Temuan - Kebijakan Akuntansi Terkait Transaksi Material Persediaan Aset Kontraktor Kontrak Kerja Sama Belum Memadai

5.5 Temuan - Kebijakan Akuntansi Terkait Transaksi Material Persediaan Aset Kontraktor Kontrak Kerja Sama Belum Memadai

Neraca LKPP Tahun 2017 (audited) menyajikan nilai Aset Lainnya – Aset Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp489.508.659.091.683,00 dan Rp416.995.629.577.966,00 dengan nilai akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp162.493.375.705.530,00 dan Rp128.687.122.961.759,00. Dari nilai Aset KKKS tersebut, diantaranya merupakan Aset KKKS berupa Material Persediaan (MP) per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp24.677.942.835.158,00 dan Rp25.188.824.577.468,00.

Proses bisnis penyusunan LKPP terkait Aset KKKS dimulai dari pelaporan atas BMN dari masing-masing KKKS yang disampaikan kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk kemudian disampaikan ke Pemerintah. Transaksi Pelaporan Aset KKKS berupa transaksi MP yang disampaikan oleh KKKS adalah Laporan Detail Material Persediaan per bulan (MP-01), Laporan Movement Material Berdasarkan Frekuensi Pemakaian per bulan (MP-02), Laporan Detail Surplus Material Persediaan Eks Project per bulan (MP-03) dan Laporan Keuangan Material Persediaan per kuartal (MP-04). Selanjutnya, laporan SKK Migas ke Pemerintah yang digunakan dalam rangka penyusunan LKPP adalah MP-04. Rekapitulasi MP-04 Tahun 2017 yang digunakan dalam penyusunan LKPP Tahun 2017 adalah sebagai berikut.

Tabel 21 Rekapitulasi Material Persediaan Tahun 2017

No.

Nilai (USD) 1 Saldo Awal (a)

Uraian

2 Penyesuaian (b) 12,283,627.00 3 Mutasi Tambah  Baru

2,750,901,438.00  Pengembalian (return)

68,423,072.00  Transfer Masuk

Jumlah Mutasi Masuk (c) 2,828,246,006.00

4 Mutasi Kurang  Pemakaian

b. Klasifikasi Persediaan menurut peruntukannya diklasifikasikan menjadi Persediaan kapital yaitu Persediaan yang perolehannya dimaksudkan untuk digunakan dalam konstruksi/pembangunan HBM atau direncanakan untuk digunakan dalam penambahan nilai HBM (subsequent expenditure) dan Persediaan noncapital yaitu persediaan yang perolehannya dimaksudkan untuk kegiatan perawatan atau pemeliharaan rutin, perbaikan, atau kegiatan operasional sehari-hari KKKS, termasuk Persediaan two-year sparepart;

c. Pembebanan Persediaan Kapital secara umum dikapitalisasi sebagai HBM pada saat HBM tersebut placed into service (PIS) sedangkan Persediaan nonkapital dibebankan sebagai Biaya Operasi ketika Persediaan tersebut dipergunakan (when used);

d. Transfer Persediaan adalah pemindahan Persediaan dari KKKS pengguna awal kepada KKKS pengguna berikutnya secara administrasi maupun fisik dengan persetujuan SKK Migas; dan

e. Persediaan retur proyek dan bukan proyek adalah Persediaan yang setelah dikeluarkan dari gudang karena beberapa alasan tidak digunakan sehingga dikembalikan dari aktivitas proyek maupun bukan proyek.

Pemerintah belum memiliki pengaturan lebih lanjut terkait pencatatan dan penyajian transaksi-transaksi MP ini, sedangkan pedoman tata kerja SKK Migas juga tidak dapat diterapkan pada LKPP karena standar akuntansi yang menjadi dasar penyusunan kebijakan akuntansi menggunakan standar akuntansi keuangan bukan standar akuntansi pemerintahan.

Dalam pelaksanaannya, pencatatan dan pelaporan transaksi MP pada LKPP Tahun 2017 yang dilaksanakan oleh Pemerintah adalah sebagai berikut.

a. Penambahan aset berupa perolehan baru dan pengembalian sebesar USD2,819,324,509.83 ekuivalen dengan Rp38.196.208.459.205,00 dicatat pada akun pendapatan non operasional lainnya pada LO dan transfer masuk sebesar USD8,921,496.39 ekuivalen dengan Rp120.868.433.091,72 dicatat pada akun koreksi aset tetap/lainnya non revaluasi; dan a. Penambahan aset berupa perolehan baru dan pengembalian sebesar USD2,819,324,509.83 ekuivalen dengan Rp38.196.208.459.205,00 dicatat pada akun pendapatan non operasional lainnya pada LO dan transfer masuk sebesar USD8,921,496.39 ekuivalen dengan Rp120.868.433.091,72 dicatat pada akun koreksi aset tetap/lainnya non revaluasi; dan

Selanjutnya, berdasarkan daftar SK Penghapusan BMN KKKS diketahui terdapat transaksi penjualan BMN KKKS berupa MP dengan nilai perolehan sebesar Rp43.838.343.590,00, dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 22 Transaksi Penjualan MP Tahun 2017 Nama KKKS

Nilai Perolehan (Rp)

Keterangan

Pertamina EP Pangkalan Susu

Risalah Lelang No. 5/10/2017 Murphy Semai Oil Co.Ltd.

Risalah Lelang No. 17/01/2017 Titan Resources (Natuna)

SK Penghapusan No. 3810 K/95/SJN/2017 PT Pertamina EP (sorong)

SK Penghapusan No. 1665 K/95/SJN/2017 PT Pertamina EP Field Bunyu

SK Penghapusan No. 3780 K/95/SJN/2017 Altar Resources, S.A

SK Penghapusan No. 2430 K/95/SJN/2017 Santos (Donggala)

SK Penghapusan No. 1891 K/95/SJN/2017

Total

Transaksi penjualan MP ini tidak dapat ditelusuri lebih lanjut apakah merupakan bagian dari transaksi write off senilai USD10,377,525.00 ekuivalen Rp140.594.708.700,00 pada Laporan MP-04 sehingga tidak dapat ditentukan apakah MP tersebut masih tercatat atau tidak pada LKPP Tahun 2017.

Permasalahan tersebut tidak sesuai dengan:

a. PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.

1) Paragraf 38 yang menyatakan bahwa informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi; dan

2) Paragraf 85 yang menyatakan bahwa kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui yaitu: (1) terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan 2) Paragraf 85 yang menyatakan bahwa kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui yaitu: (1) terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan

Permasalahan tersebut disebabkan kebijakan dan sistem akuntansi terkait aset KKKS belum sepenuhnya memadai untuk mendukung pencatatan dan pelaporan keseluruhan transaksi aset KKKS berupa MP.

Atas permasalahan tersebut, Menteri Keuangan selaku wakil Pemerintah menanggapi bahwa Kementerian Keuangan akan berkoordinasi dengan Kementerian ESDM dan SKK Migas untuk menyempurnakan pedoman akuntansi dan pelaporan terkait transaksi Material Persediaan dan mengkaji format/struktur laporan MP yang disampaikan oleh SKK Migas, sehingga sejalan dengan perubahan peraturan tersebut.

Atas permasalahan tersebut, BPK merekomendasikan Menteri Keuangan selaku wakil Pemerintah agar membuat kajian dan menetapkan kebijakan akuntansi terkait keseluruhan transaksi aset KKKS berupa MP.

Atas rekomendasi tersebut, Menteri Keuangan selaku wakil Pemerintah menerima dan akan menindaklanjuti dengan membuat kajian dan menetapkan kebijakan akuntansi terkait keseluruhan transaksi aset KKKS berupa MP. Kementerian Keuangan dhi. DJKN akan berkoordinasi dengan SKK Migas, Kementerian ESDM, dan Ditjen Perbendaharaan untuk meneliti lebih mendalam proses bisnis dan transaksi akuntansi yang mempengaruhi MP, merumuskan perlakuan akuntansi yang sesuai dengan transaksi yang terjadi dan menyempurnakan pedoman akuntansi dan pelaporan BMN KKKS.