42
7. Total asam Apriyantono et al., 1989
Sampel daging buah durian ditimbang sebanyak 25 g, kemudian ditambahkan akuades secukupnya dan dihaluskan dengan blender. Hancuran buah
kemudian dipindahkan secara kuantitatif ke dalam gelas piala dan dipanaskan selama 60 menit. Setelah didinginkan, hancuran buah kemudian dipindahkan ke
dalam labu takar 250 ml dan ditepatkan sampai tanda tera dengan menggunakan akuades. Larutan dihomogenkan lalu disaring dengan kertas saring. Penetapan
sampel dilakukan dengan mengambil 25 ml filtrat tadi dan dititrasi dengan NaOH 0,1 N dengan indikator fenolftalein. Hasil pengukuran dinyatakan sebagai ml NaOH
0,1 N100 g bahan. Penetapan dilakukan secara duplo. Total asam
= ml NaOH x N NaOH x Fp x BM
x 100 mg sampel x m
Dimana : N = normalitas NaOH Fp = faktor pengenceran
BM = berat molekul asam malat 134 gmol m = nilai ekuivalen asam malat 2.
8. Komponen volatil
Analisis komponen volatil meliputi tahap ekstraksi komponen volátil, pemekatan ekstrak dan identifikasi komponen volatil. Ekstraksi komponen volatil
dilakukan dengan cara maserasi. Ekstraksi komponen volatil
Ekstraksi komponen volatil dilakukan dengan cara maserasi sebagai berikut : sampel daging buah durian sebanyak 100 g dihancurkan sehingga berbentuk pulp
dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml, lalu ditambahkan stándar internal
43
1,4-diklorobenzena 1 bv sebanyak 1 ml dan direndam dalam pelarut organik campuran pentana dan diklorometana dengan perbandingan 1 : 1 selama 24 jam
dalam freezer. Perbandingan antara berat daging buah dan jumlah pelarut adalah 1 : 1. Setelah 24 jam disaring dan dipekatkan dengan rotavapor sampai volumenya ± 5
ml. Diagram alir pelaksanaan maserasi disajikan pada Gambar 9.
Pulp daging buah 100 ml
Penambahan 1 ml 1,4-diklorobenzena 1
Penambahan pelarut organik
Diaduk dengan stirrer selama 2 menit, dibiarkan selama 24 jam dalam freezer
Penyaringan dengan kertas saring bebas lemak dan pemisahan air dengan menggunakan natrium sulfat anhidrat dalam labu pemisah
Pemekatan dengan rotavapor sampai volume ± 5 ml
Penyimpanan pada tabung vial,
suhu beku sampai dianalisis
Gambar 9. Diagram alir ekstraksi komponen volatil durian
44
Identifikasi komponen volatil Sampel yang diperoleh dari hasil ekstraksi, sebelum disuntikkan ke GC-MS,
dipekatkan kembali dengan gas nitrogen sampai didapat sampel ± 1 ml. Sesudah dipekatkan, sebanyak 1 µl sampel disuntikkan ke alat GC-MS. Kondisi Gas
Chromatography dan Mass Spectrometer disajikan pada Tabel 1.
Interpretasi spektra massa dilakukan dengan bantuan komputer untuk membandingkan pola spektra massa pada mass spectra library
koleksi NIST National Institute Standard and Technology yaitu NIST 12 dan NIST 62 yang
memiliki pola spektra lebih dari 62.000. Interpretasi juga dilakukan secara manual dengan membandingkan pola spektra massa komponen sampel dengan pola spektra
massa komponen yang telah dipublikasikan. Selanjutnya LRI Linear Retention Index
komponen hasil interpretasi spektra massa dibandingkan dengan LRI komponen yang bersangkutan yang telah dipublikasikan.
Penentuan nilai LRI dilakukan berdasarkan waktu retensi masing-masing peak yang dihitung dengan waktu retensi standar n-alkana C
6
-C
22
0,1 yang disuntikkan pada kondisi yang sama dengan kondisi penyuntikan sampel.
Perhitungan nilai LRI mengikuti persamaan berikut : LRI
x
= {t
x
– t
n
t
n+1
– t
n
+ n} x 100 Dimana :
LRI
x
= indeks retensi linier komponen x t
x
= waktu retensi komponen x t
n
= waktu retensi standar alkana dengan n buah atom C yang muncul sebelum komponen x
t
n+1
= waktu retensi standar alkana dengan n+1 buah atom C yang muncul sesudah komponen x
n = jumlah atom C standar alkana yang muncul sebelum komponen x
45
Tabel 1. Kondisi GC dan kondisi MS yang digunakan
Kondisi GC Keterangan
Kolom Kolom kapiler DB-1 panjang 30 m dengan
diameter dalam 0,25 mm dan ketebalan lapisan film 0,25 µm
Gas pembawa Helium dengan P = 50 KPa
Detektor MS
Suhu interface 230
o
C Suhu injektor
220
o
C Volume injeksi
1 µl Waktu sampling
0,5 menit Program suhu :
- Suhu awal 60
o
C selama 5 menit - Laju kenaikan suhu
4
o
Cmenit - Suhu akhir
230
o
C selama 12,5 menit Program injeksi
SplitSplitless Instrumen
GC merk Shimadzu 17A
Kondisi MS
Energi elektron 1,20 KV
Kisaran massa 33,00
– 400,00 Interval
0,5 detik Resolusi
1000 Instrumen
MS merk Shimadzu model QP-5000 Kuantifikasi komponen volatil dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
ppm = Area komponen
x Σ standar internal µg
Area standar internal Σ bahan g berat kering
9. Total mikroba Fardiaz, 1992