Rumusan Masalah Penegasan Istilah

Mellitus terhadap Kontrol Diri pada Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Di RS Bhayangkara Semarang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah: 1 Bagaimana pengetahuan mengenai diabetes mellitus pada pasien rawat jalan diabetes mellitus? 2 Bagaimana kontrol diri pada pasien rawat jalan diabetes mellitus? 3 Sejauhmana pengaruh antara pengetahuan mengenai diabetes mellitus terhadap kontrol diri pada pasien rawat jalan diabetes mellitus?

1.3 Penegasan Istilah

Penegasan istilah ini dimaksudkan untuk memberi batasan-batasan pada variabel yang akan diteliti agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan makna dari variabel tersebut. Variabel dalam penelitian ini meliputi: 1 Pengetahuan mengenai Diabetes Mellitus Pengetahuan mengenai diabetes mellitus diartikan sebagai semua informasi mengenai apa itu diabetes mellitus, bagaimana tanda atau gejalanya, apa penyebab dari diabetes mellitus, bagaimana cara pengobatan dan bagaimana cara pencegahan.yang seharusnya diketahui oleh pasien diabetes mellitus 2 Kontrol Diri Kontrol diri diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengendalikan perilakunya, kemampuan memutuskan untuk menunda kepuasan segera dan kemampuan untuk bersabar dalam mengendalikan atau menahan keinginannya untuk mengkonsumsi yang manis-manis, makan makanan yang mengandung kadar lemak dan kolesterol yang tinggi, untuk merokok, dan untuk bermalas-malasan, hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang menguntungkan di masa yang akan datang yaitu tidak terjadi komplikasi yang lebih parah lagi dan menghindari hasil yang tidak menguntungkan lewat usaha atau tindakannya sendiri. 3 Pasien rawat jalan Pasien rawat jalan diartikan sebagai orang yang datang ke rumah sakit untuk tujuan pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa mengharuskan untuk dirawat inap. 4 Penderita diabetes mellitus Penderita diabetes mellitus diartikan sebagai pasien di mana tubuhnya tidak dapat secara otomatis mengendalikan tingkat gula glukosa dalam darahnya, sehingga tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif, dan terjadilah kelebihan gula di dalam darah.

1.4 Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII

2 17 226

PENINGKATAN KARAKTER DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII

0 16 263

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dan TAI Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Pada Materi Pokok Segi empa

0 3 127

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP N 3 GALANG.

0 1 23

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI POKOK SEGIEMPAT PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 12 MAGELANG.

0 0 1

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK KELAS VIII SMPN 4 SEMARANG.

1 36 216

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Berbantuan LKS Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Karangtengah pada Sub Pokok Materi Persegi Panjang dan Persegi.

0 0 265

Keefektivan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Berbantuan Alat Peraga Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Segi Empat Kelas VII A dan VII B SMP Negeri 3 Wanasari-Brebes Tahun Pelajaran 2008/2009”.

0 0 88

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATERI POKOK SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 4 PEMALANG.

0 0 297