KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kajian Pustaka

perpajakan sanksi administrasi dan sanksi pidana karena hal tersebut merupakan pemborosan John Hutagaol, 2007:305. Rumusan Masalah 1. Seberapa besar pengaruh penerapan sistem modernisasi administrasi perpajakan terhadap tingkat kepatuhan perpajakan. 2. Seberapa besar pengaruh sanksi perpajakan terhadap tingkat kepatuhan perpajakan. Maksud Penelitian Maksud dari peneliti mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh dan mengumpulkan data atau keterangan serta informasi mengenai pengaruh penerapan sistem modernisasi administrasi perpajakan dan sanksi perpajakan terhadap tingkat kepatuhan perpajakan. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan sistem modernisasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan perpajakan. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan perpajakan. Kegunaan Penelitian Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah yang terjadi pada kepatuhan perpajakan maupun masalah pada sistem modernisasi administrasi perpajakan dan sanksi perpajakan. Berdasarkan teori yang dibangun dan bukti empiris yang dihasilkan, maka fenomena pada kepatuhan perpajakan dapat diperbaiki dengan memperbaiki sistem modernisasi administrasi perpajakan dan mempertegas sanksi perpajakan. Kegunaan Akademis Hasil penelitian ini sebagai pembuktian kembali dari teori-teori dan hasil penelitian terdahulu dan diharapkan dapat menunjukkan bahwa kepatuhan perpajakan yang optimal dipengaruhi oleh sistem modernisasi administrasi perpajakan yang baik dan sanksi perpajakan yang tegas, serta untuk pengembangan ilmu terkait dengan perihal sistem modernisasi administrasi perpajakan, sanksi perpajakan, dan kepatuhan perpajakan.

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kajian Pustaka

Sistem Modernisasi Administrasi Perpajakan Menurut Liberti Pandiangan 2007:7 menyatakan bahwa sistem modernisasi administrasi perpajakan adalah restruksi organisasi, penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, dan penyempurnaan manajemen SDM. Konsep ini disesuaikan dengan iklim, kondisi, dan sumber daya yang ada di Indonesia. Menurut Diana Sari 2013:14 menyatakan bahwa sistem modernisasi administrasi perpajakan adalah sebagai penggunaan sarana dan prasarana perpajakan yang baru dengan memanfaatkan perkembangan ilmu dan teknologi. Jiwa dari program modernisasi ini adalah pelaksanaan good governance yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan terkini. Menurut Siti Kurnia Rahayu 2010:109 menyatakan bahwa modernisasi administrasi perpajakan yang dilakukan merupakan bagian reformasi perpajakan secara komprehensif sebagai satu kesatuan dilakukan terhadap 3 pilar bidang pokok yang secara langsung menyentuh pilar perpajakan yaitu bidang administrasi, bidang peraturan dan bidang pengawasan. Maka indikator dari sistem modernisasi administrasi perpajakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur organisasi berbasis fungsi, standard operating prosedures SOP untuk setiap kegiatan di seluruh unit DJP, penerapan e-system, penyemmurnaan sistem informasi DJP SIDJP, pemetaan kompetensi pegawai, job grade, analisis jabatan, standar kompetensi jabatan, sistem jenjang karir, kode etik pegawai, complaint center. Sanksi Perpajakan Menurut Mardiasmo 2011:59 menyatakan bahwa sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan perundang-undngan perpajakan norma perpajakan akan diturutiditaatidipatuhi atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah preventif agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Menurut Husein Umar 2003:238 menyatakan bahwa sanksi perpajakan merupakan alat pencegah wajib pajak agar tidak melanggar norma perpajakan. Menurut Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu 2006:198 sebagai berikut sanksi perpajakan terdiri dari sanksi administrasi dan sanksi pidana, sanksi administrasi dapat dijatuhkan apabila wajib pajak melakukan pelaggara terutama atas kewajiban yang ditentukan dalam UU KUP dapat berupa sanksi administrasi bunga, denda, dan kenaikan. Sedangkan sanksi pidana bisa berupa hukuman kurungan dan hukuman penjara. Pandangan tentang sanksi perpajakan tersebut diukur dengan indikator Yadnyana, 2009 yaitu sanksi administrasi yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak sangat ringan, sanksi pajak harus dikenakan kepada pelanggarnya tanpa toleransi, pengenaan sanksi yang cukup berat merupakan salah satu sarana untuk mendidik. Kepatuhan Perpajakan Menurut Safri Nurmantu dalam Siti Kurnia Rahayu 2010:138 kepatuhan perpajakan adalah suatu tindakan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Adapun indikator Kepatuhan menurut Chaizi Nasucha dalam Siti Kurnia Rahayu 2010:139 yaitu kepatuhan untuk menyetorkan kembali surat pemberitahuan , kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang , dan kepatuhan dalam pembayaran dan tunggakan Kerangka Pemikiran H 1 : Pengaruh Penerapan Sistem Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Perpajakan. Menurut Siti Kurnia Rahayu 2010:109, modernisasi sistem perpajakan dilingkungan DJP bertujuan untuk menerapkan Good Governance dan pelayanan Prima kepada masyarakat. Selain itu untuk mencapai tingkat kepatuhan pajak yang tinggi, meningkatkan kepercayaan administrasi perpajakan dan mencapai tingkat produktivitas pegawai yang tinggi. H 2 : Pengaruh Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan. Menurut Siti Kurnia Rahayu 2010:140 mengungkapkan bahwa kepatuhan perpajakan akan meningkat karena tekanan karena mereka berfikir adanya sanksi berat akibat tindakan ilegal dalam usahanya untuk menyekundupkan pajak. Tindakan pemberian sanksi tersebut terjadi jika wajib pajak terdeteksi dengan administrasi yang baik dan terintegrasi serta melalui aktivitas pemeriksaan oleh aparat pajak yang berkompeten dan memiliki integritas tinggi. III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sistem modernisasi administrasi perpajakan, sanksi pajak, dan kepatuhan perpajakan orang pribadi di KPP Pratama Soreang. Metode pengujian data menggunakan analisis deskriptif dan analisis verifikatif. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Verifikatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik yaitu dengan menggunakan metode survey penjelasan Explanatory Survey Method. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Pegawai Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang sebanyak 50 orang yang didapat melalui data Pegawai Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Soreang sepanjang tahun 2013. Analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis pada penelitian ini adalah metode survey penjelasan Explanatory Survey Method. Dimana variabel X 1 Sistem modernisasi administrasi perpajakan dan X 2 Sanksi Perpajakan dipasangkan dengan data variabel Y Kepatuhan Pajak yang dikumpulkan melalui kuesioner masih memiliki skala ordinal, maka sebelum diolah data ordinal terlebih dahulu dikonversi menjadi data interval menggunakan Methode Succesive Internal MSI. Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan Multiple Linear Regression sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono 2009:149 analisis linier regresi digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikanditurunkan. Penjelasan garis regresi menurut Andi Supangat 2007:325 yaitu garis regresi regression lineline of the best fitestimating line adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik scatter diagram sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya positif atau negatifnya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Pada Kantor Sistem Manunggal Satu Atap Medan Selatan

1 46 78

Implementasi Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dalam Meningkatkan Pelayanan Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Perpajakan Pratama Medan Kota

0 93 79

Pengaruh Manajemen Laba dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survey Pada Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Soreang)

2 7 41

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)

0 6 1

PENGARUH PENERAPAN MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PENGARUH PENERAPAN MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI USAHAWAN PADA KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 4 14

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi).

0 0 112

Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung).

0 1 29

Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas.

0 0 22

PENGARUH MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN, KESADARAN PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi Memiliki Usaha Yang Terdaftar Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pu

1 18 15

PENGARUH MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN, SOSIALISASI PERPAJAKAN, KESADARAN PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK - repository perpustakaan

0 2 26