s PENGARUH SUHU TERHADAP SIFAT FISIK MINYAK SAWIT KASAR

63 Gambar 14 Pengaruh suhu terhadap viskositas terukur tiga sampel CPO pada shear rate 100 s -1 dan 400 s -1 . Nilai  pada shear rate 400 s -1 lebih rendah dibandingkan  pada shear rate 100 s -1 , karena terkait dengan sifat fluida CPO yang pseudoplastic yang akan semakin rendah saat shear rate meningkat. Pada kisaran shear rate tersebut,  ketiga sampel CPO secara umum rendah di bawah 35 mPa.s dan tidak berbeda nyata pada suhu 45, 50, dan 55 o C. Dengan demikian, bila CPO berada pada suhu tinggi di atas T M CPO 39 o C, sifat reologinya tidak berbeda nyata akibat lemak dalam bentuk padat telah meleleh sempurna. Berdasarkan data pada Tabel 7 dan 8, dapat disimpulkan bahwa pada suhu yang semakin rendah sifat fluida CPO semakin pseudoplastic, akan tetapi nilai  pada suhu-suhu rendah tersebut lebih tinggi dibandingkan  saat CPO bersifat sebagai fluida Newtonian di suhu tinggi. Penerapan shear rate yang sangat tinggi sekalipun, tidak menyebabkan penurunan  yang lebih rendah dibandingkan dengan penerapan suhu analisis yang lebih tinggi. Dengan demikian, penggunaan suhu pengaliran yang lebih tinggi akan lebih menguntungkan karena nilai  yang dihasilkan lebih rendah dan tidak berubah akibat pengaruh shear rate yang diterapkan karena bersifat sebagai fluida Newtonian. 50 100 150 200 250 300 350 20 30 40 50 60 V is k os it as t er u k u r m P

a.s

Suhu o C CPO A, g 100 s-1 CPO B, g 100 s-1 CPO C, g 100 s-1 CPO A, g 400 s-1 CPO B, g 400 s-1 CPO C, g 400 s-1 CPO A, g 100 s -1 CPO B, g 100 s -1 CPO C, g 100 s -1 CPO A, g 400 s -1 CPO B, g 400 s -1 CPO C , g 400 s -1 64 Pengaruh suhu terhadap viskositas terukur fluida  dapat dimodelkan dengan baik oleh model Arrhenius seperti dapat dilihat pada Persamaan 12 Steffe Daubert 2006. ฀ ฀ ฀  = � � exp � � � ′ � 12 dimana E a adalah energi aktivasi untuk aliran, R  adalah konstanta gas universal, dan T adalah suhu absolut. Nilai E a dan konstanta persamaan Arrhenius A r ditentukan menggunakan regresi linier dari data percobaan. Nilai E a mengindikasikan bahwa suatu fluida akan lebih mudah mengalami perubahan viskositas saat terjadi perubahan suhu Steffe Daubert 2006; Wang Briggs 2002. Untuk fluida non-Newtonian, terdapat pengaruh shear rate yang akan mengubah respon perubahan viskositas terukur  akibat perubahan suhu. Steffe dan Daubert 2006 mengemukakan cara penepatan model Arrhenius untuk fluida non-Newtonian dengan mengunakan patokan suhu tertentu reference temperature atau T r dan tertentu reference  atau  r pada shear rate tertentu Persamaan 13. ln ฀  ฀ ฀  � = � � � ′ 1 � − 1 � � 13 T r yang dipilih dalam penelitian ini adalah 300 K atau 27 o C, sedangkan  r dihitung berdasarkan Persamaan 12. Dengan menggunakan  r hasil perhitungan, dapat diperoleh konstanta model Arrhenius untuk ketiga sampel CPO sebagai fluida non-Newtonian yang ditampilkan pada Tabel 9 untuk shear rate 100 s -1 dan Tabel 10 untuk shear rate 400 s -1 . Penepatan model Arrhenius dengan plot 1T terhadap ln  ketiga sampel CPO untuk penentuan nilai E a dan A r pada data  di shear rate 100 s -1 dan 400 s -1 , dapat dilihat pada Lampiran 17. Berdasarkan penepatan dengan model Arrhenius tersebut, dapat ditentukan nilai E a ketiga sampel CPO pada saat mengalami shear rate tertentu. Pada ketiga sampel CPO yang diuji, nilai E a pada shear rate 100 s -1 berkisar antara 48.20- 65 70.13 kJmol, sedangkan pada shear rate 400 s