Rm. Alfonsus Widhi sx

3.5 Komunitas sel untuk sebuah komunitas paroki misioner

Model komunitas sel merupakan sebuah model yang dikembangkan dari PDV 18. Proyek pastoral ini menawarkan sebuah visi global, terstruktur dan organis yang memberi peluang untuk membangkitkan kembali komunitas-komunitas parokial yang lesu. Maka, tujuan pokok dari komunitas sel adalah sesama yang tidak memiliki

relasi hidup dengan Yesus Kristus dan di dalam kehidupan menggereja. 65 Mereka yang menjadi «target utama» bukanlah umat non katolik, tetapi mereka

yang sedang lesu di dalam kehidupan menggereja. Maka, bagi mereka yang sudah aktif di dalam kehidupan menggereja, di dalam berbagai kelompok kategorial tidak dianjurkan untuk terlibat dan tidak diundang untuk masuk dan menjadi bagian dari kelompok ini. Dengan demikian, komunitas sel tidak memotong jalan orang lain yang sedang berproses dan mengembangkan karismanya.

Apakah sungguh-sungguh perlu masuk ke sel? Tentu saja tidak, karena komunitas sel bukanlah satu-satunya sarana keselamatan. Doa, pelayanan dan pewartaan injil merupakan unsur pokok yang tidak hanya dimiliki oleh komunitas ini tetapi juga oleh

61 Bdk. RD 2 62 Bdk. RM 37; B AUM , G., «La Chiesa e i mass media», di Concilium 6 (1993) 1014-1023.

63 Hanya menyebut beberapa situs pokok: http://www.vatican.va, http://www.news.va, http://www.testimonidigitali.it, http://www.bloguerosconelpapa.org, http://www.catholicbloggersnetwork.com

64 Bdk. G RIENTI , V., Chiesa e Web 2.0. Pericoli e opportunità in rete, Cantalupa 2009, 53. 65 Uraian tentang komunitas sel ini disarikan dari http://www.cellule-evangelizzazione.org/

18 Extension Course Teologi STFD: Model-model evangelisasi alternatif

komunitas dan kelompok lain di dalam Gereja. Namun, karakter khas kelompok ini adalah tekanan pada mereka yang baru mengalami «proses pertobatan kedua», namun masih ragu-ragu untuk terlibat dalam dinamika kehidupan menggereja dimana dia berada, misalnya lingkungan, wilayah, paroki atau keuskupan.

Di dalam dinamika kehidupan paroki, komunitas sel hendak menghantar para anggotanya untuk bertumbuh dalam kualitas relasi dengan Allah, bertumbuh dalam cintakasih yang berbagi, kesanggupan untuk membagikan pengalaman iman tentang dan bersama Yesus dengan sesama, kesanggupan untuk membaktikan diri pada sebuah pelayanan di dalam Gereja, mengajak untuk terbuka pada sebuah relasi timbal balik: kerendahan hati untuk berbagi dan menerima koreksi, membantu Gereja untuk mempersiapkan para calon animator di berbagai kegiatan serta mendukung pendalaman iman katolik yang dewasa.

Mempertimbangkan berbagai tujuan ini, maka, peran pastor paroki menjadi amat sentral dalam mendampingi dan mengarahkan kehidupan komunitas sel ini. Ada dua misi yang diembannya. Pertama, memberi bentuk pada komunitas. Pastor paroki diundang untuk bekerjasama dengan awam, yang menjadi ujung tombak perkembangan komunitas sel di dalam parokinya. Hal ini mengikat dia untuk mempersiapkan awam-awam yang berkualitas dan menopang mereka dengan formasi berkelanjutan. Kedua, Mengintegrasikan komunitas ini di dalam kehidupan parokial. Pastor paroki hendaknya memiliki sebuah orientasi jelas tentang arah pastoral di paroki dalam keterkaitan dengan arah dasar keuskupan. Maka, berdasarkan karisma yang dimiliki oleh masing-masing kelompok sel, Pastor paroki bisa lebih melibatkan mereka ke dalam proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan di paroki.

Beberapa jenis pelayanan yang ditawarkan oleh komunitas sel di dalam proses evangelisasi ada bermacam-macam. Pertama, pelayanan di «oikos». Prinsip pelayanan berangkat dari Mk 10,45 «Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang». Jika pemahaman «menjadi pengikut Kristus» itu berarti mengikuti, yaitu berjalan di belakang, maka menjadi orang katolik berarti mengikuti jejak Kristus. Maka teladan dari Paulus pun bisa menjadi teladan bagi kita, dimana baik kehidupan dan kematian merupakan sarana bagi Paulus untuk mewartakan

Kristus 66 . Dengan demikian, spiritualitas pelayanan menemukan aspek misionernya dengan mengarahkan diri untuk peka melihat kebutuhan orang lain. Tentu mereka

yang sudah mengalami dicintai dan diampuni, bisa lebih sanggup untuk berbagi dengan orang lain dengan Cinta Kasih Kristus telah dia alami.

Kedua , berbagi. Apa yang bisa dibagikan? Pertama-tama adalah diri sendiri. Kesanggupan untuk berempati dengan orang lain, menjadikan diri sendiri sebagai

«sesama» 67 . Hal lain yang tidak boleh diabaikan adalah motivasi yang mendorong untuk berbagi. Maka, dalam koridor evangelisasi, di sini masuk bagian yang lebih

66 Fil 1, 21. 67 Lk 10, 25-37.

Beberapa kerangka model alternatif

sensitif, yaitu iman si pewarta sebagai bahan utama untuk dibagikan. Ini berarti memberi penjelasan tentang alasan pengharapannya. 68

Ketiga , iman dan kerja keras. Di sini seorang saksi iman dipanggil untuk mengajak sesama agar terbuka pada pengalaman rohani. Inilah saat yang paling kritis, karena di dalam proses ini diandaikan sebuah keterbukaan dari kedua belah pihak untuk berbagi dengan ketulusan. Dalam sebuah komunitas sel, sistem buka-tutup menjadi bagian akhir yang khas dalam gerakan ini. Pintu dibuka ketika ada orang ingin masuk dan bergabung, kemudian ditutup ketika yang bersangkutan sudah ada di dalam. Di dalam pertemuan sebuah sel, saudara ini dihantar untuk makin memperdalam tugas dan kewajiban sebagai pengikut Kristus di dalam komunitas yang lebih besar. Lalu dihantar pula untuk mengenal tidak hanya komunitas, melainkan juga gembalanya.

Keempat , partisipasi dalam dinamika komunitas paroki. Sebuah sel merupakan bagian dari anggota yang lebih besar, yaitu paroki dimana dia menjadi bagian di dalamnya. Setelah menyadari rahmat yang dimiliki, yang bersangkutan pun hendaknya mentransformasi hidupnya dari yang «dievangelisasi» ke «meng- evangelisasi». Hal ini hendaknya diarahkan demi perkembangan komunitas setempat dimana dia tinggal. Ada beberapa pelayanan parokial yang dimungkinkan seperti 1) Katekese tentang inisiasi kristiani bagi anak-anak dan orang dewasa (babtis, ekaristi dan krisma), 2) Mempersiapkan kelompok katekumen anak-anak maupun orang tua dari bayi yang hendak dibabtis, 3) Mempersiapkan kelompok yang hendak menerima sakramen pernikahan, 4) Pendampingan terhadap beberapa kelompok untuk mengembangkan kehidupan beriman, 5) Turut serta dalam lelompok koor, musik dan pelayanan lain untuk perayaan liturgi dan 6) Menjadi animator bagi kegiatan karitatif, misioner dan kreatif.

Kelima , menjadi bagian dari Gereja setempat – Gereja universal. Dengan cara apa? Kesadaran menjadi bagian sebuah Gereja Universal adalah menyingkap kehidupan menggereja sebagai sebuah komunitas umat beriman yang berdoa dan merayakan imannya, yang mengakui berbagai macam rahmat dan karisma untuk membangun Tubuh Mistik Kristus, yang mengorganisasi diri di sekitar «pelayanan», yang membangun sebuah «comunio», dan yang membiarkan diri dievangelisasi dan menerima pewartaan dari orang lain.

3.6 Sintesis penyusunan model-model alternatif

Tidak akan cukup menjelaskan varian model-model alternatif untuk evangelisasi. Untuk itu, pada bagian ini akan diuraikan skema pembentukan sebuah model-model evangelisasi alternatif, berdasar pada deskripsi sebelumnya. Namun tetap diingat bahwa menemukan model alternatif tidak sama dengan menemukan strategi baru untuk pewartaan Injil sebagai sebuah produk pasar, melainkan menguak model maru agar semakin banyak orang mendekatkan diri pada Yesus Kristus.

Berkaitan dengan agen evangelisasi, dokumen sinode para uskup tentang evangelisasi baru menggarisbawahi paroki merupakan pusat evangelisasi yang tidak

68 Bdk. «Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus» (Ef 1,18).

20 Extension Course Teologi STFD: Model-model evangelisasi alternatif

dapat dielakkan. Pembinaan berkelanjutan tetap merupakan kebutuhan mendesak bagi para imam, religius dan semua awam yang berkecimpung dalam evangelisasi. Kelompok berikutnya adalah keluarga, sebagai tempat pembenihan awal evangelisasi. Unsur ini hendaknya didukung oleh Gereja, sistem sosial dan tatanan masyarakat yang kondusif. Perhatian khusus hendaknya diberikan kepada kaum muda, sebagai harapan masa depan dunia dan Gereja, dalam prospektif dialog dan

kesanggupan untuk mendengarkan agar membangkitkan entusias mereka 69 . Ada tiga unsur besar yang amat menentukan pembentukan sebuah model, yaitu visi

tentang Gereja (misalnya, Apa yang merupakan karakter khas dari Gereja dimana saya diutus? Gereja model mana yang sedang dibangun? Apa yang merupakan arah dasar keuskupan dan prioritas dari paroki?), tentang manusia (pertanyaan pemancing misalnya, Siapakah mereka? Usianya berapa? Apa pekerjaannya? Apa harapan, kecemasan, kegembiraan dan keprihatinannya? Apa status hidupnya?) dan tentang dunia (dimana dia tinggal dan dimana dia mengekspresikan dirinya dengan bebas? Bagaimana karakter budaya tingkah laku di tempat tersebut? Bagaimana cara mengekspresikan ide, perasaan dan situasi sentimental di lingkungan itu? Fenomen globalisasi, sekolarisasi, migrasi, ateisme, krisis pemerintahan dan politik? Beberapa bidang bisa dimasuki seperti dialog dengan budaya, pendidikan, komunikasi sosial, ilmu pengetahuan dan tenologi, kebudayaan, ekonomi dan pekerjaan, politik, hak asasi manusia untuk memperoleh pendidikan, dialog antar agama yang menolak fondamentalisme dan menentang kekerasan yang melanggar hak asasi manusia).

Berikut skema model-model evangelisasi alternatif.

69 XIII O RDINARY G ENERAL A SSEMBLY OF THE S YNOD OF B ISHOPS , «Message of The New Evangelization for the Transmission of the Christian Faith».

Beberapa kerangka model alternatif

Penutup

Dua ekspresi kental bagi para aktor evangelisasi adalah kontemplasi, dimana keheningan memberi ruang untuk memahami Sabda Allah, dan pelayanan bagi yang lemah, yang miskin dan yang tersingkir dari masyarakat, sambil mengenali wajah Kristus yang terpancar di dalam wajah mereka dan yang telah mereka temui dalam kontemplasi.

Melihat bahwa iman merupakan sebuah pertemuan personal dengan Yesus, maka karya evangelisasi yang efektif melihat situasi konkret dan personal kepada siapa saksi tersebut diutus, dengan berfokus pada jatidiri manusia seutuhnya. Kekuatan iman memiliki kredibilitasnya di dalam eksistensi manusia, terutama di dalam relasinya dengan Perwahyuan dari Allah, dan bukan pertama-tama pada kekuatan akal budi untuk memahami misteri yang terselubung atau pada melakukan variasi model evangelisasi sekedar variasi.

Maka, «pada akar di setiap evangelisasi tidak ada proyek manusiawi untuk ekspansi, tetapi keinginan untuk berbagi karunia yang tak ternilai yang dianugerahkan Allah kepada kita, sambil berpartisipasi dengan kehidupannya

sendiri». 70 Di sini kontemplasi menjadi penting karena keheningan memberi ruang untuk memahami Sabda Allah, dan mempertajam kepekaannya untuk mengenali

wajah Kristus yang terpancar di dalam wajah yang lemah, yang miskin dan yang tersingkir dari masyarakat. Dengan demikian, bagi Gereja, kesaksian hidup kekatolikan yang autentik, dalam persekutuan dengan Allah dan terdedikasikan pada

sesama merupakan model pertama evangelisasi. 71

70 B ENEDIKTUS , PP. XVI, «Ubicumque et semper», 71 Bdk. EN 41

22 Extension Course Teologi STFD: Model-model evangelisasi alternatif

4.1 Singkatan umum

§ CDF, Congregazione della dottrina per la Propagazione della Fede § ChL, Christifedeles Laici, Paus Yohanes Paulus II, Surat anjuran apostolik, 1988 § DH, Dignitatis Humanae, Konsili Vatikan II, Deklarasi martabat manusia, 1965 § EN, Evangelii Nuntiandi, Paus Paulus VI, Surat anjuran apostolik, 1975 § FR, Fides et Ratio, Paus Yohanes Paulus II, Ensiklik iman dan akal budi, 1998 § GS, Gaudium et Spes, Konsili Vatikan II, Konstitusi Pastoral tentang Gereja, 1965 § KGK, Katekismus Gereja Katolik, 1982 § PDV, Pastores Dabo Vobis Paus Yohanes Paulus II, Anjuran apostolik, 1992 § RD, The Rapid Development, Paus Yohanes Paulus II, Surat apostolik, 2005 § RH, Redemptor Hominis, Paus Yohanes Paulus II, Ensiklik, 1990 § RM, Redemptoris Missio, Paus Yohanes Paulus II, Ensiklik, 1990

4.2 Sumber dari internet

§ http://digitalspirituality.blogspot.com § http://www.bloguerosconelpapa.org § http://www.catholicbloggersnetwork.com § http://www.cellule-evangelizzazione.org/ § http://www.cyberteologia.it § http://www.kaj.or.id/ § http://www.news.va § http://www.testimonidigitali.it, § http://www.vatican.va

4.3 Bibliografi

A GOSTINO , «Le confessioni», Alba 1978

B AUM , G., «La Chiesa e i mass media», di Concilium 6 (1993) 1014-1023

B ENEDIKTUS , PP. XVI, «Discorso all’apertura del convegno ecclesiale della diocesi di Roma su famiglia e comunità cristiana», 6 juni 2005, di http://www.vatican.va/holy_father/benedict_xvi/speeches/2005/june/documents /hf_ben-xvi_spe_2005 0606_convegno-famiglia_it.html

B ENEDIKTUS , PP. XVI, «Meeting with the catholic community of Cyprus», 5 juni 2010, di http://www.vatican.va/holy_father/benedict_xvi/speeches/2010/june/ documents/hf_ ben-xvi_spe_20100605_comunita-cattolica_it.html

B ENEDIKTUS , PP. XVI, «Ubicumque et semper», 21 September 2010, di http://www. vatican.va/holy_father/benedict_xvi/apost_letters/documents/hf_benxvi_apl_20 100921_ubicumque-e-semper_it.html

B ENEDIKTUS , PP. XVI, «Udienza generale», 31 Agustus 2011, di http://www.vatican.va/holy_father/benedict_xvi/audiences/2011/documents/hf_ ben-xvi_aud_20110831_it.html

B ENEDIKTUS , PP. XVI, «Video-messaggio nella serata conclusiva del Cortile dei gentili», 25 Maret 2011, di http://www.vatican.va/holy_father/benedict_xvi/

23

Bibliografia

messages/pont-messages/2011/documents/hf_ben-xvi_mes_20110325_parvis- gentils_it.html

B ENEDIKTUS , PP. XVI., «XLIII giornata mondiale delle comunicazioni sociali: Nuove tecnologie, nuove relazioni. Promuovere una cultura di rispetto, di dialogo, di amicizia», 24 Mei 2009, di http://www.vatican.va/ holy_father/benedict_xvi/messages/communications/documents/hf_ben-xvi_ mes_20090124_43rd-world-communications-day_it.html

B ENEDIKTUS , PP. XVI., «Messaggio per la XLV giornata mondiale delle comunicazioni sociali: Verità, annuncio e autent icità di vita nell’era digitale: »,

5 Juni 2011, di http://www.vatican.va/holy_father/benedict_xvi/messages/ communications/documents/hf_ben-xvi_mes_20110124_45th-world-communi cations-day _it.html

B EVANS , S. –S CHROEDER , R.P., Constant in context. A theology of mission for today, Terj. Italia Teologia per la misione oggi. Costanti nel contesto, Brescia 2010

C ARAMAZZA , G., Dio pensa positivo: fondamenti e prospettive della missione ai popoli , Bologna 2012 CDF, «Doctrinal note on some aspects of evangelization», 3 Desember 2007, di http://www.vatican.va/roman_curia/congregations/cfaith/documents/rc_con_cfa ith_doc_20071203_nota-evangelizzazione_it.html

C ELLI , C.M., «La questione di Dio nel continente digitale», 22 September 2012, di http://www.news.va/ it/news/la-questione-di-dio-nel-continente-digitale-versio D’A MBROSIO , R., «La Gaudium et Spes e il rilancio del magistero sociale della Chiesa Cattolica», di M C D ONALD , D., ed., Dottrina sociale della Chiesa: alcune sfide globali , Trapani 2010

F ELICIATI , L. –N ATALE , M.T., ed., Manuale per l’interazione con gli utenti del web culturale , Minerva 2008-2009

F ISICHELLA , R., La nuova evangelizzazione: una sfida per uscire dall’indifferenza, Milano 2011

G ALIMBERTI , U., I vizi capitali e i nuovi vizi, Milano, 2009

G RIENTI , V., Chiesa e Web 2.0. Pericoli e opportunità in rete, Cantalupa 2009 KAJ, «Arah dasar pastoral 2011-2015 KAJ» di http://www.kaj.or.id/keuskupan- agung-jakarta/arah-dasar-pastoral-kaj-2010-2015 M ETZ , J.B., Armut im Geiste. Passion und Passionen, Aschendorff Verlag 2006, Terj. Italia: Povertà nello spirito, Brescia 2007 P ONTICO , E., Sentenze gli otto spiriti della malvagità, Roma 2010 R AVASI , G., «Intervento del Card. Ravasi al Sinodo della nuova evangelizzazione»,

12 Oktober 2012, di http://www.vatican.va/news_services/press/sinodo/ documents/bollettino_25_xiii-ordinaria-2012/xx_plurilingue/b12_xx.html#_S._ Em._R._Card._Gianfranco_RAVASI,_Presidente_del_Pontificio_Consiglio_de lla_Cultura_%28CITT%C3%80_DEL_VATICANO%29

R UFFING , J.K., «Antropologia teologica», di B ORIELLO , L., Nuovo dizionario di spiritualità , Città del Vaticano 2003, 73-77 S CHILLEBEECKX , E., Christ: the experience of Jesus as the Lord, New York 1981 S INODO DEI VESCOVI , «Instrumentum laboris della XIII Assemblea generale ordinaria:

La nuova evangelizzazione per la trasmissione della fede cristiana», 27 Mei