Studi Perawatan (Maintenance) Ketel Uap Pada Pabrik Kelapa Sawit

(1)

KARYA AKHIR

STUDI PERAWATAN (MAINTENANCE) KETEL

UAP PADA PABRIK KELAPA SAWIT

KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH IJAZAH SARJANA SAINS TERAPAN

TOGU MAJU NABABAN

035202054

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI

PROGRAM DIPLOMA IV FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2 0 0 9


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga karya akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Karya akhir ini berisikan tentang Studi

Perawatan (maintenance) Ketel Uap Pada Pabrik Kelapa Sawit. Karya akhir

ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Ijazah Sarjana Sains Terapan di Universitas Sumatera Utara.

Dalam pencarian bahan serta penyusunan karya akhir ini, penulis telah mengalami banyak hambatan. Namun penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu terutama kepada:

1. Bapak Dr.Ing.Ir Ikhwansah Isranuri, selaku Ketua Departemen Teknik

Mesin Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Isril Amir, selaku dosen pembimbing penulis.

3. Semua Dosen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara yang turut

membantu dalam penyusunan laporan ini.

4. Kedua Orangtua yang telah banyak memberikan dukungan baik dalam

bentuk materi, nasehat, masukan, maupun spiritual.

5. Rekan-rekan yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini.

6. Semua pihak yang telah membantu dalan penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun karya akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam rangka penyempurnaan karya akhir ini.

Akhir kata penulis berharap agar karya akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua guna membangun masyarakat dan bangsa Indonesia dalam menuju era globalisasi.

Medan, Oktober 2009 Penulis,

(Togu Maju Nababan) NIM: 035202054


(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……….…i

Daftar Isi……….…….…ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……….………1

1.2Tujuan Penulisan……….3

1.3Batasan Masalah………..3

1.4Metode Pembahasan………3

1.5Sistematika Pembahasan………..4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan………..…..5

2.2 Jenis-jenis Pemeliharaan………..…...7

2.3 Organisasi Maintenance………...11

2.4 Planning (Perencanaan)………..16

2.5 Beban Kerja………22

2.6 Material dan Kontrol Pembelian……….27

2.7 Hubungan antara bagian teknik………..28

2.8 Man Power………..28

2.9 Jumlah Man Power dalam kaitan dengan keahlian……… …32

2.10 Man Hair………32

2.11 Pengandalian dan Pembayaran Operasional………..33

BAB III PREVENTIVE MAINTENANCE KETEL 3.1 Instruksi Perlengkapan……… ..…38

3.2 Pengoperasian Steam Turbine Pump………...39

3.3 Pengoperasian Water Modulating Control Valve………...40

3.4 Penyetelan Pneumatic Spreader………...41

3.5 Melaksanakan Soot Blower………...42

3.6 Pengambilan contoh air boiler………...44

3.7 Cara melaksanakan Blow Down……… ….45

BAB IV PERAWATAN (MAINTENANCE) KETEL UAP 4.1 Setiap 45 menit………..48

4.2 Setipa 1 jam………...48

4.3 Setiap 3 s/d 4 jam………..48

4.4 Setiap 24 jam……… …..49

4.5 Setiap 1 s/d 2 minggu………....49

4.6 Setiap 1 s/d 3 bulan……… ..49

4.7 Diatas 1 tahun……… ….….…49

4.8 Perlakuan pada Boiler pada saat stop operation yang tidak lama………...50

4.9 Perlakuan pada Boiler pada saat stop operation yang cukup lama………....51


(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………..55

5.2 Saran………55

DAFTAR PUSTAKA………..56

LAMPIRAN Lampiran 1……….58

Lampiran 2……….60

Lampiran 3……….61


(7)

LEMBAR PENGESAHAN

STUDI PERAWATAN (MAINTENANCE) KETEL UAP

PADA PABRIK KELAPA SAWIT

OLEH :

Nama: Togu Maju Nababan NIM: 035202054

Dosen Pembimbing

Ir. Isril Amir NIP. 130517501

Ketua Program Studi:

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA IV FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dr. Ing. Ir. Ikhwansah Isranuri NIP. 132018668


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan jaman dan ilmu pengetahuan, maka saat ini metode untuk menemukan agar looses atau kerugian suatu proses semakin kecil terus diupayakan. Metode ini diharapkan dapat meminimalkan kemungkinan seringnya pembongkaran mesin, meningkatkan efisiensi pabrik serta mencegah dampak lingkungan yang disebabkan kerusakan pada pabrik tersebut. Konsep dasarnya adalah menjaga atau memperbaiki alat-alat/mesin dengan waktu yang singkat dan biaya yang murah.

Pemeliharan dan perawatan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan yang sama pentingnya dengan proses lainnya. Jika dalam suatu pabrik mempunyai peralatan atau mesin, biasanya akan diusahakan agar peralatan itu dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama sehingga proses produksi berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.

Pada Pabrik Kelapa Sawit di PTP.Nusantara IV Kebun Bah Jambi digunakan berbagai bahan dan peralatan yang mendukung proses pengolahan kelapa sawit dengan kualitas dan mutu ekspor yang tinggi. Proses pengolahan dilakukan secara bertahap, dengan kata lain suatu proses tidak dapat berlangsung jika proses sebelumnya tidak berjalan dengan baik.

Untuk itulah dilakukan kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi bagian pembersihan, pelumasan, pemeriksaan, dan perbaikkan pada


(9)

mesin yang di gunakan, sehingga mesin awet dan memudahkan proses pekerjaan di pabrik.

Oleh karena itu, dalam karya akhir ini penulis membahas tentang pemeliharaan dan perbaikan pabrik dengan judul STUDI PERAWATAN (MAINTENANCE) DENGAN SISTEM PREVENTIVE MAINTENANCE PADA KETEL UAP.

Setiap perusahaan pasti menginginkan kemudahan-kemudahan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan industri, baik itu pekerjaan yang ringan maupun pekerjaan berat yang beresiko tinggi. Seperti kita ketahui bersama, dewasa ini teknologi yang begitu cepat telah dapat menggantikan pekerjaan-pekerjaan manusia dimana segala pekerjaan tersebut cepat diselesaikan dengan hasil yang sesuai kita inginkan.

Pemeliharan dan perawatan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan yang sama pentingnya dengan proses lainnya. Jika dalam suatu pabrik mempunyai peralatan atau mesin, biasanya akan diusahakan agar peralatan itu dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama sehingga proses produksi berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk itulah dilakukan kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi bagian pembersihan, pelumasan, pemeriksaan, dan perbaikkan pada mesin yang di gunakan, sehingga mesin awet dan memudahkan proses pekerjaan di pabrik.


(10)

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya akhir ini adalah mengetahui sistem pemeliharaan dengan sistem preventive maintenance khususnya pada ketel uap mendapatkan biaya yang lebih sedikit untuk kegiatan maintenance dan produktivitas kerja yang tinggi pada PKS Bah Jambi

1.3. Batasan Masalah

Dari uraian diatas penulis mengambil beberapa permasalahan yang dianggap layak untuk melakukan analisis. Pembahasan ini dititik beratkan pada preventive maintenance yang diterapkan pada PKS Bah Jambi, yang mencakup penjadwalan maintenance, biaya operasional, alat dan penggantian sparepart.

1.4. Metode Pembahasan

Adapun metode yang digunakan dalam penyelesaian karya akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Survei

Melaksanakan survei pada perusahaan yang dituju dan melakukan peninjauan langsung.

2. Wawancara

Hal ini dilakukan untuk melakukan tanya-jawab antara kedua pihak untuk mengetahui seputar proses pengelolahan dan sistem maintenance pada perusahaan tersebut.


(11)

3. Metode Kepustakaan

Penulis mempelajari buku-buku petunjuk mengenai topik yang dibahas dan buku-buku referensi baik dari perusahaan atau dari perpustakaan kampus.

1.5. Sistematika Pembahasan

Penulisan Karya akhir ini secara keseluruhan memuat 5 BAB terdiri dari :

Bab.I Berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, tujuan,

batasan masalah, manfaat, serta metode pembahasan.

Bab.II Berisi tinjauan pustaka serta pengertian maintenance secara umum. Bab.III Bab ini berisi uraian pemeliharaan rutin (preventive maintenance) yang

dilakukan pada ketel uap.

Bab.IV Bab ini berisi analisa sistem preventive maintenance ynag diterapkan

di PKS Bah Jambi.

Bab.V Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh pembahasan tentang

pemeliharaan dengan sistem preventive maintenance serta saran dari penulis.


(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Dan Peranan Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena apabila seseorang mempunyai paralatan atau fasilitas, maka biasanya dia akan selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya berjalan lancar.

Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar kontinuitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, dan perbaikan atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada, serta penyesuaian atau penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada fasilitas tersebut.

Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan produk dapat diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan tetapi untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan atau mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi, bagian perawatan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi suatu perusahaan pabrik yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi, kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi berproduksi.


(13)

Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat daalm suatu perusahaan bahwa kurang diperhatikannya bidang pemeliharan atau maintenance ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur. Peranan yang penting dari kegiatan baru diperhatikan setelah mesin-mesin tersebut rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi kemaceta-kemacetan yang disebabkan oleh mesin maupun fasilitas produksi.

Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian maupun penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang telah direncanakan. Jadi, dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas atau peralatan tersebut dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai sehingga dapatlah diharapkan proses produksi berjalan lancar dan terjamin karena kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak berjalannya fasilitas atau perlatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi. Tujuan utama fungsi pemeliharaan adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.

b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.


(14)

c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.

d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya.

e. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan

keselamatan para pekerja.

f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan. Yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang rendah.

2.2. Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance)

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu pabrik dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance.

1. Preventive Maintenance

Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.


(15)

Dengan demikian, semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan suatu rencana dan schedule pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana produksi yang lebih cepat. Preventive maintenance ini sangat penting karena kegunaannya yang sngat efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk pada golongan critical unit, dimana sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk pada golongan ini apabila:

a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja.

b. Kerusakan fasilitas ini akan mepengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses produksi. d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas tersebut

cukup besar atau mahal.

Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas atau peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas maintenance dapatlah dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang bersangkutan sehingga rencana produksi dapat dicapai dengan jumlah hasil produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif singkat.

Dalam praktiknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahan pabrik dapat dibedakan atas:


(16)

a. Routine Maintenance

Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, serta pemeriksaan bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.

b. Periodic maintenance

Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun sekali. Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual kegiatan, misalnya setiap seratus jam kerja mesin sekali atau seterusnya. Jadi, sifat kegiatan maintenance ini tetap secara periodik atau berkala. Kegiatan ini jauh lebih berat daripada routine maintenance. Sebagai contoh untuk kegiatan periodic maintenance adalah pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat dibagian sistem aliran bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin ataupun fasilitas tersebut untuk penggantian bearing, serta service dan overhaul kecil maupun besar.

2. Breakdown Maintenance

Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas maupun peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan benar.


(17)

Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi.

Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukannnya preventive maintenance ataupun telah dilakukan tetapi sampai pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak. Jadi, dalam hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan perbaikan ini adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi sehingga proses produksinya dapat berjalan lancar kembali.

Dengan demikian, apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan untuk melakukan breakdown maintenance saja, maka terdapatlah faktor ketidakpastian (uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya akibat ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan produksi yang ada. Oleh karena itu, kebijaksanaan untuk melaksanakan breakdown maintenance saja tanpa preventif maintenance akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat menghambat ataupun memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan.

Kelihatannya bahwa breakdown maintenance adalah lebih murah biayanya dibandingkan dengan preventive maintenance. Hal ini benar adanya selama kerusakan belum terjadi pada fasilitas atau peralatan sewaktu proses produksi berlangsung. Namun, bilamana kerusakan terjadi pada peralatan selama proses produksi berlangsung, maka akibat dari kebijaksanaan dengan menerapkan breakdown maintenance saja akan jauh lebih parah kerugiannya daripada preventive maintenance. Disamping itu akan akan didapat suatu kenaikan yang


(18)

melonjak terhadap biaya-biaya perawatan dan pemeliharaan pada saat terjadinya kerusakan tersebut. Oleh karena breakdown maintenance mahal, maka sedapat mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan preventive maintenance. Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk mesin-mesin yang mahal dan termasuk pada critical unit dari proses produksi, bahwa preventive maintenance akan lebih menguntungkan daripada hanya menerapkan kebijakan breakdown maintenance saja.

2.3. Organisasi Maintenance

Defenisi, maksud, lingkup dan hasil-hasil yang dari organisasi pasti ada. Di dalam pendirian suatu organisasi perawatan, maka beberapa hal yang utama ialah :

1. Menurunkan ongkos produksi dan meningkatkan produktivitas pabrik.

2. Bahwa pengambilan personal pengawas adalah didasarkan atas tanggung

jawab dan beban.

3. Berikanlah keahlian personal yang akan dilibatkan didalam aktivitas produksi.

4. Dan bahwa pendekatan secara otomatis dalam keahlian sedini menunjukkan

kebutuhan yang lebih besar dari seni teknik modern dan keahlian.

Berikut diberikan pentabelan tentang sebutan, definisi, lingkup serta hasil-hasil yang diharapkan dari suatu organisasi.

Sebutan : Organisasi

Definisi : Menengahkan kewenangan, pertanggung jawaban dan

hubungan untuk mengektifkan tujuan dari organisasi Tujuan Pendirian : 1. Susunan administrasi


(19)

2. Beban dan tanggung jawab dari pengawas-pengawas setiap tingkatan.

3. Permintaan kerja mekanik dalam tingkat produksi

Lingkup : Organisasi yang dipakai di pabrik, bagian, policy pabrik,

dan kelompok staff tenaga administrasi.

Pada tiap-tiap tingkatan dari pengawas harus dibagi atas dasar beban dan tanggung jawab supaya seseorang staff bisa berperan secara penuh dengan tanpa dikacaukan oleh duplikasi pekerjaan-pekerjaan.

Dalam banyak hal bahwa suatu organisasi harus luwes didalam meniti tujuan.

Hasil : 1. Organisasi dimaksud untuk mencapai target

2. Memudahkan serta menyederhanan prosedur didalam hal praktis operasionalnya.

3. Menghilangkan fungsi duplikasi dan over lapping

4. Secara praktis dan bisnis adalah untuk lebih meminimkan biaya produksi dan harga jual.

5. Meningkatkan kemampuan pabrik bila semuanya mungkin.


(20)

Adapun dari struktur organisasi pemeliharaan yang dipakai oleh PKS Bah Jambi dapat dilihat pada gambar 2.1.


(21)

Dari data di atas, maka dapat di jelaskan sebagai berikut :

1. Daftar sarana : Suatu laporan dimana untuk mengetahui beberapa jenis mesin atau peralatan yang di maintenance kan.

2. Jadwal pemeliharaan : Suatu kegiatan untuk mempermudah melakukan suatu proses kegiatan maintenance dan apa saja yang akan dilakukan.

3. Catatan riwayat : Suatu laporan untuk mengetahui kapan mesin tersebut perlu di ganti atau melakukan pembongkaran.

4. Program pemeliharaan : Apa saja yang akan dilakukan dalam melaksanakan kegiatan proses maintenance.

5. Spesifikasi pekerjaan : Suatu kegiatan yang mana dapat dibagi dalam melaksanakan proses maintenance.

6. Staff pemeliharaan : Suatu kerjaan dimana membuat kegiatan kerja dalam melaksanakan proses maintenance.

7. Staff produksi : Suatu pekerjaan dimana memperhatikan keadaan

yang terjadi dalam proses produksi pada suatu mesin.

Mengorganisasi dan mengawasi semua bahagian-bahagian dan kegiatannya baik berupa kegiatan langsung ataupun tak langsung bekerja sama dengan bagian pemeliharaan pabrik. Untuk tujuan ini perlu dibuat suatu metode yang efisien diantara sesama bagian-bagian lain yang terkait.


(22)

Bagaimana mengorganisasi bagian pemeliharaan yang tercakup dalam organisasi pabrik harus jelas.

a. Tugas kepala bagian, insinyur, supervisor (penyedia), teknisi dan para pekerja yang harus disiapkan pada saat memulai pekerjaan.

1. Siapkan semua tata cara ( prosedur )

2. Diskusikan dan siapkan semua detail untuk pelaksanaan kerja dan

awasi urutan kerjanya.

3. Minta tenaga kerja lain bila perlu, dan tugaskan pekerjaan pada

pekerjaannya masing-masing.

Sangat diajurkan untuk melakukan latihan pendahuluan sebelum pabrik benar-benar beroperasi, dengan melatih para pekerja pabrik sebaik mungkin akan menghindarkan pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk pada saat pabrik beroperasi.

b. Jaga dan evaluasi semua kegiatan-kegiatan pemeliharaan pabrik. Manajer pabrik berhak untuk menilai kondisi para pekerja minimal sekali dalam setahun. Para pekerja ini bertugas untuk menjaga dan meningkatkan efisiensi pabrik dan menghilangkan aturan kerja yang berbelit-belit. Struktur organisasi pada suatu pabrik.

1. General manager ( GM )

2. Superintenden ( SI ) 3. Supervisor ( SPV )

4. Foreman ( Kepala Regu )


(23)

2.4. Planning ( Perencanaan ) 1. Definisi Pekerjaan Perencanaan

Kemajuan suatu organisasi tidak dapat diharapkan tanpa adanya perencanaan. Memang sebenarnya keberhasilan perusahaan, langsung berhubungan dengan kuantitas dan kualitas perencanannya.

Perencanaan adalah suatu proses memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dan mempersiapkan sesuatu untuk masa mendatang itu. Ini berarti setidak-tidaknya harus ada sepercik seni dan segenggam ilmu dalam perencanaan. Yang harus jelas dalam perencanaan adalah sejumlah sasaran yang pasti, sekalipun hanya berupa inti sari dari harapan dan keinginan. Seseorang perencanaan harus mempunyai cukup daya khayal untuk membayangkan apa yang akan terjadi, dan dapat mengubah gagasan kedalam bentuk yang lebih praktis, sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk tindakan.

Semua pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh orang-orang pemeliharaan sudah dikaji melalui beberapa perencanaan. Pekerjaan perlu direncanakan bila :

a. Pekerjaan sudah diselidiki, jelas, dan langkah-langkah kerja juga sudah ada catatannya.

b. Bahan yang diperlukan sudah dibeli dan sesuai dengan rencana spesifikasi

kerja tersebut.

c. Bila equipment-equipment khusus seperti truk besar dan kren diperlukan maka equipment ini harus berada ditempat atau tersedia pada suatu tempat.

d. Perkakas-perkakas khusus yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan juga


(24)

e. Gambaran-gambaran atau skets dari barang yang mau dikerjakan harus ada lengkap dengan uraiannya.

f. Diperlukan untuk meng-estimate jumlah tenaga kerja dan waktu yang

diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Jika suatu pekerjaan memenuhi kriteria diatas, maka pekerjaan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai pekerjaan perencanaan. Perencanaan pemeliharaan akan dapat dilaksanakan dengan baik dengan mengikuti prosedur-prosedur dasar berikut ini : pastkan langkah-langkah pekerjaan dan prosedur yang detail ( rinci ), tentukan tingkat kekhususannya dan estimasi apa-apa yang diperlukan pada setiap jenis pekerjaan pemeliharaan, karena setiap jenis pekerjaan berbeda dari satu pabrik dengan pabrik lainnya.

Jika estimasi dan perencanaan dibuat secara teliti dan akurat maka perencanaan akan berhasil dengan baik. Para perencanan harus tetap memikirkan bahwa pelaksanaan berhasil dengan baik. Para perencanaan harus tetap memikirkan bahwa pelaksanaan melewati batas waktu yang ditentukan atau bahan-bahan tidak cukup atau habis, dan harus kelebihan dan ini tidak akan menghasilkan pekerjaan yang baik, dan harus selalu diingat bahwa pekerjaan yang seharusnya bila dikerjakan 2 orang hanya perlu waktu 8 jam tetapi kenyataannya waktu tersebut lebih dari 8. Jadi bila perencanaannya buruk maka hasilnya akan lebih buruk.


(25)

2. Fungsi Dari Perencanaan

Tugas-tugas dari perencana sebaiknya dipegang oleh orang yang merencanakan sendiri pekerjaan itu, atau kedua pekerjaan diatas dapat juga dilakukan oleh dua orang yang berbeda. Perencanaan menyiapkan pekerjan-pekerjaan bulanan, mingguan, dan harian berdasarkan prioritas. Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk mendistribusikan pekerjaan-pekerjaan berdasarkan jam kerja yang tersedia.

3. Pengaturan

Staff perencanaan membuat pengaturan untuk mendapatkan bahan, perkakas, dan equipmen yang khusus dan dikirimkan kelapangan tempat pekerjaan dilakukan. Jadwal pekerjaan untuk hari esok, tembusan permintaan kerja, tembusan permintaan barang, gambar dan cetakan dikirim kebahagian enginering atau kepada penyelia. Penyelia mempelajari kembali pekerjaan-pekerjaan tersebut dan membuat koreksi-koreksi untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Jadwal kerja harian dan mingguan harus disiapkan lebih awal. Jadwal ini menerangkan urutan-urutan kerja yang harus dilakukan.

4. Pembagian Waktu

Hal yang perlu diperhatikan perencanaan adalah tidak semua pekerjaan-pekerjaan sejenis dapat dikerjakan pada waktu dan hari yang sama. Jadwal pekerjaan harian merupakan pegangan bagi penyelia untuk mengalokasikan tenaga kerja pada pekerjaan-pekerjaan yang khusus berdasarkan estimasi pekerjaan tersebut. Jadwal harian ini juga berguna untuk melaporkan status pekerjaan dan jumlah jam kerja yang sebenarnya, agar dapat diperkirakan biayanya. Salinan jadwal kerja berguna mengkoordinasikan pengiriman barang.


(26)

Kegunaan lainnya, jadwal kerja harian ini merupakan sumber informasi untuk mengawasi pekerjaan pemeliharaan. Jadi jadwal ini harus ditandatangani atau disyahkan secara teliti oleh penyelia pemeliharaan pabrik atai insinyur yang bertanggung jawab sebelum dikembalikan kebahagiaan perencanaan keesokan harinya. Pada rapat harian bahagian pemeliharaan antara manajer pemeliharaan, kepala bahagian dan penyelia membicarakan beban pekerjaan yang akan muncul untuk minggu selanjutnya. Disini semua pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya besar didiskusikan dan rencana harian yang telah terjadwal disyahkan. Pada rapat harian ini orang-orang bahagian operasi merupakan orang-orang penting yang memberikan infomasi untuk keberhasilan penjadwalan pekerjaan tersebut.

Siapkan perencanaannya dengan membuat diagram batang dan didiskusikan pada rapat mingguan, untuk menentukan apakah pemakaian tenaga kerja yang dipakai sudah sesuai dengan yang diinginkan. Komunikasi antar bahagian pemeliharaan dan bahagian produksi sangat penting. Rapat harian dan mingguan untuk menyatukan komunikasi yang tercecer dan juga untuk memberikan semangat dan kerjasama yang baik antara semua group pemeliharaan yang ada.

Penjadwalan berguna untuk memastikan semua pekerjaan harian telah ada tenaga kerjanya berdasarkan estimasi permintaan kerja yang sudah dibuat. Walaupun demikian hak penuh untuk mengalokasikan pekerjaan ada pada penyedia (supervisor) pemeliharaan pabrik. Khusus untuk pekerjaa darurat, penyelia harus melengkapi jadwal pekerjaan harian, untuk menentukan siapa yang harus mengerjakan suatu pekerjan tertentu


(27)

5. Rencana Yang Tepat

Tidak akan ada rencana jangka panjang yang bermanfaat, jika tidak dinyatakan secara tertulis. Ini berarti mempersiapkan perencanaan sedemikian, sehingga dapat dilakukan tanpa hadirnya seorang perencana yang handal. Kalau program ini ditulis, maka dapat dilakukan oleh siapapun yang akan melakukannya.

Suatu rencana akan berhasil dengan baik, apabila sasaran dinyatakan dengan jelas, dan dilakukan pengendalian atas rencana itu. Paling baik kalau rencana itu dinyatakan dengan sederetan jadwal yang menunjukkan urutan waktu, maupun persyaratan lainnya secara kuantitatif.

6. Langkah-langkah Perencanaan

Semua perencanaan harus didasari oleh kesadaran bahwa ia ditulis untuk orang, dilaksanakan oleh orang, dan bisa gagal karena orang. Berhubungn dengan itu, maka langkah-langkah diperlukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut :

1. Tentukan dengan jelas apa yang harus dilakukan dan oleh siapa.

2. Menjamin adanya kemampuan dan sumber daya

3. Merinci sasaran

4. Kaitkan sasaran dengan organsiasi yang sudah ada

5. Mengerahkan pekerjaan

6. Cobakan rencana itu

7. Sisihkan perubahan yang perlu

8. Awasi terus kemajuannya


(28)

10.Rumuskan prosedur pengendalian dan lakukan pengecekan apakah kemajuan itu sejalan dengan kendali.

7. Kualifikasi Staff Perencanaan

Satu hal yang harus diperhatikan pada saat group perencanaan akan dibentuk adalah kualifikasi kemampuan para calon perencana tersebut, dan hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai latar belakang praktek lapangan.

2. Mampu menganalisa masalah-masalah yang ada, hingga dapat mengambil

tindakan lebih dahulu sebelum kerusakan benar-benar terjadi pengalaman minimum 2 atau 3 tahun sebagai supervisor atau pendidikan diploma teknik 3 tahun dengan pengalaman lapangan 3 tahun untuk calon supervisor yang terbaik. Perekrutan dari diploma teknik dengan pengalaman lapangan dianjurkan, karena calon ini dapat mengembangkan dan mengantisipasi hal-hal yang baru.

8. Inspeksi dan Fungsinya

Bebarapa organsiasi perawatan mesin yang besar memisahkan antara inspeksi pada perawatan pencegahan dan fungsi pengawasan (dalam arti perkiraan pembiayaan) dar problema keteknikan dan keahlian pengawasan sendiri.

Pemisahan ini bila diharapkan tercapainya efisiensi kerja yang optimal dalam organsaisi perawatan mesin tersebut. Bila semuanya mungkin, maka sebaiknya untuk pengawasan supaya ditempatkan dalam kaitan dengan upaya peningkatan prestasi sumber daya manusianya.


(29)

2.5. Beban Kerja 1. Permintaan Kerja

Permintaan kerja berisikan informasi-informasi yang sangat penting, tetapi dasarnya adalah bagian yang penting yang harus diketahui oleh perencanaan dan staffnya agar dapat meramalkan pekerjaan-pekerjaan tersebut.

Pertama adalah nomor item equipment yang menunjukkan jenis equipmen dalam pabrik tersebut yang akan diperbaiki. Lebih baik lagi jika dibuat buku kode pemeliharaan. Hingga dari buku ini dapat diperoleh nomor item dan dituliskan permintaan kerja pada saat permintaan kerja itu diminta.

Dengan adanya nomor item ini memungkinkan kita mencatatnya pada kartu histori pemeliharaan dan ini akan dipakai untuk meramalkan pemeliharaan pada masa depan. Kode-kode lain yang dipakai pada permintaan kerja adalah kode biaya, kode elemen biaya, kode bahan, kode klassifikasi pekerjaan, dan kode priorotas pekerjaan pemeliharaan.

2. Prioritas Pekerjaan

Orang yang meminta pekerjaan pemeliharaan punya hak penuh untuk mengusulkannya tetapi tidak berhak untuk prioritasnya. Koordinator operasi dan pemeliharaan yang mengusulkan prioritas pekerjaan dan mensyahkan permintaan kerja tersebut dan menyelidiki terlebih dahulu.

Insinyur atau kepala bagian operasi atau pemeliharaan yang mempunyai wewenang memutuskan prioritas pekerjaan bergantung pada skope pekerjaan pemeliharaan tersebut.

Prioritas 1. Pekerjan ini bersifat pekerjaan darurat, yang harus segera dilakukan yang artinya harus mengganggu pekerjaan lain yang telah terjadwal.


(30)

Pekerjaan darurat tidak memerlukan pengesahan bahagian-bahagian yang terkait.

Prioritas 2. Pekerjaan-pekerjaan yang dapat dimulai pelaksanaan 30 jam lagi, dan pekerjaan jenis ini dapat dikerjakan pada jadwal pekerjaan keesokan harinya.

Prioritas 3. Pekerjaan ini adalah pekerjaan pemeliharaanya yang rutin, pekerjaan ini bersifat alamiah dan terus menerus dan terjadwal dalam periode satu minggu.

Prioritas 4. Pekerjaan ini adalah pekerjaan pembangkaran mesin tahunan, pekerjaan ini memerlukan penyimpanan data-data yang banyak sekali. Pada pekerjaan ini pembelian bahan-bahan harus dilaksanakan 10 bulan sebelum pekerjaan tersebut dimulai.

Prioritas yang paling tinggi adalah priorits yang pertama, selanjutnya adalah prioritas kedua, ketiga. Prioritas ke 4 merupakan pekerjaan yang bisa dilakukan.

3. Beban Kerja Perawatan

Tujuan utama dari prosedur perawata menyangkut semua tentang pengawasan, reparasi, over houl dan mengkonstruksi untuk menciptakan kondisi ”siap operasi” dari suatu mesin.

Pekerjaan-pekerjaan terdiri dari fungsi perencanaan perawatan dan perancangan bagian-bagian mesin yang pelu dipengaruhi atau diganti dan lain-lain. Lebih dari semua aktivitas ini dilaporkan kepada manajemen yang lebih tinggi.


(31)

Teknik pabrik menyangkut semua pelaporan pada atasan supaya organisasi pabrik bisa berjalan seperti yang diharapkan. Tanggung jawab utama dari teknik pabrik dapat dibagi dalam dua fungsi dasar yaitu :

1. fasilitas teknik

2. perawatan

Perawatan berarti pula menciptakan “siap operasi” dari mesin-mesin dan ini pasti melibatkan pembiayaan, perencanaan, serta fungsi desain untuk bisa mencitakan berfungsinya fasilitas dan peralatan.

4 Fungsi Dasar Kerja Perawatan

Untuk bisa dicapai “Siap Operasi” dari mesin-mesin, maka fungsi perawatan hendaknya mencakup pekerjaan-pekerjaan

a. Check up

b. Perawatan pencegahan

c. Reparasi

d. Overhoul

e. Konstruksi

f. Pengamanan.

Dalam keadaan kerja semua normal, maka aktivitas dari perawatan mesin dibagi atas satu dari enam kelompok kerja. Dan fungsi yang ketujuh ialah mengadministrasikan dari fungsi-fungsi sub-sub kerja tadi.

a. Kontrol Maintenance ( Chek up )

Peranan utama dari kontrol perawatan atau check-up termasuk 1. Kontrol berkala dari peralatan agar mesin tetap berdaya guna 2. Menciptakan mesin selalu siap operasi


(32)

3. Penjagaan bagian-bagian mesin yang kiranya perlu diganti atau overhoul

4. Kontrol dari bagian-bagian mesin hasil perawatan dari penjual (jasa

perawatan)

5. Kontrol mutu dari hasil kerja kelompok perawatan.

Fungsi pengontrolan dalam hal ini tidak berbeda dari upaya untuk aktifitas produksi. Dari kontrol ini pula diharapkan adanya suatu masukan pada manajemen yang lebih tinggi tentang kapan kiranya masing-masing dari bagian mesin harus diganti. Dengan demikian jadwal, serta pembiayaan bisa dirancang untuk itu.

b. Perawatan Pencegahan

Sepatutnya didefenisikan bahwa pekerjaan maintenance meliputi pencegahan, pengaturan, penggantian rutin, pelumasan, pembetulan mana-mana dari bagian-bagian mesin sehingga siap untuk dioperasikan. Pekerjaan perawatan semacam ini adalah bisa memperkirakan perencanaan dan jadwal waktu, serta dapat dipakai sebagai standart waktu untuk memperkirakan biaya perwaktunya.

Dengan perawatan pencegahan maka diharapkan tidak terjadinya kefatalan atau kerewelan. Memang diakui, bahwa perawatan pencegahan berarti meningkatkan profit. Waktu yang hilang, lamanya waktu yang dipakai untuk hal-hal yang produktif menjadi sedikit, dan ini merupakan faktor utama yang bisa meningkatkan keuntungan secara total dari perusahaan. Tersebab pada saat peralatan tiba-tiba saja menjadi patah, maka bukan hanya ongkos yang diperhitungkan terhadap hilangnya produksi, akan tetapi ongkos total menjadi lebih besar dari pada nilai bagian mesin yang patah tadi karenanya maka jadwal produksi menjadi lebih penting, macetnya perputaran modal dan lain-lai


(33)

c. Reparasi

Repair korektif adalah untuk memperingan kondisi yang tidak diinginkan yang diperoleh selama kontrol perawatan pencegahan agar mesin siap operasi.

Repair yang dimaksudkan adalah dari sekedar pekerjaan yang “tidak terjadwal” karena seringkali terjadi trouble yang justru karena hal-hal yang kecil sebagai contoh karena endapan air di dalam tangki bensin. Bisa juga hal itu terjadi karena pergerakan pada elektroda besi dan lain-lain.

d. Overhaul

Overhaul atau turun mesin atau disebut pula perawatan total atau perawatan besar adalah menyangkut : perencanaan waktu, jadwal pekerjaan dari penggantian atau pembauran atau rekondisi dari tiap-tiap bagian dari mesin. Pekerjaan ini akan selamanya terdiri dari satu atau lebih bagian-bagian atau titik patah, pengujan, penggantian, pembauran, pemasangan kembali serta pengetesan hasilnya.

Disamping relatif tetap untuk mesin-mesin dan mesin-mesin transportnya, untuk itu juga bisa dipakai fasilitas serta alat yang tetap lokasinya seperti instalsi pemanas atau ventilasi. Ini benar-benar berbeda dengan perawatan pencegahan, dimana keutamaan dari keterlibatan dan test dari berbagai bagian mesin adalah di dalam kaitan agar mesin benar-benar semuanya serba baru atau siap untuk operasi kondisi seperti halnya pada saat awal mesin itu dioperasikan.

Semua perencanaan turun mesin harus bisa dihitung berapa total habisnya material dan onderdil-onderdil secara lengkap.


(34)

e. Konstruksi

Pada beberapa pabrik, strategi dasar dari perawatan juga dimungkinkan pula dengan pekerjaan-pekerjaan membangun atau mengkonstruksikan seperti misalnya mengkonstruksi bagian-bagian dari engine yang terbuat dari kayu, baja, plastik, concrete, benda tuang, instalasi listrik, instalasi kontroler elektronik dan lain-lain. Dalam beberapa keadaan pekerjaan-pekerjaan terakhir ini bisa dilimpahkan kepada pemborong terpercaya.

Betapa pun juga di dalam menganalisa perancangan organisasi perawatan perlu memperhatikan banyak sekali kendala secara aktual. Terdapat dua tipe dasar untuk operasi perawatan menetap dan perawatan sambil berjalan. Perawatan menetap termasuk mengkonstruksi, pelurusan, pemasangan instalasi listri/hidrolik, perawatan dan repair untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik sedangkan yang termasuk perawatan jalan yaitu perawatan dimana pada bagian perawatan yang besar dikarenakan dalam keadaan jalan urutan kerjanya. Inspeksi, repair dan bahkan overhaul terkadang justru terjadi dengan proses pengerjaan dari suatu proses ke proses lain.

2.6. Material Kontrol Dan Pembelian Material Kontrol

Jumlah orang untuk setiap pengawas atau beban pengawas, secara umum dapat dipakai sebagai bahan untuk menetapkan berapa besarnya jumlah pengawas yang dibutuhkan untuk memegang tenaga-tenaga perawatan mesin. Walaupun kesepakatan pengawas di dalam membawahi buruh adalah 8 dan bahkan terkadang hingga 25, tetapi yang normal berkisar antara 12 hingga 14 orang saja.


(35)

Dengan melatih lebih dulu calon-calon pengawas, nantinya diharapkan kontak personal yang lebih baik sehingga bisa memanage yang diawasi. Untuk Pengambilan pengawas ahli Agar dihindari pemakaian pengawas yang bukan ahlinya, sebab betapapun juga pengawas perlu bisa terjun untuk memberikan contoh dan petunjuk-petunjuk teknis operasional. Jangan sampai ahli teknis bangunan diterjunkan untuk mengawasi pada bidang mesin atau sebaliknya. Ini hasilnya kurang memuaskan.

2.7. Hubungan Antara Bagian Teknik

Setiap bahagian-bahagian engineering pada suatu perusahaan selalu mempunyai hubungan yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Dan hubungan ini dapat digambarkan sebagai suatu keluarga. Suatu tim engineering terdiri dari sejumlah orang yang merasa mereka adalah bahagian tim engineering yang lain.

1. Basis Keahlian Teknik

Ada dua hal yang mendasari kehalian teknik dari tenaga perawatan mesin

1. Peningkatan kemampuan keahlian teknik melalui latihan khusus dan

pengalaman.

2. Orang berlatar belakang pendidikan teknik mesin yang dipadukan dengan

pengalamannya untuk membawahi kelompok kerja.

2. Tujuan Kehalian

Adapun tujuan dari keahlian adalah, sebagai berikut :


(36)

2. Peningkatan karier dengan dasar keahlian di dalam persoalan-persoalan perawatan mesin

3. Untuk mendapatkan hasil guna dari pekerjaan mereka supaya lebih

memuaskan

4. Lebih tahu dan lebih baik di dalam menghadapi pekerjaan serta pekerjaan perawatan mesin

5. Kesempatan untuk mengembangkan keahlian non-teknik guna promosi

jabatan yang lebih tinggi bisa dicapai.

3. Fungsi Hubungan Teknik

Pada bagian lain beberapa keperluan dari gabungan keahlian teknik (engineer) dan pengawasan adalah dimaksudkan untuk antara lain :

1. Lebih cepat untuk menyesuaikan diri terhadap tantangan-tantangan baru

khususnya yang berkaitan dengan persoalan-persoalan personal yang tergabung dalam kelompok-kelompok kerja.

2. Lebih bisa untuk memberikan contoh dalam rangka peningkatan prestasi

kerja para buruh, khususnya kepada mereka yang dibawahinya. Pendekatan edukatif, persuasif dan kemampuan komunikasi, menjadi bagian yang harus dikuasainya.

Di dalam hubungan ini, bahwa penyusunan organisasi perawatan mesin diharapkan nantinya agar staff atau buruh bisa mengkomunikasikan kepada pengawas-pengawasnya masing-masing dan sebagainya, di dalam rangka mencapai hasil kerja yang optimal.

3. Dengan pembaharuan sistem tentunya harus bisa diproyeksikan


(37)

yang ada, untuk mengoptimalkan hasil guna bila dibanding dengan ongkos yang dikeluarkan.

4. Agar sedini mungkin diberikan latihan khusus, terutama kepada para

pengawas-pengawas yang baru supaya mereka lebih cepat untuk dilibatkan dalam pengawasan produksi.

5. Lebih memudahkan dalam melakukan kontak-kontak kerja di dalam

rangka meningkatkan productifitas.

Kombinasi dari beberapa poin di atas dimaksudkan dalam rangka meningkatkan keuntungan perusahaan.

4. Tenaga Ahli

Pemakaian dan jumlah tenaga staff ahli, misal : ahli teknik listrik, teknik instrumentasi, logam, ahli korosi dan ahli-ahli, tergantung pada:

1. Kelayakan dari komposisi tenaga ahli yang perlu ada di dalam organisasi

2. Banyaknya skala-skala prioritas haruslah ditempatkan di dalam daftar

pertanyaan (dalam rencana) yang berbeda pula.

3. Suatu kesetimbangan ekonomi dari biaya pelayanan konsultan di dalam

organisasi perawatan mesin harus bisa menggantikan nilai tenaga ahli profesional. Tidak terlampau biasa untuk memiliki tenaga spesialis profesional di dalam organisasi perawatan mesin, akan tetapi disini diberikan contoh pada instansi-instansi besar atau perusahaan yang mengkhususkan pada perawatan mesin-mesin.


(38)

2.8. Man Power

Man power atau tenaga kerja manusia dalam suatu perusahaan perawatan, ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Masing-masing pabrik akan mempunyai persoalannya sendiri-sendiri dan berbeda satu sama lain.

Hubungan antara banyaknya orang dengan jumlah waktu operasi personal, kaitan antara pegawai-pegawai perawatan yang bisa diperoleh, merupakan kajian yang sangat penting bagi direksi. Sedikit jumlah tenaga kerja dengan kapasitas dan kualitas hasil kerja yang memuaskan adalah tujuan manajemen.

Dalam manajemen produksi khususnya bagian perawatan pabrik, tenaga kerja (man power) merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini disebabkan bahwa tidak akan terjadi suatu proses produksi dan operasi tanpa adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan kegiatan menghasilkan produk.

Penggunaan mesin dan tenaga kerja dapat digunakan untuk mengukur hubungan antara tenaga kerja dan mesin guna melihat kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki penggunaan tenaga kerja dan mesin dan bertujuan untuk membuat kedua unsur ini dapat dipergunakan seefektif mungkin. Perbaikan dalam penggunaaan tenaga kerja dan mesin dilakukan dengan mengadakan analisis yang menggunakan persentase penggunaan orang dan mesin dan analisis siklus kerja serta siklus waktu yang realistis. Jika kegiatan kerja manusia diperlihatkan pada gambar (chart) yang sama kegiatan kerjanya seperti kegiatan kerja mesin-mesin, maka kedua unsur tersebut harus digambarkan suatu skala waktu yang sama.


(39)

2.9. Jumlah Man Power Dalam Kaitan Dengan Keahlian

Sulit untuk dipersentasikan sebagai dasar penentuan dari masing-masing keahlian yang berbeda di pabrik secara praktis dalam hubungan-hubungan seperti ini, maka pengkajian secara terus-menerus menjadi sangat penting untuk mendapatkan kondisi yang optimal, apakah perlu adanya penambahan pada bagian yang satu atau pengurangan pada bagian yang lain guna mencapai alokasi tenaga yang seimbang dalam kaitannya dengan beban pekerjaan.

Pencatatan setiap saat dari suatu bagian dan keahlian merupakan alat perencanaan yang efektif. Suatu keadaan yang baik adalah bila beban kerja diimbangi dengan tenaga yang cukup. Dalam kondisi seperti ini, dimana beban terlampau besar dan terbatasnya tenaga, maka sebaiknya bisa dipakai pemborong luar.

2.10. Man Hour

Dalam praktik pemeliharaan dan perawatan pabrik, man hour adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan biasanya dihitung dalam satuan jam. Untuk mengestimasi waktu yang diperlukan oleh suatu pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada. Menyadari akan hal tersebut, dimana pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka terdapat dua metode yanng dapat dipakai, yaitu:

a. Waktu untuk pekerjaan-pekerjaan yang khusus.

b. menggunakan data standart yang berasal dari konsultan maupun


(40)

Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang terjadwal. Tenaga kerja bagian pemeliharaan biasanya tersedia untuk pekerjaan-pekerjaan yang sudah terjadual. Perbedaan antara jam-jam rutin yang tersedia dan jam kerja yang terjadual disebut sebagai persentase jam-jam rutin yang ada. Seorang perencana harus mengetahui jumlah man hour yang hadir dan siapa saja pekerja yang absen. Perencana harus mengantisipasi pekerja yang tidah hadir, seperti: liburan dan waktu permintaan cuti.

Indikator pengawasan adalah jam kerja yang sebenarnya yang dilaporkan oleh workshop dan supervisor perbaikan dan jam kerja yang dibayarkan untuk pekerja tersebut. Hal ini merupakan informasi yang penting sebab semua laporan-laporan pengawasan berdasarkan jam-jam kerja yang dilaporkan.

Supervisor harus mencatat setiap jam kerja para pekerja termasuk overtime. Jam kerja yang hilang adalah perbedaan jam kerja yang dilaporkan dengan jam kerja yang dibayar. Indikator pengawasannya adalah jam-jam kerja yang hilang sebagai presentase dari total jam kerja yang dibayar.

2.11. Pengendalian dan Pembiayaan Operasional

Metode yang umum dan tradisional dalam penerarapan pemeliharaan adalah pemeliharaan darurat tak terencana. Metode ini membolehkan kerusakan terjadi sebelum diadakan perbaikan untuk mengoreksi kesalahan atau mereperasi kerusakan. Dalam cara ini kebutuhan akan pekerjaan mengendalikan organisasi dan administrasi pemeliharaan, dan kerusakan peralatan mencerminkan kegagalan untuk memeliharanya.


(41)

Interupsi terhadap oleh pemberhentian yang tak teramalkan jarang dievaluasi secara tuntas dan selalu ditaksir terlalu rendah.

Sebagai usaha untuk mengurangi efek interuptif seperti ini terhadap produksi, berbagai perusahaan akhir-akhir ini telah menggunakan suatu cara mengorganisasi pekerjaan pemeliharaan, dan cara ini kita sebut Pemeliharaaan Terencana, yang didefenisikan sebagai pekerjaan yang diorganisasikan dan dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan.

Sangat sering ada kebencian diam-diam terhadap keteraturan pengendalian ini, keterkejutan dan kesibukan yang sering ada disekitar perbaikan darurat tidak terjadi lagi, para insinyur engan enggan melaksanakan pap yang sudah tertulis, dan para pekerja merasa kemampuan mereka tidak diperlukan lagi. Yang bertanggung jawab terhadap biaya bertanya-tanya apakah tidak lebih baik untuk membiarkan biaya pemeliharaan tetap tertutupi dengan pembiayaan umum yang sudah terbiasa dilakukan uang sesuai untuk pemeliharaan tak terkendali.

Pendapat-pendapat diatas tentu saja salah meskipun perlu ditekankan bahwa diperlukan beberapa usaha tertentu untuk menerapkan metode pemeliharaan terencana dan mungkin ditemukan bahwa kritik langsung yang muncul terhadap metode ini didasari oleh kebencian yang tidak didasari seperti diatas.

Pengendalaian administratif terhadap pekerjaan pemeliharaan sangat berubah ketika berganti dari metode pemeliharaan darurat ke kebijakan pemeliharaan terencana. Pemeliharan darurat sangat sangat tergantung dengan keputusan sesaat, pembelian secara panik, revisi yang tak beakhir terhadap


(42)

proritas pekerjaan, pengarahan ulang tenaga kerja secara mendadak, dan berbagai keadaan darurat yang komulatif merendahkan efisiensi pemeliharaan.

Suatu sistem pemeliharaan terencana mengelola kebijakan pemeliharaan perusahaan dengan menyediakan alat-alat yang secara teknis dan finansial mengarahkan dan mengendalikan operasi pemeliharaan dengan tujuan meningkatkan standar pemeliharaan pabrik dan mempertinggi keefektifan biaya, lihat pada gambar 2.2.

Rancangan pemeliharaan terncana yang paling sukses pastilah yang sesederhana mungkin, melibatkan personil bengkel dengan sesedikit mungkin pekerjaan tulis-menulis.

Sistem yang diterapkan dalam hal ini hanya membutuhkan tiga dokumen yang bersangkutan dengan personil bengkel, hanya dua diantaranya memerlukan penulisan. Dalam masyarakat modern sejumlah pekerjaa tulis – menulis tidak bisa dihindarkan dan mungkin diperlukan dalam waktu bertahun-tahun menciba suatu kata tertulis sampai betul-betul diterima sebagai salah satu prasyarat dalam teknis perencanaan modern. Dalam hal ini beberapa masalah yang diketahui, misalnya keengganan untuk berubah, mungki terjadi dan tidak bisa dihilangkan secara keseluruhan.

Pada kebanyakan organisasi yang menggunakan sistem pemeliharaan terencana, hal ini akan merupakan bagian integral dari fungsi rekayasa pabrik. Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah bagan lingkar sederhana yang menggambarkan persentase pemeliharaan murni ( 55 % ), dibandingkan dengan perekayasaan proyek dan berbagai pekerjaan non-pemeliharaan, yang bisa menjadi suatu sasaran untuk perencanaan masa depan.


(43)

Tentu saja persentase ini berbeda-beda pada perusahaan yang satu dengan yang lain dan diantara industri yang berbeda. Jika proporsi pekerjaan perekayasaan proyek kecil, pemeliharaan murni akan mempunyai proporsi besar. Yang didapatkan tidak berbeda banyak antara perusahaan-perusahaan ialah proporsi di dalam pemeliharaan murni itu sendiri, yaitu antara pemeliharaan pencegahan, korektif, dan darurat yang masing-masing kisar antara 72, 22 dan 6 %. Angka ini adalah sasaran yang realistik yang harus di capai oleh setiap perusahaan dalam 1.5 – 2 tahun setelah pemakaian sistem pemeliharaan terencana.

Gambar 2.2 Fungsi Rekayasa Pabrik

Manajemen dan pekerjaan produksi wajib berpikir bahwa pemakaian sistem pemeliharaan terencana dengan segera akan menghasilkan perbaikan


(44)

standar pemeliharaan dan pengurangan waktu menganggur. Hal ini mungkin saat terjadi dalam beberapa kasus, diman standar pemeliharaan jauh di bawah rata-rata. Tetapi manajemen, staf dan para pekerja harus sadar bahwa adanya keengganan untuk berubah, perlunya mesin di overhoul secara total dan sebagainya, membutuhkan bantuan dari setiap orang dalam departemen pemeliharaan, kerja sama penuh dari departemen operasi atau produksi, dan juga yang penting adalah adanya dukungan dari manajemen puncak, sebelum efek pemeliharaan bisa dirasakan.

Kita telah melihat bahwa masalah utama yang dihadapi oleh manajer pemeliharaan adalah komunikasi antara dirinya sendiri dengan pekerja work shop. Penggantian sebagian cara komunikasi tradisioanl dan satu-satunya yaitu kata-kata dengan mulut, dengan suatu sistem dokumen membutuhkan kesabaran dan keuletan yang besar.

Dokumen tunggal yang paling penting dalam mengorganisasikan pemeliharaan adalah apa yang kita sebut permintaan pemeliharaan ( maintenance request ). Ini sering disebut juga pesanan kerja, permintaan kerja, kartu kerja, atau tiket kerja, istilah tersebut sangat tergantung dari kesukaan masing-masing perusahaan, tetapi pada dasarnya sama saja.


(45)

BAB III

PREVENTIVE MAINTENANCE KETEL

Ketel uap adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan uap sebagai sumber energi. Ketel uap yang digunakan adalah jenis ketel pipa air (water tube boiler). Pada garis besarnya ketel uap terdidri dari :

1. Ruang bakar

2. Drum atas

3. Pipa uap pemanas lanjut (Superheater Pipa)

4. Drum bawah

5. Pipa-pipa air/header

6. Pembuangan abu (Ash Hopper)

7. Pembuangan gas bekas

8. Alat-alat pengaman

3.1. Instruksi Perlengkapan

Adapun instruksi perlengkapan pada ketel uap terdiri dari :

3.1.1 Katup Pengaman (Safety Valve)

1. Katup pengaman yang dipergunakan adalah Type “Per” yang full left atau

full bore dan didesign sedemikian rupa agar lefting menjadi lancar.

2. Penyetelan katup pengaman harus dilakukan oleh beberapa orang yang

ditunjuk bekerja untuk indikasi tekanan, catatan tekanan dan operasi, dan disaksikan oleh seorang yang bertanggung jawab (Depnaker).


(46)

3. Level air yang terlalu tinggi pada saat katup pengaman bekerja harus dihindarkan, karena sistem yang digunakan untuk membuka pengaman mengandung banyak air dan akan masuk ke dalam katup pengaman.

4. Selamanya harus berhati-hati agar pipa pembuangan air dari katup

pengaman tidak boleh tersumbat, pipa buangan air (drain piping tidak boleh disambungkan dengan pipa buangan yang lain.

5. Jangan mengencangkan atau melongkarkan mur pencuci katup pengaman

tanpa izin yang bertanggung jawab (Depnaker).

6. Katup pengaman harus dipindahkan sewaktu diadakan Hydrostatic Test

untuk penggantinya dapat dipasangkan blend flange.

7. Pada saat ketel beroperasi, usahakan agar katup pengaman jangan sering-sering bekerja. Hal tersebut akan mengakibatkan kerusakan pada “Disc” dan melemahnya spring penekan Disc dari katup pengaman.

3.2 Pengoperasian Steam Turbine Pump

1. Lihat pelumasan pada bearing steam turbine pump, bearing pada pompa

serta lihat level olie pada GOVERNOR.

2. Buka valve air masuk dan air keluar sepenuhnya serta valve-valve yang

ada hubungannya agar dipersiapkan dalam posisi terbuka dan perhatikan pressure gauge air masuk; untuk mengetahui ada atau tidaknya air masuk ke pompa agar dibuka valve buangan udaranya. Buka valve minimum flow.

3. Buka valve Exhaust Steam Turbine Pump serta ball valve ∅ 1” (drain


(47)

4. Buka dua buah ball valve, alirkan steam secara perlahan-lahan untuk pemanasan pendahuluan dnegan membuka valve. Setelah yakin kandungan air pada saluran pipa yang dialirkan uap suah habis, hal ini dapat dilihat dari pipa drain tersebut keluar steam, maka buka ball valve dan tutup ball valve selama steam turbine pump beroperasi ball valve dalam posisi terbuka.

5. Buka valve pada handle trip dengan cara menekan dan buka valve steam

secara perlahan-lahan guna untuk mengadakan pemanasan pendahuluan dari pada casing turbine pump dan tanpa ada putaran dari steam turbine pump tersebut.

6. Operasikan steam turbine pump dengan putaran awal secara

perlahan-lahan dan buka valve sedikit demi sedikit hingga putaran maksimum atau sesuaikan dengan kebutuhan pada boiler. Buka penuh kedua buah hand valve yang terdapat pada body steam turbine pump. Putaran maksimum steam turbine pump adalah 2900 rpm dan untuk mengetahui putaran steam turbine pump dapat dilihat pada Tachometer yang terpasang pada body steam turbine pump. Steam turbine pump dalam keadaan operasi agar diadakan pelayanan dan pengamatan seperti pendataan setiap jamnya.

7. Hindarkan pengoperasian steam turbin pump tanpa ada pemanasan awal

terlebih dahulu.

3.3Pengoperasian Water Modulating Control Valve.

Untuk ketel uap yang dilengkapi dengan water modulating control valve: maka suplai air ke dalam ketel harus menggunakan Electric Feed Water Pump


(48)

atau Turbine Pump dan dialirkan melalui water Modulating Control Valve yang bekerja secara otomatis. Cara Pengoperasian Modulating Control Valve:

1. Perhatikan kondisi air dalam gelas penduga: sebelum modulating control

dioperasikan: kondisi air dalam gelas penduga harus ± 50m/m diatas

normal water level. 2. Buka katup

3. Buka kerangan setelah ± 5 menit tutup kerangan.

4. Buka perlahan-lahan kerangan biarkan kondisi ini selama ± 15 menit

sebelum modulating valve dioperasikan.

5. Masukkan power (arus) pada Control Box.

6. Operasikan Electric Feed Water Pump.

7. Selanjutnya buka penuh katup A dan tutup katup B yang teradapat pada

modulating valve.

8. Perhatikan kondisi air dalam gelas penduga: pada posisi dimana air dalam gelas penduga pada saat modulating control valve membuka dan menutup.

9. Kondisi air yang baik dalam gelas penduga untuk operasi modulating

control valve adalah:

- ± 20 mm di atas N.W.L. Modulating Control Valve full open. - ± 75 mm di atas N.W.L. Modulating Control Valve full close. Hal ini untuk menjaga agar pada safety valve below off tidak akan terjadi kehabisan air hingga batas 2nd low water level pada Boiler.

3.4Penyetelan Pneumatic Spreader.

Alat ini digunakan untuk penyebaran bahan baker ke dalam ruang dapur hingga jatuhnya bahan bakar di atar rangka bakar akan merata dan tidak terjadi


(49)

penumpukan pada satu tempat. Untuk penyebaran dibantu dengan udara dari 2nd Forced Draft Fan.

Gbr 3.1 Pneumatic Spreader

“Posisi Up” : Bahan bakar akan terlempar jauh ke dalam ruang bakar. “Posisi Hor” : Bahan bakar akan jatuh ditengah ruang dapur.

“Posisi Down” : Bahan bakar akan jatuh di depan ruang dapur (dekat pintu dapur).

3.5Melaksanakan Soot Blower

Soot blowing harus dilakukan dengan hati-hati: Mechanical soot blowing harus dioperasikan ± 8 jam sekali sewaktu beban ketel sedang kecil atau pada saat temperatur outlet gas > 3500C. Tekanan uap untuk soot blowing harus lebih 5 kg/cm2 (71 psing) dan level air dari drum harus diamati.


(50)

Gbr 3.2 Soot blowing Prosedur Soot Blowing adalah:

1. Yakinkan kerangan stop uap pada mechanical soot blowing sudah ditutup:

pastikan bahwa kerangan drain (buangan) telah dibuka.

2. Kerangan utama dari Mechanical Soot Blowing dibuka sedikit untuk

menghangatkan pipa: kemudia dibuka bertahap sedikit demi sedikit hingga terbuka penuh.

3. Soot blowing harus dilakukan satu demi satu dari kerangan soot blower

sepanjang arah pengaliran gas pembakaran.

4. Agar memutar soot blowing itu dalam batas yang ditunjukkan oleh

indikator dari pengangan operasi yang berada di depan blowing dan

lakukan selama ± 4 menit dengan masa putar 3 x dan diputar secara

perlahan-lahan.

5. Apabila dari cerobong asap diketahui asap yang keluar masih bercampur

dengan abu dalam jumlah besar, maka sering lakukan blowing. Jangan memakai soot blowing tanpa memutarnya untuk jangka waktu yang lama.


(51)

6. Setelah selesainya operasi soot blowing, kerangan utama dari soot blower harus ditutup dan kerangan drain (buangan) harus dibiarkan terbuka.

3.6Pengambilan Contoh Air Boiler.

Untuk pengambilan contoh air dipasang melalui jalur pipa continous blow down. Sebab pada saat ketel beroperasi, valve continous blow down dari upper drum ini harus senantiasa dibuka ± 20 s/d 40%. Hal ini gunanya untuk membuang kotoran-kotoran dan zat-zat yang terurai di dalam drum atas yang tidak dapat terbawa oleh uap secara kontinu.

Gbr 3.3 Pengambilan Contoh Air Boiler

Seperti dibicarakan di atas, selama boiler beroperasi katup continous blow down tetap buka ± 20 s/d 40% . Apabila akan diadakan pengambilan contoh air: Buka katup air no.4 untuk pendingin contoh air.

1. Tutup katup no.3 dan buka katup no. 2 perlahan-lahan.

2. Biarkan air dari boiler terbuang beberapa saat untuk membuang sisa-sisa yang terdahulu.


(52)

3. Apabila kita telah yakin air yang keluar sudah air yang baru maka tampunglah untuk contoh air.

4. Setelah selesai tutup katup no. 2 dan no. 4, buka penuh katup no. 3.

3.7Cara Melaksanakan Blow Down.

Pada saat Boiler full orpasi sangan perlu dilakukan blow down, terlebih-lebih apabila kondisi air pengisi ketel kurang memenuhi standard yang ditentukan, hal ini jika lebih sering dilakukan, akan lebih baik.

Blow down adalah pengatur sirkulasi air pada waktu boiler dihidupkan atau dimatikan.

Pada saat melakukan blow down, operator harus dengan seksama memperhatikan kondisi air di dalam gelas penduga. Operator yang melakukan blow down tidak dibenarkan mengoperasikan kerangan atau alat-alat lain dalam waktu yang bersamaan. Lamanya blow down tergantung dengan kondisi air di dalam gelas penduga. Hindari melakukan blow down melalui ke empat buah header pada saat Boiler operasi, sebab sangat mempengaruhi sistem sirkulasi air di dalam Boiler dan dapat menimbulkan bahaya lanjutan.


(53)

Gbr 3.4 Skema Blow Down Caranya:

1. Buka kerangan No. 27 sepenuhnya.

2. Buka kerangan No. 28 perlahan-lahan hingga sesuai dengan kebutuhan. 3. Setelah kondisi air dalam gelas penduga normal tutup kerangan No. 28. 4. Tutup kerangan No. 27.

5. Buka kembali kerangan No. 28 sedikit untuk membuang sisa-sisa air,

selanjutnya tutup kembali.

3.7.1 Meter Level Air (Gelas Penduga)

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada gelas penduga adalah : 1. Kaca gelas penduga harus selalu dijaga bersih, dan harus diganti bila kotor

atu kabur.

2. Kefungsian gelas penduga harus diperiksa beberapa kali dalam satu hari, hal ini untuk menjaga kemungkinan:

- Adanya sumbatan pada pipa-pipa sambungan.


(54)

3. Gelas penduga diperiksa menurut prosedur dibawah: - Tutuplah keran atas dan keran bawah satu persatu.

- Buang air dari kolom gelas penduga dengan membuka katup

pembuang.

- Buka katup atas ( katup uap) untuk memeriksa jalannya uap. - Tutup katup atas ( katup uap).

- Buka katup bawah (kerangan air), air akan menyembur dari katup

pembuang untuk memeriksa tekanan air. Jika tenaga pembuangan uap atau tenaga penyemburan air ternyata lemah atau lambat, maka berarti saluran telah tersumbat disuatu tempat.


(55)

BAB IV

PERAWATAN (MAINTENANCE) KETEL UAP

Perawatan dan pelayanan yang baik pada boiler dapat menjamin umur teknis dan umur ekonomis yang relatif panjang. Oleh sebab itu operator memegang peranan yang sangat penting.

Berikut ini dijelaskan cara-cara perawatan dan inspeksi Boiler secara rutin yang jika lebih sering dilakukan akan lebih mejamin amannya pengoperasian boiler tersebut:

4.1 Setiap 45 menit:

1. Membersihkan dan membuang abur dari box dust collector.

2. Membersihkan dan membuang abu dari chute dust hopper. Setelah

dibersihkan, dust hopper damper harus ditutup kembali. Bila penutupan damper kurang rapat, akan terjadi pembakaran di dalam hoper, yang akibatnya akan membakar secara langsung lower drum dan dapat mengakibatkan kerusakan yang fatal pada hopper dan lower drum.

3. Amati jangan sampai ada bahan bakar yang terbakar di bawah fire grate

(roster).

4.2Setiap 1 jam

1. Membersihkan (spui) air pada water kolom dan gelas penduga.

2. Membuat jurnal operasi dengan mencatat semua peraltan-peralatan seperti: - Mencatat tekanan steam (tekanan kerja Boiler).

- Mencatat water flow meter (pemakaian air) & steam flow meter. - Mencatat temperatur outlet gas.


(56)

- Mencatat temperatur air umpan.

- Memeriksa kondisi pompa yang dipergunakan.

- Memeriksa semua peralatan yang bergerak dan berputar.

- Memeriksa semua valve atas kemungkinan kebocoran.

4.3 Setiap 3 s/d 4 jam

1. Melaksanakan soot blowing (pembersihan pipa-pipa). 2. Membuang abu dari atas roster.

3. Membuang abur dari bawah roster.

4. Memeriksa meteran-metean pengukur tekanan dan panas.

4.4 Setiap 24 Jam

Memeriksa bagian-bagian yang berputar dan bergerak, dan berikan minyak pelumas sesuai dengan spesifikasi minyak pelumas sesuai dengan spesifikasi minyak pelumas pada masing-masing kondisi tempat peralatan tersebut.

4.5 Setiap 1 s/d 2 minggu.

1. Memeriksa dan membersihkan strainer (saringan) minya, air maupun

steam.

2. Memeriksa roster dan menggantinya jika ada yang patah.

3. Memeriksa dan membersihkan pipa dan dinding batu api dari abu-abu dan

kerak-kerak pembakaran yang melekat di dinding.


(57)

4.6 Setiap 1 s/d 3 bulan

1. Memeriksa dan memberihkan bagian luar dan dalam Boiler.

2. Membersihkan bagian dalam semua pipa-pipa main water tube dan semua

header serta drum dari scale (kerak). 4.7 Diatas 1 tahun

1. Periksa dan perawatan pada casing (dinding)

2. Periksa dan perawatan pada gas duct dan dust collector.

3. Periksa dan perawatan pada controller, peralatan dan instrument. 4. Periksa dan perawatan pada valve, cock dan piping.

4.8 Perlakukan Pada Boiler Pada Saat Stop Operation Yang Tidak Lama

1. Tutup katup induk (main valve).

2. Perhatikan level air dalam gelas penduga dan sirkulasikan air pada boiler hingga tekanan turun dan ditahan pada <10Kg/cm2.

3. Stop Forced Draft Fan dan Jet Fan (2nd F.D. Fan).

4. Keluarkan abu dan kerak sisa pembakaran dari pintu dapur.

5. Stop Induced Draft Fan dan damper buka penuh.

6. Menurunkan abu dari rangka bakar dengan mengoperasikan dumping grate

dan mengeluarkan abu dari pintu abu.

7. Buka pintu dapur dan pintu abu, sendang pintu-pintu yang lainnya tidak

perlu dibuka.

8. Periksa dengan seksama semua katup blow down dan continuous blow


(58)

katup air vent jangan ada yang terbuka: hal ini untuk menjaga agar kondisi air dalam boiler tidak banyak berkurang.

9. Pindahkan semua saklar ke pisisi “OFF” terkecuali instrument panel.

Jika boiler stop dan dalam kondisi seperti ini; operator harus juga mengadakan chcking setiap 1 s/d jam sekali, hal ini untuk mejaga apabila kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diingini.

4.9 Perlakukan Pada Boiler Pada Saat Stop Operation Yang Cukup Lama.

Apabila Boiler stop operasi dalam jangka waktu yang relatif lama harus dilakukan perawatan-perawatan agar tidak terjadi korosif pada Boiler tersebut dengan jalan :

1. Tekanan kerja Boiler harus Nol.

2. Perawatan “Dry Cutting”; perawatan ini adalah cara yang paling baik

untuk perawatan Boiler yang stop operasi dalam waktu yang relatif lama. Yaitu dengan jalan memasukkan “gas Nitrogen (N2)” ke dalam Boiler dan

ditahan hingga tekanan ± 2kg/cm2. Biaya perawatan seperti ini biasanya sangat tinggi.

3.Perawatan “Wewt Cutting”; yaitu dengan jalan mengisi air ke dalam

Boiler dan diberi chemical sebagai bahan pencuci sesuai dosis kemudian diadakan pengapian hingga tekanan 23 kg/cm2. Dan setiap 2 s/d 3 bulan sekali diadakan penggantian air dan bahan pencucinya. Dan setiap hari kondisi airnya harus dianalysa (diperiksa).


(59)

Emergency Stop/Trable (Pemberhentian Mendadak).

1. Mati Listrik (Electric Suspension).

- Pindahkan secepatnya sistem pengisian air umpan dari Electric

pump pada steam pump.

- Tutup penuh valve main steam (kerangan induk).

- Buka damper I.D. Fan 100% secara normal, dengan jalan menarik

Arm (tuas) pembuka damper I.D. Fan.

- Pindahkan kerangan pengisi air umpan dari sistem water regulating control pada kerangan by pass.

2. Apabila level Ari Terus Menerus Jatuh,

- Periksa semua kerangan buangan condensate dan blow down

apakah ada yang terbuka, terutama kerangan blow down dari ke empat buah header dan dari lower drum.

- Jaga agar temperatur air pengisi Boiler tidak boleh lebih dari

1000C. Temperatur air pengisi > 1000C, sehingga dapat

menyebabkan kevacuman di dalam pompa air dan dapat mengakibatkan bahaya lanjutan.

- Periksa kondisi air dalam feed water tank dan perlatan pada feed

water tank.

- Periksa kondisi pompa air yang dipergunakan atas


(60)

3. Akibat Kekurangan Air pada Boiler.

- Jika ternyata level air dalam gelas penduga di bawah batas rendah, segera matikan pembakaran, tutup kerangan uap utama dan kerangan supply uap lainnya untuk mememlihara jumlah air yang masih ada di dalam Boiler. Cari sebab-sebabnya dengan melakukan pemeriksaan pada bagian-bagian peralatan seperti :

a. Meteran level air pada upper drum. b. Regulator level air pada drum. c. Meter air pengisi.

d. Tekanan pada inlet dan outlet air pengisi. e. Level air dalam feed water tank.

f. Pompa air pengisi. g. Pemipaan air pengisi.

- Apabila telah didapatkan sebab-sebabnya, dasar level air harus

didapatkan kembali, apabila dasar level air pada Boiler masih dalam batas-batas yang diizinkan, maka pindahkan kerangan pengisi dan kerangan regulasi ke kerangan by pass. Selanjutnya Boiler dapat dioperasikan kembali. .

- Apabila air dalam gelas penduga kondisi kosong sama sekali,

sehingga tidak diketahui sampai dimana titik terendah kondisi air di dalam boiler, sedang boiler full operation. Dalam hal seperti ini Boiler tidak boleh langsung siisi air secara tiba-tiba; sebab pipa pada drum atas sudah memperoleh panas yang berlebihan. Apabila dipompkan air secara tiba-tiba maka pipa-pipa pada drum atas


(61)

yang dipasang secara expander (pengerolan) akan terjadi penyusutan yang tiba-tiba pula dan dapat mengakibatkan pipa-pipa boiler tersebut bengkok dan drum atas akan jatuh.

Hal-hal yang harus kita lakukan pada kondisi seperti ini adalah:

1. Menutup semua katup supply uap untuk menjaga sejumlah air yang ada di

dalam Boiler.

2. Matikan supply bahan bakar, matikan blower-blower dan dust collector. 3. Menutup penuh semua damper-damper pada I.D.Fan, F.D. Fan & Jet Fan. 4. Secepatnya api di dalam ruang pembakaran dimatikan dan dikeluarkan. 5. Pintu-pintu dapur ditutup rapat-rapat agar jangan ada udara yang keluar

masuk ke ruang pembakaran yang dapat menurunkan temperatur Boiler secara drastis dan juga mengakibatkan penyusutan air yang cepat.

6. Boiler dibiarkan seperti ini hinga dingin sendiri secara alamiah selama ± 3 hari.

7. Setelah Boiler benar-benar dingin, air dalam Boiler dikosongkan, hand

hole dan man hole dibuka semua.

8. Periksa expand (pengerolan) pipa-pipa main water tube, apakah terdapat

kerusakan expand dari pipa-pipa tersebut.

9. Bila tidak terdapat kerusakan, pastikan dengan melakukan hydrostatic test sebesar tekanan kerja ± 3 kg/cm2.

10.Bila terjadi kebocoran, maka ulangi lagi expandednya dan bila di hydrotest tidak terdapat kebocoran, Boiler dapat dioperasikan kembali dengan mengadakan pemanasan awal.


(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ketel Uap adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan uap sebagai

sumber energi.

2. Perawatan Ketel Uap perlu diperhatikan supaya dapat bekerja secara

efektif.

3. Kerak yang di dalam pembakaran perlu dibuang tepat pada waktu yang

ditentukan.

5.2 Saran

1. Setidaknya perlu diutamakan keselamtan kerja.

2. Untuk menjaga keselamatan kerja, hendaknya para karyawan mematuhi

peraturan-peraturan yang berlaku dan memakai peralatan keamanan demi keselamatan kerja.

3. Menjalankan proses maintenance dengan baik sehingga hasil yang

diperoleh memenuhi target yang diinginkan.

4. Harus mengetahui cara menghidupkan atau menghentikan ketel uap bila

harus digunakan.

5. Bila perlu sebaiknya mempunyai ketel uap cadangan pada setiap


(63)

LAMPIRAN 1

DAFTAR PEMAKAIAN PELUMAS UNTUK TAKUMA BOILER

N o

PEMAKAIAN

BAGIAN YANG DILUMASI

JENIS PELUMAS Q`TY UMUR

1 STEM PUMP

STEAM

CYLINDER

VALVATA J # 460 SILINAP J # 460

TELLUS C # 150

ESSO C # 150

1 LITER

1 LITER

4 JAM

5 JAM

2 FD FAN

FAN BEARING E. MOTOR BEARING

SHALL ALVANIA – GRASE NO. 2

110 GRAM 300 JAM

3 ID FAN

FAN BEARING E. MOTOR BEARING

ESCORT HT – 60 SHLL ALVANIA NO : 2

500 GRAM 100 GRAM

24 JAM 100 JAM

4 2NDFDFAN BEARING

SHALL ALVANIA GRASE NO : 2

100 GRAM 100 JAM

5 ELECTRIC PUMP E. MOTOR BEARING

SHALL ALVANIA GRASE NO : 2

100 GRAM 1 MINGGU

6 FURNACE CONTROL GEAR

TURBIN OIL NO : 90 TURALIC NO : 52

20 LITER 1 TAHUN

7

DUMPING GRATE STOCKER

AIR CONTROL UNIT

TURALIC NO : 52 ESSO SA # 30


(64)

8 ROTARY FEEDER

WARM REDUCER ROLLER CHAIN

BP OIL # 90 ESCORT HT 60

3,2 LITER 100 GRAM

1500 JAM 300 JAM

9 DUST COLLECTOR WAR REDUCER

BP OIL # 90

SHALL ALVANIA NO : 2

1,2 LITER 100 GRAM

1500 JAM 300 JAM

1 0


(65)

LAMPIRAN 2

DATA TEST INDUCITIVE MODULATING CONTROL VALVE TAKUMA BOILER TYPE N-600SA CAP. 20 T/H 2600C

POSISI

BOILER NO. 1 GELAS PENDUGA (TRANSPARENT)

POSISI INDUCTIVE MODULATING CONTROL VALVE

A B C

63 mm 43 mm 35 mm

Cosed 0% Start open Full open

P.T. SUPER ANDALAS STEEL.

HWL

NWL

A

C

B


(66)

LAMPIRAN 3

DATA TESTWATER LEVEL GAUGE GLASS DAN ALARAM TAKUMA BOILER TYPE N-600SA CAP. 20 T/H 2600c

POSISI GELAS PENDUGA (TRANSPARENT) GELAS PENDUGA (REFLEX) A A1 B B1 C C1 100 mm 75 mm 65 mm 40 mm 120 mm 95 mm 105 mm 85 mm 55 mm 30 mm 115 mm 90 mm

NOTE : Water level colum Limit Switch Cut off 10 detik. Inductive Modulating Control Head Cut off 2 2 menti P.T. SUPER ANDALAS STEEL

ALARM’ON’ (Lampu hijau) ON ALARM “OFF”

ALARM “OFF” ALARM “OFF”

ALARM’ON’ (Lampu kuning) ON CUT “OFF” (lampu merah) ON 2ND LWL

HWL A LWL NWL B 1 A 1 C 1 C


(67)

LAMPIRAN 4

DATA TEST AUTOMATIC LOW WATER – LEVEL

,

Keterangan

Timer 1 : Ketinggian air ± 70 mm di bawah N.W.L. maka Timer 1 akan bekerja dengan waktu ± 150 detik semua peralatan akan cutt off; kecuali E.F. water pump. Timer 1 akan di control melalui Modulating Control Head.

Timer 2 : Apabila primer 1 gagal berfungsi dan permukaan air dalam drum terus turun hingga ± 120 mm di bawah N.W.L., maka timer 2 akan bekerja dengan waktu ± 10 second semua peralatan akan Cutt off. Kecuali E. Feed water Pump. Timer 2 di control melalui Water Level Gauge Head.

HWL

LWL NWL

70

12

0

TIMER 1 BEKERJA TIMER 2 BEKERJA


(68)

TURBIN KETEL

DEAERATOR

KONDENSOR P

1 2

3

4

5

P

MENARA AIR

GAMBAR SKEMA INSTALASI KETEL UAP DENGAN TURBIN DAN TOWER (MENARA) AIR PENDINGIN

Keterangan Gambar : 1 – 2 = Pompa Air 2 – 3 = Deaerator 3 – 4 = Ketel 4 – 5 = Turbin Uap 5 – 1 = Kondensor


(1)

LAMPIRAN 1

DAFTAR PEMAKAIAN PELUMAS UNTUK TAKUMA BOILER

N o

PEMAKAIAN

BAGIAN YANG DILUMASI

JENIS PELUMAS Q`TY UMUR

1 STEM PUMP

STEAM

CYLINDER

VALVATA J # 460 SILINAP J # 460

TELLUS C # 150 ESSO C # 150

1 LITER

1 LITER

4 JAM

5 JAM

2 FD FAN

FAN BEARING E. MOTOR BEARING

SHALL ALVANIA – GRASE NO. 2

110 GRAM 300 JAM

3 ID FAN

FAN BEARING E. MOTOR BEARING

ESCORT HT – 60 SHLL ALVANIA NO : 2

500 GRAM 100 GRAM

24 JAM 100 JAM

4 2NDFDFAN BEARING

SHALL ALVANIA GRASE NO : 2

100 GRAM 100 JAM

5 ELECTRIC PUMP E. MOTOR BEARING

SHALL ALVANIA GRASE NO : 2

100 GRAM 1 MINGGU

6 FURNACE CONTROL GEAR

TURBIN OIL NO : 90 TURALIC NO : 52

20 LITER 1 TAHUN

7

DUMPING GRATE STOCKER

AIR CONTROL UNIT

TURALIC NO : 52 ESSO SA # 30


(2)

8 ROTARY FEEDER

ROLLER CHAIN ESCORT HT 60 100 GRAM 300 JAM

9 DUST COLLECTOR WAR REDUCER

BP OIL # 90

SHALL ALVANIA NO : 2

1,2 LITER 100 GRAM

1500 JAM 300 JAM

1 0


(3)

LAMPIRAN 2

DATA TEST INDUCITIVE MODULATING CONTROL VALVE TAKUMA BOILER TYPE N-600SA CAP. 20 T/H 2600C

POSISI

BOILER NO. 1 GELAS PENDUGA (TRANSPARENT)

POSISI INDUCTIVE MODULATING CONTROL VALVE

A B C

63 mm 43 mm 35 mm

Cosed 0% Start open Full open

P.T. SUPER ANDALAS STEEL.

HWL

NWL

A

C

B


(4)

DATA TESTWATER LEVEL GAUGE GLASS DAN ALARAM TAKUMA BOILER TYPE N-600SA CAP. 20 T/H 2600c

POSISI GELAS PENDUGA

(TRANSPARENT)

GELAS PENDUGA (REFLEX)

A A1 B B1 C C1

100 mm 75 mm 65 mm 40 mm 120 mm 95 mm

105 mm 85 mm 55 mm 30 mm 115 mm 90 mm

NOTE : Water level colum Limit Switch Cut off 10 detik. Inductive Modulating Control Head Cut off 2 2 menti P.T. SUPER ANDALAS STEEL

ALARM’ON’ (Lampu hijau) ON ALARM “OFF”

ALARM “OFF”

ALARM “OFF”

ALARM’ON’ (Lampu kuning) ON

CUT “OFF” (lampu merah) ON 2ND LWL HWL

A

LWL

NWL

B

1

A

1

C

1


(5)

LAMPIRAN 4

DATA TEST AUTOMATIC LOW WATER – LEVEL

,

Keterangan

Timer 1 : Ketinggian air ± 70 mm di bawah N.W.L. maka Timer 1 akan bekerja dengan waktu ± 150 detik semua peralatan akan cutt off; kecuali E.F. water pump. Timer 1 akan di control melalui Modulating Control Head.

Timer 2 : Apabila primer 1 gagal berfungsi dan permukaan air dalam drum terus turun hingga ± 120 mm di bawah N.W.L., maka timer 2 akan bekerja dengan waktu ± 10 second semua peralatan akan Cutt off. Kecuali E. Feed water Pump. Timer 2 di control melalui Water Level Gauge Head.

HWL

LWL NWL

70

12

0

TIMER 1 BEKERJA TIMER 2 BEKERJA


(6)

TURBIN KETEL

DEAERATOR

KONDENSOR P

1 2

3

4

5

P

MENARA AIR

TOWER (MENARA) AIR PENDINGIN

Keterangan Gambar : 1 – 2 = Pompa Air 2 – 3 = Deaerator 3 – 4 = Ketel 4 – 5 = Turbin Uap 5 – 1 = Kondensor