ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.2 ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah serta lebih teknis mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dirubah dua kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran yang terdiri atas pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah (penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah). Secara umum komponen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ini dapat dikategorikan dalam 2 jenis, yaitu : (1) penerimaan daerah terdiri dari pendapatan daerah yang merupakan perkiraan terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan dan penerimaan pembiayaan daerah yang merupakan semua penerimaan yang harus dibayar kembali baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya; dan (2) pengeluaran daerah yang terdiri dari belanja daerah yang merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara proporsional menurut prioritas urusan dan kewenangan skpd agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat khususnya dalam memberikan pelayanan umum dan selanjutnya pengeluaran pembiayaan daerah adalah pengeluaran yang akan diterima kembali pada tahun anggaran berjalan maupun pada tahun berikutnya.

Perencanaan Pembangunan Daerah di era globalisasi sekarang ini memotivasi setiap pemerintah daerah untuk dapat menggali dan mencari peluang Penerimaan Pendapatan Daerah seoptimal mungkin. Optimalisasi Penerimaan Daerah yang berasal dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah merupakan sumber utama dalam membangun daerah. Penerimaan Pendapatan yang optimal dengan pengelolaan secara profesional dalam suatu daerah dapat mempercepat proses pembangunan daerah.

Sumber pendapatan daerah terdiri atas 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; 2) Dana Perimbangan yang meliputi Dana bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus; 3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah meliputi Pendapatan Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dan bukan pajak dari provinsi dan Pemerintah daerah lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Dana Bantuan Keuangan dari Provinsi. Penerimaan Pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Pencairan Dana Cadangan Daerah (DCD), dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan.

Selain dana dari penerimaan daerah tersebut, daerah menerima dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat berupa dana tugas pembantuan (TP), dana bantuan operasional sekolah (BOS), program pengentasan kemiskinan (PNPM dan PKH) , dana tersebut sesuai dengan kebijakan Pemerintah Pusat yang diperuntukan bagi kepentingan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Ciamis.

3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan kajian terhadap tantangan dan prospek perekonomian daerah, selanjutnya dilakukan analisis dan proyeksi sumber-sumber pendapatan daerah dituangkan ke dalam tabel Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah, sebagai berikut:

Tabel 3.9 Perkembangan Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2012 – 2016

Jumlah (Rp)

NO Uraian

Realisasi Tahun

Realisasi Tahun

Anggaran Tahun

Anggaran Tahun Proyeksi /Target

2015 pada Tahun 2016

1 PENDAPATAN

2.033.414.162.633 1.851.708.346.000 1.1 Pendapatan asli daerah

36.169.860.117 27.917.168.000 1.1.2 Retribusi daerah

1.1.1 Pajak daerah

9.644.707.940 12.241.178.000 1.1.3 Hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang

1.1.4 Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

1.2 Dana perimbangan

1.2.1 Dana bagi hasil pajak/Bagi hasil bukan pajak

72.000.000.000 60.500.000.000 1.2.2 Dana alokasi umum

1.156.989.995.000 1.260.500.000.000 1.2.3 Dana alokasi khusus

1.3 Lain-lain pendapatan daerah yang sah

4.038.000.000 1.3.2 Dana darurat

1.3.3 Bagi hasil pajak dan bukan pajak dari provinsi dan dari

77.749.854.200 55.000.000.000 pemerintah daerah lainnya

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

448.231.642.633 1.3.5 Bantuan Keuangan dari

provinsi pemerintah daerah

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH (1.1 +1.2+1.3)

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2014 Catatan : Realisasi Tahun 2012 dan 2013 termasuk DOB Pangandaran

3.2.2. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan dalam struktur APBD merupakan Sumber Pendapatan Daerah, yang terdiri atas 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan yang meliputi Dana bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus; 3) Lain-lain

Pendapatan Daerah yang Sah meliputi Dana Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dan bukan pajak dari provinsi dan Pemerintah daerah lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Dana Bantuan Keuangan dari Provinsi. Pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA), Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Cadangan Daerah (DCD), dan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. Selain dana dari penerimaan daerah tersebut, daerah menerima dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat berupa dana tugas pembantuan (TP), dana bantuan operasional sekolah (BOS), program pengentasan kemiskinan (PNPM dan PKH), dana tersebut sesuai dengan kebijakan Pemerintah Pusat yang diperuntukan bagi kepentingan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Ciamis.

Kebijakan anggaran pendapatan khususnya yang terkait dengan upaya peningkatan pendapatan diarahkan melalui upaya memperkuat pendapatan daerah untuk mendukung kebutuhan belanja prioritas melalui upaya peningkatan PAD dan dana perimbangan.

Kebijakan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) diarahkan untuk memperkuat proporsi PAD terhadap total pendapatan daerah sehingga mampu mendukung kebutuhan belanja daerah, baik Belanja Tidak Langsung maupun Belanja Langsung, melalui :

1. Optimalisasi peran dan fungsi kelembagaan serta Sistem Operasional Pemungutan Pendapatan Daerah melalui penyempurnaan sistem pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah serta penambahan fungsi dan sistem aplikasi pengelolaan pajak daerah khususnya dalam hal penatausahaan PBB dan BPHTB, yang pada Tahun 2014 menjadi Pajak Daerah, sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009 ;

2. Peningkatan pendapatan daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi terutama bagi sumber yang potensial, seperti Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Parkir, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral bukan logam dan batuan serta pajak Sarang Burung Walet dan ditambah dengan Pajak Air Tanah yang merupakan pelimpahan dari Provinsi;

3. Pengembangan koordinasi secara sinergis dibidang pendapatan daerah dengan instansi vertikal dalam penyelenggaraan pemungutan;

4. Optimalisasi Badan Usaha Milik Daerah untuk dapat meningkatkan kontribusi pendapatan daerah;

5. Peningkatan dan penggalian potensi sumber-sumber pendapatan lain, melalui upaya Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah meliputi sosialisasi, pembinaan, koordinasi, pengawasan dan evaluasi.

Adapun kebijakan pendapatan untuk meningkatkan DanaPerimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebagai upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah adalah sebagai berikut :

1. Mendorong upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan PBB, Pajak Orang Pribadi dalam Negeri (PPh OPDN) dan PPh Pasal 21;

2. Meningkatkan akurasi data Sumberdaya alam dan instrumen yang dijadikan dasar perhitungan Dana Perimbangan;

3. Meningkatkan penatausahaan dan akurasi data perhitungan belanja pegawai.

4. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah Pusat dan Provinsi.

3.2.3. Arah Kebijakan Belanja Daerah

Sesuai amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa Belanja Daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah. Untuk itu belanja daerah senantiasa diupayakan dan dikembangkan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan peningkatan pelayanan publik, melalui pengaturan alokasi belanja secara efisien, efektif dan proporsional, yaitu lebih mengedepankan pada upaya peningkatan belanja langsung. Hal ini terlihat dari perkembangan alokasi belanja tidak langsung dan belanja langsung yang semakin representatif, yaitu belanja langsung proporsinya meningkat secara signifikan.

Kebijakan belanja daerah memprioritaskan terlebih dahulu pos belanja wajib, antara lain belanja pegawai, belanja bagi hasil, serta belanja barang dan jasa yang wajib dikeluarkan pada tahun yang bersangkutan (dana pendamping/sharing). Selisih antara perkiraan dana yang tersedia dengan jumlah belanja yang wajib dikeluarkan merupakan potensi dana yang dapat dialokasikan untuk pagu indikatif bagi belanja langsung pada setiap SKPD.

Belanja tidak langsung untuk belanja hibah, belanja sosial, dan belanja bantuan keuangan kepada pemerintahan desa dan partai politik, serta belanja tidak terduga disesuaikan dan diperhitungkan berdasarkan ketersediaan dana dan kebutuhan belanja langsung.

Belanja Daerah disusun dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran kedalam program/kegiatan untuk memenuhi target capaian kinerja yang telah ditetapkan.

Rencana Kebijakan Belanja Daerah tahun 2015 diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif. Upaya-upaya tersebut antara lain adalah:

1. Penggunaan indeks relevansi anggaran dalam penentuan anggaran belanja dengan memperhatikan belanja tidak langsung dan belanja langsung. Penentuan prioritas belanja langsung dihitung berdasarkan fungsi sesuai dengan visi dan misi di dalam RPJMD Kabupaten Ciamis, serta anggaran belanja yang direncanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai pengguna anggaran.

2. Pengalokasian belanja tidak langsung dalam tahun 2015 difokuskan untuk memenuhi belanja yang bersifat wajib seperti belanja pegawai termasuk untuk antisipasi kenaikan gaji pegawai dan tunjangan bagi PNS serta belanja bagi hasil dan pendamping/sharing untuk mendukung capaian kinerjaprogram dan kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD sehingga berjalan secara efektif dan efisien dalam memfasilitasi aktivitas pembangunan secara optimal.

3. Pengalokasian belanja langsung (pembangunan) Kabupaten Ciamis dalam tahun 2015 diarahkan untuk membiayai program dan kegiatan prioritas yang terkait dengan akselerasi pencapaian IPM dan akselerasi percepatan pencapaian Visi dan Misi serta kegiatan pendukung lainnya yang memiliki keterkaitan dengan kebijakan prioritas yang menjadi tuntutan kebutuhan masyarakat dan peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan.

4. Selanjutnya peningkatan proporsi belanja langsung diupayakan terus meningkat untuk meminimalisir kesenjangan antara jumlah program dan kegiatan prioritas yang ada dalam Musrembang RKPD dengan penganggaran dalam APBD serta terus mengupayakan peningkatan proporsi belanja modal.

Berdasarkan hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber pendapatan daerah dan realisasi serta proyeksi pendapatan daerah dalam 3 (tiga) tahun terakhir, maka proyeksi belanja daerah serta target penerimaan dan pengeluaran pembiayaan disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.10 Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2012 dan 2013 Proyeksi Belanja DaerahTahun 2014 - Tahun 2016

Jumlah (Rp.)

NO Uraian

Realisasi Tahun

Realisasi Tahun

Anggaran Tahun

Anggaran Tahun

Proyeksi Tahun

2015 2016 2 BELANJA DAERAH

2.142.243.399.343 1.833.708.346.000 2.1 Belanja Tidak Langsung

1.226.492.727.765 1.000.750.000.000 2.1.2 Belanja bunga

2.1.1 Belanja pegawai

2.1.3 Belanja subsidi

13.590.432.000 2.1.4 Belanja hibah

32.600.000.000 60.000.000.000 2.1.5 Belanja bantuan sosial

3.000.000.000 9.000.000.000 2.1.6 Belanja bagi hasil kepada

Provinsi/Kabupaten/kota

8.479.994.000 11.500.000.000 dan Pemerintah Desa*

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/ Kabupaten/kota

197.494.649.198 75.000.000.000 dan Pemerintahan Desa*

2.1.8 Belanja tidak terduga

2.2 Belanja Langsung

2.2.1 Belanja pegawai

81.821.297.625 91.661.477.000 2.2.2 Belanja barang dan jasa

266.475.607.455 214.744.417.000 2.2.3 Belanja modal

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2014 Catatan : Realisasi Tahun 2012 dan 2013termasuk DOB Pangandaran

3.2.4. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Kebijakan penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan kebijakan pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA).

Kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah merupakan kebijakan penggunaan surplus anggaran untuk alokasi pembentukan dana cadangan dan penyertaan modal (investasi) daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Penyertaan modal tersebut untuk BPR/BKPD dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan bagi Usaha Masyarakat Kecil dan Menengah dan penyertaan modal untuk PDAM dalam rangka penguatan struktur permodalan serta untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan kapasitas pelayanan air minum kepada masyarakat.

Hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber penerimaan pembiayaan daerah dan realisasi serta proyeksi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah dalam 3 (tiga) tahun terakhir, proyeksi/target tahun rencana serta 1 (satu) tahun setelah tahun rencana dalam rangka perumusan arah kebijakan pengelolaan pembiayaan daerah disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 3.11 Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2012 dan 2013 serta Proyeksi Tahun 2014- 2016

Jumlah (Rp)

NO Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Realisasi Tahun

Realisasi Tahun

Anggaran Tahun

Anggaran Tahun Proyeksi Tahun

3.1 Penerimaan pembiayaan

3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA)

125.950.664.710 500.000.000 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan

- - 3.1.3 Hasil penjualan kekayaan daerah yang

10.000.000.000

- - 3.1.4 Penerimaan pinjaman daerah

dipisahkan

- - 3.1.5 Penerimaan kembali pemberian

- - 3.1.6 Penerimaan piutang daerah

pinjaman

JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN

125.950.664.710 500.000.000 3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah

3.2.1 Pembentukan dana cadangan

5.000.000.000 10.000.000.000 3.2.2 Penyertaan modal (Investasi) daerah

10.000.000.000

11.538.000.000 8.500.000.000 3.2.3 Pembayaran pokok utang

583.428.000 - 3.2.4 Pemberian pinjaman daerah

- - 3.2.8 Pembayaran Dana Pihak Ketiga

42.367.000

17.121.428.000 18.500.000.000 JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO

JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2014