20
2.7. Kelayakan Usaha
Aspek finansial merupakan suatu gambaran yang bertujuan untuk menilai kelayakan suatu usaha dapat dijalankan atau tidak dapat dijalankan. Studi
kelayakan terhadap aspek keuangan digunakan dalam menganalisis bagaimana prakiraan aliran kas akan terjadi. Menurut Gurning dkk. 2013, beberapa kriteria
investasi yang digunakan untuk menentukan diterima atau tidaknya sesuatu usulan usaha sebagai berikut :
1. Keuntungan suatu perusahaan didapatkan dari hasil penjualan produk setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memproduksi produk tersebut. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan dari usaha yang dilakukan dan semakin besar
keuntungan maka semakin baik. 2. Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi initial cash investment dengan menggunakan aliran kas, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa lama modal yang telah
ditanamkan dapat kembali dalam satuan waktu. 3. Break Event Point BEP bertujuan untuk mengetahui sampai batas mana
usaha yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau pada tingkat tidak rugi dan tidak untung. Estimasi ini digunakan dalam kaitannya antara
pendapatan dan biaya. 4. Net Present Value NPV merupakan ukuran yang digunakan untuk
mendapatkan hasil neto net benefit secara maksimal yang dapat dicapai dengan investasi modal atau pengorbanan sumber-sumber lain. Analisis ini
21
bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yag diperoleh selama umur ekonomi proyek.
5. Net Benefit Cost Ratio, perbandingan antara present value dari net benefit positif dengan present value dari net benefit negatif. Analisis ini bertujuan
untuk mengetahui berapa besarnya keuntungan dibandingkan dengan pengeluaran selama umur ekonomis proyek. Proyek dinyatakan layak
dilaksanakan jika nilai BC Rasio yang diperoleh lebih besar atau sama dengan satu, dan merugi atau tidak layak dilakukan jika nilai BC Rasio yang
diperoleh lebih kecil dari satu. 6. IRR Internal Rate of Return merupakan tingkat suku bunga yang dapat
membuat besarnya nilai NPV dari suatu usaha sama dengan nol 0 atau yang dapat membuat nilai Net BC Ratio sama dengan satu dalam jangka waktu
tertentu.
2.8. Analisis Sensitivitas Sensitivity Analysis
Analisis sensitivitas merupakan suatu analisis kembali untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Proyek-
proyek pertanian umumnya sensitif terhadap perubahan-perubahan empat variabel yaitu : harga jual output, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya, dan
hasil produksi. Perubahan keempat variabel tersebut akan mempengaruhi komponen cashflow inflow atau outflow yang pada akhirnya akan
mempengaruhi net benefit dan mengubah kriteria investasi. Tujuan analisis sensitivitas adalah memperbaiki cara pelaksanaan proyek, memperbaiki desain
proyek, dan mengurangi risiko kerugian Gurning dkk., 2013.
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada
bulan April sampai dengan Juli 2015.
3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan adalah biogas reaktor anaerobik, anaerobik komposting digester, gas chromatography shimadzu GC-2014, elementar analyzer, neraca
analitik 4 digit shimadzu AUY 220, Atomic Absorption Spectrophotometer UV-Vis , oven, desikator, pipet ukur, mikro pipet, kuvet, gelas ukur, gelas beker,
dan alat-alat bantu analisis lainnya.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades, tisu, label, efluen, Tandan Kosong Kelapa Sawit TKKS dan Air Limbah Pabrik Kelapa
Sawit ALPKS.
3.3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi lapang dan studi literatur kemudian dibahas secara deskripsi. Perhitungan jumlah pupuk
organik pupuk cair dan kompos dan biogas atau metana diestimasi berdasarkan data empirik data eksperimen. Perhitungan potensi ekonomi diestimasi
23
berdasarkan data harga kompos, pupuk cair, dan energi saat ini, potensi produksi biogas dan pupuk organik pupuk cair dan kompos kemudian hitung ke dalam
bentuk nilai uang untuk menggambarkan manfaat ekonomi yang diperoleh. Hasil yang diperoleh selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik kemudian
dianalisis secara deskriptif.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Pengumpulan Data
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan cara observasi langsung untuk mengetahui produktivitas biogas, kompos, dan pupuk cair yang dihasilkan dari
pengolahan limbah cair kelapa sawit dan TKKS terintegrasi. Air limbah diproses dalam biogas reaktor anaerobik dengan kapasitas 5000 Liter, sedangkan TKKS
dikomposkan menggunakan bioreaktor komposting anaerobic kapasitas 25 kg. Air limbah dimasukkan ke dalam reaktor biogas berkapasitas 5000 L dalam
keadaan tanpa oksigen anaerobik, selanjutnya setiap hari ditambahkan 150 L air limbah ke dalam reaktor tersebut selama penelitian berlangsung 70 hari.
Proses komposting TKKS dilakukan dengan cara mengisi bioreaktor komposting anaerobik dengan TKKS masing-masing sebanyak 25 Kg. Setiap hari akan
dilakukan penambahan efluen dari proses pengolahan air limbah sebanyak 20 L sebagai starter. Penambahan efluen dengan cara disemprot agar efluen tersebar
rata di permukaan TKKS. Sebelum dilakukan penambahan efluen, air limbah yang berada di dalam bioreaktor dari hari sebelumnya juga harus dikeluarkan.
Cairan keluaran dari bioreaktor kompos tersebut dapat digunakan sebagai pupuk cair.