Analisis perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Sukabumi

1

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN
DI KABUPATEN SUKABUMI

ABDUL MUIZ

SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

2

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Perubahan Penggunaan
Lahan di Kabupaten Sukabumi adalah karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juni 2009

Abdul Muiz
NRP A156070194

3

ABSTRACT

ABDUL MUIZ. Analisys of Land Use Change in Sukabumi District. Under
direction of KUKUH MURTILAKSONO and M. BUCE SALEH.
Land is a unique economic assets where it has a fixed supply on one hand
and increasing demand along with human population growth and its social
economics activity on the other hand. Administrative development in Sukabumi
Districts and the relocation of district capital from Sukabumi to Pelabuhan Ratu is
expected to speed-up economic development and land use conversion. One of the
approach to rapidly assess land use conversion is by using remote sensing

technology. Multitemporal remote sensing data can be used to understand the
dynamics of changes and also predicts land cover/use changes. Therefore, this
study aims to: (1) Identified regional development in 1997-2006 (2) analyze of
land use changes in 1997-2006 (3) To understand the drivers of land use changes
and (4) Conducting simulation on land use changes based on physical
charactheristic of land suitability in 2015.
The results showed that most of villages and sub-district in Sukabumi are
still in a low stage of development. Land use structure in Sukabumi is relatively
the same over 1997 and 2006, where it is mostly dominated by forest and estate
crop. Decreasing land use are forest, shrub, and ricefield. Estate crop, settlement
and agriculture land is increasing. Logistic regression showed that the main factor
of land use changes in Sukabumi is road density, administrative development,
elevation, slope, and sub-district hierarchy. Based on land use simulation using
Markov-Celluler automata Analysis, predicted land use in 2015 are: forest, estate
crop, settlement, shrub, agriculture land, ricefield and water as much as 19.74,
50.15, 3.34, 5.47, 14.05, 6.95 and 0.30% respectively.
Keyword: Land use change, logistic regression, celluler automata

4


RINGKASAN

ABDUL MUIZ. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Sukabumi.
Dibimbing oleh KUKUH MURTILAKSONO dan M. BUCE SALEH.
Lahan merupakan aset ekonomi penawarannya (supply) adalah tetap (fixed)
dan setiap unit lahan memiliki atribut-atribut yang unik seperti kualitas tanah,
kemiringan lahan, ketinggian, aksesibilitas dan lain-lain. Sementara itu
permintaan (demand) terhadap lahan semakin lama semakin meningkat seiring
dengan perkembangan jumlah penduduk dan kegiatan sosial ekonomi yang
menyertainya. Ketimpangan antara permintaan dan penawaran sumberdaya lahan
merupakan suatu indikasi bahwa lahan dapat dikategorikan sebagai sumberdaya
yang mempunyai sifat kelangkaan (scarcity). Proses alih fungsi lahan merupakan
proses yang tidak bisa dihindari karena pada dasarnya merupakan pergeseran
alokasi dan distribusi sumberdaya sebagai konsekuensi logis dari perkembangan
struktur sosial ekonomi masyarakat.
Pemekaran kecamatan di Kabupaten Sukabumi dari 30 kecamatan pada
tahun 1997 menjadi 45 kecamatan pada tahun 2006 dan adanya perpindahan ibu
kota kabupaten dari Kota Sukabumi di bagian utara ke Pelabuhanratu di bagian
tengah selatan pada tahun 2002 diduga dapat meningkatkan perkembangan
ekonomi maupun perubahan penggunaan lahannya baik di tingkat desa maupun di

tingkat kecamatan sebelum dan sesudah adanya pemekaran.
Struktur penggunaan lahan di Kabupaten Sukabumi antara tahun 1994-2002
mengalami perubahan pada beberapa jenis penggunaan lahan tertentu dengan
luasan cukup besar. Penggunaan lahan yang cenderung turun luasannya adalah
hutan (11,5%), sawah (4,8%), dan semak belukar (32,1%). Sementara
permukiman, tegalan dan perkebunan cenderung naik masing-masing 1,0, 21,5,
dan 27,6%. Kecenderungan ini diduga akan terus berlangsung pada tahun-tahun
selanjutnya seiring dengan perkembangan wilayah di Kabupaten Sukabumi.
Berbagai fenomena diatas perlu mendapat perhatian dan dikaji
bagaimana kondisi penggunaan lahan terkini. Keterkaitan antara
perkembangan wilayah, faktor fisik lahan dan kebijakan terhadap perubahan
penggunaan lahan di Kabupaten Sukabumi perlu diketahui untuk menjadi
bahan pengendalian perubahan penggunaan lahan di tingkat makro
(Kabupaten). Data konfigurasi spasial tentang sebaran pemusatan dan
pergeseran penggunaan lahan pada unit wilayah kecamatan diperlukan
sebagai bahan pengendalian perubahan penggunaan lahan dalam unit
wilayah secara mikro. Di samping itu, prediksi penggunaan lahan pada masa
yang akan datang dapat menjadi bahan antisipasi terhadap perubahan fungsi
pemanfaatan ruang pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam rangka
mewujudkan struktur dan pola tata ruang wilayah yang kondusif terhadap

kemajuan wilayah.
Salah satu cara untuk mengetahui secara cepat alih fungsi lahan adalah
dengan mengunakan teknologi penginderaan jauh. Penggunaan teknologi
penginderaan jauh secara temporal dapat digunakan untuk mengetahui

5

dinamika proses dan memprediksi perubahan penutupan dan penggunaan
lahan (land use land cover change/LUCC) di masa yang akan datang yaitu
melalui monitoring dan karakterisasi pola spasial LUCC. Teknik analisisnya
secara efisien dapat menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Penelitian ini bertujuan: (1) Mengidentifikasi perkembangan wilayah pada
Tahun 1997-2006; (2) Menganalisis perubahan penggunaan lahan di Kabupaten
Sukabumi Tahun 1997-2006; (3) Mengetahui faktor-faktor penyebab utama
perubahan penggunaan lahan, dan (4) Melakukan simulasi penggunaan lahan
berdasarkan karakteristik fisik kesesuaian lahan pada tahun 2015.
Analisis perkembangan wilayah dianalisis dengan metode skalogram untuk
melihat perkembangan wilayah berdasarkan ketersediaan sarana dan prasarana
wilayahnya. Data yang digunakan dalam analisis skalogram adalah data potensi
desa (Podes) tahun 2000 dan 2006. Data Podes 2000 digunakan sebagai

pendekatan perkembangan wilayah tahun 1997 mengingat data tahun 1997 yang
tidak tersedia. Keluaran dari analisis skalogram adalah Indeks Perkembangan
Desa (IPD), Indeks Perkembangan Kecamatan (IPK) dan hirarki wilayah.
Interpretasi citra dan deteksi perubahan penggunaan lahan dilakukan dengan
menggunakan citra landsat tahun 1997 dan 2006, selanjutnya dilakukan
identifikasi pemusatan dan pergeseran perubahan penggunaan lahan dengan
analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share Analysis (SSA). Penyebab
perubahan penggunaan lahan diidentifikasi dengan metode regresi logistik.
Variabel bebas yang diduga memiliki pengaruh terhadap perubahan penggunaan
lahan dikelompokan pada tiga kategori yaitu fisik, sosial ekonomi dan kebijakan.
Variabel fisik terdiri atas : 1) kelas kemiringan lereng, 2) elevasi, 3) jenis tanah, 4)
kerapatan jalan di tingkat desa dan 4) kerapatan jalan di tingkat kecamatan.
Sementara variabel sosial ekonomi terdiri atas 1) IPD, 2) IPK, 3) hirarki Desa, 4)
hirarki kecamatan, 5) perubahan hirarki desa, 6) perubahan hirarki kecamatan, 7)
jarak sentroid desa ke ibu kota kabupaten (Pelabuhanratu) dan 8) jarak sentroid
desa ke Kota Sukabumi. Sedangkan variabel kebijakan terdiri atas : 1) arahan
RTRW dan 2) pemekaran kecamatan. Simulasi perubahan penggunaan lahan
pada tahun 2015 dilakukan dengan metode Markov – celluler automata analysis
berdasarkan kecenderungan perubahan penggunaan lahan tahun 1997-2006
dengan faktor pembatas kesesuaian lahan.

Hasil analisis skalogram menunjukkan bahwa perkembangan wilayah desa
di Kabupaten Sukabumi dari tahun 2000-2006 tidak mengalami perubahan yang
nyata dalam merubah komposisi hirarki desa. Sebagain besar desa-desa di
Kabupaten Sukabumi pada tahun 2000 maupun 2006 berada pada taraf
perkembangan yang rendah. Pemusatan sarana dan prasarana serta fasilitas
pelayanan umum memusat di 24 desa (7,19%) pada tahun 2000 dan 26 desa
(7,78%) pada tahun 2006. Peningkatan jumlah desa yang berhirarki I dan II hanya
meningkat masing-masing sebesar 0,6% dan 0,9%.
Dalam konteks perkembangan kecamatan, terdapat 5 kecamatan berhirarki I
pada tahun 2000 sedangkan pada tahun 2006 sebanyak 6 kecamatan. Kecamatan
berhirarki I tahun 2000 adalah : Cicurug, Cikembar, Cisaat, Nagrak dan Jampang
Kulon. Sementara pada tahun 2006, kecamatan yang berada pada hirarki I adalah :
Cicurug, Cisaat, Gunungguruh, Parungkuda, Pelabuhanratu dan Sukabumi.
Fenomena menjelaskan bahwa terdapat beberapa lokasi yang meningkat jumlah

6

fasilitas pelayanan maupun tingkat aksesibilitasnya terutama pada kecamatan
Gunungguruh, Parungkuda, Pelabuhanratu dan Sukabumi.
Berdasarkan interpretasi citra, Penggunaan lahan tahun 1997 didominasi

oleh penggunaan lahan kebun sebesar 37,70% dari luas wilayah. Selanjutnya
berturut-turut: hutan 24,36%, semak belukar 16,14%, tegalan 11,88%, sawah
8,90%, permukiman 0,79% dan tubuh air 0,22%. Struktur penggunaan tahun
2006 relatif sama dengan tahun 1997 dimana didominasi oleh kebun 48,51%.
Penggunaan lahan yang mengalami pengurangan luasan adalah hutan, semak
belukar dan sawah. Sementara itu kebun, permukiman dan tegalan mengalami
penambahan. Laju penurunan luas hutan, semak belukar dan sawah di Kabupaten
Sukabumi selama kurun waktu 1997-2006 berturut-turut adalah 12,8%, 56,1%,
dan 10,1%. Sedangkan penggunaan lahan kebun, permukiman dan sawah
memiliki laju penambahan masing-masing 28,7%, 183,1% dan 6,6%.
Kecamatan yang menjadi lokasi pemusatan perubahan penggunaan lahan
dengan laju perubahan lebih tinggi dibanding laju perubahan di kabupaten
dicerminkan dari nilai LQ>1 dan nilai positif diffrential shift (DS) untuk laju
penambahan; nilai DS negatif untuk laju pengurangan. Pemusatan pengurangan
lahan hutan dengan laju pengurangan yang tinggi terjadi di kecamatan : Cikakak,
Cibitung, Ciemas, Cisolok, Jampang Kulon, Lengkong, Simpenan, Waluran dan
Warungkiara. Sementara itu pengurangan sawah dengan laju tinggi terjadi di
kecamatan : Cibadak, Cicantayan, Cicurug, Cikembar, Cisaat, Gunungguruh,
Kebonpedes, Parakansalak, Parungkuda, Pelabuhanratu, Sukalarang, Sukaraja dan
Surade. Lokasi pemusatan pengurangan sawah hampir sama dengan lokasi

pemusatan penambahan permukiman yaitu di kecamatan: Caringin,
Cicantayan,Cicurug, Cidahu, Cikembar, Gunungguruh, Nagrak, Parakansalak,
Parungkuda, Sukalarang dan Sukaraja. Hal ini menunjukan bahwa lahan sawah
banyak dikonversi menjadi permukiman pada kecamatan-kecamatan tersebut.
Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor yang
mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Sukabumi adalah
kerapatan jalan, pemekaran wilayah kecamatan, elevasi, kemiringan lereng dan
perubahan hirarki kecamatan. Jarak sentroid desa ke Pelabuhanratu dan
Perubahan hirarki kecamatan kearah yang lebih tinggi memiliki peluang
menurunkan perubahan penggunaan lahan hutan menjadi penggunaan lain
sedangkan kerapatan jalan desa, pemekaran kecamatan dan IPK tahun 2006
bersifat meningkatkan perubahan hutan. Penambahan luasan penggunaan lahan
permukiman memiliki peluang yang tinggi pada kecamatan yang dekat dengan
Kota Sukabumi, kecamatan dengan kerapatan jalan tinggi dan desa dengan hirarki
tinggi pada tahun 2006.
Hasil prediksi penggunaan lahan pada tahun 2015 dengan menggunakan
peta penggunaan lahan tahun 2006 sebagai dasar pendugaan dan kecenderungan
perubahan penggunaan lahan tahun 1997-2006 diperoleh persentase penggunaan
lahan: hutan 19,74%, kebun 50,15%, permukiman 3,34%, semak belukar 5,47%,
tegalan 14,05%, sawah 6,95% dan tubuh air 0,30%.


7

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tesis tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Institut Pertanian
Bogor.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin Institut Pertanian Bogor.

8

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN
DI KABUPATEN SUKABUMI


ABDUL MUIZ

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

Pr
o
of

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Kursatul Munibah, MSc

Kupersembahkan Karya ini
Kepada:
Ayahanda Abdulrohim dan Ibunda Fatonah
Mertua yang Ananda Hormati:
Ayahanda Neneng Ansori dan Ibunda Siti Hajar
Isteriku tercinta Rita Rosita & Kedua putraku tersayang:
Zibran Ahmad Rabbani Muiz & Aulia Putri Al-Muiz
Kakak dan Adik-adikku yang telah mendukung selama ini

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan
rahmat-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli sampai Desember 2008 di
Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat ini adalah perubahan penggunaan
lahan, dengan judul Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten
Sukabumi .
Penulisan karya ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Dr. Ir. Kukuh
Murtilaksono, MS selaku ketua komisi pembimbing dan Dr. Ir. M. Buce Saleh,
MS selaku anggota komisi pembimbing atas segala motivasi, arahan dan
bimbingan yang diberikan mulai dari tahap awal hingga penyelesaian tesis ini,
serta Dr. Ir. Kursatul Munibah, MSc selaku penguji luar komisi yang telah
memberikan koreksi dan masukan bagi penyempurnaan tesis ini. Di samping itu,
penghargaan dan terima kasih penulis haturkan kepada Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.
Agr selaku ketua Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah beserta segenap staf
pengajar dan staf manajemen Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah IPB,
Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk mengikuti program tugas belajar ini, Kepala Pusbindiklatren
Bappenas beserta jajarannya atas kesempatan beasiswa yang diberikan kepada
penulis, rekan-rekan PWL kelas Bappenas angkatan 2007 atas segala do’a,
dukungan dan kebersamaannya selama proses belajar hingga selesai, dan pihakpihak lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam
penyelesaian tesis ini.
Akhirnya ucapan terima kasih yang setinggi-tinginya juga disampaikan
kepada ayahanda, ibunda, isteri dan kedua anakku serta seluruh keluarga, atas
segala do’a, dukungan, pengertian dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2009

Abdul Muiz

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 22 Mei 1974 dari pasangan
Abdulrohim dan Fatonah. Penulis merupakan putra kelima dari tujuh bersaudara.
Pendidikan SD hingga SMA diselesaikan di kota kelahiran, sedangkan pendidikan
sarjana ditempuh pada Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB di
Bogor dan lulus tahun 1998. Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan pada
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor diperoleh pada tahun 2007 dan
diterima pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah melalui beasiswa
pendidikan dari Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana
(Pusbindiklatren) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).
Pada tahun 1998-1999 penulis bekerja sebagai tenaga pendamping Program
Gema Palagung di Kabupaten Serang. Penulis diterima sebagai Pegawai Negeri
Sipil pada Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Kehutanan Propinsi Jambi dpk.
Dinas Kehutanan Kabupaten Kerinci pada tahun 2000 dan pada tahun 2004
penulis pindah kerja ke Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan ditempatkan pada
Dinas Kehutanan sebagai staf pada bagian perencanaan.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

xi

PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................
Perumusan Masalah .................................................................................
Tujuan Penelitian ....................................................................................
Manfaat Penelitian ...................................................................................

1
2
4
4

TINJAUAN PUSTAKA
Hirarki Wilayah........................................................................................
Penggunaan dan Penutupan Lahan ...........................................................
Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor yang Mempengaruhinya .........
Pengindraan Jauh ....................................................................................
Sistem Informasi Geografis .....................................................................
Analisis Dinamika Spasial Penggunaan Lahan .........................................
Pergeseran dan Pusat-pusat Perubahan Penggunaan Lahan ......................
Pemodelan Penyebab Perubahan Penggunaan Lahan ...............................
Simulasi Perubahan Penggunaan Lahan dengan Pendekatan
Celluler Automata ..................................................................................
Kesesuaian Lahan ....................................................................................

17
17

METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran ................................................................................
Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................
Bahan dan Alat ........................................................................................
Pengumpulan Data ..................................................................................
Analisis dan Pengolahan Data .................................................................
Analisis Perkembangan wilayah ..........................................................
Pemotongan Batas Area Penelitian ......................................................
Rektifikasi Citra ..................................................................................
Klasifikasi Penggunaan lahan dan Deteksi Perubahan .........................
Identifikasi Pergeseran dan Pusat-pusat Perubahan Penggunaan lahan
Analisis Faktor-faktor Penyebab Perubahan Penggunaan Lahan ..........
Simulasi Perubahan Penggunaan Lahan ..............................................

19
20
21
21
21
21
25
25
26
28
28
29

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI
Administrasi ............................................................................................
Kependudukan ........................................................................................
Karakteristik Fisik Wilayah .....................................................................
Topografi ............................................................................................
Tanah ..................................................................................................

32
34
34
34
38

5
6
6
7
9
12
14
15

Rencana Tata ruang Wilayah(RTRW) .....................................................
Kawasan Hutan dan Areal Perkebunan .....................................................
Kesesuaian Penggunaan Lahan ................................................................
Pertanian Sawah .................................................................................
Pertanian Tanaman Tahunan ...............................................................
Tegalan Dataran Rendah .....................................................................
Tegalan Dataran Tinggi ......................................................................
Kawasan Permukiman ........................................................................

40
42
44
44
45
45
46
46

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Wilayah ...........................................................................
Perkembangan Wilayah Desa ..............................................................
Perkembangan Wilayah Kecamatan ....................................................
Perkembangan Perubahan Penggunaan Lahan .........................................
Penggunaan Lahan Tahun 1997 dan 2006 ...........................................
Pemusatan dan Pergeseran Perubahan Pengunaan Lahan .....................
Faktor-faktor Penyebab Utama Perubahan Penggunaan Lahan .................
Perubahan pada Seluruh Penggunaan Lahan .......................................
Perubahan Hutan Menjadi Penggunaan lain ........................................
Perubahan Lahan Menjadi Permukiman ..............................................
Perubahan Lahan Menjadi Kebun .......................................................
Perubahan Semak Belukar Menjadi Penggunaan Lain .........................
Perubahan Lahan Menjadi Tegalan .....................................................
Perubahan Sawah Menjadi Penggunaan Lain ......................................
Simulasi Perubahan Penggunaan Lahan ...................................................
Prediksi Penggunaan lahan tahun 2015 ...............................................
Potensi Penyimpangan RTRW pada Tahun 2015 ................................

48
48
52
54
54
59
69
69
69
70
70
71
71
71
71
71
75

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................. 77
Saran ....................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 79
LAMPIRAN ................................................................................................. 82

xiii

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Struktur penggunaan lahan di Kabupaten Sukabumi tahun 1994 2002 .......................................................................................................

3

2 Pemekaran kecamatan di Kabupaten Sukabumi periode 1997-2006 ........

3

3 Panjang gelombang kanal-kanal sensor TM dan fungsi aplikasinya ........

9

4 Matrik hubungan antara tujuan, data, metode dan keluaran pada
setiap tahapan penelitian ........................................................................

22

5 Nilai selang penentuan hirarki wilayah ...................................................

25

6 Matrik transformasi perubahan penggunaan lahan .................................

27

7 Input dan output data perubahan penggunaan lahan dengan
Cellular Automata Analysis pada Software Idrisi 32 ...............................

30

8 Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi tahun 2000-2006 .....................

34

9 Kemiringan lereng wilayah Kabupaten Sukabumi ..................................

35

10 Tingkat elevasi wilayah Kabupaten Sukabumi .......................................

38

11 Sebaran jenis tanah wilayah Kabupaten Sukabumi .................................

38

12 Sebaran arahan penggunaan lahan wilayah Kabupaten
Sukabumi ...............................................................................................

40

13 Luas kawasan hutan negara dan perkebunan di Kabupaten
Sukabumi ...............................................................................................

42

14 Kesesuaian penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Sukabumi .............

44

15 Kisaran nilai IPD dan penentuan hirarki desa .........................................

49

16 Kisaran nilai IPK dan penentuan hirarki kecamatan................................

53

17 Struktur penggunaan lahan di Kabupaten Sukabumi tahun 19972006 ......................................................................................................

54

18 Matriks perubahan penggunaan lahan tahun 1997-2006 .........................

57

19 Nilai proporsional shift penggunaan lahan tahun 1997-2006 ..................

59

20 Pemusatan dan laju perubahan penggunaan lahan di tingkat
kecamatan ..............................................................................................

61

21 Prediksi luas dan komposisi penggunaan lahan tahun 2015 ....................

73

22 Potensi penyimpangan RTRW tahun 2015 .............................................

76

DAFTAR GAMBAR
1 Bagan alir kerangka pikir penelitian ......................................................

19

2 Bagan alir tahapan penelitian ................................................................

20

3 Diagram alur pengolahan data penginderaann jauh dengan
klasifikasi digital secara terbimbing .......................................................

26

4 Alur simulasi penggunaan lahan dengan metode celluler
automata pada software Idrisi 32 ...........................................................

31

5 Peta administrasi wilayah Kabupaten Sukabumi ....................................

33

6 Peta kemiringan kelerengan wilayah Kabupaten Sukabumi ...................

36

7 Peta elevasi wilayah Kabupaten Sukabumi ............................................

37

8 Peta jenis tanah wilayah Kabupaten Sukabumi ......................................

39

9 Peta arahan penggunaan lahan RTRW Kabupaten Sukabumi 20062016 ......................................................................................................

41

10 Peta kawasan hutan dan areal perkebunan wilayah Kabupaten
Sukabumi ...............................................................................................

43

11 Peta kesesuaian penggunaan lahan wilayah Kabupaten Sukabumi ..........

47

12 Grafik perbandingan hirarki desa tahun 2000 dan 2006 ..........................

51

13 Grafik perubahan hirarki desa tahun 2000-2006 .....................................

52

14 Peta penggunaan lahan Kabupaten Sukabumi tahun 1997 .......................

55

15 Peta penggunaan lahan Kabupaten Sukabumi tahun 2006 .......................

56

16 Peta lokasi pemusatan dan pergeseran perubahan hutan menjadi
penggunaan lain ....................................................................................

63

17 Peta lokasi pemusatan dan pergeseran perubahan sawah
menjadi penggunaan lain .......................................................................

64

18 Peta lokasi pemusatan dan pergeseran perubahan lahan menjadi
permukiman ...........................................................................................

65

19 Peta lokasi pemusatan dan pergeseran perubahan lahan menjadi
kebun .....................................................................................................

66

20 Peta lokasi pemusatan dan pergeseran perubahan semak belukar
menjadi penggunaan lain ........................................................................

67

21 Peta lokasi pemusatan dan pergeseran perubahan lahan menjadi
tegalan ...................................................................................................

68

22 Hasil validasi model prediksi penggunaan lahan pada berbagai
iterasi ....................................................................................................

72

23 Peta prediksi penggunaan lahan Kabupaten Sukabumi tahun
2015 .......................................................................................................

74

24 Trend perubahan penggunaan lahan tahun 1997, 2006 dan 2015 ............

75

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Variabel data analisis skalogram ............................................................

83

1.a. Tahun 2000 .................................................................................

83

1.b. Tahun 2006 .................................................................................

85

2 Hasil analisis Indeks Perkembangan Desa (IPD) ....................................

87

2.a. Rekapitulasi hirarki desa tahun 2000 per kecamatan ....................

87

2.b. Rekapitulasi hirarki desa tahun 2006 per kecamatan ...................

88

2.c. Indeks Perkembangan Desa (IPD) Kab. Sukabumi 2000
dan 2006 .....................................................................................

89

3 Peta penyebaran hirarki desa ..................................................................

96

3.a. Tahun 2000 .................................................................................

96

3.b. Tahun 2006 .................................................................................

96

4 Peta perubahan hirarki wilayah tahun 1997-2006 ...................................

97

4.a. Wilayah desa...............................................................................

97

4.b. Wilayah kecamatan .....................................................................

97

5 Hasil analisis Indeks Perkembangan Kecamatan (IPK) ..........................

98

6 Peta penyebaran hirarki kecamatan ........................................................

99

3.a. Tahun 2000 .................................................................................

99

3.b. Tahun 2006 .................................................................................

99

7 Peta cek lokasi penggunaan lahan .......................................................... 100
8 Titik referensi hasil cek lapangan dan Google Earth............................... 101
9 Akurasi dan nilai kapppa hasil klasisikasi citra landsat
Sukabumi .............................................................................................. 105
9.a. Tahun 1997 ................................................................................. 105
9.b. Tahun 2006 ................................................................................. 105
10 Nilai Location Quotien perubahan penggunaan lahan ............................. 106
10.a. Perubahan hutan menjadi penggunaan lain ................................ 106
10.b. Perubahan lahan menjadi kebun ................................................ 107
10.c. Perubahan lahan menjadi permukiman ...................................... 108
10.d. Perubahan lahan semak belukar menjadi penggunaan lain ......... 109

10.e. Perubahan lahan menjadi tegalan .............................................. 110
10.f. Perubahan sawah menjadi penggunaan lain ............................... 111
11 Hasil perhitungan SSA penggunaan lahan tahun 1997-2006 ................... 112
12 Kerapatan jalan dan jarak pusat desa (centroid) ke pusat
pertumbuhan .......................................................................................... 124
13 Kerapatan jalan kecamatan ..................................................................... 130
14 Citra Landsat TM Sukabumi path/row 122_165 tahun 1997 ................... 131
15 Citra Landsat ETM Sukabumi path/row 122_165 tahun 2006 ................. 132
16 Peta jaringan jalan .................................................................................. 133
17 Rekapitulasi perhitungan regresi logistik penyebab utama perubahan
penggunaan lahan di Kabupaten Sukabumi tahun 1997-2006 ................. 134
17.a. Perubahan seluruh penggunaan lahan ........................................ 134
17.b. Perubahan hutan menjadi penggunaan lain ................................ 134
17.c. Perubahan lahan menjadi permukiman ...................................... 135
17.d. Perubahan lahan menjadi kebun ................................................ 135
17.e. Perubahan lahan semak belukar ................................................. 136
17.f. Perubahan lahan menjadi tegalan ............................................... 136
17.g. Perubahan penggunaan lahan sawah.......................................... 111
18 Transitional probability/area matrix tahun 1997-2006 ........................... 133

xii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lahan merupakan aset ekonomi yang penawarannya (supply) tetap (fixed), dimana
setiap unit lahan memiliki atribut-atribut yang unik seperti kualitas tanah, kemiringan
lahan, ketinggian, aksesibilitas dan lain-lain. Sementara itu permintaan (demand) terhadap
lahan semakin lama akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan jumlah
penduduk dan kegiatan sosial ekonomi yang menyertainya. Ketimpangan antara
permintaan dan penawaran sumberdaya lahan merupakan suatu indikasi bahwa lahan dapat
dikategorikan sebagai sumberdaya yang mempunyai sifat kelangkaan (scarcity) (Rustiadi
et al. 2007). Perubahan penggunaan lahan disebabkan oleh interaksi ruang dan waktu yaitu
antara faktor biofisik dan manusia dimana faktor manusia memberikan pengaruh yang
lebih besar (Veldkamp dan Lambin 2001).
Fungsi lahan sebagai media produksi cenderung akan berubah penggunaannya
seiring dengan perubahan nilai ekonomi lahan (economic rent) yaitu surplus pendapatan
yang diperoleh atas penggunaan sebidang lahan yang nilainya ditentukan oleh nilai
intrinsik lahan (ricardian land) dan nilai yang disebabkan oleh perbedaan lokasional
(locational rent). Lahan-lahan produktif seperti lahan pertanian yang memiliki nilai
ekonomi lahan lebih rendah akan terkonversi menjadi penggunaan lain yang bernilai
ekonomi lebih tinggi. Pertumbuhan dari lokasi-lokasi permukiman berupa industri,
pemukiman penduduk, aktivitas urban dan kemacetan lalu lintas dapat menjadi indikator
secara visual peningkatan kebutuhan akan ruang/lahan di lapangan. Rustiadi et al. (2007)
menyatakan bahwa proses alih fungsi lahan merupakan proses yang tidak bisa dihindari
karena pada dasarnya alih fungsi lahan merupakan pergeseran alokasi dan distribusi
sumberdaya sebagai konsekuensi logis dari adanya pertumbuhan dan transformasi
perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat yang sedang berkembang.
Konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian cenderung mengalami
percepatan. Dari tahun 1981 sampai tahun 1999 terjadi konversi lahan sawah seluas 1 Juta
ha di Jawa dan 0,62 juta ha di luar Jawa. Konversi lahan sawah merupakan proses yang
disengaja oleh manusia (anthropogenic), bukan suatu proses alami. Percetakan sawah
dilakukan dengan biaya tinggi, namun ironisnya konversi lahan tersebut sulit dihindari dan
terjadi setelah sistem produksi pada lahan sawah tersebut berjalan dengan baik.
Peningkatan laju alih guna lahan pertanian ke penggunaan non pertanian disamping
berdampak negatif terhadap swasembada pangan juga berdampak negatif terhadap

2
lingkungan. Lahan pertanian (sawah) disamping berfungsi sebagai mitigasi (daya
mengurangi) banjir yang diakibatkan dengan kemampuannya menahan dan menampung
air aliran permukaan dan mengalirkan ke daerah hilir secara perlahan juga dapat
mengendalikan erosi karena lahan persawahan mampu menahan sedimentasi sebesar 2,2
juta ton/ha, atau setara dengan sedimentasi yang dihasilkan dari Daerah Aliran Sungai
(DAS) yang dominasi oleh hutan (Agus 2004).
Salah satu cara untuk mengetahui secara cepat alih fungsi lahan adalah dengan
mengunakan teknologi penginderaan jauh. Penggunaan teknologi penginderaan jauh
secara temporal dapat digunakan untuk mengetahui dinamika proses dan memprediksi
perubahan penutupan dan penggunaan lahan (land use land cover change / LUCC) di
masa yang akan datang yaitu melalui monitoring dan karakterisasi pola spasial LUCC.
Teknik analisisnya secara efisien dapat menggunakan data pengindraan jauh dan
Sistem Informasi Geografis (SIG) ( Petit et al. 2001). Lebih lanjut Irianto (2004)
menyatakan bahwa penggunaan citra satelit dengan resolusi dan waktu pengambilan
yang proporsional multitemporal sangat diperlukan untuk zonasi, karakterisasi,
adaptasi dan mitigasi alih fungsi lahan. Sementara itu, model perubahan penggunaan
lahan dapat digunakan sebagai alat untuk memahami dan menjelaskan penyebab dan
konsekuensi dari dinamika penggunaan lahan.
Perumusan Masalah
LUCC bersifat dinamis dan tidak bisa dihindari karena merupakan refleksi dari
perubahan struktur perekonomian, preferensi penduduk dan dinamika pembangunan.
Kecepatan terjadinya LUCC antara satu wilayah dengan wilayah lainnya akan berbeda
tergantung pada faktor-faktor dominan baik secara fisik, sosial, ekonomi maupun
kelembagaan.
Struktur penggunaan lahan di Kabupaten Sukabumi antara tahun 1994 - 2002
mengalami perubahan pada beberapa jenis penggunaan lahan tertentu dengan luasan cukup
besar seperti disajikan pada Tabel 1 (Bappeda Kab. Sukabumi 2003). Penggunaan lahan
yang cenderung turun luasannya adalah hutan, sawah, dan semak belukar. Sementara
permukiman, tegalan dan perkebunan cenderung naik. Kecenderungan ini diduga akan
terus berlangsung pada tahun-tahun selanjutnya seiring dengan perkembangan wilayah di
Kabupaten Sukabumi.

3

Tabel 1 Struktur penggunaan lahan di Kabupaten Sukabumi tahun 1994 -2002
Penggunaan Lahan

Luas (Ha)
1994
2002

No.
1

Hutan Primer

65.985,02

54.500,89

2

Hutan Sekunder

24.806,15

13.807,18

3

Kebun Campuran

114.866,46

82.498,80

4

Ladang/Tegalan

72.711,05

94.229,31

5

Padang Rumput/Ilalang

3.301,47

40.864,99

6

Perkebunan

31.718,22

59.329,12

7

Permukiman

1.226,07

2.249,33

8

Sawah

38.426,58

33.654,97

9

Semak Belukar

53.431,49

21.304,49

10 Sungai/Tubuh Air/Danau/Waduk/Situ

2.576,09

2.266,87

11 Tanah Kosong/Terbuka

2.862,22

1.911,78

4.21,.5

9.509,72

416.127,33

416.127,33

12 Tidak Teridentifikasi
LUAS TOTAL

Perubahan
(Ha)
-11.484,13
-10.998,97
- 32.367,66
21.518,26
37.563,52
27.610,90
1.023,26
-4.771,61
-32.127,00
- 309,22
- 950,44
5.293,22

Sumber : Review RTRW Kabupaten Sukabumi Tahun 1996

Jumlah kecamatan di Kabupaten Sukabumi Tahun 1997 adalah 30 kecamatan.
Dalam perkembangannya, pada tahun 2006 terdapat penambahan sebanyak 15 kecamatan
melalui pemekaran. Pemekaran wilayah diduga dapat meningkatkan perkembangan
ekonomi maupun perubahan penggunaan lahan baik di tingkat desa maupun di tingkat
kecamatan sebelum dan sesudah pemekaran. Kecamatan induk dan pemekaran di
Kabupaten Sukabumi disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Pemekaran kecamatan di Kabupaten Sukabumi periode 1997-2006
No
1

Kecamatan
Induk
Cibadak

2

Ciracap

3

Cisaat

4

Cisolok

5

Jampang Tengah

6

Palabuhanratu

Cibadak
Caringin
Cicantayan
Ciracap
Waluran

7

Kecamatan
Induk
Pemekaran
Parungkuda
Parungkuda

8

Sagaranten

Cisaat
Gunungguruh
Cisolok
Cikakak
Jampang Tengah
Purabaya

9

Sukaraja

10

Surade

11

Warungkiara

Pemekaran

Palabuhanratu

Simpenan
Sumber : diolah dari KASDA 2007

No

Bojonggenteng
Sagaranten
Cidadap
Curugkembar
Sukaraja
Cirenghas
Kebonpedes
Sukalarang
Surade
Cibitung
Warungkiara
Bantargadung

4
Sejalan dengan perpindahan ibu kota Kabupaten Sukabumi pada tahun 2002
dari Kota Sukabumi di bagian utara ke Pelabuhanratu di bagian selatan, maka telah
terjadi perubahan struktur ekonomi dan orientasi perkembangan wilayah.

Di lain

pihak, sampai dengan saat ini belum ada pemutakhiran data penggunaan lahan dan
analisis perubahan penggunaan lahan di tingkat kecamatan.
Berbagai fenomena diatas perlu mendapat perhatian dan dikaji bagaimana
kondisi penggunaan lahan terkini. Keterkaitan antara perkembangan wilayah, faktor
fisik lahan dan kelembagaan terhadap perubahan penggunaan lahan di Kabupaten
Sukabumi perlu dikaji untuk menjadi bahan pengendalian perubahan penggunaan
lahan di tingkat makro (Kabupaten). Sementara itu data konfigurasi spasial tentang
sebaran pemusatan dan pergeseran penggunaan lahan pada unit wilayah yang lebih
kecil (kecamatan) diperlukan sebagai bahan pengendalian perubahan penggunaan
lahan dalam unit wilayah secara mikro. Di samping itu, prediksi penggunaan lahan
pada masa yang akan datang diperlukan untuk menjadi bahan antisipasi terhadap
perubahan fungsi pemanfaatan ruang pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam
rangka mewujudkan struktur dan pola tata ruang wilayah yang kondusif terhadap
kemajuan wilayah.
Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka tujuan dari penelitian
ini adalah mengaplikasikan teknologi pengindraan jauh untuk :
1.

Mengidentifikasi perkembangan wilayah pada kurun Tahun 1997-2006.

2.

Menganalisis perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Sukabumi Tahun 19972006.

3.

Mengetahui faktor-faktor penyebab utama perubahan penggunaan lahan.

4.

Melakukan simulasi penggunaan lahan berdasarkan karakteristik fisik kesesuaian
lahan pada tahun 2015.
Manfaat Penelitian
Hasil kajian dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat sebagai

masukan kebijakan pemerintah daerah dalam mengendalikan dan mengantisipasi
perubahan penggunaan lahan yang dapat menimbulkan penurunan kualitas lingkungan.

TINJAUAN PUSTAKA
Hirarki Wilayah
Hirarki suatu wilayah sangat terkait dengan hirarki fasilitas kepentingan umum di
masing-masing wilayah. Hirarki wilayah dapat membantu untuk menentukan fasilitas apa
yang harus ada atau perlu dibangun di masing-masing wilayah. Fasilitas kepentingan
umum bukan hanya menyangkut jenisnya, tetapi juga kapasitas pelayanan dan kualitasnya.
Jenis fasilitas itu mungkin harus ada di seluruh wilayah, tetapi kapasitas dan kualitas
pelayanannya harus berbeda. Makin maju suatu wilayah, semakin beragam fasilitas yang
disediakan sehingga makin luas wilayah pengaruhnya (Tarigan 2005).
Hirarki wilayah ditentukan oleh jumlah penduduk, jumlah dan jenis fasilitas
pelayanan umum. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi jumlah penduduk
dan semakin banyak jumlah serta jenis fasilitas pada suatu wilayah maka akan semakin
tinggi hirarki yang dimiliki wilayah tersebut (Hastuti 2001).
Rustiadi et al. (2007) menyatakan bahwa secara teoritis hirarki wilayah sebenarnya
ditentukan oleh tingkat kapasitas pelayanan wilayah yang ditunjukkan oleh kapasitas
secara totalitas yang tidak terbatas infrastruktur fisiknya saja tetapi juga kapasitas
kelembagaan, sumberdaya manusia serta kapasitas perekonomiannya.
Secara historik, pertumbuhan suatu pusat atau kota ditunjang oleh hinterland yang
baik. Secara operasional, pusat-pusat wilayah mempunyai hirarki spesifik yang hirarkinya
ditentukan oleh kapasitas pelayanannya. Kapasitas pelayanan (regional services capacity)
yang dimaksud adalah kapasitas sumberdaya suatu wilayah (regional resources), yang
mencakup kapasitas sumberdaya alam (natural resources), sumberdaya manusia (human
resources), sumberdaya sosial (social capital) dan sumberdaya buatan (man-made
resources/infrastructure). Di samping itu, kapasitas pelayanan suatu wilayah dicerminkan
pula oleh magnitude (besaran) aktivitas sosial-ekonomi masyarakat yang ada di suatu
wilayah.
Secara fisik dan operasional, sumberdaya yang paling mudah dinilai dalam
penghitungan kapasitas pelayanan adalah sumberdaya buatan (sarana dan prasarana pada
pusat-pusat wilayah). Secara sederhana, kapasitas pelayanan infrastruktur atau prasarana
wilayah dapat diukur dari: (1) jumlah sarana pelayanan, (2) jumlah jenis sarana pelayanan
yang ada, serta (3) kualitas sarana pelayanan. (Rustiadi et al. 2007).

6
Penggunaan dan Penutupan Lahan
Definisi mengenai penggunaan lahan (land use) dan penutupan lahan (land cover)
pada hakekatnya berbeda walaupun sama-sama menggambarkan keadaan fisik permukaan
bumi. Lillesand & Kiefer (1993) mendefinisikan penggunaan lahan berhubungan dengan
kegiatan manusia pada suatu bidang lahan, sedangkan penutupan lahan lebih merupakan
perwujudan fisik objek-objek yang menutupi lahan tanpa mempersoalkan kegiatan
manusia terhadap objek-objek tersebut. Sebagai contoh pada penggunaan lahan untuk
pemukiman yang terdiri atas permukiman, rerumputan dan pepohonan.
Rustiadi et al. (2007) mengemukakan bahwa penggunaan lahan dan penutupan
lahan dapat memiliki pengertian yang sama untuk hal-hal tertentu tetapi sebenarnya
memiliki penekanan yang berbeda. Penggunaan lahan menyangkut aktifitas pemanfaatan
lahan oleh manusia, sedangkan penutupan lahan lebih bernuansa fisik.
Sistem penggunaan lahan dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu
penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non-pertanian.

Penggunaan lahan

pertanian antara lain tegalan, sawah, kebun, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung
dan sebagainya. Sedangkan penggunaan lahan non pertanian antara lain penggunaan lahan
perkotaan atau pedesaan, industri, rekreasi, pertambangan dan sebagainya (Arsyad 2000).
Sementara itu FAO (1976) membedakan penggunaan lahan dua kelompok pula, yaitu
penggunaan lahan umum (major kinds of land use) dan penggunaan lahan yang lebih detil
dinamakan tipe penggunaan lahan (land utilization types) atau LUT. Contoh penggunaan
lahan secara umum adalah sawah tadah hujan, pertanian irigasi, padang rumput, hutan,
area rekreasi dan sebagainya.
Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor yang Mempengaruhinya
Perubahan

Penggunaan lahan diartikan sebagai suatu proses perubahan dari

penggunaan lahan sebelumnya ke penggunaan lain yang dapat bersifat permanen maupun
sementara dan merupakan konsekuensi logis dari adanya pertumbuhan dan transformasi
perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat yang sedang berkembang baik untuk tujuan
komersial maupun industri. Kim et al. (2002) memandang perubahan penggunaan lahan
sebagai suatu sistem yang sama dengan ekosistem. Hal ini disebabkan pada satu kasus
dalam sebuah sistem dimana penambahan populasi beberapa spesies biasanya
menimbulkan kerusakan kepada spesies lainnya.

7
Barlowe (1986) menyatakan bahwa dalam menentukan penggunaan lahan terdapat
tiga faktor penting yang perlu dipertimbangkan yaitu : faktor fisik lahan, faktor ekonomi
dan faktor kelembagaan. Selain itu, faktor kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat
juga akan mempengaruhi pola penggunaan lahan. Bila dicermati secara seksama, faktor
utama penyebab terjadinya perubahan penggunaan lahan adalah peningkatan penduduk
sedangkan perkembangan ekonomi adalah faktor turunannya.

Pertambahan jumlah

penduduk berarti pertambahan terhadap makanan dan kebutuhan lain yang dapat
dihasilkan oleh sumberdaya lahan.

Permintaan terhadap hasil-hasil pertanian meningkat

dengan adanya pertambahan penduduk. Demikian pula permintaan terhadap hasil nonpertanian seperti kebutuhan perumahan dan sarana prasarana wilayah.

Peningkatan

pertumbuhan penduduk dan peningkatan kebutuhan material ini cenderung menyebabkan
persaingan dalam penggunaan lahan.
Perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan pembangunan tidak dapat
dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk yang terus meningkat jumlahnya dan tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih
baik. Barredo et al. (2003) menyatakan bahwa terdapat lima penyebab perubahan
penggunaan lahan dalam suatu aktifitas perkotaan

yaitu karakteristik lingkungan,

karakteristik ketetanggaan lokal, kebijakan perencanaan kota dan wilayah, karakteristik
spasial kota seperti aksesibilitas dan faktor yang berhubungan dengan preferensi individu,
tingkat pembangunan wilayah dan sistem politik. Sementara itu Mc Neil et al. (1998)
menyatakan bahwa faktor-faktor yang mendorong perubahan pengunaan lahan adalah
politik, ekonomi, demografi dan budaya. Aspek politik adalah adanya kebijakan yang
dilakukan oleh pengambil keputusan. Pertumbuhan ekonomi, perubahan pendapatan dan
konsumsi juga merupakan faktor penyebab perubahan penggunaan lahan.

Perubahan

penggunaan lahan di suatu wilayah merupakan cerminan upaya manusia dalam
memanfaatkan dan mengelola sumberdaya lahan

yang akan memberikan pengaruh

terhadap manusia itu sendiri dan kondisi lingkungannya.
Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu
obyek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa
kontak langsung dengan obyek, daerah atau fenomena yang dikaji (Lillesand & Kiefer
1993). Selanjutnya Sutanto (1986) mengatakan penafsiran citra pemginderaan jauh berupa
pengenalan obyek dan elemen yang tergambar pada citra penginderaan jauh serta

8
penyajiaannya ke dalam bentuk peta tematik. Alat yang digunakan adalah alat pengindera
atau sensor dengan wahananya berupa pesawat terbang, satelit, pesawat ulang-alik atau
wahana lain. Kegiatan penginderaan jauh terbagi menjadi dua kegiatan utama, yaitu
pengumpulan data dan analisis data, dengan demikian pembicaraan penginderaan jauh
tidak dapat lepas dari alat pengumpul data dan alat analisis data agar menghasilkan
informasi yang bermanfaat. Pengumpulan data dari jarak jauh dapat dilakukan dengan
berbagai bentuk, termasuk variasi agihan daya, agihan gelombang bunyi atau agihan energi
elektromagnetik.
Citra Landsat adalah salah satu contoh bentuk data hasil perekaman penginderaan
jauh dalam bentuk agihan energi elektromagnetik yang diperoleh dari hasil penyiaman
satelit yang membawa dua sensor yaitu MSS (Multi Spectral Scanner) dan TM (Thematic
Mapper). Citra landsat biasa digunakan untuk mengetahui kondisi sumberdaya alam di
muka bumi, khususnya untuk melihat tutupan lahan dan jenis penggunaan lahan. Obyekobyek di permukaan bumi mempunyai karakteristik yang berbeda terhadap tenaga
elektromagnetik yang sampai pada obyek tersebut. Prinsip dasar pengenalan objek dalam
penginderaan jauh adalah unsur-unsur interpretasi yaitu rona/warna, bentuk, ukuran,
tekstur, pola, bayangan, situs dan asosiasi. Tetapi tidak semua unsur interpretasi tersebut
digunakan untuk pengenalan obyek, tergantung kepada kemudahan interpretasi. Semakin
mudah obyek itu dikenali, semakin sedikit unsur interpretasi yang digunakan.
Penginderaan jauh akan semakin sederhana, bila setiap benda memantulkan dan/atau
memancarkan tenaga secara unik diketahui. Jenis benda yang berbeda dapat memiliki
kesamaan spektral dan mempersulit pembedaan benda tersebut.
Penyiam (scanner) TM adalah suatu penyiam multispectral yang merekam pantulan
elektromagnetik dari daerah spectrum tampak, infra merah, infra merah tengah dan
inframerah termal. TM mempunyai resolusi spasi