Pembangunan yang Berkelanjutan di era
A.
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu
yang
akan
datang
untuk
memenuhi
negara dengan sumberdaya (resource)
kebutuhan mereka. (World Commission
yang tergolong melimpah. Keberlimpahan
on Environment and Development dalam
sumberdaya (faktor produksi)
Imam
salah
satu
pemicu
pembangunan.
Namun,
yang
di
terjadi
menjadi
terjadinya
pembangunan
Indonesia
sudah
mengarah pada eksploitasi sumberdaya
yang berlebihan. Salah satunya yang
terjadi
di Kalimantan pada tahun 2013,
72% lahan/hutan di kuasai oleh sektor
pertambangan dan sawit, padahal, sesuai
dengan peraturan Presiden ((Perpres) No
3 Tahun 2012 tentang rencana tata ruang
Pulau Kalimantan, ada batas minimal
perlindungan kawasan konservasi dan
kawasan perlindungan bervegetasi 45%
dari luas Pulau Kalimantan (Rofi Munamar
dalam Pikiran Rakyat, 2013). Implikasi
penting dengan semakin meningkatkan
pembangunan
dan
sumberdaya
eksploitasi
adalah
bertambahnya
persoalan
semakin
yang
terkait
dengan kelestarian alam dan lingkungan.
Sebagaimana diketahui aspek alam dan
lingkungan
merupakan
faktor
penting
dalam rangka mencapai pertumbuhan
ekonomi
dan
pembangunan
berkelanjutan (sustainable development).
Pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan
kebutuhan
generasi
mengorbankan
B.
yang
saat
kemampuan
memenuhi
ini
tanpa
generasi
Mukhlis,
2009).
Pembagunan
berkelanjutan pada dasarnya terdiri dari
tiga
pilar dalam aspek pembangunan
yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan.
Dalam
perkembangannya
pembangunan
berkelanjutan
memiliki
beberapa konsep baru salah satunya dari
aspek lingkungan adalah pembangunan
hijau.
Pembangunan hijau merupakan
konsep
pembangunan
hijau
diajukan
sebagai upaya nyata untuk menghambat
kerusakan alam yang semakin meluas,
yang
diakibatkan
pembangunan.
harus
oleh
proses
Salah satu faktor yang
dihadapi
untuk
mencapai
pembangunan hijau berkelanjutan adalah
bagaimana
memperbaiki
lingkungan
tanpa
kehancuran
mengorbakan
kebutuhan ekonomi dan keadilan sosial.
Pembangunan hijau berkelanjutan
berkaitan
erat
dengan
pertumbuhan
ekonomi dan bagaimana cara memajukan
pertumbuhan
panjang,
ekonomi
tanpa
dalam
jangka
menghabiskan
modal
alam. Pada negara berkembang, konsep
pembangunan
hijau
nampaknya
berkelanjutan
belum
bisa
diimplementasikan secara efektif karena
kebanyakan
masih
berfokus
pada
kemajuan aspek ekonomi semata.
Rumusan Masalah
MKP PEMBANGUNAN HIJAU
1
Pembangunan di Indonesia yang
berkelanjutan dan juga pembangunan
semakin hari semakin meningkat dan
hijau
berimplikasi
melalui program dan kebijakan. Namun
pada
semakin
di
Indonesia
yang
bertambahnya persoalan yang terkait
sejauhmana
dengan kelestarian alam dan lingkungan.
pembangunan
Dalam
pemerintah
pembangunan hijau di Indonesia dalam
mendukung
konteks
penganannya,
berkomitmen
pengembangan
C.
pembangunan
peran
diwujudkan
pengembangan
berkelanjutan
perencanaan
dan
pembangunan
wilayah dan kota.
Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui sejauhmana peran
pengembangan pembangunan berkelanjutan dan juga pembangunan hijau di Indonesia
dalam konteks perencanaan pembangunan wilayah dan kota.
D.
1.
2.
3.
4.
Sasaran
Sasaran dalam penulisan laporan ini antara lain:
Mengidentifikasi konsep pembangunan berkelanjutan dan pembangunan hijau
Mengidentifikasi kebijakan terkait pembangunan hijau di Indonesia
Mengidentifikasi pelanggaran kebijakan terkait pembangunan hijau di Indonesia
Mengidentifikasi peranan pembangunan berkelanjutan dan pembangunan hijau
bagi perencanaan pembangunan wilayah dan kota.
E.
Pembahasan
Sustainable development atau pembangunan berkelanjutan diperkenalkan pertama
kali oleh World Commission on Environment and Development dimana pembangunan
berkelanjutan merupakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini
tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Pengertian pembangunan berkelanjutan dapat dibedakan menjadi
empat, yakni kelestarian lingkungan (environmental sustainability), keberlangsungan
ekonomi
(economic
sustainability),
kelestarian
sosial
(social
sustainability)
dan
pembangunan berkelanjutan (sustainable development) itu sendiri. Dalam hal ini
pengertian pembangunan berkelanjutan merupakan integrasi dari tiga aspek, yakni:
kelestarian sosial, kelestarian lingkungan dan keberlangsungan ekonomi. (Goodland
dalam Imam Mukhlis, 2009).
Penerapan pembangunan berkelanjutan di Indonesia diwujudkan melalui program
dan kebijakan dalam pembangunan yang didasarkan pada hasil kesepakatan dunia
berupa strategi Carinng for the Earth (CE). Berdasarkan strategi CE bahwa setiap sistem
hukum untuk pembangunan berkelanjutan di tingkat nasional perlu meliputi sekurangkurangnya:
1.
Perencanaan penggunaan tanah dan pengawasan pembangunan
2.
Pemanfaatan lestari dari sumberdaya yang dapat diperbaharui dan pemanfaatan
limbah dari sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui.
MKP PEMBANGUNAN HIJAU
2
3.
Pencegahan pencemaran melalui pembebanan emisi, kualitas lingkungan, standar
proses dan produk yang dirancang untuk melindungi kesehatan manusia dan
4.
5.
6.
ekosistem
Penggunaan energi yang efisien.
Pengawasan atas substansi berbahaya.
Pembuangan limbah, termasuk didalamnya standar untuk meminimumkan limbah
7.
dan tindakan untuk memajukan pendaurulangan.
Konservasi spesies dan ekosistem
Penerapan pembangunan berkelanjutan di Indonesia
sebagai implikasi dari
kesepakatan dunia berupa:
1.
Peraturan Pemerintah (PP) bahkan Intruksi Presiden (Inpres), seperti Konvensi
tentang keanekaragaman hayati, pengurangan emisi karbon (CO2), pengelolaan
2.
lahan gambut dan lain-lain. Kemudian
Peraturan Pemerintah atau Keputusan Menteri, yang dapat diartikan bahwa secara
konseptual dan perangkat peraturan sudah sangat siap dan sangat memahami
tentang
pentingnya
menjalankan
strategi
pembangunan
dengan
konsep
pembanguna berkelanjutan.
Dalam hal ini, Indonesia sejak tahun 1982 sudah mempunyai UU tentang Ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (KPPLH), agar lingkungan hidup dikelola secara arif
dan bijaksana. Kemudian tahun 1997, UU tersebut direvisi menjadi UU No. 23 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). Selanjutnya, tahun 2009, UU tersebut direvisi lagi
menjadi UU.32 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan (PPLH). Ketentuan
wajib AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi kegiatan usaha yang
diprakirakan akan berdampak penting terhadap lingkungan hidup sudah dituangkan
dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.29 Tahun 1986, yang kemudian direvisi menjadi PP
No.51 Tahun 1993 serta direvisi kembali menjadi PP No.27 Tahun 1999. Berbagai
peraturan lainnya yang terkait dengan ketentuan baku mutu lingkungan (BML) pada air,
udara dan buangan limbah industri semua juga tersedia dalam bentuk PP maupun
Keputusan Menteri (Kepmen) dan Peraturan Menteri (Permen), baik dari Menteri
Lingkungan Hidup dan semua Menteri Teknis lainnya (PU, Kehutanan, Pertanian, Industri,
Pertambangan dan lain-lain).
Dalam perkembangannya pembangunan berkelanjutan memiliki beberapa konsep
baru
salah satunya dari aspek lingkungan adalah pembangunan hijau. Pembangunan
hijau merupakan
konsep pembangunan hijau diajukan sebagai upaya nyata untuk
menghambat kerusakan alam yang semakin meluas, yang diakibatkan oleh proses
pembangunan.
Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan
hijau berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa
mengorbakan kebutuhan ekonomi dan keadilan sosial.
Pembangunan hijau berkelanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi
dan bagaimana cara memajukan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa
menghabiskan modal alam. Pada negara berkembang, konsep pembangunan hijau
MKP PEMBANGUNAN HIJAU
3
berkelanjutan
nampaknya
belum
bisa
diimplementasikan
secara
efektif
karena
kebanyakan masih berfokus pada kemajuan aspek ekonomi semata.
MKP PEMBANGUNAN HIJAU
4
Namun pada kanyataannya, pelaksanaan pembangunan di Indonesia semakin lama
malah semakin mengeksploitasi sumberdaya yang ada. Indonesia merupakan negara
dengan sumberdaya alam melipah
yang terdiri dari 70% sumberdaya perairan dan
sisanya merupakan sumberdaya non-perairan. Sumberdaya yang ada merupakan sebuah
faktor produksi
yang harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mencapai target
dalam pembangunannya. Namun, pemanfaatan sumberdaya yang terjadi di Indonesia
sudah berada pada titik eksploitasi berlebihan, dimana kondisi kelestarian alam
lingkungan diabaikan demi peningkatan aspek ekonomi dan sosial.
Banyak bukti sebagai indikasi Indonesia belum melaksanakan pembangunan
bekelanjutan, salah satunya adalah kerusakan hutan yang terjadi di Kalimantan pada
tahun 2013, dimana 72% lahan/hutan di kuasai oleh sektor pertambangan dan sawit,
padahal, sesuai dengan Peraturan Presiden No 3 Tahun 2012 tentang rencana tata ruang
Pulau Kalimantan Tahun 2012 tentang rencana tata ruang Pulau Kalimantan, ada batas
minimal perlindungan kawasan konservasi dan kawasan perlindungan bervegetasi 45%
dari luas Pulau Kalimantan. Menurut, Save Our Borneo (SOB), sebuah lembaga peduli
lingkungan, menyatakan sekitar 80% kerusakan hutan yang terjadi di Kalimantan
disebabkan ekspansi sawit oleh perusahaan besar. Setiap tahunnya, lahan/hutan di
Kalimantan berkurang dan beralih fungsi menjadi milik perusahaan induk PT.Sinar Mas
dengan sembilan anak perusahaanya. Pada akhir-akhir ini, eksploitasi hutan di
Kalimantan semakin tidak terkontrol khususnya pada tahapan pembukaan lahan yaitu
melalui pembakaran hutan.
Eksploitasi berlebihan di hutan Kalimantan merupakan dampak dari pembangunan
yang hanya mengedepankan tareget peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
tanpa mempertimbangkan kerusakan lingkungan dan alam. Pelanggaran kebijakan
tentang perlindungan kawasan konservasi dan kawasan perlindungan di Kalimantan
menjadi bukti bahwa peran pembangunan berkelanjutan dan pembangunan hijau di
Indonesia masih sebatas produk tata ruang yang implementasinya belum optimal.
F.
Kesimpulan
Pembangunan
hijau
merupakan
salah
satu
konsep
anakan
dari
pembangunan berkelanjutan yang keduanya berkaitan erat dengan pertumbuhan
ekonomi dan bagaimana cara memajukan pertumbuhan ekonomi dalam jangka
panjang, tanpa menghabiskan modal alam. Pada negara berkembang, konsep
pembangunan hijau berkelanjutan nampaknya belum bisa diimplementasikan
secara efektif karena kebanyakan masih berfokus pada kemajuan aspek ekonomi
semata, seperti halnya di Indonesia. Peran pembangunan berkelanjutan dan
pembangunan
hijau
di
Indonesia
dalam
perencanaan
wilayah
dan
kota
perwujudannya masih sebatas kebijakan dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan. Namun pada kenyataannya, implementasi kebijakan yang ada masih
dirasa gagal karena belum adanya penekanan pada
pentingnya segitiga
kemitraan antara pemerintah, dunia bisnis dan masyarakat madani dalam
hubungan kesetaraan dengan mengindahkan hukum ekonomi, alam-ekologi dan
peradaban (Emil Salim, 2006). Sehingga dapat dikatakan bahwa pembangunan
berkelanjutan dan pembangunan hijau di Indonesia masih berupa konsep
pembangunan yang implementasinya berupa produk kebijakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anshor, Muhammad. 2012. Pembangunan Berkelanjutan, Kebijakan, Implementasi dan
Tantangannya di Indonesia. Dalam
https://anshor83.com/2012/02/02/pembangunan-berkelanjutan-kebijakanimplementasi-dan-tantangannya-di-indonesia/. Diunduh pada tanggal 27 Oktober
2015.
Azis, Iwan J, dkk. 2010. Pembangunan Berkelanjutan, Peran dan Kontribusi Emil Salim.
Jakarta: PT.Gramedia.
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Tanpa Angka Tahun. Hutan Kalimantan Rusak 80%
Karena
Perkebunan
Sawit.
Dalam
http://www.dishut.jabarprov.go.id/?
mod=detilBerita&idMe-nuKiri=&idBerita=390. Diunduh pada tanggal 27 Oktober
2015.
Mukhlis, Imam. 2009. Eksternalitas, Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Berkelanjutan dalam Perspektif Teoritis. Jurnal Ekonomi Bisnis - Tahun 14 Nomor 3 Nopember 2009. Dalam http://fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/01/imammukhlis_2.pdf). Diunduh pada tanggal 27 Oktober 2015.
Pearce, David, dkk. 1997. Sustainable Development, Economic and Environment in Third
World. London: Earthscan.
Waluyo. 2004. Lingkungan Dan Pembangunan Berkelanjutan (Sejarah dan
Pelaksanaannya Di Indonesia). Jurnal Yustisia Edisi No. 65 April-Juni 2004. Dalam
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=148531&val=5869&title=LINGKUNGAN%20DAN%20PEMBANGUNAN
%20BERKELANJUTAN%20(Sejarah%20dan%20Pelaksanaannya%20Di%20Indonesia.
Diunduh pada tanggal 27 Oktober 2015.
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu
yang
akan
datang
untuk
memenuhi
negara dengan sumberdaya (resource)
kebutuhan mereka. (World Commission
yang tergolong melimpah. Keberlimpahan
on Environment and Development dalam
sumberdaya (faktor produksi)
Imam
salah
satu
pemicu
pembangunan.
Namun,
yang
di
terjadi
menjadi
terjadinya
pembangunan
Indonesia
sudah
mengarah pada eksploitasi sumberdaya
yang berlebihan. Salah satunya yang
terjadi
di Kalimantan pada tahun 2013,
72% lahan/hutan di kuasai oleh sektor
pertambangan dan sawit, padahal, sesuai
dengan peraturan Presiden ((Perpres) No
3 Tahun 2012 tentang rencana tata ruang
Pulau Kalimantan, ada batas minimal
perlindungan kawasan konservasi dan
kawasan perlindungan bervegetasi 45%
dari luas Pulau Kalimantan (Rofi Munamar
dalam Pikiran Rakyat, 2013). Implikasi
penting dengan semakin meningkatkan
pembangunan
dan
sumberdaya
eksploitasi
adalah
bertambahnya
persoalan
semakin
yang
terkait
dengan kelestarian alam dan lingkungan.
Sebagaimana diketahui aspek alam dan
lingkungan
merupakan
faktor
penting
dalam rangka mencapai pertumbuhan
ekonomi
dan
pembangunan
berkelanjutan (sustainable development).
Pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan
kebutuhan
generasi
mengorbankan
B.
yang
saat
kemampuan
memenuhi
ini
tanpa
generasi
Mukhlis,
2009).
Pembagunan
berkelanjutan pada dasarnya terdiri dari
tiga
pilar dalam aspek pembangunan
yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan.
Dalam
perkembangannya
pembangunan
berkelanjutan
memiliki
beberapa konsep baru salah satunya dari
aspek lingkungan adalah pembangunan
hijau.
Pembangunan hijau merupakan
konsep
pembangunan
hijau
diajukan
sebagai upaya nyata untuk menghambat
kerusakan alam yang semakin meluas,
yang
diakibatkan
pembangunan.
harus
oleh
proses
Salah satu faktor yang
dihadapi
untuk
mencapai
pembangunan hijau berkelanjutan adalah
bagaimana
memperbaiki
lingkungan
tanpa
kehancuran
mengorbakan
kebutuhan ekonomi dan keadilan sosial.
Pembangunan hijau berkelanjutan
berkaitan
erat
dengan
pertumbuhan
ekonomi dan bagaimana cara memajukan
pertumbuhan
panjang,
ekonomi
tanpa
dalam
jangka
menghabiskan
modal
alam. Pada negara berkembang, konsep
pembangunan
hijau
nampaknya
berkelanjutan
belum
bisa
diimplementasikan secara efektif karena
kebanyakan
masih
berfokus
pada
kemajuan aspek ekonomi semata.
Rumusan Masalah
MKP PEMBANGUNAN HIJAU
1
Pembangunan di Indonesia yang
berkelanjutan dan juga pembangunan
semakin hari semakin meningkat dan
hijau
berimplikasi
melalui program dan kebijakan. Namun
pada
semakin
di
Indonesia
yang
bertambahnya persoalan yang terkait
sejauhmana
dengan kelestarian alam dan lingkungan.
pembangunan
Dalam
pemerintah
pembangunan hijau di Indonesia dalam
mendukung
konteks
penganannya,
berkomitmen
pengembangan
C.
pembangunan
peran
diwujudkan
pengembangan
berkelanjutan
perencanaan
dan
pembangunan
wilayah dan kota.
Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui sejauhmana peran
pengembangan pembangunan berkelanjutan dan juga pembangunan hijau di Indonesia
dalam konteks perencanaan pembangunan wilayah dan kota.
D.
1.
2.
3.
4.
Sasaran
Sasaran dalam penulisan laporan ini antara lain:
Mengidentifikasi konsep pembangunan berkelanjutan dan pembangunan hijau
Mengidentifikasi kebijakan terkait pembangunan hijau di Indonesia
Mengidentifikasi pelanggaran kebijakan terkait pembangunan hijau di Indonesia
Mengidentifikasi peranan pembangunan berkelanjutan dan pembangunan hijau
bagi perencanaan pembangunan wilayah dan kota.
E.
Pembahasan
Sustainable development atau pembangunan berkelanjutan diperkenalkan pertama
kali oleh World Commission on Environment and Development dimana pembangunan
berkelanjutan merupakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini
tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Pengertian pembangunan berkelanjutan dapat dibedakan menjadi
empat, yakni kelestarian lingkungan (environmental sustainability), keberlangsungan
ekonomi
(economic
sustainability),
kelestarian
sosial
(social
sustainability)
dan
pembangunan berkelanjutan (sustainable development) itu sendiri. Dalam hal ini
pengertian pembangunan berkelanjutan merupakan integrasi dari tiga aspek, yakni:
kelestarian sosial, kelestarian lingkungan dan keberlangsungan ekonomi. (Goodland
dalam Imam Mukhlis, 2009).
Penerapan pembangunan berkelanjutan di Indonesia diwujudkan melalui program
dan kebijakan dalam pembangunan yang didasarkan pada hasil kesepakatan dunia
berupa strategi Carinng for the Earth (CE). Berdasarkan strategi CE bahwa setiap sistem
hukum untuk pembangunan berkelanjutan di tingkat nasional perlu meliputi sekurangkurangnya:
1.
Perencanaan penggunaan tanah dan pengawasan pembangunan
2.
Pemanfaatan lestari dari sumberdaya yang dapat diperbaharui dan pemanfaatan
limbah dari sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui.
MKP PEMBANGUNAN HIJAU
2
3.
Pencegahan pencemaran melalui pembebanan emisi, kualitas lingkungan, standar
proses dan produk yang dirancang untuk melindungi kesehatan manusia dan
4.
5.
6.
ekosistem
Penggunaan energi yang efisien.
Pengawasan atas substansi berbahaya.
Pembuangan limbah, termasuk didalamnya standar untuk meminimumkan limbah
7.
dan tindakan untuk memajukan pendaurulangan.
Konservasi spesies dan ekosistem
Penerapan pembangunan berkelanjutan di Indonesia
sebagai implikasi dari
kesepakatan dunia berupa:
1.
Peraturan Pemerintah (PP) bahkan Intruksi Presiden (Inpres), seperti Konvensi
tentang keanekaragaman hayati, pengurangan emisi karbon (CO2), pengelolaan
2.
lahan gambut dan lain-lain. Kemudian
Peraturan Pemerintah atau Keputusan Menteri, yang dapat diartikan bahwa secara
konseptual dan perangkat peraturan sudah sangat siap dan sangat memahami
tentang
pentingnya
menjalankan
strategi
pembangunan
dengan
konsep
pembanguna berkelanjutan.
Dalam hal ini, Indonesia sejak tahun 1982 sudah mempunyai UU tentang Ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (KPPLH), agar lingkungan hidup dikelola secara arif
dan bijaksana. Kemudian tahun 1997, UU tersebut direvisi menjadi UU No. 23 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). Selanjutnya, tahun 2009, UU tersebut direvisi lagi
menjadi UU.32 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan (PPLH). Ketentuan
wajib AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi kegiatan usaha yang
diprakirakan akan berdampak penting terhadap lingkungan hidup sudah dituangkan
dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.29 Tahun 1986, yang kemudian direvisi menjadi PP
No.51 Tahun 1993 serta direvisi kembali menjadi PP No.27 Tahun 1999. Berbagai
peraturan lainnya yang terkait dengan ketentuan baku mutu lingkungan (BML) pada air,
udara dan buangan limbah industri semua juga tersedia dalam bentuk PP maupun
Keputusan Menteri (Kepmen) dan Peraturan Menteri (Permen), baik dari Menteri
Lingkungan Hidup dan semua Menteri Teknis lainnya (PU, Kehutanan, Pertanian, Industri,
Pertambangan dan lain-lain).
Dalam perkembangannya pembangunan berkelanjutan memiliki beberapa konsep
baru
salah satunya dari aspek lingkungan adalah pembangunan hijau. Pembangunan
hijau merupakan
konsep pembangunan hijau diajukan sebagai upaya nyata untuk
menghambat kerusakan alam yang semakin meluas, yang diakibatkan oleh proses
pembangunan.
Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan
hijau berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa
mengorbakan kebutuhan ekonomi dan keadilan sosial.
Pembangunan hijau berkelanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi
dan bagaimana cara memajukan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa
menghabiskan modal alam. Pada negara berkembang, konsep pembangunan hijau
MKP PEMBANGUNAN HIJAU
3
berkelanjutan
nampaknya
belum
bisa
diimplementasikan
secara
efektif
karena
kebanyakan masih berfokus pada kemajuan aspek ekonomi semata.
MKP PEMBANGUNAN HIJAU
4
Namun pada kanyataannya, pelaksanaan pembangunan di Indonesia semakin lama
malah semakin mengeksploitasi sumberdaya yang ada. Indonesia merupakan negara
dengan sumberdaya alam melipah
yang terdiri dari 70% sumberdaya perairan dan
sisanya merupakan sumberdaya non-perairan. Sumberdaya yang ada merupakan sebuah
faktor produksi
yang harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mencapai target
dalam pembangunannya. Namun, pemanfaatan sumberdaya yang terjadi di Indonesia
sudah berada pada titik eksploitasi berlebihan, dimana kondisi kelestarian alam
lingkungan diabaikan demi peningkatan aspek ekonomi dan sosial.
Banyak bukti sebagai indikasi Indonesia belum melaksanakan pembangunan
bekelanjutan, salah satunya adalah kerusakan hutan yang terjadi di Kalimantan pada
tahun 2013, dimana 72% lahan/hutan di kuasai oleh sektor pertambangan dan sawit,
padahal, sesuai dengan Peraturan Presiden No 3 Tahun 2012 tentang rencana tata ruang
Pulau Kalimantan Tahun 2012 tentang rencana tata ruang Pulau Kalimantan, ada batas
minimal perlindungan kawasan konservasi dan kawasan perlindungan bervegetasi 45%
dari luas Pulau Kalimantan. Menurut, Save Our Borneo (SOB), sebuah lembaga peduli
lingkungan, menyatakan sekitar 80% kerusakan hutan yang terjadi di Kalimantan
disebabkan ekspansi sawit oleh perusahaan besar. Setiap tahunnya, lahan/hutan di
Kalimantan berkurang dan beralih fungsi menjadi milik perusahaan induk PT.Sinar Mas
dengan sembilan anak perusahaanya. Pada akhir-akhir ini, eksploitasi hutan di
Kalimantan semakin tidak terkontrol khususnya pada tahapan pembukaan lahan yaitu
melalui pembakaran hutan.
Eksploitasi berlebihan di hutan Kalimantan merupakan dampak dari pembangunan
yang hanya mengedepankan tareget peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
tanpa mempertimbangkan kerusakan lingkungan dan alam. Pelanggaran kebijakan
tentang perlindungan kawasan konservasi dan kawasan perlindungan di Kalimantan
menjadi bukti bahwa peran pembangunan berkelanjutan dan pembangunan hijau di
Indonesia masih sebatas produk tata ruang yang implementasinya belum optimal.
F.
Kesimpulan
Pembangunan
hijau
merupakan
salah
satu
konsep
anakan
dari
pembangunan berkelanjutan yang keduanya berkaitan erat dengan pertumbuhan
ekonomi dan bagaimana cara memajukan pertumbuhan ekonomi dalam jangka
panjang, tanpa menghabiskan modal alam. Pada negara berkembang, konsep
pembangunan hijau berkelanjutan nampaknya belum bisa diimplementasikan
secara efektif karena kebanyakan masih berfokus pada kemajuan aspek ekonomi
semata, seperti halnya di Indonesia. Peran pembangunan berkelanjutan dan
pembangunan
hijau
di
Indonesia
dalam
perencanaan
wilayah
dan
kota
perwujudannya masih sebatas kebijakan dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan. Namun pada kenyataannya, implementasi kebijakan yang ada masih
dirasa gagal karena belum adanya penekanan pada
pentingnya segitiga
kemitraan antara pemerintah, dunia bisnis dan masyarakat madani dalam
hubungan kesetaraan dengan mengindahkan hukum ekonomi, alam-ekologi dan
peradaban (Emil Salim, 2006). Sehingga dapat dikatakan bahwa pembangunan
berkelanjutan dan pembangunan hijau di Indonesia masih berupa konsep
pembangunan yang implementasinya berupa produk kebijakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anshor, Muhammad. 2012. Pembangunan Berkelanjutan, Kebijakan, Implementasi dan
Tantangannya di Indonesia. Dalam
https://anshor83.com/2012/02/02/pembangunan-berkelanjutan-kebijakanimplementasi-dan-tantangannya-di-indonesia/. Diunduh pada tanggal 27 Oktober
2015.
Azis, Iwan J, dkk. 2010. Pembangunan Berkelanjutan, Peran dan Kontribusi Emil Salim.
Jakarta: PT.Gramedia.
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Tanpa Angka Tahun. Hutan Kalimantan Rusak 80%
Karena
Perkebunan
Sawit.
Dalam
http://www.dishut.jabarprov.go.id/?
mod=detilBerita&idMe-nuKiri=&idBerita=390. Diunduh pada tanggal 27 Oktober
2015.
Mukhlis, Imam. 2009. Eksternalitas, Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Berkelanjutan dalam Perspektif Teoritis. Jurnal Ekonomi Bisnis - Tahun 14 Nomor 3 Nopember 2009. Dalam http://fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/01/imammukhlis_2.pdf). Diunduh pada tanggal 27 Oktober 2015.
Pearce, David, dkk. 1997. Sustainable Development, Economic and Environment in Third
World. London: Earthscan.
Waluyo. 2004. Lingkungan Dan Pembangunan Berkelanjutan (Sejarah dan
Pelaksanaannya Di Indonesia). Jurnal Yustisia Edisi No. 65 April-Juni 2004. Dalam
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=148531&val=5869&title=LINGKUNGAN%20DAN%20PEMBANGUNAN
%20BERKELANJUTAN%20(Sejarah%20dan%20Pelaksanaannya%20Di%20Indonesia.
Diunduh pada tanggal 27 Oktober 2015.