Pengujian Data

4.3. Pengujian Data

4.3.1. Uji validitas

Alat ukur penelitian ini adalah pendapat dan persepsi tentang penilaian terhadap pemeliharaan gedung perkuliahan kampus maka digunakan skala Likert. Adapun skor atau penilaian setiap variabel disajikan seperti tabel dibawah ini.

Tabel 4.3 Penilaian setiap variabel untuk responden Variabel

berdasarkan

pengamatan responden

Pengaruh variabel terhadap kenyamanan

kegiatan

perkuliahan

Nilai / skor

Sangat baik

Sangat berpengaruh

5 Baik

Berpengaruh

4 Cukup baik

Cukup berpengaruh

3 Buruk

Tidak berpengaruh

2 Sangat buruk

Sangat tidak berpengaruh

Sumber: Metode Penelitian (2011)

Untuk menguji kesahihan dari keseluruhan 21 butir pertanyaan yang diberikan dalam bentuk kuisioner yang disampaikan kepada responden dilakukan uji validitas. Pengujian validitas data menggunakan bantuan software SPSS 17.00 dengan langkah sebagai berikut.

a. Melakukan pendefinisian variable pada variable view lalu memasukkan data responden dalam data view. b. Memilih Transform lalu Compute Variable untuk menampilkan jumlah nilai responden. c. Menuliskan “jumlah” pada kolom target variable dan mengisi kolom numeric expression dengan menjumlahkan semua label pertanyaan kemudian OK.

d. Memilih Analyze à Correlate à Bivariate. e. Melakukan pengaturan pada kotak dialog Bivariate correlation. Semua variable dipindahkan ke dalam kotak variables, kemudian memilih Pearson pada pilihan Correlation Coefficients.

f. Menampilkan Hasil Hasil uji validitas dapat dilihat pada kolom jumlah baris Pearson Correlation. Kriteria uji validitas adalah jika harga f hitung > 0.227. Jika korelasi sudah lebih besar atau sama dengan 0.227 maka kuisioner atau pertanyaan yang dibuat dikategorikan sahih valid. Lebih lengkapnya dapat dilihat dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4. Hasil uji validitas butir pertanyaan

Butir Nilai

Sumber: Output SPSS 17.00

Dari tabel 4.1. dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan dinyatakan valid karena nilai hitungnya > 0.227 (selengkapnya dapat dilihat pada lampiran).

4.3.2. Uji Realibilitas

Uji reliabilitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini akurat, stabil, dan konsisten. Instrumen yang digunakan dalam penelitian inidikatakan reliable jika memiliki cronbach’s alpha lebih dari 0,6. Pengujian reliabilitas data menggunakan SPSS 17.00 dengan langkah sebagai berikut.

a. Memilih Analyze à Scale à Reliability Analysis b. Memasukkan semua pertanyaan ke dalam items kecuali variable “JUMLAH”

c. Mengatur perhitungan statistik lainnya dengan memilih Statistic. Pada bagian description for dipilih item dan scale kemudian continue. d. Menampilkan Hasil.

Tabel 4.5. Hasil Uji reliabilitas.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

Sumber: Output SPSS 17.00

Dari pengujian didapat nilai croncbach’s alpha isebesar 0.893 > 0.6 Sehingga menunjukkan bahwa kuisioner tersebut reliable dengan criteria yang baik karena diatas 0.8.

4.3.3. Uji Asumsi Klasik

4.3.3.1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data. Data yang terdistribusi normal maka data akan memusat pada nilai rata-rata dan median. Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Smirnov Kolmogorov.

Pengujian normalitas menggunakan bantuan software SPSS 17.00 dengan langkah sebagai berikut.

a. Memilih Transform lalu Compute Variable untuk menampilkan jumlah nilai responden. b. Menuliskan “rata” pada kolom target variable, pilih function group “all”, lalu pilih

mean pada functions and special variables, kemudian masukkan pada kolom numeric expression dengan memasukkan semua label petanyaan kemudian OK.

c. Memilih Analyse à Descriptive Statistic à Explore d. Pindahkan label “rata” sebagai dependent list, semua label pernyataan sebagai

factor list, kemudian klik tombol Plots. e. Pilih Normality test with plots, kemudian klik Continue, lalu klik OK.

f. Menampilkan hasil. Tabel 4.6. Hasil uji normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk

Statistic

df Sig.

Statistic

df Sig.

Sumber: Output SPSS 17.00

Dari pengujian didapat nilai yang signifikansi pada kolgomorov-simirnov sebesar 0.2 > 0.05 Sehingga menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

4.3.3.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk meneliti apakah pada model regresi ditetukan adanya korelasi antar variable bebas (X). Dalam melakukan pengujian terhadap multikolinearitas dapat dideteksi dengan menggunakan tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Pengujian multikolinearitas menggunakan bantuan software SPSS 17.00 dengan langkah sebagai berikut.

a. Memilih Analyze à Regression à Linear b. Pindahkan variable Y sebagai dependent list dan variable X sebagai independent list. c. Setelah itu pilih boks statistics, dan pilih collineaity diagnostic, sehingga tampak kotak dialog. Selanjutnya pilih continue, lalu OK. d. Menampilkan hasil.

Tabel 4.7. Hasil uji multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics Tolerance

Sumber: Output SPSS 17.00

Dari pengujian didapat nilai tolerance value > 0.1 dan VIF < 10 sehingga menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas atau variable bebas (X) yang tidak berkorelasi satu sama lain.

4.3.3.3. Uji linearitas

Uji linearitas ini untuk mengetahui apakah model linear tepat digunakan untuk diterapkan pada model hubungan antar veriabel yang dianalisis. Uji linearitas ini dilakukan dengan cara perbandingan R-kuadrat yaitu dengan membandingkan model linear dengan nonlinear yaitu quadratic dan cubic. Pengujian linearitas menggunakan bantuan software SPSS 17.00 dengan langkah dan hasil sebagai berikut.

a. Memilih Analyze à Regression à Curve Estimation b. Masukka variabel dependen (X) ke kolom dependent dan variabel independen (Y)

ke kolom independent, kemudian klik linear, quadratic, dan cubic pada model, lalu OK.

c. Menampilkan hasil. Tabel 4.8. Hasil uji linearitas.

Equation

Model Summary

Parameter Estimates R Square

b1 b2 b3 Linear

.000 .000 Sumber: Output SPSS 17.00

Dari pengujian didapat nilai R-kuadrat yang paling besar adalah model linear sebesar 0.115 dan signifikan 0.03 < 0.05 Sehingga model linear tepat digunakan untuk diterapkan pada model hubungan antar variabel yang dianalisis.

4.3.3.4. Uji Heterokesdastisitas

Uji heterokesdastisitas bertujuan untuk menguji apaka model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji ini dilakukan dengan scatterplot. Pengujian heterokesdastisitas menggunakan bantuan software SPSS 17.00 dengan langkah dan hasil sebagai berikut.

a. Memilih Analyze à Regression à Linear b. Pindahkan variabel Y sebagai dependent list dan variabel X sebagai independent list

c. Pilih kotak dialog plots, dan masukkan *SKESID ke Y dan *ZPRED ke X, Kemudian klik Continue lalu OK. d. Menampilkan hasil.

Sumber: Output SPSS 17.00

Gambar 4.10 Scatterplot hasil uji heterokedastisitas

Dari pengujian didapat bahwa diagram pencar tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak mengalami ganguan heterokesdastisitas.

4.3.3.5. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji Autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai DW terletak antara du dan (4 – dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU), berarti bebas dari Autokorelasi. Jika nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih besar dari (4 – dL) berarti terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU = α ; n ; (k – 1). Keterangan : n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel, dan α adalah taraf signifikan.

Langkah untuk mengetahui nilai DW dengan program SPSS : a. pilih menu Analyze à Regression àLinier, masukkan variabel dependen (Y) ke kotak Dependent dan seluruh variabel independen (X) ke kotak Independent (s). b. Setelah semua variabel masuk pada tempatnya, klik Statistics ... maka akan tampil kotak

Linier Regression: Statistics. Untuk pilihan Estimates dan Model Fit dinonaktifkan (tandanya dihilangkan) dengan cara mengeklik tanda centang, dan untuk pilihan Durbin Waston diaktifkan kemudian klik Continue.

c. Setelah diklik Contonue maka akan kembali ke kotak Linier Regression dan kemudian langsung klik OK.

d. Menampilkan hasil

Tabel 4.9. Hasil uji Autokorelasi

Model Summary b

Model R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

1.951 Sumber: Output SPSS 17.00

Nilai tabel Durbin Watson pada α = 5%; n = 75; k – 1 = 7 adalah dL = 1.682 dan dU = 1.256. Hasil pengolahan data menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 1,804 dan Nilai tabel Durbin Watson pada α = 5%; n = 75; k – 1 = 7 adalah dL = 1.682 dan dU = 1.256. Hasil pengolahan data menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 1,804 dan

4.3.4. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengatuh variabel bebas yaitu variabel-variabel perawatan bangunan gedung (X) terhadap variabel kenyamanan berkuliah (Y) secara parsial (sendiri-sendiri) dan simultan (bersama-sama).

adalah Y = a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 +b 5 X 5 +b 6 X 6 +b 7 X 7 +b 8 X 8 . Pengujian analisis regresi linier berganda menggunakan bantuan software SPSS 17.00 dengan langkah dan hasil sebagai berikut.

a. Memilih Analyze à Regression à Linier b. Pindahkan variabel Y sebagai dependent list dan variabel X sebagai independent list

c. Kemudian klik Statistic à klik Estimates, Model fit, Descriptive dan Durbin- Watson , kemudian klik Continue. d. Klik Plots, lalu masukkan DEPENDNT ke kotak Y axis dan ADJPRED ke kotak X

axis. Pilih Histogram dan Normal Probability. Lalu, klik Continue. e. Klik Save, pilih Unstandardized, lalu klik Continue. f. Klik OK. g. Menampilkan hasil.

Tabel 4.10. Hasil analisis regresi linier berganda dengan delapan variabel.

Coefficients a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t B Sig. Std. Error Beta 1 (Constant)

2.473 .016 Sumber: Output SPSS 17.00

Tabel 4.11. Hasil perhitungan F analisis regresi linier berganda dengan delapan variabel.

ANOVA b

Model

Sum of Squares

df Mean Square

F Sig. 1 Regression

230.333 .000 a Residual

Sumber: Output SPSS 17.00

Dari tabel 4.10. diperoleh persamaan regresi Y = -0,102 +0,112 X 1 + 0,125 X 2 + 0,152 X 3 + 0,085 X 4 + 0,103 X 5 + 0,234 X 6 +

0,182 X 7 + 0,027 X 8

Hasil analisis kemudian diuji hipotesis yaitu. 1. Uji F (uji simultan) Hasil analisis kemudian diuji hipotesis yaitu. 1. Uji F (uji simultan)

terikat (Y) secara bersama-sama. b. Level of significance (α) dimana α = 5 % Derajad kebebasan (dk) dimana dk = k;(n-1-k)

F tabel = α; k; (n-1-k) atau 0,05; k; (n-1-k)

= F 0,05; 8; (75-1-8) = F 0,05; 8; 66 = 2.082

Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh data bahwa F hitung > F tabel yaitu 230,793 > 2,082 dan nilai signifikan 0,00 < 0,05 jadi H 0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan dari variabel-variabel perawatan bangunan gedung (X) terhadap variabel kenyamanan berkuliah (Y) secara simultan (bersama-sama).

2. Uji t (uji parsial) a. Komposisi hipotesis · H 0 = tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara sendiri-sendiri. · Ha = ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara sendiri-sendiri. b. Level of Significance (α) dimana α = 5%

derajad kebebasan (dk) dimana dk = n-1-k t tabel = t α/2 ; n-1-k atau 0,025; n-1-k.

= t 0,05/2; (75-1-8) = t 0,025 ; 66 = 1,997

Berdasarkan pengujian secara parsial tersebut maka dapat dijabarkan delapan kesimpulan dari delapan hipotesis yaitu:

a. Pengujian variabel pemeliharaan langit-langit (X1) Hipotesis pertama penelitian ini menduga bahwa pemeliharaan langit-langit/plafond (X1) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y), hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut:

· Ho1 : pemeliharaan langit-langit/plafond (X1) tidak berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y).

· Ha1: pemeliharaan langit-langit/plafond (X1) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pemeliharaan langit-langit/plafond (X1) menghasilkan nilai t hitung sebesar 6,131, tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan koefisien regresi X1 (b1) sebesar 0,112. Variabel ini mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi α=5% atau 0.05, dimana 0,000 < 0.05 maka variabel ini termasuk signifikan. Nilai signifikansi variabel pemeliharaan langit-langit/plafond lebih kecil dari α yang artinya bahwa Ho1 ditolak dan Ha1 dapat diterima. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa pemeliharaan langit- langit/plafond berpengaruh positif dan signifikan terhadap kenyamanan berkuliah.

b. Pengujian variabel pemeliharaan sistem ventilasi (X2) Hipotesis kedua dalam penelitian ini menduga bahwa pemeliharaan sistem ventilasi (X2) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y), hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut: Ho2 : pemeliharaan sistem ventilasi (X2) tidak berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Ha2 : pemeliharaan sistem ventilasi (X2) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pemeliharaan sistem ventilasi menghasilkan nilai t hitung sebesar 6,710, tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan b. Pengujian variabel pemeliharaan sistem ventilasi (X2) Hipotesis kedua dalam penelitian ini menduga bahwa pemeliharaan sistem ventilasi (X2) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y), hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut: Ho2 : pemeliharaan sistem ventilasi (X2) tidak berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Ha2 : pemeliharaan sistem ventilasi (X2) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pemeliharaan sistem ventilasi menghasilkan nilai t hitung sebesar 6,710, tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan

c. Pengujian variabel pemeliharaan mebeler/furniture (X3) Hipotesis ketiga dalam penelitian ini menduga bahwa pemeliharaan mebeler/furniture (X3) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y), hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut: Ho3 : pemeliharaan mebeler/furniture (X3) tidak berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Ha3 : pemeliharaan mebeler/furniture (X3) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pemeliharaan mebeler/furniture menghasilkan nilai t hitung sebesar 5,398, tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan koefisien regresi X3 (b3) sebesar 0,152. Variabel ini mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi α=5% atau 0.05, dimana 0,000 < 0.05 maka variabel ini termasuk signifikan. Nilai signifikansi variabel pemeliharaan mebeler/furniture lebih kecil dari α yang artinya bahwa Ho3 ditolak dan Ha3 dapat diterima. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa pemeliharaan mebeler/furniture berpengaruh positif dan signifikan terhadap kenyamanan berkuliah.

d. Pengujian variabel pemeliharaan sistem penerangan (X4) Hipotesis keempat dalam penelitian ini menduga bahwa pemeliharaan sistem penerangan (X4) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y), hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut: Ho4 : pemeliharaan sistem penerangan (X4) tidak berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y).

Ha4 : pemeliharaan sistem penerangan (X4) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pemeliharaan sistem penerangan menghasilkan nilai t hitung sebesar 4,443, tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan koefisien regresi X4 (b4) sebesar 0,085. Variabel ini mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi α=5% atau 0.05, dimana 0,000 < 0.05 maka variabel ini termasuk signifikan. Nilai signifikansi variabel pemeliharaan sistem penerangan lebih kecil dari α yang artinya bahwa Ho4 ditolak dan Ha4 dapat diterima. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa pemeliharaan sistem penerangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kenyamanan berkuliah.

e. Pengujian variabel pemeliharaan sistem pendingin ruangan (X5) Hipotesis kelima dalam penelitian ini menduga bahwa pemeliharaan sistem pendingin ruangan (X5) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y), hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut: Ho5 : pemeliharaan sistem pendingin ruangan (X5) tidak berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Ha5 : pemeliharaan sistem pendingin ruangan (X5) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Berdasarkan tabel 4. 10 dapat diketahui bahwa pemeliharaan sistem pendingin ruangan menghasilkan nilai t hitung sebesar 5,742, tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan koefisien regresi X5 (b5) sebesar 0,103. Variabel ini mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi α=5% atau 0.05, dimana 0,000 < 0.05 maka variabel ini termasuk signifikan. Nilai signifikansi variabel pemeliharaan sistem pendingin ruangan lebih kecil dari α yang artinya bahwa Ho5 ditolak dan Ha5 dapat diterima. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa pemeliharaan sistem pendingin ruangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kenyamanan berkuliah.

f. Pengujian variabel pemeliharaan sistem media layar (X6) Hipotesis keenam dalam penelitian ini menduga bahwa pemeliharaan sistem media layar (X6) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y), hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut: Ho6 : pemeliharaan sistem media layar (X6) tidak berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Ha6 : pemeliharaan sistem media layar (X6) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pemeliharaan sistem media layar menghasilkan nilai t hitung sebesar 9,842, tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan koefisien regresi X6 (b6) terbesar diantara variabel yang lain yaitu 0,234. Variabel ini mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi α=5% atau 0.05, dimana 0,000 < 0.05 maka variabel ini termasuk signifikan. Nilai signifikansi variabel pemeliharaan sistem media layar lebih kecil dari α yang artinya bahwa Ho6 ditolak dan Ha6 dapat diterima. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa pemeliharaan sistem media layar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kenyamanan berkuliah.

g. Pengujian variabel pemeliharaan kebersihan ruangan (X7) Hipotesis ketujuh dalam penelitian ini menduga bahwa pemeliharaan kebersihan ruangan (X7) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y), hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut: Ho7 : pemeliharaan kebersihan ruangan (X7) tidak berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Ha7 : pemeliharaan kebersihan ruangan (X7) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pemeliharaan kebersihan ruangan menghasilkan nilai t hitung sebesar 8,110, tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan koefisien regresi X7 (b7) sebesar 0,182. Variabel ini mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi α=5% atau 0.05, g. Pengujian variabel pemeliharaan kebersihan ruangan (X7) Hipotesis ketujuh dalam penelitian ini menduga bahwa pemeliharaan kebersihan ruangan (X7) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y), hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut: Ho7 : pemeliharaan kebersihan ruangan (X7) tidak berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Ha7 : pemeliharaan kebersihan ruangan (X7) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pemeliharaan kebersihan ruangan menghasilkan nilai t hitung sebesar 8,110, tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan koefisien regresi X7 (b7) sebesar 0,182. Variabel ini mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi α=5% atau 0.05,

h. Pengujian variabel pemeliharaan kualitas ruangan dari efektivitas terhadap akustik (X8) Hipotesis terakhir dalam penelitian ini menduga bahwa pemeliharaan kualitas ruangan dari efektivitas terhadap akustik (X8) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y), hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut: Ho8 : pemeliharaan kualitas ruangan dari efektivitas terhadap akustik (X8) tidak berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Ha8 : pemeliharaan kualitas ruangan dari efektivitas terhadap akustik (X8) berpengaruh terhadap kenyamanan berkuliah (Y). Berdasarkan tabel 4. 10 dapat diketahui bahwa kualitas ruangan dari efektivitas terhadap akustik menghasilkan nilai t hitung terkecil diantara variabel yang lain yaitu 2,473, tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan koefisien regresi X8 (b8) sebesar 0,125. Variabel ini mempunyai tingkat signifikansi terbesar dari variabel yang lain yaitu 0,016 yang apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi α=5% atau 0.05, dimana 0,016 < 0.05 maka variabel ini termasuk signifikan. Nilai signifikansi variabel pemeliharaan kualitas ruangan dari efektivitas terhadap akustik lebih kecil dari α yang artinya bahwa Ho8 ditolak dan Ha8 dapat diterima. Dari hasil uji t disimpulkan bahwa pemeliharaan kualitas ruangan dari efektivitas terhadap akustik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kenyamanan berkuliah.

Tabel 4.12. Rekapitulasi hasil uji t (uji parsial) dengan delapan variabel

Variabel Bebas

Berdasar nilai t

Berdasar nilai α

H 0 ditolak

X2 6.710 > 1,997

H 0 ditolak

X3 5.398 >1,997

H 0 ditolak

Lanjutan Tabel 4.12. Rekapitulasi hasil uji t (uji parsial) dengan delapan variabel

Variabel Bebas

Berdasar nilai t

Berdasar nilai α

H 0 ditolak

X5 5.742 > 1,997

H 0 ditolak

X6 9.842 > 1,997

H 0 ditolak

X7 8.110 > 1,997

H 0 ditolak

X8 2.473 > 1,997

H 0 ditolak Sumber: Output SPSS 17.00

Dari hasil uji t (uji parsial) dapat disimpulkan bahwa semua variabel pemeliharaan bangunan gedung tersebut berpengaruh terhadap variabel kenyamanan berkuliah (Y) secara positif dan signifikan.

4.3.5. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.13. Tabel Koefisien determinasi (R 2 )

Model Summary b

Model R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Sumber: Output SPSS 17.00

Pada tabel 4.13. diperoleh nilai koefisien determinasi (R 2 ) = 0,965 berati bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas maintenance bangunan gedung terhadap variabel terikat yaitu variabel kenyamanan berkuliah (Y) sangat besar yaitu 96,5% sedangkan sisanya 3,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel yang diteliti maupun parameter kondisi masing-masing responden.

4.3.6. Uji Dominasi

Dari variabel-variabel maintenance bangunan gedung perkuliahan yang dianalisis regresi untuk mengetahui hubungan terhadap variabel kenyamanan berkuliah menunjukkan variabel pemeliharaan sistem media layar (X6) dengan nilai betanya paling besar yaitu 0,314 (dapat dilihat pada tabel 4.10). Hal itu berarti bahwa variabel pemeliharaan sistem media layar merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kenyamanan berkuliah dibandingkan dengan variabel-variabel yang lain.

Pengaruh yang besar dari variabel ini dalam mempengaruhi kenyamanan berkuliah pengguna gedung jika dibandingkan dengan indikator pemeliharaan sistem media layar di gedung perkuliahan Fakultas Teknik UNS masih terdapat beberapa kendala, diantaranya adalah meskipun ada LCD di ruang kuliahnya, ada beberapa ruang kuliah tersebut yang tidak ditunjang dengan komputer yang mendukungnya dan ada beberapa gambar yang dihasilkan oleh LCD beberapa di ruang kuliah Fakultas Teknik yang memiliki kualitas gambar yang buruk. Permasalahan yang dapat mengganggu kenyamanan kuliah yang lainnya adalah komputer pendukung sistem LCD yang terinfeksi virus komputer. Virus komputer dapat mengakibatkan adanya file-file di komputer tersebut hilang sehingga komputer tidak bisa digunakan secara maksimal bahkan tidak dapat digunakan sama sekali. Pemeliharaan variabel ini menjadi sangat penting untuk meningkatkan kenyamanan berkuliah pengguna gedung Fakultas Teknik UNS karena merupakan faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap kenyamanan berkuliah pengguna gedung berdasarkan penelitian ini.