Subjek Penelitian Terpilih

Tabel. 1 Subjek Penelitian Terpilih

MATA SEKOLAH

RESPONDEN

SUBJEK

PELAJARAN SMAN 1 Lembang

Geografi SMAN 1 Lembang

134 Siswa Kelas XI IPS

1 Guru Laki-laki

Biologi SMA

146 Siswa Kelas XI IPA

1 Guru Perempuan

34 Siswa Kelas XI

Muhammadiyah 1

1 Guru Perempuan

Matematika

IPA & IPS

Garut SMA Plus

Bahasa Muthahhari

63 Siswa Kelas XI

1 Guru Laki-laki

Bandung

Indonesia MA Al-Matuq

IPA & IPS

Akhlaq Sukabumi

27 Siswa Kelas XI dan XII

1 Guru Laki-laki

Keagamaan

Keputusan untuk menentukan subjek penelitian, yaitu guru yang dianggap telah menampilkan diri dalam basis prinsip-prinsip bimbingan dan konseling tidak begitu saja diambil. Tetapi, setalah mendapatkan data guru terpilih, peneliti melakukan triangulasi kepada beberapa pihak, antara lain: kepala sekolah atau wakil kepala sekolah, guru-guru, karyawan sekolah, dan tentunya siswa. Tujuan triangulasi adalah untuk memperoleh kebenaran data secara mendalam kepada sumber data dan atau informan. Tujuannya sama, yaitu untuk memperolah kebenaran data secara mendalam. Melalui penggunaan triangulasi, peneliti mendapatkan data sekaligus menguji kredibilitas data tersebut. Berdasarkan hasil triangulasi tersebut, diperoleh kekukuhan untuk menetapkan subjek penelitian yang berjumlah 5 orang guru tersebut.

Setelah memutusakan mengambil subjek penelitian, langkah berikutnya adalah melakukan penelitian terhadap subjek penelitian melalui tradisi penelitian kualitatif. Keterbatasan waktu yang ada serta subjek penelitian yang berjumlah 5 orang tentu membutuhkan waktu yang tidak sedikit terlebih jika kebenaran ingin diperoleh sampai redundant (mentok) sehingga tidak ada keraguan lagi di dalamnya. Penjelasan selanjutnya merupakan hasil analisis data dari wawancara, observasi, analisis data, dan triangulasi terhadap 5 subjek penelitian yang tentang pandangan subjek penelitian tentang: filosofi hidup dan kebahagiaan; filosofi dan Setelah memutusakan mengambil subjek penelitian, langkah berikutnya adalah melakukan penelitian terhadap subjek penelitian melalui tradisi penelitian kualitatif. Keterbatasan waktu yang ada serta subjek penelitian yang berjumlah 5 orang tentu membutuhkan waktu yang tidak sedikit terlebih jika kebenaran ingin diperoleh sampai redundant (mentok) sehingga tidak ada keraguan lagi di dalamnya. Penjelasan selanjutnya merupakan hasil analisis data dari wawancara, observasi, analisis data, dan triangulasi terhadap 5 subjek penelitian yang tentang pandangan subjek penelitian tentang: filosofi hidup dan kebahagiaan; filosofi dan

a. Hasil Analisis Data Kualitatif Terhadap Guru AH

AH dilahirkan di Sukabumi 40 tahun yang lalu. Beliau berasal dari keluarga ulama yang mendirikan pergerakan PUI di Sukabumi. Selepas belajar dari pesantren As-Salam Sukabumi, AH mendapatkan kesempatan belajar di Jurusan Syariah Universitas Madinah Saudi Arabia. Setamatnya dari Universitas Madinah dengan mengantongi gelas Lc, AH aktif di Yayasan (Laznah) Khairiyyah Al-Musytarokah dan diamanahi untuk memimpin Pesantren Al-Matuq. Di sela-sela, aktivitasnya

mengajar akhlaq, A( juga ditunjuk sebagai Mudir Am pimpinan umum/tertinggi di pesantren yang membawahi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.

Tentunya AH sangat sibuk. Walaupun demikian, AH juga aktif berdakwah kepada masyarakat umum dengan memberikan ceramah, khutbah Jumat, dan kajian-kajian ilmu lainnya.

Untuk meningkatkan kapasitas ilmu dan kualifikasi pendidikan, AH melanjutkan pendidikan dengan mengambil program Magister Pendidikan Islam di Universitas Ibnu Khaldun Bogor. Tidak lama berselang, AH melanjutkan lagi pendidikannya ke jenjang S3 di Universitas yang sama pada program yang sama pula, yaitu program Doktor Pendidikan Islam.

Filosofi Hidup dan Kebahagiaan

Bagi AH, hidup adalah ibadah. Hidup adalah pengabdian kepada Allah. Semua yang dilakukan harus bernilai ibadah. Kebahagian dalam hidup adalah ketika mampu menjalankan perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah lalu mengamalkan dan mengajarkannya kepada yang lain, keluarga dan masyarakat.

Filosofi dan Hakikat Mendidik dan Anak Didik

Mendidik bukan sekadar bekarja untuk mencari dunia. Mendidik adalah mengenalkan anak didik kepada Tuhannya, yaitu Allah. Apapun pelajarannya, proses mendidik adalah proses menuntun anak didik untuk semakin yakin kepada Allah, Tuhannya lalu istiqmah dalam menjalan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya dengan mengikuti jejak sunnah Rasul-Nya dan jejak para salafush-shalih. Karena hakikat pendidikan demikian, maka hakikat anak didik

adalah mad u subjek dakwah . Oleh karena tujuan pendidikan adalah dakwah maka para pendidik tidak perlu takut miskin. Allah akan mencukupkan rezeki bagi para

pendidik. Merasa takut miskin biasanya akan membuat pendidik mengabaikan prinsip-prinsip penting dalam pengabdian kepada Allah.

Pendekatan dalam Proses Pembelajaran

AH berpandangan bahwa pendekatan yang paling utama dalam proses pembelajaran adalah keteladanan dalam amal shalih. Seorang guru harus menjadi AH berpandangan bahwa pendekatan yang paling utama dalam proses pembelajaran adalah keteladanan dalam amal shalih. Seorang guru harus menjadi

Dalam proses pembelajarn AH, selalu berusaha untuk menghidupkan kelas dengan berbagai pendekatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. AH banyak memperkaya wawasan anak didiknya dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan kasus-kasus aktual. Menurut pengakuan beberapa orang anak didiknya, kalau belajar dengan AH, tidak pernah mangantuk dan rasanya waktu begitu cepat berlalu. Untuk mendekatkan diri pada dunia intrapersonal anak didiknya, AH seringkali membawa kejutan-kejutan yang tidak diduga oleh anak didiknya. Tak jarang AH, membawa makanan ke kelas dan menikmatinya bersama siswa, baik pada saat proses pembelajaran maupun sebelum atau sesudah proses pembelajaran.

Dalam hal kedisipilinan, AH menjadikan salat berjamaah sebagai tolak ukurnya. Sebagai pimpinan, AH seringkali memimpin salat berjamaah. Ada perilaku yang unik sebelum salat berjamaah didirikan. AH selalu memeriksa lurus dan rapatnya shaf dari ujung depan sampai akhir shaf. Dengan penuh kesabaran, AH selalu memberikan arahan langsung kepada anak didiknya untuk melurusakan shaf tak terkecuali jika pada saat itu ada orang tua siswa atau tamu dari luar.

Sikap dan Pengalaman Terkait Isu-isu Budaya Pendidikan

Beberapa sikap dan pengalaman AH terkait dengan isu-isu budaya pendidikan, antara lain: (1) menolak menyebarkan jawaban soal UN yang diberikan oleh oknum atas kesepakatan kepala madrasah, padahal hal tersebut memungkinkan dilakukan karena AH sebagai pimpinan di sekolah, (2) menolak dana bantuan untuk kesejahteraan guru dari kantor kementarian agama dengan alasan khawatir mengikat sehingga jadi sungkan menolak hal-hal yang bertentangan dengan idealism, (3) lebih baik tidak lulus UN daripada nyontek dan tidak lulus ujian dari Allah, (4) sekali saja guru memberikan bantuan jawaban soal UN, maka apa yang ditanamkan selama 3 tahun tentang kejujuran akan dihancurkan dalam sekejap selama tiga hari UN, (5) budaya pendidikan yang sehat akan tumbuh berkembang ketika setiap orang memiliki mental kepemimpinan yang bertanggung jawab kepada Allah, dalam arti takut hanya kepada Allah bukan takut kepada atasan lagi, (6) amanah dalam menjalankan tugas dan mengelola keuangan sesuai dengan peruntukannya adalah modal besar untuk dihargai oleh orang lain sehingga apa yang ditanamkan kepada anak didik menjadi berpengaruh sepanjang hayatnya, (7) guru tidak boleh takut miskin, (8) anak-anak harus dikontrol, jangan pernah membiarkan kesalahan sekecil apapun termasuk dalam UN, guru dapat mengontrol untuk mencegah siswa berbuat curang.

b. Hasil Analisis Data Kualitatif Terhadap Guru BD

Pria ini sehari-hari mengajar bahasa Indonesia dan seni teater di SMA Plus Muthahhari Bandung. DB baru empat tahun mengajar di sekolah tersebut. Sebelumnya, hampir lebih dari 10 tahun, DB mengajar di sebuah sekolah swasta lain di Ujung Berung Bandung. BD lahir di Garut tetapi besar di Bengkulu. BD menyelsaikan S1 di Universitas Bengkulu dan S2 di salah satu Universitas di Inggris. BD sangat menyukai dunia teater sehingga masa mudanya dihabsikan untuk manggung dari satu tempat ke satu tempat yang lain. Demi mengajar di Muthahhari, BD meninggalkan semua aktivitas mengajarnya di tempat lain dengan alasan bahwa di Muthahhari ia mendapatkan sesuatu yang boleh jadi orang lain tidak memikirkannya. BD mengakui bahwa pemikiran Ustadz Jalal (Jalaluddin Rakhmat) sangat mengubah jalan hidupnya untuk lebih memaknai hidup bukan sekadar urusan dunia.

Filosofi Hidup dan Kebahagiaan

Bagi BD, hidup adalah bukan sekadar dunia tetapi harus tembus menuju Tuhan. Semua hal yang tidak menembus Tuhan tidak berarti apa-apa jika hanya sekedar berhenti di dunia saja. Kebahagian bagai BD adalah kita mampu membuat orang lain bahagia, siapapun terutama anak didik.

Filosofi dan Hakikat Mendidik dan Anak Didik

Mendidik hakikatnya adalah membuka ruang berpikir kepada anak didik untuk dapat hidup saling menghargai di atas perbedaan dan mampu menembus Tuhan dalam segala ruang. Mendidik adalah menjadi guru kehidupan bagi anak didik. Anak didik adalah anak sendiri sekaligus teman diskusi dan teman bermain serta guru kehidupan.

Pendekatan dalam Proses Pembelajaran

Dalam pembelajaran, BD tidak mau terikat dengan apa yang sudah digariskan oleh dinas karena jika hanya mengacu kepada apa yang digariskan dinas semuanya akan kering tidak ada apa-apanya. DB selalu membawakan materi dan mengaitkannya dengan kehendak Tuhan. Terkadang untuk menembus Tuhan, anak- anak dibawa dalam suasana seolah-olah Tuhan diabaikan. Dalam setiap proses pembelajaran, BD sangat menekankan arti penting keteladanan tetapi tidak dalam arti keberagamaan karena ia merasa belum layak diteladani dalam hal tersebut. Ia lebih senang disebut teladan dalam kebebasan berpikir, kerja keras, dan toleransi.

Sikap dan Pengalaman Terkait Isu-isu Budaya Pendidikan

Berkaitan dengan isu-isu penyehatan budaya pendidikan BD memeiliki beberapa sikap dan pengalaman, antara lain: (1) merasa sudah cukup menerima honor dari sekolah saja tidak perlu pontang-panting mengejar sertifikasi sehingga menjadi pengganggu konsentrasi mengajar. Walaupun ada kesempatan tetapi ia tidak ingin tergesa-gesa. Mengalir saja seperti air dalam masalah seperti ini, (2) budaya pendidikan akan tumbuh berkembang secara sehat melalui kepemimpinan Berkaitan dengan isu-isu penyehatan budaya pendidikan BD memeiliki beberapa sikap dan pengalaman, antara lain: (1) merasa sudah cukup menerima honor dari sekolah saja tidak perlu pontang-panting mengejar sertifikasi sehingga menjadi pengganggu konsentrasi mengajar. Walaupun ada kesempatan tetapi ia tidak ingin tergesa-gesa. Mengalir saja seperti air dalam masalah seperti ini, (2) budaya pendidikan akan tumbuh berkembang secara sehat melalui kepemimpinan

c. Hasil Analisis Data Kualitatif Terhadap Guru MM

MM terlahir dari keluarga guru di Subang. MM mengajar Matematika di SMA Muhammadiyah 1 Garut. Awalnya MM bukan guru Matematika karena ia lulusan D3 Pendidikan Keterampilan dari IKIP (UPI) Bandung. Sejak diangkat jadi PNS, lalu di sekolah tempat bekerja pertama kali kekurangan guru Matematika, maka ia diberi tambahan ngajar Matematika. Sejak itu MM menggeluti Matematika hingga melanjutkan S1 pada Program Pendidikan Matematika. Sejak menikah dengan suaminya yang orang Garut dan dibawa pindah ke Garut, MM di-DPK-kan ke SMA Muhammadiyah 1 Garut. Sebagai anggota Aisiyah (Otonom Kewanitaan Muhammadiyah), MM merasa aktivitasnya adalah bagian dari ibadah.

Filosofi Hidup dan Kebahagiaan

Bagi MM, hidup adalah sebuah ibadah. Makna kebahagiaan adalah ketika mampu membimbinga anak didik dari asalnya tidak bisa menjadi bisa.

Filosofi dan Hakikat Mendidik dan Anak Didik

Anak didik harus diperlakukan seperti anak sendiri. Mendidik adalah membimbing anak didik dari tidak bisa menjadi bisa.

Pendekatan dalam Proses Pembelajaran

MM melakukan pendekatan kepada anak didik dalam peran sebagai ibu. Ia sering memotivasi bahwa tidak ada soal yang sulit jika kita mau mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan yakin bahwa itu bisa diselesaikan. Dengan penuh kesabaran dan memegang prinsip untuk tidak marah sedikit pun, MM menjadi bagian terpenting dalam kehidupan anak didiknya untuk menjadi bisa dari asalnya tidak bisa.

Sikap dan Pengalaman Terkait Isu-isu Budaya Pendidikan

Terkait isu-isu budaya pendidikan, MM memiliki beberapa pandangan, antara lain: (1) tidak setuju kalau kepala sekolah dan guru membantu UN tetapi tidak bisa mencegah, (2) tugasnya sebagai guru adalah mengajar dan mendidik di sekolah, yang terpenting bisa membantu anak untuk bisa.

d. Hasil Analisis Data Kualitatif Terhadap Guru MS

Pria ini sehari-hari mengajar Geografi di SMAN 1 Lembang. MS sudah bekerja hampir 10 tahun di SMA tersebut. Sebelumnya MS mengajar di salah satu SMP di Kota Pandeglang Banten. Usianya saat ini kurang lebih 45 tahun. MS lahir di Lembang tetapi kedua orang tuanya bukan dari suku Sunda tetapi dari suku Jawa, persisnya Jawa Tengah. Selepas SMA, MS melakutkan sekolah ke IKIP (UPI) Bandung Pria ini sehari-hari mengajar Geografi di SMAN 1 Lembang. MS sudah bekerja hampir 10 tahun di SMA tersebut. Sebelumnya MS mengajar di salah satu SMP di Kota Pandeglang Banten. Usianya saat ini kurang lebih 45 tahun. MS lahir di Lembang tetapi kedua orang tuanya bukan dari suku Sunda tetapi dari suku Jawa, persisnya Jawa Tengah. Selepas SMA, MS melakutkan sekolah ke IKIP (UPI) Bandung

Filosofi Hidup dan Kebahagiaan

Bagi MS, hidup adalah sebuah kenyataan yang harus dihadapi dan dijalani sebagai bagian dari kehendak-Nya. MS meyakini bahwa kenyataan hidup yang sedang dijalani bersifat sementara karena hakikat kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat. Jadi hidup di dunia adalah untuk hidup di akhirat. Sedangkan hakikat kebahagian adalah saat bisa bermanfaat bagi orang lain dan bisa memberdayakan orang lain, terutama anak didik.

Filosofi dan Hakikat Mendidik dan Anak Didik

Anak didik harus diperlakukan seperti anak sendiri. Mereka adalah manusia yang memiliki potensi untuk menjadi manusia yang lebih baik. Sebagai guru IPS, MS sering berhadapan dengan kenyataan siswa yang merasa rendah diri sebagai orang sosial jika dibandingkan dengan orang eksak (IPA). MS selalu memberikan dorongan bahwa orang IPA dan IPS memiliki fungsi yang sama-sama penting untuk kehidupan. Orang IPA adalah peneliti dan penemu solusi untuk masalah kehidupan, tetapi tanpa orang sosial, solusi tersebut tidak mungkin berpengaruh kepada msayarakat banyak jika tidak dikuatkan oleh kebijakan yang biasanya diambil oleh orang-orang sosial.

Pendekatan dalam Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, MS lebih banyak membawa anak didik untuk memotret realitas kehidupan. Dalam wahana itulah anak didik akan belajar tidak hanya materi pelajaran tetapi juga makna hidup. Sebagai guru Geografi, MS merasa memiliki kesempatan untuk membelajarkan anak didik pada realita kehidupan dan menanamkan keberadaan Tuhan kepada anak didik melalui alam dan sekitarnya. Menurutnya realita kehidupan akan menjadi wahana untuk menanamkan kejujuran kepada anak didik.

MS selalu menanamkan sikap hidup untuk mengejar makna lebih dari sekadar nilai. Jika nilai yang dikejar maka segala cara untuk mendapatkannya akan ditempuh termasuk bertindak tidak jujur. Oleh sebab itu, MS selalu menanamkan kepada anak didiknya agar tidak mengejar nilai, tetapi berbuatlah yang terbaik maka nilai itu akan dating dengan sendirinya.

Sikap dan Pengalaman Terkait Isu-isu Budaya Pendidikan

Terkait dengan isu-isu budaya pendidikan, MS memiliki beberapa pandangan, antara lain: (1) sebagai PNS, peran kita hanya pada apa yang bisa dilakukan di sekolah, sulit untuk mengintervensi kebijakan pimpinan atau pejabat pendidikan walaupun itu bertentangan dengan hati nurani, (2) yang terpenting adalah apa yang bisa dilakukan untuk anak didik di sekolah dalam rangka mencapai makna hidup bukan sekadar mengejar nilai.

e. Hasil Analisis Data Kualitatif Terhadap Guru NN

Guru wanita kelahiran Sumatera Barat ini sehari-hari mengajar mata pelajaran Biologi di SMAN 1 Lembang. MM sebenarnya bukan lulusan pendidikan Biologi tetapi guru pendidikan keterampilan. Pada saat diangkat PNS di Aceh, MM diberi beban mengajar Biologi bukan pendidikan keterampilan. Bidang barunya itu terus ia jalani sehingga telah menjadi bagian dari pekerjaannya. MM menamatkan S1 di UNJ.

Sebagai guru, MM merasa harus terus mengasah wawasan keagaaman karena hal tersebut sangat penting untuk mengontrol diri dari perbuatan yang keliru. Setiap pecan, MM rajin mengikuti pengajian di MPI (Majelis Percikan Iman) yang dipimpin oleh Ustadz Aam Amirudin.

Filosofi Hidup dan Kebahagiaan

Bagi NN, hidup adalah ibadah. Kebahagiaan adalah ketika mampu membantu anak didik lepas dari masalahnya. NN mengaku sering didatangi, di-SMS, dan ditelpon oleh anak didiknya walaupun sudah tidak lagi sekolah di SMAN 1 Lembang untuk sekadar curhat atau minta pendapat. Layaknya guru BK, ia sering diminta pandangan untuk membantu menyelesaikan masalah pribadi anak didiknya. Jadi, kebahagiaan adalah ketika bisa membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh anak-anak didik tersebut.

Filosofi dan Hakikat Mendidik dan Anak Didik

Mendidik adalah bukan sekadar bekerja dan menyampaikan materi pelajaran. Mendidik adalah membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri, keluarga dan juga masyarakatnya. Anak didik adalah anak sendiri yang harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang. Layaknya seorang ibu kepada anaknya sendiri, tanggung jawab guru tidak hanya di sekolah saja tetapi juga di luar sekolah.

Pendekatan dalam Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran adalah wahana untuk lebih dekat dan berbagi dengan anak didik. MM selalu mengawali pembelajaran dengan slogan info sayang anak . Maksudnya, karena sayang kepada anak didik, MM mengajak anak didiknya untuk mematikan HP atau men-silent-kannya pada saat belajar, mengajak anak didik untuk tetap fokus selalu berbuat baik karena kematian tidak ada yang tahu. MM selalu mengingatkan anak didik tentang kematian akan menjemput kapan saja dan Proses pembelajaran adalah wahana untuk lebih dekat dan berbagi dengan anak didik. MM selalu mengawali pembelajaran dengan slogan info sayang anak . Maksudnya, karena sayang kepada anak didik, MM mengajak anak didiknya untuk mematikan HP atau men-silent-kannya pada saat belajar, mengajak anak didik untuk tetap fokus selalu berbuat baik karena kematian tidak ada yang tahu. MM selalu mengingatkan anak didik tentang kematian akan menjemput kapan saja dan

Sebagai guru yang bukan di bidangnya, MM sering mengatakan bahwa mari kita sama-sama belajar. Ibu boleh jadi tidak lebih tahu dari kalian. Kata-kata tersebut biasanya menjadi bagian dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.

Sikap dan Pengalaman Terkait Isu-isu Budaya Pendidikan

Beberapa sikap dan pengalaman yang terkait dengan isu-isu budaya pendidikan, antara lain: (1) sebagai guru biasa, kita hanya bisa berbuat yang terbaik untuk anak didik di sekolah dan di luar sekolah, (2) tidak setuju dengan upaya- upaya untuk berbuat curang dalam ujian, jika didorong untuk berbuat demikian maka guru wajib untuk menolaknya, (3) selama pengalaman mengajar, MM mengaku tidak pernah mau diajak untuk membantu anak didik dalam ujian.