Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat

15

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Penggunaan lahan merupakan hasil akhir dari setiap bentuk campur

tangan kegitan (intervensi) manusia terhadap lahan di permukaan bumi yang
bersifat dinamis dan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup baik material
maupun spiritual (Arsyad, 1989). Secara umum penggunaan lahan di Indonesia
merupakan akibat nyata dari suatu proses yang lama dari adanya interaksi yang
tetap, adanya keseimbangan, serta keadaan dinamis antara aktifitas-aktifitas
penduduk diatas lahan dan keterbatasan-keterbatasan di dalam lingkungan tempat
hidup (As-syakur dkk., 2010).
Interaksi antara dimensi ruang dan waktu dengan dimensi biofisik dan
manusia mengakibatkan terjadinya perubahan penggunaan lahan (Veldkamp and
Verburg, 2004). Perubahan iklim, peningkatan jumlah penduduk dan proses
urbanisasi merupakan penyebab umum yang dianggap sebagai faktor-faktor yang

berkontribusi terhadap terjadinya perubahan penggunaan lahan (Wu et al., 2008),
akan tetapi kenyataannya perubahan penggunaan lahan tidak terjadi karena adanya
faktor tunggal (Verburg and Veldkamp, 2001). Kompleksitas antara faktor-faktor
fisik, biologi, sosial, politik dan ekonomi yang terjadi dalam dimensi ruang dan
waktu pada saat yang bersamaan merupakan penyebab utama proses perubahan
penggunaan lahan (Wu et al., 2008).
Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan
lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan

16

berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu
berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda
(Martin, 1993 dalam Wahyunto dkk., 2001). Perubahan penggunaan lahan
memiliki dampak potensial besar terhadap lingkungan fisik dan sosial. Perubahan
penggunaan lahan dapat mempengaruhi sistem ekologi setempat di antaranya
pencemaran air, polusi udara, perubahan iklim lokal (Mahmood, et al., 2010;
Coskun, et al., 2008; Hu, et al., 2008; Wu et al., 2008; Kalnay and Cai, 2003),
berkurangnya keanekaragaman hayati (Sandin, 2009), serta terjadinya fluktuasi
pelepasan dan penyerapan CO2 (Acanadell, 2002).

Identifikasi perubahan penggunaan lahan pada suatu wilayah merupakan
suatu proses mengidentifikasikan perbedaan keberadaan suatu objek atau
fenomena yang diamati pada waktu yang berbeda (A-syakur dkk., 2010).
Identifikasi perubahan penggunaan lahan memerlukan suatu data spasial temporal.
Data-data spasial tersebut bersumber dari hasil interpretasi citra satelit maupun
dari instansi-instansi pemerintah dan dianalisis dengan menggunakan SIG (Sistem
Informasi Geografis). Pemanfaatan SIG dan data satelit merupakan suatu
teknologi yang baik dalam mengelola data spasial-temporal perubahan
penggunaan lahan. Mengetahui perubahan penggunaan lahan tidak hanya berguna
untuk pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan, tetapi juga dapat dijadikan
suatu informasi dalam merencanakan tata ruang di masa yang akan datang.
Kabupaten Langkat merupakan satu dari 33 kabupaten/kota di Provinsi
Sumatera Utara, memiliki wilayah yang sebagian besar merupakan dataran rendah
dengan variasi ketinggian antara 4 – 105 meter di atas permukaan laut. Adapun
wilayah perkotaan di Kabupaten Langkat salah satunya adalah Kecamatan Stabat

17

yang merupakan Ibukota Kabupaten Langkat. Posisi Kecamatan Stabat sendiri
dilalui oleh jalan Negara yang menghubungkan Provinsi Sumatera Utara dan

Provinsi Aceh, sehingga peranannya begitu penting dari segi perekonomian
seperti kegiatan perdagangan dan jasa.
Pada masa sekarang ini Kecamatan Stabat sudah berkembang menjadi
kawasan perkotaan, karena menjadi lokasi pilihan untuk tempat tinggal dan
kegiatan komersial. Lokasinya yang merupakan pusat kegiatan perkantoran, baik
pemerintah ataupun swasta menjadikannya berkembang sebagai kawasan
permukiman, kawasan perdagangan dan jasa. Jumlah penduduk di Kecamatan
Stabat sendiri adalah yang terbesar di Kabupaten Langkat, dimana dari data Badan
Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 jumlah penduduk di Kecamatan Stabat
berjumlah 83.273 jiwa dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi dibandingkan
kecamatan lain, yaitu sekitar 765,03 jiwa/km2.
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat akan berimplikasi
terhadap peningkatan kebutuhan ruang untuk mewadahi kegiatannya, dan salah
satunya dimanifestasikan dalam wujud lahan. Di atas lahan inilah kemudian
penduduk melakukan berbagai kegiatan dan aktivitas, baik secara individual
maupun kelompok. Perkembangan aktivitas penduduk tersebut menuntut
ketersediaan lahan yang cukup besar, terutama untuk kegiatan sosial ekonomi
seperti perumahan dan permukiman, jasa, perdagangan maupun untuk kegiatan
lainnya. Dalam memenuhi kebutuhan lahan tersebut terdapat keterbatasanketerbatasan yang dimiliki oleh suatu wilayah, baik secara fisik dan geografis,
maupun kemampuan pemerintah dalam menyediakan infrastruktur dan fasilitas

pelayanan umum maupun sosial.

18

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Langkat, tahun 2007 sampai dengan 2013 telah banyak mengalami
pergeseran fungsi lahan. Sebagai contoh pada tahun 2007 luas lahan sawah
sebesar 1.740 Ha dari seluruh wilayah Kecamatan Stabat, namun pada tahun 2013
berkurang menjadi 1.479 Ha. Sehingga terjadi perubahan penggunaan lahan
sebesar 261 Ha dari luas Kecamatan Stabat.
Adapun dalam hal melakukan identifikasi perubahan penggunaan lahan
di Kecamatan Stabat, peneliti akan menggunakan teknologi sistem informasi
geografis (SIG) yang sampai saat ini terus berkembang dan telah banyak
membantu dalam memberikan masukan rekomendasi alternatif pemecahan
berbagai permasalahan perubahan penggunaan lahan. Pemanfaatan citra satelit
dengan resolusi spasial yang tinggi telah banyak dimanfaatkan untuk mengamati
perubahan penggunaan lahan. Dengan menggunakan citra satelit resolusi
menengah – tinggi, klasifikasi penggunaan lahan dapat dilakukan dengan lebih
rinci dan memiliki liputan lebih luas.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian mengenai penggunaan lahan yang

ditekankan pada identifikasi perubahan penggunaan lahan secara spasial dan
temporal pada lingkup kecamatan sangat penting dilakukan, sebagai langkah
preventif timbulnya permasalahan alih fungsi akibat aktivitas manusia
memanfaatkan lahan. Pemanfaatan data citra satelit dan analisis spasial dengan
bantuan sistem informasi geografis (SIG) dapat digunakan untuk memperoleh
informasi penggunaan lahan aktual dan temporal serta mengkaji dampak yang
ditimbulkannya. Oleh karena itu, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan

19

penelitian dengan judul, “Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di
Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat”.

1.2

Perumusan Masalah
Secara lebih khusus persoalan pokok yang hendak diteliti atau

diungkapkan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.


Berapa besar persentase dan jenis penggunaan lahan yang mengalami
perubahan di Kecamatan Stabat antara tahun 2007-2013 ?

2.

Bagaimana kesesuaian penggunaan lahan di Kecamatan Stabat ?

3.

Bagaimana hubungan antara terjadinya bencana banjir dengan adanya
perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Stabat?

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.


Untuk mengetahui besar persentase dan jenis-jenis penggunaan lahan yang
mengalami perubahan di Kecamatan Stabat antara tahun 2007-2013.

2.

Untuk mengetahui kesesuaian penggunaan lahan Kecamatan Stabat
berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

3.

Untuk menganalisis hubungan antara terjadinya bencana banjir dengan
adanya perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Stabat.

20

1.4

Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


1.

Memberikan informasi perubahan penggunaan lahan di wilayah penelitian
sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam merumuskan arahan penggunaan
lahan dan keruangan yang lebih baik dan realistis.

2.

Sebagai bahan informasi bagi pemerintah daerah dalam melakukan kegiatan
pengawasan terhadap terjadinya alih fungsi lahan yang semakin besar.

3.

Sebagai dasar bagi penelitian lebih lanjut, terutama untuk pengembangan dan
perencanaan wilayah yang lebih luas.