PARIWISATA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI masyarakat
MAKALAH
EKONOMI PUBLIK
Disusun Oleh
Khairani Pambudhi Utami
F1117036
Dosen
Yogi Pasca Pratama SE, M.Si
EKONOMI PEMBANGUNAN B (TRANSFER)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2018
PARIWISATA
Saat ini di Indonesia sektor pariwisata merupakan sektor yang
sedang gencar-gencarnya dipromosikan. Hal itu kemudian menyebabkan sektor
pariwisata sebagai salah satu sektor yang menyumbang devisa terbesar. Hal
tersebut disampaikan sendiri oleh Menteri Pariwisata melalui wawancaranya
yang ditulis oleh (Chandra: 2017) yaitu "Perolehan devisa negara dari sektor
pariwisata sejak tahun 2016 sudah mengalahkan pemasukan dari migas dan di
bawah pemasukan dari CPO. Diperkirakan pada tahun 2019, sektor pariwisata
menjadi penyumbang utama devisa utama Indonesia,".
Dengan potensi yang sangat besar untuk menghasilkan devisa yang
besar tentunya sangat diperlukan pengembangan terhadap daerah wisata
tersebut. Seperti jurnal penelitian yang dilakukan oleh Hermawan tahun 2016
yang berjudul “Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap
Ekonomi Masyarakat Lokal” , dari hasil yang didapat bahwa dampak
pengembangan daerah wisata berdampak positif terhadap pendapatan sekitar.
Hal
tersebut
merupakan
salah
satu
keuntungan
yang
didapat
oleh
pengembangan daerah wisata di satu daerah.
Selain sebagai penyumbang devisa, pada penelitian yang dilakukan
oleh Rani pada tahun 2014 yang berjudul “Pengembangan Potensi Pariwisata
Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang)”,
pada penelitian tersebut hasil yang didapat lebih merujuk pada dampak dari
pengembangan yang dilakukan oleh daerah wisata DI Kabupaten Sumenep. Dari
hasil tersebut bahwa dari hasil pengembangan tersebut, pemerintah daerah
dapat mengelola dana tersebut untuk melakukan pembangunan infrastruktur dan
pendapatan daerah serta membuka lahan pekerjaan yang baru bagi masyarakat
sekitar.
Banyak kendala yang dihadapi oleh tiap daerah saat melakukan
pengembangan daerah pariwisata seperti yang dibahas pada jurnal Raharjana
pada tahun 2012 yang berjudul “Membangun Pariwisata Bersama Rakyat: Kajian
Partisipasi Lokal Dalam Membangun Desa Wisata di Dieng Plateau”, bahwa
masalah yang dihadapi adalah kurangnya investor, sehingga menyebabkan
daerah tersebut tidak bisa mengembangkan daerah wisata tersebut lebih baik
lagi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Widiyanto dkk pada tahun
2008 yang berjudul “Pengembangan Pariwisata Perdesaan (Suatu Usulan
Strategi Bagi Desa Wisata Ketingan)”, pada penelitian tersebut berisi bahwa
daerah wisata tersebut masih mengandalkan pesona alam untuk menarik
wisatawan.
Pemerintah
daerah
tersebut
masih
kurang
melakukan
pengembangan terhadap daerah tersebut, dan masih kurangnya promosi yang
dilakukan.
Untuk dapat lebih menarik wisatawan ke suatu tempat wisata,
tentunya wisatawan akan mempertimbangan bagaimana sarana transportasi
yang tersia untuk dapat mencapai lokasi daerah wisata serta sarana prasana
yang tersedia di tempat tersebut juga sangat mempengaruhi keputusan
wisatawan untuk datang ke tempat wisata tersebut, jadi saya sangat setuju
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Soebiyantoro yang berjudul
“Pengaruh Ketersediaan Sarana Prasarana, Sarana Transportasi Terhadap
Kepuasan Wisatawan”.
Pariwisata sebagai salah satu sektor yang sangat berpengaruh
terhadap pendapatan devisa negara, diperlukan pengelolaan yang baik agar
dapat memberikan dampak bagi tempat wisata yang ingin dikembangkan, selain
itu masyarakat sekitar pun harus turut andil dalam melakukan pemeliharaan dan
pengelolaan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nawawi pada tahun 2013 yang
berjudul “ Partisipasi Masyarakat dalam pengelolaan Wisata Pantai Depok di
Desa Kretek Parangtritis” , dijelaskan bahwa pengelolaan yang dilakukan oleh
warga sekitar yaitu dengan cara mendirikan koperasi, yang merupakan suatu
wadah organisasi masyarakat yang ada di sekitar lokasi tersebut.
Chandra, Adhi Ardhan (2017, Oktober). Tiga tahun Jokowi – JK, Pariwisata
Sumbang Devisa Terbesar Kedua [Electronic Version]. Detik Finance
Hermawan,
Hary.
"DAMPAK
NGLANGGERAN
PENGEMBANGAN
TERHADAP
EKONOMI
DESA
WISATA
MASYARAKAT
LOKAL." Jurnal Pariwisata 3.2 (2016): 105-117.
Nawawi, Ahmad. "Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Wisata Pantai
Depok di Desa Kretek Parangtritis." Jurnal Nasional Pariwisata 5.2
(2013): 103-109.
Raharjana, Destha Titi. "Membangun pariwisata bersama rakyat: kajian
partisipasi
lokal
dalam
membangun
desa
wisata
di
Dieng
Plateau." Jurnal Kawistara 2.3 (2012).
Rani, Deddy Prasetya Maha. "Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten
Sumenep,
Madura,
Jawa
Timur
(Studi
Kasus:
Pantai
Lombang)." Universitas Airlangga: Jurnal Politik Muda 3.3 (2014): 412421.
Soebiyantoro,
Ugy.
Transportasi
"Pengaruh Ketersediaan Sarana Prasarana,
Terhadap
Kepuasan Wisatawan." Jurnal
Sarana
Manajemen
Pemasaran 4.1 (2010): pp-16.
Widiyanto, Dodi, Joni Purwo Handoyo, and Alia Fajarwati. "Pengembangan
pariwisata perdesaan (Suatu usulan strategi bagi Desa Wisata
Ketingan)." Bumi Lestari 8.2 (2008).
EKONOMI PUBLIK
Disusun Oleh
Khairani Pambudhi Utami
F1117036
Dosen
Yogi Pasca Pratama SE, M.Si
EKONOMI PEMBANGUNAN B (TRANSFER)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2018
PARIWISATA
Saat ini di Indonesia sektor pariwisata merupakan sektor yang
sedang gencar-gencarnya dipromosikan. Hal itu kemudian menyebabkan sektor
pariwisata sebagai salah satu sektor yang menyumbang devisa terbesar. Hal
tersebut disampaikan sendiri oleh Menteri Pariwisata melalui wawancaranya
yang ditulis oleh (Chandra: 2017) yaitu "Perolehan devisa negara dari sektor
pariwisata sejak tahun 2016 sudah mengalahkan pemasukan dari migas dan di
bawah pemasukan dari CPO. Diperkirakan pada tahun 2019, sektor pariwisata
menjadi penyumbang utama devisa utama Indonesia,".
Dengan potensi yang sangat besar untuk menghasilkan devisa yang
besar tentunya sangat diperlukan pengembangan terhadap daerah wisata
tersebut. Seperti jurnal penelitian yang dilakukan oleh Hermawan tahun 2016
yang berjudul “Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap
Ekonomi Masyarakat Lokal” , dari hasil yang didapat bahwa dampak
pengembangan daerah wisata berdampak positif terhadap pendapatan sekitar.
Hal
tersebut
merupakan
salah
satu
keuntungan
yang
didapat
oleh
pengembangan daerah wisata di satu daerah.
Selain sebagai penyumbang devisa, pada penelitian yang dilakukan
oleh Rani pada tahun 2014 yang berjudul “Pengembangan Potensi Pariwisata
Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang)”,
pada penelitian tersebut hasil yang didapat lebih merujuk pada dampak dari
pengembangan yang dilakukan oleh daerah wisata DI Kabupaten Sumenep. Dari
hasil tersebut bahwa dari hasil pengembangan tersebut, pemerintah daerah
dapat mengelola dana tersebut untuk melakukan pembangunan infrastruktur dan
pendapatan daerah serta membuka lahan pekerjaan yang baru bagi masyarakat
sekitar.
Banyak kendala yang dihadapi oleh tiap daerah saat melakukan
pengembangan daerah pariwisata seperti yang dibahas pada jurnal Raharjana
pada tahun 2012 yang berjudul “Membangun Pariwisata Bersama Rakyat: Kajian
Partisipasi Lokal Dalam Membangun Desa Wisata di Dieng Plateau”, bahwa
masalah yang dihadapi adalah kurangnya investor, sehingga menyebabkan
daerah tersebut tidak bisa mengembangkan daerah wisata tersebut lebih baik
lagi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Widiyanto dkk pada tahun
2008 yang berjudul “Pengembangan Pariwisata Perdesaan (Suatu Usulan
Strategi Bagi Desa Wisata Ketingan)”, pada penelitian tersebut berisi bahwa
daerah wisata tersebut masih mengandalkan pesona alam untuk menarik
wisatawan.
Pemerintah
daerah
tersebut
masih
kurang
melakukan
pengembangan terhadap daerah tersebut, dan masih kurangnya promosi yang
dilakukan.
Untuk dapat lebih menarik wisatawan ke suatu tempat wisata,
tentunya wisatawan akan mempertimbangan bagaimana sarana transportasi
yang tersia untuk dapat mencapai lokasi daerah wisata serta sarana prasana
yang tersedia di tempat tersebut juga sangat mempengaruhi keputusan
wisatawan untuk datang ke tempat wisata tersebut, jadi saya sangat setuju
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Soebiyantoro yang berjudul
“Pengaruh Ketersediaan Sarana Prasarana, Sarana Transportasi Terhadap
Kepuasan Wisatawan”.
Pariwisata sebagai salah satu sektor yang sangat berpengaruh
terhadap pendapatan devisa negara, diperlukan pengelolaan yang baik agar
dapat memberikan dampak bagi tempat wisata yang ingin dikembangkan, selain
itu masyarakat sekitar pun harus turut andil dalam melakukan pemeliharaan dan
pengelolaan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nawawi pada tahun 2013 yang
berjudul “ Partisipasi Masyarakat dalam pengelolaan Wisata Pantai Depok di
Desa Kretek Parangtritis” , dijelaskan bahwa pengelolaan yang dilakukan oleh
warga sekitar yaitu dengan cara mendirikan koperasi, yang merupakan suatu
wadah organisasi masyarakat yang ada di sekitar lokasi tersebut.
Chandra, Adhi Ardhan (2017, Oktober). Tiga tahun Jokowi – JK, Pariwisata
Sumbang Devisa Terbesar Kedua [Electronic Version]. Detik Finance
Hermawan,
Hary.
"DAMPAK
NGLANGGERAN
PENGEMBANGAN
TERHADAP
EKONOMI
DESA
WISATA
MASYARAKAT
LOKAL." Jurnal Pariwisata 3.2 (2016): 105-117.
Nawawi, Ahmad. "Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Wisata Pantai
Depok di Desa Kretek Parangtritis." Jurnal Nasional Pariwisata 5.2
(2013): 103-109.
Raharjana, Destha Titi. "Membangun pariwisata bersama rakyat: kajian
partisipasi
lokal
dalam
membangun
desa
wisata
di
Dieng
Plateau." Jurnal Kawistara 2.3 (2012).
Rani, Deddy Prasetya Maha. "Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten
Sumenep,
Madura,
Jawa
Timur
(Studi
Kasus:
Pantai
Lombang)." Universitas Airlangga: Jurnal Politik Muda 3.3 (2014): 412421.
Soebiyantoro,
Ugy.
Transportasi
"Pengaruh Ketersediaan Sarana Prasarana,
Terhadap
Kepuasan Wisatawan." Jurnal
Sarana
Manajemen
Pemasaran 4.1 (2010): pp-16.
Widiyanto, Dodi, Joni Purwo Handoyo, and Alia Fajarwati. "Pengembangan
pariwisata perdesaan (Suatu usulan strategi bagi Desa Wisata
Ketingan)." Bumi Lestari 8.2 (2008).