Teknologi budidaya udang galah (Macrobrachium rosenbergii) dan ikan tambakan (Helostoma temmincki) intensif berbasis Integrated Multi Thropic Aquaculture dengan kepadatan berbeda

TEKNOLOGI BUDIDAYA UDANG GALAH (Macrobrachium
rosenbergii) DAN IKAN TAMBAKAN (Helostoma temmincki)
INTENSIF BERBASIS INTEGRATED MULTI THROPIC
AQUACULTURE DENGAN KEPADATAN BERBEDA

TRIATMAJA PRAMUDHITA WISNU KUSUMA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Teknologi Budidaya
Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) dan Ikan Tambakan (Helostoma
temmincki) Intensif Berbasis Integrated Multi Thropic Aquaculture dengan
Kepadatan Berbeda” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, 3 Maret 2015

Triatmaja Pramudhita Wisnu Kusuma
NIM C14100055

ABSTRAK
TRIATMAJA PRAMUDHITA WISNU KUSUMA. Teknologi Budidaya Udang
Galah (Macrobrachium rosenbergii) dan Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)
Intensif Berbasis Integrated Multi Thropic Aquaculture dengan Kepadatan
Berbeda. Dibimbing oleh EDDY SUPRIYONO dan LIES SETIJANINGSIH.
IMTA (Integrated Multi Thropic Aquaculture) adalah sistem budidaya
yang mengintegrasikan beberapa organisme yang menitikberatkan perbedaan
trofik level tiap organismenya. IMTA akan dapat memperbaiki kualitas air dan
akan berpengaruh langsung pada sintasan, padat tebar, dan mempercepat laju
pertumbuhan. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan acak lengkap dengan
perlakuan berupa perbedaan padat penebaran awal antara udang galah dan ikan

tambakan yaitu UG20TM50 udang galah 20 ekor/m2 dan ikan tambakan 50
ekor/m2, UG20TM100 udang galah 20 ekor/m2 dan ikan tambakan 100 ekor/m2.
Setiap perlakuan diulang tiga kali. Perlakuan yang paling baik selama
pemeliharaan 60 hari adalah UG20TM50 dengan sintasan udang galah yaitu
(75.83±6.29%), laju pertumbuhan harian (3.02±0.16%), hasil produksi
(3065.44±79.95g) dan sintasan tambakan (80±1.32%) laju pertumbuhan harian
(2.94±0.25%), dan hasil produksi (10723.47±975.21g), dan didukung oleh suhu
(28.90–31.67°C), pH (6.50–7.87), DO (4.08–5.7) mg/L, amoniak (0.00010–
0.0413) mg/L.
Kata kunci: ikan tambakan, IMTA, kualitas air, udang galah.

ABSTRACT
TRIATMAJA PRAMUDHITA WISNU KUSUMA. Freshwater Giant Prawn
(Macrobrachium rosenbergii) and Tambakan (Helostoma temmincki) Intensive
Aquaculture Technology based in Integrated Multi Thropic Aquaculture on
Different Density. Supervised by EDDY SUPRIYONO and LIES
SETIJANINGSIH.
IMTA (Integrated Multi Thropic Aquaculture) is a aquaculture system that
integrates several organisms and focuses on the trophic level differences of each
organism. IMTA will be able to improve the quality of the water and of course

have a direct impact on survival rate, stocking density and increase the growth
rate. The research was using completely randomized design at many treatments in
the form of initial stocking density difference between freshwater giant prawns
and tambakan that UG20TM50 20 prawns/m2 and 50 tambakan/m2, UG20TM100
20 prawns/ m2 and 100 tambakan/ m2. Each treatment was repeated three times.
The best treatment Based on 60 days cultivation was UG20TM50 with the
survival rate of freshwater giant prawn (75.83±6.29%), spesific growth rate
(3.02±0.16%), total production (3065.44±79.95g) and survival rate of tambakan
(80±1.32%) spesific growth rate (2.94±0.25%) and total production
(10723.47±975.21g), and supported by a temperature (28.90–31.67°C), pH (6.50–
7.87), DO (4.08–5.7 mg/L), ammonia (0.00010–0.0413) mg/L.
Keywords: freshwater giant prawn, IMTA, tambakan, water quality.

TEKNOLOGI BUDIDAYA UDANG GALAH (Macrobrachium
rosenbergii) DAN IKAN TAMBAKAN (Helostoma temmincki)
INTENSIF BERBASIS INTEGRATED MULTI THROPIC
AQUACULTURE DENGAN KEPADATAN BERBEDA

TRIATMAJA PRAMUDHITA WISNU KUSUMA


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 di Kelompok
Multi Tani Sejahtera Jalan HMD Curug, Desa Putat Nutug, Kecamatan Ciseeng
Kabupaten Bogor,Jawa Barat ialah udang galah dan ikan tambakan, dengan judul
“Teknologi Budidaya Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) Dan Ikan
Tambakan (Helostoma temmincki) Intensif Berbasis Integrated Multi Thropic

Aquaculture Dengan Kepadatan Berbeda”.
Dalam kesempatan ini, pertama penulis mengucapkan terimakasih kepada
Dr. Ir. Eddy Supriyono, M.Sc dan Ir. Lies Setijaningsih, M.Si selaku
pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis, kepada Dr. Sri Nuryati, S.Pi, M.Si dan Dr. Dinamella Wahjuningrum,
S.Si, M.Si sebagai dosen penguji tamu dan komisi pendidikan S1 Departemen
Budidaya Perairan yang telah banyak memberikan kritik dan saran-sarannya,
kepada Bapak Dr Ir Sukenda, M.Sc selaku Ketua Departemen Budidaya Perairan.
Kedua penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak Kelompok Multi Tani
Sejahtera Jalan HMD Curug, Desa Putat Nutug, Kecamatan Ciseeng Kabupaten
Bogor,Jawa Barat yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian,
kepada seluruh dosen dan staff karyawan/karyawati Departemen Budidaya
Perairan yang telah banyak membantu dalam menyusun skripsi ini. Terakhir
penulis mengucapkan terima kasih kepada ayahku R. Rosatomo Pinjono, ibuku
Siti Lastyowati, dan kakakku Ika Pramudhita Handayani dan Restu Dwi Astuti
Pramudhita yang tiada henti-hentinya memberikan cinta, kasih sayang,
dukungan serta doanya yang selalu menyertai dalam tiap langkahku, kepada
Bopont Julian Salim partner dalam penelitianku, kepada sahabat-sahabat
BDP’47 lainnya atas kebersamaan, dukungan, dan semangatnya, kepada BEM
KM IPB Kabinet “Berani Beda” dan sahabat IPB lainnya atas canda tawa yang

telah diberikan, kepada M. Toha Muchtar dan Ricky Fernaldy yang membantu
dan menghiburku saat proses penelitian dan kepada Retno Wulandari atas
waktunya untuk selalu hadir dalam tiap kesempatan, perhatian, tenaga, pikiran,
serta doanya yang selalu menyertai.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, 3 Maret 2015

Triatmaja Pramudhita Wisnu Kusuma

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
Latar Belakang ..................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
METODE ................................................................................................................. 2
Waktu dan tempat ............................................................................................... 2
Materi uji ............................................................................................................. 2

Prosedur penelitian ............................................................................................... 2
Parameter penelitian ............................................................................................. 3
Analisis data ......................................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 6
Hasil ..................................................................................................................... 6
Pembahasan ........................................................................................................ 17
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 23
Kesimpulan ........................................................................................................ 23
Saran................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 23
LAMPIRAN .......................................................................................................... 25
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 31

DAFTAR TABEL
1 Alat pengukuran kualitas air pada kolam pemeliharaan udang galah

dan ikan tambakan ......................................................................................... 3
2 Kisaran nilai kualitas air budidaya udang galah pada perlakuan padat

tebar UG20TM50 dan UG20TM100 ............................................................. 6

3 Kisaran plankton pada kolam pemeliharaan udang galah pada sistem
IMTA dengan padat tebar berbeda .............................................................. 17

DAFTAR GAMBAR
1 Rancangan sistem IMTA yang dilakukan pada penelitian yang terdiri

dari udang galah, ikan tambakan dan kangkung air ....................................... 3
2 Grafik suhu pada media budidaya udang galah dan ikan tambakan
pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 ( ) UG20TM100 dan (-----)
kisaran optimum untuk budidaya udang galah ............................................... 7
3 Grafik pH pada media budidaya udang galah dan ikan tambakan pada
perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 ( ) UG20TM100 dan (-----)
kisaran optimum untuk budidaya udang galah ............................................... 7
4 Grafik DO pada media budidaya udang galah dan ikan tambakan pada
perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 ( ) UG20TM100 untuk
budidaya udang galah ..................................................................................... 8
5 Grafik TAN pada media budidaya udang galah dan ikan tambakan
pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 ( ) UG20TM100 untuk
budidaya udang galah ..................................................................................... 8
6 Grafik Amoniak pada media budidaya udang galah dan ikan tambakan

pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 ( ) UG20TM100 untuk
budidaya udang galah ..................................................................................... 9
7 Grafik Nitrit pada media budidaya udang galah dan ikan tambakan
pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 ( ) UG20TM100 untuk
budidaya udang galah ..................................................................................... 9
8 Grafik Nitrat pada media budidaya udang galah dan ikan tambakan
pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 ( ) UG20TM100 untuk
budidaya udang galah ................................................................................... 10
9 Grafik Total P pada media budidaya udang galah dan ikan tambakan
pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 ( ) UG20TM100 untuk
budidaya udang galah ................................................................................... 10
10 Grafik Total N pada media budidaya udang galah dan ikan tambakan
pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 ( ) UG20TM100 untuk
budidaya udang galah ................................................................................... 11
11 Grafik Alkalinitas pada media budidaya udang galah dan ikan
tambakan pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50. ( )
UG20TM100 untuk budidaya udang galah .................................................. 11
12 Grafik CO2 pada media budidaya udang galah dan ikan tambakan
pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 ( ) UG20TM100 untuk
budidaya udang galah ................................................................................... 12

13 Sintasan budidaya udang galah (Macrobrachium rosenbergii) dan
ikan tambakan (Helostoma temmincki) pada perlakuan padat tebar
UG20TM50, UG20TM100 .......................................................................... 12
14 Laju pertumbuhan harian budidaya udang galah (Macrobrachium
rosenbergii) dan ikan tambakan (Helostoma temmincki) pada
perlakuan padat tebar UG20TM50, UG20TM100 ....................................... 13
15 Hasil Produksi Budidaya udang galah (Macrobrachium rosenbergii)
dan ikan tambakan (Helostoma temmincki) pada perlakuan padat tebar
UG20TM50, UG20TM100 .......................................................................... 13

16 Grafik pertumbuhan budidaya udang galah (Macrobrachium
rosenbergii) dan ikan tambakan (Helostoma temmincki) pada
perlakuan padat tebar UG20TM50, UG20TM100 ...................................... 14
17 Bobot mutlak budidaya udang galah (Macrobrachium rosenbergii)
dan ikan tambakan (Helostoma temmincki) pada perlakuan padat tebar
UG20TM50, UG20TM100 .......................................................................... 14
18 Grafik pertumbuhan budidaya udang galah (Macrobrachium
rosenbergii) dan ikan tambakan (Helostoma temmincki) pada
perlakuan padat tebar UG20TM50, UG20TM100 ...................................... 15
19 Panjang mutlak budidaya udang galah (Macrobrachium rosenbergii)

dan ikan tambakan (Helostoma temmincki) pada perlakuan padat tebar
UG20TM50, UG20TM100 .......................................................................... 15
20 Efisiensi pemberian pakan budidaya udang galah (Macrobrachium
rosenbergii) pada perlakuan padat tebar UG20TM50, UG20TM100 ......... 16
21 Bobot akhir rata - rata budidaya udang galah (Macrobrachium
rosenbergii) dan ikan tambakan (Helostoma temmincki) pada
perlakuan padat tebar UG20TM50, UG20TM100 ...................................... 16

DAFTAR LAMPIRAN
1 Data pertumbuhan udang galah pada sistem IMTA dengan kepadatan
yang berbeda ............................................................................................... 25
2 Data pertumbuhan ikan tambakan pada sistem IMTA dengan
kepadatan yang berbeda............................................................................... 25
3 Hasil statistik pertumbuhan udang galah ..................................................... 26
4 Hasil statistik pertumbuhan ikan tambakan ................................................. 27
5 Analisis usaha .............................................................................................. 29

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Udang galah (Macrobrachium rosenbergii De Man) adalah salah satu
komoditas air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi yang harganya mencapai
Rp 75.000 per kilogram dan memiliki permintaan yang tinggi, namun jumlah
produksi udang galah pada tahun 2011 hanya 617 ton yang sangat menurun
dibanding tahun 2010 yang mencapai 1.328 ton, sedangkan pada tahun 2013
jumlah produksi udang galah mencapai 3.387 ton (KKP 2013). Produksi udang
galah pada tahun 2013 memang meningkat dibandingkan dengan produksi tahun
2011, namun produksi tersebut masih belum maksimal, hal ini dibuktikan dengan
masih sedikitnya jumlah produksi dan sintasan udang galah. Budidaya udang
galah di Ciamis merupakan salah satu contohnya karena hanya memiliki sintasan
12.30–35.70 % dengan padat tebar 5 ekor/m2 (Hadie et al 2010). Peningkatan
jumlah produksi udang galah dapat dilakukan dengan sistem budidaya intensif.
Budidaya intesif adalah sistem budidaya yang memiliki jumlah padat tebar tinggi
dan seluruh kebutuhan nutrisi diperoleh langsung dari pakan buatan yang
memiliki kandungan protein tinggi (Allsopp et al 2008). Budidaya intensif
memiliki kendala yaitu menurunnya kualitas air akibat limbah budidaya tersebut.
Udang galah meretensi protein pakan sekitar 16.3% - 40.87% (Yi et al 2003), dan
sisanya dibuang menjadi limbah budidaya dalam bentuk produk ekskresi, residu
pakan dan feses (Pillay 2004). Hal ini tentu saja dapat merusak kualitas air dan
dapat menggagalkan produksi udang galah. Penanggulangan masalah kualitas air
tersebut dapat diatasi dengan teknologi terpadu yang dapat menyeimbangkan
limbah budidaya dan dapat digunakan dengan keadaan lingkungan apapun. Sistem
budidaya yang dapat digunakan salah satunya adalah sistem IMTA (Integrated
Multi Trophic Aquaculture).
IMTA adalah sistem budidaya yang mengintegrasikan beberapa organisme
yang menitikberatkan pada perbedaan trofik level tiap organismenya (Chopin
2006), perbedaan trofik level bertujuan limbah pada satu organisme dapat
digunakan oleh organisme lainnya menjadi sumber energi sehingga proses
budidaya pun akan lebih efisien. Sistem IMTA sudah banyak digunakan dalam
dunia akuakultur pada air tawar maupun air laut, sistem IMTA di air tawar salah
contohnya adalah ikan Nila dan Ikan Lele. Ghifarini (2013) menyebutkan bahwa
sistem IMTA pada udang galah yang menggunakan padat tebar 10 ekor/m2
merupakan perlakuan paling baik dengan perpaduan ikan nilem, namun pada
penelitian tersebut padat tebar udang galah masih dapat ditingkatkan dengan
perpaduan ikan yang trofik levelnya lebih rendah dari udang galah dan memiliki
harga yang lebih ekonomis. Ikan tambakan (Helostoma temminckii) merupakan
ikan air tawar yang dapat dijadikan sebagai perpaduan sistem IMTA pada udang
galah karena bersifat bentopelagik (hidup di antara permukaan dan dalam
perairan) dan merupakan plankton feeder (Handayani 2003). Ikan tambakan pada
awalnya dibudidayakan untuk diambil dagingnya dan memiliki harga di pasar
Parung senilai Rp 20.000/kg, namun kebiasaan menempelkan bibir ikan tambakan
yang tebal pada benda apapun atau pada bibir pasangannya sehingga disebut juga
sebagai kissing gouramy. Ikan tambakan pun menjadi ikan hias yang populer dan
diekspor dengan ukuran 12–15 cm kebeberapa negara seperti Jepang, Eropa,

2

Amerika Utara. Ikan tambakan juga memiliki harga yang cukup tinggi dipasar
parung yaitu mencapai harga Rp 2000/ekor dengan ukuran 12–13 cm. Sistem
IMTA yang digunakan adalah pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan
dalam satu kolam, sedangkan air yang digunakan untuk pemeliharaan udang galah
dan ikan tambakan akan dimanfaatkan oleh kangkung air (Ipomoea aquatica) dan
dialirkan kembali ke kolam udang dan tambakan. Pada penelitian ini difokuskan
pada pemeliharaan udang galah dengan kepadatan ikan tambakan yang berbeda,
diharapkan dengan sistem ini dapat membuat sistem budidaya lebih efisien, serta
dapat memperbaiki kualitas air.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah perbedaan hasil produksi budidaya
udang galah (Macrobrachium rosenbergii) dan ikan tambakan (Helostoma
temminckii) yang dipelihara dengan sistem IMTA.

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2014 di
Kelompok Multi Tani Sejahtera Jalan Curug, Desa Putat Nutug, Kecamatan
Ciseeng Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Materi Uji
Hewan uji yang digunakan yaitu udang galah dengan bobot awal 1.00±
0.23 gram/ekor dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi,
ikan tambakan dengan bobot awal 1.45±0.33 gram/ekor dari petani Parung, dan
benih kangkung air (Ipomoea aquatica) dari benih komersil.
Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan perlakuan berupa perbedaan padat
penebaran awal udang galah dan ikan tambakan yaitu UG20TM100 udang galah
20 ekor/m2 dan ikan tambakan 100 ekor/m2 , UG20TM50 udang galah 20 ekor/m2
dan ikan tambakan 50 ekor/m2. Pengulangan dilakukan tiga kali setiap perlakuan.
Kolam pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan dialirkan air secara tertutup
(resirculating aquaculture) yang dipadukan dengan sistem biofilter. Air dari
kolam budidaya dialirkan dengan pompa ke wadah kangkung air, setelah itu air
tersebut akan mengalir kearah kolam pemeliharaan udang galah dan ikan
tambakan memanfaatkan gaya gravitasi bumi dengan debit air 125 ml/detik. Masa
pemeliharaan selama 60 hari. Kandungan protein yang ada pada pakan buatan
untuk udang adalah 30% dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari yaitu
pagi dan sore hari dengan feeding rate sebesar 5% sedangkan ikan tambakan
memakan plankton sehingga tidak perlu diberi pakan buatan. Uji aplikasi di
lapangan untuk udang galah dan ikan masing-masing sebanyak 6 kolam beton
dengan luas kolam 25 m2 untuk 2 perlakuan dengan 3 ulangan yang dirancang

3

untuk sistem terpadu. Setiap kolam terdapat shelter untuk tempat berlindung
udang dan diletakkan di tengah kolam.
Biofilter yang digunakan yaitu kangkung air, setiap rumpun terdiri dari 10
batang dengan berat 70 g dan jarak tanam lebar wadah 15 cm sedangkan jarak
tanam panjang 20 cm. Wadah tanaman kangkung air menggunakan bak yang
terbuat dari bambu berukuran 400 cm x 45 cm x 30 cm yang dilapisi plastik terpal,
dan sebagai media tanam dari kangkung air digunakan batu apung dengan
ketinggian substrat 25 cm. Pompa dipasang di setiap kolam untuk mengalirkan air
dari kolam udang galah dan ikan tambakan menuju bak kangkung dan dialirkan
kembali ke kolam pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan. Debit air pada
pengairan adalah 125 ml/detik sehingga dalam waktu 24 jam dapat memutar air
kolam sebanyak 10800 L atau kurang lebih 43 % dari volume kolam. Bagan
dibawah ini merupakan proses resirkulasi yang dilakukan pada sistem IMTA
(Gambar 1).
Bak
Kangkung air

POMPA

Kolam Udang Galah
dan tambakan

Gambar 1. Rancangan sistem IMTA yang dilakukan pada penelitian yang terdiri
dari Udang galah, ikan tambakan dan Kangkung air.
Parameter Penelitian
Pengukuran kualitas air dilakukan pada pagi hari pukul 08.00 WIB pada
hari ke-0, hari ke-10, hari ke-20, hari ke-30, hari ke-40, hari ke-50, dan hari ke-60.
Untuk Total P dan Total N perairan dilakukan pengukuran hanya pada hari ke-0,
hari ke-30, dan hari ke-60. Tabel dibawah merupakan parameter kualitas air dan
alat yang digunakan dalam pengukuran kualitas air (Tabel 1).
Tabel 1 Alat pengukuran kualitas air pada kolam pemeliharaan udang galah dan
ikan tambakan.
Parameter
Suhu
pH
Oksigen Terlarut (DO)
CO2
Alkalinitas
TAN
Amoniak (NH3-N)
Nitrit (NO2-N)
Nitrat (NO3-N)
Total P (PO4-P)
Total N

Satuan
o
C
mg/L
mg/L CO2
mg/L CaCO3
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

Peralatan
DO meter
pH meter
DO meter
Titrasi dengan NaOH
Titrasi dengan HCL
Spektofotometer
Spektrofotometer
Spektrofotometer
Spektrofotometer
Spektrofotometer
Labu destilasi

Pengukuran suhu, pH, dan oksigen terlarut dilakukan secara in-situ dengan
menggunakan termometer, pH meter, dan DO meter. Pengukuran Total N
dilakukan di Laboratorium Nutrisi, dan pengukuran amoniak, nitrit, nitrat, CO2,
alkalinitas, kesadahan, dan Total P dilakukan di laboratorium Lingkungan,
Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor.

4

Parameter Biologis Udang Galah dan Ikan Tambakan
Parameter biologis udang galah dihitung untuk mengetahui pertumbuhan
udang galah selama 60 hari. Bobot dan panjang udang galah disampling setiap 10
hari sekali mulai dari hari ke-0 menggunakan timbangan digital dan penggaris.
Udang galah dan ikan tambakan yang diukur sebanyak 10 ekor untuk tiap
sampling. Bobot (W) dan panjang (L) yang telah diukur kemudian dirata-ratakan
dari tiap ulangan.
Sintasan
Sintasan dihitung pada akhir pemeliharaan untuk mengetahui presentase
udang yang masih hidup. Perhitungan sintasan menggunakan persamaan berikut
(Effendi 2004) :
��
%
SR = �
��
Keterangan :
SR : Sintasan (%)
Nt : Jumlah populasi ikan hari ke-t (ekor)
No : Jumlah populasi ikan hari ke-o (ekor)
Laju Pertumbuhan Harian (LPH)
Laju pertumbuhan harian dihitung untuk mengetahui persentase
pertambahan bobot tiap harinya. Persamaan laju pertumbuhan harian (Zonneveld
et al 1991):
ln W�−ln W�
LPH =

%

Keterangan :
LPH : Laju pertumbuhan harian (%/hari)
Wt
: Bobot rata-rata akhir (g)
Wo
: Bobot rata-rata awal (g)
t
: waktu yang dibutuhkan (hari)
Hasil Produksi
Hasil produksi merupakan biomassa akhir udang galah selama pemeliharaan.
Hasil produksi dihitung dengan menggunakan rumus (Effendi 2004):
�=
Keterangan :
P
: Hasil Produksi (g)
W
: Bobot rata-rata akhir (g)
N
: Jumlah populasi akhir (ekor)



Bobot Mutlak
Bobot mutlak dihitung untuk mengetahui pertambahan bobot selama masa
pemeliharaan. Bobot mutlak dapat dirumuskan sebagai berikut (Zonneveld et al.
1991):
Wm = Wt − Wo
Keterangan :
Wm : Bobot mutlak (g)
Wt
: Bobot rata-rata pada hari ke-t (g)
Wo
: Bobot rata-rata pada hari ke-o (g)

5

Panjang Mutlak
Panjang mutlak dapat dirumuskan sebagai berikut (Zonneveld et al 1991):
L = Lt-Lo
Keterangan :
P
: Pertumbuhan panjang
Lt
: Panjang rata-rata ikan pada hari ke-t
Lo
: Panjang rata-rata ikan pada hari ke-o
Efisiensi Pemberian Pakan (EPP)
Efisiensi pemberian pakan yaitu persentase jumlah pakan yang
dimanfaatkan oleh udang dari total pakan yang diberikan. Perhitungan EPP
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pakan yang dimanfaatkan oleh udang.
EPP dapat dihitung dengan rumus berikut (Zonneveld et al 1991):


%
�� =
Keterangan:
EPP : Efisiensi Pemberian Pakan
F
: Jumlah pakan yang dihabiskan selama pemeliharaan (g)
Wt
: Biomassa pada hari ke-t (g)
Wo
: Biomassa pada hari ke-o (g)

Identifikasi Plankton
Pengamatan plankton dilakukan untuk mengetahui kelimpahan relatif.
Pengambilan sampel plankton dilakukan 30 hari sekali dengan menggunakan
plankton net. Pengambilan sampel air dilakukan pada 4 titik dengan volume air
yang disaring 7 L, dan air yang tersaring 25 ml.
Kelimpahan Plankton
Kelimpahan plankton dihitung untuk mengetahui jumlah plankton yang ada
dalam suatu perairan. Nilai kelimpahan plankton dihitung dengan rumus berikut
(Odum 1971):
�=

×



×

×

Keterangan:
N
: Jumlah Plankton (sel/L)
Vd
: Volume air yang disaring (L)
Vt
: Volume air tersaring (mL)
Vs
: Volume air pada Sedgwick-Rafter Cell (mL)
Fp
: Faktor pengenceran
n
: Jumlah jenis plankton (sel)
Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan bantuan
perangkat lunak Microsoft Excel 2014 dan SPSS 17.0 yang meliputi Analisis
Ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%. Apabila berpengaruh nyata,
untuk melihat perbedaan antar perlakuan maka dilakukan uji dengan
menggunakan uji Independent T-Test. Untuk data kualitas air (suhu, pH, oksigen

6

terlarut, TAN, amoniak, nitrit, nitrat, Total N, Total P, Alkalintas, Kesadahan,
CO2) dan identifikasi plankton dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Parameter Kualitas Air Udang Galah dan Ikan Tambakan
Data berikut ini merupakan hasil pengukuran dari parameter kualitas air
kolam pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan yang terdapat pada tabel 2.
Kisaran suhu pada media pemeliharaan udang galah yaitu 28.90–31.67°C dengan
kisaran suhu tertinggi pada perlakuan UG20TM50. Kisaran pH yaitu 6.50–8.20
dengan kisaran pH tertinggi yaitu pada perlakuan UG20TM100. Kisaran DO yaitu
3.83–5.44 mg/L dengan kisaran DO tertinggi yaitu pada perlakuan UG20TM100.
Kisaran TAN yaitu 0.015–1.173 mg/L dengan kisaran TAN tertinggi yaitu pada
perlakuan UG20TM50. Kisaran amoniak yaitu 0.00010–0.100 mg/L dengan
kisaran amoniak tertinggi yaitu pada perlakuan UG20TM100. Kisaran nitrit yaitu
0.019–0.106 mg/L dengan kisaran nitrit tertinggi yaitu pada perlakuan
UG20TM100. Kisaran nitrat yaitu 0.018-0.732 mg/L dengan kisaran nitrat
tertinggi yaitu pada perlakuan UG20TM100. Kisaran Total P pada air yaitu 0.3420.989 mg/L dengan kisaran Total P tertinggi yaitu pada perlakuan UG20TM50.
Kisaran Total N pada air yaitu 0.064-0.622 mg/L dengan kisaran Total N tertinggi
yaitu pada perlakuan UG20TM50. Kisaran Alkalinitas yaitu 24.024-42.709 mg/L
CaCO3 dengan kisaran Kesadahan tertinggi terdapat pada kedua perlakuan
tersebut. Kisaran CO2 yaitu 3.329-7.324 mg/L dengan kisaran CO2 tertinggi
terdapat pada kedua perlakuan tersebut (Tabel 2).
Tabel 2 Kisaran nilai kualitas air budidaya udang galah pada perlakuan padat
tebar UG20TM50 dan UG20TM100
Parameter

Satuan

Suhu

°C

pH

Perlakuan
UG20TM50
28.90-31.67

UG20TM100
29.20-31.57

6.50-7.87

6.67-8.20

DO

mg/L

4.0 -5.07

3.83-5.44

TAN

mg/L

0.015-1.173

0.072-0.979

Nitrit

mg/L

0.019-0.095

0.021-0.106

Nitrat

mg/L

0.023-0.684

0.018-0.732

Amoniak

mg/L

0.0001-0.041

0.0004-0.100

Total P (Air)

mg/L

0.384-0.989

0.342-0.888

Total N (Air)

mg/L

0.064-0.529

0.068-0.622

Alkalinitas

mg/L CaCO3

32.032-42.709

26.693-42.709

CO2

mg/L

3.329-7.324

3.995-7.324

7

Dinamika Parameter Kualitas Air Selama Pemeliharaan Udang Galah dan
Tambakan
Suhu
Suhu pada tiap perlakuan (perlakuan UG20TM50 dan UG20TM100) terlihat
fluktuatif pada awal pemeliharaan sampai hari ke-30 terjadi peningkatan suhu
pada kedua perlakuan namun pada hari ke-40 sampai hari ke-60 cenderung terus
menurun (Gambar 2).
36,00

SUHU (OC)

30,00
24,00
18,00
12,00
6,00
0,00
0

10

20

30

40

50

60

Hari Ke-

Gambar 2 Grafik suhu pada media budidaya udang galah dan ikan tambakan pada
perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 ( ) UG20TM100 dan (-----)
kisaran optimum untuk budidaya udang galah.
pH
Berdasarkan pengukuran terhadap kedua perlakuan (perlakuan UG20TM50
dan UG20TM100) menunjukkan pola fluktuasi yang terus meningkat. Pada awal
penelitian hari ke-0 sampai hari ke-30 nilai pH cenderung fluktuaktif dan masih
pada batas pH netral, kemudian mengalami peningkatan terus menerus sampai
hari ke-60 (Gambar 3).
9,00

pH

6,00

3,00

0,00
0

10

20

30

40

50

60

Hari Ke-

Gambar 3 Grafik nilai pH pada media budidaya udang galah dan ikan tambakan
pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50, ( ) UG20TM100 dan (----) kisaran optimum untuk budidaya udang galah.

8

Oksigen Terlarut
Pada kedua perlakuan (perlakuan UG20TM50 dan UG20TM100) terlihat
dinamika kadar oksigen terlarut memiliki pola yang berbeda yaitu di awal
penelitian kadar oksigen terlarut cukup tinggi kemudian berfluktuasi pada harihari berikutnya (Gambar 4).
8,00
7,00

DO (mg/L)

6,00

5,00
4,00
3,00
2,00
1,00

0,00
0

10

20

30
40
Hari Ke-

50

60

Gambar 4 Grafik kadar oksigen terlarut pada media budidaya udang galah dan
ikan tambakan pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 dan ( )
UG20TM100 dan (-----) kisaran optimum untuk budidaya udang galah.
TAN
Hasil analisis kadar amoniak menunjukkan bahwa pada perlakuan
UG20TM50 dan UG20TM100 terus meningkat sampai sampling ke-2 kemudian
mengalami fluktuasi pada sampling seterusnya (Gambar 5).

1,40

TAN (mg/L)

1,20
1,00
0,80
0,60
0,40
0,20
0,00
0

10

20

30
40
Hari ke-

50

60

Gambar 5 Grafik kadar TAN pada media budidaya udang galah dan ikan
tambakan pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 dan ( )
UG20TM100.

9

Amoniak
Hasil analisis kadar amoniak menunjukkan bahwa pada perlakuan
UG20TM50 dan UG20TM100 memiliki kadar amoniak yang rendah di awal
penelitian kemudian mengalami peningkatan pada akhir penelitian, pada
perlakuan UG20TM100 menunjukkan hasil yang lebih tinggi. (Gambar 6).
0,40

Amonia (mg/L)

0,35
0,30
0,25
0,20
0,15
0,10
0,05
0,00
0

10

20

30

40

50

60

Hari ke-

Gambar 6 Grafik kadar amoniak pada media budidaya udang galah dan ikan
tambakan pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 dan ( )
UG20TM100
Nitrit
Hasil analisis kadar nitrit perlakuan UG20TM50 dan UG20TM100
menunjukkan bahwa pada perlakuan UG20TM50 dan UG20TM100 yang cukup
tinggi di awal penelitian kemudian mengalami fluktuasi dan memiliki kadar yang
hampir sama antara kedua perlakuan. (Gambar 7).

0,50

Nitrit (mg/L)

0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
0

10

20

30
Hari ke-

40

50

60

Gambar 7 Grafik kadar nitrit pada media budidaya udang galah dan ikan
tambakan pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 dan ( )
UG20TM100

10

Nitrat
Hasil analisis kadar nitrit perlakuan UG20TM50 dan UG20TM100
menunjukkan bahwa pada perlakuan UG20TM100 dan UG20TM50 memiliki
kadar yang tinggi pada awal pemeliharaan kemudian mengalami penurunan pada
hari ke-10 dan naik pada hari berikutnya (Gambar 8).
0,8000
0,7000
Nitrat (mg/L)

0,6000
0,5000
0,4000
0,3000
0,2000
0,1000
0,0000
0

10

20

30

40

50

60

Hari ke-

Gambar 8 Grafik Nitrat pada media budidaya udang galah dan ikan tambakan
pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 dan ( ) UG20TM100
Total P ( Air)
Setiap perlakuan Total P (air) perlakuan UG20TM50 dan UG20TM100
terlihat mengalami penurunan sejalan dengan waktu pemeliharaan (Gambar 9).

Total P (mg/L CaCO3)

1,2000
1,0000
0,8000
0,6000
0,4000
0,2000
0,0000
1

2

3

sampling ke-

Gambar 9 Grafik total P (air) pada media budidaya udang galah dan ikan
tambakan pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 dan ( )
UG20TM100.
Total N ( Air)
Setiap perlakuan Total N (air) perlakuan UG20TM50 dan UG20TM100
terlihat bahwa Total N kedua perlakuan mengalami penurunan dan pada hari ke60 meningkat dari hari ke-30 (Gambar 10).

11

0,7

Total N (mg/L)

0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0

30

60

Hari ke-

Gambar 10 Grafik total N (air) pada media budidaya udang galah dan ikan
tambakan pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 dan ( )
UG20TM100.

Alkalinitas (mg/L CaCO3)

Alkalinitas
Pada perlakuan UG20TM50 dan UG20TM100 terlihat bahwa mengalami
penurunan sampai dengan hari ke-10 dan pada hari ke-20 terjadi perbedaan
perlakuan UG20TM50 naik dan perlakuan UG20TM100 turun. Sebaliknya pada
hari ke-30 UG20TM50 turun dan UG20TM100 naik dan keduanya cenderung
meningkat pada hari berikutnya (Gambar 11).
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

0

10

20

30

40

50

60

Hari ke-

Gambar 11 Grafik Alkalinitas pada media budidaya udang galah dan ikan
tambakan pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 dan ( )
UG20TM100.
CO2
Setiap perlakuan (perlakuan UG20TM50 dan UG20TM100) CO2 terlihat
mengalami fluktuasi sampai dengan hari ke-60, namun meskipun berfluktuasi
kedua perlakuan menunjukkan hasil CO2 yang cenderung menurun dari awal
pemeliharaan (Gambar 12).

12

8,0
7,0
CO2 (mg/L)

6,0

5,0
4,0
3,0
2,0
1,0
0,0
0

10

20

30
Hari ke-

40

50

60

Gambar 12. Grafik CO2 pada media budidaya udang galah dan ikan tambakan
pada perlakuan padat tebar ( ) UG20TM50 dan ( ) UG20TM100.
Parameter Biologis
Sintasan
Sintasan udang galah pada perlakuan UG20TM50 (75.83±6.29%) lebih
tinggi dibandingkan perlakuan UG20TM100 (61.67±2.89%), sintasan ikan
tambakan pada perlakuan UG20TM50 (80±1.32%) lebih tinggi dibandingkan
perlakuan UG20TM100 (66.5±2.64%). Uji statistik menyatakan bahwa pada
kedua perlakuan tersebut menunjukkan berbeda nyata (P