3 Konversi Skor Penilaian Kompetensi
Tabel 2.3 Konversi Skor Penilaian Kompetensi
Guru dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/ madrasah, penilaian dila- kukan langsung dengan memberikan nilai 1, 2, 3, dan 4 untuk setiap kriteria/ indikator pada kompetensi tertentu. Kemudian, nilai setiap kriteria/ indikator dijumlahkan dan hitung rata‐ ratanya. Nilai rata‐rata ini merupakan nilai bagi setiap kompetensi terkait.
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. 2005. Standar Kompetensi Konselor Indonesia. Bandung: PB ABKIN Blocher. 1986. The Professional Counselor. Mc. Millan Graw Hill : New York Borders, L. Di Anne & Drury, Sandra M. 1992. “Comprehensive School Counseling Programs:
A Review for Policymakers and Practitioners”. Journal of Counseling and Development
70, 487-495. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 1984. Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2007. Naskah Akademik Penataan Pendidikan Profesio-
nal Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan Pendidikan Pro- fesional Konselor. Jakarta : Depdiknas.
Direktorat Jenderal PMPTK. 2007. Rambu-rambu Penyelenggraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Ditjen P4TK. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling, P4TK: Jakarta.
Gibson R.L. & Mitchel M.H. 1986. Introduction to Counseling and Guidance. New York: Mac- Millan Publishing Company. Herr-Edwin, L. 1979. Guidance and Counseling in the Schools. Houston: Shell Com. Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling Tahun 2004
BAB III MODEL DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
A. Model Pembelajaran PAIKEM
Pernahkah Anda mendengar kata PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dalam dunia pendidikan? Pasti, Anda pernah mendengarnya; bahkan, mendapatkan informasinya melalui berbagai pelatihan. Nah, dalam modul ini, dikupas tentang PAIKEM beserta teori belajar yang melatarinya dan model pembe-lajarannya. PAIKEM menjawab isu saat ini tentang pergeseran paradigma mengajar dari guru sentris ke siswa sentris. Isu tersebut sejalan dengan perkembangan zaman, yakni proses transformasi pendidikan menuju pada learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.
Pada modul ini, anda akan mengenali konsep dasar PAIKEM, selayang pandang teori belajar, berbagai model pembelajaran, dan contoh pembelajaran PAIKEM. Setelah itu, anda dapat menguatkan pemahaman melalui rangkuman dan evaluasi yang terdapat pada modul ini. Selamat belajar modul ini. Salam PAIKEM!
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat (lihat Gambar 3.1):
1. mengenali PAIKEM baik dari segi konsep dan ciri-ciri nya;
2. mengenali selayang pandang teori belajar yang melandasi model-model PAIKEM;
3. mengidentifikasi berbagai model pembelajaran berbasis PAIKEM sehingga dapat membeda- kan model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lain;
4. mengenali berbagai contoh kegiatan pembelajaran yang berbasis PAIKEM.
5. Contoh pembelajaran berbasis PAIKEM pada modul ini hanya sebatas ilustrasi sebagian, Anda dapat mengembangkan dan menerapkan dengan contoh-contoh lainnya di kelas ma- sing-masing.
6. Silahkan menguji diri melalui mengerjakan evaluasi dengan cara menjawab pertanyaan yang ada pada evaluasi.
7. Berdiskusilah dengan teman lain tentang isi modul ini untuk memperdalam kemampuan anda di bidang PAIKEM.
Gambar 3.1 Peta Kompetensi Model Pembelajaran berbasis PAIKEM TUJUAN MATA DIKLAT
Peserta diklat mampu menerapkan berbagai model
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan yang sesuai dengan karaktersitik
siswa dan materi ajar serta taat asas pada teori belajar yang relevan dan mutakhir.
Peserta diklat mampu menerapkan konsep dan
Peserta diklat mampu implikasi teori belajar sosial menerapkan teori konstruktivistik (humanistik) dalam model
dalam model pembelajaran pembelajaran berbasis PAIKEM
berbasis PAIKEM yang relevan yang relevan
TEORI BELAJAR
Sebenarnya siapa siswa itu? Semua yang terlibat dalam pendidikan harus sadar bahwa (1) setiap peserta didik adalah unik. Peserta didik mempunyai kelebihan dan kelemahan masing- masing. Oleh karena itu, proses penyeragaman dan penyamarataan akan membunuh keunikan tersebut. Keunikan harus diberi tempat dan dicarikan peluang agar dapat lebih berkembang; (2) anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil. Jalan pikir anak tidak selalu sama dengan jalan pikir orang dewasa. Orang dewasa harus dapat menyelami cara merasa dan berpikir anak-anak. Yang terjadi justru sebaliknya, pendidik memberikan materi pelajaran lewat ceramah seperti yang mereka peroleh dari bangku sekolah yang pernah diikuti; (3) dunia anak adalah dunia bermain tetapi materi pelajaran banyak yang tidak disajikan lewat permainan. Hal itu salah satunya disebabkan oleh pemberian materi pelajaran yang jarang diaplikasikan melalui permainan yang mengandung nuansa filsafat pendidikan; (4) Usia anak merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia. Namun, dunia pendidikan tidak memberikan kesempatan bagi kreativitas; dan (5) dunia anak adalah dunia belajar aktif. Banyak guru yang tidak mampu mengaktifkan belajar siswa karena menganggap siswa sebagai objek yang tidak dapat bertindak, berpikir, dan berlaku seperti yang diharapkan guru.
Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan berbagai teori belajar yang lain, misalnya Gagne (1985) yang menekankan pada behavior development atau perkembangan perilaku sebagai produk dari cumulative effects of learning atau efek komulatif. Menurut Gagne bahwa belajar adalah proses perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari
2. Memilih di antara pandangan teori belajar dalam melaksanakan proses pembelajaran.
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Penerapan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan tidak serta merta dapat dilakukan jika siswa belum memiliki stock of knowledge atau prior knowledge dari hal yang sedang dipelajarinya. Pemberian pengalaman belajar sebagai previous experience sangat dibutuhkan. Teori Behavioristik memiliki andil besar terhadap hal tersebut. Proposisi- proposisi Behavioristik menjadi landasan logika pengorganisasian pembelajaran yang beraksen- tuasi pada terbentuknya prior knowledge.
Belajar menurut perspektif Behavioristik adalah perubahan perilaku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Proses interaksi tersebut merupakan hubungan antara stimuli (S) dan respon (R). Muara belajar adalah terbentuknya kebiasaan. Watson mengemuka- kan ada dua prinsip dalam pembentukan kebiasaan yaitu kekerapan dan kebaruan. Prinsip kekerapan menyatakan bahwa makin kerap individu bertindak balas terhadap suatu stimuli, apabila kelak muncul lagi stimuli itu maka akan lebih besar kemungkinan individu memberikan respon yang sama terhadap stimuli tersebut.
Edwin Guthrie berdasarkan konsep contiguity menyatakan bahwa suatu kombinasi sti- muli yang dipasangkan dengan suatu gerakan akan diikuti oleh gerakan yang sama apabila sti- muli tersebut muncul kembali. Pergerakan ini diperoleh melalui latihan. Guthrie juga mengemu- kakan prinsip tentang pembinaan dan perubahan kebiasaan. Pada dasarnya pembinaan dan peru- bahaan kebiasaan dapat dilakukan melalui threshold method (metode ambang), the fatigue me-
Kegiatan belajar mengajar berdasarkan prinsip Behavioristik merupakan kegiatan belajar figuratif. Belajar seperti ini hanya menekankan perolehan informasi dan penambahan informasi. Belajar merupakan proses dialog imperatif, bukan dialog interaktif. Belajar bukan proses organik dan konstruktif melainkan proses mekanik. Aktivitas belajar didominasi oleh kegiatan menghafal dan latihan.
TEORI BELAJAR KOGNITIF
Dalam perspektif teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata hampir dalam setiap peristiwa belajar. Perilaku siswa bukan semata-mata respon terhadap yang ada melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya. Belajar adalah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Belajar menurut teori kognitif adalah perceptual.
Konsep terpenting dalam teori kognitif selain perkembangan kognitif adalah adaptasi intelektual oleh Jean Peaget, discovery learning oleh Jerome Bruner, reception learning oleh Ausubel. Perkembangan kognitif menurut Jean Peaget dapat digambarkan dalam Tabel 3.1 .