NAMA MERDAYANA KELAS IX A
NAMA : MERDAYANA
KELAS : IX A
The Ant and The Grasshopper
Once upon a time, in one summer’s day there was a grasshopper that was
hopping about, cheeping and singing to its heart’s content In a field. An ant
passed by, bearing along with huge toil an ear of corn he was saving to the nest.
“Why do not you come and enjoy the day with me?” said the grasshopper,
“instead of toiling all the times?”
“I am going to lay up food for the next winter,” said the ant, “and recommend
you to do the same with me.”
“Why should we care about winter?” said the grasshopper; “We have had a lot
of foods now.” Yet the ant kept walking on its way and continued its toil.
When the winter came the grasshopper didn’t have any food and found itself
dying of hunger – while it saw the ant delivering every day, corn and grain from
the stores they had collected before. Then the grasshopper recognized: It is best
to prepare well for days of something we need in the future.
Semut dan Belalang
Pada suatu masa, di hari pertama musim panas ada belalang yang melompatlompat dan bernyanyi sesuka hati-nya Di lapangan. Seekor Semut lewat,
membawa bersamanya jagung yang akan ia tabung untuk sarang.
“Kenapa kau tidak datang dan menikmati hari dengan saya?” kata Belalang,
“bukannya bekerja keras semua kali?”
“Aku akan berbaring makanan untuk musim dingin berikutnya,” kata Semut,
“dan merekomendasikan Anda untuk melakukan hal yang sama dengan saya.”
“Mengapa kita harus peduli musim dingin?” mengatakan Belalang; “Kami telah
memiliki banyak makanan sekarang.” Namun Semut terus berjalan di jalan dan
terus kerja keras nya.
Ketika musim dingin datang belalang tidak memiliki makanan apapun dan
menemukan dirinya mati kelaparan – sementara itu melihat semut memberikan
setiap hari, jagung dan gandum dari toko mereka telah dikumpulkan sebelum.
Kemudian Belalang diakui: Cara terbaik adalah untuk mempersiapkan diri
dengan baik untuk hari sesuatu yang kita butuhkan di masa depan.
NAMA : NAMIRA AL MEDINA
KELAS : IX A
The Miser
A miser sold all things that he had to buy a lump made of gold, which he buried
in a hole in the ground by the side of an old wall and went to look at daily. One of
his workmen noted his frequent visits to the spot and determined to watch his
movements. He soon uncovered the secret of the hidden treasure, and digging
down, came to the lump of gold hidden by a miser, and stole it. On his next visit,
the Miser, found nothing inside the hole and started to tear his hair and to make
loud lamentations. A neighbor, looking at him overcome with grief and learning
the cause, said, “Pray, do not grieve so; but go and put a stone in the hole, and
imagine that the gold is still lying there. It will do to you quite the same act; for
once the gold was there, you left it nothing, as you did not make the slightest
use of it.”
Si Pelit
Seorang yang kikir menjual seluruh benda yang ia miliki untuk membeli
seongkah emas, yang dia timbun di sebuah lubang bawah tanah di sisi dinding
tua dan selalu dia lihat setiap hari. Salah satu pekerja nya kemudian bertanya –
tanya tentang kebiasaan si Pelit yang sering berkunjung ke tempat itu dan
bertekad untuk mengawasi gerak – geriknya. Tak lama setelah itu dia
menemukan rahasia harta karun yang disimpan si Pelit, dan menggali hingga
sampai ke bongkahan emas yang disembunyikan oleh si Pelit, dan mencurinya.
Pada kunjungan berikutnya, si Pelit, tidak menemukan apa-apa di dalam lubang
dan mulai menangis dan meratap dengan keras. Seorang tetangga, kemudian
menatapnya dan mencoba mengatasi kesedihannya dan mempelajari
penyebabnya, kemudian dia berkata, “Berdoalah, jangan bersedih begitu; Tapi
pergi dan letakkan batu di dalam lubang, dan membayangkan bahwa emasmu
masih ada di sana. Batu ini akan melakukan ke pada anda tindakan yang sama,
karena pada waktu emas ada di sana, anda meninggalkannya begitu saja,
karena anda tidak memanfaatkannya barang sedikitpun”.
NAMA : UMMI FUJIATI
KELAS : IX A
The Boy Who Cried Wolf
A shepherd-boy, who watched a group of sheep near a village, shocked out the
villagers three or four times by screaming out, “Wolf! Wolf!” and when his
neighbors were there to help him,he laughed at them for their pains.
However the Wolf, truly come at last. The Shepherd-boy, now really in danger,
cried in an agony of terror: “Pray, please come and help me; the Wolf is
approaching to kill the sheep”; but no one paid any attention to his cries, nor
rendered any help. The Wolf, having no cause of scary, at his leisure lacerated or
destroyed the whole sheep in group.
There is no believing liars, even when they speak the truth.
Anak Laki – Laki Yang Berteriak Serigala
Seorang anak gembala, yang melihat sekelompok domba di dekat sebuah desa,
mengejutkanorang – orang di desadengan berteriak tiga atau empat kali,
“Serigala! Serigala!” dan ketika tetangganya berada datang ke sana untuk
membantunya, dia menertawai mereka yang dengan susah payah datang.
Akan tetapi, serigala benar-benar datang pada akhirnya. Anakg embala itu
sekarang benar-benar dalam bahaya, menangis dalam penderitaankarena
terancam: ” Ya Tuhan, datanglah dan bantu saya; Serigal semakin mendekat
untuk membunuh domba”; tapi tidak ada perhatian apapun atau bantuan yang
datang untuk tangisannya; Serigala kemudian tanpa takut menyerang seluruh
domba milik pemuda yang ada dalam kelompok itu.
Tidak adayang percaya dengan pembohong, bahkan ketika mereka berbicara
kebenaran.
NAMA : ANISA AULIA
KELAS : IX A
The Wolf in Sheep’s Clothing
A Wolf experienced great difficulty in getting at the sheep owing to the vigilance
of the shepherd and his loyal dogs. But in the morning it found the skin of a
sheep that had been flayed and thrown aside, so it put it on over its own pelt and
walked down among the sheep.
The Lamb that owned the sheep whose skin wore by the Wolf began to follow
the Wolf in the Sheep’s clothing. So, leading the Lamb a apart, he soon made a
meal off her – and not long after this he succeeded in deceiving the sheep, and
eating hearty meals.
appearances are deceptive.
Serigala Berbulu Domba
Seekor serigala sedang mengalami kesulitan besar dalam usahanya
mendapatkan domba karena kewaspadaan sang penggembala dan anjing
setianya. Tapi di pagi hari itu ia temukan kulit domba yang telah dikuliti dan
dibuang, kemudian ia menutupkan kulit itu pada tubuhnya dan berjalan di
antara domba-domba itu.
Anak dari domba yang kulitnya dikenakan olehserigala mulai
mengikutinya.Kemudian,ia menggiring anak domba tersebut untuk terpisah dari
kelompoknya, kemudian dan tidak lama setelah itu dia berhasil menipu domba,
dan mendapakan makanan yang lezat.
Penampilan dapat menipu.
KELAS : IX A
The Ant and The Grasshopper
Once upon a time, in one summer’s day there was a grasshopper that was
hopping about, cheeping and singing to its heart’s content In a field. An ant
passed by, bearing along with huge toil an ear of corn he was saving to the nest.
“Why do not you come and enjoy the day with me?” said the grasshopper,
“instead of toiling all the times?”
“I am going to lay up food for the next winter,” said the ant, “and recommend
you to do the same with me.”
“Why should we care about winter?” said the grasshopper; “We have had a lot
of foods now.” Yet the ant kept walking on its way and continued its toil.
When the winter came the grasshopper didn’t have any food and found itself
dying of hunger – while it saw the ant delivering every day, corn and grain from
the stores they had collected before. Then the grasshopper recognized: It is best
to prepare well for days of something we need in the future.
Semut dan Belalang
Pada suatu masa, di hari pertama musim panas ada belalang yang melompatlompat dan bernyanyi sesuka hati-nya Di lapangan. Seekor Semut lewat,
membawa bersamanya jagung yang akan ia tabung untuk sarang.
“Kenapa kau tidak datang dan menikmati hari dengan saya?” kata Belalang,
“bukannya bekerja keras semua kali?”
“Aku akan berbaring makanan untuk musim dingin berikutnya,” kata Semut,
“dan merekomendasikan Anda untuk melakukan hal yang sama dengan saya.”
“Mengapa kita harus peduli musim dingin?” mengatakan Belalang; “Kami telah
memiliki banyak makanan sekarang.” Namun Semut terus berjalan di jalan dan
terus kerja keras nya.
Ketika musim dingin datang belalang tidak memiliki makanan apapun dan
menemukan dirinya mati kelaparan – sementara itu melihat semut memberikan
setiap hari, jagung dan gandum dari toko mereka telah dikumpulkan sebelum.
Kemudian Belalang diakui: Cara terbaik adalah untuk mempersiapkan diri
dengan baik untuk hari sesuatu yang kita butuhkan di masa depan.
NAMA : NAMIRA AL MEDINA
KELAS : IX A
The Miser
A miser sold all things that he had to buy a lump made of gold, which he buried
in a hole in the ground by the side of an old wall and went to look at daily. One of
his workmen noted his frequent visits to the spot and determined to watch his
movements. He soon uncovered the secret of the hidden treasure, and digging
down, came to the lump of gold hidden by a miser, and stole it. On his next visit,
the Miser, found nothing inside the hole and started to tear his hair and to make
loud lamentations. A neighbor, looking at him overcome with grief and learning
the cause, said, “Pray, do not grieve so; but go and put a stone in the hole, and
imagine that the gold is still lying there. It will do to you quite the same act; for
once the gold was there, you left it nothing, as you did not make the slightest
use of it.”
Si Pelit
Seorang yang kikir menjual seluruh benda yang ia miliki untuk membeli
seongkah emas, yang dia timbun di sebuah lubang bawah tanah di sisi dinding
tua dan selalu dia lihat setiap hari. Salah satu pekerja nya kemudian bertanya –
tanya tentang kebiasaan si Pelit yang sering berkunjung ke tempat itu dan
bertekad untuk mengawasi gerak – geriknya. Tak lama setelah itu dia
menemukan rahasia harta karun yang disimpan si Pelit, dan menggali hingga
sampai ke bongkahan emas yang disembunyikan oleh si Pelit, dan mencurinya.
Pada kunjungan berikutnya, si Pelit, tidak menemukan apa-apa di dalam lubang
dan mulai menangis dan meratap dengan keras. Seorang tetangga, kemudian
menatapnya dan mencoba mengatasi kesedihannya dan mempelajari
penyebabnya, kemudian dia berkata, “Berdoalah, jangan bersedih begitu; Tapi
pergi dan letakkan batu di dalam lubang, dan membayangkan bahwa emasmu
masih ada di sana. Batu ini akan melakukan ke pada anda tindakan yang sama,
karena pada waktu emas ada di sana, anda meninggalkannya begitu saja,
karena anda tidak memanfaatkannya barang sedikitpun”.
NAMA : UMMI FUJIATI
KELAS : IX A
The Boy Who Cried Wolf
A shepherd-boy, who watched a group of sheep near a village, shocked out the
villagers three or four times by screaming out, “Wolf! Wolf!” and when his
neighbors were there to help him,he laughed at them for their pains.
However the Wolf, truly come at last. The Shepherd-boy, now really in danger,
cried in an agony of terror: “Pray, please come and help me; the Wolf is
approaching to kill the sheep”; but no one paid any attention to his cries, nor
rendered any help. The Wolf, having no cause of scary, at his leisure lacerated or
destroyed the whole sheep in group.
There is no believing liars, even when they speak the truth.
Anak Laki – Laki Yang Berteriak Serigala
Seorang anak gembala, yang melihat sekelompok domba di dekat sebuah desa,
mengejutkanorang – orang di desadengan berteriak tiga atau empat kali,
“Serigala! Serigala!” dan ketika tetangganya berada datang ke sana untuk
membantunya, dia menertawai mereka yang dengan susah payah datang.
Akan tetapi, serigala benar-benar datang pada akhirnya. Anakg embala itu
sekarang benar-benar dalam bahaya, menangis dalam penderitaankarena
terancam: ” Ya Tuhan, datanglah dan bantu saya; Serigal semakin mendekat
untuk membunuh domba”; tapi tidak ada perhatian apapun atau bantuan yang
datang untuk tangisannya; Serigala kemudian tanpa takut menyerang seluruh
domba milik pemuda yang ada dalam kelompok itu.
Tidak adayang percaya dengan pembohong, bahkan ketika mereka berbicara
kebenaran.
NAMA : ANISA AULIA
KELAS : IX A
The Wolf in Sheep’s Clothing
A Wolf experienced great difficulty in getting at the sheep owing to the vigilance
of the shepherd and his loyal dogs. But in the morning it found the skin of a
sheep that had been flayed and thrown aside, so it put it on over its own pelt and
walked down among the sheep.
The Lamb that owned the sheep whose skin wore by the Wolf began to follow
the Wolf in the Sheep’s clothing. So, leading the Lamb a apart, he soon made a
meal off her – and not long after this he succeeded in deceiving the sheep, and
eating hearty meals.
appearances are deceptive.
Serigala Berbulu Domba
Seekor serigala sedang mengalami kesulitan besar dalam usahanya
mendapatkan domba karena kewaspadaan sang penggembala dan anjing
setianya. Tapi di pagi hari itu ia temukan kulit domba yang telah dikuliti dan
dibuang, kemudian ia menutupkan kulit itu pada tubuhnya dan berjalan di
antara domba-domba itu.
Anak dari domba yang kulitnya dikenakan olehserigala mulai
mengikutinya.Kemudian,ia menggiring anak domba tersebut untuk terpisah dari
kelompoknya, kemudian dan tidak lama setelah itu dia berhasil menipu domba,
dan mendapakan makanan yang lezat.
Penampilan dapat menipu.