21
4.1.1. Aktivitas Aktor Rantai Nilai
Aktivitas dalam rantai nilai komoditas kopra dimulai dengan aktivitas yang dilakukan oleh petani, dilanjutkan oleh pedagang pengepulpengumpul,
diolah oleh perusahaan pengolahan dalam hal ini PT. Cargill Indonesia Amurang, dengan tujuan akhirnya adalah konsumen.
Petani Kopra
Aktivitas pertama, menjelaskan tentang penyediaan input oleh petani yaitu
penanaman kelapa, pemeliharaan tanaman, pemanenan kelapa, dan pemeliharaan lahan perkebunan.
1. Penanaman Kelapa
Bibit kelapa yang dibutuhkan untuk 1 hektar lahan kelapa adalah 125 bibit.
Dari pembukaan lahan perkebunan sampai penanaman kelapa
membutuhkan tenaga kerja 10 orang per 1 hektar selama 2 hari kerja. 2.
Pemeliharaan Tanaman
Pemupukan tanaman sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Pupuk yang biasanya digunakan petani adalah pupuk kandang.
Selain tidak mengeluarkan biaya dalam pengadaannya, pupuk kandang juga sangat mudah didapat.
Penyiraman dan pengairan. Penyiraman dilakukan pada musim kemarau
untuk mencegah kekeringan.
Pemeliharaan tanaman kelapa dilakukan oleh tenaga kerja sebanyak 4 orang per 1 hektak lahan kelapa. Setiap tahun pemeliharaan tanaman
dilakukan 4 kali.
22
3. Pemanenan Kelapa
Pohon kelapa mulai berbuah pada umur 5 tahun dan mulai dipanen pada umur 6 tahun. Petani memanen kelapa setiap 3 bulan sekali atau dalam setahun
terdapat empat kali pemanenan. Masa puncak produksi kelapa jenis kelapa dalam pada umur 20 tahun. Pemanenan kelapa dilakukan dengan cara
memanjat. Kelapa mampu berproduksi sebanyak 12.870 butir buah per hektar setiap tahun. Kualitas pohon kepala sangat mempengaruhi banyaknya buah
kelapa yang dihasilkan. Pemanenan kelapa sampai pengolahan kopra dilakukan oleh petani pemilik lahan dan buruh tani.
4. Pemeliharaan lahan perkebunan
Pemeliharaan lahan perkebunan kelapa dengan cara pembersihan disekitar pohon kelapa dan pengelupasan batang pohon kelapa yang rusak. Pembersihan
lahan dilakukan petani empat kali dalam setahun setara dengan proses pengolahan kopra. Pembersihan lahan menggunakan tenaga kerja upahan.
Apabila lahan perkebunan kelapa kotor, maka hasil yang diperoleh sangat sedikit. Jika ada pohon kelapa yang rusak sehingga buahnya berkualitas buruk
maka dilakukan pengelupasan batang kelapa sepanjang 10cm, 3-4 bulan setelah dikupas pohon kelapa akan menghasilkan buah kelapa yang
berkualitas. Pemeliharaan yang dilakukan oleh petani bertujuan agar buah kelapa yang dihasilkan banyak dan kualitasnya bagus. Sehingga pada saat
pembuatan kopra, kopra yang dihasilkan berkualitas tinggi juga.
Aktivitas kedua, yang dilakukan petani kopra meliputi transformasi input menjadi output atau pengolahan kopra. Yang diteliti dalam penelitian ini
23
adalah pengolahan kopra asapan atau kopra hitam. Input pada aktivitas ini adalah buah kelapa yang sudah dipanen, tenaga kerja, alat-alat berupa
pengupas sabut kelapa, pencungkil kopra, pemotong kopra, dan tungku pengasapan kopra. Dan output setelah dilakukan proses pengolahan adalah
kopra. Petani kopra pemilik lahan dalam proses pembuatan kopra mempekerjakan 3
– 4 buruh tani per 1 hektar lahan kelapa. Produksi kopra oleh dilakukan setiap tiga bulan sekali sama dengan waktu pemanenan kelapa.
Buah kelapa yang siap dijadikan kopra adalah buah kelapa yang sudah tua. Dalam 1 kg kopra membutuhkan 4 biji kelapa. Biasanya petani dapat
menghasilkan kopra sebanyak 3 ton per hektar setiap tahun. Selanjutnya aktivitas pembuatan kopra. Waktu yang dibutuhkan petani kopra
dalam proses pembuatan kopra dari memanen buah kelapa sampai menghasilkan kopra adalah 3- 4 hari. Langkah
– langkahnya sebagai berikut:
Pertama, pengupasan sabut kelapa menggunakan alat pengupas yang ditanjapkan ketanah sehingga mempermudah pengupasan sabut kelapa. Sabut
kelapa yang telah dipisahkan dengan buahnya tidak langsung dibuah karena akan digunakan sebagai bahan pengasapan kopra.
Kedua, pembelahan buah kelapa. Buah kelapa yang sudah dikupas kemudian
di belah menjadi dua bagian menggunakan parang.
Ketiga, proses pengeringan kopra. Proses pengeringan adalah salah satu tahap penanganan pasca panen yang sangat mempengaruhi mutu kopra untuk
mencapai tingkat kadar air yang diinginkan. Petani kopra di Desa Tenga
24
melakukan proses pengeringan dengan cara pengasapan. Cara ini sudah lama digunakan dan merupakan budaya produksi di Desa Tenga. Proses pengasapan
masih menggunakan alat tradisional yaitu tungku pengasapan atau rumah asap yang terbuat dari bamboo, papan, dan daun kelapa. Setelah semua buah kelapa
yang sudah dibelah diatur ditempat pengasapan. Bahan untuk pengasapan menggunakan sabut kelapa yang dibakar dibawah tungku pengasapan.
Proses keempat setelah pengasapan selesai adalah pemisahan batok kelapa dan
daging buah. Pelepasan daging buah kelapa dilakukan dengan hati-hati agar supaya daging buah tidak hancur. Setelah daging buah sudah dipisahkan
dengan batok kelapanya, daging buah tersebut dipotong-potong.
Proses terakhir pengepakan kopra dalam karung, satu karung kopra berisi 70- 75 kg kopra. Selanjutnya kegiatan yang berhubungan dengan penjualan dan
penerimaan kopra dari petani ke pedagang pengepul. Kualitas kopra dari petani kopra berkadar air 10.
Dalam proses produksi kopra ada masalah yang dihadapi oleh petani kopra adalah kurangnya buruh tani yang bersedia memproduksi kopra. Karena
pendapatan yang dihasilkan sangat sedikit akibat dari anjloknya harga kopra. Selain itu terdapat produk gagal dalam produksi kopra yang dilakukan.
25
Berikut adalah diagram proses pembuatan kopra dengan metode pengasapan:
Gambar 4.2 Diagram Proses Produksi Kopra Dengan Metode Pengasapan Sumber Data Primer, 2014
Buah kelapa
pengupasan
pembelahan
pengasapan
Pelepasan daging
Pemotongan
Penimbangan
KOPRA
Sabut kelapa
Air kelapa
tempurung
26
Berikut merupakan tabel aktivitas proses transformasi dalam rantai nilai komoditas kopra.
Tabel 4.4 Aktivitas Proses Transformasi Dalam Rantai Nilai Komiditas Kopra
Unsur – unsur
Keterangan
Luas lahan 1 ha
Jumlah satuan tanam 125 pohon kelapa
Usia mulai berbuah 5 tahun
Usia mulai panen 6 tahun
Jeda panen pertama ke panen berikutnya
3 bulan
Jumlah panen dalam satu tahun 4 kali
Total keseluruhan panen per tahun
12.870 butir kelapa
Buah per kg kopra 4 butir
Jumlah produksi kopra per tahun 4 kali
Total produksi kopra per tahun 3.3 ton
Sumber Data Primer, 2014
27
Aktivitas ketiga, yang dilakukan oleh petani kopra adalah melakukan aktivitas
pemasaran kopra dengan pedagang pengepul setempat. Petani kopra memperoleh informasi mengenai harga dan kuantitas pembelian dari pedagang
pengepul. Jika sudah terjadi kesepakatan harga dan kuantitas kopra, petani siap mengangkut kopra dari tempat produksi kopra ke tempat pedagang
pengepul. Sistem pembayaran ang dipakai adalah cash. Masalah yang dihadapi petani dalam aktivitas ini, petani tidak dapat menentukan harga kopra
yang mereka inginkan karena harga kopra sudah ditentukan oleh pasar. Dalam hal ini petani hanya berada pada posisi penerima harga price taker dan
bukan sebagai penentu harga price maker. Petani kopra dalam memasarkan kopranya pada pedagang pengepul langganan mereka. Tetapi juga pedagang
pengepul tidak sanggup membayar, petani kopra akan berpindah ke pedagang pengepul lain. Petani kopra harus mampu memberikan layanan terbaik kepada
konsumen dalam hal ini pedagang pengepul untuk mempertahankan nilai dari kopra itu sendiri. Pelayanan yang diberikan oleh petani kopra kepada
pedagang pengepul adalah dengan menyediakan produk tepat waktu dan kualitas yang baik. Kendala yang dihadapi petani kopra dalam memberikan
layanan kepada pedagang pengepul adalah kurangnya produksi kopra karena pendapatan yang diperoleh petani tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.
Hal tersebut disebabkan anjoknya harga kopra.
28
Menurut Springer-Heiinze 2008 rantai nilai memiliki proses utama dan kegiatan spesifik masing-masing pelaku. Dalam rantai nilai komoditas kopra,
petani kopra berfungsi sebagai penyedia masukan utama yaitu kelapa untuk diolah menjadi kopra dan sebagai pemasok kopra ke pedagang pengepul. Petani
memberikan perlakuan terhadap kelapa mentah untuk diolah menjadi produk yang bernilai tambah yaitu kopra. Petani kopra sebagai penyedia masukan dan pemasok
kopra memulai aktivitasnya dari pembudidayaan tanaman kelapa, pemanenan kelapa, sampai kepada pengolahan kelapa menjadi kopra.
Petani kopra mengolah kelapa mentah menjadi kopra menggunakan metode pengasapan, dimana metode tersebut merupakan budaya produksi yang
sudah turun-menurun. Aktivitas terakhir yang dilakukan oleh petani adalah memasarkan hasil produksi kopra mereka ke pedagang pengepul.
Pedagang Pengepul
Pedagang pengepul merupakan distributor kopra dari penyedia masukan ke
perusahaan pengolahan. Aktivitas pertama yang dilakukan oleh pedagang
pengepul adalah melakukan kesepakatan harga dan kuantitas kopra dengan petani. Harga yang disepakati adalah harga sesuai pasar. Kopra diperoleh
pedagang pengepul dari petani setempat. Aktivitas kedua yang dilakukan oleh pedagang pengepul adalah membeli
kopra, pedagang pengepul menunggu kopra masuk dan melakukan penimbangan. Pedagang pengepul menyediakan gudang untuk menampung
kopra dari petani. Kopra yang masuk ke pedagang pengepul setiap harinya
29
adalah 5 ton. Kualitas kopra dari petani dilihat dari kadar airnya yaitu 10. Kopra yang dari petani dikeringkan lagi menggunakan sinar matahari untuk
menurunkan kadar air kopra karena semakin kecil kadar air semakin berkualitas kopra yang dihasilkan. Masalah yang dihadapi oleh pedagang
pengepul dalam hubungannya dengan petani kopra adalah terdapat kopra yang basah.
Aktivitas terakhir yang dilakukan pedagang pengepul adalah menjual kopra ke perusahaan pengolahan yaitu PT.Cargill Indonesia Amurang. Penjualan
dilakukan perhari apabila persediaan kopra banyak. Masalah yang dihadapi pedagang pengepul dalam hubungannya dengan PT.Cargill Indonesia
Amurang adalah jika persediaan kopra sedikit penjualan dilakukan perminggu. Pedagang pengepul harus memberikan layanan kepada petani kopra sebagai
produsen kopra dan juga kepada perusahaan pengolahan sebagai konsumen. Penyediaan layanan bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai
produk. Layanan yang diberikan pedagang pengepul kepada petani kopra adalah membayar kopra tepat waktu sesuai dengan harga pasar. Kopra yang
dibawa ke pedagang pengepul dibayar secara tunai. Pelayanan yang diberikan pedagang pengepul kepada perusahaan pengolahan adalah memberikan
produk yang berkualitas, yaitu kopra kering yang berkadar air rendah yaitu 7.
Pedagang pengepul merupakan salah satu pelaku dalam rantai nilai komoditas kopra. Pedagang pengepul adalah pihak perantara dari pemasok kopra
30
dan perusahaan pengolahan. Pedagang pengepul melakukan pengendalian kualitas kopra dengan cara mengeringkan kembali kopra yang dibeli dari petani untuk
mendapatkan kadar air yang lebih rendah, selain itu juga pedagang pengepul melakukan pengepakan kopra. Hal tersebut dilakukan agar kopra yang akan dijual
ke perusahaan pengolahan memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. Sehingga harga jual kopra ditingkat pedagang pengepul lebih tinggi dibandingkan ditingkat
petani. Setelah melakukan pengepakan, kopra dijual ke perusahaan pengolahan PT. Cargill Indonesia Amurang.
Perusahaan Pengolahan PT. Cargill Indonesia Amurang
Kopra yang dibeli merupakan produk industri karena dibeli oleh perusahaan untuk diproses lebih lanjut dan digunakan untuk bisnis. Kegiatan yang
dilakukan PT.Cargill Indonesia Amurang mulai dari penerimaan kopra, pengolahan, sampai pada penjualan ke konsumen akhir. PT.Cargill berperan
penting dalam penentuan harga kopra pada petani kopra. Petani kopra dan pedagang pengepul kopra bisa memasukkan kopra ke
PT.Cargill, tapi harus mengikuti prosedurnya. Adapun tahapan yang harus diikuti pemasok saat memasukkan kopra ke PT. Cargill, yaitu yang pertama
pemasok harus melakukan pendaftaran, dilanjutkan dengan penimbangan, setelah itu dilakukan cek kualitas termasuk kandungan air pada kopra. Tahap
terakhir adalah pendaftaran untuk dilakukan pembayaran. Setiap bulan, PT.Cargill Indonesia Amurang mampu menerima kopra sebanyak 3000
– 3500 ton.
31
Di PT. Cargill Indonesia Amurang setiap kopra yang masuk akan dilakukan tes kualitas kopra. Kualitas kopra yang baik memiliki kadar air kurang dari
10. PT.Cargill Indonesia Amurang melalui proses produksi dengan bahan baku utama kopra menghasilkan produk utama, yaitu CNO Cruide Coconut
Oil dan produk samping yaitu CXP bungkil kopra.
Berikut adalah alur proses produksi pada PT. Cargill Indonesia – Copra
Crushing Plant Amurang.
Sumber: HRD PT.Cargill Indonesia Amurang, 2013 PT.Cargill Indonesia Amurang setelah mengolah kopra menjadi minyak
kelapa mentah dan bungkil kopra langsung menjual produk mereka ke konsumen.Produk utama PT.Cargill yaitu CNO di ekspor ke beberapa Negara
di Eropa, Amerika, Asia dan Afrika. Penjualan produk hanya dilakukan di perusahaan Cargill yang ada di negara
– negara diwilayah tersebut. Sedangkan untuk produk sampingan CXP hanya di ekspor ke India dan juga di beberapa
supplier Hopper
fending konveyor
dumping timbagan
Pre Breker
Day Bin
Grinder Cracking
Roll Mill
Expeller
CNO CXP
Flaker
32
wilaah di Indonesia. Saluran distribusi yang digunakan dalam mengekspor atau menyalurkan CNO dan CXP yaitu melalu angkutan laut kapal laut.
Pengolahan kopra yang dilakukan oleh PT.Cargill Indonesia Amurang memberikan pelayanan kepada konsumen akhir dengan menghasilkan produk
yang aman yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pelayanan yang diberikan dengan memproduksi minyak kelapa mentah yang berkualitas tinggi
serta bungkil kopra yang mengandung banyak lemak dan protein untuk dipakai sebagai bahan pakan sapi dan babi. Pelayanan yang diberikan kepada
pedagang pengepul dengan membayar kopra sesuai dengan harga dan kuantitas tepat waktu secara tunai.
PT. Cargill Indonesia Amurang merupakan perusahaan pengolahan kopra di Sulawesi Utara. Sebagai perusahaan pengolahan kegiatan yang dilakukan oleh
PT. Cargill Indonesia Amurang adalah melakukan pembelian kopra dari pedagang pengepul. Semua hasil kopra di Sulawesi Utara yang diupayakan oleh petani,
dibeli oleh PT. Cargill Indonesia Amurang dan selanjutnya akan diolah menjadi produk turunan kopra yang memiliki nilai tambah yang tinggi.
Kegiatan yang sangat menentukan kualitas dari produk akhir yang dihasilkan pada PT.Cargill Indonesia Amurang adalah uji kualitas kopra sebagai
bahan baku dan proses pengolahan kopra agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas baik. Dengan demikian produk tersebut akan dapat memberikan
manfaat bagi konsumen akhir dan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
33
4.2. Distribusi Nilai Tambah dan Daya Tawar Operator Rantai Nilai