1
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH
Kebutuhan masyarakat berkembang setaraf perkembangan zaman, kebutuhan dibidang ekonomi khususnya dan membutuhkan fasilitas yang dapat
menunjang aktifitas ekonomi masyarakat. Pertumbuhan berkembang ini dilihat oleh bank sebagai peluang, untuk menjawab tuntutan akan kebutuhan
penyimpanan dana, dan pinjaman dana maupun invetasi masyarakat. Pelayanan bank juga terkait erat dengan tingkat perkembangan masyarakat sebagai
konsumen jasa perbankan. Masyarakat dengan tingkat social ekonomi yang rendah tidak terlalu menuntut yang berlebihan terhadap jasa perbankan,
berkebalikan dengan masyarakat yang ada pada taraf menengah lebih komplek dan tinggi, mereka yang berkelebihan dana.
Jika menelusurin sejarah dari termi nologi “bank”, bahwa kata bank berasal
dari bahasa Itali “banca”, yang berarti bence, yaitu suatu bangku tempat duduk.
2
Sebab, pada zaman pertengahan pihak bankir italy yang memberikan pinjaman- pinjaman, melakukan usahanya dengan duduk di bangku-bangku halaman pasar
1
. Dalam perkembangan dewasa ini, istiah bank dimaksudkan sebagai jenis
pranata finansial yang melaksanakan jasa-jasa keuangan yang cukup beraneka ragam, seperti pinjaman, memberi pinjaman, mengedarkan mata uamg,
mengadakan pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, dan membiayai usaha-usaha perusahaan.
Mereka akan cukup puas apabila bank tempat mereka meyimpan uangnya aman. Nasabah yang tingkat sosialnya lebih tinggi akan menuntut pelayanan yang
memadai selain faktor aman yang menjadi kunci terciptanya kepercayaan nasabah. Sedangkan sebagian yang lain barangkali akan memberikan tuntutan
agar bank tidak hanya menyediakan jasa layanan yang konvensional yang dapat diberikan setiap bank, namun mereka menuntut agar bank dapat memberikan nilai
tambah sehingga nasabah dapat menikmati tidak sekedar bunga tetapi juga jaminan apabila mereka mendapatkan musibah dan nilai tambah lainnya.
Setiap produk memiliki batas daur hidup, tidak terkecuali produk perbankan. Untuk itu perbankan senantiasa dituntut mampu menghasilakn produk
sesuai dengan tuntutan kebutuhan nasabahnya. Dalam membangun produk baru, perbankan dapat hanya dengan menggunakan sumberdaya yang dimilikinya saja
tetapi juga dapat dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di luar perusahaan
1
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, Buku I, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hal. 13.
3
dengan cara menjalin kerjasama dalam bentuk aliansi strategis. Salah satu bentuk kerjasama yang sekarang ini sedang marak di Indonesia adalah bentuk aliansi
pemasaran antara perusahaan perbankan dengan perusahaan asuransi. Kerjasama dalam memasarkan produk perbankan dan produk asuransi ini kemudian dikenal
dengan istilah bancassurance. Bancassurance berawal dari di Prancis pada awal
1990an. Secara sederhana, bancassurance adalah suatu bentuk kejasama antara bank dengan asuransi
2
. Menurut Pasal 6 Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan Jo
Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank umum
3
yaitu ; “Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan
dengan itu,
Memberikan kredit,
Menerbitkan surat pengakuan hutang, Membeli, menjual, atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya: 1 Surat- surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank
yang masa berlakunya lebih lama daripada kebiasan dalam perdagangan surat-surat dimaksud, 2 Surat
pengakuan utang dan dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam
perdagangan surat-surat yang dimaksud, 3 Kertas pembedaharaan negara dan surat jaminan pemerintah,
4 Sertifikat Bsnk Indonesia SBI, 5 Obligasi, 6 Surat dagangan berjangka waktu sampai 1 tahun, 7 Intrumen
2
Ricardo Simanjuntak,
Tinjauan Hukum
Bancassurance di
Indonesia, http:www.hukumonline.comberitabacahol9446tinjauan-hukum-ibancassurancei-di-indonesia,
di akses pada tanggal 24 Oktober 2013, Pada Pukul 21:55.
3
Lihat Pasal 6 Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan Jo Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang
selanjutnya akan disebut UU Perbankan.
4
surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun. Memindahkan uang baik untuk kepentingan
sendiri maupun
untuk kepentingan
nasabah, Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau
meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun
dengan dengan wesel rujuk, cek, atau sarana lainnya, Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga
dan melakukan perhitungan dengan atau antarpihak ketiga, Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan
surat berharga, Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak,
Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnyadalam bentuk surat berharga yang tidak
tercatat di bursa efek, Melakukan kegiatan ajang piutang, usaha kartu kridit, dan kegiatan wali amanat,
Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
”
Pada perkembangan yang modern ini dari pihak perbankan juga menawarkan produk investasi kepada nasabah bank, karena program investasi
pada zaman sekarang terpopuler di masyarakat. Namun dari produk investasi tersebut dapat timbul masalah antara bank dengan nasabah. Permasalahan hukum
sebagai salah satu yang akan diangkat adalah antara PT. Bank Century, PT. Antaboga Delta Sekuritas, Tbk dengan 27 nasabah investasinya. Kasus ini telah
diputuskan oleh Mahkamah Agung melalui putusan MA No. 2838KPdt2011. Pada putusan MA mengalami kendala dalam eksekusinya. Sehingga hak yang
semestinya diperoleh nasabah tidak dapat dipenuhi, dengan berpendapat pentingnya perlindungan hukum bagi nasabah investasi. Dengan demikian,
perlindungan hukum dapat diartikan dengan segala upaya pemerintah untuk
5
menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada warganya agar hak-haknya sebagai seorang warganegara tidak dilanggar, dan bagi
yang melanggarnya akan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku
4
.
Penulis ingin mengajukan judul skripsi : “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH INVESTASI Studi Kasus
Putusan MA No. 2838KPDT2011”
Investasi mempunyai dua pengertian, yaitu investasi langsung direct investment dan investasi tidak langsung indirect investment. Investasi langsung
yaitu Penanaman modal secara langsung ini dilakukan baik berupa mendirikan perusahaan patungan joint venture company dengan mitra lokal, dengan
melakukan kerjasama operasi joint operation tanpa membentuk perusahaan baru, dengan mengkonversikan pinjaman menjadi penyertaan mayoritas dalam
perusahaan lokal, dengan memberikan bantuan teknis dan manajerial technical and management assistance, dengan memberikan lisensi dll, sedangkan investasi
tidak langsung yaitu yang termasuk dalam penanaman modal tidak langsung ini mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar uang. Penanaman modal
tersebut disebut penanaman modal jangka pendek karena pada umumnya mereka melakukan jual beli saham danatau mata uang dalam jangka waktu yang relatif
4
Harian Republika, Pemegang Paten Perlu Perlindungan Hukum, Tanggal 24 Mei 2004.
6
singkat tergantung fluktuasi nilai saham danatau mata uang yang hendak mereka perjual-belikan.
5
Di dalam kegiatan perbankan sendiri dikenal beberapa asas, yaitu 1.
Asas demokrasi ekonomi 2.
Asas Kepercayaan Fiduciary Principle 3.
Asas Kerahasiaan Confidential Principle 4.
Asas Kehati-hatian Prudential Principle Mengenai apa yang di maksud prinsip kehati-hatian sebagaimana
disebutkan dalam ketentuan Pasal 2 UU Perbankan tidak ada penjelasannya secara resmi, tetapi kita dapat mengemukakan bahwa bank dan orang-orang yang terlibat
di dalamnya, terutama dalam membuat kebijaksanaan dan menjalankan kegiatan usahanya wajib menjalankan tugas dan wewenangnya secara cermat, teliti dan
profesional sehingga memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Dalam sistem hukum perbankan Indonesia, pihak nasabah dibiarkan terlunta-lunta tanpa ada
perlindungan yang predictable dan reasonable, yang sering dikeluhkan terus- menerus adalah tidak adanya atau kurangnya perlindungan terhadap nasabah jika
berhubungan dengan bank, baik nasabah debitur maupun nasabah deposan. Kondisi ini menunjukan bahwa kedudukan nasabah masing-masing bank sangat
tidak terlindungi oleh hukum, kedudukan nasabah bank bahkan sering tidak banyak mendapat sorotan dari masyarakat dan kurang mendapat tanggapan dari
pihak yang berwenang. Permasalah yang diangkat dalam penelitian hukum ini
5
Ana Rokhmatussa’dyah, Suratman, ringkasan buku hukum investasi dan pasar modal. diktat
7
adalah kasus antara Bank Century melawan 27 nasabah investasi reksadana, yang terjadi di Pengadilan Negeri Surakarta.
Awal mula terjadinya kasus Bank Century adalah mengalami kalah kliring pada tanggal 18 November 2008. Kalah kliring adalah suatu terminologi yang
dipahami oleh semua masyarakat untuk menggambarkan adanya defisit suatu bank. Sementara kliring itu sendiri adalah pertukaran data keuangan elektronik
antar peserta kliring baik atas nama peserta atau klien yang mereka peroleh pada waktu tertentu. Setelah 13 November 2008, pelanggan Bank Century tidak dapat
mengambil atau melakukan transaksi dalam bentuk devisa, tidak dapat melakukan kliring, bahkan untuk mentransfer pun tidak mampu. Bank hanya dapat
melakukan transfer uang ke tabungan. Jadi uang tidak bisa keluar dari bank. Hal ini terjadi pada semua pelanggan Bank Century.
Jenis reksa dana yang dijual oleh Bank Century yaitu Dana Tetap Terproteksi Code bilyet DD dan Dicretionery fund code bilyet BB, dari Pihak
Bank Century mengatakan produk ini aman dan sangat menguntungkan bagi para nasabah. Faktor kepercayaan nasabah kepada Pihak Bank, menjadi salah satu
dasar para nasabah Bank Century percaya dan membeli produk investasi reksa dana tersebut. Penjualan produk reksa dana tersebut terdapat pihak ketiga yaitu
salah satunya adalah PT. Antaboga Delta Sekuritas yang bekerjasama dengan Bank Century. Penjualan produk investasi sesuai dengan intruksi Direksi PT.
Bank Century pusat Jakarta. Permasalah timbul awal bulan November 2008, pada saat pencairan produk investasi reksa dana, kenyataan yang terjadi investasi reksa
dana tersebut yang di keluarkan oleh Bank Century tidak bisa dicairkan atau tidak
8
bisa diuangkan. Nasabah dirugikan karena mereka banyak menyimpan uang di Bank tersebut tidak dapat memperloleh dananya kembali. Fakta lain muncul,
Bank Century memperjualbelikan produk investasi ilegal. Alasannya adalah investasi yang dipasarkan oleh Bank Century tidak terdaftar di Bapepam-LK.
Sedangkan manajemen Bank Century pun mengetahui bahwa produk investasi yang mereka jual adalah ilegal. Hal tersebut menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi nasabah Bank Century, dan uang para nasabah pun tidak dapat dicairkan.
Pada dasarnya Nasabah Bank Century merasa tidak terikat dengan PT. Antaboga Deltas Sekuritas karena nasabah melakukan transaksi secara sah di
loket Bank Century dengan semua petugas Bank tanpa terkecuali. Nasabah melakukan transaksi investasi reksa dana dari tahun 2002 sampai tahun 2008,
kurang lebih dalam jangka waktu 6 tahun. Dalam kurun waktu yang lama para nasabah setiap transaksi mendapat bilyet konfirmasi sebagai tanda terimanya.
Adapun jumlah kerugian pokok para nasabah investasi sebesar Rp 38. 937.000.000,00 tiga puluh delapan miliyard sembilan ratus tiga puluh tujuh juta
rupiah dengan perincian sebagai berikut ;
Tabel 1. DAFTAR KERUGIAN DANA POKOK PARA NASABAH INVESTASI REKSADANA
No. Identitas Nasabah Investasi
Bukti Daftar Kerugian
Dana Pokok Para Konsumen
1. GO LINAWATI
Bilyet No. DD 806875. No. Ref :
1302. GLW236 Rp 450.000.000,00
empat ratus lima puluh juta rupiah
9
2.
ERWIN SUPANDI .
Bilyet No. DD 806681. No. Ref :
1300. ERS147 Rp 300.000.000,00
tiga ratus juta rupiah
3.
WS. DJIE CHANDRA KRISADJI HARGONO
. Bilyet No. DD
806855. No. Ref : 1302. YPT001
Rp 180.000.000,00 seratus delapan puluh
juta rupiah
Bilyet No. DD 806856. No. Ref :
1302. YPT001 Rp 199.000.000,00
seratus sembilan pulus sembilan juta
rupiah
Bilyet No. DD 807283. No. Ref :
1302. YPT001 Rp 625.000.000,00
enam ratus dua puluh lima juta rupiah
Bilyet No. DD 806856. No. Ref :
1302.YPT001 Rp 228.000.000,00
dua ratus dua puluh delapan juta rupiah
Total kerugian : Rp 1.232.000.000,00
satu miliyard dua ratus tiga puluh dua
juta rupiah
4.
PAULIN CHIARIEF
Bilyet No. DD 807097. No. Ref :
1302.PCA014 Rp 500.000.000,00
lima ratus juta rupiah
Bilyet No. DD 807187. No. Ref :
1302.PCA014 Rp 400.000.000,00
empat ratus juta rupiah
Total kerugian : Rp 900.000.000,00
sembilan ratus juta rupiah
5. HERMAWAN SASMITA
Bilyet No. DD 806742. No. Ref :
1300.HMS077 Rp 200.000.000,00
dua ratus juta rupiah
Bilyet No. BB 937617. No. Ref :
1300.HMS077 Rp 450.000.000,00
empat ratus lima puluh juta rupiah
Bilyet No. BB 937846. No. Ref :
1300.HMS077 Rp 150.000.000,00
seratus lima puluh juta rupiah
Total kerugian : Rp 800.000.000,00
delapan ratus juta rupiah
6.
Ir. AZAM HISYAM
Bilyet No. DD 806771. No. Ref :
Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah
10
1300.AZH016 Bilyet No. DD
806822. No. Ref : 1300.AZH016
Rp 600.000.000,00 enam ratus juta
rupiah
Bilyet No. DD 806823. No. Ref :
1300. AZH016 Rp 600.000.000,00
enam ratus juta rupiah
Bilyet No. DD 806824. No. Ref :
1300. AZH016 Rp 350.000.000,00
tiga ratus lima puluh juta rupiah
Bilyet No. DD 807781. No. Ref :
1300. AZH016 Rp 125.000.000,00
seratus dua puluh lima juta rupiah
Bilyet No. DD 807782. No. Ref :
1300. AZH016 Rp 187.000.000,00
seratus delapan puluh tujuh juta rupiah
Total Kerugian : Rp 2.162.000.000,00
dua miliyard seratus enam puluh dua juta
rupiah
7. CHIA NAY TJIANG
AKANGH SADIKIN Bilyet No. DD
806807. No. Ref : 1302. CNT171
Rp 100.000.000,00 seratus juta rupiah
Bilyet No. DD 806976. No. Ref :
1302. CNT171 Rp 500.000.000,00
lima ratus juta rupiah
Bilyet No. DD 807003. No. Ref :
1302. CNT171 Rp 150.000.000,00
Seratus lima puluh juta rupiah
Bilyet No. DD 807086. No. Ref :
1302. CNT171 Rp 200.000.000,00
dua ratus juta rupiah
Bilyet No. DD 807231. No. Ref :
1302. CNT171 Rp 200.000.000,00
dua ratus juta rupiah
Total Kerugian : Rp 1.150.000.000,00
satu miliyard seratus lima puluh juta
rupiah
8. SETYO BUDI
. Bilyet No. DD
807028. No. Ref : 1302. STB205
Rp 2.000.000.000,00 dua miliyard rupiah
Bilyet No. DD 807416. No. Ref :
Rp 1.000.000.000,00 satu miliyard rupiah
11
1302. STB205 Bilyet No. DD
807432. No. Ref : 1302. STB205
Rp 500.000.000,00 lima ratus juta
rupiah
Total Kerugian : Rp 3.500.000.000,00
tiga miliyard lima ratus juta rupiah
9.
RETNO FATMAWATI BUDHIHARTONO
Bilyet No. DD 806960. No. Ref :
1300. RFT017 Rp 500.000.000,00
lima ratus juta rupiah
Bilyet No. DD 807266. No. Ref :
1300. RFT017 Rp 500.000.000,00
lima ratus juta rupiah
Bilyet No. DD 807415. No. Ref :
1300. RFT017 Rp 100.000.000,00
seratus juta rupiah
Total Kerugian : Rp 1.100.000.000,00
satu miliyard saratus juta rupiah
10. INDAH YUNITAWATI Bilyet No. DD