STRATEGI MEDIA RELATIONS HUMAS KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAMBI DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA POSITIF TERHADAP PUBLIK PERIODE TAHUN 2015-2016 ( Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Media Relations Humas Kementerian Agama Provinsi Jambi Dalam Mempert

(1)

STRATEGI

MEDIA RELATIONS

HUMAS KEMENTERIAN

AGAMA PROVINSI JAMBI DALAM MEMPERTAHANKAN

CITRA POSITIF TERHADAP PUBLIK PERIODE TAHUN

2015-2016

( Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Media Relations Humas Kementerian Agama Provinsi Jambi Dalam Mempertahankan Citra Terhadap Publik)

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Strata I Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

M.REZA HAIDAR AL KAMAL 20120530198

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

i

STRATEGI

MEDIA RELATIONS

HUMAS KEMENTERIAN

AGAMA PROVINSI JAMBI DALAM MEMPERTAHANKAN

CITRA POSITIF TERHADAP PUBLIK PERIODE TAHUN

2015-2016

( Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Media Relations Humas Kementerian Agama Provinsi Jambi Dalam Mempertahankan Citra Terhadap Publik)

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Strata I Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

M.REZA HAIDAR AL KAMAL 20120530198

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongannya. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun manusia menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Penyusun skripsi ini merupakan kajian tentang strategi media relations humas Kementerian Agama Provinsi Jambi dalam mempertahankan citra positif terhadap publik periode tahun 2015-2016 ( Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Media Relations Humas Kementerian Agama Provinsi Jambi Dalam Mempertahankan Citra Terhadap Publik). Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Terutama untuk orang tua saya dan semua saudara tercinta yang telah mendidik saya dan memberikan motivasi, berdoa untuk saya dan mencintai saya.

2. Terhormat bapak Haryadi Arif Nuur Rasyid,S.IP,M.Sc selaku ketua jurusan ilmu komunikasi.

3. Terhormat bapak Aly Aulia, Lc,M.Hum selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan koreksi dan masukan sebagai


(5)

iv

perbaikan dalam membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Terhormat bapak DR. Taufiqurrahman,S.IP, MA selaku dosen penguji I skripsi atas saran dan bimbingannya

5. Terhormat mba Frizki Yulianti Nurnisya, S.IP,M.Si selaku dosen penguji II skripsi atas saran dan bimbingannya

6. Terhormat seluruh dosen pengajar dan staff jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

7. Untuk yang tercinta Wa Ode Marlia terima kasih untuk semua dukungan, cinta, dan doa penuh. Semoga Allah SWT memberkati semua impian kita.

8. Seluruh staff bidang humas Kementrian Agama Provinsi Jambi khususnya bapak H. Wahyudi Abdul Wahab, S.Ag, M.Fil.i dan Paspihani, S.Sos.

9. Wartawan Jambi Ekspress Muhammad akta dan wartawan Jambi One Andri Muntari karena bersedia menjadi informan dalam melengkapi data skripsi ini

10. Sahabat- sahabat terbaikku selama saya berada di kota Yogyakarta, Teman satu kontrakan, satu kossan terima kasih banyak karena telah memberikan canda tawa, murninya persahabatan dan pengalaman hidup.


(6)

v

11. Teman-teman kelas E angkatan 2012 terima kasih banyak karena telah memberikan warna di setiap celah kehidupan di Yogyakarta tahun 2012-2016

12. Seluruh teman-teman angkatan 2012 Public Relations terima kasih banyak atas kekompakan kalian

13. Teman-teman KKN dusun sembung tahun 2015 terima kasih atas pengalaman selama disana.

Selain orang di atas, ada orang-orang lain dan pihak yang memberi banyak dukungan dan membantu selama pembuatan skripsi ini, namun penulis tidak bisa sebutkan satu persatu. Namun, penulis, kebetulan ini ingin mengucapkan terima kasih dan mengirim salam kepada semua pihak tak tertulis untuk harapan bahwa Tuhan akan memberkati semua pihak yang disebutkan dan tidak disebutkan dari kebaikan mereka. Akhirnya, penulis berpendapat bahwa skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu, koreksi yang konstruktif dari pihak luar yang diharapkan dan diharapkan untuk memperkaya dan memimpin skripsi minor ini menjadi salah satu yang lebih baik. Mudah-mudahan, skripsi ini akan berguna dalam memperkaya pengetahuan dari semua pembaca.

Yogyakarta, 6 Agustus 2016


(7)

vi

MOTTO

Niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang

beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu

beberapa derajat (QS: Al- Mujadilah 11)

Do your best, so you can’t blame yourself for anything.

Tuntutlah ilmu, tetapi tidak melupakan ibadah, dan kerjakanlah ibadah, tetapi tidak melupakan ilmu (Hasan al-Bashri)

When you focus on problems, you will have more problems, when you focus on possibilities, you will have more opportunities.


(8)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

Almamater Tercinta

Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dan

Kedua orang tua ku yang telah memberikan segalanya ini

adalah salah satu bentuk terima kasih saya dan untuk

membahagiakan kalian berdua.


(9)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 12

1. Secara Teoritis ... 12

2. Secara Praktis ... 12

E. Kerangka Teori... 12

1. Strategi Media Relations ... 12

1.1 Dimensi Teknis Dalam Media Relations ... 19

1.2 Arus Komunikasi Dalam Media Relations ... 21

1.3 Hubungan Pers Atau Hubungan Media... 22

1.4 Bentuk Penyampaian Berita dan Informasi ... 22

2. Pembentukan Citra ... 26

2.1 Mempertahankan Citra Melalui Media Relations ... 27

3. Penelitian Terdahulu ... 28

F. Metode Penelitian ... 29


(10)

ix

2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 31

3. Objek Penelitian ... 31

4. Teknik Pengumpulan Data ... 31

a. Data Primer ... 32

b. Data Sekunder ... 34

5. Teknik Analisis Data ... 35

6. Uji Validitas Data ... 35

G. Sistematika Penulisan ... 37

BAB II ... 39

Gambaran Objek Penelitian ... 39

A. Sejarah Kementrian Agama Provinsi Jambi ... 39

B. Visi Misi Kementrian Agama Provinsi Jambi ... 45

1. Visi ... 45

2. Misi ... 45

C. Makna Logo Kementrian Agama Provinsi Jambi ... 46

D. Struktur Organisasi Kemenetrian Agama Provinsi Jambi ... 48

E. Deskripsi Humas Kemenag Provinsi Jambi ... 51

F. Tugas dan Unit Kerja Kementrian Agama Provinsi Jambi ... 53

BAB III ... 57

A. Sajian Data ... 57

1. Kegiatan Media Relations Humas Kementrian Agama Provinsi Jambi Dalam Mempertahankan Citra Positif Terhadap Publik . 57 a) Press Conference ... 60

b) Press Tour ... 63

c) Press Interview ... 65

d) Press Gathering ... 66

e) Undangan Peliputan ... 68

f) Kunjungan Ke Kantor Pers ... 69

g) Press Release ... 70

h) Penulisan Advertorial ... 73

2. Faktor Penghambat Aktivitas Media Relations Humas Kemenag Provinsi Jambi ... 95

3. Faktor Pendukung Aktivitas Media Relations Di Humas Kemenag Provinsi Jambi ... 98

4. Fasilitas Pendukung Aktivitas Media Relations Di Humas Kemenag Provinsi Jambi ... 101

5. Bentuk Penyampaian Berita dan Informasi Kemenag Provinsi Jambi ... 104


(11)

x

1. Arus Komunikasi Dalam Media Relations ... 114

BAB IV ... 117

A. Kesimpulan ... 117

B. Saran ... 119 Daftar Pustaka ... Lampiran ...


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kabid PHU menjadi narasumber tentang Embarkasi

Haji Antara yang disiarkan oleh 87 RRI se-indonesia ... 5

Gambar 1.2 Data Hasil Pemetaan Berita Tentang Kemenag Provinsi Jambi.. 6

Gambar 1.3 Penghargaan Juara II Terbaik Nasional Penggunaan Jaringan VPN IP Pinmas Kemenag RI ... 7

Gambar 1.4 Menerima Penghargaan Sebagai Juara I Untuk Wilayah Barat Pengelolaan e-PUPNS ... 7

Gambar 1.5 Puluhan Travel Umrah Ilegal ... 8

Gambar 1.6 Waspada Ada Travel Umrah Ilegal ... 9

Gambar 1.7 Labor MTsN Mendahara Nyaris Ambruk ... 9

Gambar 1.8 Arus Komunikasi Dalam Media Relations ... 21

Gambar 2.1 Tampilan Website resmi Kemenag Prov.Jambi ... 46

Gambar 3.1 Konferensi Pers ... 66

Gambar 3.2 Konferensi Pers ... 67

Gambar 3.3 Press tour di event Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) ke-IV tahun 2015... 69

Gambar 3.4 Press interview di Kemenag Prov.Jambi... 71

Gambar 3.5 Press Gathering Pada Acara Buka Bersama Di Lingkungan Kemenag Provinsi Jambi ... 72

Gambar 3.6 Liputan dari kegiatan HAB ke-70 ... 73

Gambar 3.7 Kunjungan Kekantor Pers Jambi TV ... 74

Gambar 3.8 Advertorial Yang Dipublikasikan ... 78


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kegiatan non penulisan media relations Humas

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan Januari 2015 ... 78 Tabel 3.2 Kegiatan non penulisan media relations Humas

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan Februari 2015 ... 79 Tabel 3.3 Kegiatan non penulisan media relations Humas

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan Maret 2015 ... 79 Tabel 3.4 Kegiatan non penulisan media relations Humas

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan April 2015 ... 80 Tabel 3.5 Kegiatan non penulisan media relations Humas

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan Mei 2015 ... 80 Tabel 3.6 Kegiatan non penulisan media relations Humas

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan Juni 2015 ... 81 Tabel 3.7 Kegiatan non penulisan media relations Humas

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan Juli 2015 ... 81 Tabel 3.8 Kegiatan non penulisan media relations Humas

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan Agustus 2015 ... 82 Tabel 3.9 Kegiatan non penulisan media relations Humas

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan September 2015 ... 82 Tabel 3.10 Kegiatan non penulisan media relations Humas

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan Oktober 2015 ... 83 Tabel 3.11 Kegiatan non penulisan media relations Humas

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan November 2015 ... 83 Tabel 3.12 Kegiatan non penulisan media relations Humas

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan Desember 2015 ... 84 Tabel 3.13 Kegiatan non penulisan media relations Humas

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan Desember 2015 ... 84 Tabel 3.14 Kegiatan non penulisan media relations Humas

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan Januari 2016 ... 84 Tabel 3.15 Kegiatan non penulisan media relations Humas

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan Februari 2016 ... 85 Tabel 3.16 Kegiatan non penulisan media relations Humas

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan Maret 2016 ... 85 Tabel 3.17 Kegiatan non penulisan media relations Humas


(14)

xiii

Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan April 2016 ... 86

Tabel 3.18 Kegiatan non penulisan media relations Humas Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan Mei 2016 ... 87

Tabel 3.19 Kegiatan non penulisan media relations Humas Kemenag Provinsi Jambi Pada Bulan Juni 2016 ... 87

Tabel 3.20 Kegiatan Penulisan Dalam press release Humas Kemenag Provinsi Jambi Tahun 2015-2016 ... 88

Tabel 3.21 Kegiatan Penulisan Dalam Advertorial Humas Kemenag Provinsi Jambi Tahun 2015-2016 ... 97

Tabel 3.22 Rincian Anggaran Kegiatan media relations Tahun 2015 ... 98

Tabel 3.23 Rincian Anggaran Kegiatan media relations Tahun 2016 ... 102


(15)

(16)

i ABSTRAK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Departemen Ilmu Komunikasi Konsentrasi Public Relations M.Reza Haidar Alkamal

Strategi Media Relations Humas Kementerian Agama Provinsi Jambi Dalam Mempertahankan Citra Positif Terhadap Publik Periode Tahun 2015-2016 Tahun Skripsi: 2016

Daftar Pustaka : Buku 23, (1990-2011) + Internet 4 + Skripsi 2

Kementerian Agama Provinsi Jambi merupakan suatu lembaga pemerintahan yang bergerak di bidang tata kelola keagamaan yang berupaya melayani masya-rakat secara optimal. Dalam upaya nya praktisi humas Kemenag Provinsi Jambi sangat dibutuhkan yaitu untuk mensosialisasikan seputar kebijakan-kebijakan ataupun program-program yang dibuat. Dalam mewujudkan prinsip tersebut humas Kemenag Provinsi Jambi harus melakukan berbagai macam program kegiatan komunikasi kepada publik dengan menggunakan media massa sebagai wadah dalam penyampaian informasi. Beberapa kegiatannya meliputi komunikasi melalui media internal, seperti majalah instansi yang terbit setahun dua kali terbit dengan judul majalah yaitu Al-Kautsar, publikasi program kegiatan dalam bentuk advertorial sebulan satu kali terbit full dalam halaman society di media cetak dan kegiatan media relations lainnya.

Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif dalam hal ini dilakukan empat tahap, Pertama, membuat dan melakukan wawancara dengan narasumber serta mengumpulkan data dari hasil pengamatan observasi, dan studi pustaka. Kedua, mengelompokkan data berdasarkan wawancara dan observasi yang dihubungkan dengan masalah pokok dan tujuan penelitian. Ketiga, menganalisis strategi media relations yang dijalankan, serta membuat kesimpulan, prosedur penelitian nya yaitu di kantor Kemenag Provinsi Jambi bagian informasi dan hubungan masyarakat kemudian dalam penelitian ini peneliti memfokuskan diri pada aktivitas media relations di bagian humas Kemenag Provinsi Jambi dalam mempertahankan citra positif terhadap publik periode 2015-2016.

Strategi media relations yang dijalankan oleh humas Kemenag Provinsi Jambi juga didukung dengan kegiatan-kegiatan media relations seperti, press conference, press tour, press interview, press gathering, undangan peliputan, kunjungan ke kantor pers, press release, penulisan advertorial. Adanya hubungan yang harmonis antara humas dengan pihak media, maka tercipta rasa saling menghargai satu sama lain. Rasa mengahargai itu tercermin dari pihak media yang selalu berusaha mengkonfirmasikan terlebih dahulu terhadap isu atau informasi dalam ruang lingkup Kemenag Provinsi Jambi sebelum memuat informasi tersebut menjadi suatu berita di media massa.


(17)

ii ABSTRACT Muhammadiyah University of Yogyakarta Faculty of Political and Social Science Department of Communications Concentration of Public Relations M.Reza Haidar Alkamal

Strategy Media Relations Public Relations of Ministry of Religion of Jambi In Public To Maintain Positive Image Period 2015-2016

Year Undergraduate Thesis: 2016

Reference: Book 23, (1990-2011) + Internet 4 + Undergraduate Thesis 2

The Ministry of Religion of Jambi is a government agency engaged in religious governance that seeks to serve a society of optimally. In its efforts to Kemenag Jambi Province public relations practitioners is needed is to socialize about policies or programs were created. In realizing these principles public relations Kemenag Jambi province should undertake a wide range of activity programs communication to the public by using the media as a container in the delivery of information. Some of the activities include communications via the internal media, such as magazines agency published two times a year the magazine is published under the title Al-Kautsar, publications program of activities in the form of an advertorial published one full month in the society pages in the print media and other media relations activities.

Data analysis method used is the analysis of qualitative data in this case do four stages, First, create and conduct interviews with sources and gather data from observations observation, and literature. Second, the segment data based on interviews and observations associated with the subject matter and purpose of the study. Third, analyzes strategic media relations of the run, and make their conclusions, the research procedure it is in the office Kemenag Jambi Province piece of information and public relations later in this study researchers focused on the activity of media relations in the public relations department Kemenag Jambi Province in maintaining a positive image to the public the period 2015-2016 Media relations strategies that are run by the public relations Kemenag Jambi province also supported by activities such as media relations, press conferences, press tours, press interviews, press gathering, invitation gathering, visit to the press office, press release, advertorial writing. The existence of a harmonious relationship between public relations with the media, then create a sense of mutual respect for each other. respect taste was reflected in the media who are always trying to confirm in advance the issue or information within the scope of Kemenag Jambi before loading that information into a news story in the media.


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Praktisi public relations atau hubungan masyarakat (HUMAS) menjadi sebuah keharusan bagi instansi-instansi baik itu swasta dan pemerintahan untuk dijadikan sebagai jembatan informasi antara instansi dengan masyarakat, serta sebagai penghubung instansi dengan pers. Tidak hanya itu divisi humas juga berfungsi untuk membuat, meningkatkan hingga mempertahankan citra positif sebuah instansi atau perusahaan di mata publik, baik buruknya persepsi publik mengenai instansi atau perusahaan merupakan sebuah representasi dari kinerja seorang public relations atau yang biasa kita sebut (HUMAS).

Persepsi masyarakat adalah sebuah efek dari aktifitas komunikasi dari seorang public relations officer. Pada hakekatnya humas merupakan proses komunikasi kepada publik untuk menjalin good relations sehingga tercapai tujuan membangun dan mempertahankan exsistensi positif di mata publik, diasumsikan sebuah instansi atau perusahaan yang dapat meningkatkan jumlah konsumennya, derajat kredibilitasnya, hingga meningkatkan keper-cayaan terhadap pihak-pihak yang menjalin hubungan kerja sama dengan perusahaan tersebut, Maka dari itu divisi public relations begitu sangat dibutuhkan dalam sebuah instansi pemerintahan, perusahaan swasta, hingga


(19)

2

organisasi dikarenakan di masa dimana arus teknologi semakin berkembang dan persaingan antar perusahaan semakin ketat untuk membangun dan membentuk citra yang baik dimata publik.

Candy Tymson, Peter Lazar, dan Richard Lazar menyebut bahwa pub-lic relations adalah “upaya yang direncanakan dan berkelanjutan untuk membangun dan memelihara kesepahaman antara organisasi dan publiknya” (2004:21), sementara Kim Harrison menyebut bahwa public relations ada-lah sebagai fungsi membantu organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya melalui komunikasi yang efektif dan relasi-relasi yang konstruktif (2008:6). Maka dari dilihat dari kedua pengertian diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa public relations adalah proses komunikasi untuk membangun relasi agar mempermudah tujuan dari instansi atau perusahaan yang dimaksud dan membangun hingga membentuk citra yang positif dimata masyarakat

Di era reformasi ini yaitu era dimana keterbukaan informasi terhadap khalayak umum, humas tidak hanya menjalin good relations dengan public internal dan eksternal, namun juga menjalin relations yang baik terhadap media massa, dikarenakan tidak dapat dipungkiri bahwa media massa merupakan salah satu jantung inti dalam proses kinerja seorang humas. Dengan kata lain humas harus siap bekerja secara kompeten serta professi-onal kapanpun dan dimanapun dalam menyampaikan informasi, menerima aspirasi publik, serta mempengaruhi pikiran publik untuk mencapai tujuan dan keserasian hubungan antara instansi dan publik sehingga hal ini dapat


(20)

3

memperoleh opini publik serta dukungan dari simpati publik yang menguntungkan.

Citra sengaja diciptakan humas dalam dunia pemerintahan dalam bentuk events kegiatan dan program-program (Ardianto,2011:112). Maka dari itu salah satu kepentingan dari seorang praktisi humas adalah menjalin hubungan baik dengan media hal ini merupakan cara efeketif untuk menjaga dan membangun hingga meningkatkan citra suatu instansi di mata stake-holder.

Maka dari itu hubungan media atau media relations merupakan sesuatu yang harus mendapat sorotan khusus dari seorang humas dalam membangun ataupun mempertahankan citra positif di sebuah instansi atau organisasi dikarenakan hal ini didukung dengan teknologi dan media yang berkembang dengan sangat canggih untuk mempublikasikan sesuatu kepada publik dengan waktu yang sama dalam jangkauan yang luas.

Sehingga hal tersebut sangat membantu seorang humas dalam menjalankan strategi-strategi hingga program-program yang direncanakan-nya serta maksud ataupun pesan-pesan dapat disalurkan melalui media massa sesuai dengan target sasaran. Mengartikan Media Relations mer-upakan bagian dari dunia Public Relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komu-nikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi Yosal Iriantara (2005:32)


(21)

4

Kementerian Agama Provinsi Jambi merupakan suatu lembaga pemerintahan yang bergerak di bidang tata kelola keagamaan, teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi secara optimal sehingga akan meningkatkan sarana dan prasarana yang terintegrasi dalam upaya mening-katkan pelayanan terhadap publik dalam bidang keagamaan. Sehingga kehadiran instansi Kemenag tidak dapat dipisahkan dalam setiap pemeluk Agama yaitu masyarakat.

Tidak dapat dipungkiri bahwa instansi ini akan terus berkembang mengikuti arus globalisasi tanpa mengurangi unsur-unsur keagamaan, oleh karena itu dengan menggunakan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Kemenag Provinsi Jambi akan Memberikan pelayanan dalam bidang keagaamaan terhadap masyarakat Jambi yang merupakan tugas utama Kemenag Provinsi Jambi. Maka dari itu disinilah peran di divisi humas sangat dibutuhkan yaitu untuk mensosialisasikan seputar kebijakan-kebijakan ataupun program-program yang dibuat oleh Kemenag Provinsi Jambi sebagai suatu pemahaman kepada masyarakat atau publik.

Dalam mewujudkan prinsip-prinsip di atas humas harus melakukan berbagai macam program kegiatan komunikasi kepada publik dengan menggunakan media massa sebagai wadah dalam penyampaian informasi. Salah satu contoh penyampaian informasi melalui media massa adalah sebagai berikut:


(22)

5

Gambar 1.1 : Kabid PHU menjadi narasumber tentang Embarkasi Haji Antara yang disiarkan oleh 87 RRI se-indonesia. Sumber (http://jambi.kemenag.go.id/)

Kemudian praktisi humas Kemenag melakukan komunikasi melalui media internal, seperti majalah instansi yang terbit setahun dua kali terbit dengan judul majalah yaitu Al-Kautsar, publikasi program kegiatan dalam bentuk advertorial sebulan satu kali terbit full dalam halaman society di media cetak,

hal ini sebagai wadah dalam mengkomunikasikan segala informasi dan kebijakan mengenai instansi dan keistimewaan dari strategi media relations humas di Kemenag Provinsi Jambi ini adalah humas Kemenag Provinsi Jambi selalu menganggarkan setiap bulan kepada pihak media untuk publikasi dalam bentuk advertorial dan peliputan kegiatan sehingga dengan kegiatan tersebut di tahun 2015 sampai 2016 dan Kemenag Provinsi Jambi juga selalu melayani akan kebutuhan wartawan dalam mencari informasi dalam ruang lingkup keagamaan di Provinsi Jambi, hal ini sesuai


(23)

6

dengan hasil wawancara dari Andri Muntari yang berprofesi sebagai wartawan Jambi One,berikut penuturannya:

“mereka juga menghormati kita sebagai wartawan disana, jadi sejauh

saya mencari informasi, pelayanan di kemenag prov.jambi paling top

daripada yang lainnya” (wawancara dengan Andri Mustari wartawan

Jambi One tanggal 20 juni 2016).

Kemudian impact dari strategi media relations adalah minimnya pemberitaan yang dapat mencoreng lembaga Kemenag Provinsi Jambi, hal ini dapat dilihat dari data dibawah ini sebagai berikut:

Sumber: data Kemenag Prov.Jambi 2015-2016

Gambar 1.2: Data Hasil Pemetaan Berita Tentang Kemenag Provinsi Jambi

Bermacam usaha dan upaya yang dilakukan oleh Kemenag Provinsi Jambi untuk meningkatkan kinerja dan profesionalitas selalu menjadi pusat perhatian masyarakat dan tentunya juga media. Pada saat program program dari Kemenag Provinsi Jambi itu berhasil di mata masyarakat atau dalam arti membawa kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka hal tersebut dapat membentuk citra yang positif bagi Kemenag Provinsi

0 10 20 30 40 50 60 70

2015 2016

berita positif berita negatif


(24)

7

Jambi. Akibat keberhasilan program yang dijalankan oleh praktisi humas Kemenag Provinsi Jambi, hal ini menuai penghargaan yang membanggakan dan penghargaan tersebut akan membentuk citra positif di mata masyarakat. Salah satu penghargaan yang didapat ditahun 2016 ini dan berhasil dipublikasikan adalah sebagai berikut:

Gambar 1.3: Penghargaan Juara II Terbaik Nasional Penggunaan Jaringan VPN IP Pinmas Kemenag RI (sumber: http://jambi.kemenag.go.id/)


(25)

8

Gambar 1.4: Menerima Penghargaan Sebagai Juara I Untuk Wilayah Barat Pengelolaan e-PUPNS (sumber: http://jambi.kemenag.go.id/)

begitu juga sebaliknya apabila program dari Kemenag Provinsi Jambi dalam status tidak tercapai maka yang terjadi adalah timbulnya rasa ketidakpuasaan oleh masyarakat, dimana rasa ketidakpuasan itu diekspresi-kan melalui perbincangan negatif antar kelompok masyarakat hingga bisa berujung dengan unjuk rasa.

Hal ini akan berujung pada pembentukan citra yang negatif terhadap Kemenag Provinsi Jambi dikarenakan dianggap tidak dapat memberikan pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat khususnya di bidang keaga-maan. Beberapa masalah yang terjadi seperti kurangnya pelayanan di bida-ng penyelebida-nggraan haji dan umroh, dan adanya travel agent yang menye-diakan paket umroh dan haji yang tidak resmi atau tidak memiliki izin resmi dari Kemenag Provinsi Jambi berikut pemberitaan negatifnya sebagai berikut

Gambar 1.5 : Puluhan Travel Umrah Ilegal Sumber Jambi Ekspres (11/02/16)


(26)

9

Gambar 1.6 : Waspada, Ada Travel Umroh Ilegal sumber: Metro Jambi (11/02/2016)

Dilihat dari masalah di atas terdapat juga masalah di bidang pendidi-kan seperti kurangnya perhatian sarana pendidipendidi-kan umum yang berciri Agama. Seperti pemberitaan dari media cetak dibawah ini yaitu :

Gambar 1.7: labor MTsN Mendahara Nyaris Ambruk sumber Jambi ekspress (14/02/16)


(27)

10

Tidak hanya itu hal ini juga ditekankan oleh Kanwil Kemenag Provinsi Jambi yang akan mengikis persepsi masyarakat tentang kemenag yang tidak bersih dari gratifikasi. Berikut penuturan beliau:

“untuk mengamgkat citra kemenag yang sempat mendapat sorotan

adanya praktek koruptif, juga menekankan kepada ASN Kemenag Jambi untuk melaksanakan ZI secara nyata dan sungguh-sungguh, dan ini upaya mengikis persepsi masyarakat tentang kemenag yang tidak bersih dari gratifikasi” ( sumber: http://www.kemenag.go.id/)

dari berbagai masalah dalam ruang lingkup keagamaan maka dari itu untuk menangani pemeberitaan negatif seputar Kemenag Provinsi Jambi, salah satu cara yang dilakukan humas Kementerian Agama Provinsi Jambi yakni melakukan media relations guna menjalin dan menciptakan hubungan yang harmonis.

Dalam sektor ini, sasaran publik eksternal lah yang menjadi sasaran dalam Kemenag Provinsi Jambi, dengan maksud karena sebagai lembaga pemerintahan yang bekerja di bidang keagamaan, tentunya Kemenag Prov-insi Jambi selalu berhubungan dengan masyarakat, serta para media massa yang memberikan informasi-informasi seputar program kegiatan dan kebi-jakan-kebijakan untuk menangani kepentingan masyarakat di Provinsi Jam-bi. Media massa dalam hal ini termasuk radio, koran, hingga televisi yang di nilai mempunyai kekuatan dalam mempengaruhi opini masyarakat.

Media massa mendapat peranan penting dalam hal ini dikarenakan mampu membangkitkan kesadaran mengubah sikap, pendapat dan perilaku, mendorong tindakan dan mampu merumuskan pandangan akan dunia dengan kemampuan yang dimiliki oleh media, maka dari itu peran media di


(28)

11

ibaratkan sebagai salah satu senjata dalam ruang lingkup dunia kehumasan. Dengan menyadari kekuatan media begitu berpengaruh maka dari itu Kem-enag Provinsi Jambi menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan media massa melalui kegiatan media relations.

Maka dari itu media massa baik itu cetak dan elektronik selalu aktif dalam membangun sebuah pemberitaan yang menimpa masyarakat. Mulai dari kasus adanya travel agent untuk haji dan umroh yang tidak memiliki izin resmi. Berbagai persoalan menimpa masyarakat kita. Jumlah masyar-akat yang ingin naik haji yang bisa dikatakan cukup banyak, semakin ban-yaknya masyarakat yang ingin naik haji akan membuka peluang bagi travel agent yang tidak memiliki izin resmi dalam membuka paket haji dan umroh untuk meraup profit yang besar. Maka dari itu sering terdengar kasus jamaah terlantar.

Apabila hal ini terus berlanjut Kemenag Provinsi Jambi akan terco-reng citranya. Dalam kasus ini humas Kementerian Agama Provinsi Jambi paham akan menjalin hubungan baik dengan relasi media merupakan salah satu cara untuk meminimalisir pemberitaan negatif di media massa. Disinilah pentingnya media relations yang dirancang dan di jalankan oleh humas Kementrian Agama Provinsi Jambi. Hal inilah yang membuat pene-liti tertarik mengangkat judul penepene-litian: “Strategi Media Relations Humas Kementrian Agama Provinsi Jambi Dalam Mempertahankan Citra Positif Terhadap Publik Periode Tahun 2015-2016”


(29)

12 B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas yang menjadi latar belakang penelitian. Penulis dapat merumuskan pokok permasalahan yang yaitu “Bagaimana strategi media relations yang dilakukan oleh humas Kemenag Provinsi Jambi dalam mempertahankan citra positif terhadap publik?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan/menggambarkan sec-ara terperinci mengenai strategi media relations yang dijalankankan oleh humas Kemenag Provinsi Jambi dan strategi media relations yang dilakukan oleh humas yang mengapplikasikan dengan kegiatan-kegiatan media relations. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan pola strategi media relations yang dilakukan oleh humas Kemenag Provinsi Jambi dalam mempertahankan citra di mata publik.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua sub bagian, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.

1. Secara Teoritis

Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi sebagai salah satu acuan atau rekomendasi dalam perkembangan keilmuan di bidang ilmu komunikasi khususnya di ruang lingkup dunia public relations atau kehumasan dalam mengetahui bagaimana pola strategi media relations yang diapplikasikan oleh humas Kementrian Agama Provinsi Jambi dalam mem-pertahankan citra di mata publik.


(30)

13 2. Secara Praktis

Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebuah masukan bagi pihak Kementerian Agama Provinsi Jambi dalam divisi informasi dan hubungam masyarakat atau kepada pihak pihak yang terkait dengan masalah penelitian dijawab di dalam penelitian yang diselenggarakan.

E. KERANGKA TEORI

1. Strategi Media Relations

Salah satu aktivitas yang dijalankan di divisi informasi dan hubungan masyarakat dalam mempertahankan citra positifnya adalah dengan menggu-nakan aktivitas media relations. Menurut Frank Jeffkins (2000), media rela-tions adalah suatu usaha untuk mencari publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi Humas dalam rangka mencipta-kan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan menurut Yosal Iriantara (2005:32), Mengart-ikan Media Relations merupakan bagian dari Public Relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi.

Mengutip definisi PRSSA, Stanley J Baran (2004:361) mendefini-sikan Media Relations sebagai “the public relations professional maintain good relations with professional in the media, understrand their deadlines


(31)

14

yang dibangun dan dikembangkan dengan media untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, dan tercapainya tujuan-tujuan individu maupun organisasi/perusahaan. Fungsi media relations adalah meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan kepercayaan publik, men-ingkatkan point of selling, membantu perusahaan keluar dari komunikasi krisis, dan meningkatkan relasi dari beragam publik."

Adapun tujuan instansi atau lembaga yang menjalankan aktivitas media relations ini adalah sebagai salah satu penunjang atau pendukung dari media massa guna mencapai maksud dan tujuan tertentu dari suatu instansi. Menurut Nova (2009:210), lima sasaran dalam menjalin hubungan dengan media yang diharapkan dapat dicapai oleh humas adalah sebagai berikut : a) Memperoleh publisitas seluas mungkin tentang kegiatan serta langkah

organisasi yang dianggap baik untuk diketahui publik.

b) Memperoleh tempat dalam pemberitaan media secara objektif, wajar dan berimbang mengenai hal-hal yang menguntungkan organisasi. c) Memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan organisasi. d) Melengkapi data bagi pimpinan organisasi keperluan kebijaksanaan. e) Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi

saling percaya dan menghormati.

Kemudian dengan Melakukan program media relations, maka hubu-ngan antara instansi dan media yang yang dikelola oleh praktisi humas dengan wartawan diharapkan akan menjadi lebih baik dan positif, maka dari


(32)

15

itu manfaat media relations dapat dirasakan oleh kedua belah pihak antara praktisi humas dan wartawan. Manfaat media relations antara lain :

a) Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organ-isasi dan media massa.

b) Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghor-mati dan menghargai, kejujuran, serta kepercayaan.

c) Penyampaian/perolehan informasi yang akurat, jujur dan mampu memberikan pencerahan publik.

Setelah mengetahui pengertian, tujuan, dan manfaat dari aktivitas media relations. Kemudian menurut Iriantara (2008:80) strategi-strategi media relations dibagi menjadi tiga yaitu :

a) Mengelola Relasi. Dalam hal ini manajemen dalam membangun dan mempertahankan relasi yang baik adalah hal yang sangat penting karna manajemen ini akan menghasilkan sebuah pengaruh yang baik yaitu saling menguntungkan antara instansi dan media. Hal ini dikare-nakan antara kedua pihak yang saling membutuhkan.

b) Mengembangkan Strategi. Pola strategi sangat perlu diperhatikan oleh praktisi humas. Hal ini dapat membangun kegiatan yang akan dicapai bagi instansi sehingga tujuan dari kegiatan ataupun program yang dijalankan akan berjalan dengan sesuai target yang dimaksud. Maka dari itu pengembangan strategi akan selalu ditingkatkan sesuai dengan kapasitas bersama relations yang dibangun.


(33)

16

c) Mengembangkan Jaringan. Mengembangkan jaringan merupakan salah satu faktor terpenting dalam melakukan aktivitas media relations, dikarenakan semakin banyak dan baiknya jaringan maka itu memperluas dan mengembangkan jaringan dalam bidang kehumasan baik itu nasional hingga internasional, hal ini akan sangat membantu, mempercepat dan mempermudah kinerja humas sehingga daya caku-pan dalam publikasi pun cukup luas dan terarah.

dalam menjalankan media relations dan menjalin good relations terhadap media massa. Didalam mengelola relations humas juga menjalin hubungan dengan para wartawan dan pimpinan redaksinya. Dengan cara mengundang para wartawan dalam setiap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh instansi atau lembaga. Dalam upaya mengembangkan strategi humas harus selalu melakukan program yang baru dengan guna meningkatkan keharmonisan dengan media. Sehingga dengan pengembangan dalam relasi ini akan mempermudah dalam mendapat perhatian dari media massa, dan publik secara bersamaan.

Dalam aktivitas yang dijalankan oleh humas dalam mempublikasikan hasil dari kegiatan atau program-program divisi kehumasan sering mengada-kan kerja sama dengan pihak pers/wartawan. Yang pada dasarnya terdapat beberapa kegiatan yang menunjang aktivitas media relations dan dibagi menjadi dua yaitu penulisan dan non penulisan dan yang pertama adalah secara penulisan yaitu :


(34)

17

a) Penulisan Press Release, yaitu informasi tertulis yang dikeluarkan oleh suatu lembaga atau organisasi untuk dipublikasikan di media massa. Dengan pemuatan siaran pers, lembaga memperoleh publisitas sehubungan dengan event yang diselenggarakan atau isu yang diang-kat.

b) Penulisan Feature, yaitu penulisan karangan khas/tuturan/berita kisah yang diperoleh dari hasil reportase sendiri atau interpretasi data yang sudah tersedia. Publikasi kadang tidak cukup hanya disampaikan dalam bentuk press release sehingga perlu ditulis lebih lengkap dan rinci. Aktivitas dan misi lembaga bisa diceritakan dalam format berita kisah untuk menarik perhatian audiens media.

c) Penulisan Artikel, yaitu mengirim segala bentuk tulisan di media massa, baik opini, esai, kolom dll yang isinya sesuai dengan misi lembaga.

d) Penulisan Advertorial (pariwara), yaitu penulisan iklan tentang lemb-aga atau aktivitasnya dalam bentuk seperti berita. Biasanya organisasi yang ingin advertorialnya dimuat membeli space (halaman/durasi) dengan sejumlah nominal tertentu.

e) Penulisan Surat Pembaca yaitu kegiatan untuk menginformasikan segala sesuatu lewat forum pembaca yang disediakan ruangnya oleh media cetak, baik informasi itu berasal dari inisiatif lembaga, ataupun sebagai umpan balik (jawaban) bagi publik yang menulis tentang lembaga, aktivitas, atau misi lembaga kita. Jawaban surat pembaca


(35)

18

yang baik ditulis dengan kalimat-kalimat simpatik dan tidak emosional.

f) Penulisan Annual Report, yaitu penulisan laporan tahunan tentang aktivitas lembaga yang penting diketahui oleh stakeholder lembaga. Pengiriman laporan tahunan ke media lebih ditunjukan sebagai upaya membangun kepercayaan, pertanggung jawaban, dan relasi dengan media. Tidak ditujukan untuk dimuat. Jika ditujukan untuk pemuatan, diperlukan resume/ringkasan dalam bentuk press release.

Dan dalam kegiatan non penulisan dalam kegiatan media relations terbagi menjadi delapan yaitu :

a) Konferensi Pers, yaitu kegiatan mengundang wartawan untuk berdia-log, dengan materi yang telah disiapkan secara matang oleh penyelen-ggara, sedangkan sasaran pertemuan itu adalah pemuatan informasi di media massa dengan perantara wartawan yang diundang.

b) Press Briefing/jumpa pers rutin. Dalam kegiatan ini disampaikan informasi-informasi mengenai kegiatan Lembaga kepada pers, juga diadakan tanggapan atau pertanyaan wartawan. Bedanya dengan konferensi pers, press briefing dilakukan secara rutin, bahkan dilaku-kan untuk hal-hal kecil, sepanjang memiliki nilai berita.

c) Special Event, yang menyelenggrakan kegaiatan khusus yang melibatkan media, misalnya menjadi sponsor lomba penulisan jurnali-stik, menyelenggarakan pertandingan olahraga antar wartawan, dsb.


(36)

19

d) Wawancara, yaitu bertemuanya wartawan dan narasumber dari suatu lembaga untuk menggali informasi atau mengklarifikasi berbagai persoalan, baik menyangkut organisasi, misi, maupun aktivitas kelembagaan

e) Kunjungan ke Kantor Pers, yaitu melakukan kunjungan ke kantor media dengan tujuan untuk menjalin hubungan kerja sama, menget-ahui seluk-beluk kerja media, atau untuk menginformasikan segala sesuatu tentang organisasi, isu yang di angkat, dan aktivitas yang telah/akan di lakukan.

f) Undangan Peliputan, yaitu mengundang wartawan untuk melakukan reportase/meliput acara yang kita selenggarakan. Wartawan diharap-kan melihat langsung kegiatan yang berlangsung. Biasanya lembaga mengirim undangan peliputan untuk media-media yang jarang/tidak bersedia memuat press release

g) Press Luncheon, yaitu pejabat humas mengadakan jamuan makan siang bagi para wakil media massa/wartawan, sehingga pada kesemp-atan ini pihak pers bisa bertemu dengan top manajemen lembaga guna mendengarkan perkembangan perusahaan/lembaga tersebut.

h) Press Tour, yaitu mengajak kalangan wartawan berkunjung ke suatu lokasi, baik yang berada di lingkungannya, maupun ke tempat atau lokasi yang memiliki kaitan dengan kiprah lembaga tersebut, misalnya desa binaan Lembaga dsb


(37)

20

Dari bentuk bentuk kegiatan media relations ini penulis dapat menyimpulkan untuk penelitian ini menggunakan kegiatan media relations baik itu dalam penulisan dan non penulisan seperti Penulisan Press Release, Penulisan Feature, penulisan artikel, advertorial, Penulisan Surat Pembaca, Penulisan Annual Report, dan kegiatan non penulisan seperti, Konferensi Pers, Press Briefing, Special Event, Wawancara, Kunjungan ke Kantor Pers, Undangan Peliputan, Press Luncheon, Press Tour.

1.1 Dimensi Teknis Dalam Media Relation

Salah satu hal yang berkaitan dengan media relations adalah publisi-tas, menurut Lesly (1992: 6), publisitas adalah “penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media tertentu untuk kepentingan tertentu dari organisasi dan perorangan tanpa

pembay-aran tertentu pada media”. Sedangkan menurut Cutlip dan Center publisitas adalah penyebaran informasi secara sistematis tentang lembaga /perorangan. Publisitas dikategorikan menjadi tiga kelompok. Pertama, kegiatan PR yang berkesinambungan. Kedua, kegiatan jangka pendek yang direncanakan sebelumnya. Ketiga, kegiatan jangka pendek untuk peristiwa yang tak terduga atau biasa dinamakan juga manajemen krisis.

Sedangkan yang termasuk ke dalam kegiatan jangka pendek ter-encana adalah, siaran pers, konferensi pers, penyelenggaraan kegiatan, acara peringatan atau upacara pembukaan, pengumuman, seminar untuk pers, hasil penelitian pasar. Adapun yang termasuk jangka pendek untuk


(38)

perist-21

iwa yang tak terduga mecakup menangani publisitas negative, Wawancara dengan media massa

Apa yang diuraikan tersebut sebenarnya menunjukkan begitu bany-aknya materi publisitas oleh organisasi. Hal tersebut merupakan bagian dari kegiatan media relations yang membutuhkan daya kreatifitas yang tinggi oleh seorang humas, sehingga nilai publisitas tersebut meninggi. Salah satu kunci untuk publisitas adalah nilai berita (news value). Nilai berita tersebut menjadi acuan dalam merancang kegiatan yang dilakukan organisasi supaya mendapatkan perhatian media massa.

1.2 Arus Komunikasi Dalam Media Relations

Gambaran arus komunikasi dalam aktivitas media relations sebagai berikut :

Gambar 1.8. Arus Komunikasi Dalam Media Relations

Sumber: (iriantara,2005:32)

Gambar di atas menjelaskan bahwa organisasi menyampaikan informasi, aktivitas, ataupun program dan kebijakan melalui media massa dan kemudian media massa menyalurkan ke publik, sedangkan publik bisa

Media


(39)

22

menyampaikan asipirasi, harapan dan keinginan atau informasi terkait melalui media massa menuju organisasi.

Namun publik juga bisa menyampaikan secara langsung melalui wadah yang di buat oleh organisasi untuk menerima aspirasi ataupun info-rmasi secara langsung. Praktisi humas memberikan layanan infoinfo-rmasi kepada masyarakat melalui media massa maupun penyampaiannya juga bisa melalui pegawai yang ada di divisi informasi dan hubungan masyarakat dan kemudian akan di tindak lanjuti.

1.3 Hubungan Pers Atau Hubungan Media

Frank Jefkin (2004:116) menjelaskan Hubungan pers atau disebut juga hubungan media adalah usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka men-ciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Hubungan pers tidak hanya terkait dengan media cetak (surat kabar), melainkan juga semua bentuk media lainnya, sep-erti radio dan televisi.

Tujuan pokok diadakannya hubungan pers yaitu menciptakan pengeta-huan dan pemahaman, bukan semata-mata untuk menyebarkan suatu pesan

sesuai dengan keinginan perusahaan atau klien demi mendapatkan “citra yang lebih baik daripada aslinya di mata umum”.

Pada praktisi humas harus menyediakan dari materi yang berupa foto-foto kegiatan,siaran berita yang up to date setiap harinya. Dan juga para wartawan juga diberikan wadah yang baik apabila ingin mencari suatu


(40)

kebe-23

naran atau fakta dari ruang lingkup di lingkungan suatu lembaga atau inst-ansi dan disambut baik apabila wartawan hendak meliput hal ini lah yang membuat hubungan yang harmonis antara instansi dengan wartawan yang dilandasi dengan keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan saling menghor-mati dan menghargai.

1.4 Bentuk Penyampaian Berita Dan Informasi

Bagi praktisi humas harus selalu memperhatikan bagaimana bentuk penyampaian berita dan informasi yang jelas dan dapat dimengerti dengan mudah oleh sasaran (masyarakat). Karena hal ini akan membentuk persepsi masyarakat yang posisif terhadap sebuah instansi atau lembaga.

Bentuk karya tulis dari seorang praktisi humas untuk penyampaian informasi sebagai berikut :

a) News Release Berita yang dibuat oleh praktisi humas yang biasanya digunakan untuk membuat berita untuk menluncurkan produk baru, memaparkan perubahan perusahaan, pendapatan perusahaan, dan menjelaskan event yang akan dilaksanakan perusahaan. Model penulisan news release menggunakan piramida terbalik.

b) Backgrounders Latar atau backgrounders adalah informasi dasar yang memuat uraian penopang bagi tulisan wartawan, berisi uraian singkat tentang perusahaan, karyawan, investor, visi dan misi perusahaan dan lainnya.

c) Iklan Layanan Masyarakat Iklan layanan masyarakat adaalah pesan yang ingin disampaikan untuk membagikan kesadaran atau


(41)

keped-24

ulian masyarakat terhadap sejumlah masyarakat terhadap sejumlah masalah yang mereka hadapi, terutama kondisi mengancam keserasian atau kehidupan umum.

d) Corporate Advertising Pekerjaan humas juga berkaitan dengan penulisan iklan perusahaan. Iklan perusahaan diperlukan untuk meny-ambut peresmian pabrik baru, perluasan usaha, hari ulang tahun perus-ahaan, hari-hari resmi nasional, atau ditujukan pada kegiatankegiatan strategis yang menimbulkan citra perusahaan.

e) Artikel dan Editorial Praktisi humas perlu menulis iklan dan editorial dalam majalah atau koran internal perusahaan.

f) Publikasi Ringan Yang dimaksud dengan publikasi ringan adalah brosur, pamflet, flyer dan alat-alat pemasaran langsung lainnya untuk membantu kampanye pemasaran.

g) Company Profile dan Annual Report Lebih banyak menampil-kan aspek historial perusahaan, sedangkan annual report bertujuan untuk menyampaikan perusahaan terhadap khalayak perusahaan.

h) Pidato dan Presentasi Meskipun pidato-pidato pemimpin sering dibuat oleh staf ahli atau corporate secretary, praktisi humas juga memiliki peran yang sangat penting. Metode yang digunakan adalah metode interpersonal untuk merangsang perhatian dan citra.

Dari ke delapan bentuk penyampaian berita dan informasi yang dipaparkan hal inilah yang membentuk baik atau buruknya persepsi masyarakat hal ini juga tidak jauh dari penggunaan media dikarenakan


(42)

25

Media sebagai alat penyalur ide dalam rangka merebut pengaruh dalam masyarakat, sebab lain media massa dapat menjangkau jumlah besar kha-layak, media juga mempunyai fungsi sosial dan kompleks.

Dengan menggunakan media semua informasi yang dimiliki perusah-aan lembaga dapat tersebar luas ke seluruh lapisan masyarakat secara seren-tak dan serempak pada saat bersamaan. Adapun media yang digunakan dal-am pers (surat kabar), radio, film dan televisi.

Sedangkan menurut Rosady Ruslan (2002:4), firsan nova, dalam bukunya crisis public relations atau yang lebih dikenal dengan bauran PR adalah sebagai berikut:

a) Publications Setiap fungsi dan tugas Public Relations atau Humas adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik. Dalam hal ini tugas humas adalah menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama dengan pers/wartawan dengan tujuan menguntun-gkan citra lemba-ga/organisasi yang diwakilinya.

b) Event Merancang sebuah event atau program acara yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan perusah-aan, mendekat-kan diri ke publik, dan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi opini publik.

c) News (Menciptakan Berita) berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter, bulletin, dan lain lain. Untuk itulah seorang


(43)

26

PR harus mempunyai kemampuan menulis untuk menciptakan publisitas.

d) Community involvement (kepedulian pada komunitas) Keterlibatan tugas sehari-hari seorang PR adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu guna menjaga hubungan baik (community relations / human relations) dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya.

e) Inform or image (memberitahukan atau meraih citra) Ada dua fungsi utama dari public relations, yaitu memberikan informasi kepada publik, atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat mempero-leh tanggapan berupa citra positif.

f) Lobbying and negotiation Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang PR. Tujuan lobi adalah untuk mencapai kesepakatan (deal) atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.

g) Social Responsibility (tanggung jawab sosial) Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas Public Relations menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Hal ini akan meningkatkan citra perusahaan di mata publik.


(44)

27 2. Pembentukan Citra

Menurut Frank Jefkins dalam Soemirat dan Elvinaro Ardianto (2007:-114), citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.

Frank Jefkins dalam Soemirat dan Elvinaro Ardianto (2007:117), membagi citra dalam beberapa jenis, antara lain :

a) The mirror image (cerminan citra), yaitu bagaimana dugaan (citra) manjemen terhadap public eksternal dalam melihat perusahaannya.

b) The current image (citra masih hangat), yaitu citra yang terdapat pada publik eksternal, yang berdasarkan pengalaman atau menyangkut miskinnya informasi dan pemahanman publik. eksternal. Citra ini bisa saja bertentangan dengan mirror image.

c) The wish image (citra yang diinginkan), yaitu manajemen mengingi-nkan pencapaian prestasi tertentu. Citra ini diaplikasikan untuk sesuatu yang baru sebelum public eksternal memperoleh informasi secara lengkap.

d) The multiple image (citra yang berlapis), yaitu sejumlah individu, kantor cabang atau perwakilan perusahaan lainnya dapat membentuk citra tertentu yang belum tentu sesuai dengan keserAgaman citra seluruh organisasi atau perusahaan.

2.1 Mempertahankan Citra Melalui Media Relations

Menurut Yosal Iriantara (2005:155) adalah media relations meru-pakan bagian dari Public relations eksternal yang membina dan


(45)

menge-28

mbangkan hubungan baik dengan media massa sebagai saranan komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi.

Salah satu upaya instansi dalam mencapai publikasi yang berunsur positif dalam mempertahankan citra positif terhadap publik yaitu dengan cara menjalin good relations terhadap wartawan/pers maupun pimpinan redaksi dari media massa tersebut dengan alasan karena media massa adalah satu kekuatan dari aktivitas praktisi humas dalam mempertahankan citra terhadap publik dimana pemberitaan yang dibuat oleh wartawan dan di publikasikan ke khalayak dapat mempengaruhi persepsi dari masyarakat itu sendiri.

Dengan demikian, media relations bisa diartikan, “merupakan bagian dari aktivitas humas eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dan publiknya, untuk mencapai tujuan organisasi. Karena watak komunikasi humas adalah dua arah, maka praktik media relations pun bukan hanya mengkomunikasikan ke luar organisasi melainkan juga menjadi komunikan yang baik dari apa yang dikomunikasikan dari luar organisasi

3. Penelitian Terdahulu

Pada dasarnya penelitian ini serupa dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian pertama dilakukan oleh Rahnilawati (20090530113)


(46)

29

Yogyakarta 2011-2012 dengan studi kasus yaitu. Aktivitas Media Relations Humas dalam mensosialisasikan program dan kebijakan Polda DIY pasca disahkannya UU No 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik periode 2012-2014 dan hasil penelitian nya yaitu berupa pihak humas Polda DIY dan wartawan sepakat bahwa dengan diterapkan nya keterbukaan akses informasi sesuai dengan UU No.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi publik menjadi pendukung utama dalam pelaksanaan media relations di Polda DIY.

Pembeda dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini yaitu fokus objek yang diteliti dengan meneliti pada bagian aktivitas media relations dari humas polda DIY sedangkan yang diteliti oleh peneliti saat ini yaitu mengenai strategi media relations humas kantor Kementerian Agama Provinsi Jambi dalam mempertahankan citra terhadap publik dengan menggunakan kegiatan media relations dan kegiatan yang dominan adalah melalui publikasi peliputan kegiatan Kanwil Kemenag Provinsi Jambi dan Advertorial yang publikasikan melalui di media cetak.

Penelitian kedua yaitu dilakukan oleh mahasiswa Universitas

Pemba-ngunan Nasional “Veteran” Jakarta yang bernama Ade Irwanto (206612083)

dengan judul “strategi media relations pusat humas Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dalam mempertahankan citra” faktor pembeda dari penelitian ini adalah objek penelitiannya yaitu kantor Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, dengan hasil penelitiannya yaitu dalam melakukan strategi mengelola relasi yaitu sering melakukan kegiatan coffee


(47)

30

morning dengan redaksi,kemudian malukakan media briefing mingguan oleh Eselon I dan bulanan oleh menteri sedangkan penelitian yang dilak-ukan oleh peneliti objeknya yaitu kantor Kementrian Agama Provinsi Jambi dengan menggunakan strategi media relations dengan ruang lingkup khalayak eksternal wilayah Provinsi Jambi dan kemudian peneliti menampilkan anggaran dalam ruang lingkup aktivitas media relations dari humas kementerian provinsi jambi untuk di analisis lebih lanjut.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah baik itu berupa data primer maupun data sekunder yang kemudian digunakan untuk karya ilmiah dan kemudian di analisis sesuai dengan pokok permasalahan dan juga harus tetap dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri sehingga akan mendapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh. Tujuan dari penelitian ini adalah sesuatu yang sangat penting dalam melakukan penelitian, objek penelitian adalah target untuk memperoleh data yang sesuai.

Husein Umar (2005:303), metode-metode penelitian untuk Tesis dan tesis mendefinisikan objek studi sebagai berikut: "objek penelitian men-jelaskan tentang apa dan siapa yang objek penelitian. Juga mana dan Kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan ke hal-hal lain jika dipandang perlu ".


(48)

31

Menurut I Made Wirartha (2006:68), metode penelitian adalah sebagai berikut : “Suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau mempersoalkan cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah.” Berdasarkan rumusan tujuan sebelumnya, penelitian ini termasuk Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini mengguna-kan metode deskriptif, yaitu yang mengungkapmengguna-kan gambaran masalah yang terjadi pada saat penelitian ini berlangsung.

Adapun pengertian dari metode deskriptif menurut Moh. Nazir (2005:

54) adalah : “Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemi-kiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”

Peneliti kualitatif ini adalah instrument utama dalam pengumpulan data dan analisis, peneliti kualitatif dalam hal ini melibatkan lapangan. Secara fisik peneliti mendatangi orang-orang, lokasi, atau instansi untuk mengamati perilaku dalam latar belakang alamiahnya. Penulis memilih jenis penelitian kualitatif karena pendekatan kualitatif ini membahas secara spesifik untuk lebih mengetahui fenomena-fenomena, seperti opini dan perilaku relasi media tentang strategi dan aktivitas media relations yang di programkan di Kementerian Agama Provinsi Jambi.

Sesuai dengan pengertian di atas bahwa analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini lebih berfokus terhadap penjelasan tentang


(49)

32

strategi apa yang digunakan oleh humas Kementerian Agama Provinsi Jambi dalam melaksanakan kegiatan media relations guna mempertahan-kan citranya terhadap publik.

2. Waktu Dan Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan januari sampai juli 2016, prosedur penelitian nya yaitu di kantor Kementerian Agama Provinsi Jambi bagian informasi dan hubungan masyarakat yang beralamat di. JL.Jend.A.Yani No 13 Telanaipura Jambi

3. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah humas kantor Kementerian Agama Provinsi Jambi karena dalam penelitian ini memfokuskan diri pada aktivitas media relations di bagian humas Kementrian Agama Provinsi Jambi dalam mempertahankan citra positif terhadap publik.

4. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Bungin (2001:129), teknik pengumpulan data merupakan suatu bagian instrument pengeumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Berhubungan dengan pernyataan diatas Sugiyono (2005:3) menambahkan bahwa peneltian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu pengumpulan data yang tidak dipadu oleh teori namun fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian berlangsung dilapangan. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut.


(50)

33 a. Data Primer

Data primer adalah data yang di dapatkan secara langsung dari sumbernya.data tersebut kemudian dicatat dan diamati untuk perta-ma kalinya oleh peneliti. Data primer tersebut adalah berupa infor-masi-informasi penelitian yang diperoleh secara langsung oleh pen-eliti dengan hasil observasi penpen-elitian lapangan. Untuk teknik peng-umpulan data-data primer peneliti menggunakan metode sebagai berikut:

1. Wawancara Mendalam (depth interview)

Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawa-ncara mendalam. Wawawawa-ncara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa meng-gunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).

Wawancara dilakukan peneliti agar memperoleh informasi selengkap-lengkapnya dan akurat mengenai aktivitas strategi media relations humas Kementerian Agama Provinsi Jambi dalam mempert-ahankan citra positif terhadap publik. Untuk melakukan wawancara


(51)

34

penulis menggunakan teknik key informan yang penulis tentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang mendukung.

Dalam menentukan key informan peneliti menggunakan teknik purposive, yaitu teknik pemilihan berdasarkan karateristik tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan pelaksanaan aktivitas kegiatan media relations yang dijalankan oleh humas Kementerian Agama Provinsi Jambi. Sehingga penulis memilih key informan ber-dasarkan karakteristik yang sesuai dengan tujuan penelitian atau yang dianggap mempunyai informasi yang relevan dengan masalah pokok penelitian. Key informan dalam penelitian penulis yaitu : a) Kasubbag informasi dan hubungan masyarakat bapak Wahyudi

Abdul Wahab,S.Ag,M.Fil.I. Selain menjabat sebagai kepala bidang bagian informasi dan hubungan masyarakat beliau adalah yang memberikan perintah dan wewenang untuk informasi yang diberikan.

b) Paspihani,S.Sos staf sub penyusun bahan siaran dan pemb-eritaan. Narasumber ini dipilih karena bertanggung jawab dan berhubungan dengan kegiatan media relations yaitu penyusun bahan siaran dan pemberitaan.

c) Wartawan yang menjadi relasi media di Kementerian Agama Provinsi Jambi, wartawan yang menjadi narasumber dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yang masing-masing berasal dari beberapa media massa.


(52)

35 2. Observasi

Peneliti menggunakan teknik observasi dalam mengumpulkan data tentang keadaan ataupun kegiatan yang dilakukan oleh objek penelitian. Teknik observasi ini yang dilakukan peneliti sama dengan penjabaran menurut Patton (1990: 201 dalam Poerwandari, 1998: 63) menegaskan observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apalagi penelitian dengan pendekatan kualitatif.

Agar memberikan data yang akurat dan bermanfaat, observasi sebagai metode ilmiah harus dilakukan oleh peneliti yang sudah melewati latihan-latihan yang memadai, serta telah mengadakan Per-siapan yang teliti dan lengkap. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini untuk melihat secara langsung seperti yang dikemuka-kan oleh Yin (2006:113) mengenai aktivitas strategi media relations humas Kementrian Agama Provinsi Jambi dalam mempertahankan citra terhadap publik.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literature-litera-ture kepustakaan dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pen-elitian.

1. Dokumen

Pengumpulan data dan teori yang relevan dalam penelitian ini menggunakan bahan-bahan tertulis. Sumber bukti yang dijadikan focus pada pengumpulan data adalah surat-surat, memorandum,


(53)

peng-36

umuman resmi, tertulis, dokumen administrative, dokumen internal, evaluasi-evaluasi resmi, kliping-kliping, dan artikel-artikel lain seperti yang dikemukakan oleh Yin (2006:101-102). Selain perihal diatas data dan teori didapatkan dari sumber buku dan jurnal. Pengumpulan data berupa dokumen dalam penelitian ini berhubungan dengan aktivitas strategi media relations humas Kementerian Agama dalam mempertahankan citra terhadap publik.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan sebagai penyerdehanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah di baca dan diinterprestasikan. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif dalam hal ini dilakukan empat tahap Pertama, membuat dan melakukan wawancara dengan narasumber serta me-ngumpulkan data dari hasil pengamatan observasi, dan studi pustaka. Kedua, mengelompokkan data berdasarkan wawancara dan observasi dihub-ugkan dengan masalah pokok dan tujuan penelitian. Ketiga, menganalisis strategi media relations yang dijalankan, serta membuat kesimpulan.

6. Uji Validitas Data

Uji validitas penelitian ini adalah menggunakan triangulansi. Triangu-lansi data berusaha untuk mengecek kebenaran data tertentu dengan data yang diperoleh dari sumber lain. Menurut (Moloeng, 2004:330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian.


(54)

37

Sedangkan triangulansi yang digunakan oleh peneliti adalah triangu-lansi sumber data. Menurut Patton (1987:331) triangutriangu-lansi sumber data berarti membandingkan dan mengecek balik derajat suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dala metode kualitatif. Adapun untuk mencapainya adalah sebagai berikut :

a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara b) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakan secara pribadi.

c) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.

e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Pada penelitian ini hanya satu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur keabsahan data yaitu dengan mengamati data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan.


(55)

38 G. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini sistematika penulisan dibuat sesuai dengan dasar dan tahap-tahap pada umumnya yang dilalui oleh seorang peneliti dengan guna mempermudah dalam penyusunan skripsi. Penulis membuat kerangka sistematika penulisannya yang terbagi menjadi 5 bab sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Didalam bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, kerangka teori yang berh-ubungan sesuai dengan konsep penelitian ini, metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB 2 : Gambaran Objek Penelitian

Pada bab ini berisi tentang gambaran dan profil umum objek penelitian yaitu Kementrian Agama Provinsi Jambi khususnya di di bagian divisi informasi dan hubungan masyarakat, mengenai sejarah, nilai-nilai, visi dan misi berserta profil dan struktur organisasi yang dilanjutkan dengan profil humas di Kemenag Provinsi Jambi.

BAB 3 : Penyajian dan Analisis Data

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai strategi media relations humas di Kementrian Agama Provinsi Jambi. Yang menitik beratkan pada strategi media relations guna mempertahankan citra positif terhadap publik. Bab ini juga akan memaparkan bahasan dari hasil penelitian serta analisis berdasarkan teori-teori yang


(56)

39

disampaikan di Bab I dan dipadukan dengan hasil keseluruhan data penelitian.

BAB 4 : Penutup

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran.


(57)

1

BAB II

GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Kementerian Agama Provinsi Jambi

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Hal tersebut tercermin baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan bernegara. Di lingkungan masyarakat terlihat terus meningkat kesemarakan dan kekhidmatan kegiatan keagamaan baik dalam bentuk ritual, maupun dalam bentuk sosial keagamaan. Semangat keagamaan tersebut, tercermin pula dalam kehidupan bernegara yang dapat dijumpai dalam dokumen-dokumen kenegaraan tentang falsafah negara Pancasila, UUD 1945, GBHN, dan buku Repelita serta memberi jiwa dan warna pada pidato-pidato kenegaraan.

Dalam pelaksanaan pembangunan nasional semangat keagamaan tersebut menjadi lebih kuat dengan ditetapkannya asas keimanan dan keta-qwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa sebagai salah satu asas pembangun-an. Hal ini berarti bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional di jiwai, digerakan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terha-dap Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual, moral dan etik pembangunan.

Secara historis benang merah nafas keagamaan tersebut dapat ditelusuri sejak abad V Masehi, dengan berdirinya kerajaan Kutai yang bercorak Hindu di Kalimantan melekat pada kerajaan-kerajaan di pulau


(58)

2

Jawa, antara lain kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat, dan kerajaan Purnawarman di Jawa Tengah.

Pada abad VIII corak agama Budha menjadi salah satu ciri kerajaan Sriwijaya yang pengaruhnya cukup luas sampai ke Sri Lanka, Thailand dan India. Pada masa Kerajaan Sriwijaya, candi Borobudur dibangun sebagai lambang kejayaan agama Budha. Pemerintah kerajaan Sriwijaya juga membangun sekolah tinggi agama Budha di Palembang yang menjadi pusat studi agama Budha se-Asia Tenggara pada masa itu. Bahkan beberapa siswa dari Tiongkok yang ingin memperdalam agama Budha lebih dahulu beberapa tahun membekali pengetahuan awal di Palembang sebelum melanjutkannya ke India.

Menurut salah satu sumber Islam mulai memasuki Indonesia sejak abad VII melalui para pedagang Arab yang telah lama berhubungan dagang dengan kepulauan Indonesia tidak lama setelah Islam berkembang di jazirah Arab. Agama Islam tersiar secara hampir merata di seluruh kepulauan nusantara seiring dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam seperti Perlak dan Samudera Pasai di Aceh, kerajaan Demak, Pajang dan Mataram di Jawa Tengah, kerajaan Cirebon dan Banten di Jawa Barat, kerajaan Goa di Sulawesi Selatan, kerajaan Tidore dan Ternate di Maluku, kerajaan Banjar di Kalimantan, dan lain-lain.

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajahan Belanda banyak raja dan kalangan bangsawan yang bangkit menentang penjajah. Mereka tercatat sebagai pahlawan bangsa, seperti Sultan Iskandar


(59)

3

Muda, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Panglima Polim, Sultan Agung Mataram, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Sultan Agung Tirtayasa, Sultan Hasanuddin, Sultan Goa, Sultan Ternate, Pangeran Antasari, dan lain-lain.Pola pemerintahan kerajaan-kerajaan tersebut diatas pada umumnya selalu memiliki dan melaksan-akan fungsi sebagai berikut:

Fungsi pemerintahan umum, hal ini tercermin pada gelar “Sampean Dalem Hingkang Sinuhun” sebagai pelaksana fungsi pemerintahan umum.

Fungsi pemi-mpin keagamaan tercermin pada gelar “Sayidin Panatagama

Kalifatulah.”Fungsi keamanan dan pertahanan, tercermin dalam gelar raja

“Senopati Hing Ngalogo.” Pada masa penjajahan Belanda sejak abad XVI

sampai pertengahan abad XX pemerintahan Hindia Belanda juga “menga

-tur” pelayanan kehidupan beragama.

Tentu saja pelayanan keagamaan tersebut tak terlepas dari kepenti-ngan strategi kolonialisme Belanda. Dr.C. Snuck Hurgronye, seorang

penasehat pemerintah Hindia Belanda dalam bukunya “Nederland en de Islam” (Brill, Lei-den 1911) menyarankan sebagai berikut:“Sesungguhnya menurut prinsip yang tepat, campur tangan pemerintah dalam bidang agama adalah salah, namun jangan dilupakan bahwa dalam sistem tata negara Islam terdapat sejumlah permasala-han yang tidak dapat dipisahkan hubungannya dengan agama yang bagi suatu pemerintahan yang baik, sama sekali tidak boleh lalai untuk mengaturnya.

Pokok-pokok kebijaksanaan pemerintah Hindia Belanda di bidang agama adalah sebagai berikut: Bagi golongan Nasrani dijamin hak hidup


(60)

4

dan kedaulatan organisasi agama dan gereja, tetapi harus ada izin bagi guru agama, pendeta dan petugas misi/zending dalam melakukan pekerjaan di suatu daerah tertentu. Bagi penduduk pribumi yang tidak memeluk agama Nasrani, semua urusan agama diserahkan pelaksanaan dan perigawasannya kepada para raja, bupati dan kepala bumi putera lainnya. Berdasarkan kebijaksanaan tersebut, pelaksanaannya secara teknis dikoordinasikan oleh beberapa instansi di pusat yaitu:

Soal peribadatan umum, terutama bagi golongan Nasrani menjadi wewenang Departement van Onderwijs en Eeredienst (Departemen Peng-ajaran dan Ibadah). Soal pengangkatan pejabat agama penduduk pribumi, soal perkawinan, kemasjidan, haji, dan lain lain, menjadi urusan Departe-ment van Binnenlandsch Bestuur (Departemen Dalam Negeri). Soal Mahka-mah Islam Tinggi atau Hofd voor Islamietische Zaken menjadi wewenang Departement van Justitie (Depar-temen Kehakiman). Pada masa penjajahan Jepang kondisi tersebut pada dasarnya tidak berubah. Pemerintah Jepang membentuk Shumubu, yaitu kantor agama pusat yang berfungsi sama dengan Kantor voor Islamietische Zaken dan mendirikan Shumuka, kantor agama karesidenan, dengan menempatkan tokoh pergerakan Islam sebagai pemimpin kantor.

Penempatan tokoh pergerakan Islam tersebut merupakan strategi Jepang untuk menarik simpati umat Islam agar mendukung cita-cita persemakmuran Asia Raya di bawah pimpinan Dai Nippon. Secara filosofis, sosio politis dan historis agama bagi bangsa Indonesia sudah berurat dan


(61)

5

berakar dalam kehidupan bangsa. Itulah sebabnya para tokoh dan pemuka agama selalu tampil sebagai pelopor pergerakan dan perjuangan kemerd-ekaan baik melalui partai politik maupun sarana lainnya. Perjuangan gerakan kemerdekaan tersebut melalui jalan yang panjang sejak jaman kolonial Belanda sampai kalahnya Jepang pada Perang Dunia ke II. Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Pada masa kemerdekaan kedudukan agama menjadi lebih kokoh dengan ditetapkannya Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara dan UUD 1945. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang diakui sebagai sumber dari sila-sila lainnya mencerminkan karakter bangsa Indonesia yang sangat religius dan sekaligus memberi makna rohaniah terhadap kemajuankemajuan yang akan dicapai. Berdirinya Departemen Agama pada 3 Januari 1946, sekitar lima bulan setelah proklamasi kemerdekaan kecuali berakar dari sifat dasar dan karakteristik bangsa Indonesia tersebut di atas juga sekaligus sebagai realisasi dan penjabaran ideologi Pancasila dan UUD 1945.Ketentuan juridis tentang agama tertuang dalam UUD 1945 BAB E pasal 29 tentang Agama ayat 1, dan 2.

Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara menja-min kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Dengan demikian agama telah menjadi bagian dari sistem kenegaraan sebagai hasil konsensus nasional dan konvensi dalam_praktek kenegaraan Republik Indonesia yang berdasarkan Panca-sila dan UUD 1945.


(62)

6

Kemudian melihat perkembangan Kementerian Agama Provinsi Jambi dan dimulai pada tahun 1973 dibawah pimpinan K.H Muktar Rasyid sampai pada tahun 1976. Dan kemudian mengalami pergantian kepemimpan Kemenag Provinsi Jambi dari tahun 1977 sampai 1981 dengan pimpinan Drs. H. Munir, SA. Setelah itu pada tahun 1982 sampai 1987 Kemenag Provinsi Jambi dipimpin oleh Drs. H. Bahtiar ilyas kemudian pada tahun 1987 sampai 1990 kepemimpinan Kementerian Agama Provinsi Jambi dipimpin oleh Drs. H. Musta’in. perubahan kepemimpinan selanjutnya yaitu pada tahun 1990 sampai 1997 oleh Drs. H. Saleh Bina, setelah itu pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2002 Kementerian Agama Provinsi Jambi dipimpin oleh Drs. H. Rafi’i salim, selanjutnya di tahun 2002 sampai dengan 2006 kepala Kementerian Agama Provinsi Jambi diketuai oleh Drs. H.M. Idris saleh, setelah itu pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 kepala kantor Kemenag Provinsi Jambi diketuai oleh Drs. H. Abdul kadir Husein, M.Pd.I, dan pada tahun 2012 mengalami pergantian dengan periode waktu yang singkat, pada tahun 2012 ini ketua kantor Kemenag Provinsi Jambi dipimpin oleh DR. H.Marwazi dan ditengah tahun 2012 pergantian kepala kantor Kemenag Provinsi Jambi diganti oleh Drs. H. Mahbub Daryanto,M.Pd.I periode waktu 2012 sampai dengan 6 januari 2015. Setelah itu mengalami pergantian kepemimpian Kementerian Agama Provinsi Jambi pada tahun 2015 sampai dengan sekarang dibawah pimpinan Drs. H.M Thahir M.HI.


(63)

7

Data dari sejarah Kementerian Agama Provinsi Jambi ini bersumber dari website, dan dokumen humas Kemenag Provinsi Jambi tahun 2016. Berikut tampilan website resmi Kemenag Provinsi Jambi

Gambar 2.1: Tampilan Website resmi Kemenag Prov.Jambi (Sumber: Dokumen Kemenag Provinsi Jambi)

B. Visi Misi Kementerian Agama Provinsi Jambi 1. Visi

Terwujudnya masyarakat Jambi yang taat beragama, rukun, cerdas, dan sejahtera lahir batin dalam berkepribadian berlandaskan gotong royong.

2. Misi

a) Meningkatkan pemahaman Kehidupan Beragama.

b) Memantapkan Kerukunan intra dan antar Umat Beragama. c) Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata dan

berkualitas.

d) Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan.


(64)

8

e) Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang berkualitas dan akuntabel.

f) Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum berciri agama, pendidikan agama pada satuan pendidikan umum, dan pendidikan keagamaan.

g) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel dan terpercaya.

(sumber:Humas Kemenag Provinsi Jambi)

C. Makna Logo Kementerian Agama Provinsi Jambi

1. Isi lambang Kementerian Agama adalah :

a) Bintang terletak di ujung pertemuan tangkai padi dan kapas. b) Tangkai kapas dan padi yang melingkar terdapat 17 kuntum

bunga kapas dan 45 butir padi.

c) Delapan baris tulisan pada dua permukaan lembaran kitab suci. d) Kitab suci di atas alas terletak di tengah-tengah lambang.


(65)

9

e) Semboyan “Ikhlas Beramal” ditulis dalam pita di bawah kitab suci.

2. Warna Lambang Kementerian Agama : a) Dasar berwarna hijau tua

b) Bintang berwarna kuning emas c) Bunga kapas berwarna hijau putih

d) Delapan baris tulisan dalam kitab suci berwarna hitam e) Padi berwarna kuning emas

f) Kitab suci berwarna kuning emas g) Alas kitab suci berwarna hitam

h) Kalimat “Ikhlas Beramal” berwarna hitam

i) Pita berwarna hitam (ganti putih, KMA No. 43/1982) j) Perisai segi lima sama sisi berwarna kuning

3. Makna warna-warni dalam Lambang

a) Bintang bersudut lima yang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila, bermakna bahwa karyawan

Kementerian Agama selalu menta’ati dan menjunjung tinggi

norma-norma agama dalam melaksanakan tugas pemerintahan dalam Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. b) 17 kuntum bunga kapas, 8 butir tulisan dalam kitab suci dan 45

butir padi bermakna Proklamasi Kemerdekaan Negara Indonesia. Menunjukkan kebulatan tekad para Karyawan Kementerian Agama untuk membela Kemerdekaan Negara


(66)

10

Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

c) Butiran padi dan kapas yang melingkar berbentuk bulatan bermana bahwa Karyawan Kementerian Agama mengemban tugas untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, dan merata.

d) Kitab suci bermakna bahwa pedoman hidup dan kehidupan yang serasi antara kebahagiaan duniawi dan ukhrowi, materiil, dan spirituil dengan ridho Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa.

e) Alas kitab suci bermakna bahwa pedoman hidup dan kehidupan harus ditempatkan pada proporsi yang sebenarnya sesuai dengan potensi dinamis dari kitab suci.

f) Kalimat “Ikhlas Beramal” bermakna bahwa Karyawan

Kementerian Agama dalam mengabdi kepada masyarakat dan Negara berlandaskan niat beribadah dengan tulus dan ikhlas. g) Perisai yang berbentuk segi lima sama sisi dimaksudkan bahwa

kerukunan hidup antar umat beragama di negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dilindungi sepenuhnya sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945.

h) Kelengkapan makna lambang Kementerian Agama melukiskan

Motto : “Dengan iman yang teguh dan hati yang suci serta menghayati dan mengamalkan Pancasila yang merupakan tuntutan dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat


(67)

11

dan bernegara, Karyawan Kementerian Agama bertekad bahwa mengabdi kepada Negara adalah ibadah.

D. Struktur Organisasi Kementerian Agama Provinsi Jambi

Dalam rangka melaksanakan tugas di instansi, sangat diperlukan adanya struktur organisasi. Struktur organisasi adalah kerangka dan susunan perwujudan pola hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian, dan orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas, wewena-ng dan tawewena-ngguwewena-ng jawab yawewena-ng berbeda beda dalam suatu instansi atau organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur sentralisasi kerja atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan kerja melalui bagan isasi akan terlihat jelas bagaimana informasi mengalir dari satuan organ-isasi ke satuan organorgan-isasi lainnya, juga memberikan petunjuk petunjuk tentang pembagian tugas, luasnya rentangan kekuasaan/kendali, wewen-ang dan twewen-anggung jawab.

Oleh karenanya setiap karyawan harus muthlak untuk memahami struktur organisasi di tempat kerja. Melihat struktur organisasi di kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi, dapat dilihat bahwa struktur organisasi yang digunakan adalah bentuk organisasi garis (line), pelimpahan tanggung jawab dan pendelegasian tugas disusun dalam 10 aliran kerja yang teratur dari level paling atas hingga pada tingkat karyawan. Berikut ini adalah gambaran struktur organisasi di kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi


(1)

LAMPIRAN 2

Gambar Lampiran 2: publikasi dengan materi penghargaan yang diraih tahun 2015


(2)

LAMPIRAN 3

Gambar Lampiran 3: Iklan Layanan Masyarakat tahun 2016

Gambar Lampiran 4: press interview tentang penentuan arah kiblat pada saat peristiwa Rashdul Qiblah


(3)

Lampiran 4

Gambar Lampiran 5: wujud peangkatan citra dengan mewujudkan instansi bersih dari korupsi


(4)

Lampiran 5

Gambar Lampiran 6: konferesi pers yang dimuat media


(5)

LAMPRAN 6

Gambar Lampitan 8: Undangan Peliputan dan publikasi yang dimuat media


(6)

Lampiran 7

Gambar Lampiran 10: dokumentasi dari wawancara bersama wartawan jambi ekspress

Gambar Lampiran 11: dokumentasi bersama staff humas Kemenag Provinsi jambi tahun 2016