PENGARUH PEMBERIAN MEDIA EDUKASI VISUAL LEWAT LINE TERHADAP PERILAKU MEROKOK MAHASISWA PSIK UMY

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PEMBERIAN MEDIA EDUKASI VISUAL LEWAT LINE TERHADAP PERILAKU MEROKOK MAHASISWA PSIK UMY

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh AHMAD JUMANTO

20120320180

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PEMBERIAN MEDIA EDUKASI VISUAL LEWAT LINE TERHADAP PERILAKU MEROKOK MAHASISWA PSIK UMY

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh AHMAD JUMANTO

20120320180

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii


(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ahmad Jumanto

NIM : 20120320180

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang penulis tulis ini benar-benar merupakan hasil karya penulis sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 22 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,


(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN Tidak akan ada perjuangan tanpa ada rintangan

Tidak akan ada bahagia tanpa ada perjuangan dan rintangan

Bismillah, dengan rahmat Allah Yang Maha Esa peneliti diberikan kemudahan dan kelancaran dalam penulisan karya tulis ini.

Karya tulis ini saya persembahkan kepada kedua orang tua, bapak H.Sunarto dan ibu Hj.Sri Yani yang telah mleimpahkan doa dan dukungan yang luar biasa serta adik Agung Kurniawan dan Faza Ilya Muzdalifah yang menjadi motivasi tambahan bagi peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Terimakasih juga kepada saudara di Lampung, yang telah memberikan semangat serta doa sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Terimakasih untuk “The Plangton” yang telah menemani dan mengisi waktu luang selama 4 tahun ini, dari sini saya mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman dalam berbagai hal. Masa-masa 4 tahun ini kini tinggal kenangan, satu per satu mulai merintis dan menentukan langkah untuk masa depannya, semoga ini bukan menjadi akhir dari perjalanan kita, masih ada kesempatan untuk bersama lagi, yakinlah ini bukan yang terakhir. Waktu perpisahan ini hanya sementara untuk menjadikan kita lebih baik lagi, saya yakin Allah akan mempertemukan kita orang lagi pada kesempatan yang lain, saya sangat yakin hal ini. Semoga kesuksesan menyertai kalian dan saya “The Plangton”.


(6)

v

KATA PENGANTAR Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini. Sholawat dan salam tak lupa penulis curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Ucapan terima kasih ingin penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini, khususnya kepada:

1. Bapak Sunarto, Ibu Sri Yani, Agung Kurniawan dan Faza Ilya Muzdalifah selaku orang tua dan keluarga yang telah mendukung dengan segenap tenaga, doa dan usaha.

2. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An.,M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Sri Sumaryani, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat.,HNC., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan sosok seorang ibu yang selalu semangat mendorong anaknya menuju sukses.

4. Dianita Sugiyo, S.Kep., Ns.,MHID, selaku mentor atau dosen pembimbing yang telah membimbing kami hingga menyelesaikan penelitian ini.

5. Winny Setyonugroho, PhD, selaku dosen penguji yang telah memberikan saran perbaikan demi kemajuan peneliti.

6. Seluruh Tenaga Pengajar dan Administrasi di Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhaammadiyah Yogyakarta.

7. Unit Kegiatan Mahasiswa Tenis Meja selaku organisasi yang telah memberikan pengalaman dan dukungan selama berkuliah di FKIK UMY. 8. Agus Gunadi selaku teman yang membantu dalam menyelesaikan karya

tulis dan Aris Handoko selaku teman payungan pada penelitian ini

9. Rahmad Maulana Suryani, Sindika Pratama, Edo Zulkarnaen, Wahyu Setio Aji, Ana Yunita, Eli Wiji Utami, Agus Elvi Anti, Agus Elvi Ani, Ma’rifatul Fadilat, Hafidha Fatmasari, Zerlinda Ghassani, Nurdina Wahyu, Inda Resky Aulia, Satifa Layla Hanum, Ratri Imas Permana, Rizky


(7)

vi

Panyekar Kuswandari, Nadia Imara Fasa, Deva Prayunika, Linda Trie Amalia, Rosdiana Palupi, Pratiwi Nova, Arum Via, Nuryanti, Dwi Sasmoko Ajie, Yudan Harry Sandika, Deby Listyoning Pambudhi, Dian Putranto, Ahmad Nugroho, Archiliandi dan Hafidz Ardita.

10. Seluruh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2012.

Penulis sadar masih banyaknya kekurangan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan bimbingan, kritik dan saran demi kemajuan bersama. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada para pembaca semoga Allah SWT melindungi kita semua.

Wassalammu’alaikum Wr Wb


(8)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESEHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

INTISARI ... xii

ABSTRACT ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Keaslian Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Alasan Mahasiswa Merokok ... 11

2. Perilaku Merokok dan Motivasi ... 14

3. Pengaruh Media Visual dan Media Sosial Line terhadap Perilaku ... 15

B. Kerangka Konsep ... 19

C. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN... 21

A. Desain Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

D. Variabel Penelitian ... 24

E. Definisi Operasional ... 24

F. Instrumen Penelitian ... 24

G. Jalannya Penelitian... 26


(9)

viii

I. Analisis Data ... 29

J. Etika Penelitian ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Hasil Penelitian ... 32

1. Deskripsi Wilayah Penelitian... 32

2. Gambaran Karakteristik Responden ... 33

3. Gambaran Perilaku Merokok Kelompok Penelitian ... 37

4. Hasil Uji Perbedaan Rerata Perilaku Merokok Pada Tiap Kelompok Penelitian ... 39

5. Hasil Uji Perbedaan Rerata Perilaku Merokok Antara Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol ... 42

B. Pembahasan... 43

1. Karakteristik Responden ... 43

2. Perilaku Berhenti Merokok ... 50

3. Pengaruh Pemberian Media Edukasi Visual Line Terhadap Perilaku Merokok Mahasiswa PSIK-UMY ... 52

4. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

LAMPIRAN ... 63

I. Lembar Permohonan Menjadi Responden ... 64

II. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 65

III. Lembar Informasi Penelitian... 66

IV. Form Data Demografi Responden ... 69

V. Kuesioner Perilaku Merokok ... 71

VI. Media Edukasi Visual ... 73

VII. Hasil Uji Valid Dan Realibilitas ... 80

VIII. Hasil Analisis Data Penelitian ... 81

IX. Hasil Crosstab ... 93

X. Surat Kelayakan Etik ... 100

XI. Surat Izin Melakukan Uji Valid ... 101


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional ... 24 Tabel 4.1. Distribrusi Frekuensi Karakteristik Responden ... 33 Tabel 4.2.Hasil Uji Friedman Kelompok Intervensi disertai Infromasi Rerata dan Simpangan Baku ... 39 Tabel 4.3.Hasil Analisi Post-Hoc dengan Uji Wilcoxon Kelompok Intervensi ... 40 Tabel 4.4.Hasil Uji Friedman Kelompok Kontrol disertai Informasi Rerata dan Simpangan Baku ... 41 Tabel 4.5.Hasil Analisis Post-Hoc dengan Uji Wilcoxon Kelompok Kontrol 42 Tabel 4.6.Hasil Uji Kruskal-Wallis disertai Informasi Rerata dan Simpangan Baku ... 43


(11)

x

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1. Gambaran Perilaku Merokok Kelompok Intervensi ... 37 Diagram 4.2. Gambaran Perilaku Merokok Kelompok Kontrol ... 38


(12)

xi

DAFTAR SINGKATAN Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan UMY : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta WHO : World Health Organzation


(13)

ii


(14)

xii INTISARI

Latar Belakang: Jumlah perokok aktif laki-laki di Indonesia mencapai 57,1% dan perokok wanita mencapai 36% dari total seluruh penduduk Indonesia, sementara itu lebih dari 217.400 penduduk Indonesia yang meninggal diakibatkan oleh penggunaan tembakau. Banyaknya jumlah perokok di Indonesia menyebabkan beralihnya penyebab kematian yang semula di dominasi oleh penyakit infeksi ke penyakit tidak menular. Dari permasalahan ini perlu dilakukan pemberian edukasi untuk menurunkan perilaku merokok, edukasi tersebut dapat berupa gambar maupun media visual lainnya.

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian media edukasi visual lewat line terhadap perilaku merokok mahasiswa PSIK-UMY.

Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif , Quasy-Experimental with pre-test and post-test control group design. Pengukuran perilaku dilakukan saat pre-test,

1 minggu dan post-test. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Responden terdiri

dari 18 orang di kelompok perlakuan yang berikan intervensi berupa pengiriman media

edukasi visual lewat line dan 18 orang di dalam kelompok kontrol dengan teknik simple

random sampling.

Hasil Penelitian: Hasil analisis dengan uji Friedman pada kelompok intervensi diperoleh nilai p=0,005 dengan rerata perilaku tertinggi pada pengukuran perilaku saat pre-test

(9,89). Analisis Post-Hoc uji Wilcoxon menunjukan nilai p=0,034 pada pengukuran

perilaku satu minggu intervensi terhadap pre-test dan pengukuran perilaku saat post-test

terhadap pre-test didapatkan nilai p = 0,013. Hasil uji Friedman pengukuran perilaku

pada kelompok kontrol diperoleh nilai p= 0,006 dengan rerata paling tinggi ditunjukkan pada saat pre-test (8,06). Hasil analisis Post-Hoc dengan Wilcoxon diperoleh hasil p=

0,020 pada pengukuran Post-test terhadap Pre-test dan Pengukuran perilaku post-test

terhadap satu minggu didapatkan hasil p=0,025. Hasil uji dengan Kruskall-Wallis menunjukkan nilai p= 0,179.

Kesimpulan: Tidak terdapat pengaruh media edukasi visual lewat Line terhadap perilaku merokok mahasiswa PSIK UMY. Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini agar lebih baik kedepannya dan memperdalam semua faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok remaja.


(15)

xiii ABSTRACT

Background: The number of active male active smokers in Indoneia reached 57.1% and women 36% of the total population of Indonesia, while more than 217.400 people who died because of tobacco use. A large number of smokers in Indonesia led to the changes cause of death, which was originally dominated by infectious diseases to non-communicable diseases. These issues need to be cover by giving the education to reduce smoking behavior, education may be a picture or other visual media.

Objective: The aim of this study was to determine the effect of visual educational media through line against student smoking behavior PSIK-UMY.

Methods: This study was a quantitative research, Quasy-Experimental with pre-test and post-test control group design. Measurement of behavior done during the pre-test, one week and post-test. The study was conducted in May 2016. The respondents consisted of 18 people in the treatment group were given intervention in the form of visual education media delivery through Line and 18 in the control group with simple random sampling technique.

Results: The results of analysis by Friedman test in the intervention group obtained value of p = 0.005 with the average of the highest behavior on the measurement of the current behavior of the pre-test (9.89). Post-Hoc Analysis Wilcoxon test showed the value of p = 0.034 in the measurement of the behavior of one-week intervention against the pre-test and measurements of the behavior when the post-test of the pre-test p value = 0.013. Friedman test results measuring the behavior of the control group obtained p = 0.006 with the highest average was shown in pre-test (8.06). Post-hoc analysis of the wilcoxon test obtained p = 0.020 in the Post-test measurements of the Pre-test and post-test measurement of the behavior of one week showed p = 0.025. The results of Kruskal-Wallis test showed the value of p = 0.179.

Conclusion: There is no effect of visual educational media by Line toward smoking behaviour on student of PSIK UMY. Therefore, researchers suggested for further research in order to develop this research to be better in the future and deepen all the factors associated with adolescent smoking behavior.


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jumlah perokok aktif di Indonesia dengan jenis kelamin laki-laki mencapai 57,1% dan perokok wanita mencapai 36% dari total seluruh penduduk Indonesia, sementara itu lebih dari 217.400 penduduk Indonesia yang meninggal diakibatkan oleh pengguaan tembakau (The Tobbaco Atlas, 2013). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) juga menunjukkan perilaku merokok penduduk usia 15 tahun keatas masih belum terjadi penurunan dari 2007 ke 2013, cenderung meningkat dari 34,2% pada tahun 2007 menjadi 36,3 % tahun 2013 dengan klasifikasi 64,9% laki-laki dan 2,1% perempuan masih menghisap rokok. Ditemukan 1,4% perokok umur 10-14 tahun, 9,9% perokok pada kelompok tidak bekerja, dan 32,3% pada kelompok kuintil indeks kepemilikan terendah. Sedangkan rerata jumlah batang rokok yang dihisap adalah sekitar 12,3 batang, bervariasi dari yang terendah 10 batang di Yogyakarta dan tertinggi di Bangka Belitung sebanyak 18,3 batang. Banyaknya jumlah perokok di Indonesia menyebabkan beralihnya penyebab kematian yang semula di dominasi oleh penyakit infeksi ke penyakit tidak menular. Berdasarkan data dari RISKESDAS menyebutkan bahwa penyakit yang timbul disebabkan oleh rokok antara lain Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) dan asma. Konsumsi rokok merupakan faktor risiko dari sebagian besar penyakit tidak menular. Saat ini


(17)

diperkirakan ada 1,3 triliun perokok di seluruh dunia yang menyebabkan 5 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat konsumsi rokok. Untuk tahun 2020 diperkirakan jumlah angka kematian akan meningkat menjadi 10 juta per tahun, dan kecenderungan penyakit serius di usia remaja secara global 70% berada di negara berkembang yang pertumbuhannya lebih pesat dari pada negara maju (Suryati, 2013).

Penyakit dan perilaku merokok remaja ini banyak dihubungkan dengan faktor lingkungan. Lingkungan sangat berperan penting bagi perkembangan remaja itu sendiri. Remaja pada umumnya bergaul dengan orang lain berdasarkan karakteristik persahabatan mereka. Sebuah penelitian di Jepang mengatakan bahwa merokok sangat erat hubungannya dengan pengaruh teman sebaya pada usia remaja. Anak muda antara usia 10 dan 14 tahun (WHO) baik yang berada di lingkungan pendidikan maupun yang tidak, sering dianggap sebagai kelompok yang sehat. Pada kenyataannya, banyak remaja yang meninggal prematur (sebelum mencapai umur harapan hidup) karena kecelakaan, bunuh diri, dan kekerasan (Riset Kesehatan Dasar, 2013).

Menurut para ulama Indonesia rokok memang belum ada di masa Rosulullah Shallallohu ‘alaihi Wa Sallam. Namun Islam telah datang dengan membawa kaidah-kaidah yang umum yang mengharamkan setiap perkara yang membahayakan badan atau mengganggu orang lain atau merugikan harta. Dalil- dalilnya antara lain:


(18)

3

يح ّلَه لَّ ب تويحر م ّّيْه له بَيحر

Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk” (QS. Al A’rof: 157). Setiap yang khobits

terlarang dengan ayat ini. Di antara makna khobits adalah yang memberikan efek negatif.

Allah Ta’ala berfirman,

َ َليُه بهي َ حَْحلى لَّ ُ ةر

Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan

(QS. Al Baqarah: 195).

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ر , َْى لّ َْي لق َْه ف لّ هيووُح ي لَ م ي ت لل هاَخي َُّ لََّ َهق هيووُ َهق َهق ت هيىا هاَخي َُّ يىس بيايُ هاَخي َُا َهق ر , َْىَ لّ َْي لق َْه ف ي لَ م ي ت يايُح ْح

َْىَ لَّ َْي لق َْه ف ي لَ م ي َت ه َْى ت ليَلُح ْح ت هَُْحْي لهَْحْيى

Barangsiapa yang sengaja menjatuhkan dirinya dari gunung hingga mati, maka dia di neraka Jahannam dalam keadaan menjatuhkan diri di (gunung dalam) neraka itu, kekal selama lamanya. Barangsiapa yang sengaja menenggak racun hingga mati maka racun itu tetap ditangannya dan dia menenggaknya di dalam neraka Jahannam dalam keadaan kekal selama lamanya. Dan barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu akan ada ditangannya dan dia tusukkan ke perutnya di neraka Jahannam dalam keadaan kekal selama lamanya” (HR Bukhari

no. 5778 dan Muslim no. 109).

Berdasarkan dalil di atas, terlihat jelas bahwa para ulama mengharamkan merokok, hal tersebut didukung dengan langkah pemerintah Indonesia dalam upayanya mengurangi jumlah konsumsi tembakau telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 109 Tahun 2012 yang menyatakan bahwa setiap produsen rokok wajib menempelkan


(19)

gambar pada setiap bungkus rokok, gambar tersebut berisi tentang peringatan kesehatan.

Gambar pada bungkus rokok memberikan pengaruh pada perokok hingga perilaku berhenti merokok, gambar ancaman tersebut juga memberikan perubahan sikap bagi perokok dari yang semula perokok berat menjadi bisa mengurangi kebiasaan merokoknya, ada juga yang sampai ingin berhenti merokok (Yulianti, 2015).

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh (Alief, 2015) menyebutkan bahwa gambar bahaya merokok pada bungkus rokok memiliki hubungan positif terhadap upaya untuk berhenti merokok, semakin tinggi seseorang terkena paparan dari gambar bahaya merokok yang terdapat di bungkus rokok maka akan semakin tinggi pula keinginan untuk berhenti merokok, sama juga dengan sebaliknya, semakin rendah terpaan gambar bahaya merokok pada bungkus rokok maka upaya untuk berhenti merokok yang dilakukan juga semakin rendah.

Banyak cara yang telah dilakukan untuk membantu orang-orang yang ingin berhenti merokok. Penelitian (Diniyah, 2015) menyatakan bahwa media sosial dipandang dua kali lebih efektif untuk membantu seseorang berhenti merokok daripada cara tradisional, layanan untuk membantu berhenti merokok secara tradisional memiliki keterbatasan jangkauan pada era digital saat ini, dengan banyaknya orang yang menggunakan ponsel maka mempunyai kemungkinan lebih untuk berhenti merokok dengan alasan pada saat ini orang-orang termasuk remaja merupakan pengguna


(20)

5

berat media sosial, maka dengan media sosial lebih mengena untuk menyampaikan program-program yang mendukung berhenti merokok. Sebuah studi menyebutkan, postingan gambar dan update status hidup dalam situs media sosial dapat membantu perokok berhenti dan orang-orang yang menggunakan media sosial ternyata punya kemungkinan dua kali dapat berhenti merokok dari pada orang yang menggunakan metode lain (Haryadi, 2015).

Media sosial yang digunakan oleh penduduk Indonesia diantaranya

Blackberry Messenger (BBM), Whatsapp, Line dan lain lain. Media sosial tersebut merupakan aplikasi modern yang dimasa ini lebih banyak digunakan dibandingkan dengan menggunakan short message sending

(sms) dan telepon karena memberikan banyak kemudahan. Jumlah pengguna Line secara global adalah 181 juta pengguna, untuk di Indonesia jumlahnya mencapai 30 juta pengguna atau peringkat empat dunia setelah Jepang, Taiwan dan Thailand (Abdillah & Yuliansari, 2015).

Peneliti telah melakukan survei pendahuluan pada bulan Januari 2016 terhadap mahasiswa laki-laki PSIK UMY, survei pendahuluan dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada seluruh mahasiswa PSIK UMY (angkatan 2012, 2013,2014, dan 2015) berjenis kelamin laki-laki, di dalam kuesioner tersebut terdapat 8 pertanyaan, pertanyaan pertama adalah “Apakah saudara merokok?” apabila jawaban adalah YA maka dilanjutkan ke pertanyaan nomor 2 sampai dengan nomor 8, tetapi apabila pertanyaan nomor 1 dijawab TIDAK maka responden tidak menjawab pertanyaan


(21)

nomor 2 sampai nomor 8 karena pertanyaan tersebut berkaitan dengan perilaku merokok. Pada kuesioner tersebut responden juga mengisi identitas meliputi nama, angkatan dan id Line. Dari hasil survei pendahuluan di dapatkan hasil bahwa dari 118 jumlah mahasiswa PSIK UMY berjenis kelamin laki-laki didapatkan hasil 38 diantaranya adalah perokok. Peneliti memilih Line karena di setiap angkatan memiliki grup

Line yang fungsinya adalah untuk menyampaikan dan menerima informasi terkait dengan jadwal kuliah, tugas, tutorial dan lain-lain yang berkaitan dengan perkuliahan. Dari alasan tersebut peneliti berasusmsi bahwa semua mahasiswa PSIK UMY memiliki Line karena salah satu kegunanya adalah untuk mendapatkan informasi tersebut.

Berdasar latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh gambar motivasi lewat media sosial line terhadap perilaku merokok mahasiswa PSIK UMY. Penelitian ini menggunakan media sosial

line sebagai suatu media intervensi dengan mengombinasikan kata dan gambar yang akan disebarkan melalui media sosial tersebut ke responden. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah berupa: 1. Bagaimanakah bentuk media edukasi visual Line massanger tentang

perilaku merokok?

2. Bagaimanakah perilaku merokok mahasiswa PSIK UMY sebelum dan sesudah dilakukan pengiriman media edukasi visual Line messenger?


(22)

7

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian media edukasi visual Line massanger terhadap perilaku berhenti merokok.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui penyebaran data demografi responden penelitian b. Untuk mengetahui tentang perilaku merokok pada mahasiswa PSIK

UMY sebelum dilakukan pengiriman media edukasi visual Line.

c. Mengetahui perbedaan rerata perilaku yang bermakna antara dua kelompok data pada setiap kelompok intervensi maupun kelompok kontrol

d. Mengetahui perbedaan rerata yang bermakna antara perilaku kelompok intervensi dibandingakan dengan kelompok kontrol.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa PSIK UMY

Salah satu media intervensi untuk menurunkan jumlah perokok dengan cara memberikan media edukasi visual melalui Line.

2. Bagi Akademis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai media promosi kesehatan terhadap perilaku bahaya merokok pada kalangan mahasiswa PSIK UMY.


(23)

3. Bagi Peneliti

Untuk memperoleh pengalaman dalam hal melakukan riset dan menambah wawasan peneliti mengenai perilaku bahaya merokok melalui media sosial

Line.

E. Keaslian Penelitian

Penulis menemukan beberapa penelitian dan telah dilakukan penelitian, antara lain adalah:

1. Anastasia Dwi Puspitasari, (2015) dengan judul, “Perbedaan Dampak Gambar Peringatan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok Terhadap Minat Beli Ulang Rokok” penelitian ini menggunakan Accidental Sampling. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa kelima gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok tidak berdampak terhadap minat beli konsumen. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah, desain penelitan menggunakan Quasy experimental with pratest-posttest dengan control group design, waktu, dan tempat penelitian. Persamaan penelitian ini adalah persamaan tentang gambar rokok.

2. Sri Widiati, 2013 dengan judul “Efektifitas Pesan Bahaya Rokok pada Bungkus Rokok Terhadap Perilaku Merokok Masyarakat Miskin”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pengambilan data kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan kuesioner dan indept intereview. Hasil dari penelitian ini adalah pesan pada bungkus rokok belum efektif meningkatkan pengetahuan dan pencegahan perilaku


(24)

9

merokok pada informan Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah, jenis penelitian menggunakan kualitatif dan menggunakan Quasy experimental with pratest-posttest dengan control group design, waktu, dan tempat penelitian. Persamaan penelitian ini adalah persamaan tentang gambar rokok.

3. Muhammad Faisal, 2015 dengan judul “Pengaruh Gambar Peringatan Merokok pada Kemasan Rokok terhadap Sikap Pembelian”. Penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling dan Accidental Sampling.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah, teknik sampling menggunakan Total Sampling, populasi yang akan di teliti adalah mahasiswa PSIK UMY. Persamaan penelitian ini adalah persamaan tentang gambar rokok dan metode kuantitatif.

4. Toriq Abdurahman, 2014 dengan judul “Respon Mahasiswa Mengenai Kebijakan Selasa Tanpa Rokok di Media Sosial Twitter”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, populasinya adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung angkatan 2010 dengan menggunakan purposive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah responden mengetahui tentang kebijakan selasa tanpa rokok di media sosial twitter namun implementasi pada kehidupan sehari hari belum terlaksana secara maksimal. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah, metode menggunakan kuantitatif, populasinya mahasiswa PSIK UMY dan metode samplingnya adalah total sampling.


(25)

5. Bisma Alief, 2015 dengan judul “Hubugan Terpaan Gambar Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan Motivasi pasangan Terhadap Upaya Untuk Berhenti Merokok”. Penelitian ini menggunakan teknik non random sampling dengan metode purpoive sampling .Hasil dari penelitian mengungkapkan bahwa antara terpaan gambar bahaya merokok pada bungkus rokok dengan upaya untuk berhenti merokok memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,031 dimana tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien korelasinya sebesar 0,265. Sedangkan motivasi dari pasangan dengan upaya untuk berhenti merokok memiliki hubungan yang juga signifikan. Hal ini ditunjukan dengan nilai signifikansi sebesar 0,042 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien korelasinya sebesar 0,247. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah, pendekatan

quasy experimental with pratest-posttest dengan control group design,

teknik sampling menggunakan total sampling. Persamaan penelitian ini adalah jenis kualitatif dan gambar rokok.


(26)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka

1. Alasan Mahasiswa Merokok

Mahasiswa kesehatan atau orang yang sedang menempuh kuliah di jurusan kesehatan juga tidak terlepas dari perilaku rokok, sebanyak 66,6% mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta merupakan perokok aktif, sebagian besar mahasiswa yang merokok merupakan perokok sejak Sekolah Menengah Atas dengan orang tua serta lingkungan yang perokok (Rosita, Suswardany, & Abidin, 2012). Faktor dan tahapan yang menyebabkan mahasiswa merokok di lihat dari sisi psikologi di sebabkan karena sebagian besar dari mereka penasaran bagaimana rasanya rokok dan adanya anggapan dengan merokok mereka merasa lebih dewasa, kemudian dari sisi lain seseorang mendapatkan informasi berupa gambaran bahwa merokok itu menyenangkan dan dapat meningkatkan mood (disebut tahap

preparatory), kemudian mereka mencoba atau mengikuti orang lain untuk merokok (kurang dari 2 batang perhari) padahal dengan mencoba artinya mahasiswa tersebut memulai untuk menjadi perokok karena di dalam rokok terdapat kandungan zat seperti nikotin, tar, dan karbonmonoksida yang salah satu fungsinya adalah memicu terjadinya kecanduan terhadap rokok dan menimbulkan efek relaksasi atau rileks, pada tahap ini seseorang juga akan memutuskan apakah dirinya akan meneruskan


(27)

merokok atau berhenti merokok (disebut tahap invitation), ketika seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang perhari atau lebih maka orang tersebut memiliki kecenderungan untuk menjadi seorang perokok dan sebagian besar merokok untuk mengisi waktu luang (masuk tahap smoker), pada tahap selanjutnya merokok sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa dilepaskan seperti ketika sedang stres, emosi, bosan dan kurang konsentrasi maka mereka akan merokok untuk menenangkan diri dan menganggap rokok menjadi solusi untuk mengatasi semua yang dialami (masuk tahap maintenance). Terdapat juga 3 klasifikasi perokok berdasarkan jumlah rokok yang di hisap yaitu perokok ringan apabila seseorang merokok 1-4 batang per hari, perokok sedang apabila merokok 5-14 batang per hari, dan berat apabila merokok lebih dari 15 batang per hari (Erfin, 2014; Halim, 2013; Tarupay, Ibnu, & Rachman, 2014).

Merokok dapat dibedakan menjadi 4 tipe, yang pertama adalah tipe perilaku merokok karena perasaan negatif, maksudnya disini adalah seseorang merokok untuk menghilangkan stres dan kebosanan yang sedang di alami, kemudian yang kedua adalah tipe perilaku merokok karena perasaan positif, maksud perilaku pada tahap adalah untuk menambah kenikmatan, misalnya setelah minum kopi mereka akan merokok supaya lebih nikmat, tipe ketiga adalah perilaku merokok yang adiktif, pada tipe ini perokok sudah kecanduan dan merasa kenikmatan merokok itu berkurang, karena alasan itulah maka mereka menambah jumlah rokok yang dihisapnya agar tetap nikmat atau kenikmatan


(28)

13

merokokya bertambah, tipe yang terakhir adalah karena perilaku yang sudah menjadi kebiasaan, merokok sudah dijadikan kebutuhan sehari-hari yang harus dilakukan. Oleh karena itu saat ini telah terjadi pergeseran makna dari yang semula merokok itu berbahaya sekarang menjadi merokok itu menyenangkan dan telah terjadi pergeseran penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak dari penyakit menular ke penyakit tidak menular (karena perilaku merokok) seperti penyakit jantung, kanker, TBC dan lain-lain (Fikriyah & Febrijanto, 2012; Erfin, 2014; Suryati, 2013). Faktor yang menyebabkan mahasiswa merokok selanjutnya adalah dari segi lingkungan, faktor ligkungan sangat mempengruhi seseorang untuk merokok karena lingkungan merupakan tempat bersosialisasi antara satu orang dengan orang lain maka apabila di lingkungan tersebut banyak yang merokok secara tidak langsung orang yang awalnya tidak merokok akan terpapar oleh rokok dan kemungkinan untuk menjadi perokok tinggi, bahkan di Aceh rokok sudah menjadi tradisi serta muncul anggapan bahwa merokok tidak berbahaya apabila dibandingkan dengan menghisap ganja (Rosemary, 2013; Halim, 2013; Suryati, 2013).

Menurut (Fikriyah & Febrijanto, 2012) faktor lingkungan ternyata tidak terlalu mempengaruhi perilaku merokok seseorang, berdasarkan penelitiannya, faktor psikologi yang menjadi penyebab utama seseorang untuk merokok apalagi pada usia remaja, pada usia tersebut seseorang akan membentuk identitas diri dan kebebasan dirinya sendiri, hal tersebut direlaisasikan dengan cara merokok, merokok dianggap menjadi salah satu


(29)

perilaku yang menunjukkan bahwa mereka tampak bebas dan dewasa dibandingkan dengan teman-temannya.

Faktor penyebab mahasiswa merokok yang terkahir adalah faktor keluarga, pola asuh keluarga permitif atau memberikan kebebasan penuh menjadi penyebab banyaknya remaja yang merokok, hal tersebut karena keluarga memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan apa saja yang dia mau, termasuk untuk mengkonsumsi rokok (Sari & Wahyuni, 2011). Orang tua perokok juga akan menjadi salah satu penyebab remaja merokok, hal tersebut karena kebanyakan remaja meniru apa yang dilakukan orang tua nya dan apabila ketahuan merokok mereka akan berlindung dengan mengatakan bahwa ayah saya juga merokok. Rumah tangga yang tidak bahagia juga dapat mengakibatkan remaja merokok karena kurang perhatian dan remaja terkesan bebas melakukan apa saja yang dia mau termasuk merokok (Tarupay, Ibnu, & Rachman, 2014; Sari & Wahyuni, 2011; Halim, 2013).

2. Perilaku Merokok dan Motivasi

Perilaku yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktifitas atau kegiatan berupa menghisap rokok yang telah di bakar dan menimbulkan asap, yang dinilai pada perilaku dalam penelitian ini adalah jumlah rokok yang dihisap setiap harinya (Fikriyah & Febrijanto, 2012). Motivasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah dorongan dari dalam diri sendiri baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan tindakan


(30)

15

dengan tujuan tertentu. Motivasi berhenti merokok merupakan keinginan dari dalam dirinya sendiri untuk berhenti merokok (Alief, 2015).

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok adalah adanya gambar bahaya kesehatan pada bungkus rokok, hal itu membuat nyali pembeli berkurang sehingga konsumsi rokok dapat berkurang, kemudian faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku merokok adalah mendengarkan cerita dari seorang mantan pecandu rokok yang sekarang berhenti merokok karena mendapat penyakit akibat dari perilaku buruk merokoknya (Yulianti, 2015; Alief, 2015). Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang bisa mempengaruhi perilaku merokok seseorang yaitu pasangan, pasangan dianggap menjadi orang yang lebih sering berkomunikasi dan bertemu dengan perokok, efek dari kegiatan tersebut adalah pasangan dapat lebih sering mengingatkan untuk berhenti merokok dan biasanya lebih di dengarkan (Alief, 2015).

3. Pengaruh Media Visual dan Media Sosial Line terhadap Perilaku Kemajuan teknologi semakin memudahkan komunikasi dengan orang lain melalui jejaring sosial yang terhubung oleh jaringan internet, komunikasi menggunakan media sosial juga banyak digemari di masyarakat karena lebih mudah, praktis , fleksibel dan tidak perlu bertatap muka ketika akan menggunakannya dalam berkomunikasi dengan orang lain, sehingga komunkasi dapat dilakukan dimanapun tempatnya selama terdapat jaringan internet dan kapanpun bisa melakukan komunikasi menggunakan media sosial (Gulo, 2015; Usbana, 2015). Pemberian atau


(31)

pengiriman gambar melalui media sosial Line sangat menarik minat mahasiswa atau pembaca untuk melihatnya, kenyataan itu terjadi karena

Line dianggap lebih mudah di operasikan dan didukung dengan jumlah pengguna Line di Indonesia yang mencapai 30 juta pengguna (Yunarto, 2016). Hal tersebut didukung dengan kebiasaan mahasiswa PSIK UMY yang menggunakan Line dalam memberikan atau menerima informasi seputar perkuliahan. Kemudahan menggunakan Line diantaranya dapat menerima dan mengirimkan gambar, dengan gambar maka panca indera manusia dalam hal ini mata akan menerima rangsangan kemudian diteruskan ke otak untuk dicerna manusia.

Manusia memiliki 5 panca indera, panca indera yang paling peka terhadap himbauan atau perintah adalah melalui gambar (penglihatan/visual), berdasarkan penelitian, seseorang lebih tertarik untuk membaca dan memahami pesan atau himbauan yang disampaikan melalui media gambar, karena pesan atau himbauan yang disampaikan lebih menarik, tidak membosankan, kreatif dan mudah dipahami di kalangan mahasiswa (Yulianti, 2015; Ambarwati, U, Kurniawati, K, & Darojah, 2014; Haryoko, 2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Haryoko, 2009) didapatkan hasil bahwa ada perubahan perilaku antara mahasiswa yang diberikan pembelajaran dengan media visual (kelompok eksperimen) dengan mahasiswa yang tidak diberikan pembelajaran dengan media visual yang artinya mahasiswa ini diberikan sistem pembelajaran dengan metode konvensional dan disebut kelompok kontrol. Hal tersebut


(32)

17

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Yani, 2014) didapatkan hasil bahwa dalam penggunaan media visual blackberry messanger telah berhasil merubah perilaku remaja dalam bentuk sikap, pengetahuan dan tindakan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Scherer, 2013; HS, 2011) menunjukkan hasil bahwa respon otak untuk memproses gambar/visual sangat cepat, bisa mencapai 60.000 x lebih cepat dibandingkan dengan memproses pesan berupa teks, keadaan itu dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas listrik otak manusia ketika dirangsang dengan gambar/visual, oleh sebab itu manusia lebih tertarik untuk melihat gambar daripada membaca teks. Menurut teori perubahan perilaku SOR (Teori Stimulus Organisme) dalam buku (Notoatmojo, 2007) perubahan perilaku terjadi melalui beberapa tahap yaitu individu mendapatkan rangsangan atau stimulus dalam hal ini berupa media edukasi visual, jika individu menerima rangsangan tersebut, maka rangsangan tersebut akan di olah otak untuk kemudian timbul kesediaan untuk bertindak, setelah itu dorongan berupa motivasi dari dalam diri akan membantu rangsangan tersebut untuk memberikan efek berupa tindakan dalam hal ini perubahan perilaku. Sedangkan menurut teori Kurt Lewin, perilaku manusia adalah keadaan yang tidak seimbang antara kekuatan pendorong dan kekuatan penahan, berarti perubahan perilaku dapat terjadi apabila kekuatan pendorong lebih besar daripada kekuatan penahan, hal yang bisa menyebabkan terjadinya perubahan perilaku antara lain kekuatan


(33)

pendorong meningkat sehingga akan mendorong terjadinya perubahan perilaku, dalam hal ini pendorongnya berupa media edukasi visual yang diberikan, kemudian disaat yang sama otomatis kekuatan penahan akan menurun sehingga terjadi perubahan perilaku (Notoatmojo, 2007).


(34)

19

B. Kerangka Konsep

Keterangan:

: Diteliti : Tidak Diteliti

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

1. Lingkungan

2. Pengaruh Orang Tua

3. Pengaruh Teman

4. Iklan Rokok

Perilaku Merokok: 1. Preparation 2. Invitation

3. Smoker

4. Maintenance

Intervensi Gambar Lewat

Media Sosial Line

Perilaku Merokok: 1. Preparation

2. Invitation

3. Smoker


(35)

C. Hipotesis

Ada pengaruh gambar motivasi lewat media sosial Line terhadap perilaku merokok mahasiswa PSIK UMY.


(36)

21 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental (eksperimen semu) pretest-posttest with control group design. Penelitian ini menggunakan dua kelompok, dimana kelompok perlakuan diberikan intervensi berupa pemberian media edukasi gambar via Line sedangkan kelompok kontrol diberikan intervensi dengan mengirimkan pesan terkait dengan bahaya merokok bagi kesehatan serta manfaat berhenti merokok. Pada kedua kelompok diberlakuan pre-test, dan setelah diberikan intervensi diadakan pengukuran kembali (post-test) (Nursalam, 2013).

Berikut merupakan rancangan desain penelitian esperimental kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, pre-test, intervensi, dan post-test:

O1 XI O2

O3 O4

Keterangan:

O1 : Pre-test dilakukan pada kelompok perlakuan untuk mengetahui perilaku merokok mahasiswa PSIK UMY sebelum dilakukan tindakan pengiriman media edukasi visual Line massenger.

O3 : Pre-test dilakukan pada kelompok kontrol untuk mengetahui perilaku merokok mahasiswa PSIK UMY.


(37)

X1 : Intervensi dengan melakukan pengiriman media edukasi visual Line massenger kepada responden kelompok perlakuan selama 1 bulan untuk mengetahui perilaku merokok pada mahasiswa PSIK UMY.

O2 : Post-tes dilakukan pada kelompok perlakuan untuk mengetahui perubahan perilaku merokok pada mahasiswa PSIK UMY setelah dilakukan pengiriman media edukasi visual Line Massenger selama 1 bulan. Alasan dilakukannya penelitian selama 1 bulan didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Suwardi (2013), Notokusumo (2014), Maria (2013), dan Shinta (2012) tentang keefektifan poster edukasi terhadap perubahan perilaku dan munculnya motivasi untuk berhenti merokok.

O4 : Post-tes dilakukan pada kelompok kontrol untuk mengetahui perubahan perilaku merokok pada mahasiswa PSIK UMY.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif PSIK UMY berjenis kelamin laki-laki angkatan 2012, 2013, 2014 dan 2015. 2. Sampel Penelitian

Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 38 mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi dan akan dibagi menjadi dua kelompok, dengan 18 orang masuk ke dalam kelompok intervensi dan 18 orang masuk ke dalam kelompok kontrol. Teknik sampling yang digunakan untuk mendapatkan sampel adalah Total Sampling dengan teknik System Random Sampling. Total Sampling adalah teknik pengambilan sample


(38)

23

dengan cara mengambil semua anggota populasi menjadi sampel, sedangkan teknik System Random Sampling merupakan teknik membagi sampel menjadi dua (kelompok kontrol dan intervensi) (Hidayat, 2010). Kriteria inklusi adalah sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

1) Terdaftar sebagai mahasiswa PSIK UMY yang dibuktikan dengan kartu tanda mahasiswa.

2) Berjenis kelamin laki-laki. 3) Perokok aktif.

4) Memiliki media sosial Line.

5) Responden yang membuka Line setiap hari 6) Bersedia menjadi responden.

b. Kriteria Eksklusi

1) Responden yang mengundurkan diri di tengah waktu penelitian. 2) Responden yang tidak memiliki gedget.

3) Responden yang tidak mematuhi aturan main yang telah disepakati.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PSIK UMY menggunakan media edukasi visual Line, responden kelompok perlakuan yaitu mahasiswa PSIK UMY. Penelitian ini akan berjalan selama 14 hari. Alasan dilakukannya penelitian selama 14 hari berdasarkan teori perubahan prilaku SOR dan teori perubahan perilaku Kurt Lewin.


(39)

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (independent)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media edukasi visual Line. 2. Variabel Terikat (dependent)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku merokok mahasiswa PSIK UMY.

E. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Media

Edukasi Visual Line

Media edukasi visual Line

berupa gambar, yang berisikan pesan edukasi dan dikirimkan

kepada responden

menggunakan aplikasi Line

massanger. Lembar observasi penerima an gambar.

Dilihat dan tidak dilihat

Perilaku Merokok

Perilaku adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia dalam menanggapi stimulasi

lingkungan, sedangkan

merokok adalah suatu

tindakan membakar dan

menghisap produk tembakau yang asapnya mengandung nikotin dan tar dengan atau

tanpa bahan tambahan.

Perilaku responden akan di ukur sebanyak 3x yaitu pada saat pre-test, 1 minggu, 2 minggu (post-test)

Kuesione r

Perilaku Merokok

1) Skor > 10 merokok berat.

2) Skor 4-9

merokok sedang.

3) Skor < 3

merokok ringan. Skala Likert data hasil Ordina l

F. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner Perilaku Merokok

Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner perilaku merokok yang berisi 8 pertanyaan, pertanyaan nomor 1 dan 2 terkait dengan tahapan perilaku merokok pada tahap preparatory,


(40)

25

pertanyaan nomor 3 dan 4 pada tahap invitation, pertanyaan nomor 5 dan 6 pada tahap smoker, dan pertanyaan nomor 7 dan 8 pada tahap

maintenance. Setiap pertanyaan memiliki pilihan jawaban dan skoring berupa tidak pernah (skor 0), jarang (skor 1), sering (skor 2) dan selalu (skor 3). Apabila jumlah skor secara keseluruhan yang diperoleh > 10 (perokok berat), skor 5-7 (perokok sedang) dan skor < 5 (perokok ringan). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dengan data ordinal. 2. Media Edukasi Visual Line

Pengiriman gambar media edukasi visual Line akan dilakukan pada pukul 21.00 WIB, alasannya adalah pada waktu tersebut sebagian mahasiswa sudah berhenti beraktfitas dan persiapan istirahat sehingga akan lebih menghayati gambar yang dikirimkan peneliti. Rata-rata mahasiswa PSIK membuka Line setiap hari dengan keperluan utama membuka grup angkatan untuk mengetahui apakah ada informasi terbaru atau tidak seputar perkuliahan, semua mahasiswa PSIK membuka Line

menggunakan gedget (Handphone) baik dengan menggunakan jaringan wifi atau menggunakan kuota internet, ketika menggunakan kuota internet peneliti yakin semua responden mempunyai kuota untuk membuka Line

karena hanya menghabiskan kuota internet sedikit dan mempertimbangkan kebutuhan setiap mahasiswa untuk mengetahui atau mendapatkan informasi terbaru seputar perkuliahan.

Cara kerja Line adalah apabila peneliti mengirimkan gambar atau pesan ke responden dan terdapat keterangan “baca” pada gedget peneliti,


(41)

artinya adalah responden tersebut membaca atau meneirma gambar yang disampaikan peneliti, sedangkan cara pengirimannya adalah peneliti mengirmkan gambar media edukasi kemudian resonden membuka gambar tersebut dan mendownloadnya, pengiriman media edukasi gambar kepada kelompok perlakuan sebanyak 18 responden dan mengirimkan pesan teks kepada kelompok kontrol berjumlah 18 responden.

3. Media edukasi visual

Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa gambar sebanyak 14 dan akan di kirimkan kepada kelompok perlakuan sebanyak 18 responden, dari 14 gambar tersebut nantinya akan di random (acak) untuk menentukan urutan gambar yang akan di kirimkan.

G. Jalannya Penelitian a. Tahap persiapan

a. Mengurus pengajuan dan penilaian kelayakan etik penelitian dengan objek manusia FKIK UMY.

b. Mengurus surat perizinan untuk melakukan penelitian dari Dekan FKIK UMY.

c. Menetapkan sampel yang akan diteliti oleh peneliti seuai kriteria inklusi penelitian dengan teknik total sampling.

d. Membagi sampel dalam kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengn menggunakan teknik System Random Sampling yaitu secara acak


(42)

27

f. Kelompok kontrol adalah mahasiswa PSIK UMY.

g. Melakukan pendekatan atau orientasi pada responden penelitian kelompok kontrol yaitu mahasiswa PSIK UMY untuk menjelaskan tujuan, tindakan, dan kontrak waktu.

h. Melakukan pendekatan atau orientasi pada responden penelitian kelompok intrvensi yaitu mahasiswa PSIK UMY untuk menjelaskan tujuan, tindakan, dan kontrak waktu.

i. Memberikan informed consent pada responden sebagai bukti bahwa responden bersedia mengikuti prosedur penelitian dari awal sampai akhir.

b. Tahap pelaksanaan

a. Peneliti membuat media edukasi visual berupa gambar disertai pesan atau tulisan tentang bahaya rokok yang telah disesuaikan dengan ukuran media sosial Line agar bisa terlihat oleh responden kelompok perlakuan.

b. Peneliti melakukan pretest pada kelompok perlakukan dan kontrol sebelum dilakukan pengiriman gambar melalui media sosial Line

dengan mengkaji perilaku merokok.

c. Peneliti melakukan pengiriman gambar tersebut satu hari sekali kepada kelompok perlakuan selama 2 minggu dan mengirimkan pesan tentang manfaat berhenti merokok kepada kelompok kontrol selama 2 minggu. d. Peneliti melakukan pengukuran perilaku kelompok intervensi pada


(43)

e. Peneliti melakukan pengukuran perilaku pada kelompok intervensi pada minggu ke dua (post test).

f. Peneliti melakukan post-test pada kelompok kontrol yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan perilaku merokok setelah 2 minggu. g. Setelah melakukan pengiriman gambar media edukasi visual, peneliti

memantau apakah gambar yang dikirimkan tersebut sudah dilihat oleh responden atau tidak dilihat dengan menggunakan lembar observasi (logbook).

h. Peneliti mengumpulkan kuesioner dan melakukan analisa dari hasil yang telah didapatkan dari pretest minggu pertama, minggu ke duadan

posttest.

H. Uji Validitas dan Realibilitas 1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu cara untuk mengukur tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid akan memiliki nilai validitas yang tinggi, begitu juga sebaliknya instrumn yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2013). Setiap pertanyaan dikatakan valid jika r dihitung > r tabel. Uji validitas penelitian ini akan dilakukan di PSIK Universitas Aisyiah Yogyakarta semua angkatan sebanyak 19 mahasiswa yang memiliki karakteristik yang sama dengan mahasiswa PSIK UMY. Validitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment.


(44)

29

2. Uji Realibilitas

Uji realibilitas kuesioner perilaku merokok adalah dengan menggunakan Alpha Cronbach.

I. Analisis Data

Analisis data suatu penelitian melalui prosedur prosedur bertahap antara lain: 1. Analisa Univariat

Analisis univariat diguanakan untuk menganalisis data karakteristik demografi responden yang akan ditampilkan dengan presentase dan frekuensi (Notoadmodjo, 2010).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (Notoatmodjo, 2010). Analisis bivariat digunakan peneliti untuk mencari adanya pengaruh gambar motivasi lewat media sosial Line terhadap perilaku merokok mahasiswa PSIK UMY sebelum (pretest), intervensi 1 minggu dan sesudah (posttest) intervensi. Kemudian peneliti menggunakan Uji Komparatif non parametrik dikarenakan variabel dalam penelitian ini adalah variabel ordinal. Untuk membandingkan 2 kelompok data yang berpasangan peneliti menggunakan Uji Friedman, jika nilai p<0,05 artinya terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara kedua kelompok data, setelah itu peneliti melanjutkan dengan Post Hoc Wilcoxon tujuannya untuk mengetahui 2 data yang berbeda. Kemudian untuk menguji lebih dari 2 kelompok data yang berpasangan peneliti menggunakan Uji Kruskall Wallis, jika nilai


(45)

p<0,05 peneliti melanjutkan dengan Post Hoc Mann Withney (Dahlan, 2013).

J. Etika Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengutamakan dasar etik melalui berbagai pertimbangan namun tetap menjunjung tinggi hak-hak otonomi manusia sebagai responden. Adapun prinsip yang harus diperhatikan dalam penelitian :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity). Pada penelitian ini peneliti menghormati hak-hak responden untuk mengetahui tujuan dari penelitian yang dilaksanakan serta hak-hak untuk berpartisipasi dengan cara menyediakan lembar persetujuan (informed consent) yang berisi penjelasan mengani manfaat penelitian, resiko dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan, manfaat yang didapat, kesediaan peneliti untuk menjawab pertanyaan responden mengenai responden, persetujuan untuk mengundurkan diri, dan jaminan anonimitas dan kerahasiaan informasi responden. Lembar persetujuan kemudian ditandatangani apabila responden bersedia.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and confidentiality).

Peneliti akan menjaga kerahasiaan informasi dan identitas responden dalam lembar pengumpulan data penelitian. Responden tidak disarankan untuk menuliskan nama, namun apabila responden menuliskan nama maka nama akan dirubah dengan kode pada input data. Informasi yang dapat


(46)

31

dicantumkan hanya informasi yang sesuai dengan perintah yang terdapat pada lembar kuesioner.

3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice and inclusiveness).

Peneliti akan menjaga prinsip keterbukaan dan keadilan dengan kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian. keterbukaan disini dijaga dengan menjelaskan prosedur penelitian. Peneliti juga tidak akan membeda-bedakan latar belakang jender, agama, dan etnis responden dalam melakukan intervensi.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits).

Peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir dampak yang merugikan responden dan memaksimalkan manfaat yang akan didapat selama proses penelitian. Hasil penelitian ini juga tidak akan digunakan untuk kepentingan yang bersifat merugikan responden.


(47)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dengan jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2012, 2013, 2014, dan 2015. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terletak di Jl. Ringroad Selatan kecamatan Kasihan, kabupaten Bantul provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Aktifitas mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di setiap angkatan hampir sama yaitu perkuliahan, praktikum, skill-lab, dan tutorial. Seluruh mahasiswa mengikuti kegiatan tersebut dari hari Senin sampai Sabtu mulai pukul 07.30 sampai 17.00 dengan jadwal yang berbeda disetiap angkatannya. Jeda kuliah antara jam pertama dengan jam selanjutnya sekitar 15 menit dan ketika istirahat siang waktu jedanya adalah 40 menit untuk sholat, makan dan minum.

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2012 sampai angkatan 2015 dengan jenis kelamin laki-laki belum pernah dilakukan penelitian dengan menggunakan media edukasi visual line terkait tentang bahaya perilaku merokok. Semua mahasiswa baik laki-laki atau perempuan mempunyai akun media sosial line karena informasi seputar perkuliahan disetiap angkatan diberikan melalui media sosial tersebut.


(48)

33

2. Gambaran Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 36 mahasiswa perokok yang sedang menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), pada prodi ilmu keperawatan dan merupakan mahasiswa angkatan 2012, 2013,2014 dan 2015. Responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi yang diberikan tindakan berupa pengiriman media edukasi visual melalui media sosial line sebanyak 18 responden dan kelompok kontrol sebanyak 18 responden yang diberikan tindakan berupa pengiriman pesan manfaat berhenti merokok bagi kesehatan. Hasil tentang karakteristik responden dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin, usia, agama, suku, usia pertama kali merokok, alasan merokok, frekuensi merokok, jumlah batang rokok dalam sehari, dan jumlah usaha berhenti merokok. data gambaran karakteristik responden disajikan dalam bentuk tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (N=36) Karakteristik

Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Jumlah (n) Persentase (%) Jumlah (n) Persentase (%) Jenis Kelamin a. Laki-Laki b. Perempuan

18 100 18 100

Usia Sekarang a. 20 Tahun b. 21 Tahun c. 22 Tahun d. 23 Tahun

10 6 2 55,6 33,3 11,1 3 11 3 1 16,7 61,1 16,7 5,6 Agama

Islam 18 100 18 100

Suku

a. Jawa

12


(49)

Karakteristik

Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Jumlah (n) Persentase (%) Jumlah (n) Persentase (%) b. Melayu c. Sasak d. Sunda 4 2 22,2 11,1 1 2 2 5,6 11,1 11,1 Usia Pertama Merokok a. 4 Tahun b. 7 Tahun c. 8 Tahun d. 9 Tahun e. 10 Tahun f. 11 Tahun g. 12 Tahun h. 13 Tahun i. 14 Tahun j. 15 Tahun k. 16 Tahun l. 17 Tahun m. 18 Tahun n. 19 Tahun o. 20 Tahun

1 1 1 2 5 2 2 1 1 1 1 5,6 5,6 5,6 11,1 27,8 11,1 11,1 5,6 5,6 5,6 5,6 1 1 3 1 3 2 1 1 2 2 1 5,6 5,6 16,7 5,6 16,7 11,1 5,6 5,6 11,1 11,1 5,6 Alasan Merokok

a. Orang tua dan saudara kandung b. Pengaruh teman c. Pengaruh media masa d. Pengaruh media sosial 3 15 16,7

83,3% 15

3 83,3% 16,7 Frekuensi Merokok a. Beberapa kali dalam sehari b. Beberapa kali dalam seminggu c. Kapanpun saat sedang kumpul dengan teman 7 8 3 38,9 44,4 16,7 2 2 9 11,1 11,1 50,0


(50)

35

Karakteristik

Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Jumlah (n) Persentase (%) Jumlah (n) Persentase (%)

d. Lainnya 5 27,8

Jumlah rokok setiap hari

a. 1-5 batang b. 6-10 batang c. 11-15

batang d. 15-20

batang e. >20 batang

14 4 77,8 22,2 11 3 3 1 61,1 16,7 16,7 5,6 Jumlah usaha berhenti merokok a. 1-2 kali b. 3-5 kali c. Lebih dari

5 kali 11 1 6 61,1 5,6 33,3 11 3 1 61,1 16,7 5,6 Sumber: Data Primer (2016)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa 100% responden berjenis kelamin laki-laki diikuti hasil perhitungan responden berdasarkan usia terbanyak adalah berusia 21 tahun dengan jumlah 10 responden (55,6%) pada kelompok intervensi dan 11 responden (61,1%) pada kelompok kontrol. Kemudian hasil perhitungan pada status agama didapatkan 100% responden pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol bergama islam dengan suku terbanyak adalah suku jawa pada kedua kelompok, yaitu 12 responden (66,7%) kelompok intervensi dan 13 rsponden (72,2%) kelompok kontrol. Hasil perhitungan terhadap usia pertama merokok pada kelompok intervensi didominasi usia 12 tahun dengan jumlah 5 responden (27,8%) dan usia 14 tahun dengan jumlah 3 responden (16,7%) pada kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi, 15 responden (83,3%) mengaku bahwa alasan merokok didominasi oleh pengaruh media massa. Hasil yang


(51)

berbeda ditunjukkan oleh kelompok kontrol yang menunjukkan hasil 15 responden (83,3%) mengaku bahwa alasan merokok adalah karena pengaruh teman. Sedangkan hasil perhitungan terhadap jumlah rokok yang dikonsumsi setiap hari didapatkan hasil pada kelompok intervensi terdapat 14 responden (77,8%) mengkonsumsi rokok setiap hari sebanyak 1-5 batang dan pada kelompok kontrol terdapat 11 responden (61,1%) mengkonsumsi rokok setiap hari sebanyak 1-5 batang.

Frekuensi merokok responden pada kelompok intervensi menunjukkan hasil yang hampir seimbang antara merokok beberapa kali dalam sehari 7 responden (38,9%) dengan beberapa kali dalam seminggu berjumlah 8 responden (44,4%). Sedangkan pada kelompok kontrol frekuensi merokok responden cenderung merokok kapanpun saat sedang berkumpul dengan teman dengan jumlah responden 9 (50%). Data terakhir pada tabel 4.1 menunjukkan jumlah usaha responden untuk berhenti merokok terbanyak pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol adalah sama yaitu sebanyak1-2 kali dengan jumlah responden sama-sama 11 (61,1%).


(52)

37

3. Gambaran Perilaku Merokok Kelompok Penelitian

Diagram 4.1 Gambaran Perilaku Merokok Kelompok Intervensi

Sumber: Data primer 2016

Diagram 4.1 menunjukkan bahwa perilaku merokok kelompok intervensi pada saat pre-test paling dominan berapa pada kategori merokok berat yaitu sebanyak 10 responden (55,6%). Kemudian pada satu minggu setelah dilakukan pengirimin media edukasi bisual lewat line, jumlah responden dengan kategori merokok sedang adalah 8 responden (44,4%) diikuti 6 responden (33,3%) dengan kategori merokok berat dan 4 responden (22,2%) dengan kategori ringan. Perilaku merokok responden pada saat post-test didominasi dengan kategori merokok ringan yaitu berjumlah 8 responden (44,4%) dan diikuti responden dengan kategori merokok sedang dan berat yaitu sama-sama 5 responden (27,8%).

2

4

8

6

8

5 10

6

5

0 2 4 6 8 10 12

Pretest 1 Minggu Posttest

Merokok Ringan Merokok Sedang Merokok Berat


(53)

Diagram 4.2. Gambaran Perilaku Merokok Kelompok Kontrol

Sumber: Data primer 2016

Diagram 4.2. menunjukkan perilaku merokok kelompok kontrol pada saat pre-test sebanyak 8 responden (44,4%) merupakan kategori merokok berat, diikuti 7 reponden (38,9%) merupakan kategori merokok sedang dan 3 responden (16,7%) merupakan kategori merokok ringan. Perilaku merokok kelompok kontrol setelah satu minggu diberikan intervensi berupa pengiriman pesan terkait dengan manfaat berhenti merokok melalui media edukasi visual line menunjukkan hasil 9 responden (50,0%) merupakan kategori merokok sedang, 6 responden (33,3%) merupakan perokok berat dan 3 responden (16,7%) merupakan kategori merokok ringan. Pada saat post-test didapatkan hasil bahwa 7 responden (38,9%) merupakan kategori merokok ringan, 6 responden (33,3%) merupakan kategori merokok sedang dan 5 responden (27,8%) merupakan kategori merokok berat.

3 3

7 7 9 6 8 6 3 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pretest 1 Minggu Posttest

Merokok Ringan Merokok Sedang Merokok Berat


(54)

39

4. Hasil Uji Perbedaan Rerata Perilaku Merokok Pada Tiap Kelompok Penelitian

Uji yang dilakukan untuk membandingkan perilaku pada setiap pengukuran perilaku pada kelompok penelitian menggunakan Uji Friedman. Uji hipotesis komperatif perhitungan p<0,05 berarti paling tidak terdapat dua kelompok data yang mempunyai perbedaan rerata yang bermakna dilanjutkan dengan analisis Post-Hoc Wilcoxon untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara bermakna (Dahlan, 2013)

a. Hasil Uji Friedman Pengukuran Perilaku pada Kelompok Intervensi Tabel 4.2 Hasil Uji Friedman Kelompok Intervensi Disertai Informasi Rerata Dan Simpangan Baku

Perilaku

Merokok N Median Rerata ±S.B p

Pre-Test Satu Minggu Post-Test 18 10,00 6,00 6,00 9,89±4,575 7,28±5,312 5,44±4,287 0,005 Sumber: Data Primer (2016)

Hasil analisis dengan uji Friedman pada kelompok intervensi diperoleh nilai p=0,005 dengan rerata perilaku tertinggi pada pengukuran perilaku saat pre-test (9,89). Karena nilai p=0,005, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan perilaku merokok yang bermakna pada pengukuran perilaku kelompok intervensi. Hal tersebut sesuai dengan teori perubahan perilaku Stimulus-Organisme-Respon (SOR) yang mengatakan bahwa penyabab perubahan perilaku tergantung pada stimulus atau rangsangan yang diberikan, dalam penelitian ini stimulus yang diberikan berupa media edukasi visual tentang bahaya merokok bagi kesehatan.


(55)

Stimulus yang diberikan oleh peneliti ternyata mendapat respon baik oleh responden, hal tersebut dibuktikan pada diagram 4.1 yang menunjukkan telah terjadi perubahan perilaku merokok dari perilaku merokok berat saat

pretest 10 responden dan saat posttes hanya 5 responden saja yang mempunyai perilaku merokok berat. Hal tersbut didukung oleh bukti lainnya yaitu pada tabel 4.3, nilai p pada saat uji Friedman kelompok intervensi yang meliputi pretest,satu minggu intervensi dan posttest

didapatkan p=0,005 yang artinya terdapat perbedaan perubahan perilaku merokok setelah diberikan intervensi. Untuk menemukan pengukuran manakah yang terdapat perbedaan perilaku merokok, peneliti melakukan analisis Post-Hoc dengan uji Wilcoxon yang di sajikan pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.3 Hasil Analisis Post-Hoc Dengan Uji Wilcoxon Kelompok Intervensi

Perilaku merokok

Satu minggu vs Pre-test

Post-test vs Pre-test

Post-test vs Satu minggu

p 0,034 0,013 0,059

Sumber: Data Primer (2016)

Tabel hasil analisis dengan uji Wilcoxon menunjukkan nilai p= 0,034 pada pengukuran perilaku satu minggu intervensi terhadap pre-test

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku satu minggu intervensi berbeda dengan perilaku pre-test. Pengukuran perilaku saat post-test

terhadap pre-test didapatkan nilai p = 0,013 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku pada post-tet berebda dengan perilaku pre-test.


(56)

41

b. Hasil Uji Friedman Pengukuran Perilaku pada Kelompok Kontrol Tabel 4.4 Hasil Uji Friedman Kelompok Kontrol Disertai Informasi Rerata Dan Simpangan Hasil

Perilaku

Merokok N Median Rerata ±S.B p

Pre-test Satu minggu Post-test 18 8,50 7,00 6,50 8,06±4,051 7,50±4,048 5,94±4,249 0,006 Sumber: Data Primer (2016)

Hasil uji Friedman pengukuran perilaku pada kelompok kontrol diperoleh nilai p= 0,006 dengan rerata paling tinggi ditunjukkan pada saat pre-test (8,06). Karena nilai p<0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan perilaku merokok yang bermakna pada pengukuran perilaku pada kelompok kontrol. Hal tersebut sesuai dengan teori perubahan perilaku Stimulus-Organisme_Respon (SOR) yang mengatakan bahwa penyabab perubahan perilaku tergantung pada stimulus atau rangsangan yang diberikan, dalam penelitian ini stimulus yang diberikan kepada leompok kontrol berupa pesan bahaya merokok bagi kesehatan dan manfaat berhenti merokok. Stimulus yang diberikan oleh peneliti ternyata mendapat respon baik oleh responden meskipun terdapat sedikit perbedaan dengan kelompok intervensi. Perbedaan tersebut terlihat jelas pada hasil hitung uji Friedman pada kelompok kontrol yaitu p=0,006 sedangkan kelompok intervensi p=0,005 meskipun berbeda sangat tipis tetapi hasil hitung kedua kelompok tersebut adalah terdapat perbedaan perilaku merokok pada kedua kelompok setelah dilakukan intervensi, pada kelompok kontrol didukung oleh


(57)

diagram 4.1 yang menunjukkan penurunan perilaku merokok dari merokok berat sebanyak 8 responden saat pretest dan hanya 3 responden yang masih menunjukkan perilaku merokok berat setlah intervensi. Untuk menemukan pengukuran manakah dapat ditemukan perbedaan perilaku merokok, peneliti melakukan analisis Post-Hoc

dengan uji Wilcoxon yang disajikan dalam tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Post-Hoc Dengan Uji Wilcoxon Kelompok Kontrol

Perilaku merokok

Satu minggu vs Pre-test

Post-test vs Pre-test

Post-test vs Satu minggu

p 0,157 0,020 0,025

Sumber: Data Primer (2016)

Tabel 4.6 menyajikan data hasil analisis lanutan dengan menggunakan uji Wilcoxon. Dengan uji Wilcoxon diperoleh hasil p = 0,020 pada pengukuran Post-test terhadap Pre-test sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku pada saat post-test dan pre-test ada beda. Pengukuran perilaku post-test terhadap satu minggu didapatkan hasil p=0,025 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku post-test dan perilaku satu minggu ada beda

5. Hasil Uji Perbedaan Rerata Perilaku Merokok Antara Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

Untuk membandingkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol digunakan uji Kruskal-wallis. Hasil perhitungan p<0,05 berarti paling tidak terdapat dua kelompok data yang mempunyai perbedaan rerata yang bermakna dilanjutkan dengan analisis


(58)

43

Post-Hoc Mann-Whitney untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara bermakna (Dahlan, 2013).

Tabel 4.6 Hasil Uji Kruskal-wallis Disertai Informasi Rerata dan Simpang Baku

Kelompok Skor Perilaku

Merokok N Rerata

Simpang

baku p

Pre-test 18 9,89 4,575

0,179

Intervensi Satu minggu 18 7,28 5,312

Post-test 18 5,44 4,287

Pre-test 18 8,50 4,051

Kontrol Satu minggu 18 7,00 4,048

Post-test 18 6,50 4,249

Sumber: Data Primer (2016)

Hasil uji dengan Kruskal-Wallis paa tabel diatas menunjukkan nilai p=0,179 dengan arti tidak terdapat perbedaan perilaku. Karena tidak ada perbedaan maka tidak dilakukan analisis Post-Hoc Mann-Whitney.

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden a. Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada kelompok penelitian ini adalah 100% laki-laki. Penelitian yang dilakukan oleh (Herwan Dinata, 2013) juga menunjukkan bahwa prevalensi merokok laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan, tiga dari empat laki-laki di Indonesia adalah perokok. Tingginya prevalensi laki-laki dalam merokok didukung oleh data dari WHO Report on the Global Tobacco Epidemic (2015) dengan hasil perokok laki-laki mencapai 63% dan perempuan 3,5%.


(59)

Penyebab tingginya angka merokok pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan terutama pada remaja adalah pengaruh teman sebaya, agar bisa di terima di kelompok tersebut maka remaja sering menyesuaikan dengan lingkungan disana salah satunya adalah dengan cara merokok selain untuk menghindari ejekan dari teman sebaya (Hartati, 2013).

Laki-laki juga dianggap cenderung berani mengmabil keputusan untuk mencoba hal baru (merokok) dan berani untuk mengambil resikonya, sedangkan perempuan lebih banyak mempertimbangkan atau berfikir dua kali untuk mencoba hal baru (Lewis, 2013). Oleh karena alasan-alasan diatas yang membuat prevalensi merokok laki-lakilebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.

b. Suku Budaya

Tabel 4.1 menunjukkan hasil perhitungan bahwa status agama didapatkan 100% responden kelompok intervensi dan kontrol adalah islam. Suku terbanyak adalah suku jawa pada kedua kelompok dengan presentase 12 reponden (66,7%) pada kelompok intervensi dan 13 responden (72,2%) pada kelompok kontrol.

Jumlah perokok di provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah yang didominasi oleh suku jawa menunjukkan angka 44,7% (Riskesdas, 2013). Kuatnya pengaruh tembakau terhadap suku jawa adalah dengan semakin banyaknya perusahaan rokok yang berdiri di pulau jawa sehingga resiko paparan akan rokok semakin besar, hal tersebut


(60)

45

ditambah dengan kurangnya perhatian perusahaan terkait dengan kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi dampak akibat berdirinya perusahaan tersebut (Lageranna, 2013).

Berdasarkan teori Cultural Relativism Franz Boas dalam study of the relationship beetween culture and personality menyebutkan bahwa personal seseorang terbentuk melalui budaya, ras, suku dan kepercayaan (Sincero, 2013). Budaya yang tercipta lewat sejarah, interaksi dan kepercayaan tercermin dari sikap dan perilaku masyarakatnya sehingga pada akhirnya membentuk sikap diri seseorang (Binham, 2012).

c. Usia Responden, Usia Pertama Merokok, dan Alasan Merokok Hasil perhitungan responden berdasarkan usia paling banyak pada kedua kelompok penelitian adalah sama yaitu 21 tahun dengan rincian 10 responden (55,6%) pada kelompok intervensi dan 11 responden (61,1%) pada kelompok kontrol. Hal tersebut sesuai didukung dengan laporan (Riskesdas, 2013) yang menyatakan bahwa laki-laki lebih banyak yang merokok dibandingkan dengan perempuan dengan presentase perokok laki-laki 64,9% sedangkan perepmpuan hanya 2,1% dari total seluruh penduduk di Indonesia.

Prilaku merokok laki-laki di usia lebih dari 15 tahun juga mengalami peningkatan setiap tahunnya, data dari (Riskesdas, 2013) menyebutkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 2,1% setiap tahunnya. Hal itu didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sundari,


(1)

15 penelitian menggunakan Uji Friedman. Uji hipotesis komperatif perhitungan p<0,005 berarti paling tidak terdapat dua kelompok data yang mempunyai perbedaan rerata

yang bermakna dilanjutkan dengan analisis Post-Hoc Wilcoxon untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara bermakna (Dahlan, 2013)

Hasil Uji Friedman Pengukuran Perilaku pada Kelompok Intervensi Tabel 4.3 Hasil uji friedman kelompok intervensi disertai informasi

rerata dan simpangan baku

Perilaku

Merokok N Median Rerata ±S.B P

Pre-test Satu minggu Post-test

18

10,00 6,00 6,00

9,89±4,575 7,28±5,312 5,44±4,287

0,005 Sumber: Data Primer (2016)

Hasil analisis dengan uji Friedman pada kelompok intervensi diperoleh nilai p=0,005 dengan rerata perilaku tertinggi pada pengukuran perilaku saat pre-test (9,89). Karena nilai p=0,005, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan perilaku merokok yang bermakna pada pengukuran perilaku kelompok intervensi. Hal tersebut sesuai dengan teori perubahan

perilaku

Stimulus-Organisme_Respon (SOR) yang

mengatakan bahwa penyabab perubahan perilaku tergantung pada stimulus atau rangsangan yang diberikan, dalam penelitian ini stimulus yang diberikan berupa media edukasi visual tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Stimulus yang diberikan oleh peneliti ternyata mendapat respon baik oleh responden, hal tersebut dibuktikan pada diagram 4.1 yang menunjukkan telah terjadi perubahan perilaku merokok dari perilaku merokok berat


(2)

16 saat pretest 10 responden dan saat posttes hanya 5 responden saja yang mempunyai perilaku merokok berat. Hal tersbut didukung oleh bukti lainnya yaitu pada tabel 4.3, nilai p pada saat uji Friedman kelompok intervensi yang meliputi pretest,satu minggu intervensi dan posttest didapatkan p=0,005 yang artinya

terdapat perbedaan perubahan perilaku merokok setelah diberikan intervensi. Untuk menemukan pengukuran manakah yang terdapat perbedaan perilaku merokok, peneliti melakukan analisis Post-Hoc dengan uji Wilcoxon yang di sajikan pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Hasil Analisis Post-Hoc Dengan Uji Wilcoxon Kelompok Intervensi

Sumber: Data Primer (2016) Tabel hasil analisis dengan uji Wilcoxon menunjukkan nilai p= 0,034 pada pengukuran perilaku satu minggu intervensi terhadap pre-test sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku satu minggu intervensi berbeda dengan perilaku

pre-test. Pengukuran perilaku saat post-test terhadap pre-test didapatkan nilai p = 0,013 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku pada post-tet berebda dengan perilaku pre-test.

Perilaku merokok

Satu minggu vs Pre-test

Post-tes vs Pre-test

Post-test vs Satu minggu


(3)

17

Hasil Uji Friedman Pengukuran Perilaku pada Kelompok Kontrol Tabel 4.5 Hasil Uji Friedman Kelompok Kontrol Disertai Informasi Rerata dan

Simpangan Hasil Perilaku

Merokok N Median Rerata ±S.B P

Pre-test Satu minggu

Post-test

18

8,50 7,00 6,50

8,06±4,051 7,50±4,048 5,94±4,249

0,006 Sumber: Data Primer (2016)

Hasil uji Friedman pengukuran perilaku pada kelompok kontrol diperoleh nilai p= 0,006 dengan rerata paling tinggi ditunjukkan pada saat pre-test (8,06). Karena nilai p<0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan perilaku merokok yang bermakna pada pengukuran perilaku pada kelompok kontrol. Hal tersebut sesuai dengan teori perubahan perilaku Stimulus-Organisme-Respon (SOR) yang mengatakan bahwa penyabab perubahan perilaku tergantung pada stimulus atau rangsangan yang diberikan, dalam penelitian ini stimulus yang diberikan kepada leompok kontrol

berupa pesan bahaya merokok bagi kesehatan dan manfaat berhenti merokok. Stimulus yang diberikan oleh peneliti ternyata mendapat respon baik oleh responden meskipun terdapat sedikit perbedaan dengan kelompok intervensi. Perbedaan tersebut terlihat jelas pada hasil hitung uji Friedman pada kelompok kontrol yaitu p=0,006 sedangkan kelompok intervensi p=0,005 meskipun berbeda sangat tipis tetapi hasil hitung kedua kelompok tersebut adalah terdapat perbedaan perilaku merokok pada kedua kelompok setelah dilakukan intervensi, pada kelompok kontrol didukung oleh diagram 4.1 yang


(4)

18 menunjukkan penurunan perilaku merokok dari merokok berat sebanyak 8 responden saat pretest dan hanya 3 responden yang masih menunjukkan perilaku merokok berat setlah intervensi. Untuk menemukan

pengukuran manakah dapat ditemukan perbedaan perilaku merokok, peneliti melakukan analisis Post-Hoc dengan uji Wilcoxon yang disajikan dalam tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Post-Hoc Dengan Uji Wilcoxon Kelompok Kontrol Perilaku

merokok

Satu minggu vs Pre-test

Post-tes vs Pre-test

Post-test vs Satu minggu

P 0,157 0,020 0,025

Sumber: Data Primer (2016)

Tabel 4.6 menyajikan data hasil analisis lanjutan dengan menggunakan uji Wilcoxon. Dengan uji Wilcoxon diperoleh hasil p = 0,020 pada pengukuran Post-test terhadap Pre-test sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku pada saat post-test dan pre-test ada beda. Pengukuran perilaku post-test terhadap satu minggu didapatkan hasil p=0,025 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku post-test dan perilaku satu minggu ada beda.

Untuk membandingkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol digunakan uji Kruskal-wallis. Hasil perhitungan p<0,005 berarti paling tidak terdapat dua kelompok data yang mempunyai perbedaan rerata yang bermakna dilanjutkan dengan analisis Post-Hoc Mann-Whitney untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara bermakna (Dahlan, 2013).


(5)

19

Tabel 4.7 Hasil Uji Kruskal-wallis Disertai Informasi Rerata dan Simpang Baku

Kelompok Skor motivasi

berhenti merokok N Rerata

Simpang

baku p

Pre-test 18 9,89 4,575

0,179

Intervensi Satu minggu 18 7,28 5,312

Post-test 18 5,44 4,287

Pre-test 18 8,50 4,051

Kontrol Satu minggu 18 7,00 4,048

Post-test 18 6,50 4,249

Sumber: Data Primer (2016)

Hasil uji dengan Kruskal-Wallis paa tabel diatas menunjukkan nilai p=0,179 dengan arti tidak terdapat perbedaan perilaku. Karena tidak ada perbedaan maka tidak dilakukan analisis Post-Hoc Mann-Whitney. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini dapat dismpulkan beberapa hal, yaitu tingkat perilaku merokok pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didominasi oleh kategori sedang serta terdapat pengaruh pemberian media edukasi visual terhadap perilaku merokok mahasiswa. Adanya pengaruh media

edukasi tersebut, dibuktikan dengan Uji Friedman pada kelompok perlakuan yang diberikan intervensi juga menunjukkan hasil p=0,005 dengan rerata perilaku tertinggi pada pengukuran perilaku saat pre-test (9,89).

Peneliti berharap dan menghimbau kepada seluruh responden untuk meningkatkan perilaku merokoknya ke perilaku merokok rendah bahkan sampai tidak merokok. Peneliti juga berharap agar penelitian ini dapat dikembangkan lebih baik kedepannya dan memperdalam semua faktor yang


(6)

20 berhubungan denganperilaku merokok mahasiswa.

DAFTAR RUJUKAN

Abdillah, Y., & Yuliansari, D. (2015, Maret 3). Pengguna Line di Indonesia Tembus 30 Juta. Dipetik November 11, 2015,

dari suara.com:

http://www.suara.com/tekno/20 15/03/12/211315/pengguna- line-di-indonesia-tembus-30-juta

Alief, B. (2015). Hubungan Terpaan Gambar Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan Motivasi dari Pasangan Terhadap Upaya untuk Berhenti Merokok . Skripsi Strata Satu Universitas Diponegoro Semarang.

Diniyah, I. (2015, juni 10). Media Sosial Lebih Efektif Bantu Orang Stop Merokok. Dipetik november 11, 2015, dari trentekno.com: http://www.trentekno.com/5602/ media-sosial-lebih-efektif-bantu-orang-stop-merokok/ Haryadi, S. (2015, Juni 11). Media

Sosial Bantu Stop Orang

Merokok. Dipetik November 2015, 11, dari tribunnews.com: http://palembang.tribunnews.co m/2015/06/11/media-sosial-bantu-orang-stop-merokok (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta,

Indonesia: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Suryati, T. (2013). PERILAKU

KONSUMSI TEMBAKAU

PELAJAR SMP USIA 13–15 TAHUN DI SUMATRA DAN

JAWA (ANALISIS

INDONESIA - GYTS 2009). National Institute of Health

Research and Development,

Ministry of Health of Republic of Indonesia, Vol 16, No 3 Jul.

Yulianti, R. (2015). Dampak Visualisasi Ancaman Kesehatan Pada Bungkus Rokok Terhadap Perubahan Sikap Perokok di Wilayah Samarinda Ulu.

eJournal Ilmu Komunikasi