Kandungan Senyawa Fenol Anggur Laut (Caulerpa Sp.) Dari Perairan Tual, Maluku Segar Dan Rebus

1

KANDUNGAN SENYAWA FENOL ANGGUR LAUT
a sp.) DARI PERAIRAN TUAL, MALUKU
(Caulerpa
SEGAR DAN REBUS

DIAH ASIH ASMARA

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

2

3

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kandungan Senyawa
Fenol Anggur Laut (Caulerpa sp.) dari Perairan Tual, Maluku Segar dan Rebus
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015

Diah Asih Asmara
NIM C34110066

*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

4

5


ABSTRAK
DIAH ASIH ASMARA. Kandungan Senyawa Fenol Anggur Laut (Caulerpa sp.)
dari Perairan Tual, Maluku Segar dan Rebus. Dibimbing oleh NURJANAH dan
AGOES MARDIONO JACOEB.
Rumput laut Caulerpa sp. banyak ditemukan di perairan Tual, Maluku
Tenggara. Caulerpa sp. umumnya dikonsumsi masyarakat pesisir dalam bentuk
mentah sebagai salad atau dilakukan perebusan sebelum dikonsumsi. Informasi
kandungan gizi dan total senyawa fenol Caulerpa sp. selama perebusan belum
dilaporkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan komponen bioaktif dan
kadar total senyawa fenol Caulerpa sp. akibat adanya proses perebusan.
Perebusan dilakukan selama 5 menit pada suhu 90 ºC. Proses perebusan
menyebabkan hilangnya senyawa flavonoid pada Caulerpa sp. Total senyawa
fenol setelah perebusan mengalami penurunan sebesar 11,76 mg GAE/g ekstrak.
Total senyawa fenol Caulerpa sp. memiliki hasil yang baik dalam kondisi segar
tanpa adanya proses pengolahan.
Kata kunci: Caulerpa sp., fitokimia, perebusan, total senyawa fenol.

ABSTRACT
DIAH ASIH ASMARA. Phenol component of fresh and boiled sea grapes

(Caulerpa sp.) from Tual, Maluku. Supervised by NURJANAH dan AGOES
MARDIONO JACOEB.
Caulerpa sp. commonly found in Tual, Southeast Maluku waters.
Caulerpa sp. is generally consumed by coastal communities in it is raw form as
salads or boiled. Nutrient information and total phenol compounds of
Caulerpa sp. during boiling has not been reported. The aim of this study is to
determine bioactive components and the levels of total phenol compounds
Caulerpa sp. as a result of the boiling process. The boiling process is carried out
for 5 minutes at 90 ºC. Boiling process causes loss of flavonoids in Caulerpa sp.
Total phenol compounds after boiling decreased by 11.76 mg GAE/g extract.
Total phenolic of fresh Caulerpa sp. has better results than by boiling process.
Keywords: Caulerpa sp., phytochemicals, boiling, total phenol compounds.

6

7

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu
masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

8

9

KANDUNGAN SENYAWA FENOL ANGGUR LAUT
(Caulerpa sp.) DARI PERAIRAN TUAL, MALUKU
SEGAR DAN REBUS

DIAH ASIH ASMARA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada
Departemen Teknologi Hasil Perairan

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

10

11

12

13

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Kandungan Senyawa Fenol Anggur Laut (Caulerpa sp.) dari Perairan
Tual, Maluku Segar dan Rebus”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, terutama kepada:
1 Prof Dr Ir Nurjanah MS dan Dr Ir Agoes Mardiono Jacoeb Dipl Biol selaku
dosen pembimbing , atas segala bimbingan dan pengarahan yang diberikan
kepada penulis.
2 Dr Dra Pipih Suptijah MBA selaku dosen penguji atas segala saran,
bimbingan, arahan, motivasi, dan ilmu yang diberikan kepada penulis.
3 Prof Dr Ir Joko Santoso MSi selaku Ketua Departemen Tekonolgi Hasil
Perairan.
4 Dr Ir Iriani Setyaningsih MS selaku Ketua Komisi Pendidikan Departemen
Teknologi Hasil Perairan.
5 Seluruh dosen dan staff Departemen Teknologi Hasil Perairan, terimakasih
atas bimbingan, arahan, kerja sama, dan ilmu pengetahuan yang diberikan.
6 Kedua orang tua (Ayah Agus Suminto dan Ibu Hamsatin), Kakak (Restu Ayu
Pribadi), Adik (Firman Hidayat), Keponakan (Kyanite Almeera Hasan), dan
kerabat dekat yang telah mendukung, mendoakan, memotivasi, dan
memfasilitasi penulis dalam menjalankan penelitian.
7 Beasiswa Cendekia LAZ IPB (semester 3 dan 4) dan BIDIK MISI yang telah

membantu biaya kuliah dari semester lima hingga akhir.
8 Temen-temen BONSAI (Dihar, Nadia, Hanum) yang telah banyak
membantu, memotivasi, dan memberikan semangat kepada penulis.
9 Dulur-dulur Lare Blambangan 48 yang telah menyemangati, membantu, dan
memotivasi penulis.
10 Keluarga besar mahasiswa THP 48 yang telah membantu, memberikan
dukungan, saran, dan semangat kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi
ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
tulisan ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membaca dan membutuhkan.
Bogor, September 2015

Diah Asih Asmara

14

15

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Perumusan Masalah ........................................................................................ 2
Tujuan Penelitian ............................................................................................ 2
Manfaat Penelitian .......................................................................................... 2
Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 2
METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 2
Waktu dan Tempat ......................................................................................... 2
Bahan .............................................................................................................. 3
Alat ................................................................................................................. 3
Prosedur Penelitian ......................................................................................... 3
Pengambilan Sampel ............................................................................... 3
Preparasi Sampel ..................................................................................... 3
Prosedur Analisis..................................................................................... 4
Analisis Data ........................................................................................... 8
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 9
Morfologi dan Proksimat Rumput Laut Caulerpa sp. .................................... 9
Fitokimia dari Ekstrak Rumput Laut Caulerpa sp. ....................................... 11

Kandungan Total Senyawa Fenol Ekstrak Rumput Laut Caulerpa sp. ......... 13
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 14
Kesimpulan ..................................................................................................... 14
Saran ............................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15
LAMPIRAN ........................................................................................................ 19
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 26

16

DAFTAR TABEL
1 Komposisi kimia rumput laut Caulerpa sp.................................................... 9
2 Fitokimia rumput laut Caulerpa sp. .............................................................. 12

DAFTAR GAMBAR
1 Diagram alir prosedur penelitian ...................................................................
2 Caulerpa sp ...................................................................................................

4
9


DAFTAR LAMPIRAN
1 Analisis statistik t berpasangan .....................................................................
2 Perhitungan analisis proksimat ......................................................................
3 Perhitungan rendemen ...................................................................................
4 Perhitungan total senyawa fenol ....................................................................

21
21
23
24

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Provinsi Maluku secara geografis berbatasan dengan provinsi Maluku Utara,
di bagian timur dengan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, dan di bagian
selatan dengan Negara Timur Leste dan Australia. Maluku merupakan provinsi
kepulauan dengan luas wilayah 712.479,65 km2 yang terdiri dari 93,5% luas

perairan dan 6,5% luas daratan. Jumlah pulau di Maluku mencapai 1.340 pulau.
Kota Tual merupakan pemekaran dari kabupaten Maluku Tenggara dengan luas
wilayah 19.088,29 km2 dengan luas lautan sebesar 98,67% dan luas daratan
1,33%. Komoditi unggulan yang terdapat di kota Tual salah satunya adalah
rumput laut (BKPMD 2012).
Produksi rumput laut di wilayah Maluku sampai tahun 2013 mencapai
6,3 juta ton yang di dalamnya termasuk rumput laut dari genus Caulerpa
(KKP 2015). Informasi yang diperoleh dari masyarakat bahwa Caulerpa sp.
dimanfaatkan untuk konsumsi. Caulerpa sp. umumnya dikonsumsi dalam bentuk
segar sebagai salad dan dikonsumsi sebagai sayuran dengan merebusnya terlebih
dahulu. Masyarakat menganggap perebusan dilakukan untuk membunuh bakteri
yang kemungkinan terdapat di Caulerpa sp., dan perebusan dilakukan tidak lebih
dari lima menit.
Saputra et al. (2011) menyatakan bahwa rumput laut Caulerpa racemosa
dapat menghasilkan biogas. Kandungan karbohidrat tersebut yang mempengaruhi
Caulerpa racemosa dapat menghasilkan biogas. Tinggi rendahnya karbohidrat
mempengaruhi tekanan biogas, semakin tinggi kandungan karbohidrat pada
Caulerpa racemosa maka semakin besar tekanan biogas yang diperoleh.
Adriani (2015) menyatakan bahwa Caulerpa racemosa mengandung senyawa
flavonoid yang menunjukkan aktivitas antibakteri, karena Caulerpa racemosa
menghasilkan fungi endofit yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Senyawa fenol merupakan kelompok zat kimia yang ditemukan pada
tumbuhan. Kelompok senyawa fenol memiliki peran sebagai antioksidan yang
dapat mengurangi risiko penyakit jantung, pembuluh darah, dan kanker. Senyawa
fenol banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran hijau, dan kacang-kacangan.
Senyawa fenol berperan melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas
dengan cara mengikat radikal bebas sehingga dapat mencegah proses inflamasi
dan peradangan pada sel tubuh (Winarti 2010).
Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa dari tumbuhan yang
mempunyai cincin aromatik dengan satu atau dua gugus hidroksil. Beberapa
golongan bahan polimer penting dalam tumbuhan antara lain lignin, melanin, dan
tanin adalah senyawa fenol. Senyawa fenol merupakan senyawa aromatik, maka
menunjukkan serapan kuat di daerah spektrum tampak (Harborne 1987).
Cho et al. (2010) menyatakan bahwa kandungan total fenol rumput laut Caulerpa
lentillifera segar dengan ekstrak metanol sebanyak 6,7 mg GAE/g ekstrak dan
pada penelitian Maulida (2007) sebesar 8,95 mg GAE/g ekstrak.
Senyawa fenol merupakan salah satu potensi yang dimiliki Caulerpa sp.
Kandungan total senyawa fenol Caulerpa sp. selama proses perebusan perlu

2
diperhatikan, karena adanya proses perebusan dapat mempengaruhi kondisi fisik
dan kimiawi suatu bahan. Analisis total senyawa fenol pada Caulerpa sp. rebus
belum dilaporkan, oleh karena itu diperlukan analisis untuk menentukan total
senyawa fenol Caulerpa sp. setelah proses perebusan.
Perumusan Masalah
Caulerpa sp. dikonsumsi masyarakat pesisir di Tual dan dianggap
menyehatkan. Informasi mengenai komponen bioaktif dan kandungan senyawa
fenol Caulerpa sp. setelah direbus yang diperoleh dari perairan Tual belum
dilaporkan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komponen bioaktif secara
kualitatif dan kadar total senyawa fenol dari rumput laut Caulerpa sp. segar dan
rebus dengan suhu 90 ℃ selama 5 menit.
Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian sebagai sumber pengetahuan baru bagi
masyarakat pesisir tentang kandungan yang terdapat pada Caulerpa sp. Informasi
mengenai kandungan total senyawa fenol dari rumput laut Caulerpa sp. segar dan
rebus. Referensi bagi peneliti dan mahasiswa yang tertarik dalam melakukan
penelitian lanjutan mengenai rumput laut Caulerpa sp.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini yaitu penulisan proposal penelitian, penentuan
metode uji, pengambilan sampel, preparasi sampel, analisis proksimat, analisis
fitokimia, analisis kadar total senyawa fenol, pengolahan data, dan penulisan
laporan.

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2014 sampai dengan April 2015.
Proses preparasi, ekstraksi, dan uji fitokimia dilakukan di Laboratorium
Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan, Laboratorium Biokimia Hasil Perairan,

3
Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Evaporasi dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nawa Agna, Cilendek
Timur, Bogor. Analisis kadar total senyawa fenol dilakukan di Laboratorium
Pusat Studi Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor.
Bahan
Bahan utama adalah rumput laut Caulerpa sp. Bahan-bahan yang digunakan
untuk ekstraksi yaitu pelarut metanol dan kertas saring. Bahan untuk pengujian
proksimat adalah pelarut lemak (n-heksana), selenium, H2SO4 pekat, akuades,
NaOH, H3BO3, HCl. Reagen untuk analisis fitokimia adalah asam sulfat, pereaksi
dragendroff, meyer, wagner, kloroform, anhidra asetat, asam sulfat pekat,
magnesium, amil alkohol, alkohol, etanol, FeCl3 5%, HCl 2N. Bahan analisis
kadar total senyawa fenol adalah reagen Folin-Ciocalteau, asam galat, etanol,
akuades, dan natrium karbonat.
Alat
Alat yang digunakan untuk preparasi sampel yaitu pisau, talenan, wadah,
dan timbangan analitik. Alat yang digunakan untuk pengujian proksimat yaitu
cawan porselen, desikator, oven, tanur, tabung soxhlet, tabung kjeldahl, labu
takar, dan erlenmeyer. Alat-alat untuk ekstraksi, yaitu orbital shaker (WiseShake),
rotary evaporator (Buchi Rot. R-205), dan alat untuk pengujian kadar fenol
menggunakan spektrofotometer Ultra Violet-Visible (UV-Vis) (Hitachi U-2800).
Prosedur Penelitian
Pengambilan Sampel
Sampel diambil dari perairan Tual, Maluku. Pengambilan sampel dilakukan
sebanyak tiga kali, tanggal 22 Desember 2014, 19 Januari 2015, dan 22 Maret
2015. Bagian sampel yang diambil yaitu seluruhnya. Sampel diambil dalam
keadaan segar, kemudian dikemas menggunakan kantong plastik, ditambah air
laut kemudian dimasukkan ke toples, dikirim dari Maluku menuju Institut
Pertanian Bogor, Bogor menggunakan moda transportasi udara. Sampel segar
bertahan selama satu minggu setelah diambil dari perairan. Sesampainya di
Bogor, sampel dibiarkan dalam suhu ruang, kemudian dipreparasi.
Preparasi Sampel
Rumput laut segar dibersihkan dari kotoran yang masih menempel,
kemudian ditimbang. Sampel dibagi menjadi dua yaitu, Caulerpa sp. segar dan
rebus. Suhu dan waktu perebusan yang digunakan mengacu pada penelitian
Putera (2015) yaitu perlakuan perebusan terbaik pada suhu 90 ℃ dan waktu
perebusan 5 menit. Perebusan menggunakan air mineral, dengan perbandingan
sampel dan air yaitu 1:4 (w/v). Air dipanaskan terlebih dahulu hingga mencapai

4
suhu 90 ℃, kemudian Caulerpa sp. dimasukkan dalam air perebusan dan dihitung
waktunya hingga 5 menit. Tahap selanjutnya yaitu analisis proksimat, analisis
fitokimia, dan total senyawa fenol. Diagram alir prosedur penelitian dapat dilihat
pada Gambar 1.
Rumput laut
Caulerpa sp.

Penimbangan

Preparasi sampel

Sampel segar

Perebusan suhu 90℃, 5 menit

Analisis proksimat

Uji kadar air
Uji kadar abu
Uji kadar lemak
Uji kadar protein
Uji karbohidrat by different

Ekstraksi Caulerpa sp.

Analisis Fitokimia

Uji Alkaloid
Uji Steroid dan Triterpenoid
Uji Tanin
Uji Flavonoid
Uji Saponin
Uji Hidroquinon

Analisis Kadar Total Fenol

Data

Gambar 1 Diagram alir prosedur penelitian
Prosedur Analisis
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis proksimat,
ekstraksi senyawa bioaktif, analisis fitokimia, dan analisis total senyawa fenol
terhadap sampel Caulerpa sp. segar dan rebus. Analisis proksimat yang dilakukan
meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar karbohidrat
by difference.

5
Analisis kadar air (AOAC 2005)
Pengeringan cawan porselen dalam oven pada suhu 105 ℃ selama 1 jam.
Cawan tersebut diletakkan ke dalam desikator kemudian ditimbang. Sampel
sebanyak 5 g dimasukkan ke dalam cawan tersebut, kemudian dikeringkan dengan
oven pada suhu 105 ℃ selama 5 jam atau hingga beratnya konstan. Cawan
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang kembali.
Persentase kadar air (berat basah) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
kadar air (%) =

Keterangan:
A = berat sampel sebelum dikeringkan
B = berat sampel setelah dikeringkan

A−B
x 100%
A

Analisis kadar abu (AOAC 2005)
Cawan pengabuan dikeringkan di dalam oven selama 1 jam pada suhu
105 ℃, kemudian dimasukkan selama 15 menit di dalam desikator dan ditimbang
hingga didapatkan berat yang konstan. Sampel sebanyak 5 g dimasukkan ke
dalam cawan pengabuan dan dipijarkan di atas nyala api hingga tidak berasap lagi.
Sampel dimasukkan ke dalam tanur pengabuan dengan suhu 600 ℃ selama 7 jam,
kemudian ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan. Kadar abu dapat
dihitung dengan rumus berikut:
kadar abu (%) =

berat sampel dan cawan setelah di tanur − berat cawan kosong
x 100%
berat sampel awal

Analisis kadar lemak (AOAC 2005)
Sampel seberat 5 g dimasukkan ke dalam kertas saring pada kedua ujung
bungkus ditutup dengan kapas bebas lemak dan selanjutnya dimasukkan ke dalam
selongsong lemak, kemudian sampel yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam
labu lemak yang sudah ditimbang dan disambungkan dengan tabung Soxhlet.
Selongsong lemak dimasukkan ke dalam ruang ekstraktor tabung Soxhlet dan
disiram dengan pelarut lemak (n-heksana), kemudian dilakukan refluks selama
6 jam. Pelarut lemak yang ada dalam labu lemak didestilasi hingga semua pelarut
lemak menguap. Pelarut akan tertampung di ruang ekstraktor pada saat destilasi,
kemudian pelarut dikeluarkan sehingga tidak kembali ke dalam labu lemak. Labu
lemak dikeringkan dalam oven pada suhu 105 ℃, setelah itu labu dimasukkan
dalam desikator sampai beratnya konstan. Kadar lemak dapat dihitung
berdasarkan rumus:
kadar lemak (%) =

W3 − W2
x 100%
W1

Keterangan :
W1 = Berat sampel (g)
W2 = Berat labu lemak tanpa lemak (g)
W3 = Berat labu lemak dengan lemak (g)

6
Analisis kadar protein (AOAC 2005)
Tahapan yang dilakukan dalam analisis protein terdiri dari tiga tahap, yaitu
destruksi, destilasi, dan titrasi. Sampel sebanyak 0,4 g dimasukkan ke dalam
tabung Kjeldahl, kemudian ditambahkan 0,4 g selenium dan 10 mL H2SO4 pekat.
Tabung yang berisi larutan tersebut dimasukkan ke dalam alat destruksi selama
1 jam pada suhu 400 ºC. Proses destruksi dilakukan sampai larutan berwarna hijau
jernih.
Larutan hasil destruksi diencerkan dengan aquades hingga 100 mL dalam
labu takar. Larutan sampel hasil destruksi dipipet sebanyak 10 mL lalu
dimasukkan ke dalam alat destilasi dan ditambahkan 10 mL NaOH 40%. Cairan
dalam ujung tabung kondensor ditampung dalam erlenmeyer 50 mL berisi larutan
H3BO3 dan 2 tetes indikator (cairan methyl red dan bromo cresol green) yang ada
di bawah kondensor. Destilasi dilakukan sampai diperoleh larutan berwarna hijau
kebiruan.
Titrasi dilakukan dengan menggunakan HCl 0,1 N sampai warna larutan
dalam erlenmeyer berubah menjadi merah muda. Volume titran dibaca dan
dicatat. Kadar protein ditentukan dengan rumus :
%N =

(









)






Kadar Protein(%) = %N x faktor konversi

Keterangan:
Faktor pengenceran
Faktor konversi



,



x 100%

= 10
= 6,25

Analisis kadar karbohidrat (by difference)
Tujuan analisis karbohidrat, yaitu untuk mengetahui kandungan karbohidrat
pada suatu bahan. Kadar karbohidrat ditentukan dengan rumus:
Kadar karbohidrat (%) = 100% - (A+B+C+D)
Keterangan:
A= Kadar air
B= Kadar lemak
C= Kadar protein
D= Kadar abu

Ekstraksi senyawa bioaktif (Harborne 1987)
Caulerpa sp. segar sebelumnya dihaluskan menggunakan mortar, kemudian
ditimbang. Caulerpa sp. yang sudah melalui proses perebusan, ditiriskan,
kemudian dihaluskan menggunakan mortar, dan ditimbang. Caulerpa sp. yang
sudah halus, ditimbang sebanyak 100 g dan dimasukkan di labu erlenmeyer
500 mL, kemudian ditambah 200 mL metanol. Sampel yang sudah terendam
metanol, kemudian dilakukan maserasi menggunakan orbital shaker selama
1x24 jam. Filtrat yang terkumpul kemudian dievaporasi menggunakan rotary
vacuum evaporator pada suhu 40 ℃. Ekstraksi dilakukan pengulangan sebanyak
tiga kali.
Hasil ekstraksi kemudian ditimbang untuk mendapatkan rendemen
ekstraknya. Rendemen ekstrak kasar adalah presentase bobot ekstrak kasar yang

7
diperoleh dari rumput laut Caulerpa sp. Hasil ekstrak kemudian dilakukan uji
fitokimia dan analisis kadar total senyawa fenol.
Uji fitokimia
Uji fitokimia meliputi uji alkaloid, uji steroid/triterpenoid, flavonoid, dan
fenol hidrokuinon. Uji tersebut dilakukan sesuai dengan metode Harborne (1987).
Alkaloid
Sampel sebanyak 0,05 g dilarutkan dalam beberapa tetes asam sulfat 2 N.
Pengujian menggunakan tiga pereaksi alkaloid yaitu pereaksi Dragendorff,
pereaksi Meyer dan pereaksi Wagner. Hasil uji dinyatakan positif bila dengan
pereaksi Dragendorff terbentuk endapan merah hingga jingga, endapan putih
kekuningan dengan pereaksi Meyer dan endapan coklat dengan pereaksi Wagner.
Steroid/triterpenoid
Sampel sebanyak 0,05 g dilarutkan dalam 2 mL kloroform dalam tabung
reaksi yang kering, setelah itu ditambahkan 10 tetes anhidra asetat dan 3 tetes
asam sulfat pekat. Reaksi positif adanya steroid, jika terbentuk warna biru atau
hijau dan adanya triterpenoid jika terbentuk warna ungu atau jingga.
Flavonoid
Sampel sebanyak 0,05 g ditambahkan 0,1 mg serbuk magnesium dan
0,4 mL amil alkohol (campuran asam klorida 37% dan etanol 95% dengan volume
yang sama) dan 4 mL alkohol kemudian campuran dikocok. Adanya flavonoid
ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah, kuning atau jingga pada lapisan
amil alkohol.
Hidrokuinon (pereaksi FeCl3)
Sampel sebanyak 0,05 g diekstrak dengan 20 mL etanol 70%. Larutan yang
dihasilkan diambil sebanyak 1 mL kemudian ditambah 2 tetes larutan FeCl3 5%.
Adanya senyawa fenol dalam bahan ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau
atau hijau biru.
Saponin
Sejumlah sampel dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambah air panas.
Perubahan yang terjadi adalah terbentuknya busa. Reaksi positif saponin jika
ditambahkan 1 tetes HCl 2N, busa akan stabil selama 30 menit.
Tanin

Sampel sebanyak 0,05 g ditambah FeCl3 kemudian campuran
dihomogenkan. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah
pada campuran.

Kadar total senyawa fenol (modifikasi Andarwulan 2000)
Kandungan total senyawa fenol ditentukan dengan spektrofotometri yaitu
metode kolorimetri menggunakan reagen Folin-Ciocalteau. Penentuan kandungan
total senyawa fenol diawali dengan pembuatan larutan blanko dan larutan asam
galat sebagai larutan standar. Pembuatan larutan blanko dengan memipet 2 mL

8
etanol 96% ke dalam tabung reaksi berukuran 10 mL. Pembuatan larutan asam
galat yaitu menyiapkan stok larutan dengan konsentrasi 100 ppm dalam 100 mL,
10 mg asam galat ditimbang dan dilarutkan dengan 50 mL etanol 96% dalam
botol ekstrak 60 mL. Kemudian dilakukan pengenceran dalam tabung reaksi
berukuran 10 mL, dengan konsentrasi 10, 30, 50, 70, dan 100 ppm dengan volume
masing-masing 2 mL.
Sampel ekstrak rumput laut Caulerpa sp. ditimbang sebanyak 9,5 mg dan
dilarutkan dengan 2 mL etanol 96% dalam tabung reaksi berukuran 10 mL.
Larutan blanko, larutan standar maupun sampel ditambahkan 5 mL akuades,
0,5 mL reagen Folin-Ciocalteau 50% (v/v) dan didiamkan selama 5 menit. Tahap
selanjutnya ditambahkan 1 mL larutan natrium karbonat 5% (b/v), dihomogenisasi
dan diinkubasi pada suhu ruang dan dalam kondisi gelap selama 1 jam. Tabung
reaksi sebelum diinkubasi terlebih dahulu dibungkus aluminium foil untuk
mengefektifkan inkubasi dalam kondisi gelap. Tahap selanjutnya setelah proses
inkubasi, larutan dihomogenasi dan kandungan total senyawa fenol diukur dengan
spektrofotometer UV-Vis Hitachi U-2008 pada panjang gelombang 725 nm.
Nilai kandungan total senyawa fenol diinterpretasikan berdasarkan miligram
ekivalen asam galat per gram ekstrak (mg GAE/g ekstrak). Satuan mg GAE/g
ekstrak ditentukan berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh dari persamaan
regresi linier sederhana kurva standar asam galat:
y = ax+b
Keterangan:
y = peubah tak bebas untuk absorbansi
x = peubah bebas untuk konsentrasi fenol dalam sampel (100 ppm)
a = slope atau kemiringan
b = intersep

Penghitungan kandungan total senyawa fenol dengan rumus:
mg GAE⁄g ekstrak =

Keterangan:
mg/L x
V total
G
1000 mL

(mg x x mL V total)/1000 mL
G

= konsentrasi sampel (mg/L)
= volume total larutan uji (mL)
= jumlah ekstrak yang ditimbang (g)
= faktor konversi terhadap volume total larutan (mL)

Analisis Data
Data total senyawa fenol dianalisis secara deskriptif. Analisis data yang
digunakan untuk nilai proksimat adalah uji t berpasangan. Analisis ini bertujuan
untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan rata-rata dari sampel Caulerpa sp.
segar dan rebus terhadap nilai proksimat.
Hipotesis analisis ini adalah:
H0 : Tidak terdapat perbedaan nilai proksimat Caulerpa sp. segar dan rebus
H1 : Terdapat perbedaan nilai proksimat Caulerpa sp. segar dan rebus

9
Statistik uji t berpasangan adalah:
=

̅

/√

Keterangan:
̅ = rata-rata dari selisih nilai proksimat segar dan rebus
= simpangan baku dari selisih nilai proksimat segar dan rebus
n = banyaknya sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN
Morfologi dan Proksimat Rumput Laut Caulerpa sp.
Caulerpa sp. merupakan rumput laut hijau dari famili Caulerpaceae yang
habitatnya menempel pada substrat pasir atau bebatuan. Thallus pada
Caulerpa sp. membentuk akar dan ramuli. Ramuli membentuk bulatan-bulatan
kecil merapat teratur menutupi percabangan sepanjang ±3-5 cm. Kondisi
Caulerpa sp. yang digunakan dalam keadaan segar, namun beberapa bagian dari
ramuli ada yang rusak. Tampubolon et al. (2013) menyatakan Caulerpa
lentillifera memiliki thallus dengan cabang bulat yang merambat dan cabangcabang seperti anggur. Morfologi Caulerpa sp. dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Caulerpa sp.

Rumput laut Caulerpa sp. dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir sebagai
sayuran untuk dikonsumsi, oleh karena itu perlu diketahui kandungan kimia yang
berkaitan dengan kandungan gizi rumput laut Caulerpa sp. Perhitungan nilai
proksimat terdapat pada Lampiran 2. Komposisi kimia rumput laut Caulerpa sp.
segar dan rebus disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Komposisi kimia rumput laut Caulerpa sp.
Komposisi Kimia
Kadar air
Kadar abu
Kadar lemak
Kadar protein
Kadar karbohidrat by different

Caulerpa sp. segar
Basis basah (%)
77,57±0,19
1,18±0,15
0,32 ± 0,01
3,84±0,04
17,08±0,11

Caulerpa sp. rebus
Basis basah (%)
79,17±0,23
1,02±0,01
0,37 ± 0,03
3,63±0,06
15,65±0,21

10
Kadar air Caulerpa sp. segar adalah 77,57±0,19% dan setelah perebusan
menjadi 79,17±0,23%. Hasil analisis uji t (Lampiran 1), terdapat perbedaan
terhadap kadar air Caulerpa sp. segar dan rebus (p0,05). Proses perebusan dapat
mempengaruhi kadar abu dalam bahan, karena mineral yang terkandung pada
Caulerpa sp. larut dalam air perebusan. Proses perebusan dapat mempengaruhi
kadar abu suatu bahan, karena pengaruh dari uap air yang keluar pada saat
perebusan. Nurjanah et al. (2014a) menyatakan bahwa kadar abu tanaman genjer
mengalami perubahan setelah pengukusan selama 3 dan 5 menit. Mineral yang
terkandung dalam tanaman genjer tersebut keluar bersama dengan keluarnya air
pada saat pengukusan, oleh karena itu kadar abu tanaman genjer setelah
pengukusan mengalami perubahan.
Kadar lemak Caulerpa sp. segar adalah 0,32 ± 0,01% dan setelah perebusan
menjadi 0,37±0,02%. Hasil analisis uji t (Lampiran 1), tidak terdapat perbedaan
terhadap kadar lemak Caulerpa sp. segar dan rebus (p>0,05). Kadar lemak
Caulerpa sp. rendah, hal ini disebabkan oleh tingginya kadar air pada Caulerpa
sp. sehingga nilai kadar lemak turun. Kumar et al. (2011) menyatakan bahwa
kandungan lemak rumput laut Caulerpa racemosa segar dari perairan India adalah
2,64%. McDermid dan Stuercke (2003) menyatakan bahwa kandungan lemak
pada Caulerpa lentillifera segar yang diperoleh dari pantai Hawaii relatif tinggi
yaitu 7,2%.
Nilai kadar lemak yang dihasilkan memiliki perbedaan dengan penelitian
sebelumnya, perbedaan ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang berbeda,
umumnya musim panen dan habitat biota. Wong dan Cheung (2000) menyatakan
bahwa kadar lemak yang terdapat dalam rumput laut tergolong rendah.
Rendahnya kadar lemak disebabkan oleh kadar air yang cukup tinggi, sehingga
secara proporsional kadar lemak akan menurun.
Kadar protein Caulerpa sp. segar adalah 3,84±0,04% dan setelah perebusan
menjadi 3,63±0,06%. Hasil analisis uji t (Lampiran 1), terdapat perbedaan
terhadap kadar protein Caulerpa sp. segar dan rebus (p