PENGUASAAN LAHAN TRANSMIGRAN ASAL BALI DI KECAMATAN BANJAR AGUNG KABUPATEN TULANG BAWANG TAHUN 2013
PENGUASAAN LAHAN TRANSMIGRAN ASAL BALI DI KECAMATAN BANJAR AGUNG KABUPATEN
TULANG BAWANG TAHUN 2013
Oleh
Nia Rohania
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
(2)
ABSTRAK
PENGUASAAN LAHAN TRANSMIGRAN ASAL BALI DI KECAMATAN BANJAR AGUNG KABUPATEN
TULANG BAWANG TAHUN 2013
Oleh NIA ROHANIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang penguasaan lahan transmigran asal Bali di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang tahun 2013. Titik tekan kajian dalam penelitian, penguasaan lahan transmigran asal Bali yang bertambah, penguasaan lahan transmigran asal Bali yang tetap, dan penguasaan lahan transmigran yang berkurang di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian sebanyak 49 jiwa yang sekaligus menjadi responden. Data primer diperoleh dari teknik dokumentasi dan wawancara, data yang diperoleh dianalisis dalam bentuk tabel dan persentase sebagai dasar interpretasi dalam pembuatan laporan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut:lahan yang diberikan pemerintah pada awal bertransmigrasi tahun 1978 ke Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang seluas 2 Ha, dari 49 jiwa terdapat 49% memiliki lahan yang bertambah, 34,7% memiliki lahan yang berkurang, dan 16,3% memiliki lahan tetap. Pendapatan transmigran asal Bali sebagian besar 67% memiliki pendapatan tinggi dengan rata-rata perbulan per kepala keluarga yaitu Rp.21.716.000,00/bulan.
(3)
(4)
(5)
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Masalah ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 9
1. Pengertian Transmigrasi ... 9
2. Syarat Transmigrasi ... 10
3. Tujuan Transmigrasi ... 11
4. Jenis-jenis Transmigrasi ... 12
5. Penguasaan Lahan ... 13
B. Kerangka pikir ... 14
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 16
B. Populasi ... 16
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 17
1.Variabel Penelitian ... 17
2.Definisi Operasional Variabel ... 18
D. Teknik Pengumpulan Data ... 19
1. Wawancara ... 19
2. Dokumentasi ... 19
E. Teknik Analisis Data ... 19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
(7)
A. Keadaan Geografis Kecamatan Banjar Agung ... 21
1. Letak Astronomis dan Administratif ... 21
2. Luas Wilayah ... 22
2.1Topografi Kecamatan.Banjar Agung ... 22
2.2Tata Guna Lahan ... 22
3 Keadaan Iklim ... 23
4 Keadaan Sosial Ekonomi ... 25
5 Keadaan Hidrografi ... 26
B. Keadaan Penduduk ... 27
1. Jumlah dan Pertambahan Penduduk... 27
2. Kepadatan Penduduk ... 29
3. Komposisi penduduk ... 31
3.1 Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin ... 31
3.2 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan ... 36
3.3 Komposisi Penduduk menurut mata Pencaharian ... 37
C. Hasil dan Pembahasan ... 39
1. Identitas Transmigran asal Bali ... 39
1.1Jenis Kelamin Transmigran ... 39
1.2Umur Transmigran ... 40
1.3Pendidikan Kepala Keluarga Transmigran... 41
1.4Pekerjaan Pokok ... 44
1.5Pekerjaan Sampingan ... 45
2. Sejarah Tansmigrasi Umum ... 46
1.1Tahun Transmigrasi Umum Ke Kecamatan Banjar Agung.. 46
1.2Jumlah Jiwa ... 46
1.3Penempatan lokasi Transmigrasi umum ... 47
3. Status Kepemilikan Lahan,Luas Lahan dan pendapatan ... 48
3.1 Status Kepemilikan lahan ... 48
3.2.Luas Lahan ... 50
3.2.1. Penguasaan lahan Transmigran Asal Bali yang Bertambah di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang ... 51
3.2.2.Penguasaan lahan Transmigran Asal Bali yang tetap di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang ... 53
3.2.3.Penguasaan lahan Transmigran Asal Bali yang Berkurang di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang ... 53
3.3 Pendapatan transmigran asal Bali. ... 55
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 58
B. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
(8)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara yang sedang melaksanakan pembangunan selalu dihadapkan pada masalah penduduk dan peningkatan pendapatan penduduk. Kedua permasalahan di atas merupakan suatu hal yang dapat memperlambat lajunya pembangunan, walaupun tidak tertutup kemungkinan masalah lain berperan. Secara spesifik masalah kependudukan yang berkembang di Indonesia adalah distribusi dan kepadatan penduduk yang tidak merata, oleh karena itu perlu diadakan program pemerataan penduduk yaitu transmigrasi.
Transmigrasi di Indonesia dikenal sebagai perpindahan penduduk dari daerah asal ke daerah yang baru untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah baru dalam rangka memperbaiki kehidupannya. Biasanya para transmigran berasal dari daerah yang padat penduduknya dengan kondisi sosial ekonomi dan geografis yang kurang baik dan kurang menguntungkan.
Hal ini sesuai dengan pengertian transmigrasi yang dikemukakan oleh Said Rusli (1983:107) merupakan salah satu bentuk migrasi internal yang terjadi di Indonesia, perpindahan tempat tinggal yang permanen dari Jawa keluar Jawa
(9)
2
merupakan ciri dominan dari para transmigran. Transmigrasi merupakan imigrasi yang direncanakan mulai dari penyeleksian transmigran hingga penempatan yang diberikan fasilitas untuk transmigran agar migrasi yang direncanakan berjalan lancar, dalam kaitan arah geraknya transmigrasi berasal dari desa-desa di Jawa dengan arah tujuan daerah agraris.
Pada dasarnya transmigrasi bukan merupakan hal baru bagi Indonesia, karena sudah ada sejak zaman kolonial Belanda yang dikenal dengan istilah kolonialisasi. Pemerintah kolonial Belanda secara resmi memulai program kolonialisasi pada bulan November tahun 1905, dengan memindahkan 815 jiwa yang berasal dari Kabupaten Karang Anyar, Kebumen dan Purworejo, ke daerah Gedong Tataan (Mantra dan Harahap, 2001). Sejak saat itu hingga tahun 1911, pemerintah Kolonial berhasil memindahkan sejumlah 6500 jiwa atau rata-rata 6600 jiwa per tahun. Tahun 1942, pemerintah kolonial terus membangun daerah kolonisasi untuk memindahkan para penduduk di Jawa dan Madura keluar Jawa. Sampai dengan berakhirnya program kolonisasi, pemerintah kolonial Belanda berhasil memindahkan sejumlah 235. 802 jiwa (Yudhohusodo 1990;1998).
Transmigrasi merupakan salah satu bentuk mobilitas penduduk yang merupakan pergerakan penduduk secara geografis, dalam rangka pelaksanaan program transmigrasi ditetapkan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 1972, Bab IV Pasal 10 dan 11, yang kemudian disempurnakan dengan UU No.15 tahun 1997, tentang daerah asal dan daerah transmigrasi dengan ketentuan sebagai berikut:
(10)
3
Pasal 10:Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sosial, ekonomi dan pertahanan keamanan serta atas usul menteri, daerah yang dipandang perlu dipindahkan penduduknya dapat ditetapkan sebagai daerah asal dengan keputusan presiden.
Yang dimaksud dengan pertimbangan-pertimbangan sosial, ekonomi, dan pertahanan keamanan dalam pasal ini antara lain adalah:
a. Kepadatan penduduk dan lapangan kerja yang sangat sempit. b. Luas tanah terbatas.
c. Jenis kesuburan tanah yang tidak menguntungkan. d. Terjadinya bencana alam.
e. Ganguan keamanan.
Penetapan daerah asal dengan keputusan Presiden ini adalah karena menyangkut berbagai wewenang dan tugas beberapa Instansi/Departemen, adapun wewenang pelaksanaaan selanjutnya dilimpahkan kepada Menteri Dalam Negeri.
Pasal 11:Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sosial ekonomi dan pertahanan keamanan, serta atas usul menteri, daerah yang dipandang perlu dan tepat untuk penempatan transmigrasi, dapat ditetapkan sebagai daerah transmigrasi dengan keputusan Presiden.
Penduduk di daerah padat bersedia ditransmigrasikan ke luar daerah karena beberapa faktor yang mempengaruhi, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ialah:
a. Push Factor (faktor pendorong)
1. Adanya pertambahan alam dan jumlah manusia yang mengakibatkan adanya tekanan penduduk.
(11)
4
2. Adanya kekeringan sumber alam.
3. Fluktuasi iklim, hal ini sangat terasa bagi manusia yang lanjut usia. 4. Ketidaksesuaian diri dengan tempat semula.
b. Pull Factor (faktor penarik)
1. Munculnya sumber alam serta sumber mata pencaharian baru.
2. Adanya pendapatan-pendapatan baru.
3. Iklim yang sangat baik. c. Other Factor.
1. Adanya perubahan-perubahan teknologis, misalnya adanya mekanisasi
pertanian. Hal ini memaksa petani untuk pindah ke tempat atau pekerjaan lain. 2. Adanya perubahan pasar.
3. Faktor agama dan politik.
Selain faktor penarik dan faktor pendorong program transmigrasi memiliki tujuan utama seperti yang dikemukakan Sri Edi Swasono, 1973, transmigrasi memiliki tujuan yaitu untuk menyeimbangkan penyebaran penduduk, memperluas kesempatan kerja, mempercepat lajunya pembangunan daerah, pemerataan sumber daya alam dan sumber daya manusia serta meningkatkan taraf hidup para transmigrasi dan memperkuat ketahanan nasional, namun dalam kenyataan pelaksanaan transmigrasi, sebagian besar dalam kondisi ekonomi yang lemah, hanya beberapa transmigran yang berhasil.
(12)
5
Usaha
penataanpendudukmelaluikebijakantransmigrasidalampraktiknyadiselaraskandeng
anpolapengembanganwilayah di
daerahpenerima.Sejalandenganperencanaanwilayahtersebut,
KecamatanBanjarAgungTulangBawangditetapkansebagaidaerahtransmigrasi, yaitutransmigrasiumum.
Penduduk Propinsi Bali pada tahun 1978 bertransmigrasi ke Kabupaten Tulang Bawang, yang disebabkan terjadinya bencana alam di Bali, yaitu meletusnya gunung agung pada Maret 1963 dan beberapa faktor lainnya seperti di Kecamatan Nusa Penida yang termasuk daerah kritis, tanah terdiri dari batuan kapur dengan lapisan tanah sangat tipis, sehingga daerah tersebut mendapat prioritas dalam pelaksanaan transmigrasi sedangkan untuk Kabupaten Gianyar merupakan daerah berpenduduk padat nomor dua di Provinsi Bali, sebagian besar penduduknya 75% hidup dari sektor pertanian, 15% dari sektor kepariwisataan dan 10% dari sektor lainnya, sedangkan jumlah angkatan kerja makin berkembang melebihi perluasan areal pertanian, untuk mengatasi masalah tersebut salah satu cara ialah dengan melaksanakan program transmigrasi.
Transmigran asal Bali yang bertransmigrasi ke Kecamatan Banjar Agung merupakan transmigrasi umum yang dibiayai dan diawasi oleh pemerintah setelah transmigran sampai di daerah tujuan, setiap kepala keluarga transmigran memperoleh jaminan hidup selama 1 tahun berupa bahan pokok makanan. Luas lahan yang diterima berupa pekarangan 0,25 Ha, dan calon ladang 1,75 Ha. Selain
(13)
6
itu transmigran juga mendapatkan perumahan lengkap dengan alat-alat dapur, alat-alat pertanian serta mendapatkan bibit. Hal ini merupakan modal awal bagi para transmigran untuk memulai kehidupan mereka di daerah tujuan. Pada saat ini hampir 80% dari transmigran berhasil di daerah tujuan hal ini terbukti dengan sebagian besar dari para transmigran memiliki lahan pertanian lebih luas dari jatah lahan yang diberikan oleh pemerintah pada saat mereka pertama kali melakukan transmigrasi.
Para transmigran Bali yang terdapat di
KecamatanBanjarAgungKabupatenTulangBawangberasaldariberbagaidesa di Bali antara lain: DesaWangaya, DesaKerambitan, Desa Nusa Penida, DesaTimpag, Desasembung, DesaGadungan, DesaKesuit, Desa Gianyar danDesaBuleleng.
Pelaksanaan transmigrasi umum ke Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang pada bulan Maret tahun 1978. Kecamatan Banjar Agung memiliki Luas 9.772 Ha dengan jumlah penduduk 4.233 jiwa. Dari 715 jiwa transmigran asal Bali yang bertransmigrasi pada tahun 1978 sebagian besar sudah meninggal (666 jiwa), jumlah transmigran asal Bali yang masih hidup di Kecamatan Banjar Agung pada tahun 2013 berjumlah 49 jiwa.
Pada awalnya transmigran asal Bali bertransmigrasi dikarenakan luas lahan yang transmigran miliki di daerah asal semakin sempit karena adanya pembagian warisan keturunan serta tingkat kesejahteraan hidup yang rendah. Adanya keinginan untuk merubah nasib transmigran asal Bali ikut melaksanakan transmigrasi
(14)
7
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang penulis kemukakan dalam penelitian adalah bagaimanakah penguasaan lahan transmigran asal Bali di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang tahun 2013.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang penulis kemukakan dalam penelitian adalah untuk mengetahui penguasaan lahan transmigran asal Bali di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang.
D. Manfaat Penelitian
1. SyaratuntukmencapaigelarSarjanaPendidikan Geografi di FKIP UNILA.
2. BahanajarpelajaranGeografi di SMAkelasXII semester satu, dengan materi geografi penduduk (Demografi).
3. Hasilpenelitianinidiharapkandapatdijadikan referensi sebagai sumber informasi bagi peneliti selanjutnya.
4. Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang diperoleh di Perguruan Tinggi khususnya yang berhubungan dengan kajian Transmigrasi dan Pemukiman. 5. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan informasi
bagi aparat pemerintah yang terkait dan masyarakat tentang penguasaaan lahan transmigran asal Bali di Kecamatan Banjar Agung.
(15)
8
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Iingkup penelitian ini mengenai:
1. Ruang lingkup objek penelitian mengenai penguasaan lahan transmigran asal Bali di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang tahun 2013.
2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah transmigran asal Bali yang
bertransmigrasi ke Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang yang berjumlah 49 jiwa.
3. Ruang lingkup penelitian dan waktu penelitian adalah di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang tahun 2013.
4. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah:
Geografi penduduk, menurut Nursid Sumaatmaja, 1988:
Geografi penduduk merupakan cabang ilmu geografi manusia yang obyek studinya aspek keruangan dan penduduk, objek study ini meliputi penyebaran, identitas, perbandingan jenis kelamin (sex ratio), perbandingan manusia dengan luas lahan (land ratio) dan lain sebagainya.
(16)
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A.Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Transmigrasi
Transmigrasi merupakan salah satu bentuk migrasi yang diatur dan dibiayai oleh pemerintah serta ditetapkan melalui undang-undang. Berdasarkan undang-undang RI No3 tahun 1972 tentang ketentuan pokok transmigrasi menyatakan bahwa: “ Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduknya yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia, guna kepentingan negara dan alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah ”
Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang kurang padat penduduknya dalam batas negara, dalam rangka kebijaksanaan nasional untuk terwujudnya penyebaran penduduk yang lebih seimbang (HJ Heeren 1979:6). Sedangkan menurut Collins Mac Andrew, 1995 transmigran merupakan perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang kurang padat penduduknya, sebagian besar direncanakan dan dibiayai oleh pemerintah, guna memindahkan masyarakat dari
(17)
10
Jawa, Bali dan Lombok ke perkampungan-perkampungan baru yang dipusatkan di pulau-pulau di luarnya.
Dari uraian di atas diketahui bahwa transmigran merupakan setiap warga Negara Republik Indonesia yang dengan suka rela dipindahkan atau pindah dari daerah yang padat ke daerah yang jarang untuk kepentingan pembangunan.
2. Syarat Transmigran
Menjadi seorang transmigran tidaklah mudah, karena tugas di daerah transmigrasi tidak ringan dan diperlukan beberapa syarat-syarat dapat untuk menjadi transmigran yaitu antara lain:
1. Usia masih tergolong usia produktif, karena pekerjaan awal membuka daerah baru adalah berat.
2. Calon transmigran seyogyanya memiliki keterampilan lain di luar pertanian seperti keterampilan di bidang kerajinan tangan, pertukangan dan sejenisnya agar dapat memperoleh tambahan pendapatan disamping hasil bertani.
3. Para calon transmigran harus dalam status kawin, agar dapat mempunyai ketenangan hidup dalam menghadapi pekerjaan di daerah yang baru
(Bintarto, 1998:62)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang transmigran diperlukan usia yang masih produktif karena pekerjaan awal adalah membuka daerah yang baru adalah pekerjaan berat, transmigran juga harus dalam status kawin agar mendapatkan ketenangan hidup dalam menghadapi pekerjaan baru, calon transmigran juga harus memiliki keterampilan lain agar dapat diperoleh pendapatan di samping hasil pertanian.
(18)
11
3. Tujuan Transmigrasi
Transmigrasi memiliki tujuan yaitu menurut undang-undang pokok yang mengatur mengenai program transmigran adalah UU No 3 tahun 1972.
1. Bagian dari pembangunan nasional.
2. Penyelenggaraanya diarahkan untuk membantu suksesnya pembangunan
daerah terutama dibidang pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan, meningkatkan taraf hidup, pengembangan daerah, pemerataan penyebaran penduduk, pemerataan penyebaran pembangunan keseluruhan wilayah negara, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia, kesatuan dan persatuan nasional, pertahanan nasional memperkuat ketahanan nasional.
3. Pada umumnya penduduk yang ditransmigrasikan adalah mereka yang keadaan
sosial ekonominya lemah yang sebagian besar dan mereka terdiri dari petani yang rnempunyai atau tidak rnempunyai tanah di daerah yang penduduknya padat.
Menurut Sri Edi Swasono, 1973, transmigrasi memiliki tujuan yaitu untuk menyeimbangkan penyebaran penduduk, memperluas kesempatan kerja, mempercepat lajunya pembangunan daerah, pemerataan sumber daya alam dan sumber daya manusia serta meningkatkan taraf hidup para transmigrasi dan memperkuat ketahanan nasional. Pendapat lain tentang tujuan transmigran menurut Lester R Brown et al, 1982 adalah:
mempertinggi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dengan jalan mengadakan pemindahan penduduk dan suatu daerah (tempat) ke daerah
(19)
12
lainnya, yang ditujukan ke arah pembangunan perekonomian dalam segala lapangan.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa yang menjadi tujuan transmigrasi adalah untuk meratakan sebaran penduduk terutama keluar Pulau Jawa, memberikan bantuan kepada penduduk untuk meningkatkan taraf hidup dibidang pertanian, untuk menumbuhkan daerah-daerah ekonomi dan pertanian yang baru diluar Pulau Jawa, menciptakan lapangan kerja, memanfaatkan sumber-sumber alam serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa agar tercipta suatu pertahanan dan keamanan nasional.
4. Jenis-jenis Transmigrasi
Transmigrasi berdasarkan jenisnya terbagi menjadi 5 yaitu transmigrasi khusus, transmigrasi umum, transmigrasi swakarya, transmigrasi swakarya mandiri, transmigrasi bedol desa, dan transmigrasi PIR (perkebunan inti rakyat). transmigrasi yang dilaksanakan di Kabupaten Tulang Bawang Kabupaten Tulang Bawang transmigrasi umum.
Menurut S. Machmudi Alimin transmigrasi umum adalah
Transmigrasi yang dibiayai oleh pemerintah untuk siapapun yang mau (Warga Negara RI) yang bertempat tinggal di daerah atau pulau yang penduduknya padat
Di Indonesia Transmigrasi umum dilaksanakan dari Pulau Jawa, Madura, dan Bali ke pulau-pulau di luar Pulau Jawa, Madura, dan Bali di wilayah Indonesia, yang diselenggarakan oleh pemerintah, oleh karena itu:
(20)
13
a. Lokasi ditentukan.
b. Dibangun rumah-rumah serta fasilitas umum.
c. Biaya pemindahan dan jaminan hidup selama di tempat baru belum
menghasilkan dijamin oleh negara.
d. Alat pertanian diberi cuma-cuma oleh negara.
Dalam perkembanganya, transmigran sering tidak hanya dikenakan pada imigran yang disponsori pemerintah, tetapi termasuk juga imigran atas inisiatif sendiri khususnya imigrasi dari Jawa, Madura, Bali, dan Lombok ke daerah pemukiman baru diluar pulau-pulau tersebut, transmigrasi yang tidak disponsori oleh pemerintah disebuttransmigrasi swakarya/spontan.
5. Penguasaan Lahan
Penguasaan lahan adalah susunan sebaran, baik mengenai pemilikan (penguasaan formal), maupun penguasaan efektif (garapan operasional) atas sumber-sumber agraria, juga alokasi peruntukannya. (Wirady, 2001).
James C. Ridell menyebutkan bahwa setiap hak senantiasa setidaknya mengandung 3 (tiga) dimensi, yakni dimensi manusia, ruang dan waktu. Selain ada Land Tenure, ada juga Tree Tenure yang terdiri dari sebundel hak terhadap hasil hutan yang berkait dengan tumbuh-tumbuhan di atas tanah yang dapat melekat pada berbagai subjek pada berbagai waktu yang berbeda. Dalam konteks ini, Louise Fortman membagi setidaknya 4 kategori utama, yakni:
(21)
14
1) Hak untuk memiliki atau mewarisi (Right to own or inherit)
Umumnya jenis hak ini dipegang oleh komunitas, namun Fortmann (dalam Raintree, 1987) mencatat bahwa pada sejumlah komunitas hak ini dipegang oleh rumah tangga, meskipun tanahnya tetap dipegang oleh komunitas.
2) Hak untuk menanam (Right to plant).
Suatu klaim (anggota) komunitas atas suatu kepemilikan tanah, pertama-tama akan menanam pohon sebagai petanda klaim simbolik. Pada umumnya, hukum negara (ekternal) tidak mengakui hal ini, namun sangat efektif bagi hubungan internal antara di dalam komunitas.
3) Hak untuk memanfaatkan (Right to use).
4) Hak untuk melepaskan haknya atas pohon (Right of dispose). Hak ini mencakup menebang atau mencabut pohon yang dimiliki.
B.Kerangka pikir
Dalam rangka menyeimbangkan penyebaran penduduk, memperluas kesempatan kerja, mempercepat lajunya pembangunan, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia serta memperkuat ketahanan nasional dilaksanakan program transmigrasi. Lokasi daerah transmigran merupakan wilayah baru yang luas lahan pertanian masih cukup luas dibandingkan dengan di daerah asal, hal ini dapat dibuktikan bahwa transmigrasi setiap kepala keluarga memperoleh lahan seluas 2 hektar ditambah dengan perumahan dan alat-alat pertanian yang menunjang sebelum para transmigran memperoleh hasil dari lahan garapan.
(22)
15
Terciptanya lapangan pekerjaan yang memenuhi angkatan kerja, berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan, apabila ditambahkan dengan luas lahan pertanian yang dimiliki oleh para transmigran. Lapangan pekerjaan yang tersedia dan pendapatan yang cukup membawa implikasi terhadap meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan para transmigran, maka penduduk dari pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok melakukan transmigrasi keluar.
(23)
III. METODELOGI PEINELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode adalah cara utama yang digunakan untuk mengkaji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Dalam hal ini penulis menggunakan metode deskriptif.
Muhammad Nazir mengemukakan berkenaan dengan Metode Deskriptif
Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan daripada penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Metode deskriptif yang digunakan sesuai dengan keadaan daerah yang akan dijadikan objek dalam penelitian, karena pada dasarnya tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui penguasaan lahan transmigran asal Bali di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang tahun 2013.
(24)
17
B. Populasi
Populasi menurut Suharsirni Arikunto, 2006:130, adalah keseluruhan objek penelitian, apabila ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dan manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Hadari Nawawi, 1983;141).
Berdasarkan pengertian populasi diatas, populasi dalam penelitian adalahseluruh kepala keluarga transmigrasi tahun 1978 asal Bali di Kecamatan Banjar Agung
Kabupaten Tulang Bawang yang saatiniberjumlah 49 jiwa.
Dalampenelitianiniseluruhpopulasiditelitimakapenelitianinimerupakanpenelitianp opulasi.
A. Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
VariabelpenelitianmenurutSugiyono (2010:61)
adalahsuatuatributatausifatataunilaidari orang, objekataukegiatan yang
mempunyaivariasitertentu yang
(25)
18
Dalampenelitianinimenggunakanvariabeltunggalyaitupenguasaanlahantransmigra nasal Bali di KecamatanBanjarAgungKabupatenTulangBawangtahun 2013 yang terdiriatas3indikatoryaitupenguasaanlahan yang bertambah, penguasaanlahan yang tetapdanpenguasaanlahan yang berkurang.
2. Defenisi Operasional Variabel
Masri Singarimbun, 1987 berpendapat bahwa:
Defenisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel dengan kata lain definisi variabel adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lainnya yang ingin menggunakan variabel yang sama. (Masri Singarimbun, 1987)
Jadi definisi operasional variabel mengenai penguasaanlahantransmigranasal Bali di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang adalah.
1. Penguasaan lahan transmigrasi asal Bali yang bertambah di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang maksudnya ialah transmigrasi petani memperoleh tanah seluas 2 Ha dari pemerintah pada awal bertransmigrasi, lahan yang diberikan pemeritah bertambah luas atau lahan di daerah tujuan luas nya lebih dari 2 Hasesuai dengan pengolahan lahan yang melihat dari kesuburan tanah yang berdampak kepada lahan di daerah tujuan, menyebabkan pola penguasaan lahan.
2. Penguasaan lahan transmigrasi asal Bali yang tetap di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang, maksudnya ialah lahan yang telah diberikan pemerintah pada awal bertransmigrasi yaitu seluas 2 Ha transmigran
(26)
19
asal Bali tetap mampu mempertahankan lahan yang diberikan pemerintah dengan pengolahan lahan yang baik dan berdampak kepada pola penguasaan lahan.
3. Penguasaan lahan transmigrasi asal Bali yang berkurang di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang, maksudnya ialah lahan yang dimiliki penduduk asal Bali sempit yaitu kurang dan 2 Ha
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mernperoleh data yang diperlukan dalam penelitian yang penulis lakukan akan digunakan alat pengumpul data sebagai berikut:
1. Teknik Wawancara
Teknik wawancara adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan data atau informasi secara langsung dengan subjek yang menjadi penelitian, dalam hal ini penulis menggunakan teknik wawancara langsung dengan para responden yang dipandu dengan kuesioner.
2. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi dipergunakan untuk mendapatkan data sekunder dan primer yang berhubungan dengan data yang diperlukan dalam penelitian ini dan lembaga atau instansi yang terkait data jumlah penduduk di daerah penelitian.
(27)
20
E.Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari jawaban responden dianalisis secara kuantitatif sederhana, dengan analisis distribusi persentase tabel tunggal dan tabel silang. Kemudian data pada tabel diinterpretasikan secara kualitatif yaitu dalam analisis tabulasi silang, mengunakan distribusi persentase dalam tabel sebagai dasar untuk menyimpulkan hubungan antara variabel-variabel penelitiannya. Dalam perhitungan ini, persentase responden untuk setiap kelompok dibuat sedemikian rupa agar mudah melihat hubungan antara dua variabel.
(28)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Penguasaan lahan transmigran asal Bali di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang tahun 2013, dapat diketahui bahwa dari 49 transmigran asal Bali, (49%) menyatakan lahan garapannya bertambah yang didapatkan dari beli secara pribadi dari hasil pengolahan pertanian, sedangkan (16,3%) menyatakan lahan tetap atau transmigran yang berhasil dalam mempertahankan lahan yang diberikan oleh pemerintah sehingga penguasaan lahan tetap di daerah tujuan dan (34,7%) menyatakan lahan berkurang atau transmigran yang berkurang lahannya dikarenakan kurang dalam pemanfaatan sehingga penguasaan atas 2 Ha lahan yang diberikan oleh pemerintah pada awal bertransmigrasi lahan dijual dan diwariskan kepada generasi penerus nya.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada transmigran asal Bali agar dapat mengolah lahannya dengan baik secara intensif sehingga pendapatan meningkat.
(29)
55
2. Diharapkan kepada transmigran asal Bali agar dapat memanfaatkan waktu luang dengan mencari pekerjaan tambahan seperti membuat olahan hasil pertaniannya atau membuat kerajinan tangan dan lain-lain.
3. Diharapkan kepada petani agar dapat mengembangakan usahanya,dengan cara
meningkatkan kualitas dan produktivitasnya sehingga pendapatan semakin bertambah.
4. Diharapkam transmigran asal Bali mempertahankan luas lahan di daerah tujuan untuk transmigran asal Bali yang memiliki lahan yang bertambah dan tetap, yaitu dengan tidak menjual.
5. Diharapkan transmigran asal Bali tidak pindah kedaerah lain, artinya para transmigran asal Bali agar tetap mempertahankan tempat yang telah diberikan pemerintah.
(30)
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta.
Budiyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial. (Bahan ajar). Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Collins Mac Andrew. 1993. Hubungan Pusat Daerah Dengan Pembangunan.
Tiga serangkai.Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Gramedia. LP3ES. Jakarta.
Fadholi Hermanto. 1982. Sumber Pendapatan Kebutuhan Pokok dan Prilaku Menyimpang. Angkasa Jakarta.
Hardjosudarmo Soedigdo. 1997. Transmigrasi Dalam Rangka Pembangunan
Masyarakat di Indonesia. Alumni. Bandung.
HJ. Heeren.1979.Transmigrasi di Indonesia.LP3ES. Jakarta.
Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Jakarta.
Lester R Brown. 1982. Dua Puluh Segi Masalah Kependudukan. Sinar Harapan. Jakarta.
Masri Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survei. Ghalia. Jakarta.
Margono dan Saidiharjo. 1995. Geografi Penduduk dan Kependudukan. Tiga serangkai. Solo.
Mohammad Ali. 1994. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung.
Mohammad Nazir. 1985. metode penelitian. Ghalia.J akarta.
(31)
Nursid Sukmaatmaja.1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis
Keruangan. Angkasa. Bandung.
PPSM (Pusat Pembinaan Sumberdaya Manusia). 1987. Pemantapan Usaha
Pembangunan di Daerah Transmigrasi. Jakarta.
S. Machmidi Alimins. 2006. Geografi dan Kependudukan. Armaika. Bandung
Said Rusli. 1986. Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3ES. Jakarta.
Sri Edi Swasono. 1986. Kependudukan, Kolonialisasi dan Transmigrasi.
LP3ES.Jakarta
Sudarmi. 2005. Geografi Regional Indonesia (Diktat). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Gajah Mada University. Jogjakarta.
Sumadi dan Bambang Sumitro. 1989. Geografi Regional Indonesia (Diktat). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung
Sumitro Hadikusumo. 1994. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan
Pendapatan. Inti Indayu Nasional. Jakarta.
Supeno. 1984. IPS Geografi Kependudukan. Tiga Serangka. Jakarta
Trisnaningsih. 2006. Demografi Teknik (Buku Ajar). Universitas lampung. Bandar Lampung.
(1)
asal Bali tetap mampu mempertahankan lahan yang diberikan pemerintah dengan pengolahan lahan yang baik dan berdampak kepada pola penguasaan lahan.
3. Penguasaan lahan transmigrasi asal Bali yang berkurang di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang, maksudnya ialah lahan yang dimiliki penduduk asal Bali sempit yaitu kurang dan 2 Ha
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mernperoleh data yang diperlukan dalam penelitian yang penulis lakukan akan digunakan alat pengumpul data sebagai berikut:
1. Teknik Wawancara
Teknik wawancara adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan data atau informasi secara langsung dengan subjek yang menjadi penelitian, dalam hal ini penulis menggunakan teknik wawancara langsung dengan para responden yang dipandu dengan kuesioner.
2. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi dipergunakan untuk mendapatkan data sekunder dan primer yang berhubungan dengan data yang diperlukan dalam penelitian ini dan lembaga atau instansi yang terkait data jumlah penduduk di daerah penelitian.
(2)
20
E.Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari jawaban responden dianalisis secara kuantitatif sederhana, dengan analisis distribusi persentase tabel tunggal dan tabel silang. Kemudian data pada tabel diinterpretasikan secara kualitatif yaitu dalam analisis tabulasi silang, mengunakan distribusi persentase dalam tabel sebagai dasar untuk menyimpulkan hubungan antara variabel-variabel penelitiannya. Dalam perhitungan ini, persentase responden untuk setiap kelompok dibuat sedemikian rupa agar mudah melihat hubungan antara dua variabel.
(3)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Penguasaan lahan transmigran asal Bali di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang tahun 2013, dapat diketahui bahwa dari 49 transmigran asal Bali, (49%) menyatakan lahan garapannya bertambah yang didapatkan dari beli secara pribadi dari hasil pengolahan pertanian, sedangkan (16,3%) menyatakan lahan tetap atau transmigran yang berhasil dalam mempertahankan lahan yang diberikan oleh pemerintah sehingga penguasaan lahan tetap di daerah tujuan dan (34,7%) menyatakan lahan berkurang atau transmigran yang berkurang lahannya dikarenakan kurang dalam pemanfaatan sehingga penguasaan atas 2 Ha lahan yang diberikan oleh pemerintah pada awal bertransmigrasi lahan dijual dan diwariskan kepada generasi penerus nya.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada transmigran asal Bali agar dapat mengolah lahannya dengan baik secara intensif sehingga pendapatan meningkat.
(4)
55
2. Diharapkan kepada transmigran asal Bali agar dapat memanfaatkan waktu luang dengan mencari pekerjaan tambahan seperti membuat olahan hasil pertaniannya atau membuat kerajinan tangan dan lain-lain.
3. Diharapkan kepada petani agar dapat mengembangakan usahanya,dengan cara meningkatkan kualitas dan produktivitasnya sehingga pendapatan semakin bertambah.
4. Diharapkam transmigran asal Bali mempertahankan luas lahan di daerah tujuan untuk transmigran asal Bali yang memiliki lahan yang bertambah dan tetap, yaitu dengan tidak menjual.
5. Diharapkan transmigran asal Bali tidak pindah kedaerah lain, artinya para transmigran asal Bali agar tetap mempertahankan tempat yang telah diberikan pemerintah.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta.
Budiyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial. (Bahan ajar). Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Collins Mac Andrew. 1993. Hubungan Pusat Daerah Dengan Pembangunan. Tiga serangkai.Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia. LP3ES. Jakarta.
Fadholi Hermanto. 1982. Sumber Pendapatan Kebutuhan Pokok dan Prilaku Menyimpang. Angkasa Jakarta.
Hardjosudarmo Soedigdo. 1997. Transmigrasi Dalam Rangka Pembangunan Masyarakat di Indonesia. Alumni. Bandung.
HJ. Heeren.1979.Transmigrasi di Indonesia.LP3ES. Jakarta.
Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Jakarta.
Lester R Brown. 1982. Dua Puluh Segi Masalah Kependudukan. Sinar Harapan. Jakarta.
Masri Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survei. Ghalia. Jakarta.
Margono dan Saidiharjo. 1995. Geografi Penduduk dan Kependudukan. Tiga serangkai. Solo.
Mohammad Ali. 1994. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung.
Mohammad Nazir. 1985. metode penelitian. Ghalia.J akarta.
(6)
Nursid Sukmaatmaja.1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Angkasa. Bandung.
PPSM (Pusat Pembinaan Sumberdaya Manusia). 1987. Pemantapan Usaha Pembangunan di Daerah Transmigrasi. Jakarta.
S. Machmidi Alimins. 2006. Geografi dan Kependudukan. Armaika. Bandung Said Rusli. 1986. Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3ES. Jakarta.
Sri Edi Swasono. 1986. Kependudukan, Kolonialisasi dan Transmigrasi. LP3ES.Jakarta
Sudarmi. 2005. Geografi Regional Indonesia (Diktat). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Gajah Mada University. Jogjakarta.
Sumadi dan Bambang Sumitro. 1989. Geografi Regional Indonesia (Diktat). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung
Sumitro Hadikusumo. 1994. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan. Inti Indayu Nasional. Jakarta.
Supeno. 1984. IPS Geografi Kependudukan. Tiga Serangka. Jakarta
Trisnaningsih. 2006. Demografi Teknik (Buku Ajar). Universitas lampung. Bandar Lampung.