
Kedalaman
(m)
100
-20
Sv (dB)
-30
Sv maks
-34.32
-40
-42.3
Sv min
-50
-49.62
-60
-59.84
-70
Sv rata-rata
n = 3335
data
-69.71
-75.78
-80.94
-80
-75.43
-75.59
-75.27
-80.88
-80.87
-90
Gambar 12. Sebaran Sv vertikal pada bulan Februari 2012
Kedalaman
(m)
0
-10
25
50
-20
75
100
-22.62
Sv (dB)
-30
Sv maks
-34.4
-40
-40.48
-50
-60
Sv min
-51.93
-56.85
-61.12
-61.72
Sv rata-rata
n = 204 data
-64.01
-70
-73
-80
-73.59
-79.89
-81.66
-90
Gambar 13. Sebaran Sv vertikal pada bulan Oktober 2012
12
Hubungan Ikan dan Kondisi Lingkungan
Pada umumnya daerah penangkapan ikan tidak ada yang bersifat tetap, selalu
berubah dan berpindah mengikuti pergerakan kondisi lingkungan, yang secara
alamiah ikan akan memilih habitat yang lebih sesuai. Sedangkan habitat tersebut
sangat dipengaruhi oleh kondisi tau parameter oseonografi perairan seperti suhu
permukaan laut ( Ridha et al. 2013). Suhu juga dapat menjadi faktor penghambat
dalam proses distribusi ikan (Stensholt et al. 2002).
Faktor oseanografi seperti suhu serta kondisi lingkungan berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup ikan. Suhu adalah salah satu faktor yang amat
penting bagi kehidupan organisme di perairan, karena suhu mempengaruhi
aktivitas dan perkembangbiakan dari organisme tersebut. Kondisi oseanografi
khususnya suhu dapat mengalami fluktuasi baik harian maupun musim dan dapat
ditemui adanya kondisi yang ekstrim. Sumberdaya ikan pelagis kecil bergantung
pada kondisi lingkungan, sehingga ketika terjadi perubahan kondisi lingkungan
menyebabkan ikan akan merespon dengan menghindar dari lingkungan yang tidak
sesuai. Respon ini menunjukan bahwa pada sumberdaya ikan terdapat batas-batas
toleransi terhadap perubahan berbagai kondisi lingkungan. Setiap spesies dalam
komunitas mempunyai daya toleransi tertentu terhadap tiap - tiap faktor dan
semua faktor lingkungan (Rasyid, 2010).
Adanya perubahan dalam ekosistem ikan laut berkaitan dengan perubahan
suhu. Tiap spesies memiliki respon yang berbeda terhadap perubahan suhu. Hal
ini dipengaruhi oleh tingkat toleransi yang dimiliki spesies ikan tersebut terhadap
suhu (Moore et al. 2004). Perubahan suhu permukaan laut yang disebabkan oleh
adveksi, yang mendominasi di perairan lepas pantai, atau dengan pertukaran lokal
(pertukaran panas dan pencampuran) yang mendominasi di perairan pantai, dan di
laut semi-tertutup. Suhu dapat mempengaruhi ikan seperti modifikator proses
metabolisme (mempengaruhi kebutuhan makanan serta penyerapan dan tingkat
pertumbuhan), sebagai modifikator aktivitas tubuh (kecepatan berenang), dan
sebagai stimulus saraf. Pengaruh perubahan suhu dalam jangka panjang, musiman,
dan tahunan, bereaksi melalui proses integrasi, seperti perubahan daerah makan
melalui migrasi dan pencarian, atau beberapa efek pada tingkat pertumbuhan,
pematangan (Laevastu, 1993).
Menurut Cayre and Marsac (1993) dalam Kantun (2012), Ikan cenderung
memilih medium dengan salinitas yang lebih sesuai dengan tekanan osmotik
tubuh mereka masing-masing. Perubahan salinitas akan merangsang ikan untuk
melakukan migrasi ke tempat yang memiliki salinitas yang sesuai dengan tekanan
osmotik tubuhnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pada penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa distribusi ikan dipengaruhi
oleh adanya perubahan kondisi lingkungan. Ikan menyukai berada di adveksi
13
(front), yaitu daerah pertemuan suhu dingin dan suhu panas. Panjang wilayah
adveksi (front) pada bulan Februari lebih panjang daripada bulan Oktober. Hal ini
terlihat dari jumlah gerombolan, ukuran gerombolan, dan keberadaan gerombolan.
Pada bulan Oktober jumlah data gerombolan lebih sedikit dibandingkan
bulan Februari, namun pada bulan Oktober ditemukan gerombolan-gerombolan
besar. Secara Umum pada bulan Februari dan Oktober ikan lebih cenderung
berada di kedalaman kurang dari 50 meter.
Saran
Kelengkapan informasi data pada musim yang berbada akan lebih
membantu dalam membandingkan hasil pengolahan data. Pengambilan data
sebaiknya dilakukan secaea berulang pada bulan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Baldwin CM, McLellan JG. 2008. Use of Gill Nets for Target Verification of a
Hydroacoustic Fisheries Survey and Comparisonwith Kokanee Spawner
Escapement Estimates from a Tributary Trap. North American Journal of
Fisheries Management 28:1744–1757.
Brill RW, Lutcavage ME. 2001. Understanding Environmental Influences on
Movements and Depth Distributions of Tunas and Billfishes Can
Significantly Improve Population Assessments. American Fisheries Society
Symposium 25:179–198.
Fauziyah. 2005 Identifikasi, Klasifikasi dan Analisis Struktur Spesies Kawanan
Ikan Pelagis Berdasarkan Metode Deskriptor Akustik. Tesis.
Fauziyah, A Jaya . 2010 Densitas Ikan Pelagis Kecil Secara Akustik di Laut
Arafura. Jurnal Penelitian Sains. Volume 13 Nomer 1(D) 13106: 22.
Fauziyah, EN Ningsih , Wijopriono. 2010 Densitas Schooling Ikan Pelagis Pada
Musim Timur menggunakan Metode Hidroakustik di Perairan Selat
Bangka. Jurnal Penelitian Sains. Volume 13 Nomer 2(D) 13210:49.
Georgakarakos S, V Trygonis and J Haralabous. 2011 Accuracy of Acoustic
Methods in Fish Stock Assessment Surveys, Sonar Systems, Prof. Nikolai
Kolev (Ed.), ISBN: 978-953-307-345-3: 1.
Kantun W. 2012 Suhu dan Tingkah Laku Ikan Tuna Sirip Kuning Thunnus
albacore Hubungannya dengan Model Pengelolaan. Skripsi.
Laevastu T. 1993. Marine Climate, Weather and Fisheries. Fishing News Books.
Hal 85-92.
14
Moore N, Jewwit G, Weeks D, and Keeffe J. 2004. Water Temperature and Fish
Distribution In The Sabie River System: Towards The Development of an
Adaptive Management Tool. ISBN No.: 1-77005-228-3:8.
Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah. 2011 Kondisi Umum Kabupaten
Halmahera Tengah. [diacu 20 April 2013]. Tersedia dari:
http://halteng.org/halteng_kondisi_umum.php
Puspito G. 2009. Perubahan Sifat-sifat Fisik Mata Jaringan Insang Hanyut Setelah
Digunakan 5, 10, 15, dan 20 Tahun. Jurnal Penelitian Sains Volume 12
Nomer 3(D) 12310:1.
Rasyid JA. 2010 Distribusi Suhu Permukaan pada Musim Peralihan Barat-Timur
Terkait Dengan Fishing Ground Ikan Pelagis Kecil di Perairan Spermonde.
Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan. Vol. 20 (1) April 2010: 1 – 7.
Ridha U, Muskananfola MR dan Hartoko A. 2013. Analisa Sebaran Tangkapan
Ikan Lemuru (Sardinella Lemuru) Berdasarkan Data Satelit Suhu
Permukaan Laut Dan Klorofil-A Di Perairan Selat Bali. Diponegoro
Journal Of Maquares . Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 53-60
Samad S. 2004 Kajian Kesesuaian dan Pengembangan Kawasan Pesisir Pulau
Gebe Kabupaten Halmahera Tengah. Tesis.
Stensholt B, Aglen A and Mehl S. 2002. Vertical density distributions of fish: a
balance between environmental and physiological limitation. ICES Journal
of Marine Science, 59: 679–710. 2002
Vivian J. 2006 Pemanfaatan Metode Akustik untuk Melihat Hubungan antara
Plankton dan Ikan Pelagis di Perairan Arafura Tahun 2006. Institut
Pertanian Bogor.
15
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 6 Juni 1990
dari pasangan Karya Prihantono, Bsc. dan Chairul Bariah.
Penulis adalah putra kedua dari tiga bersaudara. Tahun 2008
penulis lulus dari SMA Negeri 4 Bogor dan pada tahaun yang
sama lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri dan
diterima di IPB dengan jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan.
Selama masa perkuliahan penulis aktif mengikuti organisasi International
Association of Student in Agriculture and Related Sciences (IAAS) , AIESEC,
serta menjadi asisten mata kuliah Metode Observasi Bawah Air dan Akustik
Kelautan tahun ajaran 2010/2011 dan 2012/2013. Penulis juga pernah mengikuti
pemilihan duta wisata dan duta lingkungan pada tahun 2012 dan 2013. Pada
tingkat akhir perkuliahan penulis mengikuti program student exchange ke
Polandia.
PULAU GEBE, HALMAHERA TENGAH DENGAN METODE
AKUSTIK
RIRIN PRAMESWARI
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Distribusi Ikan pada
Dua Musim di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah dengan Metode Akustik
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Ririn Prameswari
NIM C54080081
ABSTRAK
RIRIN PRAMESWARI. Distribusi Ikan Pada Dua Musim di Perairan Pulau Gebe,
Halmahera Tengah, dengan Metode Akustik. Dibimbing oleh SRI PUJIYANTI
dan SULISTIONO.
Teknologi hidroakustik yang digunakan untuk mendeteksi distribusi ikan di
Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah dapat memberikan informasi mengenai
waktu penangkapan sumberdaya perikanan yang paling optimal. Penelitian ini
bertujuan mengukur nilai Sv untuk mendeteksi gerombolan ikan serta mengetahui
faktor lingkungan yang terkait di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah.
Metode hidroakustik split beam dalam penelitian ini menggunakan peralatan
Biosonic DTX 1000. Pengolahan data akustik dilakukan pada perangkat lunak
Echoview 4.8, Ms-Excel 2007, ODV (Ocean Data View ) 4.1, dan Surfer 10.0.
Pengukuran dua musim bertujuan untuk mengetahui perbandingan distribusi ikan
terbanyak. Intepretasi data menunjukkan sebaran Sv secara vertikal, dan
horizontal, serta sebaran suhu di perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah.
Diperoleh distribusi ikan terbanyak di kedalaman 25-50 meter pada bulan
Februari, sedangkan pada bulan Oktober di 5-25 meter.
Kata kunci: ikan, akustik, distribusi, kedalaman, dua musim .
ABSTRACT
RIRIN PRAMESWARI. Fish distribution In Two Different Seasons at Gebe
Island, Central Halmahera by using Acoustic Methods. Supervised by SRI
PUJIYANTI and SULISTIONO.
Hydroacoustic technology was applied to detect fish distribution in Gebe
Island, Central Halmahera thus providing the information about the optimal time
of fishing. This study aimed to measure Sv value in detecting the location fish and
to measure environmental factors related to Sv distribution in Gebe Island, Central
Halmahera. Split Beam Hydroacoustic method was applied in this study using
Biosonic DTX 1000 equipment. Acoustic data processing was run in Echoview
4.8, Ms-Excel 2007, ODV (Ocean Data View) 4.1, and 10.0 Surfer. The use of
software also helps to interpret results that were conducted in two seasons. Data
interpretation showed vertical and horizontal Sv distribution and temperature
distribution in Gebe Island, Central Halmahera. This research revealed that large
quantities of fish were found at 25-50 meters depth in February, while in October
the most quantity of fish is found at 5-25 meters.
Keywords: fish, acoustic, distribution, depth, two seasons, .
DISTRIBUSI IKAN PADA DUA MUSIM DI PERAIRAN
PULAU GEBE, HALMAHERA TENGAH DENGAN METODE
AKUSTIK
RIRIN PRAMESWARI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Kelautan
pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
Judul Skripsi : Distribusi Ikan pada Dua Musim di Perairan Pulau Gebe,
Halmahera Tengah dengan Metode Akustik.
Nama
: Ririn Prameswari
NIM
: C54080081
Disetujui oleh
Dr.Ir. Sri Pujiyati, M.Si
Pembimbing I
Prof.Dr.Ir. Sulistiono, M.Sc
Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr.Ir. I Wayan Nurjaya, M.Sc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
Judul Skripsi: Distribusi Ikan pad a Dua Musim di Perairan Pulau Gebe,
Halmahera Tengah dengan Metode Akustik.
Nama
: Ririn Prameswari
NIM
: C54080081
Disetujui oleh
Dr.Ir. Sri Pujiyati, M.Si
Pembimbing I
Prof.
.
ayan Nunaya,
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
:n
t-to'lf....,er
セ「|S@
)
.Sc
no M .Sc
Pembimbing II
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala
atas segala karunia dan hidayah-Nya, karena skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang wajib ditempuh untuk
mendapatkan kelulusan dan gelar sarjana, yang berjudul Distribusi Ikan pada Dua
Musim di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah dengan Metode Akustik.
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah mendukung
dan membantu dalam pelaksanaan penelitian hingga proses penyusunan skripsi
ini. Karenanya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Ibu Dr. Ir. Sri Pujiyati, M.Si dan Bapak Prof. Dr. Ir. Sulistiono,
M.Sc selaku pembimbing yang telah memberikan banyak sekali
masukan dan bimbingan untuk penyusunan skripsi ini,
2.
Asep Mamun S.Pi dan Acta Withamana S.Pi, M.Si, yang
membantu dalam memahami metode yang digunakan dalam
penelitian ini.
3.
Serta kedua orangtua yang selalu mendukung dalam pembuatan
skripsi ini.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi
pedoman penulis dalam penelitian dan penyusunan skripsi.
Bogor, Februari 2014
Ririn Prameswari
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Tujuan Penelitian.................................................................................. 2
METODE .............................................................................................................. 2
Analisis Data ........................................................................................ 3
Bahan dan Alat Penelitian .................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 3
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 12
Kesimpulan......................................................................................... 12
Saran....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 13
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Hasil tangkapan ikan di sekitar Perairan Halmahera Tengah...............6
Tabel 2.
Nilai Sv secara vertikal pada bulan Februari dan Oktober 2012 di
sekitar Perairan Halmahera Tengah....................................................11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Lokasi survei di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah....................2
Gambar 2. Sebaran suhu permukaan laut di Perairan Pulau Gebe bulan Februari
2012.......................................................................................................4
Gambar 3. Sebaran suhu permukaan laut di Perairan Pulau Gebe bulan Oktober
2012.......................................................................................................5
Gambar 4. Distribusi ikan pada kedalaman 5-25 meter bulan Februari 2012 secara
horizontal...............................................................................................6
Gambar 5. Distribusi Ikan pada kedalaman 25-50 meter bulan Februari 2012
secara horizontal....................................................................................6
Gambar 6. Distribusi ikan pada kedalaman 50-75 meter bulan Februari 2012
secara horizontal....................................................................................7
Gambar 7. Distribusi ikan pada kedalaman 75-100 meter bulan Februari 2012
secara horizontal ................................................................................... 7
Gambar 8. Distribusi ikan pada kedalaman 5-25 meter bulan Oktober 2012 secara
horizontal .............................................................................................. 8
Gambar 9. Distribusi ikan pada kedalaman 25-50 meter bulan Oktober 2012
secara horizontal....................................................................................9
Gambar 10. Distribusi ikan pada kedalaman 50-75 meter bulan Oktober 2012
secara horizontal....................................................................................9
Gambar 11. Distribusi ikan pada kedalaman 75-100 meter bulan Oktober 2012
secara horizontal..................................................................................10
Gambar 12. Sebaran Sv vertikal pada bulan Februari 2012 .................................. 11
Gambar 13. Sebaran Sv vertikal ikan pada bulan Oktober 2012...........................11
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Halmahera Tengah terletak antara 0⁰45′ LU ‐ 0⁰15′ LS dan
127⁰45′ BT ‐ 129⁰26′ BT, dengan luas wilayah 8,381.48 km² terdiri dari luas
daratan 2,276.83 km² (27.00 %) dan luas lautan 6,104.65 km² (73.00 %).
Berdasarkan UU No.1 Tahun 2003, wilayah Kabupaten Halmahera Tengah
mencakup 8 kecamatan dan 33 desa, yaitu Weda, Weda Utara, Weda Selatan,
Patani, Patani Utara, Pulau Gebe, Weda Tengah, dan Patani.
Sumberdaya ikan laut pada dasarnya dikelompokkan berdasarkan
taksonomi, yaitu ikan (pisces) dan non-ikan (mollusca, crustaceae, reptilian,
mammalian). Kelompok ikan kemudian dibedakan berdasarkan habitatnya
menjadi ikan pelagis, ikan demersal dan ikan karang. Ikan pelagis dibagi lagi
menjadi dua, yaitu ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil. Ikan pelagis adalah
ikan yang hidupnya berada pada lapisan permukaan perairan sampai kolom tengah
perairan dan hidupnya bergerombol baik dengan spesies yang sama maupun
dengan jenis ikan lainnya. Ikan pelagis memiliki sifat fototaksis positif dan
tertarik pada benda-benda terapung. Perairan Pulau Gebe termasuk kedalam
wilayah pengelolaan perikanan dengan potensi lestari sumberdaya perikanan laut
sebesar 587,670 ton/tahun yang terdiri dari ikan pelagis besar sebesar 106,510
ton/tahun. Tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan laut di wilayah ini telah
mencapai 62.50 % (Samad, 2004).
Perkembangan terkini di bidang sains perikanan, teknologi akustik,
pengolahan sinyal digital dan pengolahan citra digital, memungkinkan
diintrepretasikan informasi tersebut untuk identifikasi kawanan ikan dengan sinyal
akustik menjadi lebih baik. Beberapa peneliti sudah ada yang mengembangkannya
berupa karakteristik kawanan ikan dengan digitalisasi sinyal hambur balik (backscattered). Bahkan dapat membedakan antar spesies ikan di lingkungan sub tropis,
dengan berbagai tingkat kesuksesan (Coetzee 2000 dalam Fauziyah 2005).
Teknologi hidroakustik merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk
mendeteksi sumberdaya hayati dan nonhayati secara lebih akurat, cepat, dalam
jangkauan yang luas, tidak mengganggu biota dan tidak merusak lingkungan
(Fauziyah dan Jaya 2010). Salah satu tujuan utama dalam survei hidroakustik
adalah memperkirakan stok ikan di dalam suatu perairan. Survei-survei yang
dilakukan selama ini berupaya menyediakan informasi mengenai distribusi dan
kelimpahan relatif spesies ikan (Fauziyah et al. 2010). Metode akustik telah
banyak digunakan dalam penelitian perikanan untuk mengkaji biomassa ikan
pelagis estimasi (Georgakarakos et al. 2011). Informasi yang diperoleh akan lebih
baik jika data yang diperoleh dari hasil metode akustik dikombinasikan dengan
data yang dikumpulkan secara bersamaan berdasarkan kondisi oseanografi
misalnya, perubahan suhu (Brill dan Lutcavage, 2001).
2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan nilai Sv dan sebarannya
dengan menggunakan metode Split Beam hidroakustik di Pulau Gebe, Halmahera
Tengah serta mengkaji pengaruh faktor lingkungan (suhu) terhadap nilai dan
sebaran Sv untuk mengetahui gerombolan ikan di perairan yang bersangkutan.
METODE
Penelitian ini menggunakan data milik Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM) IPB. Survei lapang dilakukan pada bulan Februari 2012 dan
bulan Oktober 2012. Pengolahan data akustik dilakukan sejak tanggal 10 Februari
hingga 31 Maret 2013 di Laboraturium Akustik dan Instrumentasi Kelautan,
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Lokasi survei
lapang dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Lokasi Survei di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah
Bahan dan Alat Penelitian
Data akustik diperoleh dengan Biosonic DTX 1000, Uninteruptable Power
System (UPS), Stabilizer. Analisis data akustik dan lingkungan Perairan Pulau
Gebe dilakukan menggunakan Laptop, Dongle, Ms.Excel, Echoview 4.3, Ocean
Data View 4.1, dan Surfer 10.0
3
Analisis Data
Data Akustik
Data akustik yang diolah dalam penelitian ini sudah dalam bentuk tabulasi
excel. Analisis lanjutan dengan menggunakan program Surfer 10.0 untuk
menggambarkan sebaran secara horizontal pada selang 5-25 meter, 25-50 meter,
50-75 meter, dan 75-100 meter.
Data Oseanografi
Parameter oseanografi yang digunakan pada penelitian ini adalah suhu
perairan. Untuk dapat menggambarkan sebaran suhu di seluruh Perairan Pulau
Gebe dilakukan download data dari www.oceanwatch.pifsc.noaa.gov pada bulan
Februari dan Oktober 2012. Data tersebut kemudian diolah lebih lanjut dengan
Ocean Data View 4.1 dan Surfer 10.0 untuk dapat memberi gambaran sebaran
suhu secara horizontal
Data Hasil Tangkapan
Hidroakustik tidak dapat menentukan komposisi jenis, karena itu
dilengkapi dengan metode umum seperti menggunakan alat tangkap untuk
memverifikasi jenis target (Baldwin dan McLellan, 2008). Data hasil tangkapan
dalam penelitian ini sudah dalam bentuk data excel. Alat yang digunakan untuk
menangkap ikan berupa jaring hanyut. Salah satu jenis jaring insang yang sangat
populer adalah jaring insang hanyut. Cara pengoperasiannya adalah dengan
menghanyutkan beberapa puluh lembar jaring yang saling terangkai di permukaan
laut. Ikan yang menjadi target utama tangkapannya adalah jenis-jenis ikan pelagis
yang melakukan migrasi horizontal di permukaan laut, seperti ikan tongkol,
kembung,selar, lemuru, dan tembang (Puspito, 2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data lingkungan di sekitar Pulau Gebe berdasarkan nilai suhu dan salinitas
yaitu 29.00 ⁰C dan 31.00 ‰. Di sekitar teluk dari Pulau Kapaleo diperoleh nilai
suhu dan salinitas sebesar 29.00 ⁰C dan 31.00 ‰. Nilai suhu dan salinitas yang di
sekitar Pulau Yoi adalah 29.80 ⁰C dan 31.7.00 ‰ (Pemerintah Kabupaten
Halmahera Tengah. 2011) . Hasil
download data suhu dari
www.oceanwatch.pifsc.noaa.gov menunjukkan sebaran suhu secara kesluruhan di
Perairan berada diantara 27.70 ⁰C sampai 31.22 ⁰C.
Sebaran Suhu dua musim
Adanya perbedaan bulan pengambilan data maka, suhu menjadi faktor yang
mempengaruhi distribusi ikan. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa pada bulan
Februari suhu tertinggi berada pada 31.22 ⁰C. Di lihat pada Gambar 2, suhu
menurun di sekitar selatan serta utara Pulau Gebe. Pada bulan ini kisaran suhu di
sekitar perairan Halmahera berada pada 27.70 ⁰C sampai 31.22 ⁰C.
4
Gambar 2. Sebaran suhu permukaan laut di Perairan Pulau Gebe bulan
Februari 2012
Pada bulan Oktober suhu terendah mencapai 27.43 ⁰C, sedangkan suhu
tertinggi 30.74 ⁰C. Berdasarkan Gambar 3, terlihat di sekitar perairan Halmahera
mendominasi suhu antara 28.00 ⁰C sampai 29.00 ⁰C. Pada bulan Oktober terdapat
sedikit perbedaan apabila kita bandingkan dengan suhu pada bulan Februari yang
suhunya meningkat di sekitar barat dari perairan Halmahera Tengah.
Gambar 3. Sebaran suhu permukaan laut di Perairan Pulau Gebe bulan Oktober
2012
5
Hasil Tangkapan Ikan
Data hasil tangkapan ikan yang diperoleh dalam penelitian ini sudah di tulis
dalam bentuk tabel berdasarkan pendataan dari data di lapang. Hasil tangkapan
dengan menggunakan jaring hanyut menampilkan beberapa jenis ikan yang berada
di sekitar Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah seperti pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil tangkapan ikan di sekitar Perairan Halmahera Tengah
No.
1
2
3
4
5
6
7
Family
Exocoetidae
Mullidae
Acanthuridae
Caesionidae
Lutjanidae
Carangidae
Scomberidae
Spesies
Cypselurus sp.
Upeneus vittatus
Naso hexacanthus
Caesio sp.
Macolor niger
Caranx papuensis
Thunnus alalunga
Nama Lokal
Ikan Terbang
Kuniran
Kulit Pasir
Ekor Kuning
Kakap Hitam
Bobara
Tuna
Sebaran Scattering Volume (Sv) secara Horizontal
Scattering Volume bulan Februari 2012
Nilai Sv (dB) merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan
informasi mengenai kelimpahan ikan. Secara horizontal dengan kedalaman yang
relatif sama seperti pada analisis distribusi ikan pelagis, Sebaran nilai Sv rata-rata
dapat dilihat pada Gambar 6 dengan kedalaman 5-25 meter, Gambar 7 dengan
kedalaman 25-50 meter, Gambar 8 dengan kedalaman 50-75 meter, Gambar 9
dengan kedalaman 75-100 meter. Mayoritas sebaran Sv paling banyak terdapat di
kedalaman 25-50 meter. Pada kedalaman ini data yang diperoleh lebih banyak
dibandingkan kedalaman lainnya dari data pada bulan Februari.
Berdasarkan Gambar 6, diperoleh sebaran Sv dominan berada pada selang
kelas 1, yaitu -81.00 dB sampai -75.00 dB, dengan nilai Sv minimum dan Sv
maksimum sebesar, -80.94 dB dan -42.30 dB. Nilai sebaran Sv pada selang kelas
tersebut terlihat persebarannya merata di sekitar Pulau Gebe serta di pulau-pulau
kecil lainnya, seperti Pulau Kapaleo, Pulau Yoi, dan Pulau Uta. Nilai rata-rata Sv
dari distribusi pada kedalaman ini berada pada selang kelas pertama yaitu, dengan
nilai rata-rata sebesar -75.85 dB. Sesuai dengan banyak nilai yang muncul hal ini
dapat dilihat pada gambar yang ditunjukkan berupa lingkaran berwarna jingga.
6
Gambar 4. Distribusi ikan pada kedalaman 5-25 meter bulan Februari 2012
secara horizontal
Sebaran horizontal dari Sv pada kedalaman 25-50 meter ini diperoleh pada
selang kelas 2 dengan nilai di antara -75.00 dB sampai -69.00 dB. Nilai Sv
minimum diperoleh sebesar -80.87 dB sedangkan nilai Sv maksimum berada pada
nilai Sv sebesar -34.32 dB.
Gambar 5. Distribusi ikan pada kedalaman 25-50 meter bulan Februari
2012 secara horizontal
Di kedalaman 50-75 m nilai Sv terdapat mendominan berada pada selang
kelas 1. Nilai Sv minimum pada kedalaman 50-75 m ini berada pada nilai -80.88
dB, sedangkan nilai Sv maksimumnya berada pada nilai -59.84 dB. Nilai Sv
7
dominan pada kedalaman ini ditunjukkan oleh lingakaran berwarna jingga dengan
rata-rata nilai Sv sebesar -75.32 dB.
Gambar 6. Distribusi ikan pada kedalaman 50-75 meter bulan Februari
2012 secara horizontal
Pada kedalaman 75-100 meter sebaran horizontal dominan dari nilai Sv di
bulan Februari masih berada di rentang nilai -81.00 dB sampai -75.00 dB yang
terdapat di selang kelas 1. Nilai ini ditampilkan dalam lingkaran berwarna jingga
pada peta sebaran horizontal. Dengan nilai Sv minimum sebesar -80.94 dB dan
nilai Sv maksimum sebesar -49.62 dB. Diperoleh pula nilai Sv rata-rata sebesar 75.48 dB.
Gambar 7. Distribusi ikan pada kedalaman 75-100 m bulan Februari 2012 secara
horizontal
8
Sebaran empat strata kedalaman yang diambil secara horizontal pada bulan
Februari menunjukkan bahwa distribusi horizontal ikan dominan berada di sekitar
Pulau Gebe dengan rentang nilai -81.00 dB sampai -75.00 dB. Berdasarkan
pengamatan pada lokasi hasil tangkapan dominan di sekitar perairan Halmahera
Tengah ini berupa ikan Tuna.
Scattering Volume bulan Oktober 2012
Pada bulan Oktober ini data yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan data
pada bulan Februari. Persebaran dari nilai Sv pada musim ini persebarannya
cukup merata di sekitar pulau-pulau kecil di Perairan Halmahera Tengah.
Berdasarkan Gambar 8, sebaran horizontal ikan pada bulan Oktober di
kedalaman 5-25 m memiliki nilai Sv dominan berada pada selang kelas 3 dengan
rentang nilai -69.00 dB sampai -63.00 dB yang ditunjukkan oleh lingkaran
berwarna kuning. Terlihat pada peta nilai pada selang kelas 3 tersebar cukup
merata di Perairan Halmahera Tengah. Nilai Sv minimum pada kedalaman 5-25
meter di bulan Oktober ini berada pada -73.00 dB, sedangkan nilai Sv maksimum
berada pada -34.40 dB. Diperoleh pula nilai Sv rata-rata sebesar -61.10 dB.
Skala peta
Gambar 8. Distribusi ikan pada kedalaman 5-25 meter bulan Oktober 2012
secara horizontal
Pada kedalaman 25-50 meter di bulan Oktober, nilai Sv dominan berada
pada selang kelas 2 dengan rentang nilai -75.00 dB sampai -69.00 dB. Nilai ini
ditunjukkan pula oleh lingkaran berwarna merah pada peta. Nilai Sv minimum
dan maksimum berada pada -79.89 dB dan -22.62 dB. Pada kedalaman ini
diperoleh nilai Sv rata-rata yaitu, -56.84 dB.
9
Skala peta
Gambar 9. Distribusi ikan pada kedalaman 25-50 meter bulan Oktober 2012
secara horizontal
Pada kedalaman 50-75 meter di bulan Oktober, nilai Sv dominan berada
pada selang kelas 3 dengan rentang nilai -69.00 dB sampai -63.00 dB. Nilai ini
ditunjukkan pula oleh lingkaran berwarna kuning pada peta. Nilai Sv minimum
dan maksimum berada pada -81.66 dB dan -40.48 dB. Sebaran horizontal dengan
rentang nilai ini cukup tersebar di Perairan Halmahera Tengah. Pada kedalaman
ini pula terdapat nilai Sv dengan nilai yang berbeda terlihat menyebar merata.
Nilai dominan Sv pada kedalaman ini tidak terlalu signifikan perbedaannya.
Skala peta
Gambar 10. Distribusi ikan pada kedalaman 50-75 meter bulan Oktober 2012
secara horizontal
10
Pada kedalaman 75-100 meter pada bulan Oktober, nilai Sv dominan
diperoleh pada selang kelas 5 dengan rentang nilai -57.00 dB sampai -51.00 dB.
Nilai ini ditunjukkan oleh lingkaran berwarna biru. Nilai Sv mimum pada
kedalaman ini berada pada -73.59 dB dan nilai Sv maksimum sebesar -51.93 dB.
Sedangkan nilai Sv rata-rata diperoleh sebesar -61.71 dB.
Skala peta
Gambar 11. Distribusi ikan pada kedalaman 75-100 meter bulan Oktober 2012
secara horizontal
Sebaran Scattering Volume (Sv) secara Vertikal
Pola sebaran secara vertikal sangat dipengaruhi oleh percampuran massa air
secara vertikal karena proses ini sangat berperan dalam menyuburkan kolom
perairan yaitu dengan cara mengangkat nutrien dari lapisan dalam ke permukaan.
Meningkatnya nutrien pada lapisan permukaan dan dibantu dengan penetrasi
cahaya matahari yang cukup di dalam kolom perairan maka meningkat pula laju
produktivitas primer melalui aktivitas plankton (Chaves dan Barber 1987 dalam
Vivian 2006). Hal ini mengundang ikan-ikan pelagis kecil untuk memakannya.
Sebaran Sv menunjukkan distribusi dari ikan secara menegak di kolom
Perairan Pulau Gebe. Terdapat di kedalaman 25-50 m. Di kedalaman inilah
ditemukan banyak ikan pelagis berada. Terlihat pada grafik di atas ikan pelagis
pada kedalaman ini memiliki nilai Sv dominan diantara -80.00 dB sampai -40.00
dB. Semakin turun kedalamannya, maka banyaknya gerombolan ikan di Perairan
Pulau Gebe semakin sedikit.
Sebaran Sv vertikal ikan pelagis di bulan Oktober lebih sedikit apabila
dibandingkan dengan data Sv pada bulan Februari. Nilai Sv dominan berada pada
kedalaman 5-25 meter. Meskipun selisih hanya sedikit dengan nilai Sv pada
kedalaman 25-50 meter. Keberadaan dari ikan pelagis berada diantara kedalaman
5-50 meter. Hanya saja pada kedalaman 5-25 meter ikan pelagis berada di nilai Sv
dengan rentang -30.00 dB hingga -75.00 dB, sedangkan pada kedalaman 25-50
meter berada pada rentang nilai Sv -20.00 dB sampai -80.00 dB. Variasi ikan
pelagis dikatan lebih banyak pada kedalaman 25-50 meter.
11
Tabel 2 Nilai Sv secara vertikal pada bulan Februari dan Oktober 2012 di
sekitar Perairan Halmahera Tengah
Bulan
Februari 2012
Oktober 2012
Nilai Sv (dB)
Nilai Sv (dB)
Kedalaman
(m)
Minimum
5-25
25-50
50-75
75-100
-80.94
-80.87
-80.88
-75.59
Maksimum
Minimum
Maksimum
-73.00
-79.89
-81.66
-73.59
-34.40
-22.62
-40.48
-51.93
-42.30
-34.32
-59.84
-49.62
0
-10
25
50
75
Kedalaman
(m)
100
-20
Sv (dB)
-30
Sv maks
-34.32
-40
-42.3
Sv min
-50
-49.62
-60
-59.84
-70
Sv rata-rata
n = 3335
data
-69.71
-75.78
-80.94
-80
-75.43
-75.59
-75.27
-80.88
-80.87
-90
Gambar 12. Sebaran Sv vertikal pada bulan Februari 2012
Kedalaman
(m)
0
-10
25
50
-20
75
100
-22.62
Sv (dB)
-30
Sv maks
-34.4
-40
-40.48
-50
-60
Sv min
-51.93
-56.85
-61.12
-61.72
Sv rata-rata
n = 204 data
-64.01
-70
-73
-80
-73.59
-79.89
-81.66
-90
Gambar 13. Sebaran Sv vertikal pada bulan Oktober 2012
12
Hubungan Ikan dan Kondisi Lingkungan
Pada umumnya daerah penangkapan ikan tidak ada yang bersifat tetap, selalu
berubah dan berpindah mengikuti pergerakan kondisi lingkungan, yang secara
alamiah ikan akan memilih habitat yang lebih sesuai. Sedangkan habitat tersebut
sangat dipengaruhi oleh kondisi tau parameter oseonografi perairan seperti suhu
permukaan laut ( Ridha et al. 2013). Suhu juga dapat menjadi faktor penghambat
dalam proses distribusi ikan (Stensholt et al. 2002).
Faktor oseanografi seperti suhu serta kondisi lingkungan berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup ikan. Suhu adalah salah satu faktor yang amat
penting bagi kehidupan organisme di perairan, karena suhu mempengaruhi
aktivitas dan perkembangbiakan dari organisme tersebut. Kondisi oseanografi
khususnya suhu dapat mengalami fluktuasi baik harian maupun musim dan dapat
ditemui adanya kondisi yang ekstrim. Sumberdaya ikan pelagis kecil bergantung
pada kondisi lingkungan, sehingga ketika terjadi perubahan kondisi lingkungan
menyebabkan ikan akan merespon dengan menghindar dari lingkungan yang tidak
sesuai. Respon ini menunjukan bahwa pada sumberdaya ikan terdapat batas-batas
toleransi terhadap perubahan berbagai kondisi lingkungan. Setiap spesies dalam
komunitas mempunyai daya toleransi tertentu terhadap tiap - tiap faktor dan
semua faktor lingkungan (Rasyid, 2010).
Adanya perubahan dalam ekosistem ikan laut berkaitan dengan perubahan
suhu. Tiap spesies memiliki respon yang berbeda terhadap perubahan suhu. Hal
ini dipengaruhi oleh tingkat toleransi yang dimiliki spesies ikan tersebut terhadap
suhu (Moore et al. 2004). Perubahan suhu permukaan laut yang disebabkan oleh
adveksi, yang mendominasi di perairan lepas pantai, atau dengan pertukaran lokal
(pertukaran panas dan pencampuran) yang mendominasi di perairan pantai, dan di
laut semi-tertutup. Suhu dapat mempengaruhi ikan seperti modifikator proses
metabolisme (mempengaruhi kebutuhan makanan serta penyerapan dan tingkat
pertumbuhan), sebagai modifikator aktivitas tubuh (kecepatan berenang), dan
sebagai stimulus saraf. Pengaruh perubahan suhu dalam jangka panjang, musiman,
dan tahunan, bereaksi melalui proses integrasi, seperti perubahan daerah makan
melalui migrasi dan pencarian, atau beberapa efek pada tingkat pertumbuhan,
pematangan (Laevastu, 1993).
Menurut Cayre and Marsac (1993) dalam Kantun (2012), Ikan cenderung
memilih medium dengan salinitas yang lebih sesuai dengan tekanan osmotik
tubuh mereka masing-masing. Perubahan salinitas akan merangsang ikan untuk
melakukan migrasi ke tempat yang memiliki salinitas yang sesuai dengan tekanan
osmotik tubuhnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pada penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa distribusi ikan dipengaruhi
oleh adanya perubahan kondisi lingkungan. Ikan menyukai berada di adveksi
13
(front), yaitu daerah pertemuan suhu dingin dan suhu panas. Panjang wilayah
adveksi (front) pada bulan Februari lebih panjang daripada bulan Oktober. Hal ini
terlihat dari jumlah gerombolan, ukuran gerombolan, dan keberadaan gerombolan.
Pada bulan Oktober jumlah data gerombolan lebih sedikit dibandingkan
bulan Februari, namun pada bulan Oktober ditemukan gerombolan-gerombolan
besar. Secara Umum pada bulan Februari dan Oktober ikan lebih cenderung
berada di kedalaman kurang dari 50 meter.
Saran
Kelengkapan informasi data pada musim yang berbada akan lebih
membantu dalam membandingkan hasil pengolahan data. Pengambilan data
sebaiknya dilakukan secaea berulang pada bulan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Baldwin CM, McLellan JG. 2008. Use of Gill Nets for Target Verification of a
Hydroacoustic Fisheries Survey and Comparisonwith Kokanee Spawner
Escapement Estimates from a Tributary Trap. North American Journal of
Fisheries Management 28:1744–1757.
Brill RW, Lutcavage ME. 2001. Understanding Environmental Influences on
Movements and Depth Distributions of Tunas and Billfishes Can
Significantly Improve Population Assessments. American Fisheries Society
Symposium 25:179–198.
Fauziyah. 2005 Identifikasi, Klasifikasi dan Analisis Struktur Spesies Kawanan
Ikan Pelagis Berdasarkan Metode Deskriptor Akustik. Tesis.
Fauziyah, A Jaya . 2010 Densitas Ikan Pelagis Kecil Secara Akustik di Laut
Arafura. Jurnal Penelitian Sains. Volume 13 Nomer 1(D) 13106: 22.
Fauziyah, EN Ningsih , Wijopriono. 2010 Densitas Schooling Ikan Pelagis Pada
Musim Timur menggunakan Metode Hidroakustik di Perairan Selat
Bangka. Jurnal Penelitian Sains. Volume 13 Nomer 2(D) 13210:49.
Georgakarakos S, V Trygonis and J Haralabous. 2011 Accuracy of Acoustic
Methods in Fish Stock Assessment Surveys, Sonar Systems, Prof. Nikolai
Kolev (Ed.), ISBN: 978-953-307-345-3: 1.
Kantun W. 2012 Suhu dan Tingkah Laku Ikan Tuna Sirip Kuning Thunnus
albacore Hubungannya dengan Model Pengelolaan. Skripsi.
Laevastu T. 1993. Marine Climate, Weather and Fisheries. Fishing News Books.
Hal 85-92.
14
Moore N, Jewwit G, Weeks D, and Keeffe J. 2004. Water Temperature and Fish
Distribution In The Sabie River System: Towards The Development of an
Adaptive Management Tool. ISBN No.: 1-77005-228-3:8.
Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah. 2011 Kondisi Umum Kabupaten
Halmahera Tengah. [diacu 20 April 2013]. Tersedia dari:
http://halteng.org/halteng_kondisi_umum.php
Puspito G. 2009. Perubahan Sifat-sifat Fisik Mata Jaringan Insang Hanyut Setelah
Digunakan 5, 10, 15, dan 20 Tahun. Jurnal Penelitian Sains Volume 12
Nomer 3(D) 12310:1.
Rasyid JA. 2010 Distribusi Suhu Permukaan pada Musim Peralihan Barat-Timur
Terkait Dengan Fishing Ground Ikan Pelagis Kecil di Perairan Spermonde.
Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan. Vol. 20 (1) April 2010: 1 – 7.
Ridha U, Muskananfola MR dan Hartoko A. 2013. Analisa Sebaran Tangkapan
Ikan Lemuru (Sardinella Lemuru) Berdasarkan Data Satelit Suhu
Permukaan Laut Dan Klorofil-A Di Perairan Selat Bali. Diponegoro
Journal Of Maquares . Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 53-60
Samad S. 2004 Kajian Kesesuaian dan Pengembangan Kawasan Pesisir Pulau
Gebe Kabupaten Halmahera Tengah. Tesis.
Stensholt B, Aglen A and Mehl S. 2002. Vertical density distributions of fish: a
balance between environmental and physiological limitation. ICES Journal
of Marine Science, 59: 679–710. 2002
Vivian J. 2006 Pemanfaatan Metode Akustik untuk Melihat Hubungan antara
Plankton dan Ikan Pelagis di Perairan Arafura Tahun 2006. Institut
Pertanian Bogor.
15
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 6 Juni 1990
dari pasangan Karya Prihantono, Bsc. dan Chairul Bariah.
Penulis adalah putra kedua dari tiga bersaudara. Tahun 2008
penulis lulus dari SMA Negeri 4 Bogor dan pada tahaun yang
sama lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri dan
diterima di IPB dengan jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan.
Selama masa perkuliahan penulis aktif mengikuti organisasi International
Association of Student in Agriculture and Related Sciences (IAAS) , AIESEC,
serta menjadi asisten mata kuliah Metode Observasi Bawah Air dan Akustik
Kelautan tahun ajaran 2010/2011 dan 2012/2013. Penulis juga pernah mengikuti
pemilihan duta wisata dan duta lingkungan pada tahun 2012 dan 2013. Pada
tingkat akhir perkuliahan penulis mengikuti program student exchange ke
Polandia.