TA : Rancang Bangun Aplikasi Administrasi Perawatan Pesawat Pada Merpati Maintenance Facility.

(1)

PERAWATAN PESAWAT

PADA MERPATI MAINTENANCE FACILITY

TUGAS AKHIR

Oleh:

Nama : YENDY RACHMATULLOH

NIM : 06.41010.0204

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2012

STIKOM


(2)

RANCANG BANGUN APLIKASI ADMINISTRASI PERAWATAN PESAWAT

PADA MERPATI MAINTENANCE FACILITY

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana Komputer

Oleh:

Nama : YENDY RACHMATULLOH

NIM : 06.41010.0204

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2012

STIKOM


(3)

Kesuksesan merupakan bagian kecil dari hasil usaha kita, dan bagian besar dari ridho Allah SWT

STIKOM


(4)

Kupersembahkan untukmu: Papah Mamah Abang tercinta Seluruh keluarga yang selalu mendukungku Teman- teman yang selalu memberikan semangat

STIKOM


(5)

ix DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan... ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Pesawat ... 6

2.2 Perawatan Pesawat ... 6

2.3 Entitas dalam Perawatan Pesawat ... 10

2.4 Administrasi Perawatan Pesawat... ... 13

2.5 Desain Sistem ... 15

2.6 Interaksi Manusia dan Komputer ... 16

2.6.1Konsep Dasar Interaksi Manusia dan Komputer ... 16

2.6.2Interaksi Manusia dan Komputer pada Web ... 17

2.7 Testing Software ... 20

STIKOM


(6)

x

Halaman

2.7.1Test Case ... 21

2.7.2 Black Box Testing ... 23

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 25

3.1 Analisis Sistem ... 25

3.2 Perancangan Sistem ... 31

3.2.1 System Flow ... 31

3.2.2 DataFlow Diagram ... 41

3.2.3 Entity Relationship Diagram ... 49

3.2.4 Perancangan Input / Output ... 68

3.2.5 Perancangan User Level ... 117

3.3 Perancangan Evaluasi dan Uji Coba ... 118

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 121

4.1 Kebutuhan Aplikasi ... 121

4.1.1 KebutuhanPerangkat Keras ... 121

4.1.2 KebutuhanPerangkat Lunak ... 121

4.2 Implementasi ... 119

4.3 Evaluasi dan Uji Coba Fungsionalitas Aplikasi ... 168

BAB V PENUTUP... 177

5.1 Kesimpulan ... 177

5.2 Saran ...177

DAFTAR PUSTAKA ... 178

LAMPIRAN ... 179

STIKOM


(7)

vi

Pesawat udara selama beroperasi pasti mempunyai jadwal untuk perawatan. Perawatan ini harus dilakukan karena setiap komponen mempunyai batas usia tertentu sehingga komponen tersebut harus diganti. Selain itu, komponen juga harus diperbaiki bila ditemukan telah mengalami kerusakan. Merpati Maintenance Facility adalah pusat perawatan pesawat yang melayani

customer dari dalam dan luar negeri. Dalam administrasi pada proses perawatan

pesawat ini terdapat kesulitan menyangkut pencatatan dan pembuatan paket pekerjaan, pencatatan setiap pekerjaan yang telah dilakukan, status setiap pekerjaan yang ada, serta work in progress report untuk setiap pesawat.

Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan aplikasi administrasi yang terkomputerisasi untuk membantu mengatasi permasalahan seperti pencatatan proses-proses administratif dan monitoring status setiap detil pekerjaan yang ada. Aplikasi administrasi ini juga dapat memberikan laporan-laporan mengenai perawatan pesawat yang sedang berjalan seperti pekerjaan yang harus dilakukan, serta work in progress report untuk setiap pesawat.

Dengan Aplikasi Administrasi Perawatan Pesawat ini diperoleh kesimpulan bahwa aplikasi ini mampu memberikan data pendukung untuk project

planner dalam memonitor perkembangan pekerjaan perawatan untuk setiap

pesawat serta memberikan laporan mengenai status setiap pekerjaan yang telah direncanakan.

Kata kunci: aplikasi administrasi, perawatan pesawat

STIKOM


(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Merpati Maintenance Facility (MMF) adalah Strategic Business Unit dari PT. Merpati Nusantara Airlines yang bisnis utamanya merupakan pusat perawatan pesawat. Informasi yang cepat dan akurat untuk engineer dan semua yang terlibat dalam proses bisnis pekerjaan perawatan pesawat merupakan sesuatu yang vital sebagai sarana pengawasan terhadap kegiatan perawatan pesawat yang dilakukan, dan informasi yang akurat bisa didapatkan dari proses pencatatan transaksional yang baik. Saat ini aplikasi administratif semakin banyak digunakan untuk otomasi operasional proses bisnis dan pencatatan untuk membantu berjalannya alur proses administrasi serta menyediakan data repository.

Aircraft quotation, task card dan job order, serta progress report dari

pesawat yang sedang dikerjakan baru dapat diketahui oleh bagian marketing,

planner, dan engineer setelah melalui beberapa tahapan proses yang dilakukan

oleh beberapa bagian yang berbeda. Setiap bagian memiliki tanggung jawab, otoritas dan fungsi yang berbeda terhadap semua dokumen dalam alur kerja perawatan pesawat. Proses pencatatan yang bertahap dan dilakukan secara manual akan menjadi masalah ketika dokumen atau informasi yang diperlukan oleh bagian planner masih belum selesai diproses oleh bagian production/engineer, padahal output dari bagian production harus menjadi input di bagian planner untuk dilakukan proses perhitungan progress report lebih lanjut. Output dari proses yang dilakukan oleh planner juga akan menjadi input bagian marketing.

STIKOM


(9)

Proses perhitungan untuk progress report dan rekap data berupa fisik yang sangat banyak secara manual membutuhkan ketelitian serta waktu yang lama.

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan rancang bangun aplikasi administrasi perawatan pesawat untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada. Dengan adanya aplikasi administrasi diharapkan pencatatan dapat dilakukan dengan konsep paperless atau dengan basis data dan dapat membantu pihak engineer, planner atau PPC, dan marketing untuk berbagi dan mengetahui informasi penting tentang progress report dari tiap pesawat yang masuk ke hangar dan segala status job order baik yang belum atau yang telah dikerjakan oleh

engineer.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana merancang dan membangun aplikasi administrasi perawatan pesawat pada Merpati Maintenance Facility.

1.3. Pembatasan Masalah

Batasan masalah adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi menggunakan data dari Merpati Maintenance Facility pada semester kedua tahun 2011 sampai semester pertama tahun 2012.

2. Aplikasi administrasi perawatan pesawat mengolah data tentang aircraft

quotation yang dibuat oleh bagian marketing, task card yg dibuat oleh bagian supporting dalam hal ini adalah planner/PPC, aircraft job order yang dibuat

oleh planner/PPC, dan release certificate yang dibuat oleh engineer yang

STIKOM


(10)

merupakan acuan bahwa suatu pekerjaan telah selesai dan ditutup oleh

engineer di hangar.

3. Aplikasi administrasi perawatan pesawat meliputi proses sebagai berikut: a. Maintenance customer, engineer’s legal (rooster), task card, aircraft’s

part number.

b. Proses pembuatan quotation dan repair order (RO). c. Proses pembuatan task card.

d. Proses pembuatan job order dan work pack. e. Proses pengambilan job order oleh engineer. f. Proses inspeksi job order oleh engineer. g. Proses job close.

h. Proses job pending.

i. Job order status monitoring.

j. Work in progress monitoring.

4. Aplikasi administrasi perawatan pesawat tidak mengolah data surat kontrak atau perjanjian proses perawatan pesawat anta pihak customer dan MMF. 5. Aplikasi administrasi perawatan pesawat tidak mengolah data material yang

diperlukan dalam proses perawatan pesawat.

6. Aplikasi administrasi perawatan pesawat tidak memberikan output yang berhubungan dengan penjadwalan dan manajemen sumber daya, baik sumber daya manusia ataupun sumber daya yang lainnya.

7. Aplikasi administrasi perawatan pesawat hanya mengelola administrasi pekerjaan yang berhubungan dengan bagian quality, marketing, supporting/planner, production.

STIKOM


(11)

8. Aplikasi administrasi perawatan pesawat tidak mengolah data keuangan dan finansial.

1.4. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah Merancang dan Membangun Aplikasi Administrasi Perawatan Pesawat pada Merpati Maintenance Facility.

1.5. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan dari sistem yang dibangun, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi penjelasan teori-teori dasar yang berkaitan dengan aplikasi yang dibangun.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang penjelasan langkah-langkah yang ditempuh dalam penyelesaian permasalahan, meliputi analisis permasalahan,

document flow, computerized document flow, data flow diagram

(DFD), entity relationship diagram (ERD) dan desain input

ouput.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Bab ini berisi tentang implementasi dan evaluasi sistem yang dibangun apakah telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

STIKOM


(12)

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi uraian kesimpulan dan saran yang dapat diambil sesuai dengan hasil pembahasan.

STIKOM


(13)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pesawat

Pesawat terbang atau pesawat udara atau kapal terbang atau cukup pesawat saja adalah kendaraan yang mampu terbang di atmosfer atau udara. Pesawat terbang yang lebih berat dari udara disebut aerodin, yang masuk dalam kategori ini adalah autogiro, helikopter, girokopter dan pesawat bersayap tetap.

Pesawat bersayap tetap umumnya menggunakan mesin pembakaran dalam yang berupa mesin piston (dengan baling-baling) atau mesin turbin (jet atau turboprop) untuk menghasilkan dorongan yang menggerakkan pesawat, lalu pergerakan udara di sayap menghasilkan gaya dorong ke atas, yang membuat pesawat ini bisa terbang. Sebagai pengecualian, pesawat bersayap tetap juga ada yang tidak menggunakan mesin, misalnya glider, yang hanya menggunakan gaya gravitasi dan arus udara panas. Helikopter dan autogiro menggunakan mesin dan sayap berputar untuk menghasilkan gaya dorong ke atas, dan helikopter juga menggunakan mesin untuk menghasilkan dorongan ke depan.

2.2 Perawatan Pesawat

Setiap pesawat udara selama beroperasi pasti mempunyai jadwal untuk perawatan. Perawatan ini harus dilakukan karena setiap komponen mempunyai batas usia tertentu sehingga komponen tersebut harus diganti. Selain itu, komponen juga harus diperbaiki bila ditemukan telah mengalami kerusakan. Secara garis besar, program perawatan dapat dibagi menjadi dua kelompok besar,

STIKOM


(14)

yaitu perawatan preventif dan korektif. Perawatan preventif adalah perawatan yang mencegah terjadinya kegagalan komponen sebelum komponen tersebut rusak. Sedangkan perawatan korektif adalah perawatan yang memperbaiki komponen yang rusak agar kembali ke kondisi awal.

Perawatan preventif dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

i. Perawatan periodik atau hard time, merupakan perawatan yang dilakukan berdasarkan batas waktu dari umur maksimum suatu komponen pesawat. Dengan kata lain, perawatan ini merupakan perawatan pencegahan dengan cara mengganti komponen pesawat meskipun komponen tersebut belum mengalami kerusakan.

ii. Perawatan on-condition, merupakan perawatan yang memerlukan inspeksi untuk menentukan kondisi suatu komponen pesawat. Setelah itu ditentukan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil inspeksi tersebut. Bila ada gejala kerusakan, komponen tersebut dapat diganti bila alasan-alasan teknik dan ekonominya memenuhi.

Perawatan korektif dikenal pula dengan nama condition monitoring yaitu perawatan yang dilakukan setelah ditemukan kerusakan pada suatu komponen, dengan cara memperbaiki komponen tersebut. Bila cara perbaikan tidak dapat dilakukan dengan alasan teknik maupun ekonomi, maka harus dilakukan penggantian.

Perawatan pesawat biasanya dikelompokkan berdasarkan interval yang sepadan dalam paket-paket kerja atau disebut dengan clustering. Hal ini dilakukan agar tugas perawatan lebih mudah, efektif dan efisien. Interval yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan paket-paket tersebut adalah sebagai berikut:

STIKOM


(15)

i. Flight Hours

Merupakan interval inspeksi yang didasarkan pada jumlah jam operasional suatu pesawat terbang.

ii. Flight Cycle

Merupakan interval inspeksi yang didasarkan pada jumlah takeoff-landing yang dilakukan suatu pesawat terbang. Satu kali takeoff-landing dihitung satu cycle. iii. Calendar Time

Merupakan interval inspeksi yang dilakukan sesuai dengan jadwal tertentu. Dari jumlah tugas perawatan atau inspeksi yang dilaksanakan, maintenance dapat dibagi dalam minor maintenance seperti transit check, before departure

check, daily check, weekly check dan heavy maintenance seperti A-Check,

B-Check , C-B-Check dan D-B-Check. Minor maintenance:

i. Transit Check

Inspeksi ini harus dilaksanakan setiap kali setelah melakukan penerbangan saat transit di station mana pun. Operator biasanya memeriksa pesawat untuk memastikan bahwa pada pesawat tidak terdapat satu pun kerusakan struktur, semua sistem berfungsi dengan sebagaimana mestinya, dan servis yang diharuskan telah dilakukan.

ii. Before Departure Check

Inspeksi ini harus dilakukan sedekat mungkin sebelum tiap kali pesawat berangkat beroperasi, maksimal dua jam sebelumnya.

STIKOM


(16)

iii. Daily Check (Overnight Check)

Pemeriksaan ini harus dilakukan satu kali dalam jangka waktu 24 jam setelah

daily check sebelumnya dilakukan. Setiap hari pesawat telah diprediksi akan ground stop minimal selama empat jam. Inspeksi ini mencakup pemeriksaan

komponen, pemeriksaan keliling pesawat secara visual untuk mendeteksi ada atau tidaknya ketidaksesuaian, melakukan pengamanan lebih lanjut, dan pemeriksaan sistem operasional.

iv. Weekly Check

Pemeriksaan ini harus telah dilakukan dalam tujuh hari penanggalan. Termasuk dalam inspeksi ini adalah before departure check.

Aircraft maintenance checks adalah periode pemeriksaan yang harus

dilakukan pada pesawat setelah penggunaan pesawat untuk jangka waktu tertentu, digunakan sebagai parameter interval untuk heavy maintenance yang meliputi A-Check, B-A-Check, C-A-Check, dan D-Check.

A-Check dilakukan kira-kira setiap satu bulan. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan hingga 10 jam. Pemeriksaan ini bervariasi, bergantung pada tipe pesawat, jumlah siklus (takeoff dan landing dianggap sebagai siklus pesawat, atau jam terbang sejak pemeriksaan terakhir. Perawatan pesawat jenis ini hanya melakukan pemeriksaan pada pesawat terbang untuk memastikan kelaikan mesin, sistem-sistem, komponen-komponen, dan struktur pesawat untuk beroperasi. Untuk Boeing 737 Classic A-check dilakukan setelah 300 jam terbang, Airbus A340 setelah 450 jam terbang, Boeing 747-200 setelah 650 jam.

B-Check bergantung pada masing-masing jenis pesawat, pemeriksaan berkisar antara 9 hingga 28 jam ground time dan biasanya dilakukan kira-kira

STIKOM


(17)

setiap lima bulan. Perawatan pesawat dalam skala kecil ini hanya meliputi proses pembersihan, pelumasan, penggantian ban apabila sudah aus, penggantian baterai, dan inspeksi struktur bagian dalam.

C-Check harus dilakukan setelah 15-18 bulan. Bergantung pada tipe pesawat, pemeriksaan ini bisa memakan waktu 10 hari. Perawatan pesawat tipe ini merupakan inspeksi komprehensif termasuk bagian-bagian yang tersembunyi, sehingga kerusakan dan keretakan di bagian dalam dapat ditemukan. Untuk Boeing 737-300 dan 737-500, inspeksi ini dilakukan setiap 4.000 FH. Untuk Boeing 737-400 dilakukan setiap 4.500 FH. Sedangkan untuk Boeing 747-400 dilakukan setiap 6.400 FH dan Airbus A-330-341 dilakukan setiap 21 bulan.

D-Check disebut overhaul. Pemeriksaan jenis ini adalah perawatan yang paling detail, untuk pesawat Boeing 737-300, 737-400 dan 737-500, inspeksi ini dilakukan setiap 24.000 FH. Sedangkan untuk Boeing 747-400 dilakukan setiap 28.000 FH dan untuk Airbus A-330-341 dilakukan setiap 6 tahun. Pada pengecekan jenis ini pesawat diinspeksi secara keseluruhan, biasanya memakan waktu 1 bulan.

2.3 Entitas dalam Perawatan Pesawat

Pada proses perawatan pesawat, ada beberpa entitas yang terlibat didalamnya baik yang secara langsung akan berinteraksi dengan objek, ataupun entitas yang terlibat secara tidak langsung.

1. Line Maintenance (LM). Bagian ini biasanya adalah divisi dari perusahaan

customer yang memiliki pesawat yang akan dilakukan proses perawatan.

Divisi LM harus ada di semua perusahaan aviasi, dan harus

STIKOM


(18)

bertanggungjawab dalam pengelolaan kebutuhan perawatan semua pesawat yang dimiliki perusahaan.

2. Customer. Sering disebut juga sebagai techrep oleh pihak yang mengadakan

pearawatan pesawat (maintenance facility). Customer adalah perusahaan, atau perwakilan perusahaan, atau perorangan yang memiliki pesawat dan menyerahkan proses perawatannya ke maintenance facility.

3. Marketing. Bagian ini yang akan berhadapan langsung dengan customer.

Komunikasi antara customer dan maintenance facility akan dilakukan melalui divisi marketing.

4. Production planner. Bagian ini adalah penentu dan pengawas terhadap

jalannya proses perawatan pesawat. Planner yang menentukan pekerjaan apa saja yang harus dilakukan oleh engineer di bagian production sesuai dengan komplain dan permintaan dari customer melalui marketing.

5. Production. Bagian ini berisi sekumpulan engineer dengan berbagai bidang

keahlian yang akan mengerjakan detil-detil pekerjaan perawatan pesawat sesuai dengan lingkup yang telah ditentukan oleh planner. Engineer sendiri terdiri dari 3 tingkatan, yaitu supporting staff, inspector, dan certified staff.

6. Material Store. Bagian ini merupakan divisi yang bertugas untuk mengelola

sirkulasi material pesawat yang terlibat. Mulai dari material yang turun dari pesawat, material yang akan dipasang di pesawat, hingga material yang dibutuhkan untuk penggantian. Material Store akan berkomunikasi intensif dengan bagian purchasing sehingga setiap ada material yang diminta/dibutuhkan maka bagian purchasing akan mendapat instruksi untuk melakukan pengadaan terhadap material tersebut.

STIKOM


(19)

7. Tool Store. Merupakan divisi yg khusus mengelola semua kebutuhan tool

atau peralatan untuk melakukan perawatan pesawat.

8. Purchasing. Bagian ini merupakan divisi yang harus melakukan pengadaan

terhadap seluruh benda/alat/spare part yang diperlukan dalam kegiatan perawatan pesawat.

9. Finance. Bagian keuangan dalam organisasi perawatan pesawat, divisi ini

yang mengelola semua kebutuhan biaya langsung dan tidak langsung yang ada dalam proses perawatan pesawat.

10. Quality Assurance. Bagian memiliki 2 tugas pokok, yaitu menjamin kualitas

hasil produksi yang dilakukan oleh engineer dan melakukan kontrol terhadap jalannya peraturan yang telah ditetapkan pada proses bisnis perawatan pesawat. Quality Assurance juga mengelola otorisasi engineer yang bekerja di bagian production sehingga setiap detil pekerjaan yang dilakukan oleh

engineer sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing, quality assurance harus menjadi filter untuk mencegah orang yang tidak berwenang

untuk mengerjakan sesuatu yang seharusnya tidak boleh dikerjakan.

Struktur organisasi perawatan pesawat dan komponen pesawat yang ada pada Merpati Maintenance Facility dapat dilihat pada gambar 2.1.

STIKOM


(20)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi pada Merpati Maintenance Facility

2.4 Administrasi Perawatan Pesawat

Administrasi perawatan pesawat (AZ) terdiri dari berbagai pekerjaan dan tugas yang harus dilakukan untuk menjaga kegiatan perawatan pesawat berjalan aman dan efisien. Setiap bagian yang terlibat dengan fungsinya masing-masing saling berkomunikasi dengan intensif dalam pekerjaan administrasi perawatan pesawat.

Beberapa tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh AZ adalah: a. Penjadwalan pemeriksaan pesawat udara.

b. Menjaga tren grafik kehandalan sistem kerja pesawat.

c. Mengatur dan menjalankan daftar pustaka, laporan, dan data yang berhubungan dengan perawatan pesawat.

STIKOM


(21)

d. Mengeluarkan perintah kerja dan merilis sertifikat inspeksi.

e. Menjalankan tugas administrasi seperti dokuemtasi dan pencetakan. f. Pembuatan laporan hasil perawatan pesawat dan korespondensi. g. Mempertahankan logbooks mesin pesawat dan catatan yang terkait.

Lingkungan kerja untuk pekerjaan administrasi pesawat biasanya merupakan lingkungan kantor yang bersih dan nyaman. Tempat kerja bervariasi tergantung dimana mereka ditugaskan, di darat atau di pantai maupun laut. Tugas mereka memerlukan kerjasama yang erat antar sesama pekerja administrasi perawatan pesawat di tiap bagian yang berbeda-beda fungsinya.

Dokumen dan form yang ada pada kegiatan administrasi perawatan pesawat antara lain:

a. Quotation, berisi work order dari customer, di dalamnya terdiri dari beberapa

repair order atau biasa disebut subject.

b. Work pack, adalah paket/kumpulan pekerjaan yang harus dilakukan oleh

engineer dalam proyek perawatan pesawat. Work pack terdiri dari pekerjaan routine dan non-routine. Routine berisi basic task card, SIP (Structure Inspection Programme), dan CPCP (Corrosion Prevention and Control Programme). Non-routine berisi EO (Engineering Order), AD-SB

(Airwhorthiness Directive-Service Bulletin), HT-CRR (Hard

Time-Component Replacement), dan SI (Special Instruction).

c. Task card, adalah standar prosedur atau pekerjaan yang harus dilakukan oleh

engineer dalam perawatan pesawat. Setiap jenis pesawat disertai Basic Task Card yang dibuat oleh vendor.

STIKOM


(22)

d. Job Order, menunjukkan suatu task card yang harus dikerjakan oleh engineer

dalam perawatan pesawat.

e. CRS (Certificate of Release to Service), merupakan sertifikat yang

dikerluarkan oleh Maintenance Facility sebagai tanda bahwa suatu proyek perawatan pesawat telah selesai. CRS dibuat dan dipertanggungjawabkan secara penuh oleh engineer dengan tingkat certifying staff. CRS diberikan kepada customer saat proyek perawatan telah selesai.

Administrasi perawatan pesawat juga memiliki batasan-batasan terhadap

engineer maupun semua orang yang terlibat pada setiap prosesnya, otorisasi

dalam perawatan pesawat adalah:

a. Supporting Staff, engineer dengan tingkat ini hanya dapat melakukan

pekerjaan berdasar job order yang telah ditentukan.

b. Inspector, engineer dengan tingkat ini selain dapat melakukan pekerjaan

berdasar job order yang telah ditentukan, engineer ini juga dapat melakukan inskpeksi terhadap pekerjaan-pekerjaan tersebut.

c. Certified Staff, engineer tingkat ini dapat melakukan pekerjaan semua

jenjang, mulai dari pengerjaan job order biasa, melakukan inspeksi, melakukan RII Release, hingga membuat CRS.

2.5 Desain Sistem

Setelah tahap analisis dan perancangan sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Lalu tahap selanjutnya adalah desain sistem.

STIKOM


(23)

Desain sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

“Pada tahap desain secara umum, komponen-komponen sistem informasi dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasikan dengan pemakai sistem, bukan pemrogram. Komponen sistem informasi yang didesain adalah model, input,

output, database, teknologi, dan kontrol” (Jogiyanto, 2003:211).

Analisis sistem dapat mendesain model dari sistem informasi yang diusulkan dalam bentuk physical system dan logical model. Bagan alir sistem (system flowchart) merupakan alat yang tepat untuk menggambarkan physical

system. Simbol-simbol bagan alir sistem ini menunjukkan secara tepat arti

fisiknya seperti simbol terminal, harddisk, dan laporan-laporan.

Logical model dari sistem informasi lebih menjelaskan kepada pemakai

sistem bagaimana nantinya fungsi-fungsi pada sistem informasi secara logika akan bekerja. Logical model dapat digambarkan dengan diagram arus data (data flow

diagram). Arus data pada data flow diagram dapat dijelaskan dengan kamus data

atau data dictionary. Sketsa dari physical system dapat menjelaskan kepada pemakai sistem bagaimana nantinya sistem secara fisik akan diterapkan.

Maka dari itulah pada akhirnya physical system dan logical model sangat diperlukan di tahap desain sistem ini, karena sangat berguna untuk menjelaskan kepada pemakai, pemrogram dan ahli teknik yang terlibat tentang kerja sistem.

2.6 Interaksi Manusia dan Komputer

Menurut Shanti (2005), istilah Interaksi Manusia dan Komputer (Human

Computer Interaction) sebenarnya telah lama dipelajari oleh para ahli pada masa

STIKOM


(24)

perang dunia kedua dengan munculnya keperluan untuk menghasilkan sistem persenjataan yang efektif sehingga dipelajarilah interaksi manusia dengan mesin pada saat itu. Hal ini kemudian mendorong munculnya ketertarikan para peneliti di bidang ini dan membentuk suatu perkumpulan peneliti di bidang ergonomi (Ergonomi Research Society).

2.6.1 Konsep Dasar Interaksi Manusia dan Komputer

Komputer dan peralatan terkait lainnya harus dirancang dengan pemahaman bahwa penggunanya memiliki tujuan atau tugas khusus dan ingin menggunakannya sesuai dengan karakteristik tugas yang akan diselesaikan. Pada kenyataannya, masih sering kita jumpai kesalahan-kesalahan kecil dalam pengoperasian suatu sistem yang teraplikasi. Sebagai contoh, menu pilihan “Save

dan “Delete” diklasifikasikan dalam satu kelompok yang sama sebagai “Operasi

File”, jika user kurang teliti dan memilih menu “Delete” padahal yang dimaksud

adalah pilihan “Save” ditambah dengan tidak adanya mekanisme

konfirmasi/dialog dalam eksekusi proses tersebut maka hal ini dapat merugikan user.

Menurut Shanti (2005) dalam jurnalnya, komputer diperkenalkan sebagai

user friendly” dan “easy to use”. Agar dua hal tersebut dapat terpenuhi maka

perancang sistem perlu mengetahui bagaimana berpikir dalam lingkup tugas user yang sesungguhnya untuk kemudian menerjemahkannya ke dalam sistem.

Tidak mudah merancang sistem yang konsisten dan handal yang dapat mengantisipasi semua ketidaktelitian user. Interface bukanlah aspek yang dapat dibuat pada saat akhir, desainnya merupakan satu kesatuan dengan keseluruhan sistem. Desainer tidak hanya membrikan suatu tampilan yang “cantik” namun

STIKOM


(25)

juga harus dapat mendukung pekerjaan yang dilakukan oleh user dan dapat menghindari kesalahan-kesalahan kecil.

2.6.2 Interaksi Manusia dan Komputer pada Web

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses mendesain/menyusun suatu aplikasi berbasis web adalah:

1. Balance

Menyeimbangkan penyusunan komponen di layar. 2. Symmetry

Berbeda dengan balance, kesimetrisan sebuah desain menimbang tiap element di tiap sisi layar.

3. Regularity

Penciptaan sebuah desain dengan ukuran normal dan standarisasi dalam sebuah aplikasi, yaitu meliputi penggunaan ukuran hinga ke jarak antar komponen yang terdapat dalam layar.

4. Predictability

Dengan menyusun komponen yang sederhana dan telah umum digunakan hingga mudah ditebak pengguna yang baru pertama kali menggunakan aplikasi. 5. Sequentiality

Penglihatan yang tertuju pada suatu tempat yang dianggap atraktif. Secara intuitif, pengihatan menuju ke :

a) Kontrol yang lebih terang. b) Element yang terisolasi. c) Gambar daripada teks.

STIKOM


(26)

d) Warna yang menyolok. e) Kontrol yang lebih besar. f) Bentuk yang tidak standar. 6. Economy

Memberi style pada font, warna, serta pengaturan yang tidak berlebihan. 7. Unity

Tidak memberi jarak yang berlebih pada sebuah desain aplikasi. 8. Proportion

Sebuah desain yang dianggap proporsional tidak selalu berbentuk bujur sangkar, tetapi harus memiliki perbandingan yang sesuai dengan ukuran layar secara jamak.

9. Simplicity

Melakukan desain yang mengesankan keseragaman sehingga desain terlihat sederhana. Kesederhanaan dapat ditimbulkan dengan melakukan proses

alignment yan tidak terlalu banyak serta bentuk komponen yang umum.

10.Groupings

Pengelompokan komponen berdasarkan fungsi serta penataan visual yang efisien.

Adapun beberapa elemen desain web yang perlu dipahami agar desain web yang dbuat berhasil secara artistik dan juga memenuhi kaidah usability serta user

friendly, adalah:

1. Line

STIKOM


(27)

Bukan hanya sekedar garis yang ditampilkan dalam sebuah web, tetapi garis yang secara tidak langsung mampu membentuk batasan antar elemen dan juga kesan sebuah obyek dua dimensi.

2. Color

Khusus untuk pemilihan warna dalam desain web, disarankan untuk memilih warna dalam web safe pallete yang hanya terdiri dari 216 warna.

3. Volume

Diasumsikan sebagai ilusi yang terjadi dari sebuah bentuk dua dimensi. Ilusi tersebut akan terkesan sebagai bentuk 3D bagi pengguna dalam sebuah situs. 4. Movement

Pergerakan tidak hanya ditimbulkan oleh animasi, tetapi juga kesan dinamis yang muncul saat perubahan warna terjadi antar elemen disebuah situs, misalnya elemen atas dengan warna absolute, sedangkan bagian bawah ditempati oleh warna gradasi.

5. Space

Merupakan ruang yang tersisa dari sebuah situs. Sebagai contoh, desain situs yang terletak ditengah dan menyisakan ruang kosong di bagian kanan dan kiri untuk memenuhi prinsip balance dan simetris (Symmetry).

2.7 Testing Software

Menurut Romeo (2003:3) testing software adalah proses mengoperasikan software dalam suatu kondisi yang di kendalikan, untuk verifikasi apakah telah berlaku sebagaimana telah ditetapkan (menurut spesifikasi), mendeteksi error, dan validasi apakah spesifikasi yang telah ditetapkan sudah memenuhi keinginan atau kebutuhan dari pengguna yang sebenarnya. Verifikasi adalah adalah

STIKOM


(28)

pengecekan atau pengetesan entitas-entitas, termasuk software, untuk pemenuhan dan konsistensi dengan melakukan evaluasi hasil terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan. Validasi adalah melihat kebenaran sistem, apakah proses yang telah dilakukan adalah apa yang sebenarnya diinginkan atau dibutuhkan oleh user. Jadi, dapat disimpulkan bahwa testing merupakan tiap-tiap aktifitas pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi atau mengukur suatu atribut dari software.

Testing software dilakukan untuk mendapatkan informasi reliable terhadap software dengan cara termudah dan paling efektif, antara lain:

1. Apakah software telah siap digunakan? 2. Apa saja resikonya?

3. Apa saja kemampuannya? 4. Apa saja keterbatasannya? 5. Apa saja masalahnya?

6. Apakah telah berlaku seperti yang diharapkan?

2.7.1 Test Case

Test case merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan pada suatu

inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun kegunaan dari test case ini, adalah sebagai berikut:

1. Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi (Black Box Testing).

2. Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap desain (White

Box Testing).

STIKOM


(29)

Menurut Ganesan (2010) tujuan dasar dari penulisan test case adalah untuk melakukan validasi cakupan testing dari sebuah aplikasi. Test case yang ditulis dengan baik dapat membuat siklus testing menjadi lebih efisien. Sebuah test case yang baik dapat dengan mudah menentukan apakah suatu fitur dari aplikasi bekerja dengan benar.

Tabel 2.1 Contoh Test Case Pada Halaman Login.html

Test Case

Check Item Test case Objective Steps to Execute Test Data / Input Expected Result TC-001

Log-in Page Leave all fields as blank and click Log-in button Click Log-in

By leaving all fields as blank and on click Log-in button then mandatory symbol ( * ) should appear in front of Username and Password fields

TC-002

Username Enter Invalid Username

NA Username

: Jackk By entering invalid Username then an error message should appear as " Please Enter Valid Username "

TC-003

Username Enter valid Username

NA Username

: Jack

It should allow the user to proceed

TC-004

Password NA The password

field should display the encrypted format of the text typed as (****)

STIKOM


(30)

Test Case

Check Item Test case Objective Steps to Execute Test Data / Input Expected Result TC-005

Password Enter wrong password

NA Password :

*** By entering invalid password then an error message should appear as " Please Enter Correct Password "

TC-006

Password Enter Correct password

NA Password :

*******

It should allow the user to proceed TC-007 Log-in button Correct Inputs Click Log-in

It should lead the user to the respect page TC-008 Forgot Password Check hyperlink on Forgot Password label while mouse

over of the label an hand icon should display TC-009 Forgot Password Click Forgot Password User can recover the password using

the Forgot Password link

page

TC-010

Registration Check

hyperlink on Registration label

while mouse

over of the label an hand icon should display

TC-011

Registration Click

Registrati on

On click " Registration " page should redirect to the User

Registration page

2.7.2 Black Box Testing

Black box testing, dilakukan tanpa pengetahuan detil struktur internal dari

sistem atau komponen yang ditest, juga disebut sebagai behavioral testing,

STIKOM


(31)

specification-based testing, input / output testing atau functional testing. Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan pada

spesifikasi kebutuhan dari software. Kategori error yang akan diketahui melalui

black box testing adalah sebagai berikut:

a) Fungsi yang hilang atau tidak benar.

b) Error dari antar muka.

c) Error dari struktur data atau akses eksternal database.

d) Error dari kinerja atau tingkah laku.

e) Error dari inisialisasi dan terminasi.

Test di desain untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana validasi fungsi yang akan ditest?

2. Bagaimana tingkah laku kinerja dari sistem yang akan ditest? 3. Kategori masukan apa saja yang bagus digunakan untuk test case? 4. Apakah sebagian sistem sensitif terhadap suatu nilai masukan tertentu? 5. Bagaimana batasan suatu kategori masukan ditetapkan?

6. Sistem mempunyai toleransi jenjang dan volume data apa saja?

7. Apa saja akibat dari kombinasi data tertentu yang akan terjadi pada operasi dari sistem?

STIKOM


(32)

25

PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisis Sistem

PT. Merpati Maintenance Facility (MMF) adalah Strategic Business Unit dari PT. Merpati Nusantara Airlines yang bisnis utamanya merupakan pusat perawatan pesawat. Hangar pesawat di MMF memiliki daya tampung hingga empat pesawat besar seperti jenis Boeing 737-500. Selama ini dalam kegiatan administratif perawatan pesawat yang dilakukan MMF, pencatatan dan penyimpanan data saat ada pesawat yang masuk sampai pesawat tersebut keluar masih menggunakan dokumen fisik yang jumlahnya sangat banyak. Data tersebut akan digunakan pada bagian/divisi yang berbeda-beda yaitu bagian marketing,

planner (supporting), production, dan quality untuk rangkaian urutan proses

administrasi dalam kegiatan perawatan pesawat. Hal ini menimbulkan beberapa kendala seperti keakuratan, kontrol terhadap perubahan data, kecepatan dalam pemrosesan data, sampai data penting yang sering hilang dan kesulitan dalam pencarian data yang bersifat historical.

Permasalahan keakuratan data yang terjadi merupakan akibat dari hilangnya data-data pendukung yang sangat diperlukan sebagai input untuk proses di bagian selanjutnya. Input yang tidak akurat akan berlanjut karena aliran data tersebut terus digunakan sampai ke bagian-bagian lain yang terlibat dalam proses perawatan pesawat.

Kendala lain yang dihadapi adalah kecepatan dalam pemrosesan data. Hal ini dikarenakan data berupa fisik dan dokumen yang sangat banyak, sehingga

STIKOM


(33)

saat planner akan membuat paket pekerjaan yang diperlukan, planner akan kesulitan dalam melakukan pencarian data quotation dan repair order yang telah dibuat oleh bagian marketing. Padahal paket pekerjaan yang akan dibuat planner tersebut juga diperlukan oleh bagian production sebagai instruksi kerja perawatan pesawat yang ada di hangar. Bagian production juga mengalami kendala yang sama dalam proses pencarian item-item (job order) dalam paket pekerjaan karena paket pekerjaan yang dibuat oleh planner tersebut bisa sangat banyak dan memiliki banyak variabel/karakter yang bebeda-beda.

Permasalahan-permasalahan tersebut pada akhirnya juga akan mempengaruhi pembuatan laporan yang dilakukan oleh bagian planner seperti pembuatan progress report, production report, dan man hours report (jam kerja perawatan pesawat). Hasil analisa sistem dapat dilihat pada document flow pada Gambar 3.1.

Document flow administrasi perawatan pesawat diawali dengan adanya

permintaan perbaikan pesawat oleh customer kepada MMF, semua customer akan selalu berinteraksi dengan bagian marketing. Document flow diakhiri saat

customer menerima Certificate of Release to Service (CRS) yang merupakan

tanda bahwa pesawat telah diakui dan disertifikasi untuk layak terbang kembali, sehingga CRS juga merupakan tanda bahwa proses perawatan pesawat tersebut telah selesai baik tanpa perkecualian ataupun dengan perkecualian (exception).

Document flow administrasi perawatan pesawat ditunjukkan oleh Gambar 3.1.

STIKOM


(34)

Marketing Planner Production Quality Customer Start Order perawat an pesawat Membuat Quotation Membuat surat kontrak Waiting Quotation Quotation Disetujui? Memperba rui status Quotation Surat kontrak 1 2 Ya Approved Quotation Surat kontrak yang disetujui Surat kontrak yang disetujui 1 2 Mempelaja ri surat kontrak Memperbarui status Quotation Tidak Canceled Quotation Job Order Task Card Tersedia? Cek ketersediaan Task Card Membuat Job Order Ya Membuat Task Card Task Card Tidak Personel qualification/ rooster Mengerja kan Job Order Accomplished Job Order Mengins peksi Job Order Inspected Job Order Memeriksa keperluan RII release Perlu RII Release? Menutup pekerjaan Tidak Job Order Close RII Release Ya Job Order RII release Membuat Certificate of Release to Service Certificate of Release to Service Certificate of Release to Service 1 2 End

Gambar 3.1. Document flow administrasi perawatan pesawat

Awalnya, customer yang melakukan perawatan pesawat di MMF harus lapor ke bagian marketing lalu pihak marketing akan membuatkan quotation dengan status awal adalah waiting. Marketing akan mencatat complaint dan job

request dari customer di dalam quotation tersebut. Setiap complaint dan job request dari customer biasa juga disebut sebagai repair order (RO) dan dalam satu quotation bisa berisi beberapa repair order.

Negosiasi antara pihak customer dan marketing terus dilakukan sampai tercapainya kesepakatan. Item dalam quotation juga dapat berubah/direvisi sesuai dengan negosiasi yang dilakukan. Setelah tercapai kesepakatan, status pada

quotation akan diganti menjadi approved, dan repair order dapat diproses lebih

STIKOM


(35)

lanjut oleh bagian supporting atau planner. Sedangkan apabila tidak tercapai kesepakatan maka status pada quotation akan diganti menjadi cancel, dan tidak ada output berupa repair order yang perlu diproses oleh bagian supporting, namun data quotation tersebut tetap harus disimpan oleh pihak marketing.

Repair order akan diberikan oleh bagian marketing ke bagian supporting

atau planner. Semua data dari quotation dan repair order akan dipelajari lebih lanjut oleh bagian planner untuk dibuatkan paket pekerjaan (work pack) perawatan yang sesuai dan perlu dilakukan terhadap pesawat customer.

Setiap pesawat memiliki standar operasional perawatan yang disertakan oleh vendor pesawat, biasa disebut dengan Basic Task Card. Planner memerlukan semua data task card untuk pesawat yang sesuai, apabila task card belum tersedia maka planner harus membuatnya terlebih dahulu. Dari semua task card yang ada,

planner akan memilih task card yang sesuai saja untuk kemudian dijadikan job order. Job order inilah yang akan menjadi instruksi atau perintah pekerjaan yang

harus dilakukan oleh bagian production atau engineer di hangar.

Kumpulan job order yang telah dibuat oleh bagian supporting atau

planner kemudian diberikan kepada bagian production atau para engineer di

hangar. Job order tidak memberikan instruksi dengan menunjuk langsung kepada

engineer, tetapi di dalam job order tersebut hanya dijelaskan skill atau bidang

keterampilan yang dibutuhkan untuk tiap job order. Dari kumpulan job order yang telah dibuat, engineer bebas memilih job order mana yang akan dikerjakan, sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki masing-masing engineer dan harus memiliki tingkat otoritas minimal sebagai supporting staff.

STIKOM


(36)

Engineer mengambil dokumen job order, kemudian engineer

mengerjakan instruksi atau perintah kerja yang sesuai dengan dokumen job order pada pesawat yang sedang dilakukan proses perawatan. Setelah pekerjaan telah selesai dilakukan oleh engineer, engineer harus menuliskan report dan result pekerjaan yang telah dilakukannya pada kolom yang telah disediakan pada lembar

job order. Pada tahap ini job order masih belum dinyatakan selesai atau statusnya

masih open, masih diperlukan proses selanjutnya yaitu proses inspeksi. Inspeksi untuk job order yang telah dikerjakan oleh engineer hanya dapat dilakukan oleh

engineer dengan bidang keahlian atau keterampilan yang sesuai dengan job order

tersebut dan engineer yang hanya memiliki tingkat otoritas sebagai inspector. Sehingga dalam satu job order dimungkinkan apabila dikerjakan dan kemudian diinspeksi oleh engineer yang berbeda, tetapi dimungkinkan juga apabila job

order tersebut dikerjakan dan kemudian diinpeksi oleh engineer yang sama

dengan syarat engineer memiliki tingkat otoritas sebagai inspector.

Job order yang telah dikerjakan dan diinspeksi dapat dinyatakan telah

selesai atau status close apabila job order tersebut tidak mensyaratkan adanya RII

Release. Job order yang statusnya telah close akan dikembalikan ke bagian supporting atau planner. Job order yang mensyaratkan adanya RII Release masih

belum dinyatakan selesai atau close, tetapi masih memerlukan satu kali proses inspeksi lagi oleh engineer dengan bidang keahlian yang sesuai dengan job order dan memiliki tingkat otoritas sebagai certified staff. RII Release biasanya terdapat pada job order yang rumit dan membutuhkan dua tingkat inspeksi oleh engineer yang juga memiliki tingkat otoritas tertinggi.

STIKOM


(37)

Kumpulan job order yang telah diselesaikan dan statusnya close akan menjadi pertimbangan bagi engineer yang ditunjuk sebagai pimpinan proyek untuk mengeluarkan Certificate of Release to Service (CRS) yang merupakan tanda bahwa pesawat telah selesai proses perawatannya. Pimpinan proyek merupakan engineer dengan tingkat otoritas sebagai certified staff. Engineer dengan tingkat otoritas sebagai certified staff memiliki hak istimewa untuk merilis

CRS dengan syarat secara administratif yaitu minimal telah ada satu job order

yang telah diselesaikan, engineer yang merilis CRS bertanggungjawab penuh terhadap pesawat yang telah diselesaikan proses perawatannya tersebut, maka dari itu engineer tersebut harus melihat dan menilai dengan baik mana saja job order yang telah diselesaikan atau masih belum dikerjakan. Apabila semua job order yang disusun dan dibuat oleh planner telah sepenuhnya selesai dikerjakan, maka

CRS yang dirilis disebut CRS tanpa perkecualian atau exception, sedangkapn

apabila tidak semua job order telah dikerjakan dan diselesaikan namun certifed

staff menilai bahwa sudah layak untuk dirilisnya CRS maka CRS yang dirilis

disebut CRS dengan perkecualian atau with exception.

CRS dibuat sebanyak dua lembar, satu lembar diberikan ke bagian supporting atau planner dan satu lembar lainnya diberikan kepada customer

bersama dengan pesawat yang telah diselesaikan proses perawatannya.

Skema tahap perubahan dokumen-dokumen yang terjadi dalam proses administrasi perawatan pesawat lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.2.

STIKOM


(38)

Quotation/ Main Job

Order

Work Pack

Job Order (JO) Job Order (JO) Job Order (JO) Repair Order

(RO) Repair Order

(RO)

Work Pack

Job Order (JO) Job Order (JO)

Repair Order (RO)

Work Pack

Job Order (JO)

Certificate of Release to Service

(CRS)

Gambar 3.2. Skema tahap urutan dokumen yang diproses dalam administrasi perawatan pesawat

3.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang berkenaan dengan sistem yang dibangun serta untuk memudahkan pemahaman terhadap sistem. Pemodelan yang digunakan dalam perancangan sistem adalah

system flow, data flow diagram (DFD) dan entity relational diagram (ERD).

3.2.1 System Flow

System flow komputerisasi merupakan proses lanjutan dari document flow dimana proses yang masih manual dihilangkan dan basis data dimunculkan.

STIKOM


(39)

A. System Flow Pembuatan Quotation dan Repair Order (RO)

System flow pembuatan quotation dan repair order melibatkan dua

entitas yaitu customer dan marketing. Proses dimulai dengan adanya permintaan perawatan pesawat oleh customer kepada MMF melalui bagian marketing.

Customer menyerahkan data customer dan data repair order ke bagian marketing. Marketing akan memasukkan data customer ke dalam database

kemudian akan diproses lebih lanjut untuk pembuatan quotation.

Marketing membuat quotation yang berisi subject atau yang biasa disebut repair order (RO). Dalam satu quotation berisi minimal satu item RO. System flow pembuatan quotation dan repair order dapat dilihat pada Gambar 3.3.

STIKOM


(40)

Customer Marketing

Start

Data Customer

Input Data Customer

Simpan Data

Customer Customer

Data Repair

Order Input Data Quotation

Customer

Simpan Data

Quotation Quotation Menampilkan Data Customer

Menampilkan Data Quotation Quotation

Input Data Subject/Repair

Order

Simpan Data Subject/Repair

Order

Subject

Subject_Deta il

Simpan Data Quotation Quotation

End

Simpan Data Quotation AC_Type

Gambar 3.3. System flow pembuatan quotation dan repair order

B. System flow Pembuatan Work Pack

Work pack adalah paket pekerjaan yang berisi satu atau lebih job order. Work pack dibuat oleh bagian supporting atau planner dengan data masukan

berupa repair order yang telah dibuat pada proses sebelumnya oleh bagian

marketing.

STIKOM


(41)

Sebelum membuat work pack, planner terlebih dahulu harus memeriksa apakah sudah tersedia task card yang akan digunakan sebagai acuan dalam membuat job order. Planner harus memasukkan data master task card apabila data task card yang diperlukan belum pernah ada di dalam database.

Selain basic task card, dalam work pack juga terdapat detil jenis kategori pekerjaan lainnya seperti engineering order, hard time (HT) atau component

replacement (CRR), dan special instruction (SI). Dari empat detil jenis atau

kelompok pekerjaan tersebut hanya basic task card dan engineering order yang memerlukan data master karena dua jenis pekerjaan tersebut bersifat umum, sehingga data master akan dapat digunakan kembali untuk proyek perawatan pesawat yang lainnya tanpa harus memasukkan kembali data basic task card dan

engineering order yang sama dan sudah pernah digunakan sebelumnya.

Hard time (HT) atau component replacement (CRR) dan special instruction (SI) tidak memerlukan data master karena perintah kerja yang tertera

bersifat sangat spesifik untuk proyek perawatan tertentu, sehingga data tidak akan pernah dipakai lagi untuk proyek perawatan pesawat yang lainnya.

Untuk kelompok pekerjaan yang tidak memerlukan data master, bagian

supporting atau planner dapat langsung memasukkan detil instruksi pekerjaan

tersebut saat proses pembuatan work pack.

Setelah bagian supporting atau planner selesai membuat dan menyusun

work pack, maka akan dihasilkan satu atau lebih job order yang tersimpan dalam database dan didistribusikan ke bagian production dan siap untuk dikerjakan oleh

para engineer. System flow pembuatan work pack dapat dilihat pada Gambar 3.4.

STIKOM


(42)

Supporting/PPC Production Start Quotation Subject Subject_Detai l Melihat Repair

Order Repair Order

Input Data Engineering Order Input Data Task

Card Master_Task Master_eo Simpan Task Card Simpan Engineering Order Tidak Task Card

Tersedia? Cek Ketersediaan Task Card Cek Ketersediaan Engineering Order

EO Tersedia? Tidak

Membuat Work Pack

Ya Ya

Menampilkan

Task Card Task Card

Memilih/Upload Task Card Menampilkan Engineering Order Engineering Order Memilih/Upload Engineering Order

Input Hard Time (HT)/CRR Simpan Hard Time (HT)/CRR Material_ht Input Special Instruction Simpan Special Instruction Spec_inst Input TSN-TSO-CSN-CSO-TBO Simpan Work Pack Work_pack Material_res erv Melihat Job Order Job Order End Subject AC_Data Masterpart

Gambar 3.4. System flow pembuatan work pack

STIKOM


(43)

C. System flow Administrasi Pengerjaan Job Order

Administrasi pengerjaan job order dilakukan oleh masing-masing

engineer yang sesuai di bagian production. Daftar kumpulan job order yang telah

disusun dan dibuat sebelumnya oleh bagian supporting atau planner tampil di menu pilihan job order setelah engineer masuk/login ke aplikasi.

Engineer dapat mengambil satu job order saja dalam satu waktu dan

tidak dapat mengambil job order secara bersamaan atau parallel processing.

Engineer juga hanya dapat mengambil job order yang sesuai dengan skill yang

dimiliki dan memiliki otoritas minimal sebagai supporting staff.

Setelah job order diambil oleh engineer, maka sistem akan mulai melakukan proses perhitungan man hour yang menunjukkan waktu kerja engineer tersebut dalam menyelesaikan job order yang diambil, man hour dalam satuan jam. Setelah engineer mengambil job order, pilihan selanjutnya adalah close dan

pending. Close dipilih apabila engineer telah menyelesaikan dengan baik instruksi

yang ada pada job order, pada saat closing setiap engineer diharuskan menulis

report dan result pada kolom yang telah disediakan. Pending dipilih apabila engineer berhenti sementara saat mengerjakan job order, misalnya saat istirahat. Pending juga akan menghentikan proses perhitungan man hour secara sementara.

Engineer yang melakukan pending terhadap job order yang pernah

diambilnya, tidak dapat mengambil job order lain sampai job order yang pending tersebut diselesaikan terlebih dahulu dan melakukan proses closing.

Job order yang telah diselesaikan oleh memerlukan proses selanjutnya

yaitu inspeksi atau release, dan RII Release bila diperlukan. System flow Administrasi Pengerjaan Job Order dapat dilihat pada Gambar 3.5.

STIKOM


(44)

Production

Start

Job Order status Open

Input Data Pending Job Order

Ada JO Pending? Work_Pack

Subject

Menampilkan Job Order dengan status

Open

Quotation

Memilih Job Order untuk Dikerjakan

Job Order yang Siap Dikerjakan Accept Job Order

Job_Order

Cek Apakah Sudah Ada JO yang dikerjakan Engineer

kemudian Pending

Tidak

Cek Apakah Skill Engineer Sesuai dengan Kebutuhan JO Validasi skill terpenuhi? Ya Legal Personel Personel Menampilkan Job Order dengan status

Pending Ya

Job_Order Job Order status

Pending

Work_Pack Memilih Job Order

untuk Dikerjakan

Job Order yang Siap Dikerjakan

Accept Job Order

Menampilkan Pesan Engineer Tidak Legal untuk Mengerjakan

JO Tersebut Tidak

Pesan Engineer Tidak Legal untuk

Mengerjakan JO Tersebut 1 1 Ingin Pending Job? End

Pending Job Order Ya Personel Job_Order Work_Pack 2 2 Close JO Input Result

Simpan dan Close JO

Gambar 3.5. System flow Administrasi Pengerjaan Job Order

STIKOM


(45)

D. System flow Release dan RII Release Job Order

Job order yang telah selesai dikerjakan oleh engineer di bagian production akan menjadi job order yang selanjutnya harus dilakukan proses

inspeksi oleh engineer dengan bidang keahlian yang sesuai dan tingkat otoritas minimal sebagai inspector. Proses inspeksi terhadap job order disebut sebagai proses release.

RII Release merupakan proses lanjutan terhadap job order yang telah

diinspeksi, tetapi RII Release bukan proses yang diharuskan untuk dilakukan. RII

Release hanya perlu dilakukan apabila dalam job order tersebut ada syarat untuk

harus dilakukan RII Release dan RII Release terdapat pada job order yang rumit dan membutuhkan inspeksi bertingkat agar pekerjaan yang telah dilakukan benar-benar terkontrol dengan baik hasilnya.

Release hanya bisa dilakukan oleh engineer di bagian production dengan skill yang sesuai pada job order dan memiliki tingkat otoritas minimal sebagai inspector, sedangkan RII Release merupakan tingkatan inspeksi yang lebih tinggi

sehingga hanya dapat dilakukan oleh engineer dengan skill yang sesuai dan memiliki tingkat otoritas sebagai certified staff.

Job order yang memerlukan release atau RII Release akan terlihat pada

menu yang telah disediakan dan engineer yang legal untuk melakukan proses administrasi releasing dapat memilih dari daftar job order tersebut. System flow

Release dan RII Release Job Order dapat dilihat pada Gambar 3.6.

STIKOM


(46)

Production

Start

Work_Pack

Subject Quotation

Job_Order

Melihat Job Release Personel

Ada JO yang Perlu Release?

End Tidak Memilih JO

yang Akan direlease

Ya

Legal Perlu RII

Release? Tidak

Memilih jO yang akan di-RII Release Release JO

Ya

RII Release

Work_Pack Job_Order Job

Release

JO yang Akan direlease

JO yang Akan direlease

Gambar 3.6. System flow Release dan RII Release Job Order

E. System flow Administrasi Certificate of Release to Service

Certificate of Release to Service (CRS) dapat dirilis oleh engineer di

bagian production dengan syarat secara administratif yaitu minimal telah ada satu

job order yang telah diselesaikan dan berstatus close.

STIKOM


(47)

CRS hanya dapat dirilis oleh engineer yang memiliki skill rating pesawat

yang sesuai dengan tipe pesawat yang akan dirilis CRS-nya dan engineer tersebut memiliki minimal limitation di bidang airframe, selain itu otoritas yang dimiliki adalah harus sebagai certified staff.

CRS akan menutup dan menyelesaikan proyek perawatan pesawat yang

sedang dilakukan dan bila ada job order yang masih tersisa maka job order tersebut menjadi berstatus CRS sehingga tidak perlu dikerjakan lagi oleh engineer.

System flow Administrasi Certificate of Release to Service dapat dilihat pada

Gambar 3.7. Production Start Work_Pack Subject Quotation Job_Order Memilih CRS Standar DGCA atau EASA Personel End Standarisa si DGCA? Memilih Main Job Order yang Akan di-CRS dengan standar DGCA Ya Memilih Main Job Order yang Akan di-CRS dengan standar EASA Tidak Input Work Perform Release Crs Crs_Except ion Ac_Data Planner Marketing CRS Customer

CRS CRS CRS

List Main Job Order

List Main Job Order

Gambar 3.7 System flow Certificate of Release to Service

STIKOM


(48)

3.2.2. Data Flow Diagram

Diagram aliran data atau DFD yang akan digunakan dalam merancang dan membangun aplikasi administrasi perawatan pesawat ini adalah sebagai berikut:

A. Context Diagram

Context diagram dari aplikasi administrasi perawatan pesawat dapat

dilihat pada Gambar 3.8 di bawah ini.

Production Report

CRS

RII Release Job Order Release Job Order

Accomplis h Job Order Pending Job Order

Historical Job Work in Prog ress Report

Job Order Status Personel Qualification

Job Order

Accept J ob Order

Note Job Order Advise Spec ial Instruc tion Hard Time Eng ineering Order Basic Task Card Job Order Advise Pending

Production Report CRS Job Order Status Work in Prog ress Report

Repair Order

Job Order Status

Work in Prog ress Report Quotation

CRS

Repair Order

Data Cus tomer

Personel Roos ter Personel Qualification

Data Part Number

0

Aplikasi Administras i Perawatan Pes awat

+ Quality Cus tomer Marketing Supporting Production Manag ement

Gambar 3.8. Context Diagram Aplikasi Administrasi Perawatan Pesawat Pada context diagram di atas, terdapat satu proses yaitu Aplikasi Administrasi Perawatan Pesawat dan lima entitas, yaitu:

STIKOM


(49)

a. Entitas Customer

Entitas Customer berperan sebagai pemberi data dan input awal ke sistem yang kemudian akan diproses dengan data-data lain untuk menghasilkan data berikutnya yang akan digunakan sebagai acuan dalam proses selanjutnya. b. Entitas Quality

Entitas Quality berperan sebagai pemberi data yang berkaitan langsung dengan empat entitas lainnya, yaitu: marketing, supporting atau planner,

production, dan management.

c. Entitas Marketing

Entitas Marketing memberikan data ke sistem berupa data quotation berdasarkan acuan pada data dari entitas customer.

d. Entitas Supporting

Entitas Supporting memberikan data work pack ke sistem dengan acuan dari data quotation dan repair order yang telah dimasukkan terlebih dahulu. e. Entitas Production

Entitas Production memberikan data-data yang akan merubah status data job

order, yaitu: accept job order, pending job order, accomplish job order, release job order, RII release job order. Entitas Production juga memberikan

data CRS ke sistem. f. Entitas Management

Entitas Management menerima data laporan berupa Production Report yang merupakan hasil rekap maupun perhitungan dari proses dan transaksi dalam sistem.

STIKOM


(50)

B. Diagram Berjenjang

1. Aplikasi Administrasi Perawatan Pesawat

0 Aplikasi Administrasi Perawatan Pesawat 2 Quotation & Subject 3 Work Pack 4 Perform Aircraft Maintenance Jobs 1 Personel’s Authorizati on 2.1 Input Quotation 3.1 Basic Task 3.2 Engineering Order 3.3 Hard Time 3.4 Special Instruction 4.1 Accept Job Order 4.3 Close Job Order 4.4 Release Job Order 4.5 RII Release Job Order 4.1.1 Task on Progress 4.6 Certificate of Release to Service 5 Reporting 1.1 General License Input 5.2 Work in Progress Report 5.3 Production Report 5.1 Job Order Status 4.2 Pending Job Order 6 Maintenance Data 6.1 Customer Data 6.2 Part Number Data 1.2 AME License Input 1.3 Company Authorizati on Input 1.3 Personel Training Input 2.2 Input Subject / Repair Order

Gambar 3.9. Diagram Berjenjang Aplikasi Administrasi Perawatan Pesawat

STIKOM


(51)

C. DFD Level – 0 Aplikasi Administrasi Perawatan Pesawat

DFD Level – 0 aplikasi administrasi perawatan pesawat dapat dilihat pada Gambar 3.10.

STIKOM


(52)

Data_P endi ng_T as k Data_P ers o n_Load

Data_S pec _ Ins t

Data_Notic e

P roduc t ion Report J ob Ord er S tatus W ork in P rogres s Report Repair Orde r

J ob Ord er S tatus W ork in P rogres s Report P roduc t ion Report

Note

His toric al J ob W ork in P rogres s Report

J ob Ord er S tatus CRS

Data_J o b_Order J ob Ord er A dvis e

J ob Ord er A dvis e P ending

CRS

Data_J o b_Order Data_CRS Data_W ork_P ac k

CRS RII Releas e J ob Order

Releas e J ob Order P ending J ob Order A c c omp lis h J o b Order P ers one l Qu alific at ion

J ob Ord er A c c ept J ob Order

Data_W ork_P ac k Data_Le gal Data_W ork_P ac k Data_Materi al_Res erve Data_Materi al_Ht Data_Mas te r_T as k

Data_Mas te r_E o Data_E o_In s truc tio n

Data_A c

S pec ial Ins truc tion Hard T ime E nginee ring Order

B as ic T as k Card

Data_Mas te rpart Data_Le gal Data_S ubje c t_Detail Data_S ubje c t

Data_Quota tion

Data_S ubje c t_Detail

Data_S ubje c t Data_Quota tion

Data_Mas te rpart

Data_Le gal Quotatio n

Data_Cus to mer Repair Orde r

Data_Id entity

Data_Cus to mer

Data_Le gal

Data Cus tom er

Data_Mas te rpart Data_Le gal Data_Li mitation

Data_P ers _ Tra ining Data_P ers _ Otr Data_P ers _ Gen _Lic Data_P ers _ Am el_Rating

Data_P ers _ Am el Data P ers on el

P ers one l Ro os ter P ers one l Qu alific at ion Data P art Numb er

S upport ing Quality

Cus tom er

Cus tom er

Marketing

Marketing Marketing

S upport ing S upport ing S upport ing

S upport ing S upport ing S upport ing S upport ing

S upport ing

P roduc t ion P roduc t ion

P roduc t ion

P roduc t ion P roduc t ion P roduc t ion P roduc t ion P roduc t ion P roduc t ion P roduc t ion P roduc t ion

Manage ment

1

Mainten anc e Data P ers on el

Qualific ation

1 P ers one l 2 P ers _A mel 3 P ers _A mel_ Ra ting 4 P ers _Gen_l ic 5 P ers _Otr 6 P ers _T raini ng 7 Limi tation

8 Lega l 9 Mas terp art

2

Mainten anc e Data Cus t omer 10 Cus tom er

11 Iden tity

3

Membua t Qu otation Sub jec t + 12 Quotatio n

13 S ubjec t 14 S ubjec t _De tail

4

Membua t W ork Pac k

+

15 A c _Data 16 E o_Ins t ruc tion 17 Mas ter_ Eo

18 Mas ter_ Tas k 19 Material _Ht

20 Material _Re s erve

21 W ork_P ac k

5

P engerj aan J ob Ord er

+

23 CRS

25 J ob_ Ord er

6

Reportin g S upport ing

S upport ing

S upport ing 26 Notic e

27 S pec _In s t

28 P ers on_ Load

29 P ending _Ta s k

Gambar 3.10. DFD – Level 0 Aplikasi Administrasi Perawatan Pesawat

STIKOM


(53)

D.DFD Level – 1 Aplikasi Administrasi Perawatan Pesawat 1. DFD Level – 1 Sub Sistem Pembuatan Quotation

DFD Level – 1 sub sistem pembuatan quotation dapat dilihat pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11. DFD Level – 1 Sub Sistem Pembuatan Quotation 2. DFD Level – 1 Sub Sistem Pembuatan Work Pack

DFD Level – 1 sub sistem pembuatan work pack dapat dilihat pada Gambar 3.12.

Data_Quotation

[Data_Subject_Detail] [Data_Subject] [Repair Order]

[Data_Quotation] [Data_M asterpart] [Data_Customer]

[Data_Leg al] [Quotation]

Cus tomer Marketing

10 Cus tomer 8 Legal

9 Masterpart 12 Quotation

13 Subjec t 14 Subjec t_Detail 3.1

Membuat Quotation

3.2 Input Data Subjec t dan

Repair Order

STIKOM


(54)

Gambar 3.12. DFD Level – 1 Sub Sistem Pembuatan Work Pack 3. DFD Level – 1 Sub Sistem Pengerjaan Job Order

DFD Level – 1 sub sistem pengerjaan job order dapat dilihat pada Gambar 3.13.

Data_Mas ter_Task Data_EO

[Data_Spec_Ins t]

[Data_Work_Pac k]

[Data_M aterial_Res erve] [Data_M aterial_Ht] [Data_Eo_Instruction] [Data_Ac] [Data_M asterpart] [Data_Leg al] [Data_Subject_Detail] [Data_Subject] [Data_Quotation] [Special Instruction] [Hard Time] [Repair Order] [Data_M aster_Eo]

[Engineering Order]

[Data_M aster_Task] [Basic Task Card]

Supporting SupportingSupporting

SupportingSupporting

12 Quotation 13 Subjec t

14 Subjec t_Detail

8 Legal

9 Masterpart

15 Ac_Data 16 Eo_Ins truction

17 Master_Eo

18 Master_Tas k

19 Material_Ht

20 Material_Reserve

21 Work_Pack 27 Spec _Inst

4.1

Maintenance Data Basic Task Card

4.2

Maintenance Data Eng ineering Order

4.3

Menyus un Work Pac k dan Job Order

STIKOM


(55)

Gambar 3.13. DFD Level – 1 Sub Sistem Pengerjaan Job Order [Data_CRS] Data_Job_Order Data_Work_Pack [CRS] [CRS] [CRS] [Data_Work_Pack] Data_Job_Order

[RII Release Job Order]

Data_Job_Order [Release Job Order]

Data_Job_Order [Accomplish Job Order]

Data_Job_Order

[Job Order Advise]

[Job Order Advise Pending ] [Data_Pending _Task] [Data_Job_Order]

[Pending Job Order] [Job Order]

[Data_Person_Load] [Data_Work_Pack]

[Data_Leg al] [Accept Job Order]

Customer Supporting SupportingSupporting ProductionProduction Production Production Production Production Production 8 Legal 21 Work_Pack 21 Work_Pack 23 CRS 25 Job_Order 28 Person_Load 29 Pending_Task 5.1

Accept Job Order

5.2

Pending Job Order

5.3

Accomplish Job Order

5.4

Release Job Order

5.5

RII Release Job Order

5.6

CRS Release

STIKOM


(56)

3.2.3. Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram atau ERD yang akan digunakan dalam

merancang dan membangun aplikasi administrasi perawatan pesawat ini adalah sebagai berikut:

A. Conceptual Data Model (CDM)

Conceptual Data Model pada aplikasi administrasi perawatan pesawat ini

dapat dilihat pada Gambar 3.14.

STIKOM


(57)

Gambar 3.14 ERD CDM Aplikasi administrasi perawatan pesawat B. Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model pada aplikasi administrasi perawatan pesawat ini

dapat dilihat pada Gambar 3.15.

STIKOM


(58)

Gambar 3.15 ERD PDM Aplikasi administrasi perawatan pesawat

Gambar 3.15 diatas merupakan model data yang digunakan dalam aplikasi administrasi perawatan pesawat. Berdasarkan Gambar 3.15 struktur tabel akan dijelaskan sebagai berikut:

STIKOM


(59)

1. ac_data

Fungsi: Menyimpan data teknis jadwal perawatan pesawat yang pernah dilakukan.

Tabel 3.1 Struktur Tabel ac_data

No Field Type Constraint Keterangan

1 subject_no int(11) FK Data dari RO

2 tsn varchar(10) Time since new

3 tso varchar(10) Time since overhaul

4 csn varchar(10) Cycle since new

5 cso varchar(10) Cycle since overhaul 6 tbo varchar(10) Time before overhaulr

7 jo_no int(11) PK Main Job Order

2. crs

Fungsi: Menyimpan data certificate of release to service (CRS). Tabel 3.2 Struktur Tabel crs

No Field Type Constraint Keterangan

1 crs_no int(11) PK Nomor urut CRS

2 jo_no int(11) Main Job Order

3 ac_type varchar(10) Tipe pesawat 4 register varchar(10) Register pesawat 5 serial varchar(20) Serial pesawat

6 customer varchar(40) Customer

7 job_request varchar(40) Job request

8 release_by int(6) Person yang merilis

9 release_date Datetime Tanggal rilis 10 exception varchar(600) JO yang tersisa

11 performed varchar(600) Hasil

12 ssairframe int(6) Person airframe

13 ssengine int(6) Person engine

14 ssradio int(6) Person radio

15 sselectrical int(6) Person electrical 16 ssinstrument int(6) Person instrument 17 wo_no int(11) FK Data dari quotation

STIKOM


(60)

3. customer

Fungsi: Menyimpan data customer.

Tabel 3.3 Struktur Tabel customer

No Field Type Constraint Keterangan

1 cust_id varchar(20) PK ID customer 2 customer varchar(40) Nama customer

3 curr varchar(5) Mata uang

4 address varchar(50) Alamat

5 city varchar(20) Kota

6 country varchar(20) Negara

7 fax varchar(20) Fax

8 telp varchar(20) Nomor telepon

9 contact_info varchar(20) Contact person

10 entry_by int(6)

Person yang menginputkan data 11 entry_date datetime

Tanggal data diinputkan

12 code varchar(50) Golongan customer

13 edit_by int(6)

Person yang merubah data

14 edit_date datetime Tanggal data diganti

4. eo_instruction

Fungsi: Menyimpan data instruksi Engineering Order. Tabel 3.4 Struktur Tabel eo_instruction

No Field Type Constraint Keterangan

1 no_id int(11) PK ID EO

2 eo_no varchar(20) Nomor EO

3 rev_no int(3) Nomor revisi

4 area varchar(20) Area

5 instruction varchar(1000) Detil instruksi

6 rii varchar(5) Keperluan RII

7 skill varchar(30) Skill

8 mhrs decimal(11,2) Man hours

9 qty_helper int(5) Jumlah helper

10 entry_by int(6)

Person yang menginputkan data

STIKOM


(61)

No Field Type Constraint Keterangan

11 entry_date datetime

Tanggal data diinputkan

12 edit_by int(6)

Person yang merubah data

13 edit_date datetime Tanggal data diganti

14 status varchar(10) Status

15 eo_id int(11 Id Eo

16 refference varchar(40) Referensi dokumen

5. identity

Fungsi: Menyimpan data detil identitas personel. Tabel 3.5 Struktur Tabel identity

No Field Type Constraint Keterangan

1 nrp int(11) FK NRP personel

2 no_hp varchar(40) Nomor handphone

3 email varchar(40) Email

4 address varchar(40) Alamat

5 city varchar(40) Kota

6 position varchar(20) Posisi

7 no_id int(11) Kode

8 division varchar(20) Divisi kerja

6. job_order

Fungsi: Menyimpan data job order yang ada.

Tabel 3.6 Struktur Tabel job_order

No Field Type Constraint Keterangan

1 date_start datetime Tanggal mulai

2 jo_no int(11) FK Nomor job order

3 subject_no int(11) FK Nomor RO

4 status varchar(20) Status job order 5 date_finish datetime Tanggal selesai

6 entry_by int(6)

Personel yang mengerjakan

7 mhrs int(11) Man Hours

STIKOM


(62)

No Field Type Constraint Keterangan

8 est_mhrs int(11) Estimasi man hours

9 result varchar(1000) Hasil

10 release_by int(6) Personel yang merilis

11 release_date datetime Tanggal dirilis

12 rii_by int(6)

Personel yang merilis RII

13 rii_date datetime Tanggal dirilis

14 no_id int(11) PK Kode

15 ref_jo int(11) Referensi job order

16 cust_id varchar(20) FK Kode customer

17 wo_no varchar(40) FK Nomor Wo

18 grups varchar(20) Golongan job order

19 order_no int(11) FK Nomor main JO

7. legal

Fungsi: Menyimpan data legal dari personel.

Tabel 3.7 Struktur Tabel legal

No Field Type Constraint Keterangan

1 nrp int(6) FK NRP personel

2 rating varchar(30) Rating

3 limitation varchar(40) Limitation

4 status varchar(5) Status

5 cs varchar(5) Certified staff

6 ss varchar(5) Supporting staff

7 ins varchar(5) Inspector

8 mec varchar(5) Mechanic

9 no_id int(11) PK Kode

10 entry_by int(6)

Person yang menginputkan data 11 entry_date datetime

Tanggal data diinputkan

12 reg varchar(20) Standarisasi

STIKOM


(63)

8. limitation

Fungsi: Menyimpan data limitation yang ada.

Tabel 3.8 Struktur Tabel limitation

No Field Type Constraint Keterangan

1 position varchar(20) Posisi

2 rating varchar(30) Rating

3 limitation varchar(40) Limitation

4 no_id int(11) PK Kode

9. login

Fungsi: Menyimpan data login dari user yang mengakses aplikasi. Tabel 3.9 Struktur Tabel login

No Field Type Constraint Keterangan

1 nrp int(6) FK NRP personel

2 login datetime Waktu login

3 logout datetime Waktu logout

4 no_id int(11) PK Kode

5 status varchar(20) Status

10. masterpart

Fungsi: Menyimpan data part number dari komponen termasuk pesawat. Tabel 3.10 Struktur Tabel masterpart

No Field Type Constraint Keterangan

1 partno varchar(40) PK Part number

2 description varchar(40) Deskripsi part

3 mat_type varchar(10) Tipe material

4 ata varchar(12) ATA

5 pln varchar(20) PLN

6 uom varchar(5) UOM

7 curr varchar(5) Currency

8 ac_type varchar(10) Jenis pesawat

9 sub_mat varchar(40) BOM

10 manufacture varchar(20) Produsen

STIKOM


(64)

11. master_eo

Fungsi: Menyimpan data engineering order.

Tabel 3.11 Struktur Tabel master_eo

No Field Type Constraint Keterangan

1 no_id int(11) PK Kode

2 eo_no varchar(20) Kode EO

3 rev_no int(3) Nomor revisi

4 reff1 varchar(10) Referensi 1

5 reff2 varchar(40) Referensi 2

6 title varchar(100) Judul EO

7 effectivity varchar(100) Efektifitas

8 category varchar(20) Kategori EO

9 schedul varchar(25) Jadwal

10 prior varchar(40) Prior

11 recurrence varchar(20) Recurrence

12 repetitive varchar(40) Repetitive

13 manual varchar(5) Dokumen

14 man_other varchar(20) Man other

15 wt_change int(5) WT

16 cg_change int(5) CG

17 description varchar(120) Deskripsi EO

18 entry_by int(6)

Person yang menginputkan data 19 entry_date datetime

Tanggal data diinputkan

20 edit_by int(6)

Person yang merubah data

21 edit_date datetime Tanggal data diganti

22 used varchar(10) Keterpakaian

23 ac_type varchar(10) Jenis pesawat

24 refference varchar(40) Referensi dokumen 12. master_task

Fungsi: Menyimpan data basic task card.

Tabel 3.12 Struktur Tabel master_task

No Field Type Constraint Keterangan

1 no_id int(11) PK Kode

STIKOM


(65)

No Field Type Constraint Keterangan

2 ac_type varchar(10) Jenis pesawat

3 inspection_type varchar(20) Jenis inspeksi

4 applicable varchar(20) Applicable

5 tc_no varchar(20) Kode task card

6 title varchar(100) Judul task card

7 task_desc varchar(200) Deskripsi task card 8 description varchar(2000) Deskripsi task card

9 ata varchar(12) ATA

10 zone varchar(20) Zone

11 skill varchar(20) Skill

12 access varchar(40) Access

13 comp_task varchar(20)

Kode task card dari customer

14 refference varchar(40) Referensi

15 mhrs decimal(11,2) Man hours

16 sequence varchar(20) Sequence

17 rii varchar(10) Keperluan RII

18 used varchar(20) Used

19 date_start datetime Tanggal mulai

20 predecessor varchar(10) Predecessor

21 priority varchar(20) Prioritas

22 jo_no int(11) Nomor JO

23 subject_no int(11) Nomor RO

24 status varchar(20) Status

25 delay int(11) Delay

26 date_finish datetime Tanggal selesai

27 entry_by int(6)

Person yang menginputkan data 28 entry_date datetime

Tanggal data diinputkan

29 edit_by int(6)

Person yang merubah data

30 edit_date datetime Tanggal data diganti

31 rev_no int(5) Nomor revisi

32 qty_helper int(5) Jumlah helper

33 vendor_no varchar(20) Nomor vendor

34 grups varchar(20) Golongan task card

35 order_no int(11) Nomor main JO

36 total_mhrs decimal(11,2) Total man hours

STIKOM


(1)

174

Tabel 4.3 Uji Coba Fungsi Penghitungan Manhour

Test

Case ID Tujuan Input

Output yang Dihasilkan

TC-007 Memulai suatu pekerjaan

Accept dari form daftar job order

Waktu (jam dan tanggal) memulai pekerjaan

tercatat

TC-008 Close pekerjaan Close dari form daftar job order

Manhour terhitung dari

selisih waktu memulai pekerjaan

sampai pekerjaan tersebut selesai

Gambar 4.61. Manhour Awal Saat Pekerjaan Baru Diambil

STIKOM


(2)

Gambar 4.62. Manhour Setelah Pekerjaan Telah Berjalan Beberapa Waktu

D. Fungsi Penguncian (Read-only) Quotation dan Subject Apabila Project Telah Selesai.

Data yang telah tercatat selama project berjalan tidak dapat diubah ketika project telah dinyatakan selesai. Test case dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Uji Coba Fungsi Penguncian (Read-only) Quotation dan Subject Test

Case ID Tujuan Input

Output yang Dihasilkan

TC-009 Project baru diinisiasi Melengkapi quotation dan subject Semua data pada quotation dan subject masih dapat diubah

TC-010 Project berjalan dan diselesaikan

Ada job order yang telah dibuat, dan atau

project diakhiri dengan input CRS oleh Semua data pada quotation dan subject tidak dapat diubah lagi

STIKOM

SURABAYA


(3)

176

Test

Case ID Tujuan Input

Output yang Dihasilkan engineer

Gambar 4.63. Form Quotation saat project masih belum berjalan

Gambar 4.64. Form Quotation saat project sedang berjalan atau telah selesai

STIKOM


(4)

177

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil evaluasi Aplikasi Administrasi Perawatan Pesawat adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi Administrasi Perawatan Pesawat ini telah dapat menjadi sarana untuk melakukan pencatatan dalam proses administratif perawatan pesawat. 2. Aplikasi Administrasi Perawatan Pesawat ini telah dapat memberikan

informasi laporan mengenai detil pekerjaan yang dilakukan oleh setiap engineer pada tiap proyek perawatan pesawat.

3. Aplikasi Administrasi Perawatan Pesawat ini telah dapat memberikan informasi laporan work in progress setiap pesawat sebagai sarana untuk bagian supporting/planner dalam melakukan monitoring pekerjaan perawatan pesawat.

5.2Saran

Dalam pengembangannya perancangan Aplikasi Administrasi Perawatan Pesawat ini dapat diajukan beberapa saran, yaitu:

a. Aplikasi ini dapat dikembangkan dengan menambahkan modul untuk mengakomodasi pencatatan tool dan material dalam proses perawatan pesawat.

b. Aplikasi ini dapat dikembangkan dengan menambahkan modul perencanaan pekerjaan dalam proyek perawatan pesawat yang ada.

STIKOM


(5)

178

DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto, Hartono, 2005. Analisis & Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta: Andi.

Merpati, 2010, AMOQC (Aircraft Maintenance Organization Quality Control) Procedure, Jakarta.

Merpati, 2010, MOE (Maintenance Organization Exposition) Procedure, Jakarta. Romeo, 2003. Testing dan Implementasi Sistem, Edisi Pertama, Surabaya:

STIKOM Surabaya.

Shanti, Ida Ayu Prima, 2005. Jurnal: Menjelaskan Konsep Dasar IMK.

STIKOM


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto, Hartono, 2005. Analisis & Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta: Andi.

Merpati, 2010, AMOQC (Aircraft Maintenance Organization Quality Control) Procedure, Jakarta.

Merpati, 2010, MOE (Maintenance Organization Exposition) Procedure, Jakarta. Romeo, 2003. Testing dan Implementasi Sistem, Edisi Pertama, Surabaya:

STIKOM Surabaya.

Shanti, Ida Ayu Prima, 2005. Jurnal: Menjelaskan Konsep Dasar IMK.

STIKOM