Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Dampak Industri Pariwisata Taman Safari Indonesia Ditinjau Dari Konsep Pembangunan Berkelanjutan

PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL TERHADAP DAMPAK INDUSTRI
PARIWISATA TAMAN SAFARI INDONESIA DITINJAU DARI KONSEP
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

SITTI HALUMIAH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Persepsi Masyarakat
Lokal Terhadap Dampak Industri Pariwisata Taman Safari Indonesia
Ditinjau dari Konsep Pembangunan Berkelanjutan adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.

Bogor, September 2014

Sitti Halumiah
NRP.P052100281

ABSTRACT
SITTI HALUMIAH. Local residences perception toward the effect of tourism
industry of Indonesia Safari park seen from continous development concept.
Supervised by. ARYA HADI DHARMAWAN dan EKA INTAN KUMALA
PUTRI
This study tries to identify and analyze the perception of local society
towards the effect of tourism industry of Indonesia Safari Park at Cisarua-Bogor.
The existence of such toursm activity has effected the local society and
environment. This study aims at analyzing society’s perception towards the effect
of such tourism industry of Indonesia Safari Park at Cisarua-Bogor. In analyzing
such perception towards the effect of tourism industry at Indonesia Safari Park
Bogor, descriptive qualitative, Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT),
and Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) used by seeing the direct and
indirect impact as well as the continous strategy. The result of analysis shown
that the existence of Indonesia Safari Park at Cisarua-Bogor tourism had given

positive impact to the society particularly in economy aspect, but on the other
hand it had also shown its negative impact particularly the condition of its
environment. Furtheremore, there had been a formulation of strategy for
empowering the local society economy and an optimalization of tourism potency
for encouraging society’s ability in preserving the environment.
Key words: Socio economic and environmental impacts, tourism, society’s
perception, analysis SWOT, analysis Quantitative Strategic
Planning Matrix (QSPM).

RINGKASAN
SITTI HALUMIAH. Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Dampak Industri
Pariwisata Taman Safari Indonesia Ditinjau dari Konsep Pembangunan
Berkelanjutan. Dibimbing oleh ARYA HADI DHARMAWAN dan EKA INTAN
KUMALA PUTRI
Studi ini berupaya mengidentifikasi dan menganalisis persepsi masyarakat
lokal terhadap dampak industri pariwisata Taman Safari Indonesia Cisarua
Bogor. Kegiatan wisata ini telah menimbulkan dampak bagi masyarakat dan
lingkungan setempat berupa dampak positif pada kondisi sosial dan ekonomi
serta dampak negatif terhadap lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis persepsi masyarakat lokal terhadap dampak industri pariwisata

Taman Safari Indonesia dan memformulasikan strategi pengelolaan industri
pariwisata yang ramah lingkungan dan bermanfaat secara sosial ekonomi bagi
masyarakat sekitar kawasan wisata. Penentuan responden dalam penelitian ini
dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Teknik yang digunakan adalah
observasi, survei dan wawancara mendalam terhadap responden dan informan.
Survei dilakukan dengan cara wawancara pada responden menggunakan
kuesioner yang telah disiapkan. Sedangkan wawancara mendalam terhadap
informan dengan menggunakan pedoman pertanyaan. Keseluruhan data terarah
pada penjelasan tentang persepsi masyarakat lokal terhadap dampak industri
pariwisata Taman Safari Indonesia. Analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif,
analisis Strengths Weaknesses Opportunities Threats (SWOT) dan analisis
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Analisis persepsi terfokus pada
kegiatan-kegiatan yang mempunyai dampak lansung maupun tidak lansung dan
strategi berkelanjutan industri pariwisata.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa keberadaan industri pariwisata
Taman Safari Indonesia telah memberikan dampak positif terutama bidang sosial
dan ekonomi kepada masyarakat namun disisi lain juga menimbulkan dampak
negatif khususnya terhadap kondisi lingkungan setempat. Selanjutnya dirumuskan
formulasi berupa strategi pemberdayaan yang mampu meningkatkan nilai tambah
ekonomi, sosial dan perbaikan kualitas lingkungan.

Sedangkan hasil analisis SWOT dan QSPM dalam penelitian diperoleh tujuh
alternatif strategi yang direkomendasikan dalam pengembangan industri
pariwisata Taman Safari Indonesia yaitu: (1) Pencegahan konversi lahan dan
kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan (2) Pengelolaan pariwisata yang
berwawasan lingkungan (3) Pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal (4)
Pemanfaatan potensi wisata secara optimal untuk mencapai pembangunan
pariwisata yang berkelanjutan (5) Membangun kerjasama dengan pemerintah dan
masyarakat untuk menemukan solusi kemudahan akses mencapai obyek wisata
Taman Safari Indonesia (6) Peningkatan usaha home stay untuk mencegah
tergesernya masyarakat lokal (7) Memaksimalkan wisata edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan baik masyarakat lokal maupun wisatawan.
Kata kunci: Dampak sosial ekonomi dan lingkungan, pariwisata, persepsi
masyarakat, analisis SWOT, analisis Quantitative Strategic
Planning Matrix (QSPM)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya.Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL TERHADAP DAMPAK INDUSTRI
PARIWISATA TAMAN SAFARI INDONESIA DITINJAU DARI KONSEP
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

SITTI HALUMIAH
P052100281
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014


2

Penguji Luar Komisi Pada Ujian tesis: Dr Ir Sri Mulatsih, MSc Agr

4

5

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala
yang tidak henti-hentinya memberikan ilmu, kesehatan dan waktu kepada penulis
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tesis dengan judul Persepsi
Masyarakat Lokal Terhadap Dampak Industri Pariwisata Taman Safari Indonesia
Ditinjau dari Konsep Pembangunan Berkelanjutan di Desa Cibeureum Kecamatan
Cisarua Kabupaten Bogor.
Dalam penyusunan tesis, penulis banyak menerima masukan, saran dan
arahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan kepada
Bapak Dr.Ir. Arya Hadi Dharmawan, MSc.Agr. dan Ibu Dr.Ir. Eka Intan Kumala

Putri, MSi. Sebagai komisi pembimbing yang telah memberikan arahan dan
masukan dalam penulisan tesis. Ucapan terima kasih kepada Ibu Dr.Ir. Srimulatsih,
MSc.Agr. yang telah bersedia menjadi dosen penguji pada sidang tesis serta
memberikan masukan untuk perbaikan tesis. Ucapan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr.Ir. Cecep Kusmana, MS. Selaku ketua Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan dan Ibu Dr.Ir. Lailan Syaufina selaku sekretaris
kemahasiswaan yang telah memberikan arahan dalam penyelesaian tesis, seluruh
Dosen dan Pengajar serta pengurus jajaran Program Studi Pengelolaan Sumberdaya
Alam dan Lingkungan. Terima kasih penulis sampaikan pada Bapak H Rahmat
Hamami selaku Kepala Desa Cibeureum beserta jajarannya yang telah banyak
membantu penulis dalam pemberian data-data sekunder sebagai pendukung dalam
penelitian.
Ungkapan terima kasih yang mendalam dipersembahkan kepada orang tua
Bapak La Ode Mpenowu (Almahrum) dan Ibu Wa Asa, Bapak La Ode Nkumesi
(Almahrum) dan Ibu Wa Ipande untuk seluruh harapan dan kasih sayangnya.
Ucapan terima kasih kepada Suami tercinta Drs Kamrin yang terus memberikan
motivasi dan semangat untuk penyelesaian tesis dan putra/putri tersayang Widya
Ardhiya Azimuhidarti, La Ode Muhammad Achmed Yudha Zuljalali dan La Ode
Muhammad Rosyid Ali Yusuf yang menjadi penyemangat, Saudara-saudara
penulis (Sitti Rosdina, La Ode Harjuddin, Sumiati, La Ode Harsilan, Sitti Masri),

sahabat penulis Wa Ode Samia serta seluruh keluarga besar atas segala do’a dan
bantuan baik moril maupun materil, teman-teman PSL angkatan 2010 dan semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan
memberikan motivasi dalam penyelesaian tesis.
Akhirnya penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014

Sitti Halumiah

6

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tongkuno pada tanggal 18 juni 1967 dari Ayah La Ode
Mpenowu (Almahrum) dan ibu Wa Asa. Penulis merupakan putri kedua dari tuju
bersaudara.
Penulis menempuh pendidikan sarjana pada Program Studi Manajemen
Perusahaan, Fakultas Ekonomi Universitas Dayanu Ikhsanuddin (UNIDAYAN) di
Kabupaten Buton Pada tahun 1994 dan selesai pada Tahun 1999. Kesempatan
untuk melanjutkan ke program magister pada Program Studi Pengelolaan

Sumberdaya Alam dan Lingkungan di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Tahun
2010, dengan biaya sendiri.
Penulis pada Tahun 1991- 2005 pernah bekerja pada Kanwil Pertanian
Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai tenaga honorer Penyuluh Pertanian Lapangan
(PPL). Pada Tahun 2006 penulis diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) dan bekerja sebagai tenaga administrasi pada Badan Ketahanan Pangan
dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Buton
Provinsi Sulawesi Tenggara.

7

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

xiv
xv
xvi


1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kerangka Penelitian
Ruang lingkup Penelitian

1
1
4
7
7
7
9

2 TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Pariwisata
Komponen Pariwisata
Pembangunan Berkelanjutan

Pariwisata Berkelanjutan
Dampak Pariwisata
Dampak Sosial Pariwisata
Dampak Ekonomi Pariwisata
Dampak Lingkungan Pariwisata
Formulasi Strategi Implementasi Analisis SWOT dan QSPM
Persepsi Masyarakat
Penelitian Terdahulu yang Relevan

10
10
11
12
13
14
14
15
16
17
20
20

3 METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Teknik Pengambilan dan Pengumpulan Data
Metode Pengolahan Analisis Data
Analisis Data Responden Masyarakat
Analisis SWOT dan QSPM
Analisis Strength Weakness Opportunities Threat (SWOT)
Analisis Internal Eksternal (IE)
Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

24
24
25
26
26
26
26
31
32

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Kondisi Geografis Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua-Bogor
Letak dan Luas Kawasan
Kondisi Iklim Curah Hujan Tanah dan Topografi
Akssesibilitas
Fasilitas Wisata yang tersedia di Taman Safari Indonesia
Cisarua- Bogor
Kondisi Geografis dan Kependudukan Desa Penelitian
Jumlah penduduk Desa Cibeureum
Jenis Pekerjaan Terkait Wisata yang ada di Desa Cibeureum
Karakteristik Responden

33
33
34
34
34
35
35
35
37
38

8

Jenis Kelamin
Usia Responden
Tingkat Pendidikan
Jenis Pekerjaan Responden Terkait Pariwisata
Tingkat Penghasilan

38
38
39
40
41

5 PERSEPSI MASYARAKAT SECARA SOSIAL EKONOMI DAN
LINGKUNGAN TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI
PARIWISATA

42

Dampak Sosial Pariwisata
Dampak Ekonomi Pariwisata
Dampak Lingkungan Pariwisata
Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Dampak Industri Pariwisata
Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Dampak Sosial
Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Dampak Ekonomi
Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Dampak Lingkungan

42
47
48
49
50
59
65

6 FORMULASI STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA YANG
BERKELANJUTAN
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal TSI Cisarua Bogor
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Matriks Internal Eksternal (IE)
Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

74
74
74
76
80
83

7 KONSEPTUALISASI DAN GAGASAN YANG TERKAIT DENGAN
PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL TERHADAP DAMPAK
INDUTRI PARIWISATA TAMAN SAFARI INDONESIA
90
Konseptualisasi dan Gagasan Terkait Persepsi Masyarakat
90
Konseptualisasi dan Gagasan Terkait Dampak Sosial
91
Dampak Perubahan Sosial
96
Dampak Perubahan Ekonomi
98
Dampak PerubahanLingkungan
99
8 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

102
102
102

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

103
107

DAFTAR TABEL
Jumlah wisatawan di Indonesia tahun 2000 - 2012
Ilustrasi matriks faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal
Matriks interaksi SO, WO, ST dan WT
Matriks penelitian terdahulu yang relevan
Matriks metode analisis data penelitian

2
18
19
23
25

9

Kriteria Penilaian Persepsi Masyarakat
Ilustrasi Matriks Pembobotan IFE
Ilustrasi Matriks Pembobotan EFE
Matriks IFE
Matriks EFE
Matriks SWOT
Matriks QSPM
Jumlah penduduk Desa Cibeureum Tahun 2002-2011
Jumlah penduduk Desa Cibeureum berdasarkan usia
Jenis pekerjaan masyarakat terkait pariwisata yang ada
di Desa Cibeureum
Jumlah responden berdasarkan pekerjaan (mata pencaharian)
Persepsi masyarakat terhadap kondisi sosial sebelum ada
industri pariwisata TSI Cisarua-Bogor
Persepsi masyarakat terhadap kondisi sosial setelah adanya
industri pariwisata TSI56 Cisarua-Bogor
Persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi sebelum adanya
industri pariwisata TSI Cisarua-Bogor
Persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi setelah adanya
industri pariwisata TSI Cisarua-Bogor
Mata pencaharian responden di Desa Cibeureum
Penghasilan responden setelah adanya kegiatan industri pariwisata
TSI Cisarua-Bogor
Persepsi masyarakat terhadap kondisi lingkungan sebelum adanya
industri pariwisata TSI Cisarua-Bogor
Persepsi masyararakat terhadap kondisi lingkungan setelah adanya
Industri pariwisata TSI Cisarua-Bogor
Matriks IFE keberadaan industri pariwisata TSI Cisarua-Bogor
Matriks EFE keberadaan industri pariwisata TSI Cisarua-Bogor
Matriks Analisis SWOT Industri Pariwisata TSI Cisarua-Bogor
Hasil Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

26
27
27
28
29
30
33
36
36
37
40
54
56
59
61
63
64
66
71
75
77
80
84

DAFTAR GAMBAR
Diagram Alir kerangka penelitian
Pembangunan tiga pilar
Peta Kecamatan Cisarua
Matriks Internal Eksternal (IE)
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan
Sembilan Sel Matriks Internal Eksternal (IE)
Peta Strategi TSI Berkelanjutan

9
13
24
31
38
38
39
41
82
24

10

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan sektor pariwisata terus mengalami kemajuan dan menjadi
andalan ekonomi negara, daerah dan masyarakat. Sektor pariwisata dianggap
menjadi salah satau

sektor pembangunan yang dapat memacu pertumbuhan

ekonomi suatu wilayah, karena itu sektor ini merupakan suatu aset yang strategis
untuk

mendorong

pembangunan

pada

wilayah–wilayah,

terutama

yang

mempunyai potensi obyek wisata. Tidak salah jika sektor pariwisata diandalkan
sebagai sumber pendapatan negara yang mampu memberikan devisa dalam sektor
non–migas. Pesatnya perkembangan kepariwisataan di Indonesia ditunjang oleh
berbagai faktor, yaitu faktor keadaan alam, geografis, sejarah dan peninggalan
purbakala serta kebudayaan yang unik dengan kekhasan tersendiri, sehingga dapat
menimbulkan minat wisatawan untuk berkunjung menikmati obyek dan daya tarik
wisata, baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara. Tingginya jumlah
kunjungan wisatawan disuatu tempat wisata dapat mempengaruhi penerimaan
devisa di bidang pariwisata.
Pada tahun 2013 penerimaan devisa negara dari sektor pariwisata
diperkirakan mencapai sekitar 9.87 miliar dolar AS, ada kenaikan sebesar 8.17
persen dibandingkan pada 2012 lalu, sebesar 9.12 miliar. PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto) Nasional dari sektor pariwisata tahun 2013 mencapai
Rp 347.45 triliun, naik dibanding tahun 2012 yang jumlahnya Rp 326.33 triliun.
Sedangkan penyerapan tenaga kerja sektor pariwisata tahun 2013 jumlahnya
mencapai 10.18 juta orang (9.41 juta orang di tahun 2012) atau 8.89 % dari
jumlah tenaga kerja nasional (tahun 2012 sebanyak 8.49 %). Hal ini ditunjang
oleh banyaknya kunjungan dan jumlah potensi wisata yang ada. Jumlah potensi
obyek daya tarik wisata untuk Daerah Jawa Barat berjumlah 614 obyek wisata
yang tersebar dalam 17 wilayah Kabupaten dan 9 (Sembilan) wilayah Kota
dengan luas areal 132 498.5 Ha dan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 7 904
orang. Sedangkan potensi dan daya tarik wisata Kabupaten Bogor sejumlah 45
obyek wisata dengan luas 28 650 Ha dengan daya serap tenaga kerja sebanyak
2 127 orang (Disbudpar 2013).

2

Pariwisata mempunyai dampak dan manfaat yang besar, diantaranya
menghasilkan devisa negara, memperluas lapangan kerja, menjaga kelestarian
alam dan mengembangkan budaya lokal. Hal ini sejalan dengan pandangan
Hartono (1974) yang mengemukakan bahwa terdapat tiga aspek pengaruh
pariwisata yaitu aspek ekonomis (sumber devisa dan pajak-pajak), aspek sosial
budaya (penciptaan lapangan kerja, adat istiadat) dan aspek lingkungan
(terganggunya masyarakat dan habitat di sekitar kawasan). Pariwisata merupakan
salah satu bentuk komoditas yang memiliki prospek cerah di masa depan dan
mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang secara pesat. Peluang
tersebut ditunjang oleh unsur-unsur alamiah seperti posisi geografis yang
terwujud dalam bentangan lautan dan hamparan daratan yang indah, kesuburan
tanah, serta beragam flora dan fauna yang menjadi bagian dari isi alam yang kaya.
Industri pariwisata merupakan salah satu sektor yang tepat dalam
meningkatkan kemajuan ekonomi suatu negara. Keberadaan industri pariwisata
disuatu wilayah dapat turut serta meningkatkan perekonomian masyarakat lokal
yang tinggal di sekitar kawasan bahkan hingga masyarakat global. Peningkatan
ekonomi bidang pariwisata ditunjang oleh banyaknya wisatawan yang berkunjung
pada suatu lokasi wisata, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Jumlah
kunjungan wisatawan dan perkembangan devisa beberapa tahun terakhir dapat
disajikan pada Tabel 1
Tabel 1 Jumlah wisatawan di Indonesia tahun 2000 - 2012
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012*

Jumlah
kunjungan
(wisatawan)
5.064.217
5.153.620
5.033.400
4.467.021
5.321.165
5.002.101
4.871.351
5.505.759
6.234.497
6.323.730
7.000.944
7.649.731
8.044.462

Pengeluaran/
Kunjungan
(USS)
1 135.18
1 053.36
893.26
904.74
901.66
904.09
913.09
970.98
1 178.51
995.93
1 085.75
1 118.26
1 133.81

Sumber: BPS, Kemenparekraf 2013

Lama
tinggal
(hari)
12.26
10.49
9.79
9.69
9.47
9.05
9.09
9.02
8.58
7.69
8.04
7.84
7.70

Pengeluaran/
Hari (USS)

Devisa
(USS Juta)

Pertumbuhan
Devisa

92.59
100.42
91.29
93.27
95.17
99.86
100.48
107.70
137.38
129.57
135.01
142.69
147.22

5 748.80
5 429.00
4 496.15
4 037.02
4 797.90
4 521.90
4 447.98
5 345.98
7 734.60
6 297.99
7 603.45
8 554.39
9 120.89

-5.56%
-17.18%
-10.21%
18.85%
5.75%
1.63%
20.19%
37.44%
14.29%
20.73%
12.51%
6.62%

3

Pesatnya perkembangan pariwisata dan peningkatan kunjungan wisatawan
serta aktivitas pariwisata yang berlangsung di dalam kawasan, secara langsung
atau tidak langsung telah menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan sosial,
ekonomi masyarakat dan lingkungan setempat. Dampak sosial bisa terjadi ketika
kunjungan wisatawan di suatu tempat menyebabkan terjadinya interaksi sosial
antara masyarakat setempat dengan wisatawan yang dapat mengakibatkan
perubahan pola atau tata nilai kehidupan masyarakat. Disamping menimbulkan
pengaruh terhadap aspek sosial, kegiatan pariwisata juga dapat memberikan
dampak pada aspek ekonomi yaitu terbukanya peluang atau kesempatan kerja di
dalam kawasan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Selain itu pariwisata juga dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan. Untuk menelusuri eskalasi perubahan yang ditimbulkannya,
diperlukan suatu identifikasi yang mencakup persepsi masyarakat lokal terhadap
keberadaan wisata Taman Safari Indonesia. Dengan demikian sedapat mungkin
pihak-pihak yang berkepentingan dan masyarakat setempat dapat memahami dan
menyadari dampak pengembangan pariwisata. Aspek pengaruh pariwisata yaitu
aspek ekonomi, aspaek sosial budaya dan aspek lingkungan. Selain potensi yang
dimilikinya, pariwisata juga merupakan suatu sektor yang tidak jauh berbeda
dengan sektor ekonomi yang lain, dalam proses perkembangannya juga
mempunyai dampak atau pengaruh dibidang sosial dan ekonomi. Pengaruh yang
ditimbulkan tersebut dapat berupa pengaruh positif dan negatif terhadap
kehidupan masyarakat setempat.
Realitas yang telah dijelaskan di atas juga dapat terjadi pada salah satu
kawasan tujuan wisata di Indonesia, yaitu Taman Safari Indonesia Cisarua-Bogor.
Taman Safari Indonesia Cisarua-Bogor merupakan satu kawasan wisata yang
didirikan oleh PT. Taman Safari Indonesia. Sejak ditetapkan sebagai kawasan
wisata nasional pada tahun 1990 yang sebelumnya pada tahun 1980 oleh
pemerintah difungsikan sebagai penangkaran hewan.Taman Safari Indonesia
Cisarua-Bogor ikut berkontribusi meningkatkan PDRB daerah setempat melalui
pembayaran pajak ataupun kontribusi ekonomi lainya.
Keberadaan Taman Safari Indonesia Cisarua-Bogor diduga memberikan
dampak positif dan negatif seperti keberadaan kawasan wisata lainnya, khususnya

4

bagi masyarakat lokal yang tinggal di sekitar kawasan wisata tersebut. Dampak
yang timbul tersebut perlu diidentifikasi dan dikaji guna menghindari munculnya
permasalahan baru di masyarakat lokal dan industri pariwisata Taman Safari
Indonesia Cisarua-Bogor itu sendiri sehingga pada akhirnya akan tercipta
pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.
Perumusan Masalah
Masyarakat lokal terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan
wisata menjadi salah satu pemain kunci dalam sektor pariwisata, masyarakat
lokal menyediakan berbagai kebutuhan wisatawan seperti atraksi seni, atraksi
budaya, dan kerajinan tangan, produk khas lokal serta industri kreatif lain disektor
lingkungan, memberikan daya tarik bagi wisatawan (Weber dan Damanik 2006).
Pada saat yang sama karena keadaan wisata memiliki daya tarik ekonomi
terutama disektor jasa hotel maka persoalan konversi lahan menjadi semakin
meningkat yang justru kontra produktif dengan gagasan pembangunan
berkelanjutan. Pengembangan pariwisata pada dasarnya adalah pengembangan
masyarakat dan wilayah yang lebih berkualitas dengan kriteria-kriteria sebagai
berikut:
1. Meningkatkan taraf hidup masyarakat dan melestarikan seni budaya dan
tradisi lokal.
2. Meningkatkan pendapatan secara ekonomi sekaligus mendistribusikan dengan
merata pada penduduk lokal.
3. Berorientasi pada pengembangan wirausaha berskala kecil dan menengah
dengan daya serap tenaga kerja besar dan berorientasi pada teknologi
kooperatif.
4. Memanfaatkan pariwisata seoptimal mungkin sebagai agen penyumbang tradisi
budaya dengan dampak negatif yang seminimal mungkin (Fandeli 2001).
Pembangunan kepariwisataan memiliki tiga fungsi yaitu: menggalakkan
kegiatan ekonomi, memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi
lingkungan hidup dan mutu lingkungan hidup dan memupuk rasa cinta tanah air
dan bangsa, serta menanamkan jiwa semangat dan nilai-nilai luhur bangsa dalam
rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional (Fandeli 2001).

5

Pengembangan kegiatan pariwisata di Indonesia yang merupakan suatu hal
baru yang mulai mendapat perhatian dan sangat menarik banyak peminat.
Kegiatan pariwisata harus bertanggung jawab terhadap lingkungan, artinya turut
serta mengawasi dan melestarikan lingkungan, selain itu juga butuh kepedulian
terhadap masyarakat setempat. Kecenderungan pengelolaan pariwisata saat ini
masih identik dengan masyarakat sebagai obyek dalam pengembangan pariwisata
dan hanya melibatkan pengelola dan investor . Pengembangan kegiatan pariwisata
secara ideal diharapkan mampu menciptakan saling keterkaitan dan menjaga
keharmonisan antara unsur-unsur sosial, ekonomi masyarakat dan lingkungan
setempat. Namun, kegiatan pengembangan pariwisata mempunyai dampak baik
positif maupun negatif.
Dampak positif pariwisata antara lain dapat meningkatkan devisa negara,
perluasan lapangan kerja, mendorong pengembangan usaha-usaha baru, serta
diharapkan mampu meningkatkan kesadaran baik masyarakat lokal maupun
wisatawan, mengenai konservasi sumberdaya alam dan lingkungan. Sedangkan
dampak negatif pariwisata antara lain adalah terjadinya degradasi lingkungan,
seperti erosi, banjir, pencemaran air, polusi udara, kerusakan sumberdaya alam
serta munculnya kesenjangan sosial ekonomi dan perubahan perilaku masyarakat
setempat. Kegiatan-kegiatan pariwisata membutuhkan dukungan tenaga-tenaga
operasional untuk pengelolaan sumberdaya alam dan ekosistemnya, khususnya
kawasan pelestarian alam, sehingga dalam pelaksanaannya di lapangan akan lebih
terarah (Fandeli 2001).
Kawasan wisata Taman Safari Indonesia Bogor secara administratif
terletak di Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Untuk
menelusuri apakah Taman Safari Indonesia Cisarua-Bogor mempunyai pengaruh
terhadap perubahan sosial dan pertumbuhan ekonomi masyarakat serta lingkungan
setempat maka diperlukan studi yang lebih mendalam mengenai persepsi
masyarakat dalam kegiatan industri pariwisata yang berlangsung di Taman Safari
Indonesia Cisarua-Bogor. Studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi persepsi
masyarakat lokal terhadap dampak yang ditimbulkan oleh industri pariwisata
terkait dengan aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek lingkungan serta

6

permasalahan lain yang timbul pada kawasan tersebut. Secara umum gejala-gejala
yang sering muncul di dalam kawasan pariwisata antara lain:
1. Adanya interaksi antara masyarakat setempat dengan para wisatawan, baik
wisatawan lokal maupun mancanegara yang berpengaruh pada perubahan
perilaku dan pola pikir masyarakat setempat.
2. Adanya kegiatan yang berbenturan dengan norma-norma kesusilaan dan
keagamaan yang dapat menyebabkan degradasi moral masyarakat lokal.
3. Tumbuhnya berbagai fasilitas penunjang wisata seperti: hotel, villa, restoran,
home stay, cottage, industri cinderamata, toko sampai pedagang kaki lima yang
terdapat di Taman Safari Indonesia Cisarua-Bogor selain dapat membuka
kesempatan kerja, ternyata juga mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat
serta linkungan setempat.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka diperlukan studi untuk mengetahui
persepsi masyarakat lokal mengenai dampak aktifitas pariwisata di Taman Safari
Indonesia Cisarua-Bogor terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat serta
lingkungan setempat. Studi ini diharapkan dapat mengidentifikasi dan
menganalisis persepsi masyarakat lokal terhadap dampak industri pariwisata
Taman Safari Indonesia Cisarua-Bogor mengenai pengaruh–pengaruh yang
ditimbulkan berkaitan dengan perubahan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
dan lingkungan setempat. Studi ini menjadi semakin penting dilakukan karena
pengembangan

pariwisata

memiliki

keterkaitan

dengan

berbagai

aspek

perkembangan masyarakat sebagai unsur yang sangat penting untuk mendukung
keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan.
Berdasarkan gejala-gejala sosial, ekonomi dan lingkungan tersebut maka
dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang terdapat di sekitar kawasan
Taman Safari Indonesia Cisarua-Bogor sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi masyarakat lokal mengenai dampak keberadaan kawasan
industri pariwisata Taman Safari Indonesia terhadap kondisi sosial ekonomi
dan lingkungan di Desa Cibeureum?
2. Bagaimana formulasi strategi dalam pengelolaan industri pariwisata yang
ramah lingkungan dan bermanfaat secara sosial ekonomi bagi masyarakat
sekitar kawasan wisata?

7

Dengan mengetahui berbagai permasalahan yang timbul akibat adanya
aktifitas pariwisata pada kawasan wisata maka diharapkan masyarakat sekitar
dapat mengantisipasi hal-hal tersebut dan dapat menangkap peluang-peluang
usaha di bidang pariwisata.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan umum penelitian ini adalah
menganalisis dampak industri pariwisata Taman Safari Indonesia Cisarua-Bogor
berdasarkan persepsi masyarakat lokal. Tujuan tersebut diperinci kedalam tujuan
khusus sebagai berikut:
1. Menganalisis persepsi masyarakat lokal mengenai dampak keberadaan industri
pariwisata Taman Safari Indonesia

Cisarua-Bogor terhadap kondisi sosial

ekonomi masyarakat dan lingkungan sekitar kawasan wisata.
2. Memformulasikan strategi pengelolaan industri pariwisata yang ramah
lingkungan dan bermanfaat secara sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar
kawasan wisata.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan data dan informasi yang
dapat digunakan sebagai landasan (rujukan) untuk mendukung pembangunan
industri pariwisata yang berkelanjutan, antara lain:
1. Data dan informasi mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat dan
lingkungan di sekitar Desa Cibeureum.
2. Informasi mengenai pengelolaan pariwisata yang ramah lingkungan dan
bermanfaat secara sosial ekonomi.
Kerangka Penelitian
Pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberikan kesempatan
seluas-luasnya bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berusaha dan bekerja.
Kunjungan wisatawan pada suatu daerah diharapkan dapat memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
bermukim di pedesaan yang wilayahnya menjadi destinasi wisata, pariwisata juga

8

mempunyai domain yang sama tetapi dalam derajat yang beragam tergantung
bagaimana masyarakat mampu merespon eksisitensi pariwisata di daerahnya.
Pembangunan pariwisata merupakan proses yang terus-menerus sehingga
diperlukan pengawasan untuk mengantisipasi dampak yang timbul dari kegiatan
pariwisata, terutama dampak yang bersifat negatif dari aspek sosial seperti
degradasi kesenian, konflik sosial, konsumerisme efek peniruan dan sebagainya.
Sedangkan dari aspek lingkungan bisa berupa pengambilan lahan konservasi
untuk fasilitas pariwisata, penurunan kualitas lingkungan dan kerusakan
sumberdaya alam.

Oleh

karena

itu

keterlibatan

berbagai

pihak

yang

berkepentingan dengan indutri pariwisata Taman Safari Indonesia Cisarua-Bogor
diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam upaya-upaya pelestarian
lingkungan dan sumberdaya alam, pelestarian budaya lokal, serta dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat baik itu wisatawan dan khususnya
masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan wisata. Selain itu dapat mendorong
aktivitas ekonomi masyarakat sekitar dan dapat memenuhi kebutuhan wisatawan
seperti: hotel, cottage, home stay, restoran, industri cinderamata, toko hingga
pedagang kaki lima yang terdapat di sekitar kawasan wisata tersebut dan dapat
membuka kesempatan kerja serta peluang berusaha dibidang pariwisata. Diagram
alir kerangka penelitian dapat disajikan pada Gambar 1.

9

Gambar 1: Diagram Alir kerangka penelitian

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk melihat dampak keberadaan industri
pariwisata Taman Safari Indonesia Cisarua-Bogor terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat dan lingkungan di Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua,
Kabupaten Bogor. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini hanya dilakukan di Kecamatan Cisarua, dan khususnya pada
masyarakat lokal yang berada di Desa Cibeureum.
2. Penelitian fokus pada persepsi masyarakat lokal untuk mengetahui keberadaan
industri pariwisata Taman Safari Indonesia Cisarua-Bogor.

10

2 TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Pariwisata
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009,
pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah pusat
dan pemerintah daerah. Selanjutnya kepariwisataan adalah seluruh kegiatan yang
terkait dengan pariwisata yang bersifat multidimensi serta multidisiplin yang
muncul sebagai wujud kebutuhan setiap individu kelompok atau negara serta
interaksi antara wisatawan dengan masyarakat lokal, sesama wisatawan,
pemerintah dan swasta.
Sedangkan industri pariwisata menurut Kusdianto (1996) adalah suatu
susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam
pengembangan, sedang bepergian. Industri pariwisata menurut Undang-Undang
Pariwisata Nomor 10 Tahun 2009 adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling
terkait dalam rangka menghasilkan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dalam kegiatan pariwisata.
Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang tidak terlepas dari ekowisata.
Ekowisata adalah kegiatan wisata yang memanfaatkan jasa lingkungan baik itu
alam (keindahan dan keunikannya) ataupun masyarakat (budayanya, cara
hidupnya, struktur sosialnya) dengan mengemukakan unsur-unsur konservasi,
edukasi dan pemberdayaan masyarakat setempat (Fandeli at al. 2000).
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup mendefenisikan ekowisata
sebagai wisata dalam bentuk perjalanan ke tempat-tempat di alam terbuka yang
relatif belum terjamah atau tercemar dengan khusus untuk mempelajari,
mengagumi, dan menikmati pemandangan alam dengan tumbuhan serta satwa
liarnya (termasuk potensi kawasan ekosistem, keadaan iklim, fenomena alam,
kekhasan jenis tumbuhan dan satwa liar) juga semua manifestasi kebudayaan yang
ada termasuk tatanan lingkungan sosial budaya, baik dari masa lampau dan masa
kini di tempat-tempat tersebut dengan tujuan untuk melestarikan lingkungan demi
kebutuhan umat manusia saat ini dan masa datang serta dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat setempat.

11

Komponen Pariwisata
Secara umum pariwisata memiliki komponen utama sebagai berikut: (1)
obyek wisata (alam, sejarah dan kebudayaan); (2) masyarakat setempat; (3) biro
wisata atau travel; (4) infrastruktur (promosi, sarana dan prasarana bagi
wisatawan dan (5) wisatawan. Setiap komponen memiliki porsi/ruang dan saling
menunjang. Keaslian, kelestarian alam dan peran serta masyarakat setempat pada
komponen satu dan dua menjadi prioritas.
Idealnya pariwisata melibatkan pihak-pihak, seperti: (1) pemerintah pusat
dan daerah; (2) swasta (biro wisata dan travel); (3) lembaga atau organisasi
lingkungan hidup dan (4) masyarakat setempat.
Pemerintah pusat dan daerah selain menghasilkan regulasi juga
menyiapkan infrastruktur yang berwawasan masyarakat setempat, pendidikan
sumber daya manusia dan promosi obyek wisata dan kegiatan, bekerjasama
dengan pihak swasta (biro wisata dan travel). Biro wisata atau travel harus mampu
mengendalikan dirinya untuk tidak masuk terlalu jauh mencampuri kegiatan
disektor ekonomi yang melibatkan masyarakat setempat. Sementara itu, lembaga
atau organisasi lingkungan hidup atau pencinta alam menjadi sumber informasi,
pelaksana pendidikan dan pengawas kegiatan wisata dari dampak negatif yang
mungkin akan ditimbulkannya. Oleh karena itu masyarakat setempat harus
disiapkan dan siap bertindak sebagai operator kegiatan wisata.
Selain dari komponen utama di atas, ada nilai-nilai positif yang harus terus
dijaga didalam penerapannya. Nilai-nilai yang terkandung didalam kegiatan
pariwisata seperti kepedulian, tanggung jawab, komitmen terhadap kelestarian
lingkungan dan upaya bersama meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat,
muncul karena alasan sebagai berikut:
1. Kekhawatiran akan makin rusaknya obyek wisata alam oleh perkembangan
industri pariwisata tradisional yang bersifat eksploitatif.
2. Kegiatan ini membutuhkan lingkungan yang baik, sehat dan dapat dinikmati
oleh semua orang, sehingga dibutuhkan standar dan klasifikasi tertentu untuk
segala hal didalam pelaksanaannya.
3. Partisipasi masyarakat setempat secara otomatis akan muncul jika mereka
memperoleh manfaat ekonomi dari kegiatan pariwisata dan tentunya ini akan

12

memberi kesadaran kepada mereka untuk menjaga kelestarian obyek wisata
alam dan lingkungannya.
Satu hal yang menarik dari kegiatan pariwisata adalah adanya konsep dan
kewajiban bahwa peserta kegiatan wisata tidak boleh mempengaruhi apalagi
merusak obyek-obyek wisata alam maupun budaya masyarakat yang mereka
kunjungi. Hal ini sangat bertolak belakang dengan kegiatan wisata tradisional.
Dimana masyarakat lokal harus mau menerima, memahami dan toleransi terhadap
dunia luar. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur diusahakan seminimal
mungkin mempengaruhi lingkungan dan budaya lokal. Kalaupun peserta wisata
ingin berpartisipasi dalam pengembangan kegiatan pariwisata disuatu wilayah,
maka bentuknya adalah pada kegiatan konservasi alam dan obyek wisata serta
pengembangan sumber daya manusia yang bersifat pengetahuan atau wawasan.
Pembangunan Berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan konsep yang sederhana
namun kompleks, sehingga pengertian keberlanjutanpun sangat multidimensi dan
multi-interpretasi. Menurut Hall (1998), konsep keberlanjutan mengandung dua
dimensi: Pertama dimensi waktu karena kaberlanjutan tidak lain menyangkut apa
yang terjadi dimasa datang. Kedua dimensi interaksi antara sistem ekonomi dan
sistem sumberdaya alam dan lingkungan. Sedangkan pembangunan berkelanjutan
menurut Munasinghe (1993) adalah pembangunan yang memiliki tiga pilar, yaitu
ekonomi, ekologi dan sosial yang membentuk sebuah bangunan segitiga. Pilar
ekonomi menekankan pada perolehan pendapatan yang berbasis penggunaan
sumberdaya

yang

efisien.

Pilar

ekologi

menekankan

pada

pentingnya

perlindungan keanekaragaman hayati yang akan memberikan kontribusi pada
keseimbangan ekosisitem dunia. Pilar sosial menekankan pada pemeliharaan
kestabilan sistem sosial melalui pemberdayaan dan peran masyarakat meliputi
penghindaran konflik keadilan baik antar generasi maupun satu generasi.
Pembangunan tiga pilar dapat dilihat pada Gambar 2.

13

Gambar 2 Pembangunan tiga pilar
Aspek implementasi pembangunan berkelanjutan yang pertamakali harus
diperhatikan

adalah

aspek

sosial

karena

berperan

sebagai

pusat

dari

pembangunan. Aspek sosial yang paling penting adalah pendekatan kesejahteraan
(well-being) dan pemberdayaan. Kelompok masyarakat yang harus diutamakan
adalah masyarakat marginal dan kelompok miskin. Diantara kedua kelompok
tersebut peranan wanita mendapat posisi yang sangat penting (Serageldin 1993).
Pemberdayaan dapat dilakukan melalui pembukaan akses kelompok masyarakat
kesumber modal, dengan penyuluhan, training usaha, kesempatan usaha dan
kesempatan kerja.
Pariwisata Berkelanjutan
Pembanguan

berkelanjutan

merupakan

pembangunan

yang

dapat

memenuhi kebutuan sekarang dan masa yang akan datang dari aspek fisik, kimia,
biologi serta sosial ekonomi dan lingkugan (Suratmo 1999). Pariwisata
berkelanjutan disamakan dengan kawasan pedesaan dalam suatu terminologi inti
pedesaan menjadi wisata alternatif, wisata pedesaan, wisata hijau, wisata yang
tepat/sesuai, wisata yang bertanggung jawab atau wisata progresif, berkelanjutan

14

dalam pariwisata harus dapat melestarikan lingkungan dalam jangka panjang
secara aspek sosial ekonomi masyarakat setempat (Morin dan Jafiar 2002).
Pariwisata berkelanjutan dengan kata lain merupakan kegiatan wisata yang
diselenggarakan berasaskan prinsip-prinsip sosial ekonomi dan ekologi. Secara
ekologis kegiatan wisata/pariwisata diharapkan memelihara keseimbangan
dinamis dari ekosistem daerah tujuan wisata. Daerah tujuan wisata berupa
kawasan konservasi harus dijaga dan berfungsi sebagai konservasi, demikian pula
dengan daerah wisata budaya maka daya dukungnya disesuaikan dengan
perkembangan jumlah penduduk.
Dampak Pariwisata
Pariwisata (ekowisata) dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi
penting, tetapi apabila tidak dilakukan dengan benar maka pariwisata berpotensi
menimbulkan masalah atau dampak negatif terhadap kehidupan sosial budaya,
ekonomi dan lingkungan (Suwantoro 2001), sedangkan (Yoeti 2008) menyatakan
bahwa pariwisata termasuk ekowisata sebagai katalisator dalam pembangunan
karena dampak yang diberikan terhadap perekonomian di negara yang dikunjungi
oleh wisatawan.
Kegiatan pariwisata memberikan dampak positif dan negatif dalam
berbagai aspek baik lingkungan, sosial budaya, maupun ekonomi. Pariwisata kini
membuka peluang bagi siapa saja untuk bisa berpartisipasi dan mengambil
manfaat positif didalamnya namun tidak terlepas dari dampak negatif yang akan
ditimbulkan oleh kegiatan tersebut.
Dalam rangka menghindari dampak negatif yang mungkin timbul dalam
suatu kegiatan pariwisata sebaiknya mengadakan pemantauan secara periodik ini
dimaksudkan untuk menemukenali dampak-dampak negatif sedini mungkin baik
oleh pemerintah, swasta maupun dengan masyarakat.
Dampak Sosial Pariwisata
Perubahan atau dampak yang ditimbulkan dari suatu kegiatan

wisata

selain dampak terhadap lingkungan juga aspek sosial budaya yang sering

15

mengakibatkan konflik dan keresahan sosial dalam masyarakat, sebagai akibat
kurangnya pendekatan yang selaras dengan masyarakat sekitar kawasan.
Studi dampak sosial didasarkan pada pemikiran (Hadi

2005), yang

menyatakan bahwa masyarakat merupakan sub-sistem dalam ekosistem.
Perubahan salah satu sistem akan mempengaruhi sistem lain dimana kehidupan
masyarakat secara umum terdiri dari tiga sub-sistem yang saling berinteraksi
yaitu sistem sosial budaya, sistem ekonomi dan lingkungan fisik.
Kegiatan pariwisata memberikan dampak terhadap sosial budaya dan
ekonomi masyarakat. Pariwisata memberikan dampak positif, yaitu (a) dikenalnya
obyek wisata alam dan budaya masyarakat setempat ke mancanegara, (b)
terjadinya interaksi yang positif yang menghargai budaya lokal sehingga
kehidupan masyarakat setempat tidak terganggu, (c) terkontaminasi oleh budaya
asing dan bagi masyarakat setempat ini merupakan peluang untuk mengenal,
belajar dan memperluas wawasan terhadap kebudayaan bangsa lain. Pariwisata
juga memberikan dampak negatif, diantaranya memicu terjadinya kesenjangan
sosial dalam lingkungan masyarakat akibat dari pergeseran nilai-nilai sosial
menjadi nilai ekonomi, budaya wisatawan yang diadopsi oleh masyarakat
setempat bertentangan dengan budaya dan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat lokal bahkan sampai pada tingkat kejahatan.
Dampak Ekonomi Pariwisata
Sebagian besar negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, mengakui
bahwa pariwisata dapat memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian
negara. Pada umumnya, pemerintahan negara-negara di dunia menerima
pariwisata sebagai sesuatu yang positif dan sebagian besar kebijakan pariwisata
dibuat untuk memperluas industri pariwisatanya. Pemerintahan di setiap tingkat,
dari tingkat internasional hingga tingkat regional berperan lebih aktif dalam
mengembangkan pariwisata sebagai alat pembangunan.
Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
menyatakan bahwa keadaan alam, flora dan fauna, yang merupakan karunia
Tuhan Yang Maha Esa, serta peningggalan purbakala, peninggalan sejarah,
kesenian dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai sumber daya dan

16

modal bagi pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan
kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Pembangunan

kepariwisataan

merupakan

bagian

integral

dari

pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu,
berkelanjutan dan bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan
terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan
mutu lingkungan hidup serta kepentingan nasional. Pembangunan kepariwisataan
diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh
manfaat serta mampu menghadapi tantangan peubahan kehidupan lokal, nasional
dan global. Dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 ini, pembangunan
kepariwisataan meliputi industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran dan
kelembagaan kepariwisataan.
World Travel and Tourism Council dalam Lindberg (1997) menyatakan
bahwa terdapat tiga dampak dari pariwisata terhadap perekonomian yaitu:
1) Dampak langsung, merupakan perubahan dalam penjualan kesempatan kerja
dan pendapatan pada berbagai bisnis sebagai suatu hasil dari pembelian secara
langsung berbagai barang dan jasa oleh wisatawan.
2) Dampak tidak langsung, merupakan perubahan dalam penjualan, kesempatan
kerja dan pendapatan yang ditimbulkan secara tidak langsung pada berbagai
bisnis, begitu mata uang asing wisatawan itu dibelanjakan kembali.
3) Dampak lanjutan, merupakan bagian dari pengeluaran konsumsi yang berubah
dengan perubahan PDB riil yang dikurangi impor.
Dampak Lingkungan Pariwisata
Manusia adalah bagian dari lingkungan dan setiap aktifitas manusia akan
menimbulkan dampak baik secara positif maupun negatif dalam lingkungan
hidupnya, sehingga dibutuhkan konservasi agar dapat memberikan peluang dan
manfaat yang terbuka luas bagi setiap anggota masyarakat dalam menimbulkan
kesadaran akan pentingnya kelestarian obyek wisata alam maupun wisata buatan.
Secara moral kegiatan pariwisata tentunya akan menimbulkan kesadaran
tentang pentingnya kelestarian alam bukan hanya di lokasi obyek wisata alam,
namun juga ditempat lainnya dan diharapkan kesadaran ini akan menimbulkan
dan memberikan dampak yang positif kepada kelestarian lingkungan seperti

17

pengembamgan pendidikan cinta lingkungan yang dimanfaatkan sebagai wahana
pendidikan lingkungan baik bagi wisatawan maupun masyarakat lokal, penetapan
zona khusus dengan resiko lingkungan yang tinggi.
Dalam kegiatan pariwisata banyak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan, seperti rusaknya hutan yang menyebabkan hilangnya flora dan fauna
yang ada di dalamnya, rusaknya ekosistem karang dan hilangnya spesies,
banyaknya sampah, baik sampah organik maupun an-organik akibat kegiatan
wisata yang tidak bersahabat dan tidak ramah lingkungan serta kurangnya
kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya lingkungan sebagai
sumber kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Formulasi Strategi Implementasi Analisis SWOT dan QSPM
Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor
secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi suatu organisasi atau
perusahaan. Analisis SWOT didasarkan pada logika dapat memaksimalkan
kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) (Rangkuti 2006).
Formulasi strategi dari sebuah organisasi memerlukan analisis lingkungan
baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Analisis tersebut akan
memberikan gambaran mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang dihadapi oleh perusahaan/lembaga (Rangkuti 2006). Strategi yang telah
diformulasikan agar dapat mendukung pengembangan suatu industri, maka
strategi tersebut harus dikembangkan dalam bentuk tindakan-tindakan yang nyata.
Tahap inilah yang disebut dengan implementasi strategi. Implementasi strategi
mensyaratkan perusahaan/lembaga untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat
kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumberdaya sehingga
strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan (David 2006).
Analisis SWOT adalah analisis kuantitatif untuk mengidentifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi yang didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang serta secara bersamaan dapat
meminimakan kelemahan dan ancaman (JICA 2001; Rangkuti 2006). Proses
penggunaan analisis SWOT menghendaki adanya suatu survei internal tentang

18

kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) serta survei eksternal atas
peluang/kesempatan (opportunities) dan ancaman (threats).
Analisis variabel internal IFAS (Internal Strategy Factors Analysis
Summary) menurut David (2006) adalah faktor yang dapat dikontrol karena
berada dalam lingkungan perusahaan/organisasi. Fungsinya untuk menganalisis
perusahaan/organisasi secara internal dalam persaingan usaha yang terdiri dari
kekuatan dan kelemahan. Analisis variabel eksternal (External Strategy Factors
Analysis Summary/EFAS) merupakan faktor di luar jangkauan perusahaan atau
organisasi karena tidak dapat dikontrol dan berada di luar perusahaan. Faktor ini
meliputi peluang dan ancaman.
Metode analisis SWOT menggunakan pembobotan yaitu pemberian nilai
terhadap parameter yang diambil berdasarkan tingkat kesesuaian dengan
membandingkan persyaratan yang ditentukan. Pemberian nilai atau skor
berdasarkan atas penilaian terhadap kepentingan tertentu

(Rangkuti 2006).

Melalui analisis SWOT, dapat teridentifikasi faktor-faktor internal (kekuatan dan
kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) sebagaimana yang
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Ilustrasi matriks faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal
No
Faktor Strategis
Faktor Strategis Internal
1.
Kekuatan (S) (3-10 fackor)
2.
Kelemahan (W) (3-10 faktor)
Total:
Faktor Strategis Eksternal
1
Peluang (O) (3-10 faktor)
2
Ancaman (T) (3-10 faktor)
Total:
Sumber: Marimin (2004)

Keterangan :
Bobot 1 = Tidak penting
Bobot 2 = Agak penting
Bobot 3 = Cukup penting
Bobot 4 = Penting
Bobot 5 = Sangat penting

Bobot

Rating 1 =
Rating 2 =
Rating 3 =
Rating 4 =

Rating

Skor Terbobot

Kecil
Sedang
Besar
Sangat Besar

Selanjutnya membuat matriks SWOT yang menggambarkan gabungan
antara faktor internal dan faktor eksternal agar dapat mengetahui peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi dalam suatu organisasi sehingga dapat

19

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh organisasi
tersebut. Matriks gabungan atau interaksi SO, WO, ST dan WT dapat disajikan
pada Tabel 3.
Tabel 3 Matriks interaksi SO, WO, ST dan WT
Faktor Internal
r

Peluang (O)
Menentukan3 – 10 faktorfaktor peluang

Ancaman (T)
Menentukan 3 – 10 faktorfaktor ancaman
Sumber: Marimin (2004)

Faktor Eksternal
Kekuatan (S)
Menentukan 3 – 10 faktorfaktor kekuatan
Strategi SO
Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang
Strategi ST
Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman

Kelemahan (W)
Menentukan 3 – 10 faktorfaktor kelemahan
Strategi WO
Menciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dengan memanfaatkan peluang
Strategi WT
Menciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman

Matriks pada Tabel 3 menjelasan sebagai berikut:
1. Strategi Strengths Opportunities (SO): strategi dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan memanfaatk