KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Struktur Kurikulum - KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA - DAFTAR GAMBAR - Nilai

===

2.4 Struktur Kurikulum

Rekapitulasi hal-hal karakteristik KBK PSPD FKUB diatas diatur dalam Struktur Kurikulum berikut.

2.4.1 Umum

a. Pendidikan Dokter di Program Studi Pendidikan Dokter FKUB ditempuh dalam 5 tahun. Pendidikan ini dibagi menjadi 2 tahap pendidikan berturutan, masing-masing Tahap Pendidikan Akademik berlangsung 7 semester dan Tahap Pendidikan Profesi 3 semester. Tahap Pendidikan Akademik meliputi Tahap Pendidikan Dasar Kedokteran selama 2 semester yakni Semester I dan II, serta Tahap Pendidikan Kompetensi Klinik selama 5 semester. Tahap Pendidikan Profesi terdiri dari Tahap Clerkship.

b. Implementasi Pendidikan dikaitkan dengan kekhususan Kurikulum Berbasis Kompetensi baik kekhususan dalam penetapan beban studi maupun dalam proses belajar mengajarnya yang berbeda bermakna terhadap pembelajaran konvensional.

c. Setiap semester terdiri dari: paruh pertama dan paruh kedua. Tiap paruh terdiri dari 1 atau lebih Blok. Blok merupakan unit terkecil pembelajaran kompetensi. Disebut sebagai

Blok karena kompetensi yang diperoleh dalam Blok itu tidak akan dibelajarkan lagi dalam Blok lain melainkan langsung diaplikasikan dalam praktik klinik.

d. Setiap Blok terdiri dari 4 komponen: 1) Matakuliah Disiplin Ilmu (MKDI) yang terkait dengan tema Blok, 2) Praktikum MKDI (kalau ada), 3) Modul terintegrasi (integrasi MKDI terkait tema Blok), dan 4) Skill (pembelajaran keterampilan klinik terkait tema Blok). Pada Semester

I dan II, modul dan keterampilan klinik tidak selalu berkaitan.

e. Setiap Blok disebut sebagai Matakuliah Kompetensi (MKK).

f. Diluar struktur Blok, pada semester tertentu terdapat PBL- hybrid , Metodologi, Tugas Akhir, dan Program Kerja Nyata Mahasiswa (PKNM).

2.4.2 Tahap Pendidikan Dasar Kedokteran

a. Pendidikan pada tahap ini bertujuan menghasilkan penguasaan Kompetensi Dasar Kedokteran, khususnya dalam pencapaian kompetensi “Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran” melalui Humaniora, Ilmu Dasar Kedokteran yang terintegrasi, Dasar Komunikasi Efektif dan History Taking , Dasar Kedaruratan Medik, Pemeriksaan Fisik Diagnostik Umum, dan Tanda- Tanda Vital, yang semuanya akan menjadi dasar bagi penguasaan keilmuan kedokteran klinik dan keterampilan klinik pada tahap-tahap selanjutnya.

b. Tahap ini sekaligus merupakan tahap penapisan bagi mereka yang dapat atau tidak dapat melanjutkan pendidikan KBK di Program Studi Pendidikan Dokter Jurusan Kedokteran FKUB.

2.4.3 Tahap Pendidikan Kompetensi Klinik

a. Pendidikan pada tahap ini bertujuan mencapai seluruh area kompetensi dokter melalui pembelajaran Blok-Blok Kompetensi Klinik ( clinical sciences ) berbasis Sistim. Pada tahap ini terdapat 14 blok meliputi 11 sistim dan 3 Disiplin Ilmu Kedokteran Klinik yang tidak termasuk dalam Sistim, yaitu: 1) Sistim Muskuloskeletal, 2) Sistim Hematologi dan Jaringan Limforetikuler, 3) Sistim Kulit dan Jaringan Ikat, 4) Sistim Saraf dan Jiwa, 5) Sistim Mata dan THT, 6) Sistim Kardiovaskuler, 7) Sistim Respirasi, 8) Sistim Gastro-Entero-Hepatologi, 9) Sistim Reproduksi, 10) Sistim Ginjal dan Saluran Kemih, 11) Sistim Endokrin dan Metabolik,

12) Anestesi, 13) Penyakit Tropik & Infeksi, 14) Kedokteran Forensik, Etika dan Kode Etik Kedokteran, serta Keamanan Pasien,.

b. Pada semeter diluar pembelajaran Blok, terdapat PBL-hybrid , Metodologi, Tugas Akhir dan PKMN.

c. Pada setiap Blok, beberapa matakuliah dasar kedokteran dan kedokteran klinik terintegrasi baik horisontal maupun vertikal ke dalam Blok yang relevan.

d. Keterampilan klinik terkait dengan Blok/MKK tersebut juga diintegrasikan. Keterampilan klinik dibelajarkan dalam “sistim Labskill”. Yang dimaksud “sistim Labskill ” adalah sistim pembelajaran keterampilan klinik yang dilaksanakan baik di Labskill, di lab sentral Biomedik, dan di Laboratorium atau di Bagian/Departemen yang dipandang perlu. Pembelajaran Keterampilan klinik dikoordinasikan oleh Tim Skill dibawah Jurusan Kedokteran.

e. Setelah menyelesaikan tahap pendidikan ini, diperoleh gelar Sarjana Kedokteran (SKed.) dan berhak mengikuti Wisuda Sarjana.

f. Tahap pendidikan ini merupakan tahap penapisan untuk mengikuti tahap pendidikan selanjutnya. Gelar Sarjana Kedokteran yang diperoleh merupakan prasyarat otomatis untuk melanjutkan pendidikan ke tahap clerkship atau untuk mendaftarkan diri mengikuti Program Pascasarjana S2.

2.4.4 Tahap Kepaniteraan Klinik ( Clerkship )

a. Lama Studi Pendidikan tahap ini adalah 76 minggu.

b. Pada tahap ini lulusan Sarjana Kedokteran mengikuti pembelajaran klinik dalam bentuk kepaniteraan klinik di Jejaring Lahan Pendidikan dibawah supervisi dan mengikuti dosen yang kompeten.

c. Yang dimaksud Jejaring Lahan Pendidikan adalah sarana/prasarana pembelajaran klinik terpadu dan dalam konteks pengelolaan pembelajaran dibawah koordinasi Jurusan Kedokteran. Jejaring dapat meliputi: Rumahsakit Utama Pendidikan, Rumahsakit afiliasi/satelit, dan Pusat Kesehatan Masyarakat yang dimanfaatkan bagi pendidikan klinik PSPD FKUB.

d. Pembelajaran dilaksanakan oleh dosen tetap, dosen jejaring lahan pendidikan baik sebagai dosen luar biasa maupun sebagai dosen kontrak. Legitimasi dalam pembelajaran dicapai dengan Surat Tugas Dekan.

e. Rotasi pembelajaran clerkship didelegasikan kepada Koordinator Clerkship /Pembelajaran Klinik dibawah Jurusan.

f. Setelah menyelesaikan tahap ini dengan baik, mahasiswa/Sarjana Kedokteran berhak mendapatkan sebutan Dokter, akan tetapi tanpa lisensi sebagai pengakuan untuk diperbolehkan melakukan praktik dokter.

2.5 Isi Kurikulum

2.5.1 Struktur Kurikulum Struktur kurikulum berbasis kompetensi Program Studi Pendidikan Dokter dapat dilihat pada

Gambar 2.1 pada halaman berikut.

R TE

ISI PEMBELAJARAN

MES E TAHAP

XII ng

MAGANG

XI Maga X

n a IX ra

ROTASI KLINIK BERBASIS LABORATORIUM

te ni K li VIII nik e pa K

VII

PKNM

Keselamatan Pasien (3) PBL5 (3)

Kedokteran Forensik (3) (1)

Bahasa Inggris (2)

Sistem Ginjal

Tugas Akhir

Sistem

Sistem

& Saluran PBL4

A MPETE

V Metris (2)

Sistem Respirasi (5)

A Sistem Kardiovaskuler (7) PBL3

J II Anestesi-1 (1)

IV Metodologi 2

Sistem Saraf (5)

Sistem Mata (3)

PBL2

Psikiatri (3)

THT (3)

Sistem Muskuloskeletal (8)

Sistem

Sistem Kulit

III

Bedah, Onkologi, Radiologi Dasar (2)

Hematologi

& Jaringan PBL1

Siklus Hidup Basic II Mikroba

& Nutrisi Life (3)

Biokim, IKM- D (2)

Hk.Kedok-

Patologi Biomol, (3)

Fungsi,

KP 1

I teran

Gambar 2.1 Bagan Struktur Kurikulum

Keterangan : 1 sks KBK adalah “satuan waktu efektif ” yang setara dengan tatap muka, tutorial, tugas modul mandiri selama 20 jam

2.5.2 Sebaran Matakuliah di Setiap Semester Sebaran matakuliah berdasarkan tahap pendidikan dan semester dengan beban studi serta

kode matakuliah adalah seperti pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Sebaran, Kodifikasi dan Beban Studi Matakuliah

Kode Beban Pendidikan

Tahap Semester

Matakuliah studi

ke-

Humaniora:

I 1 Agama

H1 2

H2 2 Dasar

Pancasila & Kewarganegaraan

H3 2 Kedokteran

Bahasa Indonesia

Bioetika & Hukum Kedokteran

H4 BHK

Metodologi 1, berisi:

Met1

Metode Ilmiah & Perkembangan Ilmu, Keterampilan Belajar

Struktur, Fungsi, dan Patologi

DK1.1

2 Umum Biokimia, Biologi Molekuler,

DK1.2

Biologi Seluler

Ilmu Kesehatan Masyarakat &

DK2.1

Kedokteran Pencegahan (IKM- KP) 1, berisi:

Riwayat Alami Penyakit , Sehat- Sakit- Penyakit , Tingkat Pencegah An dan Faktor Resiko Lingkungan Sos-Bud, Gizi Komunitas, Epidemiologi

Biologi Mikroba

DK1.3

II 1 Dasar Infeksi Mikroba

Farmakokinetika Ilmu Kesehatan Masyarakat &

DK2.2

2 Kedokteran Pencegahan (IKM- KP) 2, berisi:

Prinsip Dasar Manajemen Kesehatan Komunitas

Siklus Hidup & Nutrisi

4 Basic Communication & History DK3.1

DK1.7

Taking

Basic Life Support, General DK3.3

3 Survay, Vital Sign

10 III

Kompetensi Klinik

Onkologi-Radiologi Dasar

Klinik Kompetensi Klinik Hematologi KKHL

2 & Limforetikuler Kompetensi Klinik Kulit &

KKKJI

Jaringan Ikat

Problem Based Learning 1 PBL1

1 Kompetensi Klinik Saraf dan KKSJ

IV Jiwa Kompetensi Klinik Mata dan KKMT

2 THT Metodologi 2, berisi:

Met2

Critical appraisal Evidence Based Medicine

Problem Based Learning 2 PBL2

Kompetensi Klinik Respirasi

KKRes

V 1 Kompetensi Klinik Anestesi-1

KKAn2

Metodologi 3, berisi:

Met3

Dasar penulisan proposal penelitian: Pengembangan permasalahan & hipotesis, Disain penelitian (eksperimental & observasi), Pengolahan data, Statistik aplikatif

Klinik KKKV

2 Kardiovaskuler Kompetensi Klinik Anestesi-2

KKAn1

Problem Based Learning 2 PBL2

Kompetensi Klinik

KKGEH

VI 1 Gastroenterohepatologi

Kompetensi Klinik Reproduksi

KKRep

Kompetensi Klinik Ginjal dan

KKGSK

2 Saluran Kemih

Pelaksanaan Tugas Akhir

Met4

Problem Based Learning 4 PBL4

6 VII

Kompetensi Klinik Endokrin KKEM

1 dan Metabolik Kompetensi Spesifik, berisi:

KSKT

Kedokteran Tropik Kompetensi Penunjang, berisi:

2 Keselamatan Pasien

KPKP

Kedokteran Forensik

KPKF

Bahasa Inggris

Nyata PKNM

Mahasiswa

Problem Based Learning 5 PBL5

2.5.3 Tahap Pendidikan Profesi ( Clerkship ) Ketentuan menyangkut pendidikan, pembelajaran, rotasi, dan asesmen proses, serta hasil belajar untuk Tahap Pendidikan Profesi (Kepaniteraan Klinik & Magang) akan ditentukan kemudian.

Bab III PERAN, FUNGSI, KOORDINASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Manajemen internal yang efektif, produktif, dan efisien merupakan salah satu indikator kualitas sebuah institusi pendidikan. Manifestasi dari manajemen internal yang seperti itu akan tercipta apabila terdapat deskripsi jelas tentang peran, fungsi, dan tugas masing-masing unsur penyelenggaraan pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

Unsur yang dimaksud meliputi: Pimpinan Fakultas, Gugus Penjaminan Mutu (GJM), Unit Penjaminan Mutu (UJM), Jurusan, Medical Education Unit (MEU), Laboratorium, Penanggung-jawab Matakuliah dan Kelompok Pengajar, Staf Administrasi Akademik, Penasehat Akademik, Unit Bimbingan dan Konseling, serta Mahasiswa.

3.1 Peran dan Fungsi dalam Penyelenggaraan Pembelajaran

3.1.1 Pimpinan Fakultas

a. Pimpinan Fakultas terdiri dari Dekan, Pembantu Dekan I Urusan Akademik, Pembantu Dekan II Urusan Personalia dan Keuangan, Pembantu Dekan III Urusan Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

b. Pimpinan Fakultas dalam Pedoman Akademik ini berfungsi sebagai Pimpinan Struktural Fakultas dalam implementasi kurikulum.

c. Pimpinan Fakultas bertugas:

1) Menyelenggarakan tugas dan fungsi fakultas dalam memelihara penyelenggaraan pendidikan oleh jurusan, khususnya dalam impementasi kurikulum

2) Merumuskan jabaran produk normatif Senat Fakultas menyangkut penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi ke dalam program operasional

3) Merumuskan Kebijakan Operasional Fakultas terkait dengan penyelenggaraan dan pengembangan Kurikulum.

3.1.2 Gugus Jaminan Mutu (GJM)

a. Gugus Jaminan Mutu Fakultas (GJM) adalah unit penunjang Fakultas, dibawah dan bertanggungjawab kepada Dekan dalam hal pengendalian standar dan penjaminan mutu Institusi Fakultas.

b. Dalam melaksanakan tugasnya, mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan dari Pusat Jaminan Mutu (PJM) Universitas.

3.1.3 Unit Jaminan Mutu (UJM)

a. Unit Jaminan Mutu (UJM) adalah unit penunjang fakultas di bawah dan bertanggungjawab kepada Dekan dalam hal pengendalian standar dan penjaminan mutu Jurusan.

b. Unit Jaminan Mutu (UJM) bertugas:

1) Menyusun Standar Penjaminan Mutu Jurusan dalam melaksanakan tugas dan fungsi penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Program Studi Pendidikan Dokter

2) Menyusun dan melaksanakan Standar Operasional Prosedur (SOP) Monitoring dan Evaluasi terhadap Jurusan dalam penyelenggaraan KBK Program Studi Pendidikan Dokter

3) Bersama Medical Education Unit melakukan monitoring dan evaluasi penyelengga-raan kurikulum dan proses belajar mengajar oleh Jurusan.

3.1.4 Medical Education Unit (MEU)

Medical Education Unit berfungsi sebagai unit penunjang fakultas dibawah dan bertanggungjawab kepada Dekan dalam perencanaan, pengkajian, dan pengembangan, monitoring dan evaluasi internal terhadap kurikulum, proses belajar mengajar, keterampilan instruksional dosen, dan infrastruktur Akademik Fakultas.

3.1.5 Jurusan

a. Jurusan dalam Pedoman Akademik ini adalah Jurusan Kedokteran yang merupakan salah satu Jurusan diantara 3 jurusan yang ada di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya atas nama Rektor Universitas Brawijaya.

b. Personalia Jurusan terdiri dari seorang Ketua dan seorang Sekretaris yang dipilih dan ditetapkan berdasarkan Keputusan Rektor No. 233/SK/2007 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua/Sekretaris Jurusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

c. Struktur dan Kedudukan Jurusan sesuai dengan Struktur Jurusan menurut Struktur dan Kedudukan Organisasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

d. Jurusan berfungsi sebagai unit struktural dalam organisasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya yang bertanggungjawab kepada Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya sebagai unit penyelenggara pendidikan dokter.

e. Jurusan dalam Pedoman Akademik ini membawahi Program Studi Pendidikan Dokter dan Kelompok Pengajar terkait dengan Program Studi tersebut.

f. Dalam menyelenggarakan pendidikan dokter, Jurusan bertugas:

1) Mengoperasionalkan Visi, Misi, dan Grand Strategy fakultas sesuai dengan fungsi dan kedudukannya dibidang akademik, khususnya dalam penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Fakultas

2) Menetapkan Silabus dan Isi Pengajaran

3) Menetapkan area, komponen, dan kompetensi bahan ajar tiap Matakuliah Kurikulum Berbasis Kompetensi

4) Menjaga agar seluruh area kompetensi tersebar secara proporsional dalam seluruh matakuliah dan keterampilan yang dibelajarkan

5) Menetapkan laboratorium yang akan menjadi host sebagai tempat utama pembelajaran kompetensi terkait

6) Mengkoordinasikan Penanggungjawab Matakuliah Kompetensi (PJMK)

7) Mengkoordinasikan pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar Program Studi Pendidikan Dokter.

g. Dalam melaksanakan tugasnya, Jurusan dibantu oleh:

1) Koordinator Pendidikan Dasar Kedokteran, untuk Semester I, II

2) Koordinator Pendidikan Kompetensi Kinik, untuk Semester III, IV, V, VI, dan VII

3) Koordinator Pendidikan Profesi, untuk Clerkship .

h. Dalam penyelenggaraan pendidikan dokter berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jurusan berkoordinasi dengan:

1) Pimpinan Fakultas, dalam hal implementasi kebijakan akademik Fakultas, dan penyelenggaraan ketetapan Fakultas terkait dengan tugas dan fungsi Jurusan.

2) Jurusan lain dilingkungan fakultas dalam hal resource sharing penggunaan sumberdaya manusia, sarana, prasarana, dan unit-unit penyelenggara pendidikan serta administrasi akademik fakultas.

3) Unit Jaminan Mutu dalam hal koordinasi pemantauan penjaminan mutu kurikulum dan pelaksanaan proses belajar mengajar.

4) Medical Education Unit dalam hal koordinasi tentang: Perencanaan, Pengkajian, dan Pengembangan Konsep Kurikulum dan Evaluasi Kurikulum Perencanaan, Pengkajian, dan Pengembangan Konsep Proses Belajar Mengajar dan Evaluasi Hasil Belajar Perencanaan, Pengkajian, serta Pengembangan Konsep Keterampilan Instruksional Dosen dan Konsep Pengembangan Infrastruktur Jurusan.

5) Laboratorium dalam hal: Penempatan dosen laboratorium dalam kelompok pengajar pengampu matakuliah Kurikulum Berbasis Kompetensi Penetapan bahan ajar matakuliah laboratorium dalam matakuliah Kurikulum Berbasis Kompetensi Pemanfaatan sarana dan prasarana akademik yang dimiliki laboratorium dalam pembelajaran terintegrasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Monitoring dan Evaluasi Proses dan Hasil pelaksanaan pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi.

6) Penanggungjawab Matakuliah Kompetensi (PJMK), dalam hal: Mengkooordinasikan penyusunan jadwal, materi pembelajaran, tutor/fasilitator dan pengampu materi pembelajaran, serta pelaksanaan ujian dan penilaian matakuliah kompetensi.

7) Sub bagian Administrasi Akademik Fakultas dalam hal: Mengkoordinasikan unit administrasi khusus jurusan dalam jajaran tata usaha, khususnya di bagian adminsitrasi akademik fakultas untuk tata laksana administrasi pengajaran dan pelaksanaan pembelajaran di Jurusan

pemeliharaan, dan pengembangan sarana dan prasarana tata usaha dan bagian administrasi akademik fakultas yang diperlukan bagi perencanaan dan penyelenggaraan pembelajaran.

8) Dosen Penasehat Akademik, melalui otoritas Pembantu Dekan I dalam hal: pembimbingan rencana studi, cara belajar, dan pemantauan proses dan hasil belajar mahasiswa.

9) Unit Bimbingan Konseling, melalui otoritas Pembantu Dekan III dalam hal bimbingan non-akademik yang diperlukan mahasiswa.

10) Mahasiswa melalui perwakilannya, dalam hal: perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi proses belajar mengajar.

3.1.6 Laboratorium

a. Laboratorium adalah unit fakultas yang berfungsi sebagai pusat pembelajaran, sumber belajar, dan dosen dalam disiplin ilmu terkait dengan pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi.

b. Dalam Pedoman Akademik ini, Laboratorium bertugas:

1) Memfasilitasi Jurusan dalam penggunaan sarana dan prasarana belajar baik sebagai host maupun sebagai wadah penunjang pembelajaran KBK 2)

Memfasilitasi permintaan Jurusan dalam menunjuk dosen laboratorium yang menjadi host

MKK untuk menjadi Penanggungjawab Matakuliah dan atau anggota kelompok pengajar matakuliah KBK 3)

Memfasilitasi Jurusan dengan mengkontribusikan bahan ajar ( course content ) matakuliah-nya yang relevan dengan kompetensi tertentu.

c. Dalam hal memfasilitasi Matakuliah Disiplin Ilmu (MKDI) diatas, Laboratorium seyogyanya:

1) Memperhatikan dan berkoordinasi dengan Jurusan untuk menjaga pemerataan pendistribusian dosen laboratorium dalam kegiatan Jurusan agar seluruh dosen laboratoriumnya berfungsi maksimal dalam memenuhi standar EWMP masing-masing dosen

2) Memperhatikan dan berkoordinasi dengan Jurusan untuk menjaga agar program pengajaran Laboratorium (kuliah dan praktikum) tersebar dalam program pengajaran Jurusan secara proporsional agar tujuan instruksional masing-masing matakuliah laboratorium tetap dapat dicapai secara maksimal

3) Memperhatikan dan berkoordinasi dengan Jurusan untuk menjaga agar isi matakuliah ( course content ) laboratorium dapat terdistribusikan secara proporsional ke dalam silabus Jurusan

4) Memelihara dan mengembangkan mutu isi matakuliah yang relevan dengan kompetensi yang akan dicapai lulusan

5) Tetap mengembangkan potensi akademik, keterampilan instruksional, penelitian dan pengembangan ilmu dosen dilingkungannya dalam menunjang pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi.

d. Laboratorium dipimpin oleh seorang Kepala Laboratorium yang bertanggungjawab kepada Dekan dalam perancangan dan pelaksanaan tugas Laboratorium, yaitu:

1) Menjaga terdistribusinya pembelajaran ilmu di Laboratorium dalam MKK dan MKDI untuk mencapai kompetensi dokter yang ditetapkan

2) Melaksanakan pengembangan ilmu di Laboratorium melalui penelitian & pengabdian kepada masyarakat

3) Mengatur pengembangan staf dalam bidang akademik dan profesional

e. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Laboratorium dibantu oleh satu atau lebih Penanggungjawab Pembelajaran (PJP) untuk mengkoordinasikan pembelajaran dengan setiap Program Studi yang menggunakan Laboratorium terkait dalam proses belajar mengajarnya.

f. Dalam hal pembelajaran Matakuliah Kurikulum Berbasis Kompetensi, PJP bertanggung- jawab terhadap evaluasi hasil belajar MKDI dan atas sepengetahuan Kepala Laboratorium menyerahkan nilai ujian MKDI kepada PJMK.

3.1.7 UPT Labskill & Laboratorium Sentral Biomedik

UPT Labskill dan Laboratorium Sentral Biomedik dalam Pedoman Akademik ini adalah unit penunjang teknis fakultas dibawah Dekan yang berfungsi menjadi tempat memfasilitasi pembelajaran Keterampilan Klinis, Penelitian, dan Pembelajaran Biomedik Pendidikan Dokter.

3.1.8 Urusan Administrasi Akademik Jurusan

a. Urusan Administrasi Akademik Jurusan dalam Pedoman Akademik ini adalah staf Tata Usaha Fakultas yang bertugas khusus menunjang administrasi pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dilaksanakan oleh Jurusan.

b. Sebagai staf penunjang pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi, bertugas membantu Jurusan dengan memberikan daya dukung dalam operasionalisasi akademik serta melaksanakan registrasi akademik yang meliputi:

1) Registrasi mahasiswa baru dan daftar ulang mahasiswa lama

2) Registrasi keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan akademik khusus seperti Semester Pendek dan lain-lain

3) Presensi dosen dan mahasiswa dalam proses belajar mengajar

4) Membantu penjadwalan kegiatan, tempat, dan waktu pembelajaran dengan berkoordinasi dengan program studi lain

5) Administrasi Kartu Rencana Studi (KRS), Kartu Hasil Studi (KHS), Kartu Hasil Kemajuan Belajar (KHKB) mahasiswa peserta Kurikulum Berbasis Kompetensi

akademik dalam Sistim Informasi Akademik (SIAkad)

6) Melaksanakan penyusunan, penyimpanan, dan pemanfaatan database

7) Melaksanakan pengisian berkala dan berkesinambungan borang akreditasi akademik

8) Melaksanakan penyiapan sarana/prasarana rapat-rapat akademik Jurusan.

3.1.9 Penanggungjawab Matakuliah (PJMK)

a. Penanggungjawab Matakuliah (PJMK) adalah dosen yang ditetapkan Dekan untuk mengkoordinasikan sebuah Kelompok Pengajar dalam perancangan, pembelajaran dan evaluasi Matakuliah Kompetensi (MKK) tertentu.

b. Dalam mengelola MKK dibawah koordinasinya, PJMK bertugas:

1) Mengkoordinasikan jadwal, pembelajaran, dan ujian MKK

2) Mengkoordinasikan tugas mengajar dosen dalam kelompok

3) Menetapkan model pembelajaran yang digunakan

4) Menyampaikan hasil belajar mahasiswa kepada Jurusan

c. Penanggungjawab Matakuliah bertanggung-jawab dan berada dibawah koordinasi Jurusan.

3.1.10 Kelompok Pengajar

a. Kelompok Pengajar dalam Pedoman Akademik ini adalah sekelompok dosen yang ditunjuk Jurusan dan mewakili Laboratorium dalam mengampu matakuliah Kurikulum Berbasis Kompetensi terkait disiplin ilmu masing-masing.

b. Kelompok pengajar bertanggungjawab secara fungsional kepada Jurusan dan secara struktural kepada Laboratorium.

c. Kelompok Pengajar berfungsi sebagai pelaksana pembelajaran dan evaluasi hasil belajar Matakuliah Kompetensi atas nama Jurusan.

d. Kelompok Pengajar merupakan kelompok dosen dari berbagai disiplin ilmu yang diintegrasikan baik secara vertikal maupun horizontal.

3.1.11 Mahasiswa

a. Mahasiswa dalam Pedoman Akademik ini adalah mahasiswa yang berhak mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya apabila memenuhi kriteria berikut:

1) Masuk Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya melalui berbagai seleksi resmi penerimaan mahasiswa baru 2)

Terdaftar pada tahun akademik bersangkutan 3)

Memiliki Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 4)

Memenuhi dan atau tidak melakukan pelanggaran terhadap persyaratan administratif yang ditentukan Universitas/Fakultas/Jurusan untuk mengikuti pendidikan 5)

Mengisi dan memiliki Kartu Rencana Studi (KRS) 6)

yang berlaku di Universitas/Fakultas/ Jurusan.

b. Mahasiswa berhak:

1) Memperoleh pendidikan yang sebaik-baiknya

2) Memperoleh informasi dan sosialisasi yang memadai atas segala sesuatu terkait dengan program pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi yang diikutinya

3) Ikut dan menyampaikan pendapat dan aspirasinya dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi institusional program pendidikan yang diikuti

4) Memperoleh bantuan bimbingan,dan konseling, serta kepenasehatan akademik.

c. Mahasiswa berkewajiban: Mematuhi seluruh ketentuan dan peraturan akademik dan administratif Fakultas, Jurusan,

maupun Laboratorium yang berlaku.

d. Proses penyampaian pendapat/aspirasi dilakukan secara santun dan ber-etika melalui Pembantu Dekan I Bidang Akademik dan Jurusan dalam segala permasalahan menyangkut perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran, serta kepenasehatan akademik.

e. Proses penyampaian pendapat/aspirasi dilakukan secara santun dan ber-etika melalui Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Jurusan dalam segala permasalahan menyangkut kemahasiswaan, minat, bakat, kesejahteraan, serta pembinaan ekstrakurikuler, bimbingan dan konseling.

3.2 Prosedur dan Koordinasi Proses Pembelajaran

Prosedur dan Koordinasi Proses Pembelajaran dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini.

Dekan PD I,II,III

GJM o Ketua PS Medical

Koordinator:

o Sekretaris PS Education Unit - Dasar Kedok. UJM

- Kompetensi

Sekretariat

- Pend. Profesi PSPD

Klinik

PJMK:

PJMK PJMK

Tim PBL

MKK dalam

Keterampilan PJMK

Tim TA Klinik MK Non-Blok Tim PKNM

Blok Keterampilan Keterampilan Klinik Klinik

Subag Akademik Kepala UPT

Ka Ur Adm Akad Labskill

Kepala

Jur Kedokteran Kepala Lab

Laboratorium

Sentral Biomedik

Sarana/Prasarana Pengelolaan

Evaluasi

PJP Akademik

PBM

Hasil Belajar

PJP

Gambar 3.1 Bagan Pembelajaran KBK PS Pendidikan Dokter – FKUB

Keterangan:

1) Dekan, dalam Pedoman Akademik ini, memimpin dan mengkoordinasikan Jurusan, MEU, UJM, Laboratorium Mata Kuliah Dasar Ilmu (MKDI), UPT Labskill, Lab Sentral Biomedik untuk keharmonisan.

2) Medical Education Unit menyusun rancangan kurikulum, silabus, model pembelajaran, model evaluasi, bersama-sama Jurusan. Draft rancangan diserahkan kepada Dekan sebagai pertimbangan pelaksanaan kurikulum setiap tahun ajar.

3) Melalui rapat koordinasi dengan Jurusan, MEU, dan GJM, Dekan memutuskan menetapkan Kurikulum dan Pelaksanaannya untuk satu tahun ajar.

4) Jurusan selaku pimpinan Program Studi Pendidikan Dokter memiliki sebuah sekretariat dipimpin Sekretaris Jurusan dan mempunyai sekurang-kurangnya seorang staf sekretariat.

5) Dalam melaksanakan tugasnya, Jurusan dibantu oleh: Koordinator Pendidikan Dasar Kedokteran, untuk Semester I & II Koordinator Pendidikan Kompetensi Kinik, untuk Semester III, IV, V, VI, dan VII Koordinator Pendidikan Profesi, untuk Clerkship.

6) Sekretariat Jurusan mengadministrasikan database Jurusan, pengarsipan surat keluar masuk Jurusan, dan berkoordinasi dengan Bagian Tata Usaha Fakultas terkait dengan tugas Jurusan.

7) Dalam mengkoordinasikan pembelajaran, Jurusan membawahi PJMK dari masing-masing Matakuliah Kompetensi, serta pejabat setara dengan PJMK untuk pembelajaran Pengembangan Keterampilan.

8) Dalam proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar, PJMK melalui sekretaris Jurusan berkoordinasi dengan staf Bagian Tata Usaha Subag Akademik Urusan Administrasi Akademik Jurusan Kedokteran terkait urusan yang diperlukannya.

9) Dalam melaksanakan dukungan penunjang pembelajaran Jurusan, Urusan Administrasi Jurusan Kedokteran terdiri dari sekurang-kurangnya seorang staf, masing-masing untuk:

urusan Sarana/Prasarana Akademik urusan Pelaksanaan Pembelajaran urusan Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Dokter.

10) Staf Urusan Sarana/Prasarana Akademik ditunjuk diantara staf Subag Umum Tata Usaha berkoordinasi dengan Kepala Urusan Administrasi Akademik Jurusan bertugas:

menyediakan ruangan dan sarana pembelajaran serta fasilitas sumber belajar yang diperlukan Jurusan merawat serta menjaga sustainabilitas prasarana termasuk listrik agar pembelajaran terlaksana tanpa gangguan.

11) Staf Urusan Pelaksanaan Pembelajaran bertugas: mengadakan/ menggandakan modul, lembar-lembar observasi dan perangkat lunak pembelajaran lainnya bersama Kasubag Akademik mengatur pelaksanaan, tempat dan waktu ujian.

12) Staf Urusan Evaluasi Hasil Belajar bertugas: membuat form ujian MKK, Pengembangan Keterampilan, dan perangkat lunak evaluasi lainnya mengolah nilai bekerja sama dengan TIK Fakultas dan Sekretariat Jurusan melaksanakan administrasi KRS, KHS, KHKB mengolah dan menyimpan data nilai untuk Transkrip Akademik, Transkrip Kompetensi, dan Sertifikat Kompetensi.

13) Staf sekretariat MEU dan UJM dapat ditunjuk diantara Staf Urusan Akademik Jurusan Kedokteran.

14) Nama-nama staf Urusan Akademik diatas diumumkan terutama kepada para PJMK.

15) Jurusan membawahi dan mengkoordinasikan semua PJMK dalam menjadwal pembelajaran dan evaluasi MKK dan Pengembangan Keterampilan dengan menugaskan Urusan Administrasi Akademik Jurusan Kedokteran untuk secara langsung membantu kelancaran administrasi penyelenggaraan pembelajaran dan evaluasi.

16)

Kepala Laboratorium berkoordinasi dengan Jurusan dalam hal: penunjukan dosen PJMK penunjukan dosen anggota kelompok pengajar MKK terkait

penggunaan prasarana/sarana laboratorium untuk pembelajaran MKK dan pengembangan keterampilan

penetapan bahan ajar kompetensi terkait Matakuliah Disiplin Ilmu (MKDI) pembuatan soal ujian.

17) Kepala Laboratorium berkoordinasi dengan Jurusan/Program Studi dilingkungan FKUB melalui Penanggungjawab Pembelajaran (PJP) di Laboratoriumnya.

18) Jurusan bersama PJMK Pengembangan Keterampilan terkait berkoordinasi dengan Kepala UPT Labskill dan Kepala Laboratorium Sentral Biomedik untuk pembelajaran keterampilan, dan penelitian/ pengembangan pembelajaran Biomedik.

Jurusan, Medical Education Unit , Gugus Jaminan Mutu (GJM), Unit Jaminan Mutu (UJM), Kepala UPT Labskill, Kepala Laboratorium Sentral Biomedik membuat laporan berkala kepada Dekan.

Bab IV PEMBELAJARAN BLOK

Proses Belajar Mengajar terdiri dari:

Strategi Pembelajaran Struktur Materi Organisasi dan Prosedur Pembelajaran Blok Rancangan Pembelajaran Implementasi Pembelajaran

4.1 Strategi Pembelajaran

4.1.1 Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan/strategi SPICES ( Student-centered, Problem- based, Integrated, Community-based, Elective/Early Cinical Exposure, Systematic ).

4.1.2 Program pembelajaran harus diupayakan terpusat pada aktivitas mahasiswa misalnya diskusi, belajar mandiri, self inquiry , seminar,dan cara belajar aktif lainnya sepanjang dimungkinkan.

4.1.3 Program pembelajaran diupayakan menggunakan atau mengetengahkan „Masalah‟ sebagai titik masuk penguasaan ilmu, keterampilan, dan perilaku, serta pemicu ( trigger ) pembelajaran aktif oleh mahasiswa. „Masalah‟ merujuk pada identifikasi yang ditetapkan Konsil Kedokteran Indonesia dan berdasarkan Index Clinical Situation.

4.1.4 Untuk mendapatkan penguasaan holistik dan komprehensif, pembelajaran dilakukan dengan mengintegrasikan matakuliah-matakuliah terkait baik vertikal maupun horizontal.

4.2 Struktur Materi

4.2.1 Tiap semester terdiri dari 1 atau lebih Blok. Blok merupakan unit terkecil dari pembelajaran KBK untuk menghasilkan kompetensi tertentu. Pembelajaran akan dilanjutkan untuk Blok berikutnya tanpa kembali lagi kepada Blok sebelumnya.

4.2.2 Tiap Blok mempunyai tema sendiri sebagai landasan berintegrasinya beberapa Matakuliah Disiplin Ilmu kedalam Blok sesuai dengan tema tersebut. Seluruh matakuliah, praktikum, dan keterampilan klinik dalam 1 Blok bersama-sama membentuk Matakuliah Kompetensi (MKK), sehingga penamaan Blok identik dengan nama MKK yang bersangkutan.

4.2.3 Sehubungan dengan itu, pada setiap Blok terdapat 4 komponen pembelajaran yaitu:

a. Materi MKDI yang sesuai dengan tema Blok tetapi tidak ikut berintegrasi dalam Modul Blok. Pemberian materi ini adalah dalam rangka memperoleh penguasaan disiplin imu yang a. Materi MKDI yang sesuai dengan tema Blok tetapi tidak ikut berintegrasi dalam Modul Blok. Pemberian materi ini adalah dalam rangka memperoleh penguasaan disiplin imu yang

b. Komponen Praktikum MKDI (kalau ada) diadakan dengan maksud memperkaya ( enrichment) materi MKDI, sehingga praktikum tersebut tidak perlu dilaksanakan sebagaimana praktikum konvensional karena tidak mengandung kegiatan psikomotorik. Apabila praktikum MKDI terkait dengan hal-hal yang memang dilakukan oleh seorang dokter dalam praktik, maka materi praktikum itu dinyatakan sebagai materi keterampilan ( skill ) dan dibelajarkan dalam konteks pembelajaran keterampilan klinik.

c. Komponen Modul MKK, disusun dengan mengintegrasikan beberapa MKDI yang relevan dengan tujuan modul. Oleh karena penguasaan modul MKK mengindikasikan penguasaan kompetensi Blok terkait, maka modul MKK merupakan materi utama dalam Blok yang membutuhkan alokasi waktu yang lebih banyak.

d. Komponen Skill (Keterampilan Klinik) merupakan materi pembelajaran keterampilan terkait dengan tema Blok.

Keempat komponen dibelajarkan dan diujikan/dievaluasi sebagai suatu kesatuan pencapaian kompetensi Blok/Matakuliah Kompetensi (MKK).

4.2.4 Diluar Blok pada semester tertentu terdapat rangkaian pembelajaran matakuliah Kompetensi Spesifik, Metodologi, Tugas Akhir, PBL, dan PKNM, serta matakuliah lain yang tidak terkait dengan tema Blok.

4.3 Organisasi dan Prosedur Pembelajaran Blok PROGRAM STUDI KETUA

SEKRETARIS PROGRAM STUDI

KEPALA

TIM SKILL

NON BLOK MetodoLogi, Tugas Akhir, PBL, PKNM, Lain-Lain

PRAKTIKUM

KULIAH

MODUL MKK

SKILL

Gambar 4.1 Bagan Organisasi dan Prosedur Pembelajaran Blok

4.3.1 Ketua Jurusan Dalam konteks pembelajaran KBK, Ketua Jurusan merupakan

koordinator dan penanggungjawab pengelolaan proses belajar mengajar di Jurusan Kedokteran

4.3.2 Sekretaris Jurusan Sekretaris Jurusan merupakan pimpinan kesekretariatan Jurusan. Sekretaris Jurusan dapat mewakili Ketua Jurusan dalam hal Ketua Jurusan berhalangan hadir atau mendelegasikan wewenang kepadanya dalam berbagai kegiatan.

4.3.3 Kepala Laboratorium Pimpinan struktural Laboratorium yang bertugas memimpin dan mengkoordinasikan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di Laboratorium masing-masing. Dalam konteks pembelajaran Blok, Kepala Laboratorium menetapkan materi ajar Laboratorium, dosen pengampu, dan beban studi yang akan diintegrasikan kedalam pembelajaran Blok.

4.3.4 Blok dan Tim Blok

a. Blok merupakan unit pembelajaran terkecil dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dalam 1 semester terdapat sekurang-kurangnya 2 Blok.

b. Untuk kepentingan perancangan, pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar setiap Blok, Jurusan menetapkan: tema Blok sesuai dengan kurikulum, Penanggung Jawab Matakuliah Kompetensi (PJMK) yang akan menjadi Koordinator Blok, Sekretaris Blok, MKDI yang terkait dengan pembelajaran Blok, Tim Skill terkait dengan pembelajaran keterampilan klinik sesuai tema Blok, menetapkan jadwal dan alokasi waktu pembelajaran dan evaluasi satu Blok, serta mengumumkan hasil belajar Blok termasuk hasil belajar MKDI yang berintegrasi dalam Blok.

c. Diluar Blok, Jurusan menetapkan pembelajaran dalam semester terkait yaitu MetodoLogi dan Tugas Akhir, serta mengkoordinasikan langsung penyelenggaraan Problem Based Learning pada 1 minggu terakhir Semester III sampai dengan VII sebagai bagian Pencapaian Kompetensi Belajar Sepanjang Hayat, serta PKNM untuk memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa dalam berinteraksi langsung dengan kelompok masyarakat (masyarakat kampus atau di luar kampus).

d. Tim Blok adalah kelompok dosen yang bertugas merencanakan, membelajarkan, dan mengevaluasi proses dan hasil belajar suatu Blok, terdiri dari :

1) Koordinator Blok Juga menjadi Penanggungjawab Matakuliah Kompetensi (PJMK) Mengkoordinasikan Perancangan, Pembelajaran, dan Evaluasi Hasil Belajar Blok Mengkoordinasikan penyusunan Buku Blok (termasuk Modul MKK untuk mahasiswa) dan Buku Pedoman Tutor dalam memfasilitasi tutorial dalam diskusi kelompok kecil menggunakan Modul MKK

bagi fasilitator Blok untuk melaksanakan tugas tutorial dalam Blok Mengkoordinasikan evaluasi hasil belajar Blok

Menyelenggarakan training of trainer

Bertanggung jawab kepada Jurusan PJMK merekomendasikan susunan nama dosen anggota Tim Blok kepada Jurusan agar diusulkan kepada Dekan untuk penetapannya.

2) Sekretaris Tim Blok Mendokumentasikan seluruh dokumen Blok, serta mewakili Koordinator Blok dalam hal berhalangan hadir dalam suatu kegiatan Blok.

3) Kontributor Blok adalah dosen yang ditunjuk oleh Kepala Laboratorium masing-masing dan ditetapkan oleh Jurusan untuk menyusun Buku Blok dan Modul pembelajaran Blok. Secara struktural, bertanggungjawab kepada Kepala Laboratorium masing-masing dalam hal

kesesuaian dan kedalaman materi yang dibutuhkan untuk Blok terkait serta hasil evaluasinya.

4) Fasilitator Blok adalah dosen yang ditunjuk oleh Kepala Laboratorium untuk ikut dalam suatu Blok untuk membelajarkan MKDI terkait, baik dalam modul terintegrasi (Modul MKK) dan modul yang tidak terintegrasi (Modul MKDI) dalam Blok terkait, maupun yang dikuliahkan/ dipraktikumkan. Secara struktural, fasilitator Blok bertanggungjawab kepada Kepala Laboratorium masing-masing, terkait isi dan kedalaman MKDI. Secara fungsional sebagai anggota Tim Blok, fasilitator berada dibawah koordinasi PJMK. Jurusan dapat menginstruksikan kepada Kepala Laboratorium untuk menunjuk staf dosennya menjadi fasilitator dari suatu Blok sekalipun Laboratorium tersebut tidak ikut berintegrasi didalamnya, misalnya dalam pembelajaran skill tertentu atau dimana jumlah fasilitator Blok kurang memadai.

4.4 Rancangan Pembelajaran

Rancangan Pembelajaran dilaksanakan sesuai prosedur berikut:

a. Pada awal semester yang berjalan, Jurusan mengumumkan kepada seluruh laboratorium tentang tema Blok yang akan dibelajarkan pada semester berikutnya serta meminta Kepala Laboratorium untuk mengirimkan nama dosen pengampu, materi/topik MKDI, dan beban serta alokasi waktu untuk membelajarkannya.

b. Sebagai respon terhadap pengumuman Jurusan, setiap Kepala Laboratorium mengirimkan hal-hal diatas kepada Jurusan.

c. Jurusan menetapkan Ketua dan Sekretaris Blok sebagai Penanggung Jawab Matakuliah Kompetensi (PJMK) dengan memperhatikan Matakuliah Disiplin Ilmu utama yang berkontribusi dalam pembelajaran Blok terkait.

d. Ketua dan Sekretaris Tim Blok membentuk rancangan Tim Blok dari nama-nama dosen yang diajukan laboratorium untuk berintegrasi dalam Blok. Rancangan Tim Blok disampaikan kepada Jurusan untuk nantinya ditetapkan oleh Dekan.

e. Jurusan menetapkan besaran beban studi, jumlah jam dan alokasi waktu, serta rencana ruang pembelajaran Blok dalam semester yang akan datang.

f. Tim Blok dipimpin koordinatornya mengadakan rangkaian pertemuan untuk menyusun Buku Blok yang berisi: rancangan pembelajaran dan evaluasi proses serta evaluasi hasil belajar, f. Tim Blok dipimpin koordinatornya mengadakan rangkaian pertemuan untuk menyusun Buku Blok yang berisi: rancangan pembelajaran dan evaluasi proses serta evaluasi hasil belajar,

g. Jurusan kemudian:

1) Mengusulkan Tim Blok kepada Dekan untuk penetapannya

2) Menyiapkan dukungan Logistik untuk pembelajaran Blok

3) Mengkoordinasikan Tim Blok, Tim MetodoLogi, Tim Pengelola Tugas Akhir, Tim PBL, serta PKNM untuk penetapan jadwal dan alokasi waktu pembelajaran dalam semester terkait

4) Meminta Koordinator Dasar Kedokteran (Semester I dan II), Pendidikan Keterampilan Klinik (Semester III sampai dengan VII), dan Pendidikan Profesi ( Clekship ) untuk mengkoordinasikan rancangan pembelajaran kepada Tim Blok, Staf Administrasi Akademik,

unit TIK dalam hal memperoleh dukungan logistik pembelajaran Blok antara lain: uploading

Buku Blok, penggandaan Buku Blok, lembar observasi kinerja dosen oleh mahasiswa, lembar observasi keterampilan belajar dan berkomunikasi dalam tutorial

5) Berkoordinasi dengan MEU dan laboratorium terkait untuk menyusun rancangan monitoring dan umpan balik.

4.5 Implementasi Pembelajaran

4.5.1 Sesuai strategi SPICES, proses belajar mengajar dilaksanakan secara integratif (horizontal dan atau vertikal) baik integrasi tematis sesuai Tema Blok ataupun secara fungsional dalam modul-modul yang disusun dalam Buku Blok.

4.5.2 Pembelajaran dalam satu Blok terdiri dari pembelajaran: Matakuliah Disiplin Ilmu (termasuk tatap muka, diskusi kelompok kecil MKDI, serta praktikum MKDI), diskusi kelompok kecil menggunakan Modul MKK, dan Pembelajaran Keterampilan Klinik ( skill ).

MODUL MKK

SKILL (Keterampilan Klinik)

Gambar 4.2 Komponen Pembelajaran Blok

a. Kuliah

1) Kuliah diselenggarakan dalam rangka integrasi tematis, untuk memberi kesempatan

dalam suatu Blok membelajarkan Matakuliah Disiplin Ilmu (MKDI) masing-masing secara utuh sesuai Tema Blok. Dalam hal ini, laboratorium dapat menggunakan modul MKDI (tidak terintegrasi) yang didiskusikan dalam kelompok-kelompok kecil.

semua

laboratorium yang

berintegrasi

2) Materi MKDI yang terkait dengan pembelajaran modul MKK yang tidak dikuliahkan, melainkan dibelajarkan secara terpadu dalam diskusi kelompok kecil dibawah koordinasi PJMK.

3) Alokasi waktu dan tempat diusulkan oleh Tim Blok dan diatur oleh Jurusan, dan dilaksanakan oleh Laboratorium masing-masing.

b. Praktikum

1) Praktikum diselenggarakan oleh masing-masing Laboratorium dengan alokasi waktu dan tempat ditentukan diusulkan oleh Tim Blok dan diatur oleh Jurusan, dan dilaksanakan oleh Laboratorium masing-masing

2) Praktikum dimaksudkan untuk memberikan ‟enrichment‟ atau pengayaan bagi materi-materi dalam perkuliahan MKDI

3) Praktikum dari suatu Laboratorium yang merupakan pembelajaran untuk memperoleh keterampilan klinik dalam praktek sehari-hari seorang dokter umum, diulang dan dinilai dalam pembelajaran Keterampilan Klinik ( skill ).

c. Tutorial menggunakan Modul MKK

1) Modul MKK merupakan kumpulan materi MKDI yang secara fungsional saling berintegrasi untuk memperoleh pemahaman holistik dan komprehensif atas satu atau lebih topik klinis terhadap penyakit tertentu, sindroma/simptoma tertentu, maupun kasus-kasus klinik terkait dengan tema

2) Karena integrasinya bersifat fungsional, maka pada prinsipnya, inti materi modul MKK adalah terutama menyangkut penyakit, simptoma/sindroma klinik, dan kasus klinik sesuai tema Blok dan terkait dengan penyakit, sindroma/simptoma klinis yang ditentukan dalam Standar Kompetensi Dokter oleh Konsil Kedokteran Indonesia

3) Dosen dari MKDI/ Laboratorium yang terkait langsung dengan topik modul merupakan Kontributor Utama yang memfasilitasi penyusunan modul MKK. Dosen MKDI lain yang berintegrasi dalam penyusunan suatu Modul MKK merupakan Tutor dalam diskusi kelompok pembelajaran modul MKK. Dalam hal jumlah tutor tidak mencukupi, PJMK dapat meminta kepada Jurusan untuk menugaskan standby tutor

( sby tutor ) dalam kegiatan diskusi kelompok

4) Modul MKK disusun oleh para Kontributor Modul dibawah koordinasi PJMK/ Koordinator Blok.

5) Buku Blok disampaikan kepada mahasiswa secara soft-copy uploading

6) Secara mandiri dirumah maupun terjadwal dalam silabus Blok, mahasiswa mengerjakan Tugas Modul yang ada dalam Buku Blok, sebelum pembelajaran Blok dimulai. Kegiatan mandiri ini merupakan upaya penyiapan prior knowledge mahasiswa terutama sebelum mengikuti tutorial.

7) Pembelajaran modul MKK diselenggarakan dalam bentuk tutorial dalam diskusi kelompok. Mahasiswa disarankan membawa buku teks, diktat, laptop sebagai sumber belajar atau referensi selama ber-argumentasi dalam diskusi kelompok.

8) Proses tutorial dilaksanakan menggunakan Pedoman Tutorial yang terlampir dalam Buku Pedoman ini.

Ruang kuliah, ruang praktikum, ruang diskusi, beserta perangkat alat bantu belajar dipersiapkan Sub Bagian Akademik Fakultas atas instruksi Jurusan dan di koordinasikan dengan Koordinator Blok/PJMK.

4.5.3 Instrumen Pembelajaran

4.5.3.1 Buku Blok

Buku Blok adalah Buku yang menjadi pedoman penyelenggaraan suatu Blok ( format acuan Buku Blok terlampir ). Buku Blok berisi:

a. Umum: Nama/tema Blok, Semester/beban studi, Tim Blok, Laboratorium yang berintegrasi, dan Daftar Fasilitator/Tutor

b. Pendahuluan:

1) Overview : penjelasan ringkas tentang bagaimana Blok akan dibelajarkan dan dievaluasi, MKDI apa saja yang akan dikuliahkan, praktikum apa yang akan diadakan, berapa modul dan apa judul/tema modul, keterampilan klinik apa yang akan dibelajarkan.

2) Hasil Pembelajaran ( learning outcomes) : sesuai dengan area kompetensi MKK yang ingin dicapai 3)

( learning objectives) : merupakan kompetensi Laboratorium yang terkait

Tujuan

Pembelajaran

c. Materi Blok: Matakuliah Disiplin Ilmu (non-modul), praktikum MKDI (jika ada),

Modul MKK

d. Skill Station, berisi jenis skill (keterampilan klinik) yang dibelajarkan oleh masing-

masing Laboratorium yang berintegrasi

e. Hubungan dengan Blok Lain

f. Jadwal Pembelajaran Blok

g. Asesmen Blok: pedoman singkat penilaian, pembobotan masing-masing komponen Blok yang dibelajarkan

4.5.3.2 Modul MKK Modul MKK diberi nama sesuai Sistem yang dibelajarkan dan nama tersebut menggambarkan suatu pembelajaran yang terintegrasi. Modul MKK berisi:

A. Tujuan Pembelajaran Modul

B. „Topic and Topic Tree‟

C. „Module Overview‟

D. Tugas Modul Penugasan kepada mahasiswa sebelum memasuki tutorial, dimaksudkan untuk menyiapkan prior knowledge mahasiswa sebelum kegiatan belajar mengajar Blok. Misalnya: Modul tentang „Icterus‟, maka tugas modul antara lain adalah tentang

struktur normal sistim hepatobilier, mekanisme bilirubin dsb. Mahasiswa akan mengerjakan tugas ini dalam Buku Log mahasiswa . Pada saat dosen membelajarkan kuliah pakar tentang modul ini, asumsinya adalah mahasiswa sudah mengetahui lebih dahulu tentang struktur normal, mekanisme bilirubin dan sebagainya.

E. Referensi, berisi daftar buku teks/bahan bacaan wajib yang diacu mahasiswa untuk mengerjakan tugas modul diatas.

Contoh „Topic & Topic Tree‟ dalam menyusun Modul MKK

Topic and Topic Tree

The Prevention

The Management of

Disease

Rehabilitation

Diagnosis of Certain Reproductive System Diseases

Technical Skills supporting the diagnosis of Reproductive System Diseases

Th The Pattern of Endocrinologic Certain Reproductive System

The Pathophysiology of

Changes in Certain Reproductive

Diseases

System Diseases

The Physiology of Woman

The Anatomy of Woman

Endocrinologic Aspect of

Reproductive System

Reproductive System

Reproductive System

Gambar 4.3 Contoh „Topic & Topic Tree‟ Sistem Reproduksi

4.5.3.3 Buku Pedoman Tutorial (Teacher Guidance Book ) Buku Pedoman Tutorial adalah buku pegangan tutor ketika memfasilitasi kegiatan tutorial/diskusi kelompok. Buku ini menjadi penting mengingat pembelajaran modul adalah multidisipliner tergantung Matakuliah Disiplin Ilmu yang berintegrasi dalam pembelajaran modul tersebut. Pada sisi lain, para tutor memiliki latar belakang satu Disiplin Ilmu saja. Oleh karena itu, buku ini dapat digunakan untuk menyamakan „jawaban‟ atau „penjelasan‟ yang diperlukan baik menyangkut fungsi- fungsi tutor maupun isi diskusi agar isi diskusi tidak melenceng jauh dari Tujuan Belajar yang ditentukan. Buku ini memuat :

A. Tugas Modul yang sama dengan buku Log mahasiswa, hanya dalam buku pedoman

ini, jawaban atas Tugas Modul sudah ada dengan kata-kata kunci yang dicetak miring

untuk memudahkan tutor mengenal dengan cepat inti jawaban yang didiskusikan mahasiswa. Jika setiap kata miring itu terucapkan dengan jelas saat diskusi mahasiswa maka diskusi dipandang telah mencapai tujuan belajar yang ditentukan. Jika ada kata kunci yang tidak didiskusikan, maka tutor mengetahui hal apa yang menjadi tujuan belajar tetapi tidak dicapai dari diskusi tersebut. Pada akhir pertemuan, dosen akan mengklarifikasi hasil diskusi. Pada saat inilah dosen boleh memberi komentar atas isi diskusi baik menyangkut tugas modul yang sudah dirumuskan dengan benar maupun hal-hal yang perlu dipelajari kembali oleh amahsiswa atau untuk diusulkan kepada Koordinator Tim Blok agar di „Kuliah Pakar‟ kan secara khusus.

B. Pedoman penilaian atas observasi diskusi kelompok berisikan sejumlah parameter penilaian, agar didapatkan penilaian yang relatif lebih objektif. Variabel dalam lembar observasi tutorial menyangkut: keterampilan belajar, memimpin, B. Pedoman penilaian atas observasi diskusi kelompok berisikan sejumlah parameter penilaian, agar didapatkan penilaian yang relatif lebih objektif. Variabel dalam lembar observasi tutorial menyangkut: keterampilan belajar, memimpin,

Pada dasarnya Buku Pedoman Tutorial tidak lain adalah Buku Blok dimana Tugas Modul ditulis dan disediakan kotak jawaban yang sudah terisi.

4.5.3.4 Buku Log Mahasiswa Buku Log mahasiswa adalah buku kerja mahasiswa dalam menjawab Tugas Modul yang disampaikan dalam buku Blok. Buku ini seperti halnya Buku Pedoman Tutorial, tetapi berisikan Tugas Modul dengan halaman jawaban yang dikosongkan. Kumpulan dari buku Log setiap mahasiswa mencerminkan portofolio kegiatan belajar mahasiswa. Pada dasarnya buku Log ini bisa berupa buku Blok yang pada halaman jawaban tugas modul dikosongkan untuk diisi mahasiswa.

4.5.3.5 Lembar Observasi Tutorial Mahasiswa Lembar Observasi mahasiswa adalah perangkat alat ukur untuk menilai aktivitas tutorial mahasiswa yang diukur berdasarkan variabel parameter yang telah disebutkan diatas.

4.5.3.6 Lembar Observasi Kinerja Dosen Untuk mengamati kinerja dosen dalam proses belajar mengajar, perlu dibuat beberapa instrumen.

Salah satunya adalah penilaian berdasarkan hasil asesmen mahasiswa sebagai stakeholder utama. Pada lembar ini mahasiswa per individu menilai dosennya dengan parameter yang sama, antara lain sikap dan perilaku dosen, kejelasan penjelasan/kuliah dosen, sistimatika pembelajaran yang runtut, waktu yang disediakan dosen untuk beinteraksi dan mendengarkan pendapat mahasiswanya, objektivitas dosen dalam menilai mahasiswa.

Bab V PEMBELAJARAN NON BLOK

Pembelajaran Non Blok adalah Proses Belajar Mengajar materi kurikulum yang tidak mengikuti Blok. Matakuliah yang termasuk dalam pembelajaran Non Blok adalah: a) materi kurikulum yang dibelajarkan dengan tujuan untuk mencapai kompetensi tertentu, yaitu Problem Based Learning (PBL), Metodologi, Tugas Akhir, Kewirausahaan, bahasa Inggris, dan Program Kerja Nyata Mahasiswa (PKNM), b) topik2 spesifik dalam pengembangan ilmu kedokteran atau pemutakhiran praktek kedokteran, meliputi Imunologi dan Kedokteran Tropik, c) kompetensi penunjang kompetensi klinik, meliputi Keselamatan Pasien, Kedokteran Forensik, Bioetika & Hukum Kedokteran.

Sebagaimana disebutkan dalam Bab IV, Proses Belajar Mengajar dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi di PSPD FKUB menggunakan pendekatan pembelajaran SPICES (Haarden, 2000). Metodologi (termasuk Tugas Akhir), dan PBL merupakan materi kurikulum yang akan mendasari serta mewarnai proses belajar mengajar seluruh pembelajaran Blok yang diuraikan pada Bab IV. Kedua materi ini memberikan ekspos pembelajaran melatih keterampilan belajar dan keterampilan mengembangkan ilmu sebagai dua sisi ilmu pengetahuan yakni pembelajaran dan pengembangannya, sedangkan PKNM dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa dalam berinteraksi langsung dengan masyarakat.

5.1 Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem-Based Learning / PBL)

5.1.1 Batasan

Problem-Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan proses belajar mengajar yang terpusat pada kegiatan diskusi dalam kelompok kecil dalam konteks Masalah dalam praktek Klinis. Mahasiswa menggunakan “trigger” atau pemicu belajar dari kasus-kasus atau skenario klinik untuk mereka kembangkan menjadi tujuan belajar masing-masing. Mahasiswa melakukannya secara independen dan mendiskusikan hasil belajar masing-masing diantara mereka. Dengan demikian, maka PBL pada dasarnya bukan dan tidak berorientasi kepada Pemecahan Masalah ( Problem-Solving ). Maka dalam PBL, output

belajar tidak merupakan tujuan. Oleh karena bukan mengutamakan output , maka PBL lebih mengedepankan proses belajar mahasiswa aktif, menggunakan “problem” sebagai pemicu belajar, mengintegrasikan beberapa disiplin ilmu terkait baik horisontal maupun vertikal, de ngan “problem” klinik dan masyarakat senyatanya yang mereka identifikasi sendiri.

Diskusi dalam Kelompok Kecil dalam PBL akan mengembangkan kemampuan mahasiswa melihat berbagai konsep dan prinsip ilmu kedokteran dibelakang “masalah” yang didiskusikan. Waktu yang digunakan diluar diskusi memfasilitasi pengembangan keterampilan belajar seperti literature retrieval, critical appraisal terhadap informasi yang tersedia, mencari informasi diluar informasi dosen, menggunakan teknologi informasi, yang pada akhirnya mengembangkan kemampuan belajar mandiri sebagai sendi dari Kompetensi Belajar Sepanjang Hayat yang merupakan salah satu Kompetensi Dokter yang ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.

Setiap “masalah“ yang disampaikan sebagai “ trigger ” disusun sedemikian rupa dengan mengintegrasikan mekanisme fisik, biologis, dan perilaku dalam setiap masalah kesehatan.

Dengan cara ini, mahasiswa akan membiasakan diri dalam proses analisis masalah, membangun hipotesis, dan menyusun tujuan belajar, serta melakukan “ se lf inquiry“ dalam menggali informasi sesuai tujuan belajar masing-masing.

5.1.2 Kompetensi yang ingin dicapai melalui PBL

Kompetensi yang ingin dicapai melalui serangkaian pembelajaran PBL selama Semester III sampai dengan VII adalah: Kompetensi yang ingin dicapai melalui serangkaian pembelajaran PBL selama Semester III sampai dengan VII adalah:

b. Mengembangkan kemampuan mengintegrasikan ilmu pengetahuan kedokteran dasar maupun klinik secara holistik dan komprehensif

c. Mengembangkan kemampuan memahami dan mengatasi berbagai masalah kesehatan baik di klinik maupun di masyarakat, berdasarkan kelimuan kedokteran.

d. Melatih mengembangkan proses “clinical reasoning” termasuk keterampilan: sintesis masalah, menyusun hipotesis, berfikir kritis terhadap setiap informasi, analisis data, dan pengambilan keputusan.

e. Mengembangkan keterampilan untuk menjadikan diri sebagai pembelajar mandiri, mencari hal-hal yang belum diketahui, serta menggunakan secara efektif sumber-sumber belajar.

f. Melalui diskusi berulang-ulang, melatih kemampuan: memimpin, bekerjasama dalam tim , berkolaborasi, menerima pendapat orang lain, dan memahami keterbatasan diri.

5.1.3 Proses Pembelajaran

a. Pembelajaran PBL dimulai setelah menyelesaikan pendidikan Semester I dan II karena dipandang telah memahami dasar dari Ilmu Kedokteran, dasar berkomunikasi, dan keterampilan dasar klinik.

b. Memperhatikan keterbatasan sumberdaya, khususnya tenaga khusus untuk menyiapkan skenario dan memfasilitasi tutorial dalam jumlah mahasiswa yang cukup besar, PSPD FKUB menggunakan PBL-hybrid sehingga pembelajaran PBL dilaksanakan pada Semester

III sampai dengan Semester VII, masing-masing hanya 1 minggu setiap akhir semester.

c. Manajemen PBL dikoordinasikan langsung oleh Jurusan.

d. Sebelum dipunyai “Bank Masalah“, maka setiap “Masalah/Skenario” disusun oleh tim penyusun yang terdiri dari tim blok semester terkait.

e. Mahasiswa dikelompokkan dalam kelompok yang terdiri dari 10-15 orang.

f. Jurusan memberikan Pedoman Tutorial beserta lembar observasi yang ditentukan kepada tutor yang ditunjuk.

g. Proses Pembelajaran PBL mengikuti “The Seven Jumps“ (“7 Langkah PBL”) yang diadopsi dari Model yang dikembangkan Maastricht Universiteit

(Henk Schmidt, 1989), berturut- turut :

1) Pemberian “Skenario” kepada setiap mahasiswa sebagai suatu “ill-structured problem“

2) “ Term Clarification “ atau “ Que Recognition “ : setiap mahasiswa diminta secara mandiri mencari kata-kata kunci dibalik skenario yang diberikan

3) “Problem Identification ” : dari setiap kata kunci, mahasiswa secara mandiri menggali “Masalah“ dibalik kata/terminologi tersebut

4) “Hypothesis Generation ” : setiap “masalah” yang diidentifikasi, secara mandiri, mahasiswa menyusun hipotesis tentang sebab atau dampak dari suatu masalah klinis/komunitas tersebut

5) “Developing Learning-Objectives” : setiap mahasiswa menetapkan “Tujuan Belajar” masing-masing. Tujuan Belajar yang dimaksud adalah mencari informasi tentang sebab dan atau akibat dari “masalah “ yang disusunnya sebagai hipotesis pada langkah sebelumnya

6) “Self Inquiry” : Mahasiswa mencari informasi terhadap langkah kelima diatas secara mandiri, baik dengan mencarinya melalui internet, perpustakaan, nara sumber, dosen yang dipandangnya relevan untuk dimintai informasi, dan sebagainya

7) “Sharing the Result” : mahasiswa berdiskusi untuk saling memberi informasi terhadap hasil pencariannya masing-masing.

h. Dari proses belajar pada butir f diatas, sangat jelas bahwa proses PBL yang diselenggarakan PSPD FKUB sangat mengutamakan proses mencari, mengumpulkan, menganalisis, mengintegrasikan, mengkomunikasikan informasi ilmu, sebagai proses mengembangkan kompetensi kemandirian belajar sesuai paradigma “Learning How to Learn“ yang menjadi proses dasar Belajar Sepanjang Hayat.

i. Selama 1 minggu PBL pada setiap semester itu, mahasiswa melakukan 2 proses: proses mandiri dan proses berkelompok. Mandiri dalam mengerjakan Langkah 1 sampai dengan

5, kemudian berdiskusi kelompok untuk menyampaikan, mempertahankan, untuk akhirnya menetapkan Tujuan Belajar bersama untuk mencari informasi atas permasalahan baik masalah klinik atau masalah komunitas yang sesungguhnya dari skenario yang diberikan. Selanjutnya, mahasiswa melakukan langkah 6 secara mandiri untuk masuk kedalam langkah 7 bersama-sama.

5.1.4 Peran dan Fungsi Tutor

Tutor ditunjuk oleh Jurusan dari dosen-dosen dari Laboratorium yang terkait dengan penyusunan Skenario PBL. Tutor dapat pula direkrut dari dosen Laboratorium lain atau “stand by tutor” mengingat jumlah tutor harus mencukupi untuk memfasilitasi sesuai jumlah kelompok diskusi. Dalam diskusi kelompok, tutor berperan sebagai:

a. Membangkitkan partisipasi aktif seluruh peserta diskusi kelompok.

b. Membantu Ketua Kelompok menjaga waktu diskusi dan memelihara dinamika kelompok.

c. Memandu agar sekretaris kelompok mencatat hasil diskusi dengan tepat untuk menghindarkan deviasi pencatatan hasil kelompok kepada kesimpulan sekretaris sendiri.

a. Mencegah terjadinya side tracking yaitu penyimpangan konteks diskusi keluar dari tujuan belajar.

b. Menjaga agar Tujuan Belajar Kelompok dapat dicapai.

c. Memandu pemahaman dan pengertian yang benar atas materi diskusi, dan menyerahkan hasil tutorial serta catatan tentang hal-hal yang kurang benar, kurang dipahami, kepada koordinator PBL untuk bila perlu diberikan kuliah klarifikasi.

5.2 Metodologi

5.2.1 Batasan

Matakuliah Metodologi termasuk dalam kelompok pengembangan keterampilan non- klinik sehingga pada struktur kurikulum ditempatkan diluar pembelajaran blok. Pembelajaran MK Metodologi dibagi dalam tiga tahap, yaitu Metodologi 1 yang dibelajarkan pada Semester I, Metodologi-2 dibelajarkan pada Semester IV, dan Metodologi 3 pada Semester V.

Metodologi 1 menggunakan tema “Metode Ilmiah & Keterampilan Belajar”, merupakan rangkai pertama dari mata kuliah Metodologi secara keseluruhan. Dalam topik Metode Ilmiah, dibahas dasar-dasar filosofis ilmu pengetahuan kedokteran, konsep berpikir logis, kritis dan etis dalam memahami fakta, fenomena ilmu dan teknologi kedokteran serta menerapkan Ilmu Kedokteran sebagai proses pembelajaran berkelanjutan. Keterampilan Belajar dimaksudkan dapat membantu mahasiswa dalam hal memahami cara belajar efektif masing-masing individu dan cara efektif mengakses informasi secara umum termasuk melalui situs internet.

Metodologi 2 merupakan proses pembelajaran teori dan praktikum tentang kritisi artikel ilmiah bidang kesehatan. Pembahasan difokuskan pada praktek kritisi konsep kausalitas dalam artikel ilmiah yang banyak mendasari penemuan baru dalam keilmuan dan teknologi kedokteran (”Evidence-Based Medicine ” ).

Metodologi 3 atau Metodologi Riset, memberikan dasar kemampuan intelektual yang terbentuk dari kemampuan berkomunikasi dan berpikir ilmiah sehingga mampu berpikir kritis dan menemukan pemecahan permasalahan secara ilmiah. Fokus bahasan dari mata kuliah ini meliputi dasar ilmiah melakukan penelitian, penulisan perumusan masalah, pengembangan kerangka konsep termasuk hipotesis penelitian, dan perancangan desain

penelitian guna menjawab permasalahan penelitian. Luaran MK Metodologi-3 adalah

proposal penelitian yang diharapkan menjadi dasar penyusunan Tugas Akhir mahasiswa.

5.2.2 Tujuan Kompetensi

Setelah pembelajaran Metodologi 1 diharapkan mahasiswa mampu:

1) menjelaskan konsep dan ruang lingkup ilmu pengetahuan dan penelitian kedokteran

2) memahami etika dalam penelitian kedokteran

3) mengidentifikasi dan mengelaborasi sumber ilmu dan pengetahuan dalam praktek kedokteran

4) memberikan analisis kritis, logis dan etis terhadap ilmu pengetahuan, permasalahan kesehatan dan praktek profesi kedokteran

5) mengidentifikasi sumber-sumber pengetahuan dan informasi ilmiah

6) menjelaskan peran perpustakaan dan internet sebagai sumber informasi & permasa-lahan ilmiah

7) menjelaskan strategi pencarian artikel ilmiah di perpustakaan dan internet, membaca artikel secara kritis dan efektif

8) membuat tulisan dan presentasi yang baik dan benar.

Setelah pembelajaran Metodologi 2 diharapkan mahasiswa mampu: Melakukan kritisi dan mengevaluasi hubungan kausalitas terhadap artikel ilmiah dalam bidang medis (informasi medis berdasarkan bukti) serta penggunaannya dalam membantu pengambilan keputusan klinik.

Setelah pembelajaran Metodologi 3/Metodologi Riset diharapkan mahasiswa mampu:

1) mengidentifikasi permasalahan kesehatan dan mampu merancang upaya pemecahan permasalahan kesehatan tersebut ke dalam bentuk penulisan proposal penelitian dengan menggunakan kaidah penulisan ilmiah yang benar.

2) melakukan publikasi ilmiah.

5.2.3 Proses Pembelajaran

Metodologi 1 dibelajarkan dalam bentuk tatap muka dan secara berkelompok mahasiswa diberi tugas menyusun karya ilmiah sederhana menggunakan metode ilmiah yang berisi kritik etik terhadap masalah kesehatan di masyarakat. Tugas kelompok diseminarkan pada akhir pembelajaran. Evaluasi hasil belajar adalah gabungan antara nilai ujian, karya ilmiah dan seminar.

Metodologi 2 dibelajarkan dalam bentuk tatap muka dan diskusi kelompok kecil dalam menyelesaikan tugas-tugas modul. Mahasiswa secara individu membuat laporan tugas kritisi Metodologi 2 dibelajarkan dalam bentuk tatap muka dan diskusi kelompok kecil dalam menyelesaikan tugas-tugas modul. Mahasiswa secara individu membuat laporan tugas kritisi

Metodologi 3 difokuskan pada pengembangan proses berpikir ilmiah melalui proses penelitian yang dituangkan dalam bentuk penulisan perencanaan kajian suatu permasalahan atau proposal. Metodologi 3 dibelajarkan dalam bentuk kuliah dan bimbingan dalam penyusunan serta presentasi proposal penelitian. Evaluasi hasil belajar adalah gabungan antara nilai ujian teori dan nilai proposal.

5.3 Tugas Akhir

5.3.1 Batasan

Tugas Akhir merupakan karya ilmiah dalam bidang/cabang ilmu tertentu yang ditulis berdasarkan hasil penelitian laboratorik maupun lapangan, studi kepustakaan, atau tugas lain yang telah ditentukan oleh Fakultas.

Pelaksanaan Tugas Akhir adalah wajib ditempuh mahasiswa PSPD FKUB sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan.

5.3.2 Syarat-syarat melaksanakan Tugas Akhir

a. Terdaftar sebagai mahasiswa pada tahun akademik yang bersangkutan

b. IP Kumulatif sekurang-kurangnya 2,00

c. Telah lulus matakuliah Metodologi Riset dengan nilai sekurang-kurangnya C.

5.3.3 Waktu penyelesaian Tugas Akhir

a. Tugas Akhir dilaksanakan pada Semester VI dan atau selambat-lambatnya selesai pada akhir Semester VII.

b. Perpanjangan waktu harus mendapatkan persetujuan Dekan / Ketua Jurusan dengan tata cara yang ditentukan oleh Fakultas.

5.3.4 Bimbingan Tugas Akhir

a. Jumlah Pembimbing Seorang mahasiswa yang melaksanakan Tugas Akhir, dibimbing oleh dua orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Pembimbing I dan 1 (satu) orang Pembimbing II. Penyimpangan persyaratan di atas ditentukan oleh Dekan atas usul Tim Tugas Akhir.

b. Penentuan Pembimbing

1) Dekan menentukan Pembimbing I dan Pembimbing II atas usul Tim Tugas Akhir.

2) Pembimbing II dapat berasal dari luar Fakultas selama diperlukan

3) Dosen luar biasa atau dosen tamu dapat diusulkan menjadi Pembimbing I atau Pembimbing II.

c. Syarat Pembimbing

1) Pembimbing I adalah dosen yang memiliki kepangkatan serendah-rendahnya Lektor bagi pemegang ijazah minimal S2 (Magister); atau Asisten Ahli bagi pemegang ijazah S3 (Doktor); atau Spesialis; atau Spesialis Konsultan.

2) Pembimbing II adalah dosen dengan kepangkatan serendah-rendahnya Lektor bagi pemegang ijazah minimal S2 (Magister); atau Asisten Ahli bagi pemegang ijazah S3 (Doktor); atau Spesialis; atau Spesialis Konsultan .

d. Tugas dan Kewajiban Pembimbing

1) Tugas dan kewajiban Pembimbing I adalah: Membantu mahasiswa dalam mencari permasalahan yang dijadikan dasar penyusunan Tugas Akhir

Membimbing mahasiswa dalam menyelesaikan Tugas Akhir Membimbing mahasiswa dalam penulisan Tugas Akhir.

2) Tugas dan kewajiban Pembimbing II adalah membantu Pembimbing I dan melengkapi pembimbingan Tugas Akhir mahasiswa.

5.3.5 Proses penyusunan Tugas Akhir

a. Mahasiswa mengajukan judul penelitian pada saat pembelajaran Metodologi Riset, kemudian melalui pembimbingan oleh 1 (satu) orang fasilitator akan disusun proposal Tugas Akhir.

b. Fasilitator pada matakuliah Metodologi Riset tersebut selanjutnya akan bertindak sebagai Pembimbing I dalam pelaksanaan Tugas Akhir. c.Di dalam proses pelaksanaan Tugas Akhir, mahasiswa akan mendapatkan Pembimbing II yang distribusinya diatur oleh Tim Pengelola Tugas Akhir.

d. Mahasiswa harus mendapatkan pernyataan layak etik dari Tim Kelayakan Etik Penelitian apabila penelitian Tugas Akhir menyangkut manusia dan hewan coba.

e. Setelah selesai melaksanakan penelitian /penelusuran studi pustaka yang ditulis dalam bentuk naskah Tugas Akhir, hasilnya akan diuji oleh Tim Penguji.

5.3.6 Ujian Tugas Akhir

a. Ujian Tugas Akhir program Sarjana bersifat komprehensif. Yang dimaksud komprehensif adalah penguji boleh mengajukan pertanyaan yang sifatnya mengingatkan kembali materi pembelajaran Dasar Kedokteran.

b. Ujian Tugas Akhir dilaksanakan secara lisan dan bertujuan untuk mengevalasi mahasiswa dalam penguasaan ilmu dan penerapan teknologi sesuai dengan bidang yang dikaji. c.Majelis Penguji ditetapkan oleh Dekan atas usul Tim Pengelola Tugas Akhir.

d. Susunan Majelis Penguji terdiri dari Pembimbing I & II sebagai anggota, dan seorang penguji di luar pembimbing merangkap sebagai Ketua.

e. Ketua Penguji adalah dosen / tenaga lain yang berkompeten dibidangnya yang ditentukan oleh Dekan atas usul Tim Pengelola Tugas Akhir.

f. Tugas Majelis Penguji:

1) Ketua Penguji bertugas memimpin dan mengatur kelancaran pelaksanaan ujian 2)

Majelis Penguji bertugas menguji dan memberikan penilaian pada kandidat Sarjana Kedokteran 3)

Menentukan kelulusan kandidat Sarjana Kedokteran dan menyampaikan hal-hal yang terkait dengan penyelesaian pelaksanaan Tugas Akhir 4)

Menentukan tugas-tugas/ ketentuan lain yang harus dipenuhi oleh kandidat yang dinyatakan tidak lulus.

5.3.7 Waktu Ujian Tugas Akhir

a. Waktu yang disediakan untuk ujian Tugas Akhir Sarjana Kedokteran sebanyak-banyaknya adalah 2 (dua) jam.

b. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam Berita Acara Ujian Tugas Akhir diperbolehkan mendaftar yudisium Sarjana.

5.3.8 Penyusunan Tugas Akhir berbahasa Inggris

a. Bagi mahasiswa yang menyusun Tugas Akhir menggunakan bahasa Inggris, diberikan satu pembimbing tambahan (Pembimbing III) dari Laboratoriunm Bahasa Inggris.

b. Pembimbing III bertugas memberikan bimbingan dalam hal penyusunan kalimat meng- gunakan kaidah bahasa Inggris yang baik dan benar

c. Pembimbing III tidak menjadi penguji pada ujian Tugas Akhir.

5.3.9 Karya Tulis Ilmiah pengganti Tugas Akhir

a. Karya tulis ilmiah yang berupa penelusuran studi pustaka yang dinyatakan menang di tingkat Universitas Brawijaya dalam rangka mengikuti lomba karya tulis ilmiah dapat diterima sebagai pengganti Tugas Akhir tanpa melalui ujian Tugas Akhir.

b. Karya ilmiah kreatif tertulis dalam bidang ilmu yang sesuai, yang disusun mahasiswa dibawah pengawasan dan arahan dosen yang berkompeten, yang disajikan dalam suatu seminar nasional/internasional dapat diakui setara dengan Tugas Akhir.

c. Karya tulis ilmiah berupa penelitian yang didanai dan dinyatakan layak mengikuti PIMNAS yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dapat menggantikan karya tulis ilmiah Tugas Akhir tanpa melalui ujian Tugas Akhir.

d. Karya tulis ilmiah pada butir a s/d c diatas diserahkan kepada Tim Pengelola Tugas Akhir dalam bentuk format Tugas Akhir yang telah ditetapkan, dengan menyertakan SK Dekan.

5.4 Program Kerja Nyata Mahasiswa(PKNM)

5.4.1 Batasan

PKNM merupakan bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk berinteraksi langsung dengan Pokmas (Kelompok Masyarakat) atau Masyarakat Mitra Kegiatan (Masyarakat Kampus atau di luar kampus), dan secara langsung mengidentifikasi serta berupaya ikut menangani masalah-masalah yang dihadapi pokmas tersebut. Kegiatan PKNM merupakan kegiatan intrakurikuler. PKNM merupakan bentuk KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Fakultas Kedokteran UB yang dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar dan pengalaman kerja nyata, serta mendewasakan kepribadian dan memperluas wawasan mahasiswa.

5.4.2 Tujuan Kompetensi

Melalui kegiatan PKNM mahasiswa diharapkan mampu menguasai: Pemahaman pendekatan interdisiplin

Pemahaman manfaat IPTEK tepat guna dan keterampilan penerapannya Pemahaman kehidupan masyarakat dan permasalahannya Pemberdayaan cara berpikir profesional dan kepedulian sosial

5.4.3 Pelaksanaan Pembelajaran

Pada prinsipnya PKNM merupakan program yang banyak terkait dengan kegiatan pengabdian masyarakat namun termasuk dalam kegiatan akademis. Kegiatan pengabdian masyarakat sendiri adalah semua kegiatan di luar kegiatan penelitian dan kegiatan penelitian. Kegiatan pengabdian masyarakat merupakan bagian dari program Pengembangan Masyarakat ( community development ). Kegiatan-kegiatan pengembangan masyarakat dimaksudkan untuk tercapainya perilaku sehat yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dari PKNM yang berkesinambungan diharapkan dapat mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat secara sustainable .

5.4.3.1 Unsur PKNM

Kegiatan-kegiatan dalam PKNM hendaknya mengandung unsur kegiatan berikut:

a. Pelayanan Masyarakat (community services) Pelayanan kepada masyarakat dimaksudkan sebagai kegiatan public outreach untuk lebih memperkenalkan keberadaan PKNM kepada masyarakat luas baik yang menjadi sasaran

langsung maupun bukan sasaran langsung dari kegiatan. Pelayanan masyarakat ini dapat berupa: pencegahan primer, pencegahan sekunder (tindakan kuratif), pencegahan tersier (rehabilitatif).

b. Pemberdayaan Masyarakat (community empowering) Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya. Kegiatan ini meliputi: pelatihan untuk meningkatkan skill , wawasan, mengubah mindset, atau untuk meningkatkan penghasilan, pendampingan masyarakat secara berkala bagi memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya. Kegiatan ini meliputi: pelatihan untuk meningkatkan skill , wawasan, mengubah mindset, atau untuk meningkatkan penghasilan, pendampingan masyarakat secara berkala bagi

c. Hubungan Masyarakat (community relation) Kegiatan ini berkaitan dengan pengembangan kesepahaman yang dilakukan melalui komunikasi dan informasi kepada pihak-pihak terkait. Kegiatan ini meliputi: penyuluhan kesehatan secara langsung kepada masyarakat, dan penyelenggaraan konsultasi kesehatan di sekolah.

5.4.3.2 Bentuk Kegiatan PKNM

Kegiatan PKNM meliputi 2 kegiatan yaitu ”Pembekalan” dan ”Kegiatan Lapangan”.

a. Pembekalan, terdiri dari:  Latihan pembekalan yang diberi beban 1 sks  Evaluasi pembekalan berupa ujian pembekalan yang akan diperhitungkan dalam nilai

akhir pembekalan  Mahasiswa dengan SKK (satuan kredit kegiatan) lebih dari 3 tetap wajib mengikuti pembekalan dan ujian pembekalan.

b. Kegiatan Lapangan: Beban kegiatan lapangan adalah 2 sks yang diselesaikan dalam 1 (satu) semester, dihitung

8 jam per hari yang setara dengan 10 hari per 1 sks. Bagi mahasiswa yang mengumpulkan SKK ≥ 3 dapat menggantikan 1 sks kegiatan lapangan. SKK sama dengan 3 adalah apabila mengikuti PK2Maba dan Krida Mahasiswa (wajib hadir 80%), serta mengikuti 3 dari kegiatan kemahasiswaan sebagai berikut: penalaran, bakat-minat, organisasi, olahraga, seni, bakti sosial/pengabdian masyarakat. Kegiatan lapangan PKNM terdiri dari:

1) Diagnosis awal di komunitas

2) Pembuatan proposal

3) Kegiatan intervensi di komunitas

4) Pembuatan laporan

5) Presentasi di kampus.

Bab VI KETERAMPILAN ( SKILL) DAN KETERAMPILAN KLINIK ( CLINICAL SKILL)

6.1 Keterampilan & Keterampilan Klinik

6.1.1 Batasan

a. Keterampilan Klinik , menurut Konsil Kedokteran Indonesia, adalah kegiatan mental dan atau fisik yang terorganisasi serta memiliki bagian-bagian kegiatan yang saling bergantung dari awal hingga akhir. Dalam melaksanakan praktik dokter, lulusan dokter perlu menguasai keterampilan klinik yang akan digunakan dalam membangun diagnosis maupun menyelesaikan suatu masalah kesehatan. Keterampilan klinik ini perlu dilatihkan sejak awal pendidikan dokter secara berkesinambungan hingga akhir pendidikan dokter. Keterampilan Klinik ( clinical skill ) merupakan bagian dari kompetensi dokter dalam hal keterampilan mengaplikasikan Ilmu Kedokteran terhadap seorang pasien berdasarkan prosedur kedokteran dalam setting praktik klinik ( clinical procedure ).

b. Profesionalisme Dokter ditentukan dari kemampuannya mengintegrasikan ketiga keterampilan tersebut bersama-sama dalam menjalankan tugas profesionalnya sebagai dokter.

c. Kompetensi Dokter menyiratkan integrasi 3 jenis keterampilan: 1) keterampilan menguasai ilmu kedokteran, 2) keterampilan pelayanan untuk melakukan tindakan kedokteran sesuai dengan ilmu kedokteran berdasarkan prosedur kedokteran terhadap pasien dalam praktik klinik maupun terhadap komunitas dan keluarga dalam praktik di masyarakat, dan 3) keterampilan bersikap serta beperilaku sebagai dokter dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dibidang kedokteran dan kesehatan.

1) Keterampilan menguasai Ilmu Kedokteran , disebut pula sebagai Keterampilan Intelektual, adalah keterampilan mengakses, mengumpulkan, menganalisis, mensintesis, menyimpulkan, menyampaikan kesimpulan mengenai Ilmu Kedokteran untuk dimanfaatkan dalam praktik di klinik, praktik di masyarakat, maupun dalam konteks pengembangan ilmu.

2) Keterampilan Pelayanan kepada Masyarakat dalam konteks individu, keluarga, masyarakat tertentu, dan bangsa merupakan bagian dari kompetensi dokter dalam mengaplikasikan ilmu kedokteran berdasarkan prosedur kedokteran dalam setting kesehatan masyarakat (community health services).

3) Keterampilan Bersikap dan Berperilaku merupakan bagian dari profesionalisme dokter dalam berkomunikasi dengan pasien dan komunitas dalam berbagai setting (anak, dewasa, orangtua, situasi pasien/komunitas yang spesifik) dalam praktik klinik dan pelayanan komunitas.

6.1.2 Tujuan Pembelajaran ( Learning Objectives )

Pengembangan Keterampilan Klinik bertujuan mencapai kompetensi:

a. Belajar sepanjang hayat khususnya mampu belajar cara belajar

b. Berkomunikasi secara ilmiah khususnya berfikir kritis dan analitis b. Berkomunikasi secara ilmiah khususnya berfikir kritis dan analitis

d. Melakukan penelitian dan menyusun karya ilmiah berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan biomedik, kedokteran dan kesehatan

e. Berkomunikasi dengan efektif kepada pasien dan keluarganya, serta dengan sejawatnya dalam mengidentifikasi permasalahan dan memberikan pelayanan yang efektif

f. Berperilaku dan bertindak profesional kepada pasien dan kepada sejawatrnya

g. Melakukan interview medis untuk mengumpulkan informasi/temuan klinis yang relevan dan mengidentifikasi perspektif pasien

h. Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi penemuan-penemuan penting sambil tetap memelihara dan menjaga harga diri ( patient‟s dignity ) pasien i.

Menganalisis informasi klinis menuju diagnosis dan rancangan terapi j.

Menyampaikan informasi klinis dan kesimpulan-kesimpulannya dengan tepat dalam laporan lisan maupun tertulis k.

Mengembangkan „self-awareness ‟ terkait sikap, kepercayaan, keyakinan, dan perilaku seseorang yang dapat mempengaruhi prakteknya sebagai dokter.

6.1.3 Macam Keterampilan dan Pembelajarannya

6.1.3.1 Keterampilan menguasai Ilmu Kedokteran

Keterampilan ini merupakan akumulasi keterampilan: penguasaan teknologi informatika, berfikir kritis, berfikir analitis, berfikir skeptis yang teratur, berfikir sistimatis, mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Dalam konteks implementasi KBK di Program Studi Pendidikan Dokter FKUB, keterampilan ini dibelajarkan melalui:

a. Modul Blok. Modul dalam sebuah blok disampaikan dan atau diakses mahasiswa sebelum pembelajaran blok yang bersangkutan dimulai. Di dalam modul disampaikan sejumlah tugas modul ( modul task ) yang harus dikerjakan mahasiswa sebelum pembelajaran blok itu dimulai. Pemberian tugas modul ini merupakan bentuk pembelajaran “student active learning” yang sekaligus bertujuan menyiapkan mahasiswa sebelum pembelajaran melalui diskusi maupun kuliah (menyiapkan prior knowledge ).

b. Problem-based Learning (PBL) . PBL-hybrid diberikan kepada mahasiswa untuk berlatih keterampilan belajar ( learning how to learn ), belajar sistimatis, mengidentifikasi masalah kedokteran dibalik fenomena yang timbul di lapangan, menyusun hipotesis terhadap sebab maupun dampak suatu masalah kedokteran, menetapkan tujuan belajar, merancang dan melakukan “self-inquiry ” untuk membuktikan hipotesis yang dibangun, mendiskusikan hasil pencarian sendiri ( inquiry ) dengan sesama mahasiswa.

6.1.3.2 Keterampilan Klinis ( Clinical Skill )

Dalam praktik klinik sehari-hari, seorang dokter mengaplikasikan macam keterampilan klinik secara sistimatik, yaitu:

a. “ History Taking “ dan Keterampilan Berkomunikasi

b. Pemeriksaan Fisik

c. Pemeriksaan Penunjang

d. Membuat Diagnosis

e. Merancang Terapi dan atau Tindakan Medis

f. Membuat Laporan Medik

Pembelajaran Keterampilan Klinik dilakukan bersamaan dan menjadi bagian dari pembelajaran Blok yang relevan. Pembelajaran berlangsung dalam “Skill Laboratory System ” . Yang dimaksud dengan “Skill Laboratory System ” adalah bahwa pembelajaran keterampilan klinis dilakukan secara terintegrasi baik di gedung Labskill, di ruang-ruang praktikum Laboratorium terkait dengan proses pengayaan ( enrichment ) penguasaan Blok, di Laboratorium Sentral Biomedik FKUB, di Klinik dan Ruang Rawat Inap RS Pendidikan dan RS afiliasi/satelit Lahan Pendidikan, dan di Masyarakat.

6.1.3.3 Keterampilan Pelayanan Kepada Masyarakat

Terdiri dari keterampilan memberikan informasi dan pelayanan kesehatan preventif, kuratif, rehabilitatif, dan promotif kepada msyarakat dalam konteks individu, keluarga, dan komunitas tertentu. Pembelajaran Keterampilan Pelayanan Masyarakat dilaksanakan sesuai dengan blok-blok yang terkait. Dapat pula dilaksanakan dalam kaitan dengan Program Elektif dan atau Program “Community Placement ” (termasuk Program Kerja Nyata Mahasiswa) oleh

Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Pencegahan (IKM-KP). Dalam konteks Pencapaian “The Five Star Doctor” (WHO, 2000), pembelajaran ini dimaksudkan juga sebagai pembelajaran untuk mencapai kompetensi: “Care Provider”, “Decision Maker”, “Communicator”, “Community Leader”, dan “Manager”.

6.1.3.4 Keterampilan Bersikap dan Berperilaku

Terdiri dari keterampilan bersapa salam, berbicara sopan, berlaku santun, ber-etika, memimpin, dipimpin, berkolaborasi, dalam ikatan sebagai sesama manusia, sesama warga, dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. Keterampilan ini dibelajarkan dalam konteks pembelajaran Humaniora, Bioetik, dan Kode Etik Kedokteran, Komunikasi efektif, dan eksplisit dalam pembelajaran Keterampilan Klinik.

6.2 Keterampilan Klinik ( Clinical Skill )

6.2.1 Jenis Pembelajaran Keterampilan Klinik

Pembelajaran Keterampilan Klinik KBK PS Pendidikan Dokter FKUB meliputi:

a. Pada Semester I-II

1) Dasar-dasar Keterampilkan Berkomunikasi

2) Dasar-dasar Anamenesis (“General History Taking ” )

3) Dasar-dasar Pemeriksaan Fisik

4) Pemeriksaan Fisik Dasar: “General Survey” dan “ Vital Sign”

5) Ketrampilan “ Basic Life Support”

b. Pada Semester III – VII

1) “History Taking” khusus pada setiap Sistim

2) Pemeriksaan Fisik khusus setiap Sistim

3) Pemeriksaan Penunjang / Prosedur Diagnostik pada setiap Sistim, meliputi: Prosedur Teknis Prosedur Laboratorik

4) Pelaporan ( Reporting ): Oral Tertulis

6.2.2 Organisasi Pembelajaran Keterampilan Pembelajaran keterampilan dilakukan dalam suatu “Skill Laboratory System ” yaitu sistim

terpadu pemanfaatan seluruh sarana/prasarana pembelajaran untuk pembelajaran keterampil- an klinik. “Skill Laboratory System ” terdiri dari:

1) Gedung Laboratorium Keterampilan (Labskill) beserta seluruh fasilitas pembelajaran didalamnya

2) Laboratorium untuk kegiatan praktikum

3) Laboratorium untuk kegiatan pelayanan publik

4) Rumahsakit Pendidikan dan atau RS afiliasi/satelit

5) Laboratorium Sentral Biomedik.

Organisasi pembelajaran keterampilan dapat dilihat pada Gambar 6.1 berikut.

Kepala

JURUSAN

Laboratorium

Skill-Laboratory

Tim Blok

Tim Skill

System

Koordinasi

Kontributor

Anggota

Koordinasi

SDM

Skill Blok

Tim Skill

Pra/Sarana

Trainer RANCANGAN

Materi - Tim Trainer – Jadwal Sarana/prasarana – Instrumen PBM

Organisasi

PROSES PEMBELAJARAN

Pembelajaran Overview - Training SKILL

EVALUASI HASIL TRAINING

Gambar 6.1 Organisasi Pembelajaran Keterampila n

a. Dalam konteks Pembelajaran Ketrerampilan Klinik, Jurusan mmembawahi dan mengkoordinasikan kinerja 2 tim, masing-masing Tim Blok dan Tim Skill.

b. Tim Blok adalah tim yang berfungsi merancang, menyusun, dan mengimplemen- tasikan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar pada setiap Blok. Dalam konteks pembelajaran Keterampilan Klinik, tim Blok harus: 1) menyusun rancangan pembelajaran keterampilan klinik menyangkut tema Blok, 2) melaksanakan, menjelaskan, mendemonstrasikan dan mengevaluasi Keterampilan Klinik pada b. Tim Blok adalah tim yang berfungsi merancang, menyusun, dan mengimplemen- tasikan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar pada setiap Blok. Dalam konteks pembelajaran Keterampilan Klinik, tim Blok harus: 1) menyusun rancangan pembelajaran keterampilan klinik menyangkut tema Blok, 2) melaksanakan, menjelaskan, mendemonstrasikan dan mengevaluasi Keterampilan Klinik pada

c. Organisasi Tim Blok terdiri dari: seorang Ketua yang menjadi Koordinator Blok/ Penanggungjawab MKK (PJMK) yang bertanggung jawab kepada Jurusan; seorang sekretaris Tim Blok, beberapa orang anggota Tim Kontributor Blok yang bertugas menyusun dan mengembangkan buku Blok dan modul pembelajaran Blok termasuk Modul Pembelajaran Keterampilan Klinik yang akan dibelajarkan dibawah koordinasi Tim Skill (bila pembelajarannya di Labskill) atau dibawah Kepala Laboratorium (bila dibelajarkan dalam konteks rotasi klinik).

d. Tim Skill adalah tim yang berfungsi: 1) merancang, mengalokasikan tempat dan waktu,

klinik di Labskill. Pembelajaran keterampilan klinik dalam kerangka rotasi klinik tidak menjadi tanggungjawab tim ini melainkan oleh Laboratorium Klinik yang bersangkutan, 2) mengeluarkan Surat Keterangan tercapai atau belum tercapai nya kompetensi keterampilan klinik mahasiswa saat belajar di Labskill.

e. Tim Blok dan Tim Skill menunjuk staf dosen sebagai Tim Pelatih ( trainer ) yang akan membelajarkan dan mengevaluasi keterampilan klinik di Labskill. Kepala Laboratorium Klinik menugaskan staf dosen di Laboratoriumnya untuk membelajarkan keterampilan klinik dalam rangka rotasi di Laboratorium terkait.

f. Dalam konteks pembelajaran Keterampilan Klinik, Kepala laboratorium menugaskan Penanggung Jawab Pembelajaran (PJP) untuk bergabung dengan Tim Skill dalam hal merancang, melaksanakan, mengevaluasi keterampilan klinik dibawah koordinasi Tim Blok.

g. Koordinator Labskill menyediakan pra/sarana pembelajaran sesuai dengan keperluan Tim Skill. Sarana dimaksud adalah sarana pembelajaran yang dimiliki Labskill termasuk instrumen observasi keterampilan.

h. Jika disimpulkan, koordinasi pembelajaran Keterampilan Klinik adalah sbb.:

1) Jurusan mengkoordinasikan Tim Blok dan Tim Skill

2) Kepala Laboratorium menyediakan staf dosen di Laboratoriumnya untuk diusulkan/ditetapkan menjadi anggota tim pembelajaran keterampilan klinik di Labskill melalui Surat Tugas Jurusan. Kepala Laboratorium menetapkan staf dosen di laboratoriumnya untuk membelajarkan dan mengevaluasi keterampilan klinik dalam rotasi klinik dibagiannya. Hasil evaluasi keterampilan klinik di laboratorium/bagian bersama hasil evaluasi pembelajaran dalam rangka rotasi, ditentukan oleh Kepala Laboratorium dan dinyatakan sebagai lulus atau tidak lulus dalam rotasi dibagiannya.

3) Tim Blok bertanggungjawab akan isi materi pembelajaran keterampilan klinik termasuk menyusun instrumen evaluasi proses dan luaran ( output ) pembelajaran keterampilan klinik untuk disimpan dan digandakan oleh Koordinator Labskill.

4) Tim Skill bertanggungjawab atas koordinasi penyelenggaraan pembelajaran Keterampilan klinik di Labskill.

5) Koordinator Labskill bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran keterampilan klinik yang dijadwalkan Tim Skill termasuk sarana/prasarana dan instrumen observasi dan evaluasi keterampilan klinik terkait.

6) Rancangan, pembelajaran, dan evaluasi keterampilan dilakukan oleh Tim Blok dan anggota Tim Skill.

7) Hasil evaluasi keterampilan klinik dalam bentuk skor disampaikan kepada Ketua Tim Blok untuk bersama-sama dengan hasil pembelajaran Blok lainnya diukur dan dikonservasikan kedalam Nilai Kompetensi Blok terkait.

8) Tim Skill mengevaluasi dan mengeluarkan Surat Keterangan tercapai atau tidak tercapainya kompetensi keterampilan klinik.

6.2.3 Tingkat Kemampuan Keterampilan Klinik

Daftar keterampilan klinis dikelompokkan menurut bagian atau departemen terkait. Pada setiap keterampilan klinik ditetapkan tingkat kemampuan menggunakan Piramid Miller ( knows, knows how, shows, does ) yang diharapkan dicapai oleh mahasiswa di akhir pendidikan. Pembelajaran keterampilan klinik disesuaikan dengan tingkat kemampuan yang harus dimiliki seorang dokter umum dalam praktik klinik.

Tingkat kemampuan keterampilan klinik didasarkan pada konsep Piramida Miller, sebagai berikut :

a. Tingkat Kemampuan 1: Mengetahui dan Menjelaskan

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini, sehingga dapat menjelaskan kepada teman sejawat, pasien maupun klien tentang konsep, teori, prinsip maupun indikasi, serta cara melakukan, komplikasi yang timbul, dan sebagainya.

Tingkat kemampuan ini dibelajarkan dalam 1 paket pembelajaran blok MKK dibawah tanggungjawab tim blok. Modul pembelajarannya terintegrasi dalam modul-modul blok. Evaluasinya merupakan bagian dari evaluasi MKK (blok).

b. Tingkat Kemampuan 2: Pernah Melihat atau pernah didemonstrasikan

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selain itu, selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini.

Tingkat kemampuan ini dibelajarkan dalam 1 paket pembelajaran blok MKK dibawah tanggungjawab Tim Blok. Modul pembelajarannya terintegrasi dalam modul-modul blok. Demonstrasi dapat dilakukan oleh tim Blok di ruang kelas atau ruang Labskill (per Sistim). Evaluasinya merupakan bagian dari evaluasi MKK (blok).

c. Tingkat kemampuan 3: Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi.

Tingkat kemampuan ini dibelajarkan dalam 1 paket pembelajaran blok MKK dibawah tanggungjawab Tim Blok. Modul pembelajarannya terintegrasi dalam modul-modul blok. Demonstrasi baik dalam bentuk simulasi manekin maupun simulasi pasien dilakukan oleh tim Blok di ruang kelas atau ruang Labskill (per Sistim) dibawah koordinasi Tim Blok. Evaluasinya merupakan bagian dari evaluasi MKK (blok).

d. Tingkat kemampuan 4: Mampu melakukan secara mandiri

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi serta memiliki pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan keterampilan ini dalam konteks praktik dokter secara mandiri.

Tingkat kemampuan ini dibelajarkan dalam 1 paket pembelajaran blok MKK dibawah tanggungjawab Tim Blok. Modul pembelajarannya terintegrasi dalam modul-modul blok. Demonstrasi baik dalam bentuk simulasi manekin maupun pasien “volunteer” atau

“standardized“ dilakukan oleh Tim Blok di ruang kelas, ruang Labskill (per Sistim) dibawah koordinasi Tim Blok, dan dibawah koordinasi Kepala Laboratorium Klinik yang bersangkutan apabila dalam rotasi klinik. Evaluasinya merupakan bagian dari evaluasi MKK (Blok). Skor skill digabungkan kedalam Nilai MKK dengan pembobotan tertentu untuk menjadi bagian dari Nilai Kompetensi, sedang Tim Skill memberikan keterangan tercapai atau tidak tercapainya kompetensi keterampilan klinik Miller 4 ini (lihat Bab Evaluasi).

6.2.4 Keterampilan Berkomunikasi

Keterampilan berkomunikasi dibelajarkan dalam 2 fase pendidikan. Fase pertama, yaitu pada paruh pertama Semester I diberikan Dasar Komunikasi. Materi ini disampaikan dalam bentuk kuliah/tatap muka tentang Konsep & Prinsip Komunikasi, dan praktik keterampilan di Labskill tentang komunikasi dokter-pasien. Pembelajaran keterampilan ini dilakukan dalam kelompok-kelompok didampingi Tutor Komunikasi bertempat di Labskill atau tempat lain yang disediakan oleh Koordinator Labskill. Selama proses pembelajaran, dilakukan observasi menggunakan instrumen observasi Praktik Keterampilan Komunikasi. Setiap kali pembelajaran diakhiri dengan pemberian umpan-balik ( feedback ). Tutor menuliskan skor dalam lembar obervasi, menandatangani dan menyerahkannya kepada PJMK Komunikasi.

Fase kedua , keterampilan komunikasi diintegrasikan kedalam pembelajaran “History Taking”. Pengintegrasian ini dilakukan berdasarkan sudut pandang, bahwa pada dasarnya “History Taking” menyangkut anamnesis tentang apa yang akan ditanyakan/ informasi yang akan dicari, sedangkan “Communication Skill” menyangkut bagaimana menanyakan/mencari informasinya. Keduanya akan bersinergi dalam membentuk kompetensi keterampilan bertanya/menggali informasi. “History Taking” akan menjadi optimal bila dilakukan dengan cara berkomunikasi yang efektif. Sebaliknya sangat sukar menggali informasi apabila cara berkomunikasi tidak efektif apalagi sampai menimbulkan penolakan ( rejection ) pasien untuk memberi informasi. Informasi yang disampaikan pasien umumnya dalam bentuk/istilah keseharian, sepenggal-sepenggal, dan karena kultur kadang-kadang bahkan tidak disampaikan meskipun sesungguhnya merupakan informasi vital yang ingin diperoleh dokter. Sementara itu, dokter tentu tidak dapat menggunakan terlampau banyak istilah medis yang tidak diketahui oleh pasien, sehingga “History Taking” tidak akan maksimal. Pada Semester

III dan selanjutnya, “History Taking” dan Komunikasi dibelajarkan sesuai dengan sistim terkait.

6.2.5 Dasar-Dasar Anamnesis (“General History Taking ” )

Materi integrasi antara “Communication Skill ” dan “History Taking ” harus merupakan “ milestone “ dalam melakukan anamnesis, terdiri dari:

a. Aspek Komunikasi

1) Persiapan Anamnesis Relaksasi diri, mereview catatan medik sebelumnya, menyiapkan catatan

2) Menetapkan urutan anamnesis: dimulai dari membuka interview, bertutur dan bersikap selama interview, menutup interview, dan mengkomunikasikan hasil interview dan rancangan tindakan yang akan diambil kepada pasien

3) Membangun hubungan dengan pasien Teknik anamnesis meliputi: menjadi pendengar aktif, pertanyaan terarah, komunikasi non verbal, respons empati, validasi informasi, menyimpulkan, menguatkan hati pasien.

4) Menyesuaikan interview pada kondisi spesifik

Keterampilan menghadapi pasien: diam tak mau berkomunikasi, bingung, kapasitas berbicara terbatas, banyak bicara, marah, tersinggung, berbeda bahasa dasar, kurang

cerdas, agak tuli, buta, intelegensi terbatas, atau membutuhkan nasihat pribadi

5) Mengkomunikasikan topik sensitif Berkomunikasi tentang hal-hal sensitif seperti riwayat seksual, kesehatan mental, pengguna alkohol dan narkoba, kekerasan dalam keluarga, kasus kritis menuju kematian.

b. Aspek sosial dalam interview Kemampuan menyikapi perbedaan budaya,gender, pasien baru/lama.

c. Tujuh (7) Aspek “History Taking”

1) Identifikasi data dan sumber anamnesis: usia, gender, pekerjaan, status perkawinan, otoanamnesis / heteroanamnesis

2) Keluhan Utama

3) “ Present Illness ”

4) Riwayat Penyakit

5) Riwayat Keluarga

6) Riwayat Diri dan Sosial

7) Review Sistem

6.2.6 Pemeriksaan Fisik Dasar ( Basic Physical Examination) Pemeriksaan Fisik Dasar teridiri dari 3 kegiatan pembelajaran yaitu: “General Survey”,

Tanda-Tanda Vital, dan Pemeriksaan Fisik Dasar per Regional

a. “ General Survey ” Pemeriksaan fisik dasar meliputi Pemeriksaan Dasar Neonatus, Anak, Remaja, Dewasa, Wanita Hamil, dan Orangtua menyangkut penampilan umum pasien :

1) Status Mental: kesadaran, cara berjalan dan gerakan motorik, cara berpakaian, kebersihan pribadi (bau badan dan mulut), ekspresi wajah, fungsi-fungsi kognitif

2) Tanda-tanda distress : cardiac - respiratory distress, nyeri, cemas, depresi

3) Warna dan Lesi pada kulit, rambut, dan kuku

4) Berat dan tinggi badan

5) Obese, cachexia

6) Pemeriksaan “Body Mass Index (BMI)”

Agar supaya keterampilan psikomotorik dapat dikembangkan menjadi kompetensi yang komprehensif, maka interpretasi lebih lanjut dari “General Survey ” yang diperoleh akan

dibelajarkan pada Sistim-Sistim yang terkait misalnya:

1) Status mental di belajarkan lebih lanjut pada Sistim Saraf dan Jiwa

2) Obese, cachexia, berat dan tinggi badan, pemeriksaan BMI dibelajarkan lebih lanjut pada topik Nutrisi

3) Tanda-tanda distress dibelajarkan lebih lanjut pada Sistim Kardiovaskuler, Sistim Respirasi, dan Psikiatri.

b. Tanda-Tanda Vital

1) Tekanan darah

2) Irama dan frekuensi denyut jantung

3) Irama dan frekuensi pernapasan

4) Suhu badan

5) Situasi khusus: melemah atau tidak terdengarnya suara Korotkoff, arrythmia, “white coat hypertension “, obese, cachexia

c. Pemeriksaan fisik dasar per regional Melalui teknik pemeriksaan kardinal (inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi) terhadap:

1) Kepala dan leher termasuk tiroid

2) Thorax, termasuk: jugular venous pressure, carotid upstrokes and bruits, PMI, suara jantung ke tiga, murmur, mitral stenosis

3) Paru, payudara, axilla

4) Abdomen

5) Muskuloskeletal: extremitas superior dan inferior

6.2.7 “ Clinical Judgement ” Dalam konteks membelajarkan keterampilan mengidentifikasi masalah dan menyusun diagnosis setelah pembelajaran keterampilan klinis dasar diatas, perlu dibelajarkan langkah- langkah keterampilan secara berurutan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi temuan abnormal

b. Melokalisasi temuan secara anatomis

c. Menginterpretasi temuan dalam kaitan mempelajari kemungkinan-kemungkinan proses penyakit (masalah), dan menyusun daftar masalah

d. Menyusun hipotesis terhadap setiap masalah diatas

e. Menguji hipotesis dalam rangka menegakkan diagnosis kerja

f. Mengembangkan rencana tindakan yang disetujui pasien

Pembelajaran keterampilan “Clinical Judgement ” dilakukan seusai pembelajaran keterampilan “History Taking” dan Pemeriksaan Fisik, bersama-sama dengan pembobotan tertentu menentukan Nilai Keterampilan Klinik Blok terkait (lihat Bab Evaluasi).

6.2.8 Prosedur Diagnostik

Prosedur Diagnostik adalah keterampilan klinis melakukan pemeriksaan penunjang untuk mendukung penegakan diagnosis. Pembelajaran keterampilan Prosedur Diagnostik meliputi Keterampilan Prosedural dan Keterampilan Laboratoris. Daftar Prosedur Diagnostik yang dibelajarkan/dilatihkan sesuai dengan Daftar Prosedur Diagnostik Konsil Kedokteran Indonesia.

Keterampilan Prosedural adalah keterampilan memahami, menjelaskan, mengamati, melakukan sendiri atau dibawah supervisi (tergantung tingkat kemampuan Miller yang ditetapkan) mengenai pemeriksaan prosedural untuk mendukung diagnosis.

Keterampilan Laboratoris adalah keterampilan melakukan pemeriksaan laboratoris sederhana untuk mendukung penegakan diagnosis. Pada Semester I dan II, keterampilan Prosedur Diagnostik dikaitkan dengan pembelajaran Pemeriksaan Fisik Dasar; sedangkan pada Semester III dan seterusnya, dikaitkan sesuai dengan keperluan menunjang penegakan diagnostik penyakit-penyakit yang terkait Sistim yang dibelajarkan.

6.2.9 Pelaporan (“Reporting ” )

Keterampilan Klinik membuat Laporan Medik terdiri dari 2 kegiatan: Keterampilan Klinik membuat Laporan Medik terdiri dari 2 kegiatan:

b. Laporan Oral: Dibelajarkan melalui kegiatan rotasi departemental, misalnya dalam “Morning Report ” , dan “Case Presentation ” .

6.2.10 “Basic Life Support ” Disebut juga sebagai “Cardio-Pulmonary Rescuscitation (CPR)”, dibelajarkan dalam kerangka

mengatasi kolaps mendadak akibat cardiac arrest dengan memelihara aliran nafas ( airway ) dan memelihara perfusi jaringan sampai tindakan definitif dilakukan. Pembelajaran diberikan pada Semester II di Labskill atau tempat yang ditentukan oleh Koordinator Labskill.

6.3 Buku Pedoman Pembelajaran Keterampilan Klinik

Buku Pedoman Pembelajaran Keterampilan Klinik, baik “Teacher‟s Guide” , “Students‟ Handbook”, maupun Buku Log (“Students‟work Book ” ) disusun oleh tim khusus dibawah

koordinasi Medical Education Unit . Sebagai rujukan dalam penyusunan tersebut, dapat digunakan buku berikut.

a. Untuk “History Taking”, “Communication Skill”, dan “Pemeriksaan Fisik” Lynn. S.Bickley, 2009. Bates‟ Guide to Physical Examination and History Taking , Wolters

Kluwers, Lippincott, Williams and Wilkins, 10 th Ed. Queens University, Clinical Skill Program, 2008. Queens‟s Physical Examination Manual th ,6

Ed. Queens University, Clinical Skill Program, 2007. Clinical Skills , Phase 2B Manual: The

Medical History. AFMC National Clinical Skills Working Group, 2008. Evidence Based Clinical Skills

Document.

b. Untuk “Prosedur Diagnostik” Lynn. S.Bickley, 2009. Bates‟ Guide to Physical Examination and History Taking , Wolters

Kluwers, Lippincott, Williams and Wilkins, 10 th Ed. AFMC National Clinical Skills Working Group, 2008. Evidence Based Clinical Skills

Document. Queens University, Clinical Skill Program, 2007. Clinical Skills , Phase 2A,B,C, Manual:

Clinical Skill.

a. Untuk “Reporting” Lynn. S.Bickley, 2009. Bates‟ Guide to Physical Examination and History Taking , Wolters Kluwers, Lippincott, Williams and Wilkins, 10 th Ed.

Queens University, Clinical Skill Program, 2007. Clinical Skills Practice , Phase 2B Manual: The Case Write Up.

Queens University, Clinical Skill Program, 2007. Clinical Skills , Phase 2B Manual: The Brief Presentation.

Queens University, Clinical Skill Program, 2008. Clinical Skills , Phase 2B Manual: The Oral Case Presentation.

b. Untuk Pelatihan dengan standardized patient : Queens University, Clinical Skill Program, 2008.

Clinical Skills , Phase 2B Manual: Guidelines for Working with Standardized Patients.

Bab VII EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN

7.1 Umum

a. Evaluasi Hasil Belajar Program Studi merupakan bagian dari siklus Manajemen Pembelajaran Jurusan yang terdiri dari 6 proses, yaitu: Perancangan Pembelajaran, Penyelenggaraan Pembelajaran, Monitoring Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran, Umpan Balik Pembelajaran, dan Umpan Balik bagi Pengembangan Pembelajaran dalam Insitusi Jurusan.

b. Variabel Evaluasi Pembelajaran dalam siklus diatas meliputi: Kurikulum, Dosen, Mahasiswa, Proses Interaksi Belajar Mengajar, Atmosfir Akademik, dan Sarana/ Prasarana serta Media Pembelajaran. Variabel-variabel ini merupakan variabel institusional utama yang sangat mempengaruhi hasil pembelajaran yang dilakukan institusi secara menyeluruh.

c. Evaluasi dalam Bab ini adalah menyangkut Evaluasi Hasil Belajar mahasiswa.

7.2 Tujuan

Evaluasi Hasil Belajar bertujuan untuk:

a. Menentukan keberhasilan belajar berdasarkan pencapaian kompetensi dokter sebagaimana ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) secara komprehensif meliputi: aspek kognitif, dan keterampilan bertindak serta bersikap/berperilaku sebagai seorang dokter. Keberhasilan dinyatakan dengan diberikannya Transkrip Kompetensi dan Sertifikat Kompetensi sebagai pengakuan atas dicapainya standar kompetensi profesi dokter.

b. Menentukan keberhasilan belajar setiap Disiplin Ilmu Kedokteran. Keberhasilan dinyatakan dengan diberikannya Transkrip Akademik sebagai bentuk pengakuan kesarjanaan dibidang kedokteran.

c. Menentukan boleh tidaknya mahasiswa peserta evaluasi melanjutkan pada tahap pendidikan selanjutnya di Program Studi Pendidikan Dokter Jurusan Kedokteran FKUB.

7.3 Jenis Evaluasi

a. Evaluasi Hasil Belajar (Evaluasi), untuk menentukan tingkat pencapaian kompetensi pada masing-masing Blok (termasuk Matakuliah Non-Blok yaitu PBL, Metodologi, Tugas Akhir, dan PKNM) dan Evaluasi Keberhasilan Studi untuk menentukan boleh tidaknya mahasiswa peserta evaluasi melanjutkan pendidikannya pada tingkat berikutnya.

b. Sesuai dengan definisi kompetensi, maka evaluasi dilakukan secara integral atas komponen- komponen kompetensi, masing-masing komponen kognitif dan komponen keterampilan (psikomotor dan afektif).

c. Evaluasi komponen psikomotorik dan afektif dilakukan dengan evaluasi observasional menggunakan instrumen observasi. Termasuk dalam evaluasi observasional adalah evaluasi keterampilan klinik yang meliputi kemampuan psikomotorik dan berperilaku dalam melakukan komunikasi, “history taking ”, mempraktikkan keterampilan teknis dan prosedur klinik baik dalam setting latihan,simulasi dalam Labskill maupun dalam setting di klinik dan jejaring pendidikan lainnya.

d. Termasuk dalam evaluasi butir c diatas adalah “Objective Structured Clinical Examination (OSCE)” dan ujian “Mini-CEX” di setiap Laboratorium klinik.

e. Evaluasi komponen kognitif dilakukan dengan uji kompetensi secara tertulis dan atau lisan dalam bentuk Ujian Mata Kuliah Disiplin Ilmu, Ujian Praktikum, dan Ujian Modul.

f. Hasil dari evaluasi seluruh komponen itu menunjukkan tingkat penguasaan atas kompetensi yang diujikan.

7.4 Evaluasi Hasil Belajar

a. Evaluasi Hasil Belajar terdiri dari Evaluasi Blok, Evaluasi Non-Blok, dan Evaluasi Penunjang.

b. Evaluasi Blok terdiri dari evaluasi komponen Blok: 1) evaluasi Matakuliah Disiplin Ilmu (Kuliah dan Praktikum) yang berintegrasi dalam Blok terkait, 2) evaluasi Modul Blok, dan 3) evaluasi keterampilan.

c. Evaluasi Non-Blok terdiri dari Evaluasi PBL, Metodologi, Tugas Akhir, dan PKNM.

d. Evaluasi Penunjang terdiri dari: Perbaikan Ujian Blok, Semester Pendek, Ujian Khusus, dan Ujian Kemajuan Belajar ( Progress test ).

e. Evaluasi Hasil Belajar dilakukan dalam 3 tahap: skoring (pemberian angka), grading (transformasi angka kedalam Nilai), dan pengambilan keputusan (lulus/tidak lulus)

f. Kriteria pembuatan soal sesuai dengan kriteria yang diterapkan Unit Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) FKUB.

g. Proses Evaluasi masing-masing komponen Blok digambarkan sebagai berikut:

UJIAN MKDI-A

TRANSKRIP UJIAN MKDI-A

PADA BLOK-

AKADEMIK ( TERMASUK

BLOK LAIN

MKDI-A PRAKTIKUM )

UJIAN MODUL

TRANKRIP

MKK (BLOK-X)

AKADEMIK MKK/BLOK-X

ASESMEN SKILL SERTIFIKAT

KOMPETENSI SKILL

ASSESSMEN

LAINNYA

Gambar 7.1 Proses Evaluasi Komponen Blok

(yang berkaitan dengan MKDI-A)

7.4.1 Evaluasi Hasil Belajar Blok

7.4.1.1 Evaluasi Matakuliah Disiplin Ilmu (MKDI)

a. Evaluasi MKDI meliputi ujian MKDI dan Ujian Praktikum MKDI.

b. Evaluasi MKDI dilakukan oleh Laboratorium terkait, dilaksanakan pada tempat dan jadwal sesuai jadwal pembelajaran Blok yang disusun oleh Tim Blok dan ditetapkan oleh Jurusan.

c. Jumlah soal, jenis ujian (MCQ), tingkat kedalaman soal, pembobotan, scoring, grading dari ujian MKDI ditentukan oleh masing-masing Laboratorium, disusun dalam

bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

d. Evaluasi Praktikum dirancang dan dilaksanakan oleh Laboratorium terkait, alokasi waktu di usulkan Laboratorium kepada Tim Blok yang selanjutnya ditetapkan oleh Jurusan. Tempat pelaksanaan ujian praktikum di Laboratorium masing-masing.

e. Apabila di dalam MKDI dibelajarkan modul MKDI (yang sifatnya non-integrasi), maka nilai modul tersebut merupakan bagian dari skor kognitif MKDI.

f. Skor Akhir MKDI dihitung dari skor kognitif dan skor praktikum yang pembobotannya diserahkan kepada Laboratorium masing-masing.

g. Skor Akhir MKDI tidak dikonversikan ke dalam nilai dan menjadi sebagian dari skor MKK/Blok.

h. Skor akhir MKDI ini juga menjadi bagian untuk diperhitungkan oleh Laboratorium terkait sebagai bagian Nilai MKDI yang bersangkutan dalam Transkip Akademik.

i. Total skor MKDI baru dikonversikan ke dalam nilai pada Transkrip Akademik (pada

tahap akhir program Sarjana Kedokteran).

7.4.1.2 Evaluasi Modul MKK

a. Ujian Modul MKK (modul terintegrasi) dilakukan oleh Tim Blok/MKK, dilaksanakan pada tempat dan jadwal sesuai jadwal pembelajaran Blok yang disusun oleh Tim Blok dan ditetapkan oleh Jurusan.

b. Materi ujian adalah kontribusi materi dari MKDI yang berintegrasi dengan jumlah soal masing-masing ditentukan oleh Tim Blok.

c. Jumlah soal, jenis ujian (MCQ), tingkat kedalaman soal, pembobotan, scoring, grading ujian MKDI ditentukan oleh Tim Blok. Disusun dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

d. Konstruksi Ujian Modul diharapkan menyesuaikan dengan konstruksi Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI).

e. Skor Ujian Modul MKK merupakan bagian dari skor Blok/MKK.

g. Skor Ujian Modul MKK tidak dikonversikan kedalam Nilai.

7.4.1.3 Evaluasi Keterampilan

a. Evaluasi untuk Keterampilan Klinik pada Semester I dan II yang umumnya tidak termasuk dalam suatu Sistim tertentu dilakukan dengan lembar observasi.

1) Lembar observasi keterampilan klinik disusun berdasarkan variabel-variabel yang diobservasi dengan menggunakan skor masing-masing pada skala Lickert.

2) Dikonversikan kedalam Nilai dengan pedoman: Skor > 80 diberi sebutan “lulus ( passed )” Skor ≤ 80 diberi sebutan “gagal ( failed )”

3) Nilai konversi digunakan sebagai dasar untuk memberikan Sertifikat Kompetensi.

4) Untuk nilai “gagal ( failed )”, dilakukan perbaikan nilai keterampilan pada saat pembelajaran keterampilan yang sama.

b. Evaluasi keterampilan pada Semester III dan selanjutnya yang berbasis pada Sistim, merupakan evaluasi terhadap komponen-komponen keterampilan pada setiap Sistim menggunakan lembar observasi.

1) Komponen evaluasi: Anamnesis/Keterampilan Berkomunikasi Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

2) Evaluasi komponen diatas ditambah evaluasi Keterampilan Diagnosis, Merancang Terapi, dan Pelaporan ( reporting ).

3) Skor keterampilan klinik dalam satu Blok diperhitungkan diantara skor-skor diatas dengan pembobotan tertentu.

4) Skor keterampilan klinik: Dikonversikan kedalam nilai “lulus ( passed )” dan “gagal ( failed )” sebagai dasar

untuk memberikan Sertifikat Kompetensi. Tanpa konversi, skor ini akan menjadi bagian dari Skor Akhir Blok/MKK.

5) OSCE ( Objective Structured Clinical Examination ) Pada akhir setiap Blok diadakan 1 kali OSCE. OSCE dirancang dalam sejumlah “station” yang mewakili materi skill/Sistim dalam Blok terkait.

6) Skor Akhir Keterampilan pada Blok itu adalah:

Skor Akhir Keterampilan = Skor Keterampilan MKK/Blok + Skor OSCE

c. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti pembelajaran skill tanpa alasan yang dibenarkan fakultas, tidak diperbolehkan mengikuti OSCE.

7.4.1.4 Nilai Blok (Nilai MKK / Nilai Kompetensi)

Skor Akhir Keterampilan Klinik pada Semester III dan selanjutnya tersebut diatas digabung dengan Skor Modul MKK (integrasi) dan MKDI untuk menjadi Skor Akhir Blok yang ditentukan dengan rumus :

Nilai Blok = 1x Skor MKDI + 2x Skor Modul MKK+ 1x Skor Akhir Keterampilan

7.4.2 Evaluasi Hasil Belajar Non-Blok

Pembelajaran Non-Blok terdiri dari PBL, Metodologi, Tugas Akhir dan PKNM.

7.4.2.1 Penilaian PBL

Oleh karena tujuan utama pembelajaran PBL adalah mengembangkan keterampilan belajar, maka proses pembelajaran diberikan pembobotan yang lebih besar dan

terhadap hasil ujian PBL tidak ada perbaikan. Nilai PBL pada setiap semester dihitung sebagai berikut:

Nilai PBL = 2x Nilai Diskusi + 1x Ujian tulis PBL

7.4.2.2 Evaluasi Metodologi

Oleh karena pembelajaran MK Metodologi tidak menggunakan sistem end block , maka disyaratkan kehadiran mahasiswa 80%.

a. Evaluasi Metodologi-1:

1) Ujian tulis

2) Tugas terstruktur

3) Seminar Nilai Akhir = 60% Ujian Tulis (MCQ) + 40% Tugas Terstruktur (termasuk seminar) 3) Seminar Nilai Akhir = 60% Ujian Tulis (MCQ) + 40% Tugas Terstruktur (termasuk seminar)

1) Ujian tulis

2) Tugas modul Nilai Akhir = 60% Ujian Tulis (MCQ) + 40% Tugas Modul

c. Evaluasi Metodologi-3 (Metodologi Riset):

1) Ujian tulis

2) Proposal Nilai Akhir = 40% Ujian Tulis (MCQ) + 60% Nilai Proposal

7.4.2.3 Evaluasi Tugas Akhir

a. Penilaian ujian Tugas Akhir meliputi:

1) Penilaian Proses Penulisan Tugas Akhir dan Penilaian Selama Ujian dengan bobot masing-masing 50%

2) Penilaian Proses Penulisan oleh Pembimbing meliputi Sikap (40%), Pengetahuan keilmuan (40%), Kreativitas Keilmuan (20%)

3) Penilaian Selama Ujian oleh Majelis Penguji meliputi Naskah (40%), Penyajian (40%), Pengetahuan keilmuan (20%).

b. Penentuan Nilai Akhir: Nilai akhir ujian Tugas Akhir diputuskan melalui musyawarah Majelis Penguji. Nilai akhir ujian dinyatakan dengan skor yang kemudian dikonversi ke dalam huruf A, B+,

B, C+, C, D+, D atau E. Atas kesepakatan Majelis Penguji, nilai (huruf) tersebut dapat diumumkan kepada mahasiswa pada saat selesai ujian.

c. Mahasiswa dinyatakan “lulus” apabila sekurang-kurangnya memperoleh nilai C. Dalam hal revisi dianggap cukup banyak, Ketua Penguji boleh mengumumkan dengan kata “lulus” saja.

d. Mahasiswa yang dinyatakan belum lulus ujian harus melaksanakan keputusan Majelis Penguji.

7.4.2.4 Program Kerja Nyata Mahasiswa (PKNM)

a. Supervisi oleh Pembimbing dilakukan sebanyak 2 kali pada saat awal dan akhir kegiatan intervensi

b. Evaluasi kegiatan PKNM terdiri dari : Evaluasi “input” meliputi Ujian Pembekalan Evaluasi “Proses” meliputi penilaian terhadap kinerja dan progress kegiatan mahasiswa melalui Buku Log masing-masing Evaluasi “Out put” meliputi Nilai Proposal, Nilai Laporan dan Nilai Presentasi

c. Nilai Akhir (NA) dihitung dengan menggunakan rumus :

ilai “Input”) + (2x rerata Nilai Proses) + (2x rerata Nilai “Output”) (1x N Nilai Akhir PKNM = ilai “Input”) + (2x rerata Nilai Proses) + (2x rerata Nilai “Output”) (1x N Nilai Akhir PKNM =

7.5 Ujian Penunjang

Ujian Penunjang adalah ujian-ujian yang diadakan untuk memperbaiki hasil ujian sumatif, meningkatkan indeks prestasi, dan mengukur perkembangan kemampuan retensi mahasiswa terhadap penguasaan kompetensi.

7.5.1 Perbaikan Ujian Blok (Ujian Perbaikan/UP)

a. Perbaikan Skor Modul MKK dan MKDI dilakukan pada waktu Perbaikan Ujian Blok yang dilaksanakan pada akhir semester (UAS). Hasil ujian perbaikan modul tersebut kemudian diperbandingkan dengan skor modul sebelumnya untuk diambil yang tertinggi untuk menjadi skor akhir Blok. Maksimum perolehan ujian perbaikan adalah 80 (B + ).

b. Untuk mengikuti UP, mahasiswa wajib mendaftar pada Bagian Sub Akademik.

c. Setelah mengikuti Ujian Perbaikan, skor akhir Blok menjadi:

Skor Akhir Blok = 1x Skor MKDI + 2 Skor Modul MKK tertinggi + 1x Skor Keterampilan

7.5.2 Semester Pendek (SP)

a. Semester Pendek dilakukan pada setiap akhir semester (semester ganjil dan semester genap).

b. Untuk mengikuti Semester Pendek, mahasiswa harus mendaftar pada Bagian Sub Akademik.

c. Semester Pendek merupakan tempat untuk perbaikan skor MKK maupun MKDI semester terkait bagi mahasiswa yang akan memperbaikinya.

d. Semester Pendek diperuntukkan bagi mahasiswa yang sudah pernah mengikuti pembelajaran Blok yang diperbaiki, dengan nilai perolehan maksimal 80 (B + ).

d. Mahasiswa yang belum pernah mengikuti pembelajaran blok karena alasan yang dibenarkan fakultas, diperbolehkan mengikuti SP dengan nilai perolehan maksimal 80 (B + ).

e. Semester Pendek dilaksanakan oleh laboratorium masing-masing terkait dengan blok yang dibelajarkan pada semester bersangkutan.

f. Skor Akhir MKK atau MKDI diambil dari skor tertinggi antara nilai SP dengan skor sebelumnya. Skor Akhir MKDI ini merupakan bagian transkrip akademik MKDI bersangkutan.

g. Setelah mengikuti SP, Skor Akhir (final) yang menjadi Nilai Kompetensi/Blok/MKK menjadi:

Skor Akhir Semester = 1x Skor MKDI tertinggi + 2 x Skor Modul MKK tertinggi + 1x Skor Skill

7.5.3 Ujian Khusus (UK)

clerkship ) dimungkinkan diadakan Ujian Khusus bila dipandang perlu. Ujian ini diadakan apabila terdapat forced majeur , misalnya mahasiswa belum lulus dari ujian MKDI tertentu dalam blok tertentu setelah serangkaian Ujian Perbaikan dilalui dan mahasiswa tersebut hampir mencapai terminasi lama masa studi yang ditentukan.

a. Sebelum memasuki tahap pendidikan profesi (sebelum memasuki

b. Untuk mengikuti Ujian Khusus, mahasiswa wajib mendaftar pada Bagian Sub Akademik.

c. Yang diperbaiki pada Ujian Khusus adalah MKDI, dengan nilai perolehan maksimum adalah 75 (B).

7.5.4 Ujian Kemajuan Belajar ( Progress Test )

a. Ujian kemajuan belajar merupakan ujian formatif dan dilaksanakan pada setiap akhir tahun (Desember).

b. Ujian ini wajib diikuti oleh setiap mahasiswa, dan merupakan prasyarat untuk mengikuti yudisium Sarjana Kedokteran (SKed.).

7.6 Konversi Skor Menjadi Nilai Huruf

Konversi skor ke dalam nilai huruf mengacu pada kriteria berikut.

Tabel 7.1 Konversi Skor ke dalam Nilai Huruf

Skor

Nilai Huruf

75,1 s/d 80

B+

70 s/d 75

60,1 s/d

C+

<70 56 s/d 60

50,1 s/d

D+

45,1 s/d 50 <56

7.7 Penilaian Kemampuan Akademik

7.7.1 Indeks Prestasi (IP) adalah parameter yang digunakan untuk mengukur kemampuan individu mahasiswa berdasarkan hasil studi yang diperoleh pada semester sebelumnya.

7.7.1 Indeks Prestasi (IP) diukur sebagai berikut.

n ∑K i NA i I=1

IP = --------------- n ∑K i

I=1

IP adalah Indeks Prestasi, dapat berupa IP semester atau IP Kumulatif K adalah jumlah satuan waktu efektif masing-masing Matakuliah Kompetensi NA adalah Nilai Akhir masing-masing Matakuliah Kompetensi (MKK)

n adalah jumlah Matakuliah Kompetensi yang diambil dalam 1 semester terkait

7.7.2 Besarnya beban studi pada setiap semester ditentukan sama untuk setiap mahasiswa. Hal ini disebabkan karena dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, digunakan sistim end block dengan 2 blok dalam 1 semester. Tiap blok terdiri atas sejumlah Matakuliah Kompetensi dengan beban studi masing-masing. Mahasiswa tidak dapat mengambil matakuliah tertentu melainkan mengambil seluruh blok dalam 1 semester. Dengan perkataan lain, besarnya IP tidak berpengaruh terhadap jumlah dan beban Matakuliah Kompetensi yang diambil.

7.7.3 Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah parameter yang digunakan untuk mengukur kemampuan individu mahasiswa berdasarkan hasil studi seluruh semester sebelumnya.

7.7.4 Besarnya Indeks Prestasi Kumulatif menjadi salah satu parameter penentuan dapat tidaknya mahasiswa melanjutkan studinya pada Program Studi Pendidikan Dokter.

7.8 Evaluasi Pendidikan dan Lama Masa Studi

7.8.1 Evaluasi Pendidikan adalah Evaluasi untuk menentukan boleh tidaknya seorang mahasiswa melanjutkan pendidikan dokter pada semester-semester berikutnya.

7.8.2 Evaluasi diadakan 3 kali, masing-masing :

7.8.2.1 Evaluasi pada akhir Semester II

a. Evaluasi disini adalah untuk menentukan apakah mahasiswa dipandang telah menguasai dasar-dasar Ilmu Kedokteran untuk dapat melanjutkan diri pada tahap pendidikan Kompetensi Klinik.

b. Mahasiswa yang lulus evaluasi ini dapat melanjutkan diri pada Semester III dan selanjutnya. Mahasiswa dinyatakan lulus apabila Nilai semua matakuliah di Semester I dan Semester II sekurang-kurangnya C.

c. Mahasiswa yang tidak lulus masih dapat memperbaiki diri dalam waktu selama- lamanya 2 semester. Jika sesudah tenggang waktu tersebut belum juga lulus, mahasiswa yang bersangkutan diminta mengundurkan diri dari pendidikan dokter.

7.8.2.2 Evaluasi pada akhir Semester VII

a. Evaluasi disini adalah untuk menentukan apakah mahasiswa dipandang telah memenuhi syarat untuk menyandang gelar Sarjana Kedokteran (SKed.) dan dapat melanjutkan diri ke tahap pendidikan profesi dan atau pendidikan pascasarjana.

b. Mahasiswa yang tidak lulus masih dapat memperbaiki diri dalam waktu selama- lamanya 3 semester. Jika sesudah tenggang waktu tersebut belum juga lulus, mahasiswa yang bersangkutan diminta mengundurkan diri dari pendidikan dokter.

7.8.2.3 Evaluasi pada akhir Semester X

a. Evaluasi ini dimaksudkan untuk menentukan apakah seorang mahasiswa dapat mengikuti program internship/magang.

b. Masa studi pendidikan tahap profesi dapat diikuti selama-lamanya 6 semester.

7.7.2.4 Ketetapan putus studi dikeluarkan oleh Rektor berdasarkan laporan fakultas sesuai rekomendasi Jurusan Kedokteran.

7.8 Transkrip Akademik

a. Transkrip akademik adalah lampiran Ijazah Kesarjanaan yang berisikan daftar nama Matakuliah Disiplin Ilmu yang dibelajarkan sepanjang pendidikan dokter dari Semester I sampai dengan VII termasuk nilai akhir masing-masing MKDI yang diperoleh mahasiswa penerima ijazah.

b. Nilai-nilai merepresentasikan kemampuan akademik lulusan untuk dipergunakan mengikuti pendidikan lanjutan Pascasarjana dan Spesialisasi serta untuk memenuhi persyaratan kerja yang membutuhkannya.

7.9 Transkrip Kompetensi

a. Transkrip Kompetensi adalah Tanda lulus pendidikan dokter yang berisikan daftar Matakuliah Kompetensi yang dibelajarkan sepanjang pendidikan dokter dari semester I sampai VII dan Clerkship/Internship termasuk nilai akhir masing-masing MKK dan Nilai Rotasi pada setiap bagian klinik.

e. Nilai-Nilai merepresentasikan penguasaan standar kompetensi dokter yang dipersyaratkan Konsil Kedokteran Indonesia untuk dipergunakan melakukan registrasi dokter pada Konsil kedokteran Indonesia dan mendapatkan Tanda Registrasi. Tanda Registrasi menjadi prasyarat untuk megajukan permohonan ijin praktik pribadi maupun ijin praktik dalam sarana pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta.

7.10 Sertifikat Kompetensi

a. Sertifikat kompetensi adalah pernyataan Jurusan Kedokteran bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah mengikuti dan dinyatakan mencapai keterampilan klinik suatu blok MKK.

b. Sertifikat Kompetensi digunakan sebagai bagian prasyarat untuk mengikuti rotasi klinik terkait Sistim / Laboratorium tertentu yang membutuhkan kompetensi tersebut dalam praktik klinik.

7.11 Yudisium

Nilai akhir kelulusan ditetapkan dalam proses yudisium. Yudisium diadakan pada akhir pendidikan tahap akademik dan tahap profesi.

7.11.1 Sarjana Kedokteran

Dalam yudisium seorang mahasiswa dinyatakan lulus Pendidikan Tahap Akademik apabila lulus dalam transkrip akademik dengan nilai sekurang-kurangnya C, lulus dalam tranksrip kompetensi, dan memiliki sertifikat kompetensi.

a. Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus sebagai Sarjana Kedokteran apabila telah memenuhi seluruh ketentuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam Pedoman Akademik ini dan tidak melampaui maksimum masa studi 11 (sebelas) semester.

b. Predikat kelulusan terdiri dari 3 tingkat yaitu „Memuaskan‟, „Sangat Memuaskan‟, dan „Dengan Pujian‟.

c. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebagai dasar menentukan predikat kelulusan: IPK 2,00 – 2,75: Memuaskan (“Satisfy”)  IPK 2,76 – 3,50: Sangat Memuaskan (“Excellent”)  IPK 3,51 – 4.00: Dengan Pujian (“Cum laude”) c. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebagai dasar menentukan predikat kelulusan: IPK 2,00 – 2,75: Memuaskan (“Satisfy”)  IPK 2,76 – 3,50: Sangat Memuaskan (“Excellent”)  IPK 3,51 – 4.00: Dengan Pujian (“Cum laude”)

7.11.2 Profesi Dokter

a. Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus sebagai Dokter apabila telah memenuhi seluruh ketentuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam Pedoman Akademik ini dan tidak melampaui maksimum masa studi profesi 6 (enam) semester.

b. Predikat kelulusan terdiri dari 3 tingkat yaitu „Memuaskan‟, „Sangat Memuaskan‟, dan „Dengan Pujian‟.

c. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebagai dasar menentukan predikat kelulusan:

IPK 2,00 – 2,75: Memuaskan (“Satisfy”) IPK 2,76 – 3,50: Sangat Memuaskan (“Excellent”) IPK 3,51 – 4.00: Dengan Pujian (“Cum laude”)

d. Predikat kelulusan „Dengan Pujian‟ juga dengan memperhatikan ketepatan lama studi yaitu 3 (tiga) semester dan tidak ada nilai C + /C.

Bab VIII

BIMBINGAN KONSELING, KEPENASEHATAN AKADEMIK, SERTA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Sesuai dengan Pedoman Akademik Universitas dan ketentuan minimal requirement dari Global Standard of Medical Education sebagaimana ditentukan oleh World Federation of Medical Education (

WFME ), dan untuk menunjang keberhasilan studi, maka kepada mahasiswa diberi hak untuk mendapatlan Bimbingan, Konseling, dan Kepenasihatan Akademik.

8.1 Bimbingan-Konseling

a. Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan secara sistimatis dan intensif kepada mahasiswa dalam rangka pengembangan pribadi, sosial, studi, dan karirnya demi masa depannya.

b. Bimbingan Konseling diberikan oleh Konselor yang mempunyai keahlian dibidangnya dalam satu unit Bimbingan Konseling Fakultas.

c. Pembimbingan dan Konseling dibawah koordinasi Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

8.2 Kepenasehatan Akademik

a. Jurusan menetapkan sejumlah dosen sebagai Penasehat Akademik bagi mahasiswa.

b. Penasehat Akademik (PA) bertugas: 1)

Memberi persetujuan dan memberi pertimbangan kepada mahasiswa tentang rencana mahasiswa dalam pengambilan Mata Kuliah yang dituangkan dalam Kartu Rencana Studi (KRS) nya.

2) Bertanggungjawab atas kebenaran isi KRS

c. Penasehat akademik harus benar-benar menguasai Peraturan Akademik, Sistim Pendidikan, dan Sistim Evaluasi Hasil Belajar sehingga mampu membantu mahasiswa secara maksimal agar efektif mengikuti pembelajaran pada setiap semester.

d. Administrasi kepenasehatan akademik diatur melalui sejumlah daftar dan kartu yang harus dipahami Penasehat Akademik. 1)

Daftar : Daftar nama mahasiswa Daftar Hadir mahasiswa Daftar Nilai Ujian

2) Kartu : Kartu Rencana Studi (KRS), dikeluarkan oleh Jurusan, mencatat semua

matakuliah yang diprogramkan mahasiswa pada masing-masing semester.

Kartu hasil Studi (KHS) dikeluarkan oleh Jurusan, mencatat Nilai yang diperoleh mahasiswa bagi matakuliah yang di program dalam KRS. Kartu Matakuliah Disiplin Ilmu (MKDI) yang dikeluarkan oleh masing-masing

Laboratorium yang mencatat Nilai/ Skor Ujian Matakuliah Disiplin Ilmu yang diperoleh sebagai bagian dari Ujian Matakuliah Kompetensi.

Kartu Hasil Uji Kemajuan Belajar.

3) Jurusan berhak mengesahkan Kartu Hasil Studi dan menetapkan Kartu Rencana Studi untuk semester berikutnya.

4) Kepenasehatan akademik dibawah koordinasi pembantu Dekan I Bidang Akademik.

8.3 Kegiatan Ekstrakurikuler (Ko-Kurikuler)

a. Selain kegiatan kemahasiswaan dibawah tanggungjawab dan pembinaan dari Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan untuk menunjang keberhasilan studi, Program Studi perlu menyelenggarakan kegiatan bersifat ko-kurikuler.

b. Kegiatan Ko-Kurikuler berupa kegiatan yang dimaksudkan untuk:

1) Meningkatkan kemampuan penguasaan ilmu dan belajar cara belajar ( learning how to learn ) yang merupakan paradigma baru pembelajaran.

2) Meningkatkan peran serta aktif mahasiswa dalam berbagai lomba penulisan karya ilmiah dan kegiatan penalaran lainnya.

3) Meningkatkan kepekaan dan tanggung jawab sosial kemasyarakatan sebagai bagian pengembangan “Community Doctor” .

4) Meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa dalam penelitian yang diadakan dosen. Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan atmosfir akademik yang dibutuhkan mahasiswa untuk belajar dengan baik di dalam kampus.

5) Meningkatkan kemampuan penghayatan cultural diversity untuk memahami dan menghayati keberagaman sosial, budaya, agama antar bangsa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyiapkan mahasiswa lebih baik dalam rangka c ross-border medical education .

Bab IX PENGEMBANGAN

9.1 Kompetensi dan Kurikulum adalah sesuatu yang dinamis dan berubah sesuai dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan serta dinamika kebutuhannya. Ke dalam, pengembangan kurikulum juga dimungkinkan karena pengembangan kemampuan pengelolaan Pendidikan Dokter di FKUB.

9.2 Pedoman kurikulum ini belum memuat Program Elektif yang diperlukan bagi pengembangan Pendidikan Dokter dalam ranah yang diminati mahasiswa. Minat mahasiswa yang variatif mengakibatkan perlunya pengembangan Program Elektif yang variatif pula. Selain untuk memenuhi minat mahasiswa, mendatang program elektif akan dikembangkan sesuai dengan konteks pengembangan kompetensi yang dibutuhkan masyarakat.

9.3 Dengan demikian, Program Elektif yang akan dikembangkan selain bertujuan untuk mencapai standar kompetensi dokter yang telah ditentukan, juga untuk mengembangkan kemampuan lulusan terhadap berbagai macam masalah komunitas, baik komunitas ilmiah, maupun pelayanan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat, antara lain: Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi, Gizi, Kesehatan Ibu & Anak dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, Diare dan penyakit infeksi lain seperti flu burung, flu babi, new emerging disease, HIV AIDS, Imunisasi, Pelayanan Kesehatan seperti revitalisasi Posyandu/Puskesmas, Polindes, Pembiayaan Pelayanan Kesehatan, Kesehatan Lingkungan akibat Bencana alam, sanitasi, bencana buatan manusia, pariwisata ( travel medicine ), serta masalah kesehatan lain menyangkut medical error/malpractice/ pengobatan tidak rasional, infeksi nosokomial, medical neglicence, kejadian tak diharapkan ( KTD).

9.4 Pedoman Akademik ini belum memuat tentang ketentuan rotasi. Sedang difikirkan kemungkinan rotasi di laboratorium siklus panjang (Interne, Pediatri, Obstetri/Ginekologi, Bedah, Neuropsikiatri) untuk dilakukan 3 kali selama siklus, yaitu: a) siklus I untuk Kompetensi Miller 1-2, melihat simulasi atau melakukan pengamatan terhadap “standardized patient ”, b) pada siklus II, melakukan praktik klinik dibawah supervisi dosen, c) pada siklus III mempraktikkkan “ shadowing” praktik dokter. Pada laboratorium siklus pendek (Mata,THT, Anestesi, Radiologi, Kedokteran Forensik, Rehabilitasi Medik) akan dilakukan 2 kali yaitu seperti pada siklus I dan II diatas.

9.5 Pada Pedoman Akademik ini disebutkan OSCE dilaksanakan pada akhir setiap Blok. Walaupun demikian, dengan berbagai kendala teknis saat ini, OSCE baru terselenggara pada akhir setiap semester. Oleh karena itu perlu pengembangan penyelenggaraan OSCE dan asesmen objektif lainnya dikemudian hari.

9.6 Hal-hal lain yang belum dimuat atau belum diatur dalam Pedoman ini akan diatur kemudian, sedangkan pedoman yang dipandang kurang sesuai akan diperbaiki dikemudian hari atau bila dipandang perlu diperbaiki melalui kebijakan fakultas/jurusan sampai ditetapkannya pedoman yang baru.

=======