Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

5.4.7. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2016 menerima anggaran Tugas Pembantuan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia sebesar Rp.4.331.039.000,- (Empat Milyar Tiga Ratus Tiga Puluh Satu Juta Tiga Puluh Sembilan Ribu Rupiah) dengan realisasi Rp.4.076.060.705,- atau 94,11%, realisasi fisik 96,14%. Anggaran Tugas Pembantuan dilaksanakan melalui Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi dan Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, dengan rincian sebagai berikut:

A. Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi

Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi bersumber dari Kementerian Ketenagakerjaan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.4.193.807.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.3.941.240.825,- atau 93,98 %. Adapun kegiatan dalam Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi, meliputi:

1. Pelaksanaan Program

a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman

Alokasi anggaran sebesar Rp.296.110.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.294.005.061,- atau 99,29% realisasi fisik 99,29%. Output kegiatan adalah

terlaksananya pelayanan teknis dan administrasi sebanyak 1 Satker. Outcome

kegiatan adalah pendukungan terwujudnya pemukiman transmigrasi yang dibangun dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak .

b. Kegiatan Penataan Persebaran Penduduk

Alokasi anggaran sebesar Rp.3.591.267.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.3.341.460.414,- atau 93,04% realisasi fisik 93,68%. Output kegiatan adalah persebaran penduduk yang tertata dipermukiman transmigrasi pada kawasan transmigrasi sebanyak 217 Kepala Keluarga. Outcome kegiatan adalah terwujudnya pemukiman transmigrasi yang dibangun dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak .

c. Kegiatan Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi

Alokasi anggaran sebesar Rp.306.430.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.305.775.350,- atau 99,79% realisasi fisik 99,79%. Output kegiatan adalah

tersusunnya dokumen kerjasama antar daerah sebanyak 4 naskah Outcome

kegiatan adalah terwujudnya pemukiman transmigrasi yang dibangun dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak .

B. Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi bersumber dari Kementerian Ketenagakerjaan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.137.232.000,- Program Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi bersumber dari Kementerian Ketenagakerjaan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.137.232.000,-

1. Pelaksanaan Program

a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Alokasi anggaran sebesar Rp.137.232.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.134.819.880,- atau 98,24% realisasi fisik 98,24%. Output kegiatan

adalah terlaksananya layanan perkantoran sebanyak 12 bulan. Outcome

kegiatan adalah terbangun dan berkembangnya 144 kawasan yang terfokus pada 72 Satuan Permukiman (SP) menjadi pusat Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) dan berkembangnya 20 Kawasan Perkotaan Baru (KPB) menjadi kota kecil/kota kecamatan .

2. Permasalahan dan Solusi

a. Permasalahan

1) Minat bertransmigrasi cukup banyak, sementara target yang tersedia dari pusat terbatas. Upaya Melakukan koordinasi secara intensif dengan Pusat/Kementrian;

2) Kesiapan daerah penempatan dalam pelaksanaan pembangunan pemukiman transmigrasi belum semuanya dapat terselesaikan sehingga berdampak pada realisasi penempatan transmigran asal Jawa Barat tidak sesuai dengan target dan jadwal;

3) Masih ada sebagian warga Transmigran yang belum mengoptimalkan lahan yang diberikan oleh Pemerintah;

4) Petugas Kab/Kota dalam melaksanakan pendaftaran dan seleksi belum mengacu pada kepmen 208/men/X/2004 sehingga masih ditemukan usia yang melebihi batas usia maksimal; dan

5) Adanya efisiensi volume kegiatan.

b. Solusi:

1) Koordinasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI dan daerah penempatan terkait alokasi target;

2) Melakukan koordinasi dengan Kepala UPT dan Kabupaten penempatan setempat;

3) Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap pendafsi di Kab/Kota; dan

4) kedepan akan dilakukan penyesuaian kegiatan melalui revisi anggaran.