Materi pembelajaran IPA Mata Pelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Biji yang sudah berkecambah akan segera diikuti oleh pertumbuhan primer karena pada pucuk dan ujung akar terdapat jaringan yang bersifat meristematik selalu membelah. Pemanjangan ujung akar dan ujung batang tersebut disebut pertumbuhan primer. Pada tumbuhan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dikotil terdapat jaringan kambium yang merupakan meristem sekunder akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder membesar. Kambium akan membelah ke arah luar membentuk kulit kayu floem, dan membelah ke arah dalam membentuk kayu xilem. Pada monokotil tidak terdapat kambium sehingga hanya mengalami pertumbuhan primer saja. Pertumbuhan primer dan sekunder berlangsung terus menerus selama tumbuhan tersebut hidup. d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: 1 Faktor luar Faktor luar adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang berdampak pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Termasuk ke dalam faktor luar adalah cahaya, temperatur, air, garam-garam mineral, iklim, gravitasi bumi, dan lain-lain. a Nutrisi Tumbuhan memerlukan unsur mineral dengan jumlah tertentu. Unsur yang diperlukan dalam jumlah banyak disebut unsur makro, sedangkan unsur yang diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro. b Cahaya Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis, tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan adalah menghambat, karena cahaya digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan dua kecambah, yang satu di tempat gelap dan yang lain di tempat terang. Dalam jangka waktu yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih cepat tetapi tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di dalam gelap ini disebut etiolasi. Pada tumbuhan terdapat pigmen yang disebut fitokrom, yang berfungsi mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kloroplas, sintesis klorofil, pembentukan hormon tumbuhan misalnya giberelin, dan pengaturan posisi daun terhadap sinar matahari. Selain itu, fitokrom berpengaruh juga terhadap fotoperiodisme, yaitu pengaruh lamanya pengaruh pencahayaan terhadap pertumbuhan dan pembentukan bunga. Berdasarkan panjang dan intensitas penyinaran, tumbuhan dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu: 1 Tumbuhan berhari pendek shortday plant : Berbunga dan berbuah bila periode penyinaran lebih pendek daripada periode kritis. Contohnya: strawberry, dahlia, aster, dan krisatinum. 2 Tumbuhan berhari panjang longday plant : berbunga dan berbuah bila periode penyinaran lebih panjang daripada periode kritis. Contohnya: bayam selada, gandum, dan kentang. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3 Tumbuhan netral dayneutral plant : Tidak dipengaruhi oleh lamanya periode penyinaran. Contoh: mawar, anyer, dan bunga matahari. c Suhu Secara umum, suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu terlalu tinggi, enzim akan rusak, dan bila suhu terlalu rendah enzim menjadi tidak aktif. d Kelembaban atau kadar air Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan akan makin cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan, akan menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimalnya. 2 Faktor dalam Selain faktor genetik, yang termasuk faktor-faktor dalam adalah hormon-hormon yang terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan substansi yang dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit yang berfungsi secara fisiologis mengendalikan arah dan kecepatan tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan. Berikut ini adalah macam-macam hormon pada tumbuhan beserta fungsinya: digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id a Auksin : Auksin dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin yang dihasilkan oleh ujung batang akan mendominasi pertumbuhan batang utama, sehingga pertumbuhan cabang relatif sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah dominansi apikal apical dominance. Dengan memotong ujung batang, dominansi apikal akan hilang, sehingga pertumbuhan cabang- cabang batang berjalan dengan baik. Auksin dapat terurai bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai cahaya dari samping, maka bagian koleoptil yang terkena cahaya auksinnya akan terurai sehingga pertumbuhannya lebih lambat daripada bagian koleoptil yang tidak terkena cahaya. Akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok ke arah datangnya sinar. b Giberelin : Hormon ini berfungsi mengatur pemanjangan batang ruas batang, juga pertumbuhan pucuk dan pembentukan buah. Secara umum fungsi giberelin adalah untuk merangsang pertumbuhan meraksasa dan terbentuknya buah tanpa biji partenokarpi. c Sitokinin : Hormon tumbuhan ini mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan pembelahan sel, dan pemanjangan sel. Konsentrasi sitokinin dan auksin yang seimbang merupakan hal yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. Sitokinin sendiri tampaknya mempunyai peranan dalam memperpanjang usia jaringan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id d Asam Absisat = dormin : Asam absisat ditemukan pada umbi- umbian dan biji-biji yang dorman, beberapa jenis buah-buahan, daun, dan jaringan tumbuhan lain. Secara fungsi asam absisat adalah mempercepat penuaan daun, merangsang pengguguran daun, dan memperpanjang masa dormansi menghambat perkecambahan biji. e Gas etilen : Buah yang sudah tua menghasilkan gas etilen yang dianggap sebagai hormon yang dapat mempercepat pemasakan buah yang masih mentah. Gas etilen meningkatkan respirasi sehingga buah yang asalnya keras dan masam, menjadi empuk dan berasa manis. f Kalin: Kalin adalah hormon yang merangsang pembentukan organ tubuh. Berdasarkan organ yang dibentuknya, kalin dibedakan atas: 1 Kaulokalin : merangsang pembentukan batang 2 Rhyzokalin : merangsang pembentukan akar. Sekarang telah diketahui bahwa rhyzokalin identik dengan vitamin B1 thiamin 3 Filokalin : merangsang pembentukan daun 4 Antokalin : merangsang pembentukan bunga g Asam traumalin : Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka. Tumbuhan memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian yang luka, disebut daya restitusi atau regenerasi. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Peristiwa ini terjadi dengan bantuan hormon luka atau kambium luka atau asam traumalin. Lukaluka yang terjadi dapat tertutup kembali dengan membentuk jaringan kalus dan jaringan yang rusak dapat diganti dengan yang baru. Bahkan dari luka pada bagian tertentu dari tubuh tumbuhan dapat tumbuh tunas baru. 19 19 http:ilmuhutan.compengertian-tumbuhan-dan-ciri-ciri-tumbuhandiakses tanggal Januari pukul.04.00 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB III PROEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas PTK yang didesain untuk membantu guru mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di kelas, informasi ini bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat untuk menentukan metode yang seharusnya digunakan dalam proses pembelajaran, demi peningkatan profesionalisme guru, prestasi belajar, kelas dan sekolahan. Menurut Suyanto, PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. 1 Karakteristik utama penelitian tindakan adalah bahwa penelitian dilakukan melalui refleksi diri. Artinya, dalam penelitian tindakan, pelaku praktik, seperti pendidik, merupakan pelaku utama penelitian. Karakteristik lainya adalah adanya latar belakang permasalahan praktis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari pendidik, diselenggarakan secara kolaboratif antara peneliti, pendidik, kepala sekolah atau ketua penyelenggara, peserta didik dan orang tua dan adanya peran ganda pendidik sebagai praktisi sekaligus sebagai peneliti praktisinya sendiri. Selain itu terdapat prinsip penelitian tindakan yang merujuk pada berbagai ketentuan atau arahan dasar 17 Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008, hal 26. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id agar penelitian tindakan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan memberikan hasil yang optimal. 2 Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dan kualitatif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, yang interpretasinya bergantung pada ketajaman analisis, objektifitas, sistematik dan sistemik. 3 Kemudian setelah itu dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yang berupa rumus-rumus sederhana seperti penilaian hasil belajar serta ketuntasan dalam pembelajaran secara perorangan maupun klasikal. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari teori Kurt Lewin. Karena di dalam model tersebut menyatakan bahwa didalam satu siklus terdapat empat langkah yaitu planning perencanaan, acting tindakan, observing observasi, reflecting refleksi. 4 2 Ishak Abdulhak, Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Non Formal, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012, hal 56. 3 Nana sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Siar Baru, 1989, hal 196. 4 Rido Kurnianto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Surabaya: Aprinta , 2009, hal 12. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Bagan 3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin 1. Identifikasi masalah peneliti menetapkan permasalahan yang akan dikaji 2. Perencanaan peneliti menyusun rencana tindakan atau solusi terhadap pemecahan masalah dalam bentuk rencana tindakan kelas 3. Tindakan peneliti melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP, meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup Identifikas i masalah Perencana an Planni Tindakan Acting Refleksi Reflecting Observasi Observing Perencanaan Ulang Siklus I Siklus II dst digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4. Observasi peneliti mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 5. Refleksi peneliti mencatat hasil observasi dan mengevaluasi hasil observasi

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

1. Tempat : MI Perwanida Mojowarno Jombang 2. Waktu : Januari-Februari 2017 3. Subyek : Karakteristik Subyek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas III MI Perwanida Mojowarno Jombang tahun pelajaran 2016-2017. Dengan jumlah siswa 26 siswa dalam satu kelas, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Kurikulum yang digunakan adalah KTSP dengan kompetensi dasar KD5.3 mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup. Objek yang diteliti peneliti adalah hasil belajar memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup siswa kelas III MI Perwanida Mojowarno Jombang yang masih jauh dibawah kriteria ketuntasan minimal KKM. Untuk melakukan peningkatan KKM maka peneliti mengunakan strategi pembelajaran direct instruction. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

C. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan variabel penerapan strategi Penggunaan Model “Direct Instruction” Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Ipa Materi Perubahan Pada Makhluk Hidup Kelas III MI Perwanida Mojowarno Jombang. Didalam variabel tersebut terdapat beberapa variabel yakni: 1. Variabel input : Siswa kelas III MI Perwanida Mojowarno Jombang tahun ajaran 2016 - 2017 2. Variabel proses : Penerapan Model Pengajaran Langsung Direct Instruction pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam 3. Variabel output : Meningkatkan pemahaman pokok bahasan perubahan pada makhluk hidup Ilmu Pengetahuan Alam

D. Rencana Tindakan

Untuk mengetahui peningkatan pemahaman pokok bahasan perubahan pada makhluk hidup dengan menggunakan strategi direct instruction model pengajaran langsung, peneliti memilih model penelitian siklus Kurt Lewin yang meliputi 4 pokok, yaitu: perencanaan Planning, pelaksanaan acting, observasi observing, refleksi reflecting. Model Kurt Lewin dipilih oleh penulis karena apabila pada awal pelaksanaan terdapat kekurangan, maka peneliti bisa mengulang kembali dan memperbaiki pada siklus-siklus selanjutnya sampai tujuan yang

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran direct instruction untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep termokimia

0 2 18

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

0 4 54

Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Termokimia

0 3 18

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCHUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI Penggunaan Strategi Pembelajaran Make A MatchUntuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Materi Penyesuaian Diri Makhluk Hidup Terhadap Lingkungannya Bagi Siswa Kelas

0 3 14

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCHUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI Penggunaan Strategi Pembelajaran Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Materi Penyesuaian Diri Makhluk Hidup Terhadap Lingkungannya Bagi Si

0 1 13

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCHUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI Penggunaan Strategi Pembelajaran Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Materi Penyesuaian Diri Makhluk Hidup Terhadap Lingkungannya Bagi Siswa

0 1 13

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG PENGGOLONGAN MAKLHUK HIDUP DI KELAS III SDNEGERI CILEUNGSI 06 : Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Penggolongan Makhluk Hidup

0 2 37

PENGGUNAAN MODEL TANDUR PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV.

0 4 30

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEWARISAN SIFAT MELALUI PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DI SMP

0 0 10

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA SISWA KELAS III MI DARUL ‘ULUM REKSOSARI KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

0 3 129