19
2.1.4.4 Gerakan Ayunan Lengan
Ayunan lengan pada pukulan lob, dimulai dengan bergerak ke atas sesuai dengan tinggi atau rendahnya shuttlecock. Apabila shuttlecock datang, ayunkan
lengan ke depan dan pukul shuttlecock dengan kecepatan yang sesuai dengan kemana shuttlecock mau diarahkan. Karena shuttlecock harus bergerak tinggi dan
panjang, lakukan foreward swing dengan mengayunkan raket ke depan dan ke atas didahului oleh tangan, kemudian akhiri gerakan searah dengan gerakan
shuttlecock bergerak ke atas sesuai dengan tinggi atau rendahnya datangnya shuttlecock Tonny Grice, 1999: 57.
Gambar 2.4 Gerakan badan dan ayunan lengan forehand overhead lob
Sumber :Tony Grice, 2002 : 86
2.1.4.5 Saat Impack pada Pukulan Lob
Saat impack adalah saat raket bertemu dengan dengan shuttlecock. Pada saat raket berkenaan dengan shuttlecock, gerakan ayunan lengan ke depan tidak
berhenti, tetapi tetap bergerak dengan kecepatan yang sama dengan ayunan yang
20
mula-mula. Usahakan letak raket tegak lurus dengan shuttlecock agar mendapatkan hasil pukulan yang baik saat perkenaan dengan shuttlecock.
Gambar 2.5 Impact pukulan forehand overhead lob
Sumber : Tony Grice, 1999 : 43
2.1.4.6 Penerbangan Shuttlecock pada Pukulan Lob
Shuttlecock adalah benda pasif yang dipengaruhi oleh suatu tenaga. Di dalam permainan bulutangkis untuk dapat bermain dengan baik pemain harus
mengenal “karakter bola”, yang dimaksud karakter disini adalah tingkah laku shuttlecock jika perkenaan dengan raket pada saat pukulan overhead lob.
Untuk menentukan shuttlecock yang baik dilakukan percobaan dengan memukul shuttlcock secara terukur. Shuttlecock yang jatuh jauh melewati garis
belakang terlampau berat, dan yang jatuh jauh sebelum garis belakang terlampau ringan.
21
Ada beberapa cara shuttlecock melayang unik pada saat dipukul dalam bulutangkis, apabila shuttlecock dipukul lurus ke atas maka akan jatuh hampir
vertical sesudah mencapai titik tertinggi dan apabila dipukul tajam ke bawah jalannya shuttlecock hampir lurus. Untuk lebih jelasnya lihat jalannya shuttlecock
pada pukulan overhead lob dibawah ini.
Gambar 2.6 Arah layang Shuttle pada Pukulan forehand overhead lob
Sumber : James Poole, 2006 : 50
2.1.4.7 Gerakan Lanjutan pada Pukulan Lob