Pengujian Perangkat Audio PENGUJIAN DAN ANALISIS

sebelumnya hanya melibatkan satu unit radio komunikasi, pengujian kedua ini melibatkan dua unit radio komunikasi. Radio komunikasi pertama berfungsi mengirimkan informasi berupa sinyal sinus, segitiga dan kotak secara bergantian. Radio komunikasi kedua berfungsi menerima informasi tersebut dan mengeluarkannya melalui perangkat audio output. Perangkat audio output pada radio komunikasi kedua inilah yang diselidiki. Sinyal keluaran tiap bagiannya dilihat melalui osiloskop. Berikut gambar – gambar hasil pengujian. Gambar 4.7. Keluaran pin PWM radio komunikasi kedua. Gambar 4.8. Keluaran tapis PWM radio komunikasi kedua. Gambar 4.9. Keluaran penguat akhir radio komunikasi kedua 42 Keluaran – keluaran sinyal hampir sama dengan percobaan sebelumnya. Sinyal PWM berbentuk kotak dengan nilai maksimum sebesar logika tinggi mikrokontroler. Lebar pulsa mengalami perubahan sesuai sinyal informasi yang dikandungnya. Sinyal keluaran tapis lolos bawah dan penguat akhir juga masih memiliki derau yang tinggi seperti pada pengujian sebelumnya.

4.3. Pengujian Konsumsi Daya

Konsumsi daya radio komunikasi merupakan sentral pembahasan pada tugas skripsi ini. Pengujian ketiga ini menyajikan data berupa besar konsumsi daya radio komunikasi pada tiga keadaan : standby, menerima dan memancar. Pengujian melibatkan dua unit radio komunikasi dan sebuah multimeter untuk mengukur konsumsi arus pada tiga keadaan tersebut. Berikut tabel hasil pengukuran konsumsi arus radio komunikasi. Tabel 4.1. Konsumsi Arus Radio Komunikasi. Peng- ujian Konsumsi Arus mA Radio 1 Radio 2 Radio 3 Radio 4 SB RX TX SB RX TX SB RX TX SB RX TX 1 23,2 31,4 40,8 23,6 31,4 41,5 23,3 25,7 36,2 23,2 31,3 40,8 2 23,2 31,4 40,8 23,4 31,2 41,3 23,3 25,6 36,2 23,2 31,3 40,7 3 23,3 31,4 40,7 23,6 31,4 41,6 23,3 25,7 36,3 23,1 31,3 40,6 4 23,3 31,4 40,8 23,5 31,6 41,8 23,2 25,5 36,2 23,2 31,3 40,6 5 23,2 31,4 40,8 23,6 31,6 41,9 23,3 25,6 36,4 23,2 31,3 40,8 6 23,3 31,4 40,8 23,7 31,7 41,9 23,4 25,7 36,4 23,2 31,3 40,6 7 23,3 31,4 40,8 23,6 31,7 41,9 23,3 25,7 36,4 23,2 31,4 40,9 8 23,3 31,4 40,8 23,5 31,3 41,8 23,3 25,7 36,4 23,1 31,2 40,7 9 23,2 31,3 40,7 23,6 31,5 41,9 23,3 25,6 36,3 23,2 31,2 40,7 10 23,2 31,4 40,8 23,6 31,6 41,9 23,3 25,7 36,4 23,1 31,4 40,7 Jumlah 232,5 313,9 407,8 235,7 315 417,5 233,1 256,5 363,2 231,7 313 407,1 43 Berdasarkan tabel di atas dapat dihitung rata – rata konsumsi arus dari keempat radio komunikasi : 23,33 mA saat standby, 29,96 mA saat menerima, dan 39,89 saat memancar. Dengan demikian data konsumsi daya radio komunikasi adalah 86,30 miliwatt saat standby, 110,85 miliwatt saat menerima, dan 147,59 miliwatt saat memancar. Tampak bahwa konsumsi daya paling rendah terjadi pada saat standby. Menurut lembar data, RFM12 hanya mengkonsumsi arus sekitar 3 mA pada saat idle. Selebihnya arus listrik saat standby dikonsumsi oleh mikrokontroler dan perangkat audio. Selanjutnya ketika keadaan menerima, kebutuhan daya meningkat sekitar 24 miliwatt. Hal ini disebabkan karena bagian – bagian penerima pada modul RFM12 sedang bekerja untuk menerima data, sehingga bagian – bagian tersebut mengkonsumsi arus lebih banyak. Konsumsi arus meningkat lagi ketika keadaan memancar. Peningkatan konsumsi arus lebih dari 16 mA dari keadaan standby. Pada keadaan ini, konsumsi daya RFM12 paling tinggi karena bagian – bagian pemancarnya sedang aktif untuk memancarkan data.

4.4. Pengujian Lama Pemakaian

Besar kecilnya konsumsi daya berpengaruh pada lama pemakaian radio komunikasi. Radio komunikasi yang dirancang diharapkan dapat beroperasi minimal 8 jam dengan proporsi : 90 detik standby, 5 detik menerima, dan 5 detik memancar. Proporsi waktu ini sesuai dengan lembar data handy talky yang dipaparkan pada Bab Pendahuluan. Perangkat yang digunakan dalam pengujian ini adalah dua unit radio komunikasi yang terhubung dengan sebuah untai pewaktuan menggunakan mikrokontroler Atmega8 seperti tampak pada Gambar 4.10. Untai pewaktuan ini bertugas menjalankan proporsi waktu 90 detik standby, 5 detik menerima, dan 5 detik memancar. Kedua radio komunikasi berada pada keadaan standby dalam waktu bersamaan, kemudian keduanya memancar dan menerima secara bergantian. Dengan demikian urutan pola uji untuk radio komunikasi pertama : 90 detik standby → 5 detik menerima → 5 detik memancar, sedangkan untuk radio komunikasi kedua : 90 detik standby → 5 detik memancar → 5 detik menerima. Salah satu radio komunikasi diberi catu daya baterai Litium yang terhubung dengan detektor level tegangan baterai. Tegangan awal baterai adalah 4 V. Waktu sampai tegangan 44