PERBANDINGAN OBAT AMARYL DENGAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGAN OBAT AMARYL DENGAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP KADAR GULA

DARAH PADA MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Oleh

Ayu Ayssca Besty Prastiwy

Rimpang rumput teki memiliki kandungan kimia seperti minyak atsiri, flavonoid, dan saponin serta secara farmakologi mengandung antidiabetes, sedangkan amaryl merupakan obat kimia yang dapat mengatasi penyakit diabetes. Telah dilakukan penelitian tentang perbandingan obat amaryl dengan ekstrak rimpang rumput teki terhadap gula darah pada mencit jantan. Penelitian ini bertujuan untuk

membandingkan pengaruh ekstrak rimpang rumput teki dengan obat amaryl untuk menurunkan kadar gula darah pada mencit jantan. Hewan dibagi dalam 4

kelompok perlakuan (tiap kelompok terdiri dari 6 ekor mencit). Sebelum pemberian obat terlebih dahulu mencit di diabeteskan dengan diinduksikan aloksan secara ip (intraperitoneal) dengan dosis 0,15 mg/ 40 grBB yang menggunakan NaCl sebagai pelarut sebanyak 0,9 %. Setelah itu mencit diberi perlakuan amaryl dan ekstrak rimpang rumput teki yaitu kelompok 1 kontrol : amaryl 0,4 mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 ml aquabides, kelompok 2 : ekstrak rimpang rumput teki 4,5 mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 ml aquabides, kelompok 3 : ekstrak rimpang rumput teki 45mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 ml aquabides, kelompok 4 : ekstrak rimpang rumput teki 135 mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 ml aquabides. Dari hasil penelitian, mencit yang diberi ekstrak rimpang rumput teki dengan dosis 135 mg/40 grBB mengalami penurunan kadar glukosa darah dengan rata-rata 80,83 mg/dl secara signifikan bila dibandingkan dengan rata-rata amaryl 91,16 mg/dl. Hal ini disebabkan karena di dalam rimpang rumput teki terkandung senyawa flavonoid yang kaya akan antioksidan sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit diabetes.

kata kunci : amaryl, rimpang rumput teki, mencit jantan, flavonoid, antioksidan, glukosa darah.


(2)

PERBANDINGAN OBAT AMARYL DENGAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN

YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Oleh

Ayu Ayssca Besty Prastiwy

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA SAINS

Pada Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG


(3)

(4)

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mulyo Asri pada tanggal 29 November 1993, sebagai putri pertama dari bersaudara dari pasangan Bapak Asmungi dan Ibu Sukismiati. Penulis mengawali jenjang pendidikan di Sekolah Dasar 05 Negeri Tunas Asri yang diselesaikan pada tahun 2007. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Mulyo Asri, Tulang Bawang Tengah yang terselesaikan pada tahun 2009.

Pada tahun yang sama melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan

Muhammadiyah 01 Tumijajar, Tulang Bawang Barat sampai tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui jalur PMPAP. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum Botani Umum, Embriologi Tumbuhan, Embriologi Hewan, Biologi Medik, dan Struktur Perkembangan Hewan. Penulis juga pernah mengikuti kegiatan

keorganisasian di Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA Universitas Lampung sebagai Anggota Bidang Ekspedisi dan Dana Usaha periode 2012-2013.


(6)

Pada tahun 2013, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di Desa Mulyo sari, Pasir Sakti Lampung Timur. Kemudian pada tahun 2014, penulis melakukan kerja praktek di UPTD Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura Lampung.


(7)

SANWACANA

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan Obat Amaryl Dengan Ekstrak Rimpang Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) Terhadap Kadar Gula Darah Pada Mencit (Mus musculus L.) Jantan Yang Diinduksi Aloksan”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, saya menyadari bahwa banyak sekali bantuan yang saya dapatkan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan rasa terimakasih yang tulus kepada :

1. Orang tuaku tersayang Ayah dan Ibu, terimakasih selalu memberi semangat, motivasi untuk tidak menyerah dan selalu berusaha, serta tidak hentinya selalu mendoakan saya siang dan malam.

2. Bapak Drs. Hendri Busman, M. Biomed., selaku pembimbing I yang telah membimbing saya dengan sabar, memberi arahan, dan saran dalam penulisan skripsi.

3. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku pembimbing II sekaligus ibu ketua jurusan yang telah banyak memberi nasehat, saran, dan bimbingan dalam menulis skripsi.

4. Bapak Prof. Suharso, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.


(8)

5. Bapak Dr. Sutyarso, M. Biomed., selaku pembahas yang telah banyak memberikan saran yang lebih baik, kritik, dan koreksi pada penulis.

6. Ibu Dra. Tundjung T. Handayani, M.S., selaku pembimbing akademik yang selalu sabar memberikan nasehat, semangat, membimbing dengan sabar pada penulis selama ini dan selalu mendoakan penulis.

7. Ibu Rochmah Agustrina, Ph.D., selaku dosen biologi yang menjadi pembimbing Kerja Praktik, yang banyak memberikan nasehat dan saran. 8. Seluruh dosen jurusan biologi yang selama ini telah memberikan ilmu dengan

tulus dan pengalaman yang belum pernah saya dapatkan di tempat lain. 9. Bapak Sungadi dan Bapak Ali, Bapak Hambali, selaku Laboran yang telah

banyak membantu penulis selama penelitian.

10. Seluruh staf Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

11. Untuk orang yang paling spesial Ahmad Iqbal Chaniago, yang selama ini selalu menemani, memberikan semangat, kasih sayang, dan doa.

12. Teman – teman penelitian sekaligus sahabat Nindia Susanti, Nurhaini Wahyu Lestari, terima kasih atas kerjasama, kebersamaan dalam melalui berbagai hal dari mulai sedih sampai senang.

13. Teman-teman dekat Reni Agustina, Nori Irawati, Christiana Eka Isharnani, yang pernah menghabiskan waktu bersama-sama mulai dari sedih, senang. 14. Keluarga besar angkatan 2011 biologi : Agung, Robith, Wendi, Anggi, Fadil,

Sobran, Ian, Adi, Isro, Ori, Astrid, Debby Sarasmi, Yuli, Siti, Melinda, Fenida, Agra, Dewi Okvita, Aini, Dwi, Umi, Sa’adah, Meri, Maria, Vista, Kadek, terimakasih atas kebersamaan selama ini.


(9)

15. Teman belajar bareng sampai malam-malam di Rusunawa Fadila Suci, dan Riska Damayanti, terimakasih .

16. Kakak tingkat angkatan 2010 kak Billy, mbk Rita Asmara, mak Lindawati yang telah banyak memberi saran, kritik, dan bantuan.

17. Adik tingkat : Rohman, Hendra, Tara, Nanas, Naumi, atas keceriaan, canda tawa, dan semangat.

18. Teman –teman KKN : Mbk Celvi, Ayu, Rara, Sindi Yolan, Sindi, Kak Burhan, Bang Bondan, Riko, Candra, senang bisa bareng kalian seru-seruan, sedih, senang, terimakasih atas semangat kalian.

19. Seluruh Wadya Balad HIMBIO yang telah memberikan semangat dan tidak bisa saya tulis satu persatu.

20. Teman kosan kristin, ratih, ria, melly, ira, afifah, nindi sudah banyak

memberi dukungan, menghabiskan waktu 4 tahun bersama-sama dalam canda tawa.

Semoga Tuhan membalas kasih sayang kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan skripsi ini dan jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Penulis,


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ……….. iv I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Manfaat Penelitian ... 3

D. Kerangka Pemikiran ... 3

E. Hipotesis ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) ... 5

1. Klasifikasi Tanaman Rumput Teki ... 5

2. Ciri-ciri Tanaman Rumput Teki ... 6

3. Kandungan Senyawa Kimia Rumput Teki ... 7

4. Manfaat Rumput Teki ... 7

B. Mencit (Mus musculus L.) ... 8

1. Klasifikasi Mencit ... 8

2. Ciri Biologi Mencit ... 9

C. Hyperglycemia ... 10

D. Aloksan ... 11


(11)

III. METODE KERJA

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 13

B. Alat dan Bahan ... 13

C. Prosedur Penelitian... 14

D. Pembuatan Ekstrak Rimput Teki ... 15

E. Pemberian Perlakuan ... 15

F. Perhitungan Dosis Obat Amaryl ... 18

G. Perlakuan Untuk Mencit Hiperglikemik ... 18

H. Analisis Kadar Gula Darah ... 19

I. Pengumpulan Data ... 19

J. Rancangan Penelitian dan Analisis Data ... 20

K. Diagram Alir ... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan ... 23

1. Glukosa Darah Mencit (Mus musculus L.) Jantan Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) dan Obat Amaryl ... 23

B. Pembahasan ... 24

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 28

B. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Rata-rata kadar glukosa darah mencit jantan setelah pemberian

ekstrak rimpang rumput teki dan obat amaryl ... 23 Tabel 2. Analisis of Variance data penurunan kadar glukosa darah

mencit ... 35 Tabel 3. Rata – rata penurunan kadar glukosa darah mencit ... 35 Tabel 4. Uji Lanjut BNT pada taraf 5 % untuk penurunan kadar glukosa darah mencit ... 36


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) ... 6

a. Bunga Rumput Teki ... 6

b. Batang Rumput Teki ... 6

c. Daun Rumput Teki ... 6

d. Rimpang/umbi Rumput Teki ... 6

e. Stolon ... 6

Gambar 2. Mencit (Mus musculus L.) ... ... 9

Gambar 3. Diagram alir penelitian ... .. 22

Gambar 4. Grafik rata-rata Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki dan Obat Amaryl ... 24

Gambar 5. Sepaket kandang mencit (bak plastik, kawat penutup, botol minum, dan rak kayu) ... 37

Gambar 6. Rotary evaporator ... 37

Gambar 7. Erlenmeyer ... 37

Gambar 8. Kertas label ... 38

Gambar 9. Test strip ... 38

Gambar 10. Glukometer ... 38

Gambar 11. Spuit ... 38

Gambar 12. Tabung reaksi dan rak ... 38

Gambar 13. Beaker glass ... 38

Gambar 14. Pipetman ... 39

Gambar 15. Mencit ... 39


(14)

Gambar 17. Ekstrak rimpang rumput teki ... 39

Gambar 18. Pelet ayam ... 39

Gambar 19. Aloksan ... 39

Gambar 20. Aquabides ... 40

Gambar 21. Syringe ... 40

Gambar 22. Mortal dan Pastle ... 40

Gambar 23. Sonde Lambung ... 40

Gambar 24. Induksi aloksan secara intraperitoneal ... 40

Gambar 25. Pengambilan dan pemeriksaan darah ... 41

Gambar 26. Pencekokan amaryl secara oral ... 41


(15)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus atau disebut penyakit gula atau lebih dikenal orang dengan kencing manis yang disebabkan kekurangan hormon insulin (Tjokroprawiro, 1980). Kekurangan hormon insulin ini diakibatkan oleh pankreas yang merupakan penghasil insulin tidak dapat menghasilkan hormon insulin dalam jumlah yang cukup besar sehingga mengakibatkan pembakaran dan

penggunaan karbohidrat tidak stabil (Tjokroprawiro, 1986). Hormon insulin memiliki peranan penting dalam mengatur kadar glukosa di dalam darah 72 – 126 mg/dl waktu puasa, dan 90 menit setelah makan kadar gula darah normal 180 mg/dl, kemudian pada saat malam hari untuk gula darah normal adalah 144 mg/dl (Anonim 1, 2015).

Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar glukosa (hyperglycemia) yang disebabkan adanya peningkatan glukoneogenesis dan glikogenolisis (Wild, Roglie, Green, Sicree, King, 2004). Dampak dari Hyperglycemia akan menyebabkan kegagalan kerja pada berbagai macan organ seperti mata, ginjal, saraf, dan jaringan darah. Saat menderita diabetes tubuh tidak dapat menggunakan energi dari makanan yang kita makan (Adewale, Ayeni, Ajala, Adeniran, 2007). Tahapan awal masuknya glukosa ke dalam plasma darah


(16)

2

yaitu melalui makanan karena pada saat metabolisme bahan seperti karbohidrat, protein, dan lemak akan dirombak menjadi glukosa yang selanjutnya digunakan sebagai energi (Goel & Statry dalam Rao, Usha, 2011).

Diabetes bersifat degeneratif (Lanywati dalam Purwanto, 2011). Salah satu cara pengobatan dapat menggunakan obat tradisional seperti rimpang rumput teki. Negara yang beriklim tropis seperti Indonesia memiliki

keanekaragaman tumbuhan yang tinggi, karena terdapat sekitar 300.000 jenih tumbuhan di Indonesia (Tjitrosoepomo, 1981).

WHO merekomendasikan untuk obat menggunakan obat tradisional seperti obat herbal dalam upaya pemeliharaan kesehatan, pencegahan, serta

pengobatan untuk penyakit degeneratif dan kanker (WHO, 2003). Umumnya penggunaan obat tradisional lebih aman dari pada obat modern, karena efek samping yang ditimbulkan jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan obat modern (Sari, 2006).

Rumput teki (Cyperus rotundus L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional. Rumput teki termasuk tanaman herba, sebagai tumbuhan liar dan sering dijumpai seperti pada halaman rumah, di sawah yang sering dianggap sebagai gulma (Sudarsono, Pudjiarinto, Gunawan, Wahyono, Dradjad, Wibowo, 1996). Bagian yang sering

digunakan pada rumput teki adalah rimpangnya, karena rimpang rumput teki memiliki kandungan kimia seperti minyak atsiri, alkaloid, flavonoid,


(17)

3

polifenol, resin, amilum tanin, triterpen, d-glukosa, d-fruktosa dan gula tak mereduksi (Murnah, 1995).

Rimpang rumput teki memiliki kandungan kimia yaitu flavonoid, yang diasumsikan dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah (Santosa, 2005). Amaryl (glimepiride) merupakan obat dari golongan sulfonylurea yang memiliki kegunaan untuk mengatasi penyakit gula darah. Untuk itu dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian tentang perbandingan amaryl dan ekstrak rimpang rumput teki dalam upaya menurunkan penyakit diabetes militus pada mecit (Mus musculus L.) jantan.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan pengaruh ekstrak rimpang rumput teki dengan obat Amaryl untuk menurunkan kadar gula darah pada mencit (Mus musculus L.) jantan yang diinduksi aloksan.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggunaan ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) sebagai obat herbal yang aman dibandingkan dengan obat kimia dalam menurunkan kadar gula darah.

D. Kerangka Pemikiran

Keanekaragaman hayati yang tinggi di Indonesia dapat dimanfaatkan

masyarakat untuk mengolah berbagai macam tumbuhan yang ada di sekeliling menjadi obat tradisional yang terhindar dari efek samping.


(18)

4

Rumput teki termasuk tanaman liar yang sering dianggap sebagai gulma yang mudah dijumpai di manapun. Rumput teki memiliki berbagai macam fungsi serta dapat dijadikan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit salah satunya adalah penyakit diabetes melitus. Kandungan kimia yang terkandung dalam rimpang rumput teki antara lain : minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, polifenol, resin, amilum tanin, triterpen, d-glukosa, d-fruktosa dan gula tak mereduksi. Dari berbagai senyawa kimia yang terkandung pada rumput teki diharapkan ada yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar gula darah.

Amaryl merupakan salah satu obat kimia yang dapat mengatasi penyakit gula darah atau disebut diabetes, amaryl digunakan sebagai obat pembanding dengan tanaman rumput teki berdasarkan fungsi dan manfaatnya sebagai obat penyakit diabetes melitus tradisional karena mudah untuk diperoleh.

E. Hipotesis

Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah pemberian ekstrak rimpang rumput teki lebih efektif menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan amaryl pada mencit jantan.


(19)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.)

1. Klasifikasi Tanaman Rumput Teki

Rumput teki tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. Umumnya rumput teki tumbuh liar di Afrika Selatan, Korea, Cina, Jepang, Taiwan, Malaysia, Indonesia, dan Kawasan Asia Tenggara. Rumput teki banyak tumbuh di tempat terbuka atau tidak terkena sinar matahari secara langsung seperti tumbuh di lahan pertanian yang tidak terlalu kering, ladang, kebun, tegalan, pinggir jalan, yang hidup sebagai gulma karena sangat susah untuk diberantas

(Gunawan,1998). Rumput teki banyak ditemukan pada tempat yang menerima curah hujan lebih dari 1000 mm pertahun yang memiliki kelembapan 60 – 85 %. Suhu terbaik untuk pertumbuhan rumput teki adalah suhu dengan rata-rata 25˚C, pH tanah untuk menumbuhkan rumput teki berkisar antara 4,0 – 7,5 (Lawal, 2009). Tanaman rumput teki dapat dilihat pada Gambar 1 (Anonim 2, 2014).


(20)

6

Menurut Sugati (1991) klasifikasi tanaman rumput teki sebagai berikut :

Regnum : Plantae

Divisi : Spermathophyta Class : Monocotyledoneae Ordo : Cyperales

Family : Cyperaceae Genus : Cyperus

Species : Cyperus rotundus L.

a

Gambar 1. Rumput Teki (Cyperus rotundus L), a. Bunga rumput teki, b. Batang, c. Daun, d. Rimpang, e. Stolon (Anonim 2, 2014).

2. Ciri – ciri Tanaman Rumput Teki

Rumput teki merupakan tanaman herba menahun yang banyak tumbuh di lahan pertanian sebagai gulma. Tanaman ini sangat mudah ditemukan di Indonesia karena beriklim tropis. Umbi batang merupakan mekanisme pertahanan yang ada pada rumput teki, karena hal ini rumput teki dapat bertahan berbulan-bulan.

b

c

d

e


(21)

7

Rumput teki yang termasuk ke dalam famili Cyperaceae merupakan tanaman gulma tahunan. Kulit umbi berwarna hitam dan berwarna putih kemerahan dalamnya, serta memiliki bau yang khas. Bunga terletak pada ujung tangkai memiliki tiga tunas kepala benang sari yang berwarna kuning jernih (Lawal, 2009). Rumput teki termasuk rumput semu menahun, tetapi tidak termasuk Graminae (keluarga rumput-rumputan). Batang berbentuk segitiga, helaian daun memiliki bentuk garis dan warna permukaan berwarna hijau tua

mengkilat dengan ujung daun meruncing. Bunga rumput teki berbentuk bulir majemuk (Gunawan, 1998).

3. Kandungan Senyawa Kimia Rumput Teki

Bagian dari rumput teki yang dapat dimanfaatkan adalah rimpangnya. Komponen-komponen kimia yang terkandung dalam rimpang rumput teki antara lain : minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, polifenol, resin, amilum tannin, triterpen, d-glukosa, d-fruktosa, dan gula tak mereduksi (Murnah, 1995) dengan adanya kandungan minyak atsiri yang bersifat analgetik (Pudjiastuti, Dzulkarnain, Astuti, 1996).

4. Manfaat Rumput Teki

Khasiat dari umbi rumput teki secara farmakologi dan biologi yaitu sebagai anti-candida, anti-inflamasi, antidiabetes, sitoprotektif, antimutagenik,

antimikroba, antibakteri, antioksidan, sitotoksik, dan apoptosis, serta analgesik antipiretik untuk tanaman ini (Lawal dan Adebola 2009). Manfaat rumput teki


(22)

8

yang lain yaitu obat untuk mempercepat pematangan bisul, obat cacing, pelembut kulit, peluruh dahak, peluruh haid,

Rimpang rumput teki telah banyak dimanfaatkan masyarakat yang ada di berbagai daerah secara tradisional yang digunakan sebagai obat, bentuk rebusan digunakan sebagai obat untuk mengatasi penyakit mulut dengan cara dijadikan obat kumur, panas, disentri, obat cacingan. Selain itu, rumput teki dapat digunakan juga sebagai air pencuci anti keringat, serta akar yang sudah menjadi bubuk dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi dan obat borok. Selain itu manfaat dari rumput teki dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit (analgesik), arbortus (keguguran) (Wijayakusuma, 2000).

B. Mencit (Mus musculus L.)

1. Klasifikasi Mencit

Mencit dapat hidup pada berbagai daerah seperti iklim dingin, sedang, maupun panas. Mencit dapat berkembang biak bebas di alam. Mencit liar memiliki bulu berwarna abu – abu dan berwarna pucat pada bagian perut, dengan mata yang berwarna hitam dan kulit yang berpigmen (Malole dan Pramono, 1989). Untuk lebih jelasnya, gambar mencit ini dapat dilihat pada Gambar 2 (Wikipedia, 2014).


(23)

9

Menurut Priyambodo (2003) klasifikasi mencit sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phyllum : Chordata Class : Mamalia Ordo : Rodentia Family : Muridae Genus : Mus

Species : Mus musculus L.

Gambar 2. Mencit (Mus musculus L.) (Wikipedia,2014).

2. Biologi Mencit

Mencit memiliki bentuk tubuh kecil, berwarna putih, serta memiliki siklus estrus yang pendek dan teratur antara 4 – 5 hari. Tempat untuk

pemeliharaan mencit harus dijauhkan dari kebisingan, serta menjaga kebersihannya, dengan suhu ruangan 18 – 19oC dan kelembaban udara


(24)

10

antara 30 – 70%. Pada mencit betina memiliki berat badan sekitar 18-35 g dan dewasa dengan umur 35-60 hari. Biasanya mencit dapat hidup selama 1-2 tahun, dengan masa reproduksi 1,5 tahun (Akbar, 2010).

C. Hiperglikemia

Diabetes ditandai dengan gejala klinis seperti peningkatan kadar gula darah dari batas normal yaitu 10 mmol/l atau 180 mg/dl. Penyakit diabetes militus adalah penyakit yang diakibatkan kekurangan insulin yang berpotensi

menimbulkan hiperglikemia (Olausson, Kilander, 2008). Hal ini dapat terjadi karena pankreas yang tidak berfungsi untuk menghasilkan insulin, sehingga mengakibatkan kerja insulin akan dihambat oleh antibodi insulin, jumlah reseptor insulin akan berkurang pada organ yang dituju (Leslie, 1989). Insulin memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan kadar glukosa darah (Kee dan Hayes, 1996).

Kadar gula darah konstan pada 80 – 90 mg/dl, kemudian setelah makan kadar gula darah akan mengalami peningkatan antara 120 – 130 mg/dl. Setelah 2 – 3 jam kadar gula darah akan kembali normal. Hipoglikemia adalah keadaan kadar gula darah di bawah 60 mg/dl, sedangkan hiperglikemia di atas 120 mg/dl (Marseno, 1998). Kadar gula darah pada mencit normal yaitu 62 – 175 mg/dl (Malole, Pramono, 1989).


(25)

11

D. Aloksan

Aloksan telah banyak digunakan untuk mendiabeteskan mencit percobaan karena aloksan adalah suatu derivat pirimidin sederhana. Aloksan memiliki mekanisme kerja selektif pada sel β pankreas yang bertugas dalam

memproduksi insulin sehingga menyebabkan aloksan diabetes pada mencit percobaan. Salah satu cara untuk menghasilkan mencit percobaan pada kondisi diabetik eksperimental adalah dengan pemberian aloksan. Zat kimia yang ada pada aloksan dapat menyebabkan keadaan hiperglikemik yang permanen dalam waktu 2 – 3 hari (Suharmiati dalam Jariyah, 2013).

E. Amaryl

Amaryl adalah obat golongan sulfonylurea yang berguna untuk mengatasi gula darah. Mekanisme kerja amaryl untuk menurunkan kelebihan kadar gula darah yaitu melalui perangsangan sel beta pankreas yang dipacu untuk menghasilkan hormon insulin dalam jumlah yang lebih banyak, dan meningkatkan

penyerapan gula dari darah ke otot serta sel-sel lemak sehingga produksi gula oleh hati akan menurun. Pemberian amaryl menunjukkan dapat meningkatkan sensitivitas jaringan perifer terhadap insulin, hal ini didukung oleh studi preklinis dan klinis (Anonim 4, 2015).

Efek samping yang ditimbukan oleh amaryl adalah gangguan pada saluran pencernaan seperti muntah, nyeri pada lambung dan diare (<1%), reaksi alergi seperti pruritus, erythema, urtikaria, erupsi morbiliform atau maculopapular,


(26)

12

tetapi reaksi ini memiliki sifat sementara dan akan hilang walaupun

penggunaan amaryl dilanjutkan, gangguan metabolisme berupa hiponatremia, penglihatan mungkin akan menjadi kabur, reaksi hematologik seperti

leukopenia, agranulositosis, trombositopenia, anemia hemolitik, dan

pansitopenia dilaporkan pernah terjadi setelah mengkonsumsi sulfonylurea (Anonim 3, 2015).


(27)

13

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi dan pembuatan ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) yang dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : kandang mencit yang terbuat dari kawat dan bak plastik sebanyak 24 kandang, tempat makanan dan minuman mencit, kertas label untuk memberikan nomor pada kandang mencit, spuit merupakan alat untuk mencekok mencit, pipet tetes, erlenmeyer untuk mengukur larutan, sonde lambung, test skrip, dan glucometer alat mengecek kadar gula darah. Glucometer yang digunakan yaitu GlucoDR Blood Glucose Test Meter, model AGM-2100, test range 20 ~ 600 mg/dl, dan dapat terbaca dalam waktu 11 detik.

Bahan yang digunakan yaitu : 24 ekor mencit jantan yang berumur 3-4 bulan dengan berat badan 40 gr, ekstrak rimpang rumput teki, obat amaryl, pelet ayam


(28)

14

sebagai pakan mencit, aquabides, aloksan adalah senyawa yang sering digunakan untuk membuat mencit diabetes, metanol.

C. Prosedur Penelitian

Hewan uji yang digunakan sebanyak 24 ekor mencit jantan yang berumur 3-4 bulan, dengan berat badan rata-rata 30- 40 gram yang diperoleh dari Palembang. Dilakukan aklimatisasi dengan tujuan untuk penyesuaian mencit dengan

lingkungan selama satu minggu dalam kondisi laboratorium.

Mencit dipelihara pada kandang yang berbeda-beda. Masing-masing kandang berisi 1 ekor jantan. Kandang yang digunakan berukuran 15x15 cm. Makanan yang diberikan berupa pelet ayam, dan minum berupa air putih yang diletakkan di dalam botol plastik yang disumbat pipa alumunium. Setiap mencit diberi

perlakuan secara oral (dicekok). Kemudian mencit dipuasakan selama 8 jam sebelum dilakukan perlakuan, dengan cara mengeluarkan sekam dan makanannya namun mencit tetap diberi air (Parveen, et al., 2007).

Darah mencit diambil pada bagian ekor dengan cara dipotong sedikit pada ujung ekor, tetapi dibersihkan terlebih dahulu dengan kapas yang telah diberi alkohol 70%. Darah diletakkan pada test strip, kemudian strip dimasukkan ke dalam alat glucometer agar kadar gula darah dapat terbaca. Kadar gula darah langsung dapat terbaca dalam waktu ± 11 detik, dengan satuan mg/dl. Strip hanya digunakan untuk sekali pakai. Pemeriksaan gula dilakukan setelah aklimatisasi yaitu pada hari ke-8, kemudian diberi aloksan agar mencit hiperglikemik selama 6


(29)

15

hari setiap 2 hari kemudian hari ke-14 dilakukan pemeriksaan darah diabetes, dan hari ke-28 yaitu setelah mencit diberikan perlakuan seperti diberikan ekstrak rumput teki serta obat amaryl sebagai kontrol. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui perbedaan keadaan gula darah normal, saat diabetes, dan pada saat kadar gula darah diberikan perlakuan terhadap obat amaryl dan ekstrak rimpang rumput teki.

D. Pembuatan Ekstrak Rumput Teki (Cyperus rotundus L)

Rumput teki diperoleh dari Politeknik Negeri Lampung. Rumput teki yang diperoleh dibersihkan dengan cara dicuci, kemudian dijemur hingga kering. Akar serabut yang ada pada rumput teki dipotong sehingga hanya tertinggal

rimpangnya. Setelah itu dilakukan pembuatan ekstrak rumput teki dengan cara digiling sehingga menghasilkan serbuk rumput teki. Dari serbuk rumput teki tersebut kemudian dibuat ekstrak dengan menggunakan methanol sebagai pelarutnya, dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 35oC dengan kecepatan 60 rpm, dengan menggunakan waktu selama 1 jam. Sehingga menghasilkan ekstrak rumput teki.

E. Pemberian Perlakuan

1.Induksi Aloksan

Setiap hewan uji ditimbang terlebih dahulu untuk menentukan pemberian dosis aloksan. Dosis yang digunakan sekitar 150 mg/kg berat badan mencit.


(30)

16

Penginduksian aloksan lebih baik dilakukan pada suhu yang dingin begitu juga dengan penyimpanan aloksan, karena suhu yang dingin dapat menjaga aloksan agar tidak rusak. Setelah ditimbang aloksan dilarutkan pada 0,9% NaCl

kemudian dikonversikan ke mencit berdasarkan berat badan masing-masing mencit.

2. Hiperglikemik Pada Mencit

Mencit diinduksi aloksan pada hari ke-8, mencit dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu 1, 2, 3, dan 4 yang setiap kelompok terdiri dari 6 ekor mencit. Pemberian aloksan dilakukan 2 hari sekali selama 6 hari. Setiap mencit diberi aloksan sebanyak 0,15 mg/g BB menggunakan NaCl sebagai pelarut

sebanyak 0,9% dan syringe 1 ml secara ip (intraperitoneal) pada bagian rongga perut. Penginduksian aloksan harus steril, pada bagian intraperitoneal dibersihkan dengan cara diusap menggunakan kapas yang telah diberi alkohol 70%. Kemudian larutan aloksan yang terdapat pada syringe dapat

diinjeksikan pada mencit.

3. Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki

Menurut Sa’roni dan Wahjoedi (2002), perlakuan yang diberikan pada tikus yaitu:

a) Kelompok kontrol diberi 1 ml/100 grBB aquades (A)

b) Kelompok dosis 11,25 mg/ 100 gr BB dalam 1 ml/100 grBB aquabides (B) c) Kelompok dosen 112,5 mg/100 grBB dalam 1 ml/100 grBB aquades (C)


(31)

17

d) Kelompok dosis 337,5 mg/100 grBB dalam 1 ml/100 grBB aquades (D)

Dosis yang diberikan pada mencit dengan berat rata- rata 30 - 40 gram (± 2,5 x BB tikus), menggunakan perbandingan 1, 10, dan 30 untuk setiap perlakuan. Dosis ekstrak rumput teki yang diberikan pada mencit adalah :

Perhitungan dosis pergram berat badan tikus yang dikalikan berat badan mencit. Dosis tikus 11,25 mg/100gr BB dalam 1ml/100grBB

Dosis per gram berat badan = 0,0001125 g

Konversi ke mencit = per gram berat badan x berat badan mencit = 0,0001125 g x 40 g = 0,0045 g

= 4,5 mg Perbandingan 1 : P1 = 4,5 g : 1 = 4,5 mg Perbandingan 10 : P2 = 4,5 g : 10 = 45 mg

Perbandingan 30 : P3 = 4,5 g : 30 = 135 mg

Persen pemberian ekstrak ditentukan berdasarkan rute pemberian obat yang akan digunakan, untuk rute oral sebanyak 1%. Menurut Yorijuly (2012) rumus perhitungan dosis penggunaan ekstrak rimpang rumput teki untuk mencit yaitu : Volume pemberian = berat x persen pemberian

= 40 gram x 1 %

= 40 gram x ( 1 ml/100 gram) = 0,4 ml


(32)

18

F. Perhitungan Dosis Obat Amaryl

Dosis yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan pemakaian yang dikonsumsi oleh manusia. Berat badan pada manusia dewasa 50 kg yang mengkonsumsi obat dengan dosis 1500 mg yang biasanya diminum 3 kali sehari (Katzung, 1998). Kemudian dari berat badan manusia dikonversi ke mencit 40 g.

Berat badan manusia 50 kg = 500 mg

Dosis per gram berat badan = 0,00001 g x 40 g = 0,0004 g = 0,4 mg

Untuk membuat larutan amaryl diperlukan dosis 0,4 mg yang dilarutkan dalam 100 ml aquabides.

G. Perlakuan Untuk Mencit Hiperglikemik

Pemberian obat dan ekstrak rimpang rumput teki terhadap mencit dengan cara dicekok menggunakan alat berupa sonde lambung. Terdapat 4 (empat) kelompok perlakuan, sebagai berikut:

1. Kelompok kontrol diberi amaryl dengan dosis 0,4 mg dalam 0,4 ml/100 gr BB aquabides (A)

2. Kelompok dosis ekstrak rumput teki 4,5 mg/ 40 gr BB dalam 0,4 ml/100 gr BB aquabides (B)

3. Kelompok dosis ekstrak rumput teki 45 mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 gr BB aquabides (C)


(33)

19

4. Kelompok dosis ekstrak rumput teki 135 mg/40 grBB dalam 0,4 ml/100 gr BB aquabides (D)

H. Analisis Kadar Gula Darah

Mencit didiabeteskan terlebih dahulu menggunakan aloksan sebanyak 150 mg/kg berat badan yang diberikan setiap 2 hari sekali selama 6 hari. Aloksan berfungsi untuk menaikkan kadar glukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah dilakukan pada hari ke 8, 14, dan 28. Mencit memiliki kadar gula darah normal antara 71 – 124 mg/dl. Mencit dipuasakan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengukuran glukosa darah, pada saat mencit dipuasakan, sekam yang ada di kandang dikeluarkan agar tidak dimakan oleh mencit. Darah diambil dari bagian ekor yang terdapat banyak pembuluh darah vena. Sebelum dipotong, ekor terlebih dahulu direndam pada air hangat ± 1 menit. Darah yang keluar pertama dibersihkan dengan kapas/tisu, kemudian darah yang keluar selanjutnya diletakkan pada strip. Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan dengan alat glucometer, dan kadar glukosa darah dapat terbaca dalam waktu ± 11 detik.

I. Pengumpulan Data

Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar gula darah pada mencit (Mus musculus L.) jantan.


(34)

20

J. Rancangan Penelitian dan Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan, yang masing – masing perlakuan dilakukan enam kali

pengulangan. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan Analisis of Variance (ANOVA). Apabila ada perbedaan nyata akan dilanjutkan

menggunakan uji BNT ( beda nyata terkecil) pada taraf 5% sebagai perbandingan dari masing-masing perlakuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan di bawah ini :


(35)

21

Keterangan : K = Kontrol (K1), P = Perlakuan yang digunakan (P2, P3, P4), dan U = Ulangan yang digunakan (U1, U2, U3, U4, U5, U6)

K1U1

P3U2

P4U3

K1U4

P2U1

K1U2

P4U2

P2U2

P3U1

P4U1

P2U3

P3U3

K1U3

P3U4

P2U4

P4U4

P4U5

K1U5

P3U5

P2U5


(36)

22

K. Diagram Alir

Gambar 3. Diagram alir penelitian

Persiapan penelitian

1 6 ekor mencit

Mencit diabetes

Diberi ekstrak rumput teki dengan dosis 4,5; 45; 135 mg/40gr BB

Pengukuran gula darah

Analisis data 2

6 ekor mencit

3 6 ekor mencit

4 6 ekor mencit

4 6 ekor mencit 3

6 ekor mencit 2

6 ekor mencit 1

6 ekor mencit

Diberi obat amaryl (Glimepiride) dosis


(37)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) dengan dosis 135 mg/40 grBB dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan rata-rata 80,83 mg/dl secara signifikan dibandingkan dengan kontrol (amaryl) 91,16 mg/dl dengan dosis 0,4 mg/40 grBB pada mencit setelah aloksan.

2. Ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) lebih baik dibandingkan obat amaryl karena menurunkan kadar glukosa darah mencit lebih baik.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi tentang senyawa flavonoid yang terkandung dalam rimpang rumput teki untuk menurunkan kadar glukosa darah dan berapa dosis yang tepat untuk ekstrak rimpang rumput teki yang dapat dijadikan sebagai obat untuk menurunkan kadar glukosa darah.


(38)

29

DAFTAR PUSTAKA

Adewale S.O., R.O, Ayeni., O.A, Ajala., & T , Adeniran. 2007. A New

Generalized Mathematical Model for Study of Diabetes Mellitus. Research Journal of Apllied Sciences 2 (5) : 629-632.

Akbar, B. 2010. Tumbuhan Dengan Kandungan Senyawa Aktif Yang Berpotensi Sebagai Bahan Antifertilitas. Adabia Press. Jakarta. Ed 1. Hal 59. 978-602-19751-7-6.

Anonim 1. 2015. http://disehat.com/berapa-kadar-gula-darah-normal-menurut-WHO. 28/02/2015. 08.14 AM.

Anonim 2. 2014. Mencit. Plantamor. com/index. php. plant. 09/11/14. 21.12 PM.

Anonim 3. 2015. Diabetes Mellitus. Http://diabetes-mellitus. Blogspot.

com/2013/04/mengenal – jenis –jenis – obat –diabetes-di.html. 27/02/2015. 12.53 AM

Anonim 4. 2015. Mari Berkenalan Dengan Farmakologi Molekuler. Http:// denikrisna. files. workpress. com.2011/03/ isletcell. JPG. 15/08/2015. 14.34 AM.

Aruoma, O. I. 1994. Free Radical and Antioxidant Strategies in Sport. J Nutr Biochem 5: 370-381.

Atun, S. 2015. Hubungan Struktur dan Aktivitas Antioksidan Beberapa Senyawa Resveratrol dan Turunan. Universitas Yogyakarta.

Gunawan, D. 1998. Tumbuhan Obat Indonesia. Pusat Penelitian Obat. Tradisional UGM. Yogyakarta.


(39)

30

Gunawan, B., Sumadiono. 2007. Stress dan Sistem Imun Tubuh : Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi. Cermin Dunia Kedokteran. 154 : 13-15.

Hanny, F. Y. 2012. Efek Ekstrak Umbi Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) Sebagai Antipiretik Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Vaksin DPT-Hb. Skripsi S1. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jawa Timur.

Jariyah. 2013. Efek Hipoglikemik Tepung Pedada (Sonneratia caseolaris L.) Pada Tikus Wistar Yang Diinduksi Aloksan. Universitas Pembangunan Nasional. Jawa Timur.

Katzung, B.G. 1998. Basic and Clinical Pharmacology. Terjemahan Petrus Adrianto. Farmakologi Dasar dan Klinik. EGC. Jakarta.

Kee, J. L., E. R. Hayes, 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Alih bahasa : Dr. Peter Anugrah. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Kristiyaningsih. 2006. Pengaruh Pemberian Vaksinasi BCG, Stress, dan Kombinasi Vaksinasi BCG-Stress Terhadap Kemampuan

Proliferasi Limfosit Pada Mencit Balb/c. Universitas Diponegoro. Semarang.

Lawal, O.A. dan O, Adebola. 2009. Chemical Composition of The Essential Oils of Cyperus Rotundus L. From South Africa. Journal Molecules 2009,14. Hal 2909-2917.

Leslie, R.D.G.1989. Diabetes. Terjemahan Agus Djaya, Ed: Surya Satya Negara.Penerbit Arcan. Jakarta. Vol. 45 No.1.

Malole M.B.M., C.S.U. Pramono. 1989. Penggunaan Hewan-hewan Percobaan di Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Bioteknologi. IPB. Bogor. Hal 104.


(40)

31

Marseno, J.W. 1998. Handout Kimia dan Teknologi Karbohidrat “Non Strach

Polysaccharides” Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, PPS. UGM.

Yogyakarta. 45 Hal. 574.192.

Muhilal, 1991. Teori Radikal Bebas Dalam Gizi dan Kedokteran. Cermin Dunia Kedokteran. 73 : 9-11.

Murnah. 1995. Pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif minyak atsiri dan tannin dalam umbi teki. Jurnal Kedokteran Diponegoro 30 (3 dan 4): 234-238.

Ngatidjan, 1991. Metode Laboratorium Dalam Toksikologi Petunjuk

Laboratorium. PAU Bioteknologi UGM.Yogyakarta. pp. 94-132.

Olausson, E.A., A. Kilander. 2008. Glycaemic Index of Modified Cornstrach in Solutions with Different Viscosity. A Study in Subject with Diabetes Mellitus type 2. Clinical Nutrition, 27: 254-257.

Parveen, Z., Y. Deng., M.K. Saeed., 2007. Antiinflamatory and Analgesic Activities of Thesium Chinense Turez Extracts and its Mayor Flavonoids, Kampferol and Kaempferol 3-0-Glucoside. Yakugaku Zasshi 127(8).p 1275-1279.

Piparo, L. E., H. Scheib., N. Frei., G. Williamsom., M. Grigorov., C.J. Chou., 2008. Flavonoid for Controlling Strach Digestion : Structural Requirements for Inhibiting Human Alpha Amylase. Journal of Medicinal Chemistry.Tersedia di

http://pubs.acs.org/doi/full/10.1021/jm800115x

Priyambodo, S. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Ed ke-3. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pudjiastuti, B ., Dzulkarnain, dan Y. Astuti. 1996. Uji analgetik infuse daun sembung (Blumea balsamifera DC.) pada mencit putih. Cermin Dunia Kedokteran 28 : 34 – 36.


(41)

32

Purwanto, N.H. 2011. Hubungan Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus. Journal Keperawatan. Vol. I No. 01.

Rao P.T., K.S, Rao., & C.L, Usha. 2011. Stochastic Modeling of Blood Glucose Level in Type-2 Diabetes Mellitus. Asian Journal of Mathematics and Statistic 4(1):56-65.

Santosa, M.H., H. Studiawan. 2005. Uji Aktivitas Penurun Kadar Glukosa Darah Ekstrak Daun Eugenia polyantha Pada Mencit Yang Diinduksi Aloksan. Universitas Airlangga. Surabaya. Vol. 21 No. 2.

Sari, L.O.R.K. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat Dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian.

Universitas Jember. Vol III, No. 01, April 2006, 01-07. 1693-9883.

Sa’roni., Wahjoedi. 2002. Pengaruh Infus Rimpang (Cyperus rotundus L.) teki Terhadap Siklus Estrus Dan Bobot Uterus Pada Tikus Putih. Jurnal Bahan Alam Indonesia: 1:45-48.

Studiawan, H., M. H, Santosa.2005. Uji Aktivitas Penurun Kadar Glukosa Darah Ekstrak Daun Eugenia polyantha pada Mencit yang Diinduksi Aloksan. Media Kedokteran Hewan. Vol. 21 (2): 62-65.

Sudarsono, A. Pudjiarinto, D. Gunawan, S. Wahyono, I.A. Donatus, M. Dradjad, S. Wibowo, dan Ngatidjan. 1996. Tumbuhan obat, Hasil

Tradisional (PPOT).UGM. Yogyakarta. 44-52.

Sugati, S. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Depkes RI, BPPK. Jakarta, Hal : 108-456.

Tjokroprawiro, A. 1980. Prevalensi Diabetes Mellitus Dewasa di Kodya Surabaya. Lembaga Penelitian Universitas Airlangga. Surabaya.

Tjokroprawiro, A. 1986. Diabetes Mellitus Aspek Klinik & Epidemiologi. Airlangga University Press. Surabaya. Hal : 27,51.


(42)

33

WHO (World Healthy Organisation). 2003. Traditional Medicine,

http://www.who.int/mediacentre/factsheets. 27/02/2015. 13.32 am.

Waji, R. A., S. Andis. 2009. Flavonoid (Quercetin). Makalah Kimia Organik Bahan Alam. Universitas Hasanuddin.

Wijayakusuma, H. 2000. Sehat DenganTeki. http//www.suarakarya.co.id. Jakarta. 10/11/07. 19.30.23 PM.

Wikipedia. 2014. www. Biologi-Sel.Mencit-Mus-musculus-dan-klasifikasinya.html. Diakses Kamis. Pukul 19.30 wib.

Wild, S.G., Roglie, A. Green, R. Sicree, and H. King. 2004. Global Prevalence of Diabetes, Estimates for the year 2000 and Projections for 2030. Diabetes Care 27:1047-1453.

Yorijuly. 2012. Perhitungan Dosis Untuk Hewan Percobaan. http:/yorijuly14. Wordpress.com/2012/06/02perhitungan-dosis-untuk-hewan-percobaan. Diakses pada tanggal 20/12/2014.


(1)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) dengan dosis 135 mg/40 grBB dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan rata-rata 80,83 mg/dl secara signifikan dibandingkan dengan kontrol (amaryl) 91,16 mg/dl dengan dosis 0,4 mg/40 grBB pada mencit setelah aloksan.

2. Ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) lebih baik dibandingkan obat amaryl karena menurunkan kadar glukosa darah mencit lebih baik.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi tentang senyawa flavonoid yang terkandung dalam rimpang rumput teki untuk menurunkan kadar glukosa darah dan berapa dosis yang tepat untuk ekstrak rimpang rumput teki yang dapat dijadikan sebagai obat untuk menurunkan kadar glukosa darah.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Adewale S.O., R.O, Ayeni., O.A, Ajala., & T , Adeniran. 2007. A New

Generalized Mathematical Model for Study of Diabetes Mellitus. Research Journal of Apllied Sciences 2 (5) : 629-632.

Akbar, B. 2010. Tumbuhan Dengan Kandungan Senyawa Aktif Yang Berpotensi

Sebagai Bahan Antifertilitas. Adabia Press. Jakarta. Ed 1. Hal 59. 978-602-19751-7-6.

Anonim 1. 2015.

http://disehat.com/berapa-kadar-gula-darah-normal-menurut-WHO. 28/02/2015. 08.14 AM.

Anonim 2. 2014. Mencit. Plantamor. com/index. php. plant. 09/11/14. 21.12 PM.

Anonim 3. 2015. Diabetes Mellitus. Http://diabetes-mellitus. Blogspot.

com/2013/04/mengenal – jenis –jenis – obat –diabetes-di.html. 27/02/2015. 12.53 AM

Anonim 4. 2015. Mari Berkenalan Dengan Farmakologi Molekuler. Http://

denikrisna. files. workpress. com.2011/03/ isletcell. JPG. 15/08/2015. 14.34 AM.

Aruoma, O. I. 1994. Free Radical and Antioxidant Strategies in Sport. J Nutr Biochem 5: 370-381.

Atun, S. 2015. Hubungan Struktur dan Aktivitas Antioksidan Beberapa Senyawa Resveratrol dan Turunan. Universitas Yogyakarta.

Gunawan, D. 1998. Tumbuhan Obat Indonesia. Pusat Penelitian Obat. Tradisional UGM. Yogyakarta.


(3)

Gunawan, B., Sumadiono. 2007. Stress dan Sistem Imun Tubuh : Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi. Cermin Dunia Kedokteran. 154 : 13-15.

Hanny, F. Y. 2012. Efek Ekstrak Umbi Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) Sebagai Antipiretik Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Vaksin DPT-Hb. Skripsi S1. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jawa Timur.

Jariyah. 2013. Efek Hipoglikemik Tepung Pedada (Sonneratia caseolaris L.) Pada Tikus Wistar Yang Diinduksi Aloksan. Universitas Pembangunan Nasional. Jawa Timur.

Katzung, B.G. 1998. Basic and Clinical Pharmacology. Terjemahan Petrus Adrianto. Farmakologi Dasar dan Klinik. EGC. Jakarta.

Kee, J. L., E. R. Hayes, 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Alih bahasa : Dr. Peter Anugrah. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Kristiyaningsih. 2006. Pengaruh Pemberian Vaksinasi BCG, Stress, dan Kombinasi Vaksinasi BCG-Stress Terhadap Kemampuan

Proliferasi Limfosit Pada Mencit Balb/c. Universitas Diponegoro. Semarang.

Lawal, O.A. dan O, Adebola. 2009. Chemical Composition of The Essential Oils of Cyperus Rotundus L. From South Africa. Journal Molecules 2009,14. Hal 2909-2917.

Leslie, R.D.G.1989. Diabetes. Terjemahan Agus Djaya, Ed: Surya Satya Negara.Penerbit Arcan. Jakarta. Vol. 45 No.1.

Malole M.B.M., C.S.U. Pramono. 1989. Penggunaan Hewan-hewan Percobaan

di Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Bioteknologi. IPB. Bogor. Hal 104.


(4)

Marseno, J.W. 1998. Handout Kimia dan Teknologi Karbohidrat “Non Strach

Polysaccharides” Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, PPS. UGM.

Yogyakarta. 45 Hal. 574.192.

Muhilal, 1991. Teori Radikal Bebas Dalam Gizi dan Kedokteran. Cermin Dunia Kedokteran. 73 : 9-11.

Murnah. 1995. Pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif minyak atsiri dan tannin dalam umbi teki. Jurnal Kedokteran Diponegoro 30 (3 dan 4): 234-238.

Ngatidjan, 1991. Metode Laboratorium Dalam Toksikologi Petunjuk

Laboratorium. PAU Bioteknologi UGM.Yogyakarta. pp. 94-132.

Olausson, E.A., A. Kilander. 2008. Glycaemic Index of Modified Cornstrach in Solutions with Different Viscosity. A Study in Subject with Diabetes Mellitus type 2. Clinical Nutrition, 27: 254-257.

Parveen, Z., Y. Deng., M.K. Saeed., 2007. Antiinflamatory and Analgesic Activities of Thesium Chinense Turez Extracts and its Mayor Flavonoids, Kampferol and Kaempferol 3-0-Glucoside. Yakugaku Zasshi 127(8).p 1275-1279.

Piparo, L. E., H. Scheib., N. Frei., G. Williamsom., M. Grigorov., C.J. Chou., 2008. Flavonoid for Controlling Strach Digestion : Structural Requirements for Inhibiting Human Alpha Amylase. Journal of Medicinal Chemistry.Tersedia di

http://pubs.acs.org/doi/full/10.1021/jm800115x

Priyambodo, S. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Ed ke-3. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pudjiastuti, B ., Dzulkarnain, dan Y. Astuti. 1996. Uji analgetik infuse daun sembung (Blumea balsamifera DC.) pada mencit putih. Cermin Dunia Kedokteran 28 : 34 – 36.


(5)

Purwanto, N.H. 2011. Hubungan Pengetahuan Tentang Diet Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus. Journal Keperawatan. Vol. I No. 01.

Rao P.T., K.S, Rao., & C.L, Usha. 2011. Stochastic Modeling of Blood Glucose Level in Type-2 Diabetes Mellitus. Asian Journal of Mathematics and Statistic 4(1):56-65.

Santosa, M.H., H. Studiawan. 2005. Uji Aktivitas Penurun Kadar Glukosa Darah Ekstrak Daun Eugenia polyantha Pada Mencit Yang Diinduksi Aloksan. Universitas Airlangga. Surabaya. Vol. 21 No. 2.

Sari, L.O.R.K. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan

Manfaat Dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian.

Universitas Jember. Vol III, No. 01, April 2006, 01-07. 1693-9883.

Sa’roni., Wahjoedi. 2002. Pengaruh Infus Rimpang (Cyperus rotundus L.) teki Terhadap Siklus Estrus Dan Bobot Uterus Pada Tikus Putih. Jurnal Bahan Alam Indonesia: 1:45-48.

Studiawan, H., M. H, Santosa.2005. Uji Aktivitas Penurun Kadar Glukosa Darah Ekstrak Daun Eugenia polyantha pada Mencit yang Diinduksi Aloksan. Media Kedokteran Hewan. Vol. 21 (2): 62-65.

Sudarsono, A. Pudjiarinto, D. Gunawan, S. Wahyono, I.A. Donatus, M. Dradjad, S. Wibowo, dan Ngatidjan. 1996. Tumbuhan obat, Hasil

Tradisional (PPOT).UGM. Yogyakarta. 44-52.

Sugati, S. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Depkes RI, BPPK. Jakarta, Hal : 108-456.

Tjokroprawiro, A. 1980. Prevalensi Diabetes Mellitus Dewasa di Kodya Surabaya. Lembaga Penelitian Universitas Airlangga. Surabaya.

Tjokroprawiro, A. 1986. Diabetes Mellitus Aspek Klinik & Epidemiologi. Airlangga University Press. Surabaya. Hal : 27,51.


(6)

WHO (World Healthy Organisation). 2003. Traditional Medicine,

http://www.who.int/mediacentre/factsheets. 27/02/2015. 13.32 am.

Waji, R. A., S. Andis. 2009. Flavonoid (Quercetin). Makalah Kimia Organik Bahan Alam. Universitas Hasanuddin.

Wijayakusuma, H. 2000. Sehat DenganTeki. http//www.suarakarya.co.id. Jakarta. 10/11/07. 19.30.23 PM.

Wikipedia. 2014. www.

Biologi-Sel.Mencit-Mus-musculus-dan-klasifikasinya.html. Diakses Kamis. Pukul 19.30 wib.

Wild, S.G., Roglie, A. Green, R. Sicree, and H. King. 2004. Global Prevalence of Diabetes, Estimates for the year 2000 and Projections for 2030. Diabetes Care 27:1047-1453.

Yorijuly. 2012. Perhitungan Dosis Untuk Hewan Percobaan. http:/yorijuly14. Wordpress.com/2012/06/02perhitungan-dosis-untuk-hewan-percobaan. Diakses pada tanggal 20/12/2014.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum L.), Metformin dan Glibenklamid terhadap Kadar Gula Darah pada Mencit Diabetes yang Diinduksi Aloksan Tahun 2011

2 65 103

EFEK EKSTRAK UMBI RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L) SEBAGAI ANTIPIRETIK PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI VAKSIN DPT-Hb

0 5 16

EFEK EKSTRAK UMBI RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L) SEBAGAI ANTIPIRETIK PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI VAKSIN DPT-Hb

1 10 80

Efek Ekstrak Umbi Rumput Teki (Cyperus rotundus L) Sebagai Antipiretik Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Vaksin DPT-Hb

0 3 16

STRUKTUR OOSIT SELAMA FOLIKULOGENESIS MENCIT BETINA (Mus musculus L.) SETELAH PEMBERIAN SECARA ORAL EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.)

0 16 9

KETEBALAN LAPISAN GRANULOSA MENCIT (Mus musculus L.) BETINA SELAMA FOLIKULOGENESIS SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.)

1 14 8

KETEBALAN LAPISAN GRANULOSA MENCIT (Mus musculus L.) BETINA SELAMA FOLIKULOGENESIS SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.)

1 17 70

EVALUASI FUNGSI GINJAL MENCIT (Mus musculus L.) BETINA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) SECARA ORAL

0 13 8

UJI ANTIDIARE EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) DIBANDINGKAN DENGAN OBAT Attapulgite PADA MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN YANG DIINDUKSI Oleum ricini

2 10 43

STRUKTUR HISTOLOGI TUNAS ANGGOTA DEPAN FETUS MENCIT (Mus musculus L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.)

2 12 54