MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP N 3 GALANG.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI
SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 3 GALANG

Oleh:
Tri Wina Purba
NIM. 071244110043
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012

i


ii

RIWAYAT HIDUP
Tri Wina Purba dilahirkan di Nagarejo pada tanggal 23 juli 1988. Ayah bernama
Taraman Purba dan Ibu bernama Legiah. Penulis adalah anak pertama dari lima
bersaudara. Penulis beragama Kristen Protestan. Pada tahun 1994, penulis masuk
ke Sekolah Dasar di SD Negeri 104281 Nagarejo dan lulus pada tahun 2000. Pada
tahun 2000, penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1
Tanjung Morawa dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis
melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dan
lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dan lulus ujian skripsi pada tanggal
4 September 2012.

iv

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan penyertaanNya
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri
pada Materi Segi Empat di Kelas VII SMP Negeri 3 Galang” yang disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Pimpinan UNIMED
beserta seluruh Pembantu Rektor, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku
Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan
UNIMED, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika,
Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika, dan
Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dan banyak memberikan saran
positif kepada penulis dari awal pemilihan judul penelitian hingga selesainya
penyusunan skripsi ini, Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd, Bapak Dr. Hasratuddin,
M.Pd, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun dari rencana penelitian sampai
penyusunan skripsi ini, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing Akademik, dan seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang sudah banyak membantu penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Saini, M.Pd selaku
Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Galang, Ibu Wulan Budiyanti, M.Pd selaku Guru
Matematika SMP Negeri 3 Galang, Guru/Staf Pegawai SMP Negeri 3 galang yang
telah banyak membantu dan mengarahkan penulis selama penelitian.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada orang tua yang selalu
memberi kasih sayang, dukungan, nasehat, dan doa selama perkuliahan hingga

iv

iii

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI
SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 3 GALANG
Tri Wina Purba (NIM. 071244110043)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk mengetahui bagaimana model
pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 3 Galang. (2) Untuk mengetahui
bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi segi

empat di kelas VII SMP Negeri 3 Galang melalui model pembelajaran inkuiri. (3)
Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pembelajaran inkuiri dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi segi empat di
kelas VII SMP Negeri 3 Galang.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Galang
tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 35 siswa. Objek dari penelitian ini adalah
kemampuan pemecahan masalah siswa melalui model pembelajaran inkuiri pada
materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 3 Galang. Jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri atas dua siklus. Instrumen pengumpulan
data yaitu tes kemampuan pemecahan masalah, lembar observasi, dan wawancara.
Model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Galang dengan peningkatan paling tinggi
yaitu pada aspek perencanaan strategi penyelesaian soal. Pada pembelajaran siklus
II guru telah mampu mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran inkuiri, yakni dengan
menerapkan kerangka pembelajaran yang terdapat pada model pembelajaran
inkuiri dan memperbaiki kegagalan yang ditemui pada pembelajaran siklus I pada
tahap menyampaikan masalah, tahap membuat hipotesis, tahap merancang
percobaan, tahap melaksanakan percobaan, tahap refleksi, dan tahap membuat
kesimpulan. Nilai rata-rata kelas pada tes kemampuan pemecahan masalah I

diperoleh sebesar 53,64 sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II
nilai rata-rata diperoleh sebesar 76,21. Jadi, diperoleh peningkatan rata-rata kelas
sebesar 22,57. Pada tes kemampuan pemecahan masalah I, jumlah siswa yang
memperoleh nilai tuntas (tingkat kemampuan pemecahan masalah ≥65) ada 13
siswa (37,14%) sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II, jumlah
siswa yang memperoleh nilai tuntas (tingkat kemampuan pemecahan masalah
≥65) ada 32 siswa (91,43%). Berdasarkan hasil observasi pada setiap siklus,
diperoleh nilai observasi pada siklus I sebesar 2,18 dengan kategori kurang baik
sedangkan nilai observasi pada siklus II sebesar 3,18 dengan kategori baik.
Sehingga diperoleh peningkatan nilai observasi sebesar 1,00. Pada siklus II
diperoleh jumlah siswa yang memiliki nilai tuntas (tingkat kemampuan
pemecahan masalah ≥65) yaitu 91,43% ≥ 85%. Ini berarti ketuntasan klasikal
sudah tercapai.

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
RIWAT HIDUP

ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaaat Penelitian

Halaman
i
ii
iii
iv
vi

viii
ix
x

1
6
6
6
7
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka teoritis
2.1.1. Belajar Matematika
2.1.2. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
2.1.3. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
2.1.4. Model Pembelajaran Inkuiri
2.1.5. Segi Empat
2.1.5.1. Persegi Panjang
2.1.5.2. Persegi (Bujur Sangkar)

2.1.5.3. Jajargenjang
2.1.5.4. Belah Ketupat
2.1.5.5. Layang-Layang
2.2. Kerangka Konseptual
2.3. Kajian Penelitian yang Relevan
2.4. Hipotesis Tindakan

8
8
11
11
13
17
17
19
20
22
24
26
28

29

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
3.2.2. Waktu Penelitian
3.3. Subjek dan Objek Penelitian
3.3.1. Subjek Penelitian
3.3.2. Objek Penelitian
3. 4. Prosedur Penelitian

31
31
31
31
31
31
32
32


vii

3.5. Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1. Tes
3.5.2. Observasi
3.5.3. Wawancara
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1. Reduksi Data
3.6.2. Interpretasi Hasil
3.6.3. Paparan Data
3.6.4. Simpulan Data
3.7. Indikator Keberhasilan Penelitian
3.8. Soal Pemecahan Masalah

35
35
36
36
37

37
37
40
40
40
41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I
4.1.1. Permasalahan I
4.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan I
4.1.3. Tahap Pelaksanaan Tindakan I
4.1.4. Tahap Observasi I
4.1.5. Analisis Data I
4.1.5.1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
4.1.5.2. Hasil Observasi I
4.1.5.3. Hasil Wawancara I
4.1.6. Refleksi I
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus II
4.2.1. Permasalahan II
4.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan II
4.2.3.Tahap Pelaksanaan Tindakan I I
4.2.4.Tahap Observasi II
4.2.5. Analisis Data II
4.2.5.1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
4.2.5.2. Hasil Observasi II
4.2.5.3. Hasil Wawancara II
4.1.6. Refleksi II
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

42
42
42
43
45
45
45
50
51
52
53
53
53
55
56
56
56
59
60
60
63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

66
68

DAFTAR PUSTAKA

69

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel: 2.1. Tahap Pembelajaran Inkuiri

15

Tabel: 3.1. Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah Matematika

38

Tabel: 3.2. Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah

39

Tabel: 3.3. Kriteria Penilaian Observasi

40

Tabel: 4.1. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Siklus I

45

Tabel: 4.2. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah I

47

Tabel: 4.3. Deskripsi Kesalahan Siswa Pada Soal Nomor 1 TKPM I

48

Tabel: 4.4. Deskripsi Kesalahan Siswa Pada Soal Nomor 3 TKPM I

49

Tabel: 4.5. Deskripsi Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 4 TKPM I

50

Tabel: 4.6. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Siklus II

57

Tabel: 4.7. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah II

58

Tabel: 4.8. Perbandingan Skor TKPM I dan Skor TKPM II

59

Tabel: 4.9. Deskripsi Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 3TKPM II

62

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar: 2.1 Komponen Esensial Belajar dan Pembelajaran

Halaman
9

Gambar: 2.2 Bangun Datar

17

Gambar: 2.3 Persegi Panjang

17

Gambar: 2.4 Persegi

19

Gambar: 2.5 Jajargenjang

20

Gambar: 2.6 Belah Ketupat

22

Gambar: 2.7 Layang-Layang

24

Gambar: 2.8 Trapesium Siku-Siku

26

Gambar: 2.9 Trapesium Sama Kaki

26

Gambar: 2.10 Trapesium Sembarang

26

Gambar: 3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

32

Gambar: 4.1 Diagram Nilai Rata-Rata Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah

64

Gambar: 4.2 Diagram Persentase Jumlah Siswa yang Memiliki
Kemampuan Pemecahan Masalah dengan Nilai Tuntas

65

Gambar: 1. Guru Memberi Motivasi

166

Gambar: 2. Guru Membentuk Melompok

166

Gambar: 3. Guru Menyampaikan Masalah

166

Gambar: 4. Guru Membimbing Siswa untuk Mengerjakan LAS

166

Gambar: 5. Siswa Melakukan Percobaan

167

Gambar: 6. Siswa Diskusi Mengerjakan LAS

167

Gambar: 7. Guru Membimbing Siswa Mempresentasekan Hasil Diskusi

167

Gambar: 8. Observer Mengamati Peneliti

167

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 2
LEMBAR AKTIVITAS SISWA 1
LEMBAR AKTIVITAS SISWA 2
Lembar Validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah Matematika
KISI – KISI TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA (TKPM) I
Lampiran 10 KISI – KISI TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA (TKPM) II
Lampiran 11 TES KEMAMPUAN AWAL SISWA
Lampiran 12 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Awal
Lampiran 13 TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH (TKPM) I
Lampiran 14 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
(TKPM) I
Lampiran 15 TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH (TKPM) II
Lampiran 16 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
(TKPM) II
Lampiran 17 LEMBAR OBSERVASI MODEL PEMBELAJARAN INKURI
UNTUK GURU SIKLUS I
Lampiran 18 LEMBAR OBSERVASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
UNTUK SISWA SIKLUS I
Lampiran 19 LEMBAR OBSERVASI MODEL PEMBELAJARAN INKURI
UNTUK GURU SIKLUS II
Lampiran 20 LEMBAR OBSERVASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
UNTUK SISWA SIKLUS II
Lampiran 21 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Awal
Lampiran 22 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
Berdasarkan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
Lampiran 23 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
Berdasarkan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
Lampiran 24 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
Lampiran 25 Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
Lampiran 26 HASIL WAWANCARA SISWA
Lampiran 27 DOKUMENTASI

71
83
97
101
106
109
111
121
122
123
124
127
131
134
138
141
145
148
150
153
155
156
157
158
160
162
166

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan matematika di Indonesia berkembang sejalan dengan
perkembangan pendidikan matematika dunia. Perubahan-perubahan yang terjadi
dalam proses pembelajaran di kelas, selain dipengaruhi oleh adanya tuntutan
sesuai perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan juga dipengaruhi oleh
adanya perubahan pandangan tentang pembelajaran matematika. Namun tidak
dapat dipungkiri bahwa mutu pendidikan matematika di Indonesia masih rendah
jika dibandingkan dengan mutu pendidikan matematika di beberapa negara.
Zainuri (2007) menyatakan berdasarkan data UNESCO bahwa :
“Peringkat matematika Indonesia berada di urutan 34 dari 38 negara. Ini
menunjukkan bahwa mutu pendidikan Indonesia, terutama dalam
pembelajaran matematika masih rendah. Sejauh ini Indonesia belum
mampu lepas dari urutan penghuni papan bawah”.
Disinyalir terdapat berbagai penyebab rendahnya mutu pendidikan
matematika siswa diantaranya terkait kualitas model pembelajaran yang tidak
tepat. Pada umumnya model pembelajaran yang digunakan guru cendrung
monoton. Beberapa hal yang menjadi ciri praktik pendidikan di Indonesia selama
ini adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru menyampaikan pelajaran
dengan metode ceramah atau ekspositori sementara siswa hanya mencatatnya
pada buku catatan. Abbas (2008) menyatakan bahwa :
“Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar
matematika peserta didik, salah satunya adalah ketidaktepatan penggunaan
model pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Kenyataan
menunjukan bahwa selama ini kebanyakan guru menggunakan model
pembelajaran konvensional dan banyak didominasi oleh guru”.
Model pembelajaran konvensional yang didominasi oleh guru akan membuat
siswa menjadi pasif sehingga siswa merasa jenuh dalam menerima pelajaran
matematika dan enggan menggungkapkan ide-ide atau penyelesaian dari masalah
yang diberikan guru. Akibatnya siswa menganggap matematika adalah pelajaran
yang sulit dan menakutkan. Kondisi ini banyak terjadi di lapangan. Seperti yang
1

2

diungkapkan oleh Suherman (2000)

bahwa

konon dalam pelaksanaan

pembelajaran matematika sekarang ini pada umumnya guru masih menggunakan
metode konvensional yaitu guru masih mendominasi kelas, siswa pasif (datang,
duduk, nonton, berlatih, ..., dan lupa). Hal yang sama dikemukakan Kaswan
(dalam Cahyono, 2010) menyatakan bahwa :
“Ternyata metode ceramah dengan guru menulis di papan tulis merupakan
metode yang paling sering digunakan. Dengan metode tersebut, siswa
lebih banyak mendengar dan menulis apa yang diterangkan atau ditulis
oleh guru di papan tulis. Hal ini menyebabkan isi mata pelajaran
matematika dianggap sebagai bahan hafalan, sehingga siswa tidak
menguasai konsep”.
Dari pendapat–pendapat di atas, pada umumnya guru kurang mampu
melakukan praktek pengajaran yang mengarah pada keterampilan proses.
Akibatnya siswa tidak dapat belajar dengan baik. Trianto (2010:17) menyatakan
bahwa cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan prasyarat bagi siswa
untuk dapat belajar dengan baik. Guru merupakan faktor penentu terhadap
berhasilnya proses pembelajaran di samping faktor pendukung lainya. Oleh
karena itu hendaknya guru harus menjadi fasilitator yang membimbing siswa ke
arah pembentukan pengetahuan oleh siswa sendiri. Dalam hal ini siswa harus aktif
dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan.
Lenner

(dalam

Abdurrahman,

2003:253)

mengemukakan

bahwa

kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep,
(2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah. Ini berarti pada hakikatnya
program pembelajaran bertujuan tidak hanya memahami dan menguasai apa dan
bagaimana suatu terjadi, tetapi juga memberi pemahaman dan penguasaan tentang
“ mengapa hal itu terjadi”. Berpijak pada permasalah tersebut, maka pembelajaran
pemecahan masalah menjadi sangat penting untuk diajarkan.
Pembelajaran pemecahan masalah sudah diterapkan mulai dari Sekolah
Dasar (SD). Namun ternyata kemampuan pemecahan masalah siswa pada
umumnya masih rendah. Seperti yang diungkapkan Siswono (2005) bahwa salah
satu masalah dalam pembelajaran matematika adalah rendahnya kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah. Ini terjadi karena siswa tidak memahami

3

konsep-konsep matematika. Siswa tidak mampu menggunakan materi matematika
yang sudah dipelajarinya untuk memecahkan masalah. Seperti yang diungkapkan
Nazwandi (2010) bahwa :
“Secara umum pendekatan pengajaran matematika di Indonesia masih
menggunakan pendekatan tradisional atau mekanistik yang menekankan
proses „drill and practice‟, prosedural serta menggunakan rumus dan
algoritma sehingga siswa dilatih mengerjakan soal seperti mekanik atau
mesin. Konsekwensinya bila mereka diberikan soal yang beda dengan soal
latihan mereka akan membuat kesalahan atau „error‟ seperti terjadi pada
komputer. Begitu pula mereka tidak terbiasa memecahkan masalah yang
banyak di sekeliling mereka”.
Ini berarti model pembelajaran konvensional secara nyata memaksa siswa untuk
mampu menjawab soal yang diberikan guru tanpa pemahaman konsep matematika
secara utuh. Hal ini mengakibatkan kurang berkembangnya kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah matematika.
Berdasarkan observasi di SMP Negeri 3 Galang pada materi segi empat
pada tanggal 01 Nopember 2011 di kelas VII tahun ajaran 2010/2011, peneliti
menemukan beberapa fakta dari jawaban siswa. Sebelumnya peneliti memberikan
masalah kepada siswa, antara lain :
Sebuah taman berbentuk persegi panjang yang panjangnya adalah 50 m dan lebar
persegi panjang tersebut 30 m. Di tengah taman terdapat kolam ikan berbentuk
persegi yang panjang sisinya 15 m dan sisanya untuk taman bunga. Untuk
menentukan luas taman bunga tersebut, maka :
a.

Selidikilah apa saja yang diketahui dan ditanya dari masalah tersebut!

b.

Bagaimanakah cara menghitung luas taman bunga tersebut?

c.

Berapa hasil yang diperoleh setelah menghitung luas taman bunga tersebut?
Jelaskan jawabanmu!

d.

Juwi berpendapat bahwa luas taman bunga tersebut adalah 1.275 m2.
Sedangkan Sinta berpendapat bahwa luas taman bunga tersebut adalah 1.245
m2. Pendapat siapakah yang benar? Periksa kembali jawabanmu!

4

Terdapat kendala pemecahan masalah siswa yang ditemukan peneliti di
kelas VII SMP Negeri 3 Galang yaitu dari 40 siswa yang diberi tes ternyata 28
siswa atau 70% menulis yang diketahui dan ditanya dengan benar tetapi tidak
lengkap, 31 siswa atau 77,5% tidak menulis rumus yang relevan dengan masalah
dengan lengkap dan benar, 30 siswa atau 75% menggunakan langkah-langkah
penyelesaian yang mengarah ke solusi yang benar tetapi tidak lengkap, dan 37
siswa atau 92,5% tidak ada pemeriksaan hasil. Berdasarkan observasi tersebut
disimpulkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VII
SMP Negeri 3 Galang khususnya pada materi segi empat masih rendah dan
diperlukan suatu tindakan untuk mengatasi masalah tersebut.
Dari hasil wawancara dengan guru matematika kelas VII SMP Negeri 3
Galang yaitu Ibu Wulan Budiyanti, S.Pd ternyata model pembelajaran yang
digunakan oleh guru bersifat teacher oriented. Sebagian besar kegiatan
pembelajaran masih berpusat pada guru. Sebagian besar kegiatan pembelajaran
masih berpusat pada guru. Guru lebih banyak menjelaskan dan memberikan
informasi tentang konsep-konsep dari materi yang diajarkan. Sementara siswa
hanya mendengarkan dan membahas soal-soal yang diberikan oleh guru.
Untuk mengatasi masalah

tersebut, perlu adanya perbaikan proses

pembelajaran. Agar dapat melibatkan siswa secara maksimal dalam proses
kegiatan belajar, guru dituntut untuk mampu memilih model pembelajaran yang
tepat. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif adalah
model pembelajaran inkuiri. Hidayah (2008) menyatakan bahwa model
pembelajaran inkuiri merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan cara berfikir yang bersifat penemuan yaitu menarik kesimpulan
berdasarkan data-data yang teramati. Ini berarti dalam proses pembelajarannya,
siswa diarahkan oleh guru untuk melakukan kegiatan inkuiri hingga akhirnya
dapat memaparkan hasil temuannya. Gulo (dalam Trianto, 2010:168) menyatakan
bahwa :
“Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi
seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan
keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,

5

menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Untuk menciptakan kondisi
seperti itu, guru berperan sebagai motivator, fasilitator, penanya,
administrator, pengarah, manajer, dan rewarder”.
Dari kemampuan merumuskan kesimpulan, siswa diharapkan mampu
mengaplikasikan kesimpulan dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.
Dengan demikian, melalui penerapan model pembelajaran inkuiri, siswa dapat
dilibatkan aktif memecahkan masalah untuk menemukan solusi sehingga
diharapkan memperoleh hasil belajar yang baik pada materi segi empat.
Tutik Yulianti (dalam Wena, 2009:81) menyimpulkan penelitiannya
bahwa model pembelajaran inkuiri secara signifikan dapat meningkatkan hasil
belajar dan sekaligus meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Siti
Rukoiyah

(2007)

menyimpulkan

penelitiannya

bahwa

melalui

metode

pembelajaran inkuiri bersifat open ended dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VII SMP Negeri 12 Semarang pada materi pokok segi empat. Selain itu,
Aris Cahyono (2010)

menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa peningkatan

kemampuan pemecahan masalah siswa yang menerapkan pembelajaran inkuiri
lebih baik dari pembelajaran konvensional.
Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan
judul : “Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Melalui
Model Pembelajaran Inkuiri pada Materi Segi Empat di Kelas VII SMP
Negeri 3 Galang”.

6

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut :
1. Mutu pendidikan matematika di Indonesia masih rendah.
2. Kemampuan pemecahan masalah siswa pada umumnya masih rendah.
3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VII SMP Negeri
3 Galang khususnya pada materi segi empat masih rendah.
4. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru SMP Negeri 3 Galang bersifat
teacher oriented.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi yaitu meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa melalui model pembelajaran inkuiri pada materi segi empat di
kelas VII SMP Negeri 3 Galang.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah maka rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 3
Galang?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi
segi empat di kelas VII SMP Negeri 3 Galang melalui model pembelajaran
inkuiri?
3. Bagaimana efektivitas pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 3
Galang?

7

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Untuk

mengetahui

bagaimana

model

pembelajaran

inkuiri

dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi segi empat
di kelas VII SMP Negeri 3 Galang.
2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah
siswa pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 3 Galang melalui
model pembelajaran inkuiri.
3. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pembelajaran inkuiri dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi segi empat
di kelas VII SMP Negeri 3 Galang.

1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru bidang studi matematika
untuk menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam memahamkan konsep
geometri, khususnya pokok bahasan segi empat.
2. Diharapkan dengan model pembelajaran ini, siswa dapat memperoleh
pengalaman

berinkuiri

dalam

pembelajaran

matematika

dan

dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa khususnya materi segi
empat.
3. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi sekolah agar menyediakan
media alat peraga dalam pembelajaran matematika.
4. Sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan peneliti ketika menjadi
guru di masa yang akan datang.
5. Sebagai bahan informasi dan bahan rujukan bagi peneliti lain yang berkaitan
dengan masalah penelitian ini.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Galang dari siklus I ke siklus II
dengan peningkatan paling tinggi yaitu pada aspek perencanaan strategi
penyelesaian.

Pada

pembelajaran

siklus

II

guru

telah

mampu

mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar dengan penerapan model pembelajaran inkuiri, yakni dengan
menerapkan

kerangka

pembelajaran

yang

terdapat

pada

model

pembelajaran inkuiri dan memperbaiki kegagalan yang ditemui pada
pembelajaran siklus I. Pada tahap menyampaikan masalah, siswa kelas
VII SMP Negeri 3 Galang lebih memahami data secara lengkap tentang
apa yang diketahui pada masalah dan apa yang ditanya. Pada tahap
membuat hipotesis, siswa lebih mampu mengaitkan materi segi empat
dengan masalah yang harus dipecahkan. Pada tahap merancang
percobaan, siswa untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah
pemecahan masalah dengan benar dan lengkap. Pada tahap melaksanakan
percobaan, siswa lebih aktif dalam mendiskusikan LAS. Pada tahap
refleksi, siswa tidak malu-malu mempersentasekan hasil diskusi
kelompok di depan kelas. Pada tahap membuat kesimpulan, siswa
membuat catatan lebih terarah.
2. Nilai rata-rata siswa pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 3
Galang pada tes kemampuan pemecahan masalah I diperoleh sebesar
53,64 sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II nilai ratarata diperoleh sebesar 76,21. Jadi, diperoleh peningkatan rata-rata kelas
sebesar 22,57. Pada tes kemampuan pemecahan masalah I, jumlah siswa
yang memperoleh nilai tuntas (tingkat kemampuan pemecahan masalah
≥65) ada 13 siswa (37,14%) sedangkan pada tes kemampuan pemecahan
masalah II, jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas (tingkat

66

67

kemampuan pemecahan masalah ≥65) ada 32 siswa (91,43%). Sehingga
diperoleh peningkatan siswa dalam kemampuan pemecahan masalah
dengan nilai tuntas sebanyak 19 orang atau 54,29%.
3. Efektivitas pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa pada materi segi empat di kelas VII SMP
Negeri 3 Galang dapat dilihat dari pelaksanaan pembelajaran matematika
terlaksana dengan efektif dan tercapainya ketuntasan

klasikal.

Berdasarkan deskripsi hasil observasi guru pada siklus I diperoleh bahwa
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru tergolong kurang baik
dengan hasil nilai observasi sebesar 2,18 sedangkan pelaksanaan yang
dilaksanakan guru pada siklus II sudah maksimal dengan nilai yang
diperoleh termasuk dalam kategori baik sebesar 3,18. Ini berarti
diperoleh peningkatan nilai observasi sebesar 1,00. Pada siklus II
diperoleh jumlah siswa yang memiliki nilai tuntas (tingkat kemampuan
pemecahan masalah ≥65) yaitu 91,43% ≥ 85%. Ini berarti ketuntasan
klasikal sudah tercapai.

68

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu:
1. Kepada siswa SMP Negeri 3 Galang hendaknya berlatih lagi dalam
menyelesaikan soal–soal dan berperan aktif dalam pembelajaran dan lebih
berani dalam

menyampaikan pendapat

atau ide-ide,

dan untuk

menyeimbangkan perkembangan otak dapat digunakan kiat-kiat model
pembelajaran inkuiri untuk mendukung perkembangan potensial diri.
2. Guru disarankan menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam
kegiatan

pembelajaran

karena

dapat

meningkatkan

kemampuan

pemecahan masalah siswa.
3. Kepada Kepala SMP Negeri 3 Galang, agar dapat mengkoordinasikan
model pembelajaran yang relevan dan inovatif untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa, salah satunya adalah model
pembelajaran inkuiri.
4. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk selanjutnya menerapkan pembelajaran
dengan model pembelajaran inkuiri pada materi segi empat ataupun materi
lain yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abbas, (2008), http://depdiknas (accessed 15 September 2011)
Abdurrahman, Mulyono., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., dkk (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Akasara,
Jakarta
Cahyono,

A.

(2010),

http://risecahyono.blogspot.com/2010/03/model-

pembelajaran-berbasis-inkuiri.htm (accessed 2 Juni 2011)
Dewi dan Tri, (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya, Penerbit PT Madju
Medan, Jakarta
Dimyati dan Mudjiono, (2010), Belajar dan Mengajar, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta
Djamarah, S.B., dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit PT
Rineka Cipta, Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Mahasiswa
Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed
Herdian (2010), http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaraninkuiri/ (accessed 27 Mei 2011)
Hidayah,

A.,

(2008),

http://aman-hidayah.blogspot.com/2008/01/model-

pembelajaran-inkuiri.html (accessed 2 Juni 2011)
Nazwandi,

(2010),

http://nazwandi.wordpress.com/2010/06/22/jurnalpmri-

pembelajaran-matematika-realistik-indonesia-suatu-inovasi-dalampendidikan-matematika-di-indonesia/ (accessed 15 September 2011)
Rukoiyah, S., (2007), http://matematika.upi.edu (accessed 2 Juni 2011)
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung
Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta
Siswono, T.Y., Eko (2005), http://tatagyuli.cv.unesa.ac.id/penelitian (accessed 15
September 2011)

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT
Remaja Rosdakarya, Bandung
Suherman, E., (2000), http://educare-fkipunila.net (accessed 16 september 2011)
Sutawidjaja, A., (1998), http://repository.upi.edu (accessed 1 juli 2011)
Tim Instruktur UNIMED, (2012), Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru,
UNIMED, Medan
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, (2007), Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan Bagian III : Pendidikan Disiplin Ilmu, Penerbit PT. Imtima,
Bandung
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit
Prenada Media Group, Jakarta
Watson, G., (2008), 190 Kegiatan Siap Saji yang Membuat Matematika
Menyenangkan, Penerbit Pakar Raya, Bandung
Wena, M., (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta
Zainuri, T., (2007), http://zainurie.wordpress.com/2007/05/14/pakar-matematikabicara-tentang-prestasi-pendidikan-matematika-indonesia/ (accessed 1 juli
2011)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KARAKTER DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII

0 16 263

Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dan TAI Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Pada Materi Pokok Segi empat

0 7 127

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 4 MEDAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 5 31

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN REALISTIK PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII-8 SMP NEGERI 27 MEDAN.

0 3 31

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN REALISTIK PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP AKP GALANG.

3 15 27

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL.

0 2 30

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII-3 MTS AMIN DARUSSALAM T.A 2014/2015.

0 3 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR- SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP SWASTA BRIGJEND KATAMSO T.A 2014/ 2015.

0 7 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBALJARANA INKUIRI PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP SWASTA SANTA MARIA MEDAN T.A 2014/2015.

0 4 24

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KESALAHAN SISWA KELAS VII DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SEGI EMPAT MELALUI PBL

0 0 59