7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN
HIPOTESIS
2.1 Stock Split
Stock split pemecahan saham adalah memecah saham menjadi n lembar saham. Peristiwa stock split
akan membuat jumlah lembar saham meningkat Mukherji dkk. dalam HeWang, 2012. Ferris dkk.
1995, menemukan bahwa setelah stock split jumlah perdagangan meningkat dan ukuran perdagangan rata-
rata terjadi penurunan. Pemecahan saham terbagi menjadi dua yaitu, split-
up atau forward split dan split down atau reverse split. Split-up dilakukan perusahaan jika nilai saham terlalu
tinggi, sehingga perusahaan menurunkan nilai nominal per lembar saham dan mengakibatkan jumlah saham
yang beredar meningkat Mehta dkk. 2011. Rasio stock split dimulai dari 1:2, 1:3, 1:10, dan seterusnya.
Berbeda dengan forward split, reverse split dilakukan perusahaan ketika mengalami depresiasi sebagai cara
untuk meningkatkan harga saham melalui penurunan jumlah saham yang beredar Hwang dkk. 2012. Rasio
reverse stock diantaranya yaitu; 2:1, 3:1, dan 10:1. Stock split dilakukan oleh perusahaan yang telah
memenuhi kondisi untuk melakukan stock split.
8
Menurut Copelan 1979, stock split yang dilakukan emiten memerlukan biaya yang harus ditanggung
sehingga hanya perusahaan berprospek bagus yang dapat melakukan corporate action tersebut. Kondisi ini
merupakan salah satu faktor dimana pasar bereaksi positif terhadap pengumuman stock split.
2.2 Efficient Market Hypothesis
Efficient market hypothesis menegaskan bahwa harga saham selalu “fully reflect” terhadap semua
informasi yang akurat dan real time Fama, 1970. Dalam hipotesis ini pasar menyesuaikan dengan cepat
informasi yang
baru. Hipotesis
ini mempunyai
keterkaitan antara ketersediaan informasi di pasar modal dan kondisi harga-harga saham di pasar modal.
Dalam pasar efisien kecepatan informasi di pasar berpengaruh terhadap perubahan harga sekuritas.
Terkait hal ini Haugen dalam GumantiUtami 2002 mengelompokkan informasi ke dalam tiga kelompok
yaitu: informasi saham masa lalu, semua informasi publik, dan semua informasi yang ada, termasuk
informasi dari orang dalam perusahaan. Masing-masing kelompok informasi tersebut sangat berpengaruh
terhadap harga pasar dan mencerminkan tingkat efisiensi suatu pasar.
9
Pasar efisien secara keputusan dibagi ke dalam tiga bentuk, yaitu EMH efficient market hypothesis
bentuk lemah, setengah kuat, dan kuat Fama 1969. Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah weak
form jika informasi yang terkandung dalam pergerakan harga masa lalu tercermin dalam harga pasar sekarang.
EMH bentuk setengah kuat semi strong form jika harga pasar sekarang mencerminkan semua informasi
yang dipublikasikan termasuk informasi laporan keuangan perusahaan, sehingga tidak ada keuntungan
abnormal return yang diperoleh investor. EMH bentuk kuat strong form jika harga sekuritas mencerminkan
seluruh informasi yang dipublikasikan termasuk informasi privat.
2.3
Trading Range Theory dan SignallingTheory
Trading range theory terjadi karena adanya dorongan keyakinan manajemen perusahaan bahwa
terdapat rentang harga yang diinginkan oleh investor dimana saham akan lebih likuid dalam perdagangan
Marchan, 2005. Harga saham yang terlalu tinggi overpriced menyebabkan kurang aktifnya saham
diperdagangkan sehingga likuiditas saham untuk diperdagangkan menjadi rendah. Menurut Ikenberry
dkk. 1996, stock split mengakibatkan penataan kembali harga saham pada rentang harga yang lebih
rendah. Dengan demikian, makin banyak pelaku basar
10
yang terlibat dalam perdagangan saham. Akibatnya, volume perdagangan saham meningkat Copelan,1979.
Menurut Mehta dkk. 2011 harga optimal merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam
perdagangan saham. Signalling theory berpendapat bahwa splits yang
dilakukan perusahaan
merupakan pengumuman
mengenai kondisi dan kinerja perusahaan di masa depan HeWang, 2012. Pernyataan ini diperkuat oleh
Aduda 2010, bahwa stock split bertindak sebagai sarana penyampaian informasi kondisi perusahaan
Aduda, 2010. Pengumuman stock split dianggap merupakan signal yang diberikan manajemen terkait
prospek perusahaan di masa depan. Adanya signal baik yang
akan disampaikan
perusahaan terkait
pengumuman stock split adalah bahwa stock split memerlukan biaya, maka perusahaan yang mempunyai
prospek bagus yang mampu melakukan stock split Copeland, 1979. Biaya stock split menjadi mahal
karena stock split meningkatkan biaya administrasi penerbitan saham dan biaya transaksi investor.
2.4 Likuiditas Saham