PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA, MOTIVASI KERJA, PRESTASI BELAJAR DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KESIAPAN KERJA (Studi Empiris pada Mahasiswa Prodi Akuntansi Terakreditasi A di Yogyakarta)
THE EFFECT OF WORKING PRACTICE EXPERIENCE, WORK MOTIVATION, ACADEMIC ACHIEVEMENT AND SPIRITUAL
INTELLIGENCE ON JOB READINESS
(Empirical Study on College Student of Accredited A Accounting Department in Yogyakarta)
Oleh: MUTIARA DEWI
20130420039
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017
(2)
i
PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA, MOTIVASI KERJA, PRESTASI BELAJAR DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP
KESIAPAN KERJA
(Studi Empiris pada Mahasiswa Prodi Akuntansi Terakreditasi A di Yogyakarta)
THE EFFECT OF WORKING PRACTICE EXPERIENCE, WORK MOTIVATION, ACADEMIC ACHIEVEMENT AND SPIRITUAL
INTELLIGENCE ON JOB READINESS
(Empirical Study on College Student of Accredited A Accounting Department in Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh: MUTIARA DEWI
20130420039
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017
(3)
(4)
v MOTTO
Working hard is important, but there is something that matters even more : believing in yourself (Harry Potter)
(5)
vi
PERSEMBAHAN
Credit to all member of my first support system, my source energy, my home: Pak Kelik, Ibuk Sri, Mas Hiwa, Mbak Dena and Mas Kecil Albi. Thank you for the unlimited support and everythings that you have did to me was the best gift for my step.
Thank you Dita Nurwulansari, Ulfaturrahmah, Nur Laely Mubarokah, Danang Yaqinuddin Haq and Anggraini Nur Prabowo who has been always accompany me to struggling, hehe, you are mean so much to me, always keep in touch yea!
For my "yang terSAYANG" who has been make me realize what happen in our society, thank you for every laugh and memories, i will always wait to gath with us again.
For all my friends that i can’t mention one by one that always share everything about college and future.
(6)
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
INTISARI ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Batasan Masalah Penelitian ... 6
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
D. Tujuan Penelitian... 7
E. Manfaat Penelitian... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... A. Landasan Teori ... 9
(7)
2. Pengalaman Praktik Kerja. ... 13
3. Motivasi Kerja. ... 14
4. Prestasi Belajar. ... 15
5. Kecerdasan Spiritual. ... 16
B. Hipotesis ... 16
C. Model Penelitian ... 21
BAB III METODE PENELITIAN... A. Obyek/Subyek Penelitian ... 22
B. Jenis Data ... 22
C. Teknik Pengambilan Sampel ... 22
D. Teknik Pengumpulan Data ... 23
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 24
F. Uji Kualitas Instrumen Data ... 28
G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian ... 33
B. Profil Responden ... 34
C. Uji Statistik Deskriptif ... 48
D. Uji Kualitas Instrumen Data ... 50
E. Uji Asumsi Klasik ... 54
F. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)... 57
(8)
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ...
A. Kesimpulan... 55
B. Implikasi ... 56
C. Saran ... 57
D. Keterbatasan Penelitian ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN
(9)
xiv
DAFTAR TABEL
3. 1. Skor Alternatif Jawaban Responden ... 24
3. 2. Perhitungan Hasil Belajar ... 26
4. 1. Rincian Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner ... 33
4. 2. Profil Responden Keseluruhan dari Jenis Kelamin (N=120) ... 34
4. 3. Profil Responden per Universitas dari Jenis Kelamin (N=120) ... 34
4. 4. Profil Responden Keseluruhan dari Tahun Angkatan (N=120) ... 35
4. 5. Profil Responden per Universitas dari Tahun Angkatan (N=120) ... 36
4. 6. Profil Responden Keseluruhan dari Indeks Prestasi Kumulatif (N=120) ... 36
4. 7. Profil Responden per Universitas dari IPK (N=120) ... 37
4. 8. Profil Responden Keseluruhan dari Tempat Praktik Kerja (N=120) ... 38
4. 9. Profil Responden per Universitas dari Tempat Praktik Kerja (N=120) ... 40
4. 10. Profil Responden Keseluruhan dari Bagian Praktik Kerja (N=120) ... 42
4. 11. Profil Responden per Universitas dari Bagian Praktik Kerja (N=120) ... 46
4. 12. Profil Responden Keseluruhan dari Lama Praktik Kerja (N=120) ... 47
4. 13. Profil Responden per Universitas dari Lama Praktik Kerja (N=120) ... 48
4. 14. Uji Statistik Deskriptif ... 49
4.15. Hasil Uji Validitas Kesiapan Kerja ... 50
4.16. Hasil Uji Validitas Pengalaman Praktik Kerja ... 51
4.17. Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja ... 52
4.18. Hasil Uji Validitas Kecerdasan Spiritual ... 53
(10)
4. 20. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 55
4. 21. Hasil Uji Multikolinieritas ... 56
4. 22. Hasil Uji Normalitas ... 57
4. 23. Hasil Uji Regresi Berganda ... 58
(11)
xvi
DAFTAR GAMBAR
(12)
(13)
vii
Kerja, Motivasi Kerja, Prestasi Belajar dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kesiapan Kerja pada Mahasiswa Prodi Akuntansi Terakreditasi A di Yogyakarta. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan membagikan 120 eksemplar kuesioner dengan kuesioner yang dapat diolah sebanyak 120 eksemplar kuesioner. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan menggunakan pendekatan purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah SPSS for Windows versi15.0.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pengalaman praktik kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja, motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja, prestasi belajar tidak berpengaruh terhadap kesiapan kerja dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja.
Kata kunci: Kesiapan Kerja, Pengalaman Praktik Kerja, Motivasi Kerja, Prestasi Belajar dan Kecerdasan Spiritual.
(14)
viii
Motivation, Academic Achievement And Spiritual Intelligence on Job Readiness (Empirical Study on College Student of Accredited A Accounting Department in Yogyakarta). The research data in this study were obtained by distributing 120 questionnaires. The sample in this study used a non-probability sampling with purposive sampling approach. The data were examined using SPSS for Windows version 15.0.
Based on the analysis that has been done shows that the experience of work practice experience have positive and significant effect on job readiness, motivation have positive and significant effect on job readiness, academic achievement have negative effect on job readiness and spiritual intelligence have positive and significant effect on job readiness ,
Keywords: Work Readiness, Work Practice Experience, Work Motivation, Academic Achievement and Spiritual Intelligence.
(15)
1 A. Latar Belakang Penelitian
Human Development Indeks (HDI) tahun 2016 Indonesia berada di peringkat 111 dari 188 pada negara Asia dan Afrika. Walau Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun namun saat ini peringkatnya masih berada dibawah rata-rata Negara Asia Timur dan Pasifik. Dengan peringkat tersebut, Indonesia masih berada pada level sedang. HDI digunakan dari hasil peringkat kualitas pengembangan sumber daya manusia.
Kualitas sumber daya manusia umumnya dikembangkan di dunia pendidikan. Sistem pendidikan Indonesia dibagi dalam beberapa jenjang.Salah satunya adalah jenjang perkuliahan strata 1. Jenjang perkuliahan ini adalah salah satu jenjang pendidikan yang berkontribusi penting dalam peningkatan sumber daya manusia, hal ini dikarenakan perkuliahan strata 1 umumnya digunakan sebagai salah satu pondasi persiapan untuk memasuki dunia kerja.
Dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT), terdapat standar kompetensi lulusan yang merupakan kriteria pencapaian pembelajaran lulusan pendidikan tinggi yang terdiri atas ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan. Ranah sikap adalah penghayatan tentang nilai, norma, dan aspek kehidupan. Ranah pengetahuan adalah penguasaan teori dan konsep dalam bidang ilmu. Ranah keterampilan adalah kemampuan fisik dan kemampuan menggunakan peralatan.
(16)
Seperti yang dikemukakan oleh Sofyan (1991), beberapa faktor yang memengaruhi kesiapan kerja adalah prestasi belajar, keadaan ekonomi orang tua, bimbingan karier dan sosial, motivasi dan pengalaman kerja. Sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Sirsa (2014) bahwa pengalaman langsung pada dunia kerja sangat dibutuhkan karena akan terbiasa dalam kehidupan yang sesungguhnya.
Simanjuntak (1993) menjelaskan jika pengetahuan yang didapat dari pendidikan formal bukan jaminan mendapatkan pekerjaan dan umumnya terdapat lowongan kerja tidak terisi dikarenakan oleh rendahnya kesiapan kerja atau keterampilan yang dimiliki kurang cocok bahkan kurang memenuhi permintaan dunia kerja. Sehingga, pengetahuan yang diperoleh belum cukup sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja, untuk itu diperlukan dorongan berupa motivasi kerja dan pengalaman nyata yang dapat diwujudkan melalui praktik kerja. Sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyarini (2012) yang mengemukakan bahwa semakin banyak pengalaman yang dimiliki maka akan semakin tinggi kesiapan kerja.
Kesiapan kerja mahasiswa juga didasarkan pada penguasaan materi. Peran prestasi belajar yang diwujudkan dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) menjadi sangat penting karena merupakan salah satu indikator kesiapan kerja. IPK merupakan output terdokumentasi yang dihasilkan oleh lulusan perguruan tinggi yang mencerminkan tingkat pemahaman teori. Pada umumnya, salah satu persyaratan untuk melamar pekerjaan adalah besaran
(17)
nilai IPK. Di Indonesia untuk setiap instansi memiliki standar minimum berbeda yang dapat dipengaruhi oleh kualifikasi jabatan atau lingkup instansi.
Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang dimiliki mahasiswa sangat memengaruhi bagaimana suatu materi yang dipaparkan dapat dipahami dan diminati seperti yang dinyatakan oleh Trisnawati (2012) dan Zakiah (2013). Kecerdasan spiritual yang telah berkembang dengan baik (Zohar dan Marshall, 2007) antara lain memiliki fleksibilitas fisik dan pola pikir, tingkat kesadaran diri tinggi terhadap apa yang sedang terjadi saat ini, kualitas hidup kearah yang baik, ketidak inginan untuk menyebabkan kerugian dan dapat mengaitkan berbagai hal.
Terdapat sebuah hadist yang artinya, “Tidak baik orang yang meninggalkan dunia untuk kepentingan akhirat saja atau meninggalkan akhirat untuk kepentingan dunia, tetapi harus memperoleh dua-duanya.Karena kehidupan dunia mengantarkanmu menuju akhirat. Oleh karena itu jangan sekali-kali menjadi beban orang lain” (HR. Ibnu ‘Asakir). Hadist tersebut menyatakan bahwa bekerja adalah salah satu kewajiban yang harus dilakukan setiap orang dan dilakukan dengan baik tanpa meninggalkan kewajiban kita sebagai seorang muslim. Manusia dalam melakukan suatu pekerjaan, terlebih dahulu melewati fase untuk mempersiapkan kesiapan kerja, dimulai dari fase ini kepentingan akhirat dilakukan beriringan dengan faktor-faktor lain yang memengaruhi kesiapan kerja.
(18)
Pada Al-Qur’an Surat Al Qashas ayat 77
Artinya, “Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) di akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak suka orang-orang yang berbuat kerusakan”. Potongan ayat tersebut bermakna sebagai seorang muslim, Allah telah mempersiapkan segalanya untuk kita mulai dari kebutuhan dunia hingga bekal di akhirat, untuk itu kita harus mensyukuri nikmat tersebut dengan cara berbuat baik dan tidak menimbulkan kerusakan.
Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasar Pancasila dan UUD Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan responsif terhadap desakan pergantian zaman. Pasal 2 ayat 3: Pendidikan nasional berfungsi untuk menumbuhkan kapabilitas dan membina watak serta peradaban bangsa yang prestisius dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, menumbuhkan potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(19)
berakhlak mulia, kondusif, pandai, kreatif, otonom dan menjadi warga negara yang demokratis namun bertanggung jawab.
Hal ini menunjukkaan bahwa untuk mencapai sistem pendidikan nasional yang baik tidak hanya diukur dari pengetahuan teori, namun juga penilaian dari segi spiritual. Dari keseluruhan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai sumber daya manusia lulusan perguruan tinggi yang berkualitas, diperlukan praktik kerja sesuai dengan bidang ilmu, motivasi kerja yang dipengaruhi oleh eksternal dan internal, prestasi belajar yang diwujudkan dalam IPK dan kecerdasan spiritual.
Penelitian ini merupakan kompilasi dari penelitian Pande (2012) dan Pranoto (2015). Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada objek penelitian dimana dalam penelitian ini adalah mahasiswa strata 1 pada prodi Akuntansi terakreditasi A yang masih berlaku sampai tahun 2017 pada perguruan tinggi di Yogyakarta yang telah atau sedang menjalani program praktik kerja dan perbedaan tahun penelitian dimana untuk peneltian ini peneliti melakukannya di tahun 2017.
Atas latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada program studi Akuntansi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kesiapan kerja mahasiswa Akuntansi karena selain peneliti menempuh studi di jurusan tersebut juga karena peneliti ingin memberikan kontribusi yang nyata dalam hal sumbangsih di bidang penelitian.
Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PENGALAMAN
(20)
PRAKTIK KERJA, MOTIVASI KERJA, PRESTASI BELAJAR DAN
KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KESIAPAN KERJA
MAHASISWA AKUNTANSI”.
B. Batasan Masalah Penelitian
Dari penjabaran latar belakang tersebut, terdapat beragam faktor yang memengaruhi kesiapan kerja. Melihat banyaknya faktor yang memengaruhi kesiapan kerja, maka penelitian ini menetapkan faktor pengalaman praktik kerja, motivasi kerja, prestasi belajar dan kecerdasan spiritual mahasiswa jurusan Akuntansi.
Batasan pada penelitian ini terletak pada penelitian yang dilakukan pada mahasiswa program studi Akuntansi non-pendidikan terakreditasi A yang masih berlaku sampai tahun 2017 pada perguruan tinggi di Yogyakarta yang sedang atau sudah menempuh praktik kerja. Alasan menggunakan mahasiswa dengan syarat tersebut dikarenakan dengan adanya pengalaman langsung di dunia kerja akan memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan nyata dalam dunia kerja.
C. Rumusan Masalah Penelitian
1. Apakah pengalaman praktik kerja berpengaruh terhadap kesiapan kerja mahasiswa Akuntansi?
2. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kesiapan kerja mahasiswa Akuntansi?
(21)
3. Apakah prestasi belajar berpengaruh terhadap kesiapan kerja mahasiswa Akuntansi?
4. Apakah kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap kesiapan kerja mahasiswa Akuntansi?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pengalaman praktik kerja terhadap kesiapan kerja mahasiswa Akuntansi.
2. Mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kesiapan kerja mahasiswa Akuntansi.
3. Mengetahui pengaruh prestasi belajar terhadap kesiapan kerja mahasiswa Akuntansi.
4. Mengetahui pengaruh kecerdasan spiritual terhadap kesiapan kerja mahasiswa Akuntansi.
E. Manfaat Penelitian
1. Menambah kontribusi ilmu pengetahuan bagi mahasiswa, dosen, maupun peneliti tentang faktor-faktor yang memengaruhi kesiapan kerja mahasiswa Akuntansi.
2. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kesiapan kerja mahasiswa akuntansi.
(22)
3. Memberikan masukan mengenai tindakan apa saja yang dapat diambil untuk dapat meningkatkan kesiapan kerja mahasiswa.
4. Memberikan kesadaran kepada mahasiswa untuk dapat memiliki dan mempersiapkan kesiapan kerja lebih dini.
(23)
9 A. LandasanTeori
1. Kesiapan Kerja.
a. Pengertian Kesiapan.
Menurut kamus psikologi kesiapan adalah keadaan yang diwujudkan dalam tingkat perkembangan dari kematangan untuk melakukan sesuatu hal (Chalpin, 2006). Dijelaskan pula jika kesiapan termasuk kapabilitas untuk menempatkan diri saat akan melakukan suatu kegiatan. Sesuai dengan penjelasan Slameto (2010) bahwa kesiapan adalah keseluruhan keadaan yang membuat seseorang siap untuk memberi respon/jawaban dalam cara tertentu.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesiapan meliputi impian dan kapabilitas untuk melakukan suatu pekerjaan dan melakukan suatu kegiatan, yang mana bergantung pada tahap kematangan, pengalaman masa lalu dan keadaan fisik dan mental. b. Pengertian Kerja.
Menurut Poerwodarminto (2002) kerja diartikan sebagai kegiatan melakukan sesuatu untuk mencari nafkah atau mata pencaharian. Menurut Hasibuan (2003) yang disebut kerja adalah dedikasi atas jasa, jasmani dan pikiran untuk menciptakan barang atau jasa dengan mendapat kompensasi tertentu.
(24)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka bisa disimpulkan jika kerja yakni kondisi kematangan mental yang ada di dalam diri sehingga mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu kegiatan atau perbuatan tertentu yang berkaitan dengan pekerjaan. Kesiapan kerja sangat perlu diperhatikan dalam suatu prosedur, karena jika terdapat kesiapan, maka hasilnya akan memenuhi bahkan melampaui target. c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesiapan Kerja.
Menurut Slameto (2010), terdapat 3 kondisi yaitu: (1) keadaan jasmani, mental dan emosional, (2) keperluan, motif dan maksud dan (3) kemahiran dan ilmu yang dimiliki. Disebutkan pula bahwa pengalaman dapat menimbulkan pengaruh positif terhadap kesiapan.
Menurut Kartini (1991), aspek yang memengaruhi adalah faktor dari dalam diri (intern) dan faktor dari luar diri (ekstern). Aspek dari dalam diri melingkupi kecerdasan, kapabilitas dan ketertarikan, dorongan, kesehatan, budi pekerti dan impian. Faktor dari luar melingkupi, latar belakang keluarga dan dunia kerja dan hubungan dengan orang lain.
Menurut Ketut (1993) aspek yang berdampak terhadap kesiapan kerja, diantaranya:
(1) Aspek Sosial, yang meliputi bimbingan dari orang tua, keadaan teman sebaya, keadaan masyarakat sekitar dan lain-lain.
(2) Aspek yang berasal dari individu, yang melingkupi kapabilitas pengetahuan, bakat, ketertarikan, dorongan, kelakuan, budi pekerti,
(25)
nilai, hasil prestasi, penggunaan waktu senggang, aspirasi dan pengetahuan sekolah, pengetahuan tentang dunia kerja, pengalaman kerja, kemampuan dan keterbatasan fisik, masalah dan keterbatasan pribadi.
d. Ciri-ciri Kesiapan Kerja.
Menurut Fitriyanto (2006) ciri-ciri orang yang telah mempunyai kesiapan kerja adalah:
(1) Memiliki pertimbangan logis dan objektif.
(2) Memiliki kapabilitas dan kehendak untuk bekerja sama dengan orang lain.
(3) Kapabilitas untuk menguasai diri. (4) Memiliki perilaku responsif.
(5) Memiliki keberanian untuk menerima beban individu.
(6) Memiliki kapabilitas untuk menyesuaikan dengan lingkungan dan kemajuan teknologi.
(7) Memiliki tekad untuk maju dan berupaya menyesuaikan kemajuan bidang keahlian.
Menurut Sofyan (1991) kesiapan kerja dipengaruhi oleh tiga hal yaitu:
(1) Tingkat kematangan
Merujuk pada metode kemajuan yang sempurna yang menunjukkan bahwa telah siap untuk digunakan.
(26)
(2) Pengalaman sebelumnya
Merupakan pengetahuan yang didapat dari lingkungan. (3) Keadaan mental dan emosi yang serasi
Melingkupi situasi responsif, mempunyai pendapat yang logis dan obyektif, bertingkah dewasa dalam menghadapi kejadian sekitar, keinginan dan kapabilitas untuk bekerja sama dan keinginan untuk maju serta memajukan keahlian yang dimiliki.
e. Tujuan Kesiapan Kerja.
Menurut Slameto (2010), kesiapan bertujuan sebagai: (1) persiapan dalam mengambil keputusan, (2) sarana mengembangkan rasa percaya diri, (3) sarana menemukan makna diri, (4) sarana ketenangan bagi diri untuk mengenal kesempatan baik, (5) sarana mendapatkan ide atas apa yang seharusnya dikerjakan saat ini dan hubungannya dengan apa yang dapat dikerjakan seterusnya, (6) sarana menolong apa yang harus disediakan pada setiap level baru dalam hidup.
Menurut Simanjuntak (1993) kesiapan kerja dapat dipelajari, dibentuk, diserasikan dan dikembangkan melalui pengalaman belajar yang diperoleh baik di kelas maupun di luar kelas. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan kesiapan kerja adalah untuk membantu individu dalam menentukan pilihan yang sesuai dengan dirinya, membantu individu mengenali dan pengetahuan lingkungan kerja yang diinginkan.
(27)
2. Pengalaman Praktik Kerja. a. Pengertian Pengalaman.
Menurut Chalpin (2006) pengalaman adalah ilmu atau kapabilitas yang diperoleh. Pengalaman adalah ilmu atau kapabilitas sebagai dampak dari aktivitas yang telah dilakukan. Predikat berpengalaman muncul ketika telah mepunyai tahap penguasaan ilmu dan kapabilitas yang relevan dan memadai sesuai dengan bidang keahlian.
Dapat disimpulkan bahwa pengalaman adalah tingkat kemampuan berdasarkan bidang yang digeluti yang dapat diukur dari jangka waktu belajar serta tingkat pemahaman dan kapabilitas yang dimiliki.
b. Pengertian Praktik Kerja
Menurut Hamalik (2008) pengalaman terbagi atas 2 hal yakni (1) pengalaman langsung yang didapat dari keikutsertaan langsung dan malakukan secara langsung dan (2) pengalaman pengganti yang didapat dari observasi langsung melalui gambar, grafis, kata, dan simbol.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pengalaman praktik kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang diketahui dan dikuasai setelah melaksanakan praktik kerja di lembaga terkait selama jangka waktu tertentu.
(28)
c. Manfaat Praktik Kerja
Keuntungan praktik kerja bagi mahasiswa menurut Djojonegoro (1998), yaitu :
(1) Hasil yang didapat akan lebih bermakna, karena setelah lulus akan mempunyai bekal keahlian untuk terjun ke lapangan kerja.
(2) Rentang waktu untuk mencapai kemampuan profesional menjadi lebih pendek karena setelah lulus tidak membutuhkan latihan tambahan untuk mencapai tingkat kemahiran siap pakai.
(3) Kemahiran yang diperoleh dapat meningkatkan rasa percaya diri. Menurut Hamalik (2008) bagi peserta, praktik kerja memberikan manfaat sebagai berikut:
(1) Mempersiapkan peluang untuk melatih kemampuan yang actual dalam rangka belajar mengaplikasikan teori atau konsep yang telah dipelajari.
(2) Menyampaikan pengalaman untuk memecahkan berbagai masalah. (3) Menjembatani untuk terjun ke bidang tugas yang relevan.
3. Motivasi Kerja.
Pada dasarnya, motivasi merupakan bagaimana cara mendorong seseorang agar mau melakukan sesuatu dengan menyampaikan semua kemahiran dan keterampilan yang dimiliki untuk merealisasikan tujuan tertentu.
Menurut Purwanto (2006) motivasi adalah seluruh sesuatu yang memajukan seseorang untuk berbuat sehingga mencapai hasil spesifik.
(29)
Motivasi mendasari semua perilaku individu, di mana ada suatu perilaku yang memiliki motivasi tinggi dan rendah. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa motivasi memiliki fungsi yang memengaruhi perilaku inidividu.
Menurut Hamalik (2008) motivasi adalah alterasi energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan anggapan untuk mencapai maksud.
Jadi, motivasi memasuki dunia kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan yang menggerakkan dan memberikan arah terhadap tingkah laku/aktifitas seseorang untuk mencapai tujuan, yaitu memasuki dunia kerja.
4. Prestasi Belajar.
Menurut Poerwodaminto (2002), belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan angka nilai. Menurut Muhibbin (2006) prestasi adalah tingkat keberhasilan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Keberhasilan dapat dilambangkan dengan nilai angka. Berdasarkan prestasi, dapat diketahui tingkat penguasaan baik materi maupun pembelajaran dengan praktik yang telah dikuasai.
Tirtonegoro (2001) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah bentuk pencerminan evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan dalam periode tertentu kemudian dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat.
(30)
5. Kecerdasan Spiritual.
Menurut Bulo (2002) kecerdasan spiritual adalah kecerdasan
manusia yang digunakan untuk “berhubungan” dengan Tuhan. Potensi kecerdasan spiritual setiap orang sangat besar dan tidak dibatasi oleh faktor keturunan, lingkungan atau faktor lainnya.
Dikatakan bahwa kecerdasan spiritual yang tinggi membuat seseorang lebih terbuka untuk menambah pengalaman. Memiliki kehidupan kita sendiri untuk melihat kemampuan pribadi (Agustian, 2001).
Kecerdasan spiritual menjadikan manusia benar-benar utuh secara intelektual, emosi dan spiritual, serta dapat menjembatani diri sendiri dan orang lain hal ini dikarenakan kecerdasan spiritul membuat manusia lebih mengerti tentang siapa dirinya, makna semua bagi dirinya, bagaimana ia dapat memberikan tempat pada dalam dirinya ataupun pada orang lain dan makna makna tersebut pada akhirnya hal itu akan mendidik dan membentuk pribadi yang memiliki budi pekerti yang baik, beretika utuh dan mempraktikan dalam kehidupan sehari hari baik sosial, keluarga, maupun untuk menghadapi masalah.
B. Hipotesis
1. Pengalaman Praktik Kerja Terhadap Kesiapan Kerja.
Praktik kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam lembaga terkait yang memiliki cara khusus dalam pelaksanannya dan mempunyai maksud untuk menambah kemampuan dalam mengaplikasikan teori yang
(31)
telah didapat (Fitriyanto, 2006). Praktik kerja meliputi penggunaan sarana prasarana baru, memperoleh keterampilan baru dalam bekerja, memikul tanggung jawab lebih, memiliki jaringan profesional, dan memecahkan masalah manajemen di lapangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyarini (2012) menunjukkan bahwa praktik kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja, yang membuktikan bahwa semakin banyak pengalaman praktik kerja yang dimiliki maka akan semakin tinggi kesiapan kerja dan sebaliknya.
Penelitian yang dilakukan oleh Prasetiani (2013) menunjukkan bahwa pengalaman praktik kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja..
Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2015) menunjukkan bahwa pengaruh positif praktik kerja terhadap kesiapan kerja.
Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Wye (2012) menyajikan bukti kemungkinan ketidakcocokan persyaratan pekerjaan dan harapan antara pengusaha dan mahasiswa. Ditemukan juga bahwa urutan pengaruh kesiapan kerja mahasiswa adalah kinerja universitas dan kesiapan kerja mahasiswa itu sendiri.
Dari uraian diatas dan penjelasan-penjelasan sebelumnya, maka peneliti dapat menurunkan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Pengalaman praktik kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja
(32)
2. Motivasi Kerja Terhadap Kesiapan Kerja.
Ketut (1993) menyatakan bahwa aspek yang mempengaruhi kesiapan kerja adalah motivasi untuk memasuki dunia kerja. Menurut Siagian (2004), motivasi sebagai dasar bagi seseorang untuk mempersiapakan memasuki berbagai lingkungan.
Motivasi kerja merupakan stimulus yang menggerakkan dan memberikan arah terhadap tingkah laku atau aktifitas seseorang untuk mencapai tujuan yaitu memasuki dunia kerja. Dengan adanya motivasi tersebut maka seseorang akan berupaya untuk maju dan berusaha agar dirinya memiliki kesempatan kerja. Adanya motivasi kerja dapat menstimulasi untuk mendapatkan harapan kerja sesuai dengan bidang keahlian.
Penelitian yang dilakukan oleh Sirsa (2014) menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja menduduki peringkat 2 setelah variabel praktek kerja lapangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Pranoto (2015) menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengujian motivasi memasuki dunia kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi memasuki dunia kerja maka semakin tinggi juga tingkat kesiapan kerja.
Dari uraian diatas dan penjelasan-penjelasan sebelumnya, maka peneliti dapat menurunkan hipotesis sebagai berikut :
(33)
H2 : Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja.
3. Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan Kerja.
Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran dari suatu proses belajar selama waktu tertentu yang berupa pengetahuan (Sukmadinata, 2009). Prestasi belajar dapat diketahui dari hasil belajar yang tercantum dalam angka atau nilai sehingga dapat membawa dampak pada kepercayaan diri dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan cita-cita atau masa depannya. Dalam hal ini, pengetahuan yang dimiliki baik yang memiliki prestasi tinggi cenderung lebih mantap dan percaya diri untuk dapat mewujudkan cita-cita atau masa depannya, sedangkan siswa yang berprestasi rendah cenderung kurang percaya diri terhadap apa yang akan dilakukannya dalam hal ini berkaitan dengan kesiapan kerja (Slameto, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Widyatmoko (2014) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan prestasi belajar terhadap kesiapan kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2015) menunjukkan bahwa siswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi maka menunjukkan bahwa siswa tersebut mempunyai tingkat kesiapan kerja yang tinggi pula.
Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Pranoto (2015) menunjukkan hasil bahwa prestasi belajar tidak berpengaruh signifikan terhadap kesiapan kerja mahasiswa Akuntansi.
(34)
Dari uraian diatas dan penjelasan-penjelasan sebelumnya, maka peneliti dapat menurunkan hipotesis sebagai berikut :
H3 : Prestasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja
4. Kecerdasan Spiritual Terhadap Kesiapan Kerja.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk memposisikan tingkah laku dalam sudut pandang yang lebih luas. (Zohar dan Marshall, 2007). Kecerdasan spiritual adalah dasar untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif.
Menurut Rachmi (2010) kecerdasan spiritual mampu menjadi dorongan dalam mencapai tujuan karena adalah dasar untuk mendorong berfungsinya IQ dan EQ.
Dalam penelitian Maheshwari (2015) menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual meningkatkan kemampuan individu dan kualitas seperti kreativitas, kebijaksanaan dan kesadaran diri yang memengaruhi kesiapan mahasiswa untuk bekerja.
Penelitian Pande (2015) menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual memiliki pengaruh yang negatif terhadap kinerja alumni. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Trisnawati (2012), didalam penelitiannya dihasilkan bahwa tinggi rendahnya kecerdasan spiritual tidak memengaruhi seorang alumni itu cepat atau lama mendapatkan pekerjaan.
Dalam penelitian yang dilakukan Rachmi (2010) menunjukkan hasil pengujian menjelaskan bahwa kecerdasan emosional, kecerdasan
(35)
spiritual dan perilaku belajar berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Dari uraian diatas dan penjelasan-penjelasan sebelumnya, maka peneliti dapat menurunkan hipotesis sebagai berikut :
H4 : Kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja.
C. Model Penelitian
Tahap pertama penelitian adalah menguji pengaruh pengalaman praktik kerja terhadap kesiapan kerja. Tahap kedua yaitu untuk menguji pengaruh motivasi kerja terhadap kesiapan kerja. Tahap ketiga yaitu untuk menguji pengaruh prestasi belajar terhadap kesiapan kerja. Tahap keempat yaitu untuk menguji pengaruh kecerdasan spiritual terhadap kesiapan kerja.
GAMBAR 2.1. Model Penelitian Pengalaman Praktik Kerja (+)
Motivasi Kerja (+)
Prestasi Belajar (+) Kecerdasan Spiritual (+)
Kesiapan Kerja H1
H2
H3 H4
(36)
22 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subyek dan Obyek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Akuntansi pada perguruan tinggi di Yogyakarta. Sedangkan sampel pada penelitian ini yaitu mahasiswa pada program studi Akuntansi terakreditasi A yang berlaku sampai tahun 2017 dan sedang atau telah menempuh program praktik kerja.
B. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer, dimana data tersebut didapat dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus yang berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data dengan metode angket (kuesioner). Sejumlah pertanyaan diajukan dan kemudian koresponden diminta menjawab sesuai dengan keadaan dan pendapat mereka.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu non probability sampling dengan menggunakan pendekatan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
1. Mahasiswa akuntansi terdaftar sebagai mahasiswa aktif perguruan tinggi negeri atau swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta.
(37)
2. Program studi akuntansi non-pendidikan akreditasi A yang masih berlaku sampai tahun 2017
a. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN b. Universitas Atmajaya Yogyakarta c. Universitas Gadjah Mada
d. Universitas Islam Indonesia
e. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta f. Universitas Sanata Dharma
g. Universitas Teknologi Yogyakarta
3. Mahasiswa akuntansi pada jenjang strata 1 dan sudah atau sedang mengikuti program praktik kerja pada bidang terkait.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang dipakai untuk mendapatkan informasi (Arikunto, 2010). Kuesioner ini terdiri atas beberapa pernyataan yang dapat memberikan informasi mengenai pengalaman praktik kerja, motivasi kerja, prestasi belajar, kecerdasan spiritual dan kesiapan kerja.
Pengukuran angket menggunakan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2009), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif
(38)
sampai sangat negative. Untuk keperluan analisis kuantitatif dan menghindari jawaban ragu-ragu dari responden, maka Skala Likert yang digunakan dimodifikasi sehingga menjadi empat alternatif jawaban saja sehingga responden tinggal melingkari pada kolom jawaban yang sudah tersedia. Skor setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh responden pada pernyataan positif (+) dan pernyataan negatif (-) sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Skor Alternatif Jawaban Responden Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju/Selalu 4
Setuju/Sering 3
Tidak Setuju/Jarang 2
Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah 1 2. Dokumentasi.
Menurut Arikunto (2010) yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah suatu cara yang dipakai untuk mengumpulkan data melalui bukti tertulis. Dokumentasi yang digunakan yaitu data mahasiswa yang sudah atau sedang praktik kerja dan masih terdaftar sebagai mahasiswa aktif.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Variabel Independen.
Variabel independen merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau munculnya variabel terikat (Sugiyono,
(39)
2009). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pengalaman Praktik Kerja (X1), Motivasi Kerja (X2), Prestasi Belajar (X3), dan Kecerdasan Spiritual (X4).
a. Pengalaman Praktik Kerja (X1).
Pengalaman praktik kerja adalah kapabilitas yang muncul setelah mengikuti praktik kerja selama jangka waktu tertentu. Pengalaman praktik kerja mahasiswa dapat memantapkan hasil belajarnya, membentuk sikap serta menghayati dan mengenali lingkungan kerja. Praktik kerja dapat diukur dengan indikator tentang: tempat praktik kerja, bagian dan jangka waktu dan kuesioner yang diadopsi dari Sari (2012).
b. Motivasi Kerja (X2).
Motivasi kerja adalah sesuatu yang memunculkan antusiasme untuk memasuki dunia kerja. Dapat berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar diri. Alat ukur yang adalah dengan menggunakan kuesioner yang diambil dari Pranoto (2015). Instrumen dalam penelitian ini dikembangkan menurut Sukmadinata (2009), yang diukur dari pendapat responden dengan indikator tentang:
(1) Desakan
Berasal dari lingkungan sosial meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
(40)
(2) Motif
Berupa harapan terhadap masa depan dan usaha untuk menggapai cita-cita.
(3) Kebutuhan
Terdorong untuk memenuhi kebutuhannya sendiri secara mandiri. (4) Keinginan
Adanya keinginan untuk bekerja. c. Prestasi Belajar (X3).
Penilaian terhadap keberhasilan studi mahasiswa bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi. Penilaian dilakukan melalui ujian atau teknik pengambilan informasi lain. Penghitungan hasil belajar adalah seperti berikut:
Tabel 3.2.
Perhitungan Hasil Belajar
IPK Peringkat Huruf Nilai Keterangan
4 A 85-100 Sangat baik
3 B 75-84 Baik
2 C 60-74 Sedang
1 D 50-59 Buruk
0 E <50 Sangat buruk
Sumber: Wikipedia
d. Kecerdasan Spiritual (X4).
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk memposisikan tingkah laku dalam sudut pandang yang lebih luas. Alat ukur yang
(41)
digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner yang diambil dari Pande (2012), yaitu:
(1) Prinsip Ketuhanan
Melingkupi kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. (2) Kepercayaan yang Teguh.
Melingkupi bagaimana tugas dapat dikerjakan dengan waktu dan hasil yang sejalan.
(3) Berjiwa Kepemimpinan
Melingkupi prinsip yang sanggup menjadikan pemimpin. (4) Berjiwa Pembelajar
Melingkupi dorongan untuk terus belajar. (5) Berorientasi Masa Depan
Melingkupi penyesuaian tujuan hidup dari jangka pendek, jangka hingga jangka panjang.
(6) Prinsip Keteraturan
Melingkupi membangun rencana atau tujuan dengan jelas. 2. Variabel Dependen.
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2009). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kesiapan Kerja (Y).
Alat ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner yang diambil dari Pranoto (2015). Instrumen dalam penelitian ini dikembangkan menurut Sukmadinata (2009), yang diukur dari pendapat
(42)
responden dengan indikator tentang: (1) Memiliki evaluasi yang logis dan objektif, (2) Memiliki kapabilitas dan keinginan untuk bekerja sama, (3) Dapat mengontrol diri/emosi, (4) Mempunyai tingkah laku kritis, (5) Memiliki keberanian untuk menerima tanggung jawab secara individual, (6) Memiliki kapabilitas untuk adaptasi dengan lingkungan/perkembangan zaman, (7) Memiliki keinginan dan kemauan untuk maju dan mengikuti perkembangan di segala bidang, (8) Mampu mengorganisasi kegiatan, (9) dan Mampu memecahkan masalah.
F. Uji Kualitas Instrumen Data
Pengujian instrumen yang dilakukan oleh peneliti ini digunakan untuk menguji tingkat validitas dan reliabilitas atas data yang digunakan untuk menguji penelitian ini. Uji validitas dan reliabilitas ini akan memudahkan peneliti untuk memastikan bahwa data yang digunakan pada nantinya dapat dianalisis. Uji kualitas data ini berpedoman pada teori yang dituliskan oleh Nazaruddin dan Basuki (2016), sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Data yang valid adalah data yang dapat dipercaya kebenarannya dan telah sesuai dengan kenyataan, tidak ada rekayasa di dalam data tersebut. Uji validitas ini akan mencegah data yang tidak valid yang dapat mempersulit peneliti pada saat proses analisis nantinya. Data yang valid akan memiliki kriteria apabila nilai korelasi dari seluruh data yang menjadi variabel > 0,25.
(43)
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian dilakukan untuk mengetahui data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang tepat, akurat dan memiliki tingkat konsistensi tinggi. Sama seperti uji validitas, uji reliabilitas ini akan membantu peneliti untuk menghindari data yang tidak dapat dianalisis pada saat proses pengolahan data. Penelitian ini menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha >0,60 maka instrumen penelitian tersebut reliabel.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini dilakukan karena merupakan salah satu syarat untuk melakukan uji regresi berganda, agar menunjukkan hubungan yang valid dan tidak bias. Uji asumsi klasik ini berpedoman pada teori yang dituliskan oleh Nazaruddin dan Basuki (2016), sebagai berikut:
a. Uji Multikoliniearitas.
Uji multikoliniearitas merupakan uji asumsi klasik yang mempunyai tujuan untuk menguji data yang digunakan dalam penelitian regresi memiliki korelasi antar variabel independen. Data yang baik adalah data yang terhindar dari multikoliniearitas atau tidak memiliki korelasi yang kuat antar variabel independennya atau variabel bebas. Untuk mengetahui data terkena multikoliniearitas dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor), nilai VIF harus memiliki nilai kurang dari 10 dan memiliki nilai toleransi diatas 0,01. Apabila nilai
(44)
toleransi dan VIF sudah memenuhi kriteria tersebut maka data yang digunakan dalam penelitian terhindar dari multikoliniearitas.
b. Uji Heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas merupakan uji asumsi klasik yang mempunyai tujuan untuk melihat apakah data yang akan diuji regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila data yang digunakan dalam uji regresi memiliki kesamaan atau varian maka data tersebut terkena heteroskedastisitas. Deteksi terhadap terjadinya heteroskedastisitas dapat dilihat melalui Uji Glejser. Apabila nilai signifikansi variabel independen dari hasil Uji Glejser lebih dari signifikansi α = 0,05 maka dapat disimpulkan model regresi terbebas dari heteroskedastisitas. Dan sebaliknya apabila signifikansi variabel independen dari hasil Uji Glejser kurang dari α = 0,05 maka dapat disimpulkan terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Normalitas.
Uji normalitas pada uji asumsi klasik ini memiliki tujuan untuk memastikan bahwa data yang digunakan untuk uji regresi merupakan data yang berdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan uji One-Sample Kolmogorov Smirnov (KS) dengan melihat hasil Asymp.Sig (2-tailed). Asumsi bahwa data residual berdistribusi normal apabila nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih dari nilai alpha 0,05.
(45)
G. Uji Hipotesis
Pendekatan ini berpedoman pada teori yang dituliskan oleh Nazaruddin dan Basuki (2016), sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi data sehingga mudah dipahami dan diintepretasikan. Statistik deskriptif berfungsi mempelajari tata cara pengumpulan, pencatatan, penyusunan dan penyajian tata penelitian dalam bentuk tabel frekuensi atau grafik dan selanjutnya dilakukan pengukuran nilai-ilai statistiknya. Pada umumnya memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian utama dan data demografi responden.
2. Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan model rumus regresi berganda karena variabel dependen dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel independen. Rumus regresi berganda pada penelitian ini adalah :
Y = α + β PPK + β MK + β PB + β KS + e Keterangan :
Y = Kesiapan Kerja
α = Konstanta
β = Koefisien regresi linier X PPK = Pengalaman Praktik Kerja
MK = Motivasi Kerja
PB = Prestasi Belajar KS = Kecerdasan Spiritual e = Error
(46)
3. Uji Nilai t
Uji t adalah pengujian atas masing-masing variabel independen untuk melihat apakah secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependennya atau tidak dengan menggunakan level signifikan 0,05 (α=5%). Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis nya adalah apabila nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis akan ditolak, yang artinya bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya. Sebaliknya, apabila nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis akan diterima dan artinya bahwa secara parsial variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya.
(47)
33 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian
Kuesioner penelitian dikirimkan kepada mahasiswa jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN), Universitas Atmajaya Yogyakarta (UAJY), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY). Kuesioner yang disebarkan sebanyak 120 eksemplar. Diisi oleh angkatan 2012, 2013 dan 2014. Kuesioner yang diisi sebanyak 120 eksemplar.Dari tabel 4.1 terlihat bahwa respon ratesebesar 100%. Jumlah tersebut sudah memenuhi syarat untuk pengolahan data.
TABEL 4.1
Rincian Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah Data
Jumlah kuesioner yang dikirimkan 120
Jumlah kuesioner yang tidak kembali/tidak sampai 0
Jumlah kuesioner yang diterima 120
Jumlah kuesioner yang tidak dapat digunakan 0
Jumlah kuesioner yang dapat digunakan untuk analisis 120 Tingkat pengembalian (respon rate) = (120:120)x100% 100% Tingkat pengembalian yang dapat digunakan = (120:120)x100% 100% Sumber: Data primer yang diolah 2017
(48)
B. Profil Responden 1. Jenis Kelamin
Gambaran umum mengenai profil responden keseluruhan dari jenis kelamin menunjukkan sebanyak 31 responden adalah laki-laki (25,83%) dan 89 responden adalah perempuan (74,17%).
TABEL 4.2
Profil Responden Keseluruhan dari Jenis Kelamin (N=120)
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki-laki 31 25,83
Perempuan 89 74,17
Sumber: Data primer yang diolah 2017
Gambaran umum mengenai profil responden per universitas dari jenis kelamin menunjukkan dari STIE YKPN sebanyak 2 responden dari adalah laki-laki dan 18 responden adalah perempuan, dari UAJY sebanyak 4 responden dari adalah laki-laki dan 16 responden adalah perempuan, dari UGM sebanyak 8 responden dari adalah laki-laki dan 12 responden adalah perempuan, dari UII sebanyak 6 responden dari adalah laki-laki dan 14 responden adalah perempuan, dari UMY sebanyak 8 responden dari adalah laki-laki dan 12 responden adalah perempuan dan dari UTY sebanyak 2 responden dari adalah laki-laki dan 18 responden adalah perempuan.
TABEL 4.3
Profil Responden per Universitas dari Jenis Kelamin (N=120) Jenis
Kelamin
Jumlah
STIE YKPN UAJY UGM UII UMY UTY
Laki-laki 2 4 9 6 8 2
Perempuan 18 16 11 14 12 18
(49)
2. Tahun Angkatan
Gambaran umum mengenai profil responden keseluruhan dari tahun angkatan menunjukkan sebanyak 7 responden adalah angkatan 2012 (5,83%), 102 responden adalah angkatan 2013 (85%) dan 11 responden adalah angkatan 2014 (9,17%).
TABEL 4.4
Profil Responden keseluruhan dari Tahun Angkatan (N=120)
Tahun Angkatan Jumlah Persentase (%)
2012 7 5,83
2013 102 85
2014 11 9,17
Sumber: Data primer yang diolah 2017
Gambaran umum mengenai profil responden per universitas dari tahun angkatan menunjukkan dari STIE YKPN sebanyak 19 responden adalah angkatan 2013 dan 1 responden adalah angkatan 2014; dari UAJY sebanyak 20 responden adalah angkatan 2013; dari UGM sebanyak 2 responden adalah angkatan 2012, 15 responden adalah angkatan 2013,3 responden adalah angkatan 2014; dari UII sebanyak 2 responden adalah angkatan 2012, 14 responden adalah angkatan 2013,4 responden adalah angkatan 2014; dari UMY sebanyak 17 responden adalah angkatan 2013,3 responden adalah angkatan 2014 dan dari UTY sebanyak 3 responden adalah angkatan 2012 dan 17 responden adalah angkatan 2013.
(50)
TABEL 4.5
Profil Responden per Universitas dari Tahun Angkatan (N=120) Tahun
Angkatan
Jumlah
STIE YKPN UAJY UGM UII UMY UTY
2012 0 0 2 2 0 3
2013 19 20 15 14 17 17
2014 1 0 3 4 3 0
Sumber: Data primer yang diolah 2017 3. Indeks Prestasi Kumulatif
Gambaran umum mengenai profil responden keseluruhan dari indeks prestasi kumulatif menunjukkan sebanyak 0 responden memiliki indeks prestasi kumulatif sebesar <2,50 (0,00%), 1 responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara2,50-3,00 (0,83%), 28 responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara3,00-3,50 (23,33%) dan 91 responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara 3,50-4,00 (75,83%).
TABEL 4.6
Profil Responden Keseluruhan dari Indeks Prestasi Kumulatif (N=120) Indeks Prestasi Kumulatif Jumlah Persentase (%)
<2,50 0 0,00
2,50-3,00 1 0,83
3,00-3,50 28 23,33
3,50-4,00 91 75,83
Sumber: Data primer yang diolah 2017
Gambaran umum mengenai profil responden per universitas dari STIE YKPN indeks prestasi kumulatif menunjukkan sebanyak 5 responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara 3,00-3,50 dan 15 responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara 3,50-4,00; dari UAJY indeks
(51)
prestasi kumulatif menunjukkan sebanyak 4 responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara 3,00-3,50 dan 16 responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara 3,50-4,00; dari UGM indeks prestasi kumulatif menunjukkan sebanyak 6 responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara 3,00-3,50 dan 14 responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara 3,50-4,00; dari UII indeks prestasi kumulatif menunjukkan sebanyak 4 responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara 3,00-3,50 dan 16 responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara 3,50-4,00; dari UMY indeks prestasi kumulatif menunjukkan sebanyak 1 responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara 2,50-3,00, 5 responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara 3,00-3,50 dan 14 responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara 3,50-4,00 dan dari UTY indeks prestasi kumulatif menunjukkan sebanyak 4 responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara 3,00-3,50 dan 16 responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara 3,50-4,00
TABEL 4.7
Profil Responden per Universitas dari IPK (N=120) IPK
Jumlah
STIE YKPN UAJY UGM UII UMY UTY
<2,50 0 0 0 0 0 0
2,50-3,00 0 0 0 0 1 0
3,00-3,50 5 4 6 4 5 4
3,50-4,00 15 16 14 16 14 16
(52)
4. Tempat Praktik Kerja
Gambaran umum mengenai profil responden keseluruhan dari tempat praktik kerja menunjukkan sebanyak 56 responden melakukan praktik kerja di Bank (46,67%), 2 responden melakukan praktik kerja di Badan Keuangan dan Aset Daerah (1,67%), 9 responden melakukan praktik kerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (7,5%), 10 responden melakukan praktik kerja di Kantor Akuntan Publik (8,33%), 1 responden melakukan praktik kerja di Koperasi (0,83%), 33 responden melakukan praktik kerja di Kantor Pelayanan Pajak (27,5%), 1 responden melakukan praktik kerja di Percetakan (0,83%), 1 responden melakukan praktik kerja di PT. Perta Arun Gas Jakarta (0,83%), 5 responden melakukan praktik kerja di PT.First Asia Capital (4,17%) dan 2 responden melakukan praktik kerja di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (1,67%).
TABEL 4.8
Profil Responden Keseluruhan dari Tempat Praktik Kerja (N=120) Tempat Praktik Kerja Jumlah Persentase
(%)
Bank 56 46,67
Badan Keuangan dan Aset Daerah 2 1,67
Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan 9 7,5
Kantor Akuntan Publik 10 8,33
Koperasi 1 0,83
Kantor Pelayanan Pajak 33 27,5
Percetakan 1 0,83
(53)
Lanjutan Tabel 4.8.
Tempat Praktik Kerja Jumlah Persentase (%)
PT. First Asia Capital 5 4,17
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian 2 1,67
Sumber: Data primer yang diolah 2017
Gambaran umum mengenai profil responden per universitasdari tempat praktik kerja dari STIE YKPN sebanyak 14 responden melakukan praktik kerja di Bank, 2 responden melakukan praktik kerja di Kantor Akuntan Publik dan 4 responden melakukan praktik kerja di Kantor Pelayanan Pajak; dari UAJY sebanyak 6 responden melakukan praktik kerja di Bank, 4 responden melakukan praktik kerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2 responden melakukan praktik kerja di Kantor Akuntan Publik dan8 responden melakukan praktik kerja di Kantor Pelayanan Pajak; dari UGM sebanyak 11 responden melakukan praktik kerja di Bank, 2 responden melakukan praktik kerja di Kantor Akuntan Publik dan 7 responden melakukan praktik kerja di Kantor Pelayanan Pajak; dari UII sebanyak 7 responden melakukan praktik kerja di Bank, 2 responden melakukan praktik kerja di Badan Keuangan dan Aset Daerah,5 responden melakukan praktik kerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 5 responden melakukan praktik kerja di Kantor Pelayanan Pajak dan 1 responden melakukan praktik kerja di PT. Perta Arun Gas Jakarta; dari UMY 6 responden melakukan praktik kerja di Bank, 1 responden melakukan praktik kerja di Kantor Akuntan Publik, 1 responden
(54)
melakukan praktik kerja di Koperasi, 4 responden melakukan praktik kerja di Kantor Pelayanan Pajak, 1 responden melakukan praktik kerja di Percetakan, 5 responden melakukan praktik kerja di PT. First Asia Capital dan 2responden melakukan praktik kerja di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian; dari UTY sebanyak 12 responden melakukan praktik kerja di Bank, 3 responden melakukan praktik kerja di Kantor Akuntan Publik dan 5 responden melakukan praktik kerja di Kantor Pelayanan Pajak
TABEL 4.9
Profil Responden per Universitas dari Tempat Praktik Kerja (N=120)
Tempat Praktik Kerja
Jumlah STIE
YKPN UAJY UGM UII UMY UTY
Bank 14 6 11 7 6 12
Badan Keuangan dan
Aset Daerah 0 0 0 2 0 0
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
0 4 0 5 0 0
Kantor Akuntan Publik 2 2 2 0 1 3
Koperasi 0 0 0 0 1 0
Kantor Pelayanan Pajak 4 8 7 5 4 5
Percetakan 0 0 0 0 1 0
PT. Perta Arun Gas
Jakarta 0 0 0 1 0 0
PT. First Asia Capital 0 0 0 0 5 0
Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian 0 0 0 0 2 0
(55)
5. Bagian Praktik Kerja
Gambaran umum mengenai profil responden keseluruhan dari bagian praktik kerja menunjukkan sebanyak 5 responden melakukan praktik kerja pada bagian Administrasi (4,17%), 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Audit Internal & Administrasi Kredit (0,83%), 12 responden melakukan praktik kerja pada bagian Umum (10,00%), 6 responden melakukan praktik kerja pada bagian Customer Service (5,00%), 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Finance (0,83%), 12 responden melakukan praktik kerja pada bagian Funding Officer (10,00%), 6 responden melakukan praktik kerja pada bagian Human Resource Development (5,00%), 1 responden melakukan praktik kerja pada bagianInput SPT (0,83%), 4 responden melakukan praktik kerja pada bagian Keuangan (3,33%), 11 responden melakukan praktik kerja pada bagian Marketing (9,17%), 2 responden melakukan praktik kerja pada bagian Operasional (1,67%), 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian P3A (0,83%), 22 responden melakukan praktik kerja pada bagian Pelayanan (18,33%), 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Pemeriksaan (0,83%), 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Pendapatan Daerah (0,83%), 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Pendapatan dan Pelaporan Keuangan (0,83%), 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Pendataan Wajib Pajak (0,83%), 8 responden melakukan praktik kerja secara rolling pada setiap bagian (6,67%), 2 responden melakukan praktik kerja pada bagian Sekretariat
(56)
(1,67%), 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Ekstensifikasi (0,83%), 7 responden melakukan praktik kerja pada bagian Auditor Junior (5,83%) dan 13 responden melakukan praktik kerja pada bagian Teller (10,83%).
TABEL 4.10
Profil Responden Keseluruhan dari Bagian Praktik Kerja (N=120) Bagian Praktik Kerja Jumlah Persentase (%)
Administrasi 5 4,17
Audit Internal & Admininistrasi Kredit 1 0,83
Bagian umum 12 10,00
Customer Service 6 5,00
Finance 1 0,83
Funding Officer 12 10,00
Human Resource Development 6 5,00
Input SPT 1 0,83
Keuangan 4 3,33
Marketing 11 9,17
Operasional 2 1,67
P3A 1 0,83
Pelayanan 22 18,33
Pemeriksaan 1 0,83
Pemetaan pkp 1 0,83
Pendapatan Daerah 1 0,83
Pendapatan dan Pelaporan Keuangan 1 0,83
Pendataan wajib pajak 1 0,83
Rolling ke setiap bidang 8 6,67
Sekretariat 2 1,67
(57)
Lanjutan Tabel 4.10.
Bagian Praktik Kerja Jumlah Persentase (%)
Staf Auditor Junior 7 5,83
Teller 13 10,83
Sumber: Data primer yang diolah 2017
Gambaran umum mengenai profil responden per universitas dari bagian praktik kerja menunjukkan dari STIE YKPN 3 responden melakukan praktik kerja pada Bagian Umum, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Customer Service, 3 responden melakukan praktik kerja pada bagian Funding Officer, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Human Resource Development, 3 responden melakukan praktik kerja pada bagian Marketing, 3 responden melakukan praktik kerja pada bagian Pelayanan, 2 responden melakukan praktik kerja rolling ke setiap bidang, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Sekretariat, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Staf Auditor Junior dan 2 responden melakukan praktik kerja pada bagian Teller; dari UAJY 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Administrasi, 2 responden melakukan praktik kerja pada Bagian Umum, 2 responden melakukan praktik kerja pada bagian Customer Service, 2 responden melakukan praktik kerja pada bagianFunding Officer, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Human Resource Development, 2 responden melakukan praktik kerja pada bagian Marketing, 5responden melakukan praktik kerja pada bagian Pelayanan, 2responden melakukan praktik kerja rolling ke setiap bidang, 1responden melakukan praktik kerja
(58)
pada bagian Staf Auditor Junior dan 2 responden melakukan praktik kerja pada bagian Teller; dari UGM 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Administrasi, 2 responden melakukan praktik kerja pada Bagian Umum, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Customer Service, 2 responden melakukan praktik kerja pada bagian Funding Officer, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Human Resource Development, 2 responden melakukan praktik kerja pada bagian Keuangan, 2 responden melakukan praktik kerja pada bagian Marketing, 3 responden melakukan praktik kerja pada bagian Pelayanan, 2 responden melakukan praktik kerja rolling ke setiap bidang, 1responden melakukan praktik kerja pada bagian Staf Auditor Junior dan 3 responden melakukan praktik kerja pada bagian Teller; dari UII 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Administrasi, 2 responden melakukan praktik kerja pada Bagian Umum, 2 responden melakukan praktik kerja pada bagian Funding Officer, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Human Resource Development, 3 responden melakukan praktik kerja pada bagian Pelayanan, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian P3A, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Pemeriksaan, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Pemetaan pkp, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Pendapatan Daerah, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Pendapatan dan Pelaporan Keuangan, 2 responden melakukan praktik kerja rolling ke setiap bidang, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Staf Auditor Junior dan 3 responden melakukan praktik kerja
(59)
pada bagian Teller; dari UMY 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Administrasi, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Audit Internal & Admininistrasi Kredit, 1 responden melakukan praktik kerja pada Bagian Umum, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Customer Service, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Finance, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Funding Officer, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Human Resource Development, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Input SPT, 2 responden melakukan praktik kerja pada bagian Keuangan, 3 responden melakukan praktik kerja pada bagian Marketing, 2 responden melakukan praktik kerja pada bagian Operasional, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Pendataan Wajib Pajak, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Sekretariat, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Seksi Ekstensifikasi, 2 responden melakukan praktik kerja pada bagian Teller; dari UTY 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Administrasi, 2 responden melakukan praktik kerja pada Bagian Umum, 1responden melakukan praktik kerja pada bagian Customer Service, 2responden melakukan praktik kerja pada bagian Funding Officer, 1responden melakukan praktik kerja pada bagian Human Resource Development, 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Marketing, 8 responden melakukan praktik kerja pada bagian Pelayanan, 3 responden melakukan praktik kerja pada bagian Staf Auditor Junior dan 1 responden melakukan praktik kerja pada bagian Teller.
(60)
TABEL 4.11
Profil Responden per Universitas dari Bagian Praktik Kerja (N=120)
Bagian Praktik Kerja
Jumlah STIE
YKPN UAJY UGM UII UMY UTY
Administrasi 0 1 1 1 1 1
Audit Internal &
Admininistrasi Kredit 0 0 0 0 1 0
Bagian umum 3 2 2 2 1 2
Customer Service 1 2 1 0 1 1
Finance 0 0 0 0 1 0
Funding Officer 3 2 2 2 1 2
Human Resource
Development 1 1 1 1 1 1
Input SPT 0 0 0 0 1 0
Keuangan 0 0 2 0 2 0
Marketing 3 2 2 0 3 1
Operasional 0 0 0 0 2 0
P3A 0 0 0 1 0 0
Pelayanan 3 5 3 3 0 8
Pemeriksaan 0 0 0 1 0 0
Pemetaan pkp 0 0 0 1 0 0
Pendapatan Daerah 0 0 0 1 0 0
Pendapatan dan
Pelaporan Keuangan 0 0 0 1 0 0
Pendataan wajib pajak 0 0 0 0 1 0
Rolling ke setiap
(61)
Lanjutan Tabel 4.11.
Bagian Praktik Kerja
Jumlah STIE
YKPN UAJY UGM UII UMY UTY
Sekretariat 1 0 0 0 1 0
Seksi ekstensifikasi 0 0 0 0 1 0
Staf Auditor Junior 1 1 1 1 0 3
Teller 2 2 3 3 2 1
Sumber: Data primer yang diolah 2017 6. Lama Praktik Kerja
Gambaran umum mengenai profil responden keseluruhan dari lama praktik kerja menunjukkan sebanyak 18 responden melakukan praktik kerja selama <1 bulan (15%), 99 responden melakukan praktik kerja selama 1-2 bulan (82,5%),3 responden melakukan praktik kerja selama 2-3 bulan (2,5%), dan 0 responden melakukan praktik kerja selama >3 bulan (0,00%).
TABEL 4.12
Profil Responden Keseluruhan dari Lama Praktik Kerja (N=120)
Lama Praktik Kerja Jumlah Persentase (%)
<1 bulan 18 15
1-2 bulan 99 82,5
2-3 bulan 3 2,5
>3 bulan 0 0,00
Sumber: Data primer yang diolah 2017
Gambaran umum mengenai profil responden per universitas dari lama praktik kerja menunjukkan dari STIE YKPN sebanyak 3 responden melakukan praktik kerja selama <1 bulan dan 17 responden melakukan
(62)
praktik kerja selama 1-2 bulan;dari UAJY sebanyak 2 responden melakukan praktik kerja selama <1 bulan, 17 responden melakukan praktik kerja selama 1-2 bulan dan 1 responden melakukan praktik kerja selama 2-3 bulan; dari UGM sebanyak 20 responden melakukan praktik kerja selama 1-2 bulan; UII sebanyak 11 responden melakukan praktik kerja selama <1 bulan dan 9 responden melakukan praktik kerja selama 1-2 bulan; UMY sebanyak 2 responden melakukan praktik kerja selama <1 bulan dan 18 responden melakukan praktik kerja selama 1-2 bulan dan dari UTY sebanyak 18 responden melakukan praktik kerja selama 1-2 bulan dan 2 responden melakukan praktik kerja selama 2-3 bulan
TABEL 4.13
Profil Responden per Universitas dari Lama Praktik Kerja (N=120) Lama Praktik
Kerja
Jumlah STIE
YKPN UAJY UGM UII UMY UTY
<1 bulan 3 2 0 11 2 0
1-2 bulan 17 17 20 9 18 18
2-3 bulan 0 1 0 0 0 2
>3 bulan 0 0 0 0 0 0
Sumber: Data primer yang diolah 2017 C. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, maksimum dan minimum untuk memberikan gambaran analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif seluruh variabel secara keseluruhan disajikan dalam tabel 4.14 berikut:
(63)
TABEL 4.14 Uji Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Range Maksimum Rata-rata
Standar Deviasi
KK 120 50 22 72 63,44 0,486
PPK 120 23 29 52 43,13 0,519
MK 120 29 9 38 34,10 0,206
PB 120 2 2 4 3,75 0,041
KS 120 31 13 44 37,91 0,273
Sumber: Data primer yang diolah 2017
Tabel 4.14 memberikan gambaran bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 120 mahasiswa. Variabel Kesiapan Kerja (KK) memiliki nilai minimum sebesar 50, nilai maksimum sebesar 72 dan nilai rata-rata sebesar 63,44 dengan standar deviasi sebesar 0,486. Variabel Pengalaman Praktik Kerja (PPK) memiliki nilai minimum sebesar 23, nilai maksimum sebesar 72 dan nilai rata-rata sebesar 43,13 dengan standar deviasi sebesar 0,519. Variabel Motivasi Kerja (MK) memiliki nilai minimum sebesar 29, nilai maksimum sebesar 38 dan nilai rata-rata sebesar 34,10 dengan standar deviasi sebesar 0,206. Variabel Prestasi Belajar (PB) memiliki nilai minimum sebesar 2, nilai maksimum sebesar 4 dan nilai rata-rata sebesar 3,75 dengan standar deviasi sebesar 0,041. Variabel Kecerdasan Spiritual (KS) memiliki nilai minimum sebesar 31, nilai maksimum sebesar 44 dan nilai rata-rata sebesar 37,91 dengan standar deviasi sebesar 0,273.
(64)
D. Uji Kualitas Instrumen Data
Uji validitas dan reliabilitas ini akan memudahkan peneliti untuk memastikan bahwa data yang digunakan pada nantinya dapat dianalisis. Uji kualitas data ini berpedoman pada teori yang dituliskan oleh Nazaruddin dan Basuki (2016), sebagai berikut:
1. Uji Validitas.
Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat factor loading antara butir-butir pertanyaan dengan total skor jawaban. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis faktor. Berdasarkan pengujian dengan SPSS for Windows versi15.0 diperoleh hasil sebagai berikut:
TABEL 4.15
Hasil Uji Validitas Kesiapan Kerja
Item Faktor Loading Cut Off Keterangan
KK1 0,789 0,25 Valid
KK2 0,646 0,25 Valid
KK3 0,521 0,25 Valid
KK4 0,516 0,25 Valid
KK5 0,342 0,25 Valid
KK6 0,638 0,25 Valid
KK7 0,508 0,25 Valid
KK8 0,466 0,25 Valid
KK9 0,353 0,25 Valid
KK10 0,533 0,25 Valid
KK11 0,672 0,25 Valid
KK12 0,796 0,25 Valid
(65)
Lanjutan Tabel 4.15
Item Faktor Loading Cut Off Keterangan
KK14 0,415 0,25 Valid
KK15 0,679 0,25 Valid
KK16 0,420 0,25 Valid
KK17 0,625 0,25 Valid
KK18 0,595 0,25 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2017
Berdasarkan tabel 4.15 hasil uji validitas menunjukkan bahwa butir pertanyaan 1 sampai dengan 18 memiliki faktor loading >cut off, dengan demikian seluruh item dalam kuesioner yaitu variabel kesiapan kerja seluruhnya valid.
TABEL 4.16
Hasil Uji Validitas Pengalaman Praktik Kerja
Item Faktor Loading Cut Off Keterangan
PPK1 0,548 0,25 Valid
PPK2 0,656 0,25 Valid
PPK3 0,817 0,25 Valid
PPK4 0,432 0,25 Valid
PPK5 0,695 0,25 Valid
PPK6 0,695 0,25 Valid
PPK7 0,700 0,25 Valid
PPK8 0,687 0,25 Valid
PPK9 0,687 0,25 Valid
PPK10 0,625 0,25 Valid
PPK11 0,648 0,25 Valid
PPK12 0,569 0,25 Valid
PPK13 0,578 0,25 Valid
(66)
Berdasarkan tabel 4.16 hasil uji validitas menunjukkan bahwa butir pertanyaan 1 sampai dengan 13 memiliki faktor loading >cut off, dengan demikian seluruh item dalam kuesioner yaitu variabel pengalaman praktik kerja seluruhnya valid.
TABEL 4.17
Hasil Uji Validitas Motivasi Kerja
Item Faktor Loading Cut Off Keterangan
MK1 0,426 0,25 Valid
MK2 0,310 0,25 Valid
MK3 0,446 0,25 Valid
MK4 0,266 0,25 Valid
MK5 0,420 0,25 Valid
MK6 0,427 0,25 Valid
MK7 0,579 0,25 Valid
MK8 0,580 0,25 Valid
MK9 0,450 0,25 Valid
MK10 0,474 0,25 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2017
Berdasarkan tabel 4.17 hasil uji validitas menunjukkan bahwa butir pertanyaan 1 sampai dengan 10 memiliki faktor loading >cut off, dengan demikian seluruh item dalam kuesioner yaitu variabel motivasi kerja seluruhnya valid.
(67)
TABEL 4.18
Hasil Uji Validitas Kecerdasan Spiritual
Item Faktor Loading Cut Off Keterangan
KS1 0,706 0,25 Valid
KS2 0,555 0,25 Valid
KS3 0,609 0,25 Valid
KS4 0,355 0,25 Valid
KS5 0,637 0,25 Valid
KS6 0,606 0,25 Valid
KS7 0,513 0,25 Valid
KS8 0,506 0,25 Valid
KS9 0,408 0,25 Valid
KS10 0,476 0,25 Valid
KS11 0,445 0,25 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2017
Berdasarkan tabel 4.18 hasil uji validitas menunjukkan bahwa butir pertanyaan 1 sampai dengan 11 memiliki faktor loading >cut off, dengan demikian seluruh item dalam kuesioner yaitu variabel kecerdasan spiritual seluruhnya valid.
2. Uji Reabilitas.
Uji reliabilitas dalam penelitian dilakukan untuk mengetahui data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang tepat, akurat dan memiliki tingkat konsistensi tinggi. Sama seperti uji validitas, uji reliabilitas ini akan membantu peneliti untuk menghindari data yang tidak dapat dianalisis pada saat proses pengolahan data. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan koefisien Cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa
(68)
instrumen penelitian tersebut handal atau reliabel.Paparan hasil uji reliabilitas pada masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.19.
TABEL 4.19 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s
Alpha
Standar Reliabel
Keterangan
KK 0,743 0,60 Reliabel
PPK 0,756 0,60 Reliabel
MK 0,643 0,60 Reliabel
KS 0,727 0,60 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah 2017
Berdasarkan tabel 4.19 hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa variabel kesiapan kerja memiliki koefisien korelasi cronbach’s alpha0,743, variabel pengalaman praktik kerja memiliki koefisien korelasi cronbach’s alpha 0,756, variabel motivasi kerja memiliki koefisien korelasi cronbach’s alpha 0,643, variabel kecerdasan spiritual memiliki koefisien korelasi cronbach’s alpha 0,727. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena nilai cronbach’s alpha>60.
E. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik pada uji heteroskedastisitas adalah tidak mengandung gejala heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan
(69)
dengan menggunakan Uji Glejser yang dilihat dari nilai signifikansi diatas tingkat kepercayaan 5% (0,05). Berikut hasil uji heteroskedastisitas:
TABEL 4.20
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig Standar Keterangan
PPK 0,927 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas MK 0,061 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas PB 0,447 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas KS 0,915 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: Data primer yang diolah 2017
Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa nilai sig pada masing-masing variabel independen lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing variabel independen tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Uji Multikolinearitas.
Model regresi yang baik pada uji multikolinearitas adalah tidak mengandung gejala multikolinearitas.Model regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah yang memiliki nilai tolerance yang lebih dari 0,01 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 yang dilihat dari hasil regresi berganda. Berikut hasil uji heteroskedastisitas:
(70)
TABEL 4.21 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Nilai
Tolerance
Cut Off VIF Cut Off Keterangan
PPK 0,650 0,01 1,539 10 Bebas
Multikolinearitas
MK 0,855 0,01 1,169 10 Bebas
Multikolinearitas
PB 0,910 0,01 1,099 10 Bebas
Multikolinearitas
KS 0,763 0,01 1,311 10 Bebas
Multikolinearitas Sumber: Data primer yang diolah 2017
Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa nilai tolerance pada masing-masing variabel independen lebih dari 0,01 dan nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing variabel independen tidak terjadi multikolinearitas.
3. Uji Normalitas.
Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu/residual memiliki distribusi normal.Uji normalitas menggunakan uji One-Sample Kolmogorov Smirnov (KS) dengan melihat hasil Asymp.Sig (2-tailed). Berikut hasil uji normalitas:
(71)
TABEL 4.22 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data primer yang diolah 2017
Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed)yaitu sebesar 0,068 > α (0,05), karena nilai sig lebih besar dari alpha (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
F. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) 1. Uji Regresi Berganda.
Analisis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil regresi berganda dapat dilihat dari tabel 4.23:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
120 .0000000 3.42780490 .081 .051 -.081 .885 .413 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b
Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Res idual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
(72)
TABEL 4.23 Hasil Uji Regresi Berganda
Sumber: Data primer yang diolah 2017
Tabel 4.23 menunjukkan besarnya nilai konstanta masing-masing variabel sehingga penelitian ini menghasilkan persamaan sebagai berikut: KK = 11.710 + 0,509PPK + 0,482MK - 0,335PB + 0,386KS
a. Konstanta sebesar 11.710 artinya apabila konstanta (nol) maka kesiapan kerja mahasiswa akan naik sebesar 11.710.
b. Koefisien regresi pengalaman praktik kerja (PPK) sebesar 0,509. Jika pengalaman praktik kerja ditingkatkan 1 satuan maka dapat meningkatkan kesiapan kerja sebesar 0,509.
c. Koefisien regresi motivasi kerja (MK) sebesar 0,482. Jika motivasi kerja ditingkatkan 1 satuan maka dapat meningkatkan kesiapan kerja sebesar 0,482.
d. Koefisien regresi prestasi belajar (PB) sebesar -0,335. Jika prestasi belajar ditingkatkan 1 satuan maka dapat meningkatkan kesiapan kerja sebesar -0,335.
Coefficientsa
11.710 6.190 1.892 .061
.509 .070 .542 7.285 .000
.482 .153 .204 3.153 .002
-.335 .738 -.028 -.453 .651
.386 .123 .216 3.148 .002
(Constant) PPK MK PB KS Model 1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.
Dependent Variable: KK a.
(1)
UJI RELIABILITAS VARIABEL KESIAPAN KERJA
UJI RELIABILITAS VARIABEL PENGALAMAN PRAKTIK KERJA
UJI RELIABILITAS VARIABEL MOTIVASI KERJA
UJI RELIABILITAS VARIABEL KECERDASAN SPIRITUAL
Reliability Statistics
.743
19
Cronbach's
Alpha
N of Items
Reliability Statistics
.756
14
Cronbach's
Alpha
N of Items
Reliability Statistics
.643
11
Cronbach's
Alpha
N of Items
Reliability Statistics
.727
12
Cronbach's
(2)
UJI STATISTIK DESKRIPTIF
120 22 50 72 7613 63.44 .486 5.329
120 29 23 52 5176 43.13 .519 5.680
120 9 29 38 4092 34.10 .206 2.262
120 2 2 4 450 3.75 .041 .454
120 13 31 44 4549 37.91 .273 2.987
120 KK
PPK MK PB KS
Valid N (listwise)
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
(3)
REGRESI LINIER BERGANDA
Model Summary
b.747
a.559
.543
3.601
Model
1
R
R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), KS, PB, MK, PPK
a.
Dependent Variable: KK
b.
Coefficients
a11.710
6.190
1.892
.061
.509
.070
.542
7.285
.000
.482
.153
.204
3.153
.002
-.335
.738
-.028
-.453
.651
.386
.123
.216
3.148
.002
(Constant)
PPK
MK
PB
KS
Model
1
B
Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Dependent Variable: KK
a.
(4)
UJI MULTIKOLINIERITAS
UJI NORMALITAS
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coefficientsa
11.710 6.190 1.892 .061
.509 .070 .542 7.285 .000 .650 1.539 .482 .153 .204 3.153 .002 .855 1.169 -.335 .738 -.028 -.453 .651 .910 1.099 .386 .123 .216 3.148 .002 .763 1.311 (Constant) PPK MK PB KS Model 1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: KK a.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
120
.0000000
3.42780490
.081
.051
-.081
.885
.413
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parameters
a,bAbsolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
As ymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Res idual
Test distribution is Normal.
a.
Calculated from data.
b.
Coefficients
a12.038
3.644
3.303
.001
.004
.041
.010
.091
.927
-.233
.090
-.252
-2.594
.061
-.332
.435
-.072
-.763
.447
-.008
.072
-.011
-.107
.915
(Constant)
PPK
MK
PB
KS
Model
1
B
Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Dependent Variable: RES2
a.
(5)
LAMPIRAN 3
(6)