Perbedaan Struktur Berpikir Dalam Memecahkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 118 Halaman sengaja dikosongkan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Struktur berpikir dalam memecahkan masalah dimensi tiga subjek bergaya kognitif objek dimulai dari memahami masalah, memodelkan permasalahan ke model matematika, kemudian merencanakan penyelesaian, lalu memecahkan masalah, memeriksa kembali jawaban yang diperoleh, kemudian kembali ke tahap memahami masalah, setelah itu memodelkan ke dalam model matematika, lalu merencanakan penyelesaian, kemudian memecahkan masalah, dan memeriksa kembali jawaban yang diperoleh. 2. Struktur berpikir dalam memecahkan masalah dimensi tiga subjek bergaya kognitif spasial dimulai dari memahami masalah, memodelkan ke model matematika, merencanakan penyelesaian, memecahkan masalah, dan memeriksa kembali jawaban yang diperoleh. 3. Perbedaan struktur berpikir dalam memecahkan masalah dimensi tiga subjek bergaya kognitif objek dan spasial terletak pada tahap yang dilalui saat proses memecahkan masalah. Subjek bergaya kognitif objek cenderung kembali ke tahap memahami masalah setelah mereka menemukan jawaban permasalahan yang diberikan. Sedangkan subjek bergaya kognitif spasial cenderung tidak kembali ke tahap sebelumnya setelah mereka menemukan jawaban dari permasalah yang diberikan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut: 1. Guru perlu mengajarkan kepada siswa untuk menuliskan dan memahami informasi-informasi yang terdapat dalam permasalahan matematika sebelum merencanakan penyelesaian dan menyelesaikan masalah yang diberikan, karena hal ini akan mempengaruhi proses berpikirnya, yang pada akhirnya akan menetukan keteraturan struktur berpikir siswa. 119 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 120 2. Guru perlu memahami struktur berpikir siswa dalam memecahkan masalah sehingga guru dapat memberi perlakukan yang diperlukan siswa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. 3. Peneliti dalam penelitian ini tidak memahami secara mendalam mengenai metode think aloud. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis dengan menggunakan metode think aloud disarankan untuk lebih mendalami metode tersebut.

Dokumen yang terkait

PROFIL PROSES BERPIKIR SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERBANDINGAN BERDASARKAN GAYA BELAJAR DAN GAYA Profil Proses Berpikir Siswa Smp Dalam Menyelesaikan Soal Perbandingan Berdasarkan Gaya Belajar Dan Gaya Kognitif.

1 4 15

PENDAHULUAN Profil Proses Berpikir Siswa Smp Dalam Menyelesaikan Soal Perbandingan Berdasarkan Gaya Belajar Dan Gaya Kognitif.

0 2 7

PROFIL PROSES BERPIKIR SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERBANDINGAN BERDASARKAN GAYA BELAJAR DAN GAYA Profil Proses Berpikir Siswa Smp Dalam Menyelesaikan Soal Perbandingan Berdasarkan Gaya Belajar Dan Gaya Kognitif.

0 4 15

Profil konflik kognitif siswa dalam memecahkan masalah ditinjau dari gaya kognitif reflektif dan impulsif.

11 36 117

PROFIL BERPIKIR ANALITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN GAYA KOGNITIF VISUALIZER DAN VERBALIZER DI SMPN 25 SURABAYA.

26 77 181

Profil berpikir intuitif siswa SMA dalam memecahkan masalah teka-teki matematika ditinjau dari gaya kognitif reflektif dan impulsif siswa.

3 15 107

ANALISIS DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DIBEDAKAN BERDASARKAN GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT.

0 0 209

ANALISIS KONEKSI MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DIBEDAKAN DARI KECENDERUNGAN GAYA BERPIKIR.

0 0 55

BERPIKIR REFLEKTIF SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN GAYA KOGNITIF Ahmad Nasriadi

0 1 12

View of PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN TEORI BRUNER

0 0 7