Nama Yuningsih Kelas IX B Remidi Bahasa

Nama : Yuningsih
Kelas : IX B
Remidi Bahasa Inggris
Cerita Rakyat Korea, Nolboo Hungboo
Bertahun-tahun yang lalu hiduplah dua orang bersaudara. Nolboo adalah saudara yang tertua namun tidak ada
seorangpun yang menyukainya. Berbanding terbalik dengan Hungboo, saudara yang muda. Ia sangatlah ramah,
sopan, dan lembut sehingga semua orang juga ayahnya yang duda sayang kepadanya. Setiap orangtua pasti
berharap memiliki anak seperti Hungboo dan tidak ada yang meragukan bahwa Tuhan akan memberkatinya.
Suatu hari sang ayah memanggil kedua anaknya ke sisi tempat tidurnya dan mengatakan permintaan terakhir
sebelum meninggal. Ayahnya meminta agar mereka berdua selalu bersama dan saling membantu. Hungboo sangat
sedih dan berduka kehilangan ayahnya, sedangkan kakaknya terlihat bahagia. Dalam adat bangsa Korea, sangatlah
umum anak tertua mendapatkan semua harta warisan. Nolboo sebagai saudara tertua dapat melakukan apa saja
terhadap tanah warisan ayahnya. Tiba-tiba ia menyuruh adik berserta keluarganya keluar dari rumah. Hungboo tidak
memiliki uang bahkan untuk menyewa kamarpun tak bisa. Tetapi ia harus keluar ke jalanan bersama istri dan
anaknya. Ia berlutut di tanah dan memohon pada kakaknya untuk mengizinkannya tinggal hingga ia menemukan
tempat yang sesuai. Namun sang kakak tidak mendengarkan.
Hungboo dan keluarganya mengemasi barang dan terpaksa tidur di luar hingga akhirnya mereka menemukan tempat
kosong di balik bukit dan membangun sebuah gubuk kecil. Semua anggota keluarga bekerja keras di ladang milik
orang lain, tetapi upah yang didapatkan tidak mencukupi untuk kehidupan sehari-hari. Mereka harus berpuasa. Anakanak menjadi sangat lapar dan menangis meminta makan. Hungboo tidak tahan melihat keluarganya menderita. Ia
pun pergi ke rumah kakaknya,
“Mengapa kamu datang lagi?” tanya sang kakak

“Anak-anakku lapar dan menangis. Aku tidak bisa melihat mereka seperti itu. Oleh karena itu aku datang untuk
meminjam beras darimu. Tolong bantu aku!” mohon Hungboo
“Siapa suruh memiliki banyak anak? Aku tidak ingin memberimu biji apapun. Bahkan biji-bijianku rusak dan
membusuk di lumbung.” Nolboo menolak lagi
Hungboo melihat istri kakaknya menyiapkan makan malam di meja makan. Ia meminta pada kakak iparnya membagi
nasi utnuk anak-anaknya yang kelaparan. Setelah mengomel dan menunjukkan kemarahannya, kakak ipar Hungboo
memukul dengan sendok kayu di pipi kiri Hungboo. Hungboo merasakan beberapa nasi masuk ke pipinya. Ia
kemudian berkata
“Tolong pukul aku di sebelah kanan sekali lagi”
Kakak iparnya membersihkan sendok kayu dengan celemek kemudian memukul Hungboo lagi. Hungboo kembali ke
rumah dengan tangan kosong.
Musim dingin yang panjang berakhir, berganti dengan musim semi. Sepasang burung layang-layang membuat sarang
di bawah atap gubuk Hungboo. Seluruh anggota keluarga berbahagia sebab merasa kedatangan tamu. Merekapun
membuat tamunya tersebut merasa nyaman. Tak lama kemudian mereka memiliki lima anak burung layang-layang
yang tumbuh kuat setiap hari. Satu persatu anak-anak burung itu terjatuh dari sarang dan jatuh ke tanah dengan kaki
patah. Hungboo memberikan obat, membalut kaki yang terluka serta mengembalikannya ke sarang. Semua anakanak burung itu tumbuh menjadi burung layang-layang besar dan terbang ke selatan ketika musim dingin datang.
Keluarga Hungboo tidak memiliki cukup persediaan makanan, bahkan tidak ada pakaian untuk menghangatkan tubuh.
Tetapi musim dingin sudah berakhir dan sekali lagi musim semi datang. Kemudian datanglah sepasang burung
layang-layang lain yang menempati sarang burung yang lama di bawah atap gubuk. Keluarga sekali lagi gembira
memiliki tamu. Pada hari pertama salah satu burung menjatuhkan sesuatu di depan Hungboo. Itu adalah biji labu.

Hungboo menanam dan menyirami setiap hari. Di penghujung musim panas tumbuhan merambat tersebut
menghasilkan banyak labu yang masak.
Suatu hari Hungboo memutuskan untuk mengambil satu labu dan membukanya. Setiap anak memiliki permintaan.
“Aku berharap ada emas di dalamnya.” “Aku harap ada beras.” Ketika labu di buka, keluarlah koin emas dan perak.

Saat mereka membuka labu ke dua, keluarlah beras. Mereka kemudian membuka labu terakhir, keluarlah sekelompok
perkerja lengkap dengan peralatannya.
“Tuhan mengirim kami untuk membangun rumahmu” salah seorang pria berucap
Para pekerja tidak menyia-nyiakan waktu sedetikpun. Kastil megah berdiri di balik bukit. Saat kastil tersebut selesai di
bangun, para pekerja menghilang dalam sekejap. Hungboo dan keluarganya kini memiliki uang dan makanan untuk
hidup bahagia selamanya.
Tidak butuh waktu lama bagi kakak Hungboo untuk belajar dari kekayaan yang diperoleh adiknya, Nolboo mendatangi
rumah Hungboo.
“Semua uang ini pasti hasil mencuri” tuduhnya
Hungboo cepat-cepat bercerita bagaimana ia mendapatkan uang, lalu Nolboo pulang ke rumah. Sepasang burung
layang-layang di bawah atap rumah besarnya beranak. Ia mengambil satu anak burung, mematahkan kakinya,
kemudian memberi obat, membalut, dan mengembalikan ke sarang. Semua anak burung tumbuh besar dan semua
terbang ke selatan hingga musim dingin tiba. Seperti yang diperkirakan, sepasang burung layang-layang kembali dan
menjatuhkan biji labu di depan Nolboo. Ia menanam, menyiraminya dengan harapan bisa mendapatkan kekayaan
seperti adiknya. Tumbuhlah tiga buah labu yang masak. Nolboo memanggil semua anggota keluarganya dan

mengumumkan bahwa ia akan membuka labu dengan pengharapan yang besar. Nolboo berharap mendapatkan
emas dan perak. Istrinya memohon beras. Anaknya mengharapkan kastil yang lebih besar dari milik pamannya.
Nolboo membuka labu pertama dan keluarlah kotoran manusia yang berbau. Ia harus mengangkat labu itu dan
membuangnya keluar.
“Ini busuk. Yang ini kelihatannya bagus.”
Ia membuka yang kedua, dan keluarkah ular beracun yang tak terhitung jumlahnya. Mereka membuka labu terakhir
dengan harapan impian mereka terkabul. Kali ini keluarlah penyihir dan hantu yang tak terhingga untuk melawan
Nolboo. Nolboo tidak juga sadar dengan ketamakannya. Ia kembali mengambil labu terakhir dan keluarlah air yang
membanjiri dan menyapu semua isi rumah. Nolboo dan keluarganya tidak memiliki apapun. Ia kemudian menuju
rumah adiknya.
“Adikku, tolong maafkan aku. Mulai sekarang aku akan menjadi orang baik”
Nolboo memohon dengan meneteskan air mata. Hungboo membantu kakaknya bangun dari tanah dan menyuruh
masuk keluarganya.
“Tak ada yang perlu kau risaukan kakakku. Kami punya banyak sekali kamar dan beras untuk keluarga kita”
Nolboo dan keluarganya pada akhirnya berubah sikapnya dan kedua keluarga tersebut hidup bahagia selamanya.

Dalam Bahasa Inggris :
A Korean Folktale; Nolboo Hungboo
Many years ago lived two brothers. Nolboo is the oldest, but no one liked it. Inversely with Hungboo, the younger. He
is very friendly, polite, and gentle so that everyone also dear to her widowed father. Every parent would wish to have a

child like Hungboo and there is no doubting that God will bless him.
One day the father took the child to his bedside and said last request before death. His father asked that the two of
them always together and help each other. Hungboo very sad and grieved the loss of her father, while her brother
looks happy. In traditional Korean nation, it is common oldest child get all the inheritance. Nolboo as the oldest brother
can do anything on the land inherited from his father. Suddenly he told the sister and their families out of the house.
Hungboo not have money even to rent a room. But he had to go out into the street with his wife and son. He knelt on
the ground and begged his brother to let him stay until he found a suitable place. But his brother was not listening.
Hungboo and his family packed up and forced to sleep outside until they find an empty spot in the hills and built a
small hut. All family members are working hard in the fields belonging to someone else, but the wages earned are
insufficient to everyday life. They must be fast. Children become very hungry and crying for food. Hungboo not bear to
see his family suffer. She went to her sister's house,
"Why did you come again?" Asked his brother
"My children are hungry and crying. I can not see them like that. Therefore I came to borrow rice from you. Please help
me! "Beg Hungboo
"Who told to have more children? I do not want to give any seeds. Even a seed
broken grains and rotting in the barn. "Nolboo refused again
Hungboo see his brother's wife preparing dinner at the dinner table. He asked the brother-in-law to divide the rice
separately starving children. After ranting and showed his anger, brother-in-law Hungboo hit with a wooden spoon in
the left cheek Hungboo. Hungboo feel some rice into the cheek. He then said:


"Please hit me on the right once again"
Sister-in-law with a wooden spoon cleaning apron and then hit Hungboo again. Hungboo returned home emptyhanded.
The long winter is over, replaced by spring. A pair of swallows make their nests under the roof of the hut Hungboo. All
family members feel happy because the arrival of guests. And they make the guests feel comfortable. Soon they had
five children swallows that grows stronger every day. One by one the children of birds fell from the nest and fell to the
ground with a broken leg. Hungboo provide medicine, wrap the injured leg and return it to the nest. All the chicks that
grow into large sparrow and fly south when winter comes.
Hungboo family did not have enough food, there is not even clothes to keep warm. But winter is over and once again
come spring. Then came a pair of swallows others who occupy the old bird's nest under the roof of the hut. The family
once again happy to have guests. On the first day one of the birds dropped something in front Hungboo. It is pumpkin
seeds. Hungboo planted and watered every day. In late summer the vines produce a lot of ripe pumpkins.
One day Hungboo decided to take a pumpkin and open it. Each child has a request. "I wish there was gold in them." "I
hope there is rice." When the pumpkin in the open, out of gold and silver coins. When they opened the pumpkin into
two, out of rice. They then opened the last pumpkin, a group of workers out complete with crockery.
"God sent us to build a house" one of the men say
The workers did not waste a single moment of time. Magnificent castle standing behind the hill. When the castle was
completed in the wake, the workers disappeared in a flash. Hungboo and their families now have money and food to
live happily ever after.
It did not take long for sister Hungboo to learn from his brother acquired wealth, came home Nolboo Hungboo.
"All this must be the result of stealing money" he accused

Hungboo quickly tells how he got the money, then Nolboo home. A pair of swallows under the roof of a house the size
of a son. He took the baby bird, broke his leg, then gave the drug, bind, and returns to the nest. All children grow up
and all the birds fly south to winter. As expected, a pair of swallows come back and dropped the pumpkin seeds in
front Nolboo. He planted, watered it with the hope of gaining riches as his sister. Grew three pumpkins are ripe.
Nolboo call all members of his family and announced that he would open a pumpkin with great hope. Nolboo hoping to
get gold and silver. His wife begged rice. Her son was expecting a bigger castle of his uncle. Nolboo opened the first
flask and the smell of human waste out. He had to lift it and throw it out pumpkin.
"It's rotten. This one looks good. "
He opened the second, and poisonous snakes keluarkah countless. They opened the last pumpkin in the hope their
dreams come true. This time out witches and ghosts infinite against Nolboo. Nolboo not well aware of the greed. He
again took the last pumpkin and water that flooded and swept all the contents of the house. Nolboo and his family did
not have any. He then headed to his sister's house.
"My brother, please forgive me. From now on I'm going to be a good person "
Nolboo pleaded with tears. Hungboo help her sister get up from the ground and sent his family entered.
"There's nothing to you worried about my brother. We had a lot of room and rice for our family "
Nolboo and his family eventually changed his stance and the two families are living happily ever after.