Pengaruh Ownership Structure dan Corporate Governance Terhadap Financial Performance Perbankan di Bursa Efek Indonesia
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Oleh
DHONY MIFTAHUL HUDA F0308114 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
Dream raises a hope in achieving a success endeavor, trust, istiqomah, patient.
Skripsi ini saya persembahkan untuk : - Allah SWT - Kedua orang tua - Kakak
Semoga cita-cita saya dikabulkan Allah.
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul PENGARUH OWNERSHIP STRUCTURE
DAN CORPORATE
PERFORMANCE PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai Gelar Sarjana Ekonomi pada Program S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret.
2. Dr. Wisnu Untoro, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
3. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
4. M. Syafiqurrahman, SE., MM., Ak. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dalam penulisan skripsi ini.
6. Teman-teman seperjuangan.
7. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Surakarta, Januari 2012
Penulis
w Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis .......................
1. Pengaruh ownership structure terhadap financial performance ...
2. Pengaruh board independence terhadap financial performance ..
3. Pengaruh audit committee meeting frequency terhadap financial performance ..................................................................................
4. Kerangka Penelitian .....................................................................
13 BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .................................................................................
B. Populasi dan Sampel Penelitian ...........................................................
C. Data dan Metode Pengumpulan Data .................................................
D. Definisi dan Pengukuran Variabel ......................................................
E. Metode Analisis Data .........................................................................
1. Pengujian Asumsi Klasik .............................................................
a) Pengujian Normalitas ...............................................................
b) Pengujian Multikolinearitas ....................................................
c) Pengujian Autokorelasi ...........................................................
d) Pengujian Heteroskedastisitas .................................................
2. Pengujian Hipotesis .......................................................................
a) Pengujian signifikansi-F ..........................................................
b) Pengujian
Signifikansi
Parameter
Individual (Uji signifikansi-t) ...................................................................
c) Pengujian Ketepatan Perkiraan (Uji R 2 ) ..................................
BAB IV PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif ..............................................................................
B. Pengujian Asumsi Klasik ...................................................................
1) Uji Normalitas .............................................................................
2) Uji Multikolinearitas ....................................................................
3) Uji Autokorelasi ...........................................................................
4) Uji Heteroskedastisitas .................................................................
C. Pengujian Koefisien Regresi Simultan (Signifikansi F) .....................
D. Pengujian Ketepatan Perkiraan (R 2 ) ...................................................
E. Pengujian Hipotesis ............................................................................
27 BAB V PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................................
B. Keterbatasan .......................................................................................
C. Saran ...................................................................................................
32 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Halaman
Tabel IV.1 Hasil Statistik Deskriptif ..............................................................
22
Tabel IV.2 Hasil Uji Normalitas Data ............................................................
23
Tabel IV.3 Hasil Uji Multikolinearitas ...........................................................
24
Tabel IV.4 Hasil Uji Run Test ........................................................................
24
Tabel IV.5 Hasil Uji Signifikansi-F ...............................................................
26 Tabel IV.6 Hasil Uji R 2 ...................................................................................
26
Tabel IV.7 Hasil Analisis Regresi Berganda ..................................................
27
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ..................................................................... 13 Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 25
PENGARUH OWNERSHIP STRUCTURE DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL PERFORMANCE PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Dhony Miftahul Huda
F0308114
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh ownership structure dan corporate governance terhadap financial performance perbankan di Bursa Efek Indonesia. Untuk tujuan tersebut penelitian ini menggunakan 50 bank di Bursa Efek Indonesia yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling.
Dalam pengujian asumsi klasik, hasil pengujian menunjukkan bahwa telah bebas dari asumsi klasik. Dalam pengujian regresi berganda, hasil pengujian menunjukkan bahwa institutional ownership berpengaruh negatif terhadap financial performance perbankan di Bursa Efek Indonesia. Board independence, board size, dan audit committee meeting frequency tidak berpengaruh terhadap financial performance perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis pertama didukung. Hipotesis kedua, ketiga, dan keempat tidak terdukung.
Penelitian ini dilakukan dengan berbagai keterbatasan, yang menggunakan institutional ownership, board independence, board size, audit committee meeting frequency sebagai variabel independen, selain itu hanya menggunakan periode penelitian selama dua tahun. Penelitian berikutnya dapat menambah variabel independen, memperpanjang periode penelitian, dan dapat menggunakan variabel kontrol.
Kata kunci : Institutional ownership, board independence, board size, audit committee meeting
frequency, dan financial performance.
PENGARUH OWNERSHIP STRUCTURE DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP FINANCIAL PERFORMANCE PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Dhony Miftahul Huda
F0308114
This study aims to obtain empirical evidence relating the influence of ownership structure and corporate governance to banking financial performance in the Indonesia Stock Exchange. For the purpose of this study using the 50 banking in Indonesia Stock Exchange selected by using purposive sampling.
In classical assumption testing, test results show that there has been free from classical assumptions. In regression testing, test results show that institutional ownership negative effect to banking financial performance in Indonesia Stock Exchange. Board independence, board size, and audit committee meeting frequency no effect to banking financial performance in Indonesia Stock Exchange . The results indicate that first hypothesis is accepted. Two, three, four hypothesis is not accepted.
The research was conducted with various limitations that the independent variables only institutional ownership, board independence, board size, and the audit committee meeting frequency, in addition, this study uses the period two years of research. Subsequent research can add to the independent variables in the research, extending the study period, and can use the control variables.
Keywords : institutional ownership, board independence, board size, the audit committee
meeting frequency, and financial performance.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 mengakibatkan penurunan kondisi perekonomian di Indonesia. Dalam pemulihan krisis di Indonesia diperlukan penerapan corporate governance yang merupakan pengelolaan baik dalam sebuah organisasi. Naim (2000) dalam Hastuti (2005) menyatakan bahwa corporate governance mampu memberikan perlindungan dan jaminan hak kepada pemegang saham. Perhatian utama corporate governance adalah pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar (akurat), kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat tepat pada waktunya, dan transparan mengenai semua hal yang berkaitan dengan kinerja perusahaan dan pemegang kepentingan (stakeholder).
Struktur kepemilikan pada perusahaan mencerminkan kekuasaan dan pengaruh di antara pemegang saham. Kepemilikan menyebar banyak ditemukan pada perusahaan di negara Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang. Pada kepemilikan menyebar masalah yang timbul adalah perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976). Kepemilikan terkonsentrasi banyak ditemukan di sebagian besar negara di Asia, khususnya negara berkembang termasuk Indonesia. Pada kepemilikan terkonsentrasi masalah yang sering timbul adalah konflik kepentingan antara
Wong, 2002). Dalam teori keagenan (agency theory), dijelaskan bahwa hubungan agensi terjadi ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut (Jensen dan Mecking, 1976). Fama dan Jensen (1983) menyatakan bahwa agency problems disebabkan karena pengambilan keputusan yang terpisah antara manajemen dan pihak pengawas.
Fuerst dan Sok-Hyon (2000) menyatakan bahwa penelitian Jensen dan Meckling (1976) serta Shleifer dan Vishny (1997), menunjukkan bahwa pemisahan kepemilikan dan pengelolaan perusahaan mengakibatkan manajer akan menghamburkan kekayaan pemilik perusahaan. Pemisahan antara pemilik dan manajemen juga mempengaruhi manajemen perusahaan untuk mengoptimalkan laba, sehingga lebih mengutamakan kepentingan manajemen dengan biaya yang harus ditanggung oleh pemilik perusahaan. Dengan adanya masalah tersebut dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
Ariyoto (2000) dalam Pudjiastuti dan Mardiyah (2007) menyatakan bahwa konsep corporate governance timbul karena keterbatasan dari teori keagenan dalam mengatasi masalah keagenan dan dipandang sebagai kelanjutan dari teori keagenan. Surya dan Yustiavandana (2006) menyatakan bahwa Corporate governance yang efektif dapat meningkatkan kinerja Ariyoto (2000) dalam Pudjiastuti dan Mardiyah (2007) menyatakan bahwa konsep corporate governance timbul karena keterbatasan dari teori keagenan dalam mengatasi masalah keagenan dan dipandang sebagai kelanjutan dari teori keagenan. Surya dan Yustiavandana (2006) menyatakan bahwa Corporate governance yang efektif dapat meningkatkan kinerja
Bhattacharya dan Graham (2007) menyatakan bahwa kepemilikan institusional mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Filatotchev et al (2005) memperoleh bukti penelitian bahwa anggota dewan komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di Taiwan. Eisenberg et al (1998) menemukan hubungan positif antara board size dan kinerja perusahaan. Sharma et al (2009) menyatakan bahwa frekuensi rapat komite audit berhubungan dengan besarnya ukuran atau jumlah anggota komite audit dan kinerja perusahaan.
Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Cornett et al (2006) di Amerika Serikat. Penelitian ini menggunakan variabel independen berupa institutional ownership, board independence , board size, dan audit committee meeting frequency . Sampel pada penelitian ini pada bank di Bursa Efek Indonesia. Dengan alasan bank adalah salah satu institusi yang bergerak dalam sektor keuangan.
Atas dasar paparan di atas, maka peneliti tertarik melakukan sebuah penelitian dengan judul “PENGARUH OWNERSHIP STRUCTURE DAN
PERFORMANCE PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA”.
Berdasarkan latar belakang pengaruh ownership structure dan corporate governance terhadap financial performance perbankan di Bursa Efek Indonesia, dapat dirumuskan sebagai berikut ini.
1. Adakah pengaruh institutional ownership terhadap financial performance perbankan di Bursa Efek Indonesia?
2. Adakah pengaruh board independence terhadap financial performance perbankan di Bursa Efek Indonesia?
3. Adakah pengaruh board size terhadap financial performance perbankan di Bursa Efek Indonesia?
4. Adakah pengaruh audit committee meeting frequency terhadap financial performance perbankan di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut ini.
1. Menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh institutional ownership terhadap financial performance perbankan di Bursa Efek Indonesia.
2. Menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh board independence terhadap financial performance perbankan di Bursa Efek Indonesia.
3. Menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh board size terhadap financial performance perbankan di Bursa Efek Indonesia.
committee meeting frequency terhadap financial performance perbankan di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti berikut ini.
1. Bagi Investor Hasil penelitian dapat digunakan oleh investor sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya terkait dengan pengaruh ownership structure dan corporate governance terhadap financial performance perbankan di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagi Manajemen Hasil penelitian dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen terkait dengan kinerja keuangan yang dipengaruhi oleh ownership structure dan corporate governance.
3. Bagi Penelitian Berikutnya Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian berikutnya terkait dengan pengaruh ownership structure dan corporate governance terhadap financial performance.
Sistematika pelaporan pemulisan dibuat sebagai berikut. BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menjelaskan mengenai landasan teori, review penelitian terdahulu dan pengembangan hipotesis.
BAB III
: METODE PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai desain penelitian, populasi, sampel, metode pengumpulan data, pengukuran variabel, dan metode analisis data.
BAB IV
: PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data penelitian dan pengujian hipotesis.
BAB V
: PENUTUP
Bab ini akan menjelaskan simpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Agency Theory Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik kepentingan antara pemilik dan agen karena agen bertindak tidak sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost). Manajemen memiliki informasi lebih banyak daripada pemilik tentang keadaan perusahaan. Situasi ini menimbulkan peluang bagi manajemen untuk berbuat kecurangan. Manajer bertanggung jawab secara moral untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dengan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak.
Agency problem secara garis besar dapat terjadi ketika manajer membuat sebuah keputusan yang berbeda dari tujuan umum perusahaan yaitu memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Hal ini dikarenakan manajer ingin mementingkan dirinya sendiri. Eisenhardt (1989) menggunakan tiga asumsi sifat dasar manusia guna menjelaskan tentang teori agensi yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi
menghindari risiko (risk adverse). Corporate governance merupakan konsep dasar teori keagenan yang memberikan keyakinan kepada para investor mengenai penerimaan return atas dana yang telah dinvestasikan. Corporate governance berkaitan dengan bagaimana para investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan menginvestasikan ke dalam proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana yang telah ditanamkan oleh investor, dan berkaitan dengan bagaimana para investor mengontrol para manajer (Shleifer dan Vishny, 1997).
Corporate governance diharapkan dapat berfungsi untuk menekan atau menurunkan biaya keagenan (agency cost). Menurut Jensen dan Meckling (1976) ada cara yang dilakukan untuk mengurangi agency cost yaitu pertama dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen dengan demikian manajer merasakan manfaat dari keputusan yang diambil. Kedua melalui institusional investor sebagai monitoring agents.
2. Good Corporate Governance (GCG) Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) menggunakan pengertian dari Cadbury Committee bahwa corporate governance adalah sistem yang mengendalikan hubungan antara pemegang saham dengan hak dan kewajiban yang diterima.
(2003) adalah sebagai berikut ini.
a. Fairness (Keadilan) Prinsip keadilan (fairness) merupakan prinsip perlakuan yang adil bagi seluruh pemegang saham. Keadilan diartikan sebagai perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing dari kecurangan. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
b. Disclosure/Transparancy (Keterbukaan/Transparansi)
Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi atas hal penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan pemegang kepentingan. Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan sehingga mudah diakses dan dipahami.
c. Accountability (Akuntabilitas) Menekankan pada pentingnya penciptaan sistem pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan antara komisaris, direksi, dan pemegang saham meliputi monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham.
Adanya tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggungjawab merupakan konsekuensi adanya wewenang, menyadari adanya tanggungjawab sosial, menghindari penyalahgunaan wewenang kekuasaan, menjadi profesional, menjunjung etika dan memelihara bisnis yang sehat.
3. Kinerja Keuangan (Financial Performance) Pradhono et al (2004) menyatakan bahwa pengukuran kinerja perusahaan dapat terbagi menjadi tiga pokok utama, yaitu:
a. Pengukuran laba: Earning Per Share (EPS), Return on Asset (ROA), Return on Net Asset (RONA), Return on Capital Employment (ROCE), Return on Equity (ROE).
b. Pengukuran Cash Flow: free cash flow, Cash Flow Return on Gross Investment ( CFROI), Total Shareholder Return (TSR) dan Total Business Return (TBR).
c. Pengukuran Nilai: Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Cash Value Added (CVA) dan Shareholder Value (SHV).
1. Pengaruh ownership structure terhadap financial performance
Xu dan Wang (1999) dalam Hastuti (2005) menyatakan bahwa struktur kepemilikan terbagi dalam beberapa kategori struktur kepemilikan terkonsentrasi dan menyebar. Secara spesifik kategori struktur kepemilikan meliputi kepemilikan oleh institusi domestik, institusi asing, pemerintah, karyawan, dan individual domestik.
Kepemilikan institusional merupakan proporsi saham yang beredar oleh institusi lain di luar perusahaan. Cornett et al (2006) menyatakan bahwa tindakan pengawasan perusahaan oleh pihak investor institusional dapat mendorong manajer untuk memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan. Ming et al (2008) menyimpulkan bahwa kepemilikan insider dan institusional perusahaan di Malaysia tidak mempengaruhi pendapatan saham dan pembagian dividen. Kircmaier dan Grant (2006) menunjukan bahwa struktur kepemilikan perusahaan berpengaruh terhadap kinerja dan nilai perusahaan. Ujiyantho dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen dan jumlah dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Paparan di atas menjadi dasar pengembangan hipotesis pertama dalam penelitian, yaitu seperti berikut ini. H1 : Institutional ownership berpengaruh terhadap financial performance
perbankan di Bursa Efek Indonesia.
FCGI (2003) menyatakan bahwa dewan komisaris merupakan inti dari corporate governance untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas.
Dechow et al (1996) menemukan hubungan yang signifikan antara peran dewan komisaris dengan pelaporan keuangan. Song dan Windram (2000) menyatakan bahwa jumlah komisaris independen yang lebih kecil meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan menurunkan probabilitas kesalahan dalam pelaporan keuangan. Proporsi anggota independen yang besar, akan memberikan efek pengawasan baik dan dapat membatasi peluang kecurangan pihak manajerial (Fama dan Jensen, 1983). Pudjiastuti dan Mardiyah (2007) menemukan bahwa peningkatan board size berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan.
Paparan di atas menjadi dasar pengembangan hipotesis kedua dan ketiga dalam penelitian, yaitu seperti berikut ini. H2 : Board independence berpengaruh terhadap financial performance
perbankan di Bursa Efek Indonesia. H3 : Board size berpengaruh terhadap financial performance perbankan di
Bursa Efek Indonesia.
3. Pengaruh audit committee meeting frequency terhadap financial performance
Klein (2002) menyatakan bahwa komite audit secara internal diharapkan akan mampu meningkatkan efektivitas operasional perusahaan.
dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Carcello dan Neal (2003) menyatakan bahwa frekuensi rapat komite audit menghasilkan satu proses monitoring yang efektif terhadap kegiatan operasional perusahaan sehingga memungkinkan perusahaan untuk mencapai tingkat kinerja yang lebih baik.
Paparan di atas menjadi dasar pengembangan hipotesis keempat dalam penelitian, yaitu seperti berikut ini. H4 : Audit committee meeting frequency berpengaruh terhadap financial
performance perbankan di Bursa Efek Indonesia.
4. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut ini.
Gambar 2.1 Kerangka penelitian
Variabel independen Variabel dependen
Institutional Ownership
Board Independence
Board Size
Audit Committee Meeting
Frequency
Financial Performance
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh institutional ownership, board independence, board size, dan audit committee meeting frequency terhadap financial performance perbankan di Bursa Efek Indonesia.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Populasi merupakan kelompok orang kejadian atau peristiwa yang menjadi perhatian para peneliti untuk diteliti (Sekaran, 2003). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bank di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2010.
2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian atau anggota dari populasi (Sekaran, 2003). Sampel yang diteliti pada tahun 2009-2010 harus menyediakan data yang dibutuhkan dalam penghitungan, pengukuran dan penilaian variabel. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling . Metode pengambilan sampel ini menggunakan beberapa kriteria sebagai berikut ini.
Hasil Pengambilan Sampel Kriteria Sampel
Jumlah
1. Bank di BEI pada tahun 2009-2010.
2. Bank yang menerbitkan laporan tahunan yang tidak mencantumkan informasi dan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Jumlah sampel
50 Sumber : Indonesia Capital Market Directory (ICMD)
Bank yang dijadikan sampel adalah 50, yang terdiri atas tahun 2009 dan 2010 masing-masing sebanyak 25 bank.
C. Data dan Metode Pengumpulan
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari pihak lain (Sekaran, 2003). Data dalam penelitian ini diperoleh dari data publikasi bank di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari data berikut ini.
a. Data bank yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2010.
b. Laporan tahunan bank pada tahun 2009-2010.
D. Definisi dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan (financial performance) yang diproksikan dengan return on equity (ROE) 1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan (financial performance) yang diproksikan dengan return on equity (ROE)
ROE = Laba bersih setelah pajak / Total ekuitas
2. Variabel Independen
a. Institutional Ownership Beiner et al (2003) dalam Ujiantho dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa Institutional ownership merupakan jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi. Variabel ini diukur dengan formula seperti berikut ini.
b. Board Independence Board Independence adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen dan bebas dari hubungan bisnis yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2004) . Variabel ini diukur dengan formula seperti berikut ini.
Board independence =
c. Board Size Beiner et al (2003) dalam Ujiantho dan Pramuka (2007) menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris merupakan jumlah
Komite audit perlu untuk mengadakan rapat tiga sampai empat kali setahun (FCGI, 2003). Audit Committee Meeting Frequency merupakan jumlah rapat komite audit dalam satu periode. Variabel ini diukur dengan jumlah frekuensi rapat komite audit dalam satu periode
E. Metode Analisis Data
1. Pengujian Asumsi Klasik
a. Pengujian Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi dengan membagi model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2007). Untuk menguji normalitas, peneliti akan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Jika nilai asyimp. sig. lebih besar dari 5% maka data tersebut berdistribusi normal, jika asyimp. sig. lebih kecil dari 5% maka data tidak berdistribusi normal.
b. Pengujian Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2007). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara independen. Jika variabel independen saling korelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel b. Pengujian Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2007). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara independen. Jika variabel independen saling korelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerence). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerence < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Bila ternyata dalam model terdapat multikolinieritas, peneliti akan mengatasi hal tersebut dengan transformasi variabel. Transformasi variabel merupakan salah satu cara mengurangi hubungan linier di antara variabel independen. Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan bentuk first difference atau delta (Ghozali, 2007).
c. Pengujian Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t- 1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data cross section (silang waktu), masalah c. Pengujian Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t- 1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data cross section (silang waktu), masalah
Penelitian ini menggunakan alat statistik berupa run test dengan kriteria pengujian didasarkan pada nilai asymp. sig. Apabila nilai asymp. sig. lebih besar dari 5% maka dapat dinyatakan tidak terdapat autokorelasi dan sebaliknya jika lebih kecil dari 5%, maka terdapat autokorelasi dalam model regresi yang digunakan.
d. Pengujian Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, atau besar) (Ghozali, 2007).
Kriteria pengujiannya adalah seperti berikut ini.
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas.
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Pengujian Hipotesis Hipotesis akan diuji dengan persamaan regresi seperti berikut ini.
Keterangan: FP
= Financial performance
β 0,
= Konstanta β 1... β 4 = Koefisien regresi
INSTT
= Institutional ownership
BOARD
= Dewan komisaris independen
BSIZE
= Ukuran dewan komisaris
FREQ
= Frekuensi rapat komite audit
= Error term
a. Pengujian signifikansi-F Uji signifikansi-F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah seperti berikut ini.
1) H 0 diterima dan H a ditolak, apabila nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi tidak signifikan.
2) H 0 ditolak dan H a diterima, yaitu apabila bila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara
FP = β 0 +β 1 INSTT + β 2 BOARD +β 3 BSIZE + β 4 FREQ + ε 1
dikatakan bahwa model regresi signifikan.
b. Pengujian Parameter Individual (Uji signifikansi-t)
Uji signifikansi-t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial mempengaruhi variabel terikat dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Kriteria pengujiannya adalah seperti berikut ini.
1) H 0 diterima dan H a ditolak yaitu apabila bila nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) H 0 ditolak dan H a diterima yaitu apabila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.
c. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Uji R 2 )
Uji R 2 digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk
(R 2 ) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel
independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R 2 .
PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk melihat distribusi data yang digunakan sebagai sampel. Statistik deskriptif menggambarkan distribusi data yang terdiri dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi. Berikut merupakan statistik deskriptif untuk masing-masing variabel.
Tabel IV.1 Hasil Statistik Deskriptif
Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
0,44 0,1480 0,10460 Valid N (listwise)
Hasil statistik deskriptif menunjukan bahwa rata-rata nilai INSTT adalah 0,7658, nilai minimum adalah 0,01 dan nilai maksimum adalah 1,00. Rata-rata nilai BOARD adalah 0,5572, nilai minimum adalah 0,33 dan nilai maksimum adalah 1,00. Rata-rata nilai BSIZE adalah 5,2600, nilai minimum adalah 2,00 dan nilai maksimum adalah 9,00. Rata-rata nilai FREQ adalah 13,1200, nilai minimum adalah 2,00 dan nilai maksimum adalah 40,00. Rata-rata nilai FP adalah 0,1480, nilai minimum adalah 0,00 dan nilai maksimum adalah 0,44.
Model regresi dalam penelitian ini dapat digunakan jika model regresi tersebut tidak menyimpang dari asumsi dasar klasik regresi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov terhadap residual regresi. Berikut disajikan hasil uji normalitas.
Tabel IV.2 Hasil Uji Normalitas Data
Unstandardized Residual N
Normal Parameters a Mean
Std. Deviation
0,08342131 Most Extreme Differences
-0,38 Kolmogorov-Smirnov Z
0.695 Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal . Sumber: hasil pengolahan data
Hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov menunjukan bahwa asyimp. sig. adalah 0,72 yang lebih besar dari 5%, maka dapat dinyatakan bahwa seluruh data memiliki sebaran data normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat korelasi antara variabel independen atau korelasinya rendah. Keberadaan multikolinearitas diketahui dengan Varians Inflating Factor (VIF) dan Tolerance. Berikut disajikan hasil uji multikolinearitas.
Hasil Uji Multikolinearitas
Keterangan INSTT
1,141 Tidak terdapat multikolinearitas BOARD
1,301 Tidak terdapat multikolinearitas BSIZE
1,574 Tidak terdapat multikolinearitas FREQ
1,413 Tidak terdapat multikolinearitas Sumber: hasil pengolahan data
Hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 (10%). Semua variabel bebas memiliki VIF kurang dari 10, sehingga tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam model regresi yang digunakan.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan alat uji run test. Jika asymp. sig. lebih besar dari 5%, maka tidak terjadi gejala autokorelasi. Jika asymp. sig. lebih kecil dari 5% maka terjadi gejala autokorelasi. Berikut disajikan hasil uji autokorelasi.
Tabel IV.4 Hasil Uji Run Test
Unstandardized Residual Test Value a 0,00018
Cases < Test Value
Cases >= Test Value
Total Cases
Number of Runs
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Median Sumber: hasil pengolahan data
1,000 yang lebih besar dari 5%, maka tidak terjadi gejala autokorelasi dalam model regresi yang digunakan.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Berikut disajikan hasil uji heteroskedastisitas.
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukan bahwa titik yang menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi yang digunakan.
Pengujian koefisien regresi simultan digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dalam penelitian layak sebagai model pengujian data dan hipotesis yang diajukan. Jika sig. lebih kecil dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa model penelitian layak untuk digunakan sebagai model pengujian dalam penelitian. Jika sig. lebih besar dari 0,05 maka model tidak layak untuk digunakan sebagai model pengujian dalam penelitian. Berikut disajikan hasil uji signifikansi F.
Tabel IV.5 Hasil Uji signifikansi-F
F-hitung
Sig.
Kriteria Pengujian
Signifikan Sumber: Hasil Pengolahan Data
Hasil pengujian signifikansi-F (ANOVA) menunjukkan sig. adalah 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak untuk menjadi model pengujian data dan hipotesis.
D. Pengujian Ketepatan Perkiraan (R 2 )
Pengujian ketepatan perkiraan digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Berikut
Tabel IV.6
Hasil Uji R 2
Adjusted R 2 Std. Error of the Estimate
E. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis Pertama. Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh institutional ownership terhadap financial performance. Berikut disajikan hasil uji regresi berganda.
Tabel IV.7 Hasil Analisis Regresi Berganda
Koefisien
t hitung Sign Konstanta
R 2 0,364 Adjusted R 2 0,307
F hitung 6,436
0,000 Sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil analisis regresi di atas dapat digunakan dalam menyusun persamaan sebagai berikut ini.
FP = 0,322 - 0,236(INSTT) - 0,161(BOARD) + 0,015(BSIZE) FP = 0,322 - 0,236(INSTT) - 0,161(BOARD) + 0,015(BSIZE)
institutional ownership berpengaruh negatif terhadap financial performance dan hipotesis pertama dalam penelitian didukung. Penelitian ini bebeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Bhattacharya dan Graham (2007), dan Kircmaier dan Grant (2006).
2. Pengujian Hipotesis Kedua. Pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh board independence terhadap financial performance. Tabel IV.7 menunjukan bahwa nilai koefisien board independence (BOARD) adalah 0,161 dengan tanda koefisien negatif. Nilai p-value adalah 0,140 yang lebih besar dari 5%. Sehingga board independence tidak berpengaruh terhadap financial performance dan hipotesis kedua dalam penelitian tidak terdukung. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Filatotchev et al (2005).
3. Pengujian Hipotesis Ketiga. Pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh board size terhadap financial performance. Tabel IV.7 menunjukan bahwa nilai koefisien board size (BSIZE) adalah 0,015 dengan tanda koefisien positif. Nilai p-value adalah 0,078 yang lebih besar dari 5%. Sehingga board size tidak berpengaruh terhadap financial performance dan hipotesis ketiga dalam penelitian tidak terdukung.
Mardiyah (2007), Eisenberg et al (1998).
4. Pengujian Hipotesis Keempat. Pengujian hipotesis keempat dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh audit committee meeting frequency terhadap financial performance . Tabel IV.7 menunjukan bahwa nilai koefisien audit committee meeting frequency (FREQ) adalah 0,001 dengan tanda koefisien positif. Nilai p-value adalah 0,417 yang lebih besar 5%. Sehingga audit committee meeting frequency tidak berpengaruh terhadap financial performance dan hipotesis keempat dalam penelitian ini tidak terdukung. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sharma et al (2009), Carcello dan Neal (2003).
PENUTUP
A. Simpulan
Hasil analisis data yang telah dilakukan mendasari pengambilan simpulan seperti berikut ini.
1. Variabel institutional ownership berpengaruh negatif terhadap financial performance perbankan. Sehingga semakin besar institutional ownership semakin kecil financial performance. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima atau didukung. Hal ini dimungkinkan institutional ownership karena belum melaksanakaan tugas secara efektif untuk monitoring manajemen.
2. Variabel board independence tidak berpengaruh terhadap financial performance perbankan. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak atau tidak terdukung. Hal ini dimungkinkan karena board independence cenderung hanya formalitas dalam memenuhi peraturan yang ada. Sebagian besar board independence terdiri dari pejabat publik atau tokoh masyarakat yang belum memiliki kompetensi atau keahlian sehingga monitoring oleh board independence tidak baik.
3. Variabel board size tidak berpengaruh terhadap financial performance perbankan. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini ditolak atau tidak terdukung. Hal ini dimungkinkan karena dewan 3. Variabel board size tidak berpengaruh terhadap financial performance perbankan. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini ditolak atau tidak terdukung. Hal ini dimungkinkan karena dewan
4. Variabel audit committee meeting frequency tidak berpengaruh terhadap financial performance perbankan. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis keempat dalam penelitian ini ditolak atau tidak terdukung. Hal ini dimungkinkan karena komite audit belum melaksanakan tugas secara efektif dan tidak mementingkan rapat komite audit. Selain itu komite audit juga belum memiliki keahlian tentang audit.
B. Keterbatasan
Penelitian dilakukan dengan beberapa keterbatasan yang dapat dinyatakan seperti berikut ini.
1. Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yang terdiri dari institutional ownership, board independence, board size, audit committee meeting frequency .
2. Penelitian ini menggunakan periode penelitian dua tahun sehingga data dan observasi yang digunakan sejumlah 50 observasi.
3. Nilai adjusted R 2 dalam penelitian ini sebesar 30,7% sehingga mengindikasikan adanya kemungkinan untuk penambahan variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
1. Penelitian berikutnya dapat menambah jumlah variabel independen dalam penelitan seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan keluarga, latar belakang pendidikan dewan komisaris independen, latar belakang pendidikan dewan komisaris, dan latar belakang pendidikan komite audit sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih mendalam.
2. Penelitian berikutnya dapat memperpanjang periode penelitian sehingga dapat diperoleh jumlah sampel yang lebih banyak dan hasil penelitian yang lebih baik secara statistik.
3. Penelitian berikutnya dapat menggunakan variabel kontrol seperti ukuran perusahaan dan jenis industri.
Beasley, M. dan Salterio, S. 2001. Relation Between Board Characteristics and
Voluntary Improvements in Audit Committee Composition and Experience. Contemporary Accounting Research Winter. 18(4): 539-70
Bhattacharya, P.S. dan Graham, M. 2007. Institutional ownership and firm
performance: Evidence from Finland. Working paper, School of Accounting, Economics and Finance, Faculty of Business and Law. Deaking University. Melbourne
Carcello, J.V. dan Neal, T.L. 2003. Audit committee characteristics and auditor
dismissals following new going concern reports. The Accounting Review.
78 (1): 95-117
Cornett, M.M., Marcuss, A.J., Saunders, A. dan Tehranian, H. 2006. Earnings
Management, Corporate Governance, and True Financial Performance. http://papers.ssrn.com/
Dechow, P.M., Sloan, R.G. dan Sweeney, A.P. 1996. Causes And Consequences
Of Earnings Manipulaton: An Analysis Of Firms Subject oEnforcement Actions By The SEC. Contemporary Accounting Research. 13: 1-36
Eisenberg, T., Sundgren, S. dan Wells, M.T. 1998. Larger board size and
decreasing firm value in small firms. Journal of Financial Economics.
48: 35-54
Eisenhardt, K.M. 1989. Agency Theory: An Assessment and Review. Academy of
Management Review
Fama, E.F. dan Jensen, M.C. 1983. Separation of Ownership and Control. Journal
of Law and Economics . 26: 301-325
Fan, J.P.H. dan Wong, T.J. 2002. Corporate ownership structure and the
informativeness of accounting earnings in East Asia. Journal of Accounting and Economics.
33: 401-425
FCGI. 2003. Seri Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) Jilid II.
Jakarta: FCGI
Filatotchev, I., Lien, Y. dan Piesse, J. 2005. Corporate Governance and
Performance in Publicly Listed, Family-Controlled Firms: Evidence from Taiwan. Asia Pacific Journal of Management. 22: 257–283
Performance, and Pricing. Paper. Yale School of Management
Ghozali, I. 2007. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gujarati. 2003. Basic Econometrics. Fourth Edition. New York: Mc Graw Hill
Book Company
Hastuti, T.D. 2005. Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur
Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan. SNA VIII Solo. 15 – 16 September 2005
Jensen, M.C. dan Meckling, W.H. 1976. Theory of the firm: Managerial behavior,
agency cost and ownership structure. Journal of Financial Economics.
3: 05-360
Kirchmaier, T. dan Grant, J. 2006. Corporate Ownership Structure and
Performance in Europe
Klein, A. 2006. Audit Committee. Boards of Director Characteristics, and
Earnings Management. Journal of Accounting and Economics. 33: 375-400
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2004. Pedoman Tentang Komisaris Independen. http://www.governance-indonesia.or.id/main.html
Ming, Chwee, T., Gee dan Sok, C. 2008. The influence of ownership structure on
the corporate performance of Malaysian public listed companies. ASEAN Economic Bulletin
Pradhono dan Christiawan, Y.J. 2004. Pengaruh Economic Value Added,
Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang diterima oleh Pemegang Saham. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Pudjiastuti, W. dan Mardiyah, A.A. 2007. The Influence of Board Structure on
Firm Performance. Paper presented on National Accounting Symposium X. Makasar: Unhas Indonesia. July 2007
Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business, a Skill Building Approach. 4 th
ed. New York: John Wiley dan Sons. Inc
Sharma, V., Naiker, V. dan Lee, B. 2009. Determinants of Audit Committee