metode ini adalah organisme makanan yang berukuran kecil yang mungkin lebih cepat dicerna tidak tercatat. Dengan analisis volumetrik, volume total dari
kategori makanan yang dikonsumsi oleh ikan ditentukan sebagai persentase total volume dari semua lambung. Perhitungan dari rata-rata dimensi spesies makanan
didasarkan pada jumlah individu yang selanjutnya akan menentukan volume rata- rata. Kelebihan dari metode volumetrik adalah dapat digunakan khusus untuk
organisme makanan dengan variasi makanan yang dimakan berukuran besar.
2.5 Pemangsaan Predasi
Pemangsaan mempunyai arti pengrusakan dengan cara dimakan atau dimangsa, sedangkan ikan pemangsa predator biasanya diartikan sebagai
musuh. Hal yang perlu diketahui dalam hubungan mangsa pemangsa adalah jenis, jumlah dan ukuran ikan yang dimangsa serta bagaimana frekuensi pemangsa
mengambil mangsanya Effendie 1997. Umumnya para ahli biologi menganggap bahwa predator semuanya
spesies karnivor, termasuk ikan pemakan ikan piscivor dan pemakan bermacam- macam invertebrata mulai dari berukuran kecil sampai berukuran besar. Menurut
Weatherley dan Gill 1987 ada 11 prinsip mengenai hubungan mangsa dan pemangsa pada ikan :
1 Jumlah ikan yang dimakan oleh piscivor lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah ikan yang ditangkap oleh nelayan. 2
Ukuran mangsa yang dimakan oleh pemangsa semakin bertambah besar dengan bertambah besarnya ukuran pemangsa.
3 Pemangsa memiliki kesukaan preferensi pada spesies mangsa
dengan ukuran tertentu. 4
Pemangsa umumnya mengambil bermacam- macam mangsa. 5
Pemangsaan terhadap suatu jenis mangsa memungkinkan terjadi perubahan terhadap kepadatan mangsa.
6 Pemangsa mungkin mengganti makanannya dengan spesies lain dala m
suatu suatu kesetimbangan biologi. 7
Jumlah mangsa berkurang akibat pemangsaan oleh tekanan pemangsa. 8
Komposisi komunitas mangsa dipengaruhi oleh pemangsa.
9 Populasi mangsa yang melimpah dapat merangsang pertumbuhan dan
densitas pemangsa. 10 Persaingan antara spesies pemangsa dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan densitas populasi. 11 Pemangsaan terhadap mangsa tertentu dapat menurunkan persaingan
diantara spesies mangsa sehingga dapat penambahan keragaman komunitas mangsa.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa kebanyakan spesies ikan memiliki kebiasaan makan yang bervariasi. Umumnya ikan memperlihatkan tingkat
kesukaan makan terhadap organisme makanan tertentu dan hal ini terlihat dalam organisme makanan yang predominan dalam lambungnya
Teri adalah ikan pemakan plankton. Pada ukuran 40 mm, teri umumnya memakan fitoplankton dan zooplankton berukuran kecil, sedangkan pada ukuran
40 mm, ikan teri memanfaatkan zooplankton Copepoda berukuran besar Hutomo et al. 1987. Berdasarkan kajian isi lambung teri dalam beberapa interval
waktu pada malam hari Sudirman 2003 diketahui bahwa ikan ini aktif mencari makan sebelum tengah malam pukul 22:00, dimana tingkat kepenuhan isi
lambung selama waktu itu lebih tinggi dibandingkan 2 waktu lainnya pukul 01:00 dan 05:00.
3 METODE 3.1
Waktu dan Lokasi Penelitian
Pengambilan data dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pengambilan data lapangan yang berlangsung selama 2 bulan dari akhir bulan Mei sampai
dengan awal bulan Juli 2005, dan tahap analisis sampel di laboratorium. Pengambilan data lapangan dilakukan di 8 stasion penelitian pada periode waktu
yang berbeda dalam selang waktu satu minggu Tabel 1. Pengambilan data mingguan ini mengikuti saran Margalef 1978 agar dapat mengamati peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam selama selang waktu tersebut. Lokasi penelitian dilaksanakan di daerah penangkapan ikan fishing
ground bagan rambo di perairan Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan,
pada bagian timur Selat Makassar Gambar 5. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Ekologi Laut Universitas Hasanuddin dan Laboratorium Mikro
Biologi Institut Pertanian Bogor. Tabel 1 Waktu dan posisi pengambilan data lapangan
Stasion Posisi
Penelitian Waktu
Lintang Bujur
Stasion 1 29 Mei 2005
4
o
1912 LS 119
o
3653 BT Stasion 2
04 Juni 2005 4
o
2038 LS 119
o
3615 BT Stasion 3
10 Juni 2005 4
o
2150 LS 119
o
3201 BT Stasion 4
17 Juni 2005 4
o
2016 LS 119
o
3448 BT Stasion 5
27 Juni 2005 4
o
1803 LS 119
o
3307 BT Stasion 6
01 Juli 2005 4
o
1609 LS 119
o
3512 BT Stasion 7
08 Juli 2005 4
o
1433 LS 119
o
3529 BT Stasion 8
15 Juli 2005 4
o
1319 LS 119
o
3646 BT
Gambar 5 Peta lokasi pengambilan data lapangan.
PETA LOKASI PENELITIAN PERAIRAN KABUPATEN BARRU
SULAWESI SELATAN
3.2 Alat dan Bahan Penelitian