Hubungan antara Body Image dan kebiasaan makan dengan status gizi remaja di Sma Padang
HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DAN KEBIASAAN
MAKAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SMA PADANG
MICHEL ERISON
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan antara Body
image dan Kebiasaan Makan dengan Status Gizi Remaja di SMA Padang adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Michel Erison
NIM I14090022
ABSTRAK
MICHEL ERISON. Hubungan Antara Body Image dan Kebiasaan Makan dengan
Status Gizi Remaja di SMA Padang Dibimbing oleh LILIK KUSTIYAH dan
CESILIA METI DWIRIANI.
Penelitian ini bertujuan mengkaji hubungan antara body image dan
kebiasaan makan dengan status gizi. Desain penelitian yang digunakan adalah
cross sectional study dan data dikumpulkan selama periode bulan Juni-November
2013 menggunakan recall 1x24 jam dan food frequency untuk mengetahui
kebiasaan makan dan mengisi kuesioner untuk data body image. Contoh
berjumlah 202 orang remaja kelas X yang berasal dari 4 SMA di Padang.
Terdapat hubungan nyata positif antara jenis kelamin dengan frekuensi makan,
yakni frekuensi makan pada contoh laki-laki lebih sering dari pada contoh
perempuan. Serta terdapat hubungan nyata positif antara jenis kelamin dan
pendidikan orangtua dengan kebiasaan sarapan pagi, yakni laki-laki lebih sering
sarapan pagi dibandingkan perempuan dan semakin tinggi pendidikan orangtua
maka kebiasaan sarapan pagi semakin sering pada contoh. Sebagian besar remaja
memiliki body image yang positif sesuai dengan status gizinya dan status gizi
yang baik tidak hanya ditentukan oleh kebiasaan makan yang baik.
Kata kunci: Body image, kebiasaan makan, konsumsi pangan, status gizi, remaja.
ABSTRACT
MICHEL ERISON. Correlation of Body Image and Eating Habits with
Adolescents Nutritional Status in Padang Senior High School. Supervised by
LILIK KUSTIYAH and CESILIA METI DWIRIANI.
The aim of this study was to analyze correlation between body image and
eating habits with nutritional status of adolescents in Padang senior high school.
Design of this study was cross sectional and data was collected from June to
November 2013 using 24 hours recall and food frequency to determine eating
habits and students filled in questionaire to collect body image data. Subjects of
this study were 202 adolescents in X grade come from 4 senior high schools in
Padang. The result of Spearman analysis showed that there was positive
correlation (p 2 s/d 3, overweight
>1 s/d 2, normal -2 s/d 1, thinness -3 s/d -2 dan severe thinness 0.05). Namun demikian, tingkat
pendidikan ayah dan ibu contoh laki-laki (95.1%) adalah lebih tinggi daripada
contoh perempuan (88.0%). Usia ayah dari contoh laki-laki dan perempuan relatif
lebih tua 48(32; 99) tahun, daripada usia ibu pada contoh laki-laki dan perempuan
44.6± 5.4 tahun (Tabel 3). Jumlah anggota rumah tangga pada contoh laki-laki
5(2;8) relatif lebih kecil daripada contoh perempuan 5(2;10) orang. Secara umum,
pekerjaan ayah pada contoh laki-laki (54.9%) dan perempuan (56.0%) adalah
karyawan, sedangkan pekerjaan ibu pada contoh laki-laki (57.8%) dan perempuan
(52.0%) adalah IRT. Tabel 3 menunjukkan sebaran contoh berdasarkan sosial
ekonomi keluarga dan jenis kelamin.
12
Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan sosial ekonomi keluarga dan jenis kelamin
Laki-laki
Pendidikan Ayah
< SMA
≥ SMA
Total
Pendidikan Ibu
< SMA
≥ SMA
Total
Usia Ayah (tahun)1
Dewasa awal
Dewasa madya
Dewasa akhir
Total
Usia Ibu (tahun)2
Dewasa awal
Dewasa madya
Total
JART (orang)1
Kecil
Sedang
Besar
Total
Pekerjaan Ayah
Tidak bekerja
Jasa
Karyawan
Wirausaha
Lainnya
Total
Pekerjaan Ibu
IRT
Jasa
Karyawan
Wirausaha
Lainnya
Total
n
%
5
97
102
4.9
95.1
100.0
Perempuan
n
%
Total
n
%
8.4
91.6
100.0
12
88
100
12.0
88.0
100.0
17
185
202
6
5.9
96
94.1
102
100.0
48(32;61)
5
4.9
96
94.1
1
1.0
102
100.0
45.1±5.6
9
8.8
93
91.2
102
100.0
5(2;8)
41
40.2
54
52.9
7
6.9
102
100.0
13
87
100
48(35;99)
5
89
6
100
44.2±5.3
20
80
100
5(2;10)
34
57
8
100
13.0
87.0
100.0
34.0
57.0
8.0
100.0
19
9.4
183
90.6
202
100.0
48(32;99)
10
5.0
185
91.6
7
3.50
202
100.0
44.6±5.4
29
14.4
173
85.6
202
100.0
5(2;10)
75
37.3
111
55.2
15
7.5
202
100.0
1
9
56
23
13
102
1.0
8.8
54.9
22.5
12.7
100.0
5
12
56
19
8
100
5.0
12.0
56.0
19.0
8.0
100.0
6
21
112
42
21
202
3.0
10.4
55.4
20.8
10.4
100.0
59
2
30
6
5
102
57.8
2.0
29.4
5.9
4.9
100.0
52
2
30
6
10
100
52.0
2.0
30.0
6.0
10.0
100.0
111
4
60
12
15
202
55.0
6.5
29.7
5.9
11.9
100.0
5.0
89.0
6.0
100.0
20.0
80.0
100.0
Ket: 1 Data median (min;max); 2 Rata-rata ± standar deviasi;
JART= Jumlah anggota rumah tangga; IRT= Ibu rumah tangga
Body Image
Persepsi contoh terhadap bentuk tubuh aktual dan ideal secara lengkap
disajikan pada Tabel 4. Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
nyata (p 0.05) pada kepuasan bentuk tubuh aktual antara contoh laki-laki dengan
perempuan. Hal ini sejalan dengan Santrock (2003) yang menjelaskan bahwa
penampilan fisik merupakan salah satu kontribusi yang sangat berpengaruh pada
rasa percaya diri, baik itu pada laki-laki maupun perempuan.
Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan body image dan jenis kelamin dengan metode
BSQ
Laki-laki
Perempuan
Total
p
n
%
n
%
n
%
Puas terhadap bentuk Ya
tubuh
Tidak
45
57
44.1
55.9
43
57
43.0
57.0
88
114
43.6
56.4
Total
102
100.0
100
100.0
202
100.0
18
16
23
31.5
28.1
40.4
29
13
15
50.8
22.9
26.3
47
29
38
41.3
25.4
33.3
57
100.0
57
100.0
114
100.0
Menurunkan BB pada contoh yang
merasa gemuk
18
100.0
29
100.0
47
100.0
Upaya penurunan BB Diet
Olahraga
9
14
50
77.7
16
26
55.2
89.7
25
40
53.2
85.1
Pihak
menganjurkan
0
7
0
38.9
3
9
10.3
31.0
3
16
6.4
34.0
11
61.1
25
86.2
36
76.6
Puas terhadap hasil menurunkan BB
9
50.0
12
41.4
21
44.7
Menaikkan BB pada contoh yang
merasa kurus
23
100.0
15
100.0
38
100.0
Upaya penaikan BB
20
86.9
15
100.0
35
92.1
8
34.8
6
40
14
36.8
6
26.1
1
6.7
7
18.4
5
21.7
5
33.3
10
26.3
18
78.3
14
93.3
32
84.2
12
52.2
9
60.0
21
55.3
Tidak puas terhadap Gemuk
bentuk tubuh aktual
Normal
(n=114 orang)
Kurus
Total
Pihak
menganjurkan
yang Dokter
Pengaruh
orang lain
Inisiatif
sendiri
Makan
banyak
Konsumsi
suplemen
yang Dokter
Pengaruh
orang lain
Inisiatif
sendiri
Puas terhadap hasil menaikkan BB
0.87
0.17
0.37
Secara umum, tidak terdapat perbedaan nyata (p >0.05) usaha menurunkan
dan menaikkan berat badan antara contoh laki-laki dan perempuan. Keseluruhan
16
contoh (100%) yang mempersepsikan bentuh tubuh aktualnya gemuk ingin
menurunkan berat badan, melalui diet dan olahraga (Tabel 8). Pihak yang paling
besar berpengaruh dalam upaya penurunan berat badan yaitu atas inisiatif sendiri
dari contoh (76.6%) dan dari usaha penurunan berat badan ternyata contoh lakilaki (50.0%) lebih puas terhadap upaya penurunan berat badan dibandingkan
dengan contoh perempuan (41.4%). Selain upaya menurunkan berat badan, juga
terdapat usaha menaikkan berat badan dan ternyata keseluruhan contoh (100%)
baik itu pada laki-laki maupun perempuan yang merasa kurus ingin menaikkan
berat badan untuk mencapai berat badan aktual yang ideal. Adapun upaya yang
dilakuakn contoh dalam upaya menaikkan berat badan yaitu dengan cara
mengonsumsi makanan yang banyak dan suplemen penambah nafsu makan (Tabel
8). Pihak yang paling berperan dalam upaya menaikkan berat badan ini yaitu sama
halnya dengan pihak yang menganjurkan penurunan berat badan yaitu
berdasarkan inisiatif sendiri (84.2%) dan tingkat kepuasan yang dicapai setelah
menaikkan berat badan ternyata tingkat kepuasan contoh laki-laki (52.2%) lebih
kecil dibandingkan dengan contoh perempuan (60.0%).
Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan contoh secara lengkap disajikan pada Tabel 9. Secara
umum, hasil uji beda frekuensi makan sehari dan sarapan pagi berbeda nyata (p
MAKAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SMA PADANG
MICHEL ERISON
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan antara Body
image dan Kebiasaan Makan dengan Status Gizi Remaja di SMA Padang adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Michel Erison
NIM I14090022
ABSTRAK
MICHEL ERISON. Hubungan Antara Body Image dan Kebiasaan Makan dengan
Status Gizi Remaja di SMA Padang Dibimbing oleh LILIK KUSTIYAH dan
CESILIA METI DWIRIANI.
Penelitian ini bertujuan mengkaji hubungan antara body image dan
kebiasaan makan dengan status gizi. Desain penelitian yang digunakan adalah
cross sectional study dan data dikumpulkan selama periode bulan Juni-November
2013 menggunakan recall 1x24 jam dan food frequency untuk mengetahui
kebiasaan makan dan mengisi kuesioner untuk data body image. Contoh
berjumlah 202 orang remaja kelas X yang berasal dari 4 SMA di Padang.
Terdapat hubungan nyata positif antara jenis kelamin dengan frekuensi makan,
yakni frekuensi makan pada contoh laki-laki lebih sering dari pada contoh
perempuan. Serta terdapat hubungan nyata positif antara jenis kelamin dan
pendidikan orangtua dengan kebiasaan sarapan pagi, yakni laki-laki lebih sering
sarapan pagi dibandingkan perempuan dan semakin tinggi pendidikan orangtua
maka kebiasaan sarapan pagi semakin sering pada contoh. Sebagian besar remaja
memiliki body image yang positif sesuai dengan status gizinya dan status gizi
yang baik tidak hanya ditentukan oleh kebiasaan makan yang baik.
Kata kunci: Body image, kebiasaan makan, konsumsi pangan, status gizi, remaja.
ABSTRACT
MICHEL ERISON. Correlation of Body Image and Eating Habits with
Adolescents Nutritional Status in Padang Senior High School. Supervised by
LILIK KUSTIYAH and CESILIA METI DWIRIANI.
The aim of this study was to analyze correlation between body image and
eating habits with nutritional status of adolescents in Padang senior high school.
Design of this study was cross sectional and data was collected from June to
November 2013 using 24 hours recall and food frequency to determine eating
habits and students filled in questionaire to collect body image data. Subjects of
this study were 202 adolescents in X grade come from 4 senior high schools in
Padang. The result of Spearman analysis showed that there was positive
correlation (p 2 s/d 3, overweight
>1 s/d 2, normal -2 s/d 1, thinness -3 s/d -2 dan severe thinness 0.05). Namun demikian, tingkat
pendidikan ayah dan ibu contoh laki-laki (95.1%) adalah lebih tinggi daripada
contoh perempuan (88.0%). Usia ayah dari contoh laki-laki dan perempuan relatif
lebih tua 48(32; 99) tahun, daripada usia ibu pada contoh laki-laki dan perempuan
44.6± 5.4 tahun (Tabel 3). Jumlah anggota rumah tangga pada contoh laki-laki
5(2;8) relatif lebih kecil daripada contoh perempuan 5(2;10) orang. Secara umum,
pekerjaan ayah pada contoh laki-laki (54.9%) dan perempuan (56.0%) adalah
karyawan, sedangkan pekerjaan ibu pada contoh laki-laki (57.8%) dan perempuan
(52.0%) adalah IRT. Tabel 3 menunjukkan sebaran contoh berdasarkan sosial
ekonomi keluarga dan jenis kelamin.
12
Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan sosial ekonomi keluarga dan jenis kelamin
Laki-laki
Pendidikan Ayah
< SMA
≥ SMA
Total
Pendidikan Ibu
< SMA
≥ SMA
Total
Usia Ayah (tahun)1
Dewasa awal
Dewasa madya
Dewasa akhir
Total
Usia Ibu (tahun)2
Dewasa awal
Dewasa madya
Total
JART (orang)1
Kecil
Sedang
Besar
Total
Pekerjaan Ayah
Tidak bekerja
Jasa
Karyawan
Wirausaha
Lainnya
Total
Pekerjaan Ibu
IRT
Jasa
Karyawan
Wirausaha
Lainnya
Total
n
%
5
97
102
4.9
95.1
100.0
Perempuan
n
%
Total
n
%
8.4
91.6
100.0
12
88
100
12.0
88.0
100.0
17
185
202
6
5.9
96
94.1
102
100.0
48(32;61)
5
4.9
96
94.1
1
1.0
102
100.0
45.1±5.6
9
8.8
93
91.2
102
100.0
5(2;8)
41
40.2
54
52.9
7
6.9
102
100.0
13
87
100
48(35;99)
5
89
6
100
44.2±5.3
20
80
100
5(2;10)
34
57
8
100
13.0
87.0
100.0
34.0
57.0
8.0
100.0
19
9.4
183
90.6
202
100.0
48(32;99)
10
5.0
185
91.6
7
3.50
202
100.0
44.6±5.4
29
14.4
173
85.6
202
100.0
5(2;10)
75
37.3
111
55.2
15
7.5
202
100.0
1
9
56
23
13
102
1.0
8.8
54.9
22.5
12.7
100.0
5
12
56
19
8
100
5.0
12.0
56.0
19.0
8.0
100.0
6
21
112
42
21
202
3.0
10.4
55.4
20.8
10.4
100.0
59
2
30
6
5
102
57.8
2.0
29.4
5.9
4.9
100.0
52
2
30
6
10
100
52.0
2.0
30.0
6.0
10.0
100.0
111
4
60
12
15
202
55.0
6.5
29.7
5.9
11.9
100.0
5.0
89.0
6.0
100.0
20.0
80.0
100.0
Ket: 1 Data median (min;max); 2 Rata-rata ± standar deviasi;
JART= Jumlah anggota rumah tangga; IRT= Ibu rumah tangga
Body Image
Persepsi contoh terhadap bentuk tubuh aktual dan ideal secara lengkap
disajikan pada Tabel 4. Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
nyata (p 0.05) pada kepuasan bentuk tubuh aktual antara contoh laki-laki dengan
perempuan. Hal ini sejalan dengan Santrock (2003) yang menjelaskan bahwa
penampilan fisik merupakan salah satu kontribusi yang sangat berpengaruh pada
rasa percaya diri, baik itu pada laki-laki maupun perempuan.
Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan body image dan jenis kelamin dengan metode
BSQ
Laki-laki
Perempuan
Total
p
n
%
n
%
n
%
Puas terhadap bentuk Ya
tubuh
Tidak
45
57
44.1
55.9
43
57
43.0
57.0
88
114
43.6
56.4
Total
102
100.0
100
100.0
202
100.0
18
16
23
31.5
28.1
40.4
29
13
15
50.8
22.9
26.3
47
29
38
41.3
25.4
33.3
57
100.0
57
100.0
114
100.0
Menurunkan BB pada contoh yang
merasa gemuk
18
100.0
29
100.0
47
100.0
Upaya penurunan BB Diet
Olahraga
9
14
50
77.7
16
26
55.2
89.7
25
40
53.2
85.1
Pihak
menganjurkan
0
7
0
38.9
3
9
10.3
31.0
3
16
6.4
34.0
11
61.1
25
86.2
36
76.6
Puas terhadap hasil menurunkan BB
9
50.0
12
41.4
21
44.7
Menaikkan BB pada contoh yang
merasa kurus
23
100.0
15
100.0
38
100.0
Upaya penaikan BB
20
86.9
15
100.0
35
92.1
8
34.8
6
40
14
36.8
6
26.1
1
6.7
7
18.4
5
21.7
5
33.3
10
26.3
18
78.3
14
93.3
32
84.2
12
52.2
9
60.0
21
55.3
Tidak puas terhadap Gemuk
bentuk tubuh aktual
Normal
(n=114 orang)
Kurus
Total
Pihak
menganjurkan
yang Dokter
Pengaruh
orang lain
Inisiatif
sendiri
Makan
banyak
Konsumsi
suplemen
yang Dokter
Pengaruh
orang lain
Inisiatif
sendiri
Puas terhadap hasil menaikkan BB
0.87
0.17
0.37
Secara umum, tidak terdapat perbedaan nyata (p >0.05) usaha menurunkan
dan menaikkan berat badan antara contoh laki-laki dan perempuan. Keseluruhan
16
contoh (100%) yang mempersepsikan bentuh tubuh aktualnya gemuk ingin
menurunkan berat badan, melalui diet dan olahraga (Tabel 8). Pihak yang paling
besar berpengaruh dalam upaya penurunan berat badan yaitu atas inisiatif sendiri
dari contoh (76.6%) dan dari usaha penurunan berat badan ternyata contoh lakilaki (50.0%) lebih puas terhadap upaya penurunan berat badan dibandingkan
dengan contoh perempuan (41.4%). Selain upaya menurunkan berat badan, juga
terdapat usaha menaikkan berat badan dan ternyata keseluruhan contoh (100%)
baik itu pada laki-laki maupun perempuan yang merasa kurus ingin menaikkan
berat badan untuk mencapai berat badan aktual yang ideal. Adapun upaya yang
dilakuakn contoh dalam upaya menaikkan berat badan yaitu dengan cara
mengonsumsi makanan yang banyak dan suplemen penambah nafsu makan (Tabel
8). Pihak yang paling berperan dalam upaya menaikkan berat badan ini yaitu sama
halnya dengan pihak yang menganjurkan penurunan berat badan yaitu
berdasarkan inisiatif sendiri (84.2%) dan tingkat kepuasan yang dicapai setelah
menaikkan berat badan ternyata tingkat kepuasan contoh laki-laki (52.2%) lebih
kecil dibandingkan dengan contoh perempuan (60.0%).
Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan contoh secara lengkap disajikan pada Tabel 9. Secara
umum, hasil uji beda frekuensi makan sehari dan sarapan pagi berbeda nyata (p