SURAT PEMBUKA DAN PENUTUP AL QUR’AN (OPENING AND CLOSING CHAPTERS OF AL QUR’AN)

SURAT PEMBUKA DAN PENUTUP AL QUR’AN (OPENING AND CLOSING CHAPTERS OF AL QUR’AN)

Pada surat pembuka (Al Fatihah) dari Al Qur’an, pertama sekali kita mengucapkan syukur kepada Allah SWT. Seharusnya, apapun yang akan kita lakukan harus dimulai dengan membesarkan nama Allah SWT. Kemudian, pada surat pembuka dari Al Qur’an ini kita memohon dua hal kepada Allah SWT. Pertama, memohon pertolonganNya dan kedua, agar kita ditunjukiNya jalan yang lurus. Kedua aspek ini sangat utama bagi manusia untuk meraih keberhasilan baik di dunia maupun di akhirat. Bilamana seseorang berusaha untuk mencapai kedua hal ini, setan juga melakukan usahanya yang terbaik untuk menggoda. Setan menggoda dalam dua cara. Pertama, dengan membuat rencana dan strategi untuk menjatuhkan hamba Allah SWT yang patuh ini. Kedua, dengan membisikkan pikiran jahat ke dalam hati manusia. Yusuf 5

∩∈∪ Ñ⎥⎫Î7–Β Aρ߉tã Ç⎯≈|¡ΣM∼Ï9 z⎯≈sÜø‹¤±9$# ¨βÎ)

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia."

Dan di dalam Shad 82 - 83 ãΝßγ÷ΨÏΒ x8yŠ$t7Ïã ωÎ) ∩∇⊄∪ t⎦⎫ÏèuΗødr& öΝßγ¨ΖtƒÈθøî_{ y7Ï?¨“ÏèÎ6sù tΑ$s%

∩∇⊂∪ š⎥⎫ÅÁn=ø⇐ßϑø9$#

Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka

Allah SWT telah membekali kita dengan alat yang amat ampuh untuk memerangi setan dan pengikutnya Allah SWT telah membekali kita dengan alat yang amat ampuh untuk memerangi setan dan pengikutnya

Hafiz Ibnu Al Qayyim RA mengatakan bahwa kedua surat ini mengandung manfaat dan Rahmat yang luar biasa kepada manusia. Kedua surat ini mengusir pengaruh sihir serta gangguan fisik dan mental lainnya. Sebetulnya, manusia membutuhkan perawatan dan pengobatan dari gangguan fisik dan mental ini lebih banyak daripada kebutuhan bernafas, makan, serta pakaian. Bila tidak dibebaskan dari kesusahan ini, kehidupan seseorang akan sangat menderita walaupun segala kesenangan duniawi tersedia untuknya. Bahkan Rasul sendiri pernah terkena pengaruh sihir.

Aisah RA meriwayatkan bahwa seorang munafik mengirim sihir kepada Nabi Muhammad SAW. Akibatnya Muhammad SAW menjadi sakit. Bentuk penyakitnya ini menyebabkan Nabi merasa seolah telah menyelesaikan suatu pekerjaan, padahal hal itu belum dikerjakannya. Jadi hal ini menyebabkan semacam sifat pelupa. Suatu hari, Nabi Muhammad SAW bersabda kepada Aisyah RA, “Allah SWT telah memberitahuku penyebab penyakit ini”. Beliau menambahkan, “Dua orang mendatangiku di dalam mimpiku. Satu orang duduk di dekat kepalaku dan satu orang di dekat kakiku. Orang yang dekat kepalaku bertanya kepada yang lainnya, ‘penyakit apakah yang mengenai Muhammad SAW?’ Ia menjawab, ’Muhammad SW terkena pengaruh semacam sihir.’ Orang pertama bertanya, ‘Siapa yang melakukan sihir itu?’. Ia menjawab, ‘Labeed bin Asam, seorang munafik yang juga teman orang-orang Yahudi.’ Orang pertama bertanya, ‘Bagaimana cara dia melakukan sihirnya?’. Ia menjawab, ‘Dengan menggunakan sisir berikut geliginya.’ Orang pertama bertanya, ‘Dimanakan sisir ini?’. Ia menjawab, ‘Sisir ini dibungkus suatu pembungkus dan dikubur dibawah batu dalam sebuah sumur. Sumur ini disebut Zarwaan.’”

Nabi Muhammad SAW pergi ke sumur itu dan mengambil sisir tersebut. Muhammad SAW menjadi Nabi Muhammad SAW pergi ke sumur itu dan mengambil sisir tersebut. Muhammad SAW menjadi

Ibnu Katsir menjelaskan dari Imam Thalbi bahwa pada sisir itu terdapat satu benang dengan sebelas buhul. Allah SWT telah membagi kedua surat terakhir dari Al Qur’an itu ke dalam sebelas ayat. Nabi Muhammad SAW telah menguraikan buhul-buhul itu satu persatu setiap selesai mengucapkan satu ayat dari kedua surat terakhir itu. Ketika semua buhul sudah terurai, dia segera merasa terbebas dari penyakitnya.

Imam Malik menerangkan dalam bukunya Muwatta, “Aisah RA meriwayatkan bahwa bila Nabi Muhammad SAW jatuh sakit, dia selalu membaca kedua surat terakhir dari Al Qur’an ini dan sesudah meniup tangannya, dia mengusap badannya dengan kedua tangannya itu. Ketika ia sedang sakit parah menjelang ajalnya, Aisyah RA membaca kedua surat ini dan meniup tangan Nabi. Kemudian Nabi mengusap hampir seluruh badannya dengan tangannya.

Sesunggunya tidak ada sesuatu apapun yang bisa mencelakakan atau menguntungkan seseorang tanpa kehendak Allah SWT. Oleh karena itu, agar supaya kita selamat dari semua bentuk kejahatan, kita harus berusaha untuk mendapat perlindungan menyeluruh dari Allah SWT. Janganlah kita hanya memohon perlindunganNya saja, tetapi juga harus membuat diri kita calon terbaik untuk memperoleh perlindunganNya dengan melakukan amal perbuatan yang baik. Surat Al Falaq mengajarkan kita cara untuk mendapatkan perlindungan Allah SWT dari kejahatan duniawi. Surat An Nas juga mengajarkan kita cara untuk mendapat perlindungan Allah SWT dari setan yang merusak kehidupan rohani kita.

Di dalam surat Al Falaq kita lihat perlindungan Allah SWT secara spesifik terhadap tiga hal: (a) Dari kejahatan malam ketika kegelapannya turun. Hal

ini karena diwaktu malam jin, setan, binatang buas, serangga, pencuri, dan musuh-musuh mulai beraksi. Sihir juga bekerja lebih efektif di waktu malam.

Datangnya fajar menurunkan keampuhan pengaruhnya.

(b) Dari kejahatan tukang sihir ketika mereka meniup pada

buhul-buhul. Hal ini sangat merusak karena orang yang berada di bawah pengaruh sihir biasanya tidak menyadari adanya sihir yang dikirim kepada dirinya. Ia terus menerus mencari obat untuk penyakit yang dideritanya.

(c) Dari kejahatan orang yang cemburu. Ada orang yang

cemburu terhadap kesuksesan orang lain. Misalnya setan yang cemburu terhadap Adam dan Hawa.

Membaca surat Al Falaq melindungi kita terhadap kejahatan-kejahatan tersebut di atas di dunia ini.

Uqba bin Amar RA meriwayatkan Nabi Muhammad SAW bersabda “Malam ini diturunkan dua surat kepadaku yang tidak ada hal lain yang bisa menandinginya. Yaitu Al Falaq dan An Nas.” (Muslim)

Uqba bin Amar RA meriwayatkan “Muhammad SAW berkata kepadaku di dalam suatu perjalanan, ‘Maukah kamu belajar dua surat yang luar biasa.’ Aku menjawab ‘ya, ajarkanlah padaku.’ Nabi mengajarku surat Al Falaq dan surat An Nas. Ia mengulang surat-surat yang sama ketika shalat Magrib hari itu. Lalu ia berkata kepadaku, ‘Kamu harus membaca kedua surat ini ketika hendak berangkat tidur maupun ketika baru bangun tidur.’” (Thirmidhi, Abu Dawud, & Nasai)

Ibnu Katsir berkata bahwa setan mengikuti setiap orang dan dia selalu mencoba untuk membuat dosa menjadi menarik hati orang tersebut. Bila setan gagal dalam percobaan ini, ia mencoba untuk menimbulkan riya dan kesombongan dalam berbagai bentuk ibadah yang dilakukan seseorang. Setan juga mencoba menanamkan keragu-raguan di dalam pengetahuan para cendekiawan. Oleh karena itu, setan melakukan segala cara untuk merusak rohani seseorang. Hanya Allah SWT yang bisa menyelamatkan kita dari kejahatan setan. Membaca surat

An Nas akan memberikan perlindungan Allah SWT.

Anas RA meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Suatu malam aku sedang berjalan dengan isteriku Saffiya RA. Dua orang Sahabatku berpapasan denganku di perjalanan. Aku hentikan mereka dan kuberitahu bahwa isteriku Saffiya RA bersamaku. Mereka berkata, ‘Ya Rasul, kami tidak mempunyai prasangka buruk apapun di dalam hati kami’. Aku jawab mereka, ‘setan bisa saja memasukkan keraguan kedalam hatimu.’”

Oleh karena itu kita harus selalu membuat persoalan menjadi jelas kepada orang lain agar keraguan tidak terjadi di antara kita. Hal ini bisa mengalahkan setan.

Kedua surat terakhir ini adalah pelindung kita dari setan, dan bisa melindungi kita dari berbagai kejahatan jasmani maupun rohani. Pembukaan maupun penutup Al Qur’an sungguh-sungguh sangat menakjubkan.